Islam antara Agama dan Paganisme

Budaya2 PRA-Islam, apa, siapa dan betulkah jahiliyah ? Bgm pengaruh budaya2 purba itu pada Islam ?
Post Reply
MuridMurtad
Posts: 1081
Joined: Fri Sep 30, 2005 1:49 pm

KITAB al-ASNAM (The Book of Idols) karya Hisham ibn al-Kalbi

Post by MuridMurtad »

Di bawah adalah terjemahan ringkas (yang penting saja) dari Kitab-al-Asnam (The Book of Idols) karya Hisham ibn al-Kalbi. Selengkapnya (English) dapat didownload di :
http://www.answering-islam.org/Books/Al-Kalbi/index.htm


Pendahuluan.
Abu-al-Mundhir Hisham ibn-Muhammad ibn-al-Sa'ib ibn-Bishr al-Kalbi, lebih dikenal sebagai as ibn-al-Kalbi (d. A.H. 206/ A.D. 821-822), adalah anggota keluarga sarjana ternama yang tinggal di al-Kufah, konon satu dari dua pentolan intelektual dalam dunai Mualim. Seperti ayahnya , abu-al-Nadr Muhammad, dia menunjuk dirinya semata-mata hanya untuk penelitian sejarah dan filsafat di sebuah jaman dimana hadist adalah ilmu pengetahuan unggulan. Bukan hanya Muslim tertarik akan hidup dan kebiasaan Nabi, tetapi juga keinginan pejabat Islam resmi mencabut ke akar-akarnya semua yang menjadi bagian masa-masa Arabia penyembah berhala, menakut-nakuti orang-orang terpelajar yang mempelajari apa yang berkaitan dengan yang dinamakan jaman Jahilliyah. Menurut tradisionist yang kemudian mengontrol penuh kehidupan intelektual dari masyarakat, ibn Muhammad suatu ketika berkata, “ Islam menghancurkan semua yang mendahuluinya”. San Nabi, tidak dapat disangkal, mengangkat agama pagan di negaranya; tetapi para pengikutnya, dalam semangatnya membangun kepercayaan baru, membasmi segala sesuatu yang akarnya ada di tatanan yang lama. Konsekwensinya, para ahli sejarah (akhbariyun), yang bekerja untuk merekam masa lalu dan memelihara kemegahannya,
tidak dihormati di masyarakat Muslim, teristimewa selama periode awal Islam. Sejahrawan-sejahrawan besar berjaya selama periode kemudian. ……………………dst

Karyanya. Ibn-al-Kalbi adalah salah satu ilmuwan yang produktif di awal Islam. Al-Nadim medaftar tidak kurang dari seratus empat puluh judul darinya, sementara Yaqut berkata bahwa ada lebih dari seratus lima pulih judul. Dari ini dia menghitung seratus delapan belas dibawah otoritas al-Nadim dan menambahkan tiga untuknya sendiri, membuat daftarnya menjadi seratus dua puluh satu. Sayangnya, bagaimanapun, tidak ada
Selamat kecuali Jamharat di Nasab, Nasab Fhul al-Khayl fi al-Jahilliyah w-al-Islam, Kitab al-Mathalib, dan karya yang sekarang, yaitu Kitab al-Asnam. Meski demikian, mungkin untuk merekonstruksi sebagian besar dari karyanya dari kutipan-kutipan sumber lain yang berkaitan dengan otoritasnya. Pada kenyataannya, itu persis seperti yang Wellhausen kerjakan dalam kasus Kitab al-Asnam.

Kitab al- Asnam. Karya ini datang kepada kita dalam sebuah manuskrip yang unik dalam
Khizanah al-Zakiyah, perpustakaan pribadi almarhum Ahmad Zaki Pasha di Kairo, Mesir. Manuskrip ini, yang diterbitkan pertama kali olrh pemiliknya pada tahun 1914 dan kembali 1924, adalah satu dari manuskrip silsilah yang sanyat menarik dan sempurna yang diketahui. Ada penjelasan dari sebuah salinan yang dibuat oleh sarjana terkenal abu-Mansur Mawhub ibn- ahmad ibn-Muhammad ibn-al-Khidr al –Jawiliqi , pada AH 529 /AD 1135………………dst. terjemahkan sendiri.


Daftar isi :

Introduction
Isaf and Ni'ilah
Suwa'
Wadd
Yaghuth
Ya'uq
Nasr
Ri'am
Manah
Allat
Al-'Uzza
Dhu-al-Khalasah
Sa'd
Dhu-al-Kaffayn
Dhu-al-Shara
Al-Uqaysir
Nuhm
'A'im
Su'ayr
'Amm-Anas
The Ka'bah of Najran
The Ka'bah of Sindad
Al-Qalis
Al-Fals
Al-Ya'bub
Bajar




Allat

Mereka mengadopsi Allat sebagai dewi mereka. Allat berdiri di al-Ta'if, dan lebih kini dari Manah. Dia adalah sebuah batu karang berbentuk kubus disamping mana Yahudi tertentu menyediakan bubur jewawut (sawiq). Pemeliharaannya ditangan banu-'Attab ibn-Malik dari haqif, yang membuat bangunan di atasnya, Suku Quraysh, seperti juga semua orang Arab, biasa memuja Allat. Mereka juga menyebut anak-anak mereka di depannya, memenggil mereka Zayd-Allat dan Taym-Allat.

Dia berdiri di sebelah kiri menara yang sekarang adalah Mesjid al-Ta’if. Dia adalah berhala yang disebut dalam Quran.

Juga adalah Allat yang sama yang 'Amr ibn-al-Ju'ayd maksud .

Aws ibn-Hajar , bersumpah demi Allat, katanya:
“Demi Allat dan al-‘Uzza dan yang percaya kepada mereka,
Dan demi Allah, sesungguhnya Dia lebih besar dari keduanya.”



The Ka'bah of Najran

Banu-al-Harith ibn-Ka'b mempunyai di Najran sebuah Kabah yang mereka muliakan. Ini adalah yang al A’sha sebutkan.

dalam salah satu dari syair-syairnya. Ia diklaim bukan sebuah Ka’bah untuk berdoa, tetapi sekedar sebuah hall untuk orang-orang yang mempertunjukan puisinya, Menurut pendapatku, ini kemungkinan besar menjadi masalah, kerena aku tidak mendengar banu-al-Harith pernah menyebut dalam syairnya.



The Ka'bah of Sindad

Iyid mempunyai Ka’bah yang lain di Sindad, berlokasi di sebuah daerah antara al-Kufah dan al-Basrah. Ini adalah salah satu yang al-Aswad ibn-Ya'fur sebutkan [dalam sebuah syairnya]. Aku bagaimanapun, mendengar bahwa rumah ini bukan tempat pemujaan, Tetapi lebih sebagai bangunan untuk perayaan; sebagai konsekwensinya al-Aswad menyebutnya

Kalau sempat akan dilengkapi dan dilanjutkan.
User avatar
abd_el_maseeh_el_banjari
Posts: 161
Joined: Sat Nov 18, 2006 7:22 pm
Location: Egypt
Contact:

Islam antara Agama dan Paganisme

Post by abd_el_maseeh_el_banjari »

ISLAM ANTARA AGAMA DAN PAGANISME

Author : Rev Fr Zakharia Boutros
Translator : Abd El Maseeh El Banjari
===============================================

Islam pada hakekatnya menyatakan dirinya sebagai “Rahmatan lil ‘Alam” melalui Muhammad, via Jibril di Gua Hira. Islam berasal dari kata “Salaama” (السَّلْم) yang berarti damai, sesuai dan seturut dengan pernyatan Qur’an, saya berikan kutipannya:
021.107 وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
021.107 We sent thee not, but as a Mercy for all creatures.

Islam juga memberikan penghargaan (penghormatan) kepada para Nabi terdahulu dan juga mengajarkan syari’at yang telah diturunkan oleh Allah kepada nabi atau rasul terdahulu, dan Islam juga dengan (Qur’an)nya merupakan suatu petunjuk dan pembanding kitab – kitab sebelumnya, tapi walhasil Qur’an gagal membuktikan kebenarannya yang berasal dari Allah dan juga gugurlah pernyataan Allah bahwa Qur’an adalah kitab yang mulia, dan juga Qur’an gagal sebagai Nurul Alam seperti yang dikatakan Allah, serta Qur’an juga gagal memberikan bukti – bukti yang shahih dan rahmat bagi kaum beriman seperti yang dikatakan Allah, serta juga Qur’an gagal memberikan penjelasan yang sejelas – jelasnya bagi kaum beriman seperti yang dikatakan Allah, serta Allah gagal memelihara kebenaran Qur’an, serta Qur’an juga gagal agar orang dapat berolah pikir yang benar, lagi – lgi Qur’an juga gagal memberikan hal – hal secara terperinci serta lagi Qur’an juga gagal yang konon katanya tidak ada hal – hal yang membengkokkan didalamnya11 dan juga memberikan kesaksian bahwa terdapat banyak pertentangan didalamnya dan juga memperkuat bahwa Qur’an buatan Muhammad dan Qur’an juga bukan berasal dari ilmu Allah melainkan dari pengetahuan Muhammad yang “copy paste” dari kitab sebelumnya.
Wahyu yang diberikan Allah kepada Muhammad via Jibril banyak sekali mengandung “ historical errors”, yang mana perlu dikaji ulang dan dianalisa lagi tentang kebenaran dan keabsahan Al – Qur’an agar banyak orang tidak terpengaruh oleh buaian “nina bobo” dari sang Nabi tercinta. Maka marilah kita menguji kebenaran Al – Qur’an mulai dari sejarahnya hingga tentang sejarah yang lain, yang mana konon merupakan Ilmu Allah, yang seharusnya terperinci, tidak bengkok, dan tidak ada “crush” di dalamnya. Atas nama kejujuran yang dilimpahkan oleh Allah dan atas idzin Sayidinia Al Maseeh Al Mukhallish Al ‘alam marilah kita telaah kebenaran Qur’an.

HUBUNGAN ISLAM DAN SIMBOL BULAN

Salah satu pertanyaan tentang hubungan Islam dan simbol bulan, adalah dari dari (yang dihormati) Syaikh Al Karadawy dimana seraya menjawab “tidak ada hubungannya antara Islam dengan simbol bulan pada masjid.”, begitulah jawaban dari seorang Syaikh serya wajah beliau merah padam akan pertanyaan itu.

Saya ragu dan khawatir, bagaimana mungkin seorang Syaikh bisa berkata demikian, atau apakah beliau tidak tau akan hal tersebut??? Atau apakah Syaikh ini mencoba untuk menyangkal pertanyaan ini dan menyembunyikan kebenaran yang ada dalam Islam????
Sesungguhnya ada hubungan yang erat antara Islam dan Paganisme yakni simbol bulan pada masjid, inilah faktanya:

Pada Quran banyak sekali surah dan nomor ayat yang bercerita tentang sabit dan bulan sebanyak 50 surah, sedangkan jumlah nomor dalam surah di Quran yang menceritakan hal tersebut adalah sebanyak 2027, anda bisa bayangkan banyaknya ayat dan nomor ayat yang menceritakan hal ini????

TENTANG BULAN
Apabila kita membaca Quran, kita dapat melihat Aulloh telah bersumpah demi bulan, seperti ayat dibawah ini:

Surat Al-Muddathir 32 - 33:" by the moon, And by the night when it withdraws"

Surat Ash-Shams1 - 2:" by the sun and its brightness, And by the moon as it follows it"

Menurut kepada sumber rujukan yakni Ensiklopedi Islam, bagian 2 halaman 10055 dikatakan disana “bulan sabit mempunyai arti yang sangat penting dan besar dalam perundang – undangan Islam.” Serta disana juga menampilkan 55 bukti untuk hal tersebut, seperti kalender Hijriah menggunakan sistem peredaran bulan, begitu juga dengan puasa Ramadhan dan haji, dimana semuanya itu terkait pada bulan sabit (peredaran).

Hal ini diucapkan Aulloh dan tercatitkan dalam Quran Surah Al Baqarah 189 “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.”


BULAN SABIT ADALAH LAMBANG ISLAM YANG DIPUNGUT DARI PAGAN ARAB

Bulan sabit telah ditempatkan dalam mata uang Islam pada zaman Salah Al Din Al Ayouby, serta telah dihadirkan pertama kali serta ditaruh diatas kubah pada masjid kobat Al Shakra, serta telah ditempatkan pada telinga (anting – anting) dan perhiasan pada manusia, dan juga merupakan lambang untuk pemimpin Islam dalam keseluruhan sejarahnya.

Kebiadaban Islam yang terkenal dan tidak dapat diampuni lagi yakni pada waktu Islamic Conquest ditanah Eropa pertama kali yakni pengubahan gereja menjadi mesjid, dimana lambang salib dihancurkan dan diganti dengan bulan sabit sebagai simbol agama biadab ini (Islam).

Lambang bulan sabit telah ditempatkan diatas kubah pada semua masjid didunia, dan juga menjadi simbol kebiadaban Islam yakni Turki Ottoman, serta telah ditempatkan pada bendera kenegaraan seperti Malaysia, Nigeria, Mesir, Tunisia, Algeria, Malawi dan Mauritania.

Lambang bulan sabit ini menjadi lambang untuk kuburan orang Islam, dimana untuk menyaingi agama Yahudi dan Kristen yang sejak dulu sudah ada.

Hal yang tidak diketahui oleh orang Islam yang awan, adalah tentang asal usul bulan sabit itu sendiri, yang nyatanya telah digunakan sebagai simbol untuk agama Islam, dimana para sejarawan Islam telah menutup – nutupi hal ini.

Hal yang telah ditutupi oleh sejarawan Islam adalah tentang asal usul bulan sabit dimana bulan sabit tersebut (lambangnya) dulu berasal dari zaman Pra Arab kuno pagan, dimana merupakan simbol pagan yang mana ditransformasikan sebagai Dewa Bulan.

Menurut kepada rujukan refrensi yakni The encyclopedias Britannica telah disebutkan pada bagian 1 halaman 1057 – 1058 yakni “Suku bangsa Arab diselatan (Kedar) hingga jazirah Arab telah menyebah trinity pagan yakni terdiri dari Al – Lah sebagai dewa bulan, Al – Lat sebagai dewa matahari, dan Ashtar sebagai anak dewa, dimana Al – Lah merupakan yang terbesar diantara dua dewa lainnya dan ditransformasikan sebagai bulan sabit.” Referensi diatas bersetuju dan bersedudukan dengan Ensiklopedia Islam.

Menurut pengakuan seorang Doktor lulusan Al Azhar yakni DR. Al Kemny menyatakan dalam bukunya “The Legendary in Quran”, pada halaman 4 s/d 11 dikatakan disana “diantara banyak nama dewa Arab pagan yakni kitth yang di tarjamahkan menjadi Al – Lah, sebagai dewa bulan dan dewa penjaga rumah suci (Ka’bah) di Mekkah.”

Berdasarkan rujukan refrensi dan orang yang ahli di arkeologi ini telah melakukan suatu penelitian di jazirah Arab, telah ditemukan yakni “Al - Lah” dimana sebagai dewa bulan dan penjaga ka’bah dan disembah oleh suku – suku di jazirah Arab seperti Korish, kedar dll, dimana patungnya berada disamping Ka’bah dan ada juga di dalam Ka’bah dalam bentuk emas. Orang – orang yang menyembah dewa bulan (Al – lah) telah menyingkatnya menjadi Aullah. Hal ini bersetuju dengan sikap Muhamad dengan menyebut Aullah Akbar dimana telah diambil dari aklamasi suku Korish.

Pada waktu Muhammad melakukan Islamisasi kepada suku Korish, orang – orang Korish tidak kaget mendengar ceramah Muhammad tentang Aulloh, dan suku Korish telah lama mengetahui dan menyembah Aulloh, dan tidak ada jawaban untuk menayakan kepada Muhammad tentang Aulloh oleh suku Korish, karena Muhammad dan suku Korish sangat familiar tentang lafadz Aulloh, sehingga Muhammad telah mengangkat kultur penyembahan dewa bulan ini.

Sebagai yang terbesar diantara semua dewa, mereka dan Muhammad meyebutnya Aulloh yang terbesar atau dalam bahasa Arab “Aulloh Akbar”.

Pertanyaan saya adalah:

1. Kenapa Aulloh telah bersumpah demi bulan dalam Quran seperti dalam Surah Al Muddathir 32 – 33???

2. Apakah Aulloh yang telah bersumpah dalam Quran adalah dewa bulannya pagan???


Marilah saya melanjutkan hal diatas yang telah menjadi fenomena dalan dunia Islam ini dan membuka selubung serta fenomena dalam dunia Islam serta transparansi didalamnya berdasarkan bukti yang kuat tanpa ada caci maki dalam mengulas hal tersebut.

Bulan telah menjadi dewa, dan masyarakat di jazirah Arab selama rentang waktu sebelum dan zaman Muhammad telah menyebah Aulloh (dewa bulan), dan menggangap bulan sabit sebagai simbol serta menyembahnya (dewa bulan), dan hal ini telah disebutkan oleh Doktor Al Kemny dalam bukunya, dimana Muhammad berusaha keras membujuk orang Yahudi dan Maseehiyyin (Kristen) disana untuk masuk Islam dan sama sama menyembah Aulloh (dewa bulan) tetapi tidak berhasil dalam pengislaman agama tersebut (Yahudi dan Kristen). Jadi Muhammad menunjukkan penghormatannya untuk bulan serta Ka’bah dan telah melakukan semua ritual pagan seperti haji, mencium batu hitam (Hajar Aswad) dll, dan berusaha untuk menyenangkan penyembah berhala tersebut.

Doktor Al Kemny dalam bukunya pada halaman 11 dituliskan disana yakni “Al – lah adalah dewa bulan dengan jenis laki – laki, dan Al – lat adalah dewa matahari dengan jenis perempuan, dimana melakukan hubungan sex dan lahirlah Ashtar dimana Ashtar dengan simbolnya yakni bintang.”

Jadi disamping bulan sabit ditambah lagi suatu bintang yang bercokol disana (dekat pangkalnya) diatas kubah masjid dimana merupakan penjelmaan dari Al – lah dan puteranya Atshar (hasil hubungan sex dengan Al – lat). Untuk lebih jelasnya tentang hal ini silahkan log on di http://www.biblebelievers.org dengan dibawah judul yakni “archaeology of the middle east", disana disebutkan bahwa ahli arkeologi telah menemukan banyak kuil untuk Al – lah (dewa bulan) secara luas telah ada tetapi dihancurkan yakni di Turki hingga sungai Nil. Tetapi ada yang masih utuh yakni Ka’bah di Makkah hingga sekarang.

Lambang bulan sabit telah hadir di penjara ; mereka juga telah membuiat roti dengan bentuk bulan sabit sebagai makanan kudus yang dipersembahkan kepada Al – lah, pada abad sebelumnya telah ditemukan suatu kuil besar untuk dea bulan di daerah Palestina atau yang dikenal sebagai Hazer, yang mana didalamnya ditemukan dua patung laki laki duduk diatas tahta dengan bulan sabit mengukir diatas dada mereka.
Pada abad ke – 19 para ahli arkeologi telah melakukan penggalian di daerah Saba’ dan Kotban di jazirah Arab dan menemukan naskah kuno yang menunjukkan daerah tersebut telah pernah dibangun suatu kuil untuk dewa bulan, beserta tata cara ibadah mereka. Serta ditemukan beribu ribu fosil telah ditemukan dengan dewa bulan dengan simbol bulan sabit diatas.

Pertanyaan saya kepada Islamic Scholar, karena mereka telah menempatkan lambang bulan dan bintang diatas kubah mereka (masjid) adalah:

I.Dalam Quran Surah Al Anbiyaa’ disebutkan disana bahwa Nabi Abraham (semoga dirahmati oleh Allah) telah mebuang patung berhala disana, dan Muhammad juga telah membuang patung berhala dari Ka’bah, jadi kenapa menggunakan bulan sabit dan bintang diatas kubah masjid, bukankah ini jelas – jelas menyembah berhala????

Saran saya kepada Islamic Scholar yakni seharusnya anda (Muslim dan Muslimah) tau betul seluk beluk Islam yang sesungguhnya.


===============================================
User avatar
abd_el_maseeh_el_banjari
Posts: 161
Joined: Sat Nov 18, 2006 7:22 pm
Location: Egypt
Contact:

Muhammad dan Agama Hanif di Jazirah Arab Pagan

Post by abd_el_maseeh_el_banjari »

Muhammad dan Agama Hanif di Jazirah Arab Pagan


Author : Rev Fr Zakharia Boutros
Translator : Abd El Maseeh El Banjari
===============================================

Islam pada hakekatnya menyatakan dirinya sebagai “Rahmatan lil ‘Alam” melalui Muhammad, via Jibril di Gua Hira. Islam berasal dari kata “Salaama” (السَّلْم) yang berarti damai, sesuai dan seturut dengan pernyatan Qur’an, saya berikan kutipannya:
021.107 وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
021.107 We sent thee not, but as a Mercy for all creatures.

Islam juga memberikan penghargaan (penghormatan) kepada para Nabi terdahulu dan juga mengajarkan syari’at yang telah diturunkan oleh Allah kepada nabi atau rasul terdahulu, dan Islam juga dengan (Qur’an)nya merupakan suatu petunjuk dan pembanding kitab – kitab sebelumnya, tapi walhasil Qur’an gagal membuktikan kebenarannya yang berasal dari Allah dan juga gugurlah pernyataan Allah bahwa Qur’an adalah kitab yang mulia, dan juga Qur’an gagal sebagai Nurul Alam seperti yang dikatakan Allah, serta Qur’an juga gagal memberikan bukti – bukti yang shahih dan rahmat bagi kaum beriman seperti yang dikatakan Allah, serta juga Qur’an gagal memberikan penjelasan yang sejelas – jelasnya bagi kaum beriman seperti yang dikatakan Allah, serta Allah gagal memelihara kebenaran Qur’an, serta Qur’an juga gagal agar orang dapat berolah pikir yang benar, lagi – lgi Qur’an juga gagal memberikan hal – hal secara terperinci serta lagi Qur’an juga gagal yang konon katanya tidak ada hal – hal yang membengkokkan didalamnya11 dan juga memberikan kesaksian bahwa terdapat banyak pertentangan didalamnya dan juga memperkuat bahwa Qur’an buatan Muhammad dan Qur’an juga bukan berasal dari ilmu Allah melainkan dari pengetahuan Muhammad yang “copy paste” dari kitab sebelumnya.

Wahyu yang diberikan Allah kepada Muhammad via Jibril banyak sekali mengandung “ historical errors”, yang mana perlu dikaji ulang dan dianalisa lagi tentang kebenaran dan keabsahan Al – Qur’an agar banyak orang tidak terpengaruh oleh buaian “nina bobo” dari sang Nabi tercinta. Maka marilah kita menguji kebenaran Al – Qur’an mulai dari sejarahnya hingga tentang sejarah yang lain, yang mana konon merupakan Ilmu Allah, yang seharusnya terperinci, tidak bengkok, dan tidak ada “crush” di dalamnya. Atas nama kejujuran yang dilimpahkan oleh Allah dan atas idzin Sayidinia Al Maseeh Al Mukhallish Al ‘alam marilah kita telaah kebenaran Qur’an.
===============================================
MONOTHEISME PRA ISLAM DI JAZIRAH ARAB
Secara definitif monotheisme sudah ada dan dikenal di jazirah Arab sebelum masa Muhammad, dalam Ensiklopedia Islam bagian 4 halaman 133 dikatakan disana “banyak di sana (jazirah Arab) termasuk masyarakat di Mekkah pra Islam telah mengimani hanya ada satu Tuhan, serta percaya hari akhir; kakek Muhammad (Abdul Muteleb) dan Zaid Ibn Amre adalah seorang Hanifian, mereka juga percaya hanya ada satu Tuhan, begitu juga dengan Keas Ibn Sa’da dan Waraqa bin Nofail, merka juga seorang Nazaret dan percaya hanya ada satu Tuhan.”

Agama Hanafian sudah disebutkan sebelumnya, yakni percaya akan satu Tuhan, mereka mengikuti ajaran Nabi Abraham dan bukan seorang Polytheist, begitu juga dengan Muhammad adalah seorang Hanifian (bukan Islam, red), dalam Qur’an di Surah Al Baqarah 135 dikatakan disana " we follow only the religion of Ibrahim Hanifa", serta dalam Kisah kehidupan Muhammad karangan Ibn Ishaq dan diedit ulang oleh Ibn Hesham pada halaman 219, dikatakan disana dasar – dasar dari Agama Hanifian yang ditulis oleh Pujangga Pra Islam Zaid Ibn Amre (dalam bahasa Inggris):

Is it one God or thousand gods (idol), If they divide things, I worship neither Al-'Uzza (idol). Nor the two idols of Bane Amre, But I worship my lord. I worship? I secluded Alat and Elouza all of them, nor her two daughters, neither Hobble who was a god, the most gracious, the most forgiver.

Dalam Sirakh Muhammad karangan Ibn Ishaq dan diedit oleh Ibn Hesham, telah disebutkan disana bahwa sebelum Muhammad menerima wahyu, disana telah ada sebuah daging yang terletak diatas meja dalam kota Balbh, dikarenakan Zaid Ibn Amre telah menjadi seorang Hanifian, dia menolak makanan tersebut dengan lantang seraya berkata: “saya tidak akan makan (daging) dari apa yang dipersembahkan kepada berhala dalam nama Tuhan” tetapi pada saat yang bersamaan Muhammad memakan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala (add dari saya: contoh teladan seorang Nabi Allah).

Ibn Hesham, kemudian melanjutkan perkataannya, dimana Al Shohily memberikan komentar dari Ibn Hesham “bagaimana tindakan Zaid Ibn Amre menolak daging yang telah dipersembahkan kepada berrhala, tetapi sungguh aneh bahwa Muhammad memakan daging yang sudah dipersembahkan kepada berhala pada saat itu.”

Salah seorang Hanafian adalah Omi'ah Ibn Abe-Alsalat, dalam puisinya telah berkata:
“tiap – tiap Agama adalah untuk Tuhan, dan dalam hari kebangkitan, kecuali Hanifa adalah Agama yang salah”

Serta dalam Quran Sural Al Imran 19, dikatakan disana: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” Kata Islam disana sebenarnya tidak ada dalam mushaf Quran manapun tetapi telah diganti dari Hanifa menjadi Islam, oleh seorang sahabat sekaligus penghianat yakni Othman, dimana dia menggantinya kata Hanifa menjadi Islam serta membakar semua mushaf Quran yang ada, terkecuali Quran Othman sendiri.

Tetapi Islam sekarang sangat kontras sekali dilapangan dan mencap Agama selain Islam adalah sesat dan kafir, perlu diketahui bahwa Agama Yahudi, Sabian, dan Kristen adalah monotheisme dan bukan politheisme seperti dalam Quran surah Al Baqarah 62 :

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Frase kata “beriman kepada Allah” jelas – jelas mengindikasikan bahwa 3 Agama yang disebutkan oleh Surah Baqarah 62 adalah Monotehisme dan bukan Polytheisme.

Pada masyarakat Korish juga telah percaya akan hanya satu Allah, sebagai suatu bukti dan contoh adalah sebagai berikut:

1)Al Talbia

“Labbik Al-Lahom Labbik, Labbik La-Sharek Lak Labbik”, dimana yang artinya adalah O Allah kami memenuhi panggilan-Mu dan datang kepada-Mu, tiada sekutu dengan-Mu.
Aklamasi pada poin (1) sekarang masih dilestarikan oleh Islam di Mekkah pada hari haji, dimana dulu shahadat ini berasal dari masyarakat Korish, sebagai tanda kepercayaan mereka akan satu Tuhan.

2). Al-Takbeer

“Allah Akbar” yang artinya Allah Maha Besar, dimana kalimat ini sudah ada sebelum pra Islam, dimana dalam "As- Syrah Al- Halabya" bagian 1 dikatakan disana “ ketika pengampunan Abdul Muteleb telah diterima untuk anaknya Abdullah, Kakeknya Muhammad ketika ia berjanji kepada-Nya jika ia telah diberkati dengan sepuluh anak, dia akan membunuh salah satu dari mereka”.

Ketika telah diberikan Tuhan dia sepuluh anak maka ia mengundi dan undiannya jatuh kepada Abdullah, kemudian dari itu datanglah semua suku Korish untuk menghentikan pembantaian tersebut, kemudian dia berkonsultasi dengan seorang dukun.

Dukun (perempuan) itu menceritakan kepada dia untuk hanya boleh membunuh seekor unta sebagai pengampunan kepada dia, kemudian dia mengundi antara Abdullah dan Unta, tetapi undian itu jatuh kepada unta dan kemudian unta tersebut dibunuh dengan jumlah unta yakni 10 buah, dimana sampai pengundian yang kesepuluh semuanya jatuh kepada unta, dan mereka (suku Korish) membantai unta yang banyaknya 100 ekor, kemudian masyrakat Korish bersukaria dan bersorak “Allah Akbar” sebagai ungkapan penebusannya telah diterima.

Tetapi yang fatalnya dalam Quran dikatakan bahwa suku Korish adalah polytheism dan bukan monotheism. Mereka benar – benar mengakui hanya satu Tuhan, tetapi mereka mempunyai penghubung / perantara antara manusia dengan Tuhan, seperti Al Lat, Al Uzza, dan Manat dimana ketika Muhammad berharap dan ingin agar suku Korish mengikuti dia (Muhammad). Kemudian setan menggunakan lidahnya (Muhammad) untuk mengatakan {those great Gharaneek, their intercession are well accepted} jadi pada saat suku korish tak berdaya akibat ulah Muhammad, lalu tiba – tiba datang Malaikat (????) Gabriel datang kepada Muhammad sambil menegur dan mengatakan bahwa kata – kata tersebut telah ditaruh setan dalam mulut Muhammad.

Tetapi Muhammad telah plin – plan begitu juga dengan Aullohnya, yang menjadi pertanyaan bagi umat Islam:

1). Dalam Quran surah Al Baqarah 62 dikatakan bahwa Agama Yahudi, Sabians dan Kristian adalah monotheisme dan bukan polytheisme, tetapi nyatanya ada ayat dalam Quran yang mengatakan bahwa Kristian dan Yahudi adalah Polytheisme yakni dalam QS 10:68 ; QS 9:30 ; dan QS 4:171. bagaimana mungkin Kalam Allah memberikan 2 kontradiksi yang berbeda?????????

2). Muhammad telah diperintahkan untuk mengikuti Agama Hanifa dalam QS 16:120 yang bunyinya: “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” Contoh lain seperti QS 16:120 ; QS 3:67 ; dan QS2:135. tetapi kenapa Muhammad membentuk Agama lain (Islam)?????

3). Menurut umat Islam, bahwa Islam adalah Agama yang hanif / lurus serta tidak meyekutukan Aulloh, tetapi hal ini sangat kontras sekali dengan Agama Abraham,contohnya yakni Idul Adha / hari haji, dimana Islam mengeliling kab’ah dan mencium hajar aswad yang jelas – jelas menyekutukan Aulloh, apakah Islam juga Hanif??????

4). Dalam Hadith Riwayat Muslim dan Buchari dsabdakan: Dari 'Aisyah radliyallâhu 'anha dia berkata, Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam bersabda, "Barangsiapa yang mengada-ada (memperbuat sesuatu yang baru) di dalam urusan kami ini (agama) sesuatu yang bukan bersumber padanya (tidak disyari'atkan), maka ia tertolak." (HR.al-Bukhari), dan Di dalam riwayat Imam Muslim dinyatakan, "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan termasuk urusan kami (agama), maka ia tertolak."

Seorang Ahli Tafsir Hadith yakni Imam an-Nawawiy rahimahullah berkata, "Hadits ini layak sekali untuk diingat dan dijadikan sebagai saksi/bukti terhadap kebatilan semua perbuatan munkar."

Jelas ini mengindikasikan kepada Islam, kenapa saya mengatakan demikian karena Ibadah haji adalah ibadah yang mengada – ada dan tidak pernah disyariatkan Allah kepada nabi / rasul sebelum Muhammad serta mengandung unsur syirik dan menyekutukan Aulloh, dan otomatis iman Islam tertolak. Dan perbuatan Islam dalam Ibadah Haji adalah perbuatan keji dan mungkar kepada Aulloh, sedangkan Aulloh sendiri tiada pernah menyuruh tentang haji, tetapi kenapa Muhammad mengarangnya dan mengambil dari Agama Pagan Korish?????????
Post Reply