Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

SAMBUTAN, PENJELASAN, artikel dan debat dari PENDIRI SITUS; ALI SINA. Artikel2 A Sina lainnya masih bisa ditemukan dalam Ruang REFERENSI sesuai dgn topiknya.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by anne »

Mubahila: Turnamen Mengutuk Islami
http://alisina.org/mubahila-the-islamic ... ournament/

Diposkan Ali Sina, 17 Februari 2012

Image

Mubahila adalah praktek konyol yang dilembagakan Muhammad dalam Qur’an. Saat ia masih belum kuat untuk membunuh musuh-musuhnya, ia akan mengajak mereka untuk saling mengutuk satu sama lain, agar pihak yang bersalah mati. Praktek Mubahila ini benar-benar omong kosong, namun umat Islam tidak dapat menyingkirkannya karena tercantum dalam Qur’an.

April 2008, Mr. Shabir Bhatti, seorang Muslim Pakistan menantang saya untuk melakukan mubahila. Berikut diskusi kami:
Shabir Bhatti [email protected]

tanggal: 22 Apr. 2008
perihal: Undangan untuk bermubahila

Ini adalah undangan pada Ali Sina untuk ber-mubahila, semoga Tuhan yang memutuskan siapa yang salah dan siapa yang benar.

Ali Sina,
Aku telah membaca semua sampah yang kau tulis di websitemu. Aku bahkan merasa tidak tepat untuk berargumentasi dengan orang sepertimu, sebab itu aku mengajukan cara lain untuk memecahkan masalah ini.

Aku menantangmu untuk melakukan mubahila, aku akan berdoa pada Tuhanku sesuai agamaku dan kau berdoalah pada siapapun yang kau percayai, dan orang pertama yang meninggal dalam waktu 90 hari, ialah yang bersalah.

Jika kau merasa benar dan mau menerima tantanganku, hubungi aku dengan suatu kesepakatan. Kita tunggu dalam 90 hari setelah kesepakatanmu dan lihat saja siapa yang salah.

Jika kau tidak menerima tantangan ini, kusarankan kau menutup websitemu.

Aku menyebarkan website ini ke sebanyak mungkin orang-orang dengan merefer ke websitemu agar mereka menjadi saksi.

Kusarankan kau melakukan hal serupa.

Kutunggu jawabanmu,

Shabir Bhatti ([email protected])
Aku membalas:

Dan bagaimana kita tahu siapa yang menang setelah 90 hari?
Yang bersalah tidak akan hidup di hari ke-91. Jika aku yang salah, aku akan meninggal sebelum bulan ketiga berakhir, dan jika kau yang salah, kau yang akan meninggal.

Kau menerima?
Mr. Shabir Bhatti:

Aku menerima kau doakan meninggal dalam 90 hari. Namun, aku tidak akan berdoa untuk kematianmu, melainkan aku berdoa untuk pencerahanmu. Aku tidak melabuhkan iman yang sakit pada siapapun. Aku menganggap Muslim sebagai korban utama sebuah kebohongan, dan tujuanku adalah menolong mereka melihat kebenaran, meninggalkan cult/ajaran sesat mereka, serta hidup makmur dan bahagia selamanya. Berdoa untuk kematian orang bertentangan dengan nilai-nilai yang kuanut. Aku tidak menganggapnya sesuatu yang etis untuk dilakukan. Malah sebenarnya aku menganggapnya konyol. Ada banyak orang yang aku berharap segera meninggal dan pergi ke neraka, seperti Osama bin Laden, orang-orang yang kejam di Iran, dsbnya. Walau demikian, aku tidak duduk lalu berdoa untuk kematian mereka. Hanya membuang waktuku saja.

Kau tampaknya mengira bahwa dengan memohonkan hal jahat untukku, aku akan meninggal. Faktanya, setiap orang dapat meninggal kapan saja. Tak seorangpun dapat memastikan tetap hidup di hari berikutnya. Sebab itu, selalu ada kemungkinan salah seorang dari kita meninggal dalam 90 hari mendatang. Ini seharusnya dikaitkan dengan peluang bukan dengan akibat kutukan. Katakanlah aku meninggal dalam 90 hari, hal tersebut bukanlah bukti bahwa aku meninggal karena kutukanmu. Namun, bagaimana jika aku tidak meninggal? Itu akan membuktikan bahwa kutukanmu tidak berdampak apapun dan Allah-mu palsu. Apa yang akan kau lakukan jika kau melihat aku masih hidup dalam selang 90 hari? Akankah kau kemudian menerima kenyataan bahwa Islam adalah sebuah kebohongan? Allah dalam Qur’an menetapkan mubahila sebagai semacam legitimasi dalam pencarian kebenaran.

Q 3:61, “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.”


Karena aku tidak percaya pada omong kosong ini dan tidak menghendaki kau terluka, aku tidak akan berdoa untuk kematianmu, namun kusambut kutukanmu. Engkau juga berhak mengajak semua Muslim yang kau temui, termasuk yang membaca ini (Aku akan mempublikasikannya juga) untuk bergabung denganmu, menjatuhkan kutukan dan memohonkan hal jahat padaku, sehingga aku bisa meninggal dalam 90 hari. Kusarankan kau menulis ke semua situs Islami dan meminta mereka mengiklankan mubahila sepihak ini. Masuklah ke halaman komentar Muslim di situs faithfreedom.org, dan menulislah pada semua Muslim yang menginginkan kematianku agar bergabung denganmu dalam usaha ‘dahsyat’ ini. Mungkin jika jutaan Muslim bergabung, kutukanmu lebih memiliki kekuatan.

Namun, bila periode ini berakhir dan aku masih hidup, maukah kau mulai mempertanyakan kebenaran Qur’an dan klaim Muhammad? Apakah ini cukup bagimu untuk melihat bahwa Muhammad seorang pendusta?

Sementara Yesus memohon pengampunan bagi mereka yang menyalibNya, Muhammad memendam begitu banyak kebencian dalam hatinya terhadap mereka yang menolaknya, sehingga ia sering mengutuki mereka.

Berikut beberapa contoh:

Volume 5, Book 59, Number 397:
Diriwayatkan ayah Salim:
Bahwa ia mendengar Rasullullah, saat menegakkan kepala setelah menunduk di Rak’a pertama sembahyang subuh, berkata, “Ya Allah! Kutuklah ini dan itu, dan ini dan itu” setelah ia berkata, “Allah mendengar orang yang berdoa padaNya. Tuhan kami, segala puji bagimu!” Kemudian Allah mewahyukan: “Bukan padamu (Wahai Muhammad!)….(hingga akhir ayat) mereka sesungguhnya orang –orang yang zalim.” (3:128) Salim bin ‘Abdullah berkata’ “Rasullullah biasa memohonkan malapetaka terhadap Safwan bin Umaiya, Suhail bin ‘Amr dan Al-Harith bin Hisham. Maka ayat tersebut diwahyukan, “Bukan padamu (Wahai Muhammad!)….(hingga akhir ayat) mereka sesungguhnya orang –orang yang zalim.” (3:128)


Q 3:128, “Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.”

Ayat 3:128 mengatakan, terserah pada Allah untuk memutuskan apakah ia akan menghukum orang atau tidak. Psikopat licik ini adalah seorang master manipulator. Ia tahu kutukannya tidak berdampak, dan Allah imajinernya hanya khayalannya saja. Ia menaruh kata-kata ini di mulut tuhannya sehingga para pengikutnya tidak mengetahui ia hanyalah seorang pendusta tanpa kuasa apapun. Tidak seperti kau yang kelihatannya benar-benar percaya omong kosong ini, sampai-sampai kau mempertaruhkan reputasi atau imanmu dan berjanji meninggalkan Islam bila kutukanmu tidak terwujud, Muhammad sadar bahwa ia berdusta. Ia merancang sendiri cara meloloskan diri.

Ini versi berbeda dari hadist yang sama:

Volume 6, Book 60, Number 83:
Diriwayatkan Abu Huraira:
Kapan saja Rasullullah bermaksud memohonkan malapetaka atau kebaikan untuk seseorang, ia biasa melibatkan Allah setelah membungkuk (dalam sholat). Kadangkala setelah berkata, “Allah mendengar orang yang berdoa padaNya, segala puji bagiMu, ya Tuhan kami,” ia akan berkata, “Ya Allah, selamatkan Al-Walid bin Al-Walid dan Salama bin Hisham, dan ‘Aiyash bin Abu Rabi’a. Ya Allah! Berikan siksaMu yang berat pada Mudar (kaum) dan timpakan mereka dengan (kelaparan) bertahun seperti saat Yusuf.” Nabi biasa berdoa dengan suara keras, dan ia juga biasa berdoa di beberapa sholat Fajr, “Ya Allah! Kutuklah ini dan itu, dan ini dan itu.” Sambil menyebut nama-nama suku/kaum Arab hingga Allah mewahyukan: “Bukan padamu (Wahai Muhammad) (tapi pada Allah) keputusannya.” (3:128)


Inilah ajaran roh jahat itu:

Book 009, Number 3562:
Ibn ‘Umar (rahmat Allah beserta mereka) meriwayatkan: Rasullullah (pbuh) meminta seseorang yang dalam kemarahan dan istrinya untuk mengutuk (satu sama lain untuk membuktikan kebenaran mereka), dan kemudian menceraikan mereka.


Apakah saling mengutuk satu sama lain merupakan jalan yang benar untuk mencapai kebenaran? Bagaimana dengan mencari fakta, investigasi, dialog, bernalar dan berlogika? Muhammad dan para pengikutnya tidak menginginkan semua itu. Mereka tidak memiliki pemahaman akan istilah-istilah tersebut. Yang dapat mereka lakukan hanyalah mengutuk, dan bila tidak berhasil terorisme mengambil alih. Sungguh sebuah agama yang menyedihkan!

Salam,
Ali Sina

Mr. Bhatti menjawab:
Percayakah kau pada Tuhan yang Mahatinggi, Tuhan langit dan bumi, Tuhan yang menciptakan segala sesuatu?
Mr. Bhatti:

Apakah aku percaya pada Tuhan atau tidak, tidak mengubah fakta bahwa Islam adalah suatu kebohongan. Katakanlah aku percaya pada Tuhan. Apa hubungannya Islam dengan Tuhan? Ini seperti para pengikut David Koresh, orang gila yang mendirikan sebuah agama serta menyebabkan kematian puluhan pengikutnya. Ia berkata jika kau percaya pada Tuhan kau juga harus percaya pada David Koresh. Aku tidak melihat hubungan antara Tuhan dan Muhammad. Muhammad seorang penipu, pendusta. Pria sesat ini tidak memiliki pemahaman akan Tuhan. Ia menggunakan Tuhan untuk menipu orang-orang. Argumen yang sering digunakan Muslim ini non sequitur.
Ini bukan mengenai aku mendoakan kematianmu atau kau mendoakan kematianku, ini mengenai kita berdua berdoa pada Tuhan untuk memutuskan siapa yang salah dan siapa yang benar.
Tuhan sudah tahu siapa diantara kita yang salah. Mengapa Ia perlu kita saling mengutuk dan memohon murkaNya terhadap satu sama lain untuk memutuskan siapa diantara kita yang salah? Bukankah itu konyol? Hanya orang idiot seperti Muhammad yang mengajukan hal yang sangat konyol ini. Kau dan aku hidup di abad pencerahan. Tak seharusnya kita membiarkan pria bebal yang gila ini menipu kita dengan kebohongannya. Bila gagasannya adalah agar Tuhan membuat orang-orang melihat kebenaran, maka yang harus dilakukanNya adalah membuka mata orang-orang yang tersesat. (bukannya memberi malapetaka)
Karena jika aku benar maka kau telah melakukan dosa besar, dan jika kau benar maka aku dengan senang hati menerima hukuman Tuhan Yang Mahakuasa akibat kebodohanku.
Perbuatan dosa adalah menteror, melukai dan melakukan kejahatan. Ketidaktahuan bukanlah dosa. Orang-orang percaya segala macam hal dengan ketulusan. Mereka merasa yakin dengan kepercayaan mereka sehingga bersedia berkorban jiwa demi apa yang mereka yakini. Namun, tidak semua keyakinan benar. Percaya pada kebohongan bukanlah dosa, namun kebodohan. Aku yakin akan Islam, namun saat aku mengenal kebenaran, aku berhenti meyakininya. Ini bukan berarti aku seorang pendosa karena percaya pada kebohongan. Aku hanya mengabaikan kebenaran. Sekarang, katakanlah aku salah dan Islam benar. Aku tidak melakukan dosa. Aku sampai pada kesimpulan ini berdasarkan bukti-bukti yang kuperoleh. Aku menantang semua orang untuk membuktikan aku salah, dan aku akan mengubah pemikiranku lagi. Tuhan ingin agar kita menggunakan nalar kita, agar kita tidak tersesat. Kugunakan nalarku dan kudapatkan ternyata Muhammad tidak membimbingku ke Tuhan, melainkan ke kejahatan. Aku berhenti percaya padanya. Apakah kau menganggap aku salah? Mengapa tidak kau tunjukkan kesalahanku? Mengapa kau justru menghendaki kutukan Tuhan atas diriku agar meninggal? Ini tidak masuk akal. Aku yakin ini tidak masuk akal bagimu juga, namun kau mengulang lagi kekonyolan ini, karena kau pikir Muhammad benar-benar utusan Tuhan dan meyakini semua absurditas yang disodorkan pria sakit jiwa tersebut.

Kuyakinkan padamu bahwa Tuhan tidak akan menghukum orang-orang yang tidak tahu. Kalaupun ada hukuman, hanya bagi para pelaku kejahatan seperti Muhammad dan para pengikutnya yang menyakiti orang lain. Dialah yang menyerang, menjarah, memperkosa dan membunuh orang-orang tak bersalah, bukan aku. Dialah yang menipu orang-orang dengan kebohongannya serta membuat mereka saling membunuh, dengan menjanjikan pesta orgy di surga, bukan aku. Dialah yang menjadikan orang-orang budak, secara fisik maupun mental, serta mengancam mereka yang menggunakan nalar, bukan aku. Bila aku salah, aku hanyalah orang yang tidak berpengetahuan, dan Tuhan sejati tidak akan menghukum orang yang tidak tahu, apalagi aku meminta Muslim untuk menunjukkan kesalahanku. Tapi Muhammad tidak bisa lepas dari kesulitan. Ia melakukan terlalu banyak kejahatan, dan jika neraka ada, pastilah ia yang dibakar di dalamnya.
Jika kau tidak percaya pada Tuhan yang satu, itu adalah masalah lain. Dalam kasus ini, carilah bantuan pada apapun yang kau yakini.
Mr. Bhatti, Tuhan sudah memberikan pertolonganNya bagi kita. Ia mengaruniakan kita otak dengan segala kesanggupan untuk berpikir. Inilah yang kita perlukan untuk menemukan kebenaran. Tidak perlu bagi kita memohonkan hal jahat dan mendoakan kematian satu sama lain untuk mengetahui siapa yang benar. Bagaimana kau mencukupi kebutuhanmu? Apakah kau duduk berdoa sepanjang hari memohon makanan? Bila kau lakukan itu kau akan mati kelaparan. Kau pergi dan menafkahi hidupmu dengan bekerja. Kau gunakan ketrampilan dan tanganmu untuk mendapatkan roti. Makanan tidak jatuh begitu saja ke pangkuanmu dari langit. Kau harus berusaha. Hal serupa harus kau lakukan untuk memperoleh kebenaran. Baca, renungkan dan gunakan nalarmu. Sayangnya, begitu banyak orang tidak mampu menggunakan nalar mereka bila itu menyangkut hal-hal penting seperti kebenaran. Mereka lebih percaya secara buta pada seorang penipu.
Ini bukan pertama kalinya mubahila digunakan dan otentisitasnya terekam dalam sejarah. Apabila kau masih hidup setelah jangka waktu yang ditetapkan, aku berjanji aku akan (Allah mengampuniku) mencela Islam dan bergabung denganmu.
Baiklah. Bila ini yang diuperlukan agar kau melihat kebohongan Islam, kuterima tantanganmu. Bagaimana bila dimulai dari hari ini? Ingat bahwa orang-orang bisa meninggal, apakah ia benar atau salah. Dengan demikian, jika aku meninggal dalam 90 hari, itu bukan bukti pasti Islam benar. Namun, bila aku tidak meninggal, itu bukti pasti bahwa Islam suatu kebohongan dan Muhammad hanyalah pria sakit jiwa yang tak memiliki pemahaman akan Tuhan.
Yang kuperlukan darimu adalah penerimaan yang jelas, dalam kata-kata Aku (namamu) menerima mubahila ini atau sebuah penolakan yang jelas.

Jika kau menolak, maka kau harus menutup website-mu dan memberitahu semua orang yang telah kau pengaruhi bahwa kau salah.
Aku telah menerima. So, mari kita tetapkan tanggal publikasi debat ini (22 April 2008) sebagai awal mubahila sepihak ini. Karena aku tidak mendoakan kematianmu, aku berharap kau menulis setelah 90 hari serta menyatakan kemurtadan-mu. Bila kau tidak menulis, orang-orang akan mengira kau meninggal dan kutukanmu telah berbalik. Dan bahwa Tuhan akhirnya lelah padamu dan mengambil hidupmu untuk menunjukkan kebenaran dengan cara lain. Sebab itu, bila kau masih hidup, kau harus menulis dan menyatakan kemurtadan-mu. Ini persyaratanmu sendiri. Bagaimanapun, untuk apa kau percaya pada suatu agama yang menurut ukuran-mu dan ukuran Muhammad terbukti salah?
Aku tak ingin berdebat mengenai otentisitas segala sesuatu. Ajukan tantangan dan minta orang menerimanya. So, disinilah aku, mengajukan tantangan padamu. Jika kau yakin benar, mengapa tidak menerima saja.

Shabir Bhatti
Aku setuju dengan tantanganmu. Aku juga akan mempublikasikan alamat email-mu, agar orang-orang yang ingin bergabung dapat menghubungimu. Aku juga mendesakmu untuk menghubungi organisasi dan mesjid Islam manapun, dan memberiku nama-nama mereka agar dapat ku publikasikan. Aku ingin banyak Muslim bergabung dalam marathon mengutuk ini. Bila anda seorang Muslim yang marah dan percaya pada omong kosong mubahila, dipersilahkan bergabung. Mungkin, pada akhirnya, mereka yang ambil bagian dalam usaha konyol ini akan melihat kebodohan di dalamnya dan mulai mempertanyakan Islam.
==========
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by anne »

Mr. Shabir Bhatti mengirim email ini:
Aku telah membaca artikel tersebut, dan aku sangat senang kau melakukannya. Sekarang keputusan ada di tangan Allah.

Shabir Bhatti
Mubahila, Bagian II
Setelah mempublikasikan tanggapanku terhadap Mr. Shabir Bhatti yang mengundangku ke turnamen mengutuk, memohon murka Tuhan pada satu sama lain untuk menemukan kebenaran, aku menanyakan hal berikut padanya:

Mr. Bhatti,

Apakah kau akan menerima bahwa Muhammad itu penipu jika setelah 90 hari aku masih hidup?

Inilah jawabannya:
dari: Shabir Bhatti <[email protected]>
tanggal: 27 April, 2008
perihal: Undangan bermubahila

Aku akan menerima semua yang kau katakan jika kau masih hidup setelah lewat 3 bulan, jika kau juga merima secara terbuka bahwa jika kau meninggal dalam 3 bulan ini adalah bukti kalau kau salah dan kau akan meminta salah satu rekan-mu untuk menutup website setelah kepergianmu, serta tidak berpura-pura menjadi Ali Sina.
Mr. Bhatti:

Orang bisa meninggal tanpa peringatan sebelumnya. Tak seorangpun bisa yakin tetap hidup di jam berikutnya. Konyol rasanya beranggapan bila aku meninggal itu membuktikan Islam benar. Sungguh tidak masuk akal. Adakah jaminan bahwa bila tanpa kutukanmu, aku akan tetap hidup dalam 90 hari ke depan sehingga kita bisa menyimpulkan jika aku meninggal adalah akibat kutukanmu? Aku paham kau seorang Muslim, dan karena itu tidak dibekali dengan logika, tapi tolong lakukan upaya ekstra dalam bernalar. Bila aku meninggal, itu bukanlah bukti bahwa aku meninggal karena kau mengutukku dan sebab itu Islam pasti benar. Sebaliknya bila aku tetap hidup, itu adalah bukti Islam salah. Kau telah masuk dalam taruhan yang bisa membuatmu kalah atau tidak memperoleh apapun. Aku tidak memasang perangkap ini untukmu. Kau sendiri memasang dan melangkah masuk ke dalamnya.

Bila kau menggunakan nalarmu, kau akan menyadari bahwa mubahila itu konyol. Kebenaran dan kesalahan tidak ditentukan dalam turnamen mengutuk. Allah pastilah idiot, merancang suatu sistem tolol seperti itu. Kalian, Muslim, menyematkan atribut kegilaan pada Pencipta Semesta. Itulah mengapa kukatakan Islam itu kufr/syirik dan Muslim itu justru lebih kafir.

Kebenaran dan kesalahan tidak diketahui dengan mengutuk. Melainkan melalui bukti, penalaran dan logika. Katakanlah aku yakin Bumi itu datar, dan kau bilang tidak. Dapatkah kita menentukan siapa yang benar dengan memohon kutukan Tuhan terhadap satu sama lain, dan berdoa semoga yang salah meninggal? Inikah cara logis untuk menemukan kebenaran? Ayolah Mr. Bhatti. Kau menulis dalam bahasa Inggris yang bagus. Aku yakin kau orang yang berpendidikan. Mengapa tidak kau gunakan nalarmu untuk melihat kekonyolan dalam mubahila ini?

Orang-orang memiliki beragam keyakinan. Tidak semuanya benar. Mereka yang percaya pada keyakinan yang salah bukan berarti pendusta. Mereka hanya salah informasi dan bimbingan. Menyatakan seseorang yang tidak percaya akan keyakinanmu sebagai pendusta, adalah absurd. Pendusta adalah orang yang dengan sengaja memalsukan kebenaran. Misalnya, saat Muslim berkata perang yang dilakukan Muhammad adalah untuk membela diri, mereka berdusta. Mereka tahu bahwa perang Muhammad bersifat ofensif dan menjarah. Saat mereka katakan ia menikahi janda-janda tua untuk melindunginya, mereka berdusta. Mereka tahu bahwa istri-istri dan gundiknya semua (dengan perkecualian Khadija dan Saodah) berusia 20-an dan belasan tahun, dan ia punya istri anak kecil.

Muhammad mendorong para pengikutnya untuk berbohong pada orang-orang kafir untuk menipu mereka. Bila seorang Kristen percaya akan kebangkitan Kristus, ia bukan pendusta. Itu adalah keyakinannya, dan bahkan seandainya keyakinan itu tidak benar, itulah yang ia imani. Ada perbedaan antara berbohong, yakni sengaja memberikan kesaksian palsu, dengan menyakini sesuatu yang belum tentu benar.

Tidak sulit melihat kekonyolan mubahila. Mungkin berhasil sebagai gertak sambal terhadap orang-orang yang percaya tahyul, yang mungkin akan kecut dan undur diri. Orang yang rasional hanya akan mengejeknya. Bila ada kebenaran dalam mubahila, mengapa Muhammad tidak menggunakannya untuk menghabisi musuh-musuhnya? Mengapa ia mengambil cara terorisme dan melancarkan begitu banyak serangan bila ia cukup memohonkan murka Allah bagi orang-orang yang menolaknya? Apakah Muhammad memenangkan perang lewat mubahila? Tidak. Ia berkata, “Aku telah dibuat menang melalui terror.” Ia sadar sepenuhnya bahwa doa-doanya tidak akan didengar oleh Tuhan. Mubahila hanya gertak sambalnya, sedang untuk hasil nyata, ia mengandalkan antek-anteknya bukan Tuhan.

Tidak seperti Muhammad yang tahu mubahila tidak berguna, kau tampak tulus. Jelas, dalam hal ini ketulusan bukanlah suatu kebaikan. Hanya mengingkari betapa mudahnya kau tertipu. Kuharap, di akhir peristiwa konyol ini kau menyadari kebodohan mubahila serta Islam secara umum dan akan meninggalkan cult ini. Namun, aku tidak berharap banyak. Aku ragu kau akan meninggalkan Islam. Kau hanya akan berpikir Ali Sina yang asli meninggal dan orang lain sekarang meniru dia. Sangat sulit menyadarkan seseorang yang tidak mau sadar. Mereka yang mampu berpikir rasional dapat dengan mudah menemukan kebenaran dengan bernalar.

Ini bukan pertama kali aku diundang untuk bermubahila. Pertama kali, sekitar 8 atau 9 tahun lalu. Tanggapanku terhadap penantangku juga sama. Aku tidak pernah lagi mendengar kabar orang itu. Seperti semua Muslim yang setelah kalah menghilang dari peredaran, ia juga menghilang dan tidak menulis balik.

Fakta mendasar, berasumsi seseorang dapat mempengaruhi kehendak Tuhan dan mendikte apa yang Ia lakukan adalah bukti tidak adanya pemahaman akan Tuhan. Bukankah konyol bahwa makhluk tak berarti seperti kita berharap Pencipta semesta yang megah ini mengubah rencanaNya dan melakukan perintah kita?

Tak perduli bagaimana cara kau memandangnya, Islam adalah agama tolol yang dibuat oleh orang yang sangat tolol untuk orang-orang yang bahkan lebih tolol lagi. Kuharap di akhir 90 hari ini kau akan menyadari kekonyolan agama ini dan mulai menyelidiki kebenaran.


Mubahila Bagian III


Ini kelanjutan diskusiku mengenai mubahila (saling mengutuk sehingga yang salah meninggal)
Apa yang akan kau lakukan Ali Sina, jika aku mengatakan orangtuamu pembohong, pemerkosa, gila dan segala julukan yang kau berikan pada Muhammad (SAW), apa yang akan kau lakukan? Aku mencintai nabi-ku seribu kali lebih dari orangtuaku, jadi dapatkah kau bayangkan bagaimana perasaanku sesaat mengenaimu, kau tak paham.
Mr. Bhatti,

Aku juga pernah di posisimu dan aku paham apa yang kau rasakan. Faktanya, Muhammad bukan orangtuamu. Ia bahkan memungkiri anak angkatnya dan membuat tuhan fiktifnya berkata, Muhammad bukanlah bapak dari siapapun. Muhammad bukan siapa-siapa untukmu atau untukku. Leluhurku membanggakan diri sebagai keturunannya, namun jika kau terapkan matematika sederhana, kau lihat pada dasarnya setelah sekitar 10 generasi tak ada lagi jejak gen-nya tersisa di diri orang-orang yang mengaku keturunannya. Bagi 1 dengan 2, terus bagi hasilnya dengan 2 sepuluh kali. Yang tersisa kurang dari seperseribu. Setelah 20 generasi, sepersejuta. Setelah 30 generasi sepersemilyar. Setelah 40 generasi sepersetrilyun. Aku lebih dari 50 generasi dari Muhammad. Jejak gen di diri orang yang mengaku keturunannya sekarang, kurang dari setetes air di lautan. Sebab itu, membandingkan Muhammad dengan orangtuamu itu absurd, bahkan jika kau keturunannya, seperti aku.

Yang kau miliki adalah perbudakan mental. Kau seperti orang kecanduan akan obat yang bila obat tersebut diambil darinya, Ia meledak marah dan tantrum. Tujuanku, menyapih Muslim dari obat pemati rasa ini dan membebaskan mereka agar tidak kehilangan kewarasannya dan bertindak liar setiap kali seseorang mengatakan sesuatu tentang Muhammad. Hubungan yang dibangun umat Islam dengan Muhammad tidak sehat. Namun ada obatnya. Namanya kebenaran. Sekali umat Islam diekspose pada kebenaran, mereka akan melihat siapa Muhammad sebenarnya, dan mereka akan pulih dari sakit mental ini.

Muhammad seorang narsis yang menciptakan kultus personal seputar dirinya agar ia dipuja dan dicinta. Allah adalah alter egonya. Pria ini terganggu secara emosional. Ia mendirikan Islam untuk menggalang perhatian dan hormat orang lain. Untuk memahami Muhammad kau harus mempelajari biografi narsis lain seperti Jim Jones, David Koresh, Joseph Komi, Charles Manson dan Shoko Asahara. Orang-orang ‘sakit’ ini juga menciptakan kultus personal seputar diri mereka dan dipuja oleh para pengikutnya yang dicuci otak. Sekali kau mengenal kebenaran tentang Muhammad, takkan ada lagi perasaan apapun kecuali menganggap rendah kriminal hina tersebut. Selanjutnya kau akan berterimakasih padaku karena membebaskanmu dari perbudakan mental ini dan memandangku sebagai sahabatmu, bukan orang yang kau kutuk dan harapkan kematiannya.
Qur’an, katamu ditulis oleh Muhammad (SAW) bukan Tuhan. Aku tak dapat membayangkan bagaimana seseorang yang narsis, misogynist, pemerkosa, pedofil, bandot, penyiksa, pembantai massal, pemimpin cult, pembunuh, teroris, gila dan perampok, 1400 tahun lalu dapat menulis sebuah buku dengan bahasa Arab yang kaya seperti itu dan tetap konsisten selama dua dekade.
Pertama-tama Qur’an bukanlah buku yang kaya dalam hal apapun. Jelas sekali pengarang buku ini sangat b0doh dan tidak terpelajar. Ia mungkin memiliki dasar-dasar membaca, namun pastinya ia tidak terpelajar. Kami memiliki berbagai teks yang berasal dari jaman yang menunjukkan pengetahuan penulisnya. Qur’an sama sekali tak sesuai. Qur’an merupakan mimpi buruk bagi seorang editor. Terlebih lagi, buku ini penuh dengan kesalahan dan inkonsisitensi. Bahkan, saking membingungkan, kau tak dapat memahaminya jika tidak disertai tafsir dan hadist. Perkataan Muhammad juga selalu berubah-ubah, sehingga para ulama Islam menciptakan ‘ilmu’ yang dikenal sebagai nasikh wa mansookh (yang membatalkan dan yang dibatalkan). Qur’an sendiri yang memberi kesaksian ia bukan buku yang konsisiten:

Q 2:106, “Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya.”

Bagaimana kau bisa mengatakan Qur’an konsisten selama 20 tahun bila Qur’an sendiri menyangkal klaim tersebut?
Apakah kau beranggapan jika kau meninggal dalam periode mubahila tersebut, pegikutmu akan menganggap itu hanya kebetulan? Pikirkan lagi Mr. Sina, dan kali ini pertimbangkan psikologi manusia.
Mr. Bhatti, aku tidak punya pengikut. Aku tidak memulai agama apapun agar punya pengikut. Aku memiliki sejumlah pembaca, dan kau salah satunya. Beberapa pembacaku setuju dengan apa yang kukatakan, beberapa yang lain tidak.

Tentu saja, bila aku meninggal dalam 90 hari ini dan bahwa kau berdoa untuk kematianku, tak seorangpun yang berpikiran waras akan menganggap aku mati karena itu. Apakah Tuhan permainan kanak-kanak? Bagaimana mungkin Pencipta alam semesta ini bergantung pada keinginan makhlukNya? Bagaimana mungkin kau beranggapan makhluk kecil seperti kita dapat mempengaruhi kehendak Tuhan yang Mahakuasa, pencipta semesta yang luarbiasa besar ini? Kau pikir siapa kita sehingga memiliki kekuasaan mengubah rencana Tuhan? Jika Tuhan hendak mengambil jiwa seseorang, Ia tahu kapan waktunya. Ia tidak memerlukan ciptaanNya mengatakan apa yang harus ia lakukan.

Adakah jaminan bahwa tanpa kutukanmu aku akan tetap hidup dalam 90 hari ini, sehingga kita dapat menyimpulkan jika aku meninggal itu karena kutukanmu? Sebaliknya jika aku tidak meninggal, jelas kutukanmu tidak efektif dan agamamu salah. Dalam hal ini, kau akan kalah atau tak memperoleh apapun. Tapi, bila lewat 90 hari aku tetap hidup dan kau mulai meragukan Muihammad, kau-lah pemenangnya. Kau kehilangan taruhanmu namun kau memenangkan kebebasanmu. Itu akan menjadi kemenangan besar.
Jika kau meninggal dalam periode ini, 90% pengikutmu akan pergi, yakin kalau kau seorang penipu. Percaya padaku, saat hal itu terjadi, sedemikian rupa sehingga semua orang akan melihat dan percaya. Insya Allah.

Silahkan tambahkan ini di situsmu tanpa diedit, jika kau punya nyali yang kuyakin kau punya.
Tak seorangpun mengikutiku. Aku mengundang setiap orang untuk menggunakan nalar mereka. Tak seorangpun menerima apapun yang kukatakan karena otoritas-ku. Aku tidak mengklaim otoritas apapun. Aku orang biasa yang tidak punya pengetahuan tersembunyi. Segala yang kuketahui, kupelajari dari orang lain. Bila yang kukatakan masuk akal bagi pembacaku, mereka akan menerimanya, namun jika yang kukatakan tidak masuk akal dan tidak berdasar, takkan ada yang menerimanya. Andaikan aku meninggal, mengapa orang waras harus beranggapan aku meninggal karena kutukanmu? Aku tidak berdoa untuk kematianmu, tapi yakinkah kau akan tetap hidup dalam 90 hari ini? Bila kau tak bisa memberikan jaminan, aku juga tidak. Bila salah seorang diantara kita meninggal, tidak berarti orang tersebut salah. Yang salah dan yang benar, sama-sama akan meninggal. Saat kematian datang, tidak dipertanyakan siapa yang benar dan siapa yang salah. Kita semua akan meninggal dan kita tidak tahu kapan akan terjadi. Kebenaran akan sesuatu harus didirikan melalui bukti bukan melalui kematian seseorang. Bayangkan bila kukatakan padamu ada kehidupan di Mars, kau menolak dan berkata buktikan itu. Rasionalkah mengajak saling mengutuk sehingga yang salah meninggal dan kita tahu kebenarannya? Bukankah itu menggelikan? Mubahila konyol dan menggelikan. Tidak sesuai bagi orang rasional di abad 21 untuk mempercayai omong kosong ini.

Kau berjanji bila lewat 90 hari aku masih hidup, kau akan meninggalkan Islam. Aku tahu itu takkan terjadi. Aku paham pemikiran umat Islam dan bagaimana pemikiran itu dibelenggu. Namun, kuharap hal ini menciptakan keraguan dalam dirimu dan kau mulai membaca artikel yang dipos-kan di FFI serta mencari kebenaran. Ini dapat menjadi titik balik, namun kau harus mengerjakan PRmu.

Tiga bulan berikutnya, aku menulis pada Mr. Bhatti:

Minggu, 27 Juli 2008

Salam Mr.Shabir,

Tiga bulan berlalu dan aku masih hidup. Kita sepakat ini akan menjadi bukti bagimu bahwa Muhammad penipu. Ingat kita punya kesepakatan. Aku yakin kutukanmu tidak akan berpengaruh. Sekarang saatnya kau melihat aku benar.

Perkenankan akau mengirimimu buku-ku. Setelah membacanya, aku yakin kau tak akan ragu lagi bahwa Muhammad pria yang ‘sakit’ dan bukan nabi Tuhan.

Kutunggu kabarmu,

Ali Sina


Ia tidak membalas. Kutunggu tujuh bulan kemudian dan aku menulis lagi.

Rabu, 4 Maret 2009

Dear Mr. Shabir Bhatti,

Sudah sepuluh bulan berlalu sejak kau mengajukan tantangan Mubahila dan berkata biarlah Tuhan memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah dengan membunuh pihak yang salah. Kuterima tantanganmu dan menjelaskan bahwa aku tidak akan mengutukmu dan berdoa untuk kematianmu, dan jika kau meninggal, aku tidak bertanggungjawab. Namun, kau bersikeras berdoa untuk kematianku dan yakin dalam 90 hari aku akan meninggal sehingga semua orang tahu aku bersalah.

Beberapa orang telah menulis untuk mengetahui hasil mubahila. Jelas aku masih hidup. Mereka ingin tahu apa yang terjadi padamu. Apakah kau telah menemui Penciptamu atau sudahkah kau meninggalkan Islam sebagaimana yang kau janjikan.

Kuharap kau tidak meninggal, namun bila demikian mungkin Tuhan mengambil hidupmu untuk memperlihatkan bahwa Islam salah. Jika kau hidup, maka kau harus memenuhi kesepakatan dengan menyatakan Islam terbukti salah dengan standar konyolnya sendiri. Selamatkan jiwamu sebelum engkau benar-benar meninggal dunia.

Kau tetap membisu dan tidak menjawab email yang kukirim padamu setelah lewat 90 hari. Ada apa? Apakah kau masih memukuli karpet doamu memohon kematianku pada Allah? Kita semua akan meninggal, tapi deadline mubahilamu telah berlalu. Jika Allahmu punya kekuasaan, ia sudah menggunakannya untuk membunuhku untuk kehormatan agamanya. Jelaslah sudah Allah tidak eksis. Bila ada Tuhan di dunia ini pasti bukan Allah.

Karena mubahila ini, kau telah memperlihatkan pada dunia bahwa Allah salah. Sudah kuperingatkan kau mengenai ini. Kau bersikeras meneruskan, dan ketika kutanya, “Apakah kau akan menerima kalau Muhammad seorang penipu jika setelah 90 hari aku masih hidup?” dengan percaya diri kau menulis, “Aku akan menerima semua yang kau katakan jika kau masih hidup setelah 3 bulan.” Apakah kau akan tetap memegang janjimu?

Aku tetap menyembunyikan nama dan email aslimu, karena kupikir pada akhirnya kau mungkin melihat cahaya kebenaran dan meninggalkan Islam. Sebab itu aku melindungi identitasmu. Namun, bila aku tidak mendengar kabarmu, kuanggap mubahila telah menjadi boomerang dan sekarang kau berada di hadirat Penciptamu serta bertobat telah mengikuti penipu palsu. Dalam hal ini, aku akan mempublikasikan email ini beserta nama dan email-mu agar setiap orang tahu apa yang terjadi.

Namun, jika kau masih hidup dan tidak membalas, kau melanggar kesepakatan. Muhammad juga melanggar kesepakatan dan menginstruksikan pengikutnya untuk melakukan hal serupa. Ini membuktikan sekali lagi bahwa Islam salah dan semua klaim Muhammad palsu. Akankah kau menerima kalau ia pendusta, atau kau menunggu kematian menjemput untuk mempelajari kebenaran ini?

Ali Sina


Hingga hari ini, 16 Februari 2012, Mr. Bhatti tidak menjawab. Kuharap ia tidak meninggal, namun di kedua sisi, masalah terselesaikan. Islam adalah kebohongan berdasarkan standarnya sendiri. Kusajikan ulang artikel ini bagi siapapun yang masih percaya pada Muhammad dan mubahila, sebagai bukti keduanya palsu.

Kau dapat membaca lebih lanjut mengenai mubahila di situs Islam ini.

Update: 20 February 2012

Aku mencoba beberapa kali menghubungi Mr. Bhatti dan aku bahkan mengiriminya email dengan alamat email anonim, berharap mendapat jawaban darinya. Tak satupun emailku dibalas. Sekarang aku jadi khawatir Mr. Bhatti mungkin telah meninggal.

Aku berharap ini tidak terjadi, namun ingatlah betapa yakinnya Mr. Bhatti bahwa orang yang bersalah akan meninggal setelah 90 hari. Karena aku tidak meninggal, ia mungkin berpikir ia akan meninggal dan mungkin sudah meninggal karena keyakinannya. Otak kita adalah instrument yang sangat ampuh. Sejumlah besar penyakit disembuhkan karena efek placebo. Seseorang benar-benar dapat meninggal jika ia sangat yakin akan hal itu. Bila ini terjadi, akan menjadi tragedi sesungguhnya, dimana seorang pria baik meninggal karena keyakinannya pada suatu kebohongan. Kudoakan ia baik-baik saja, dan hanya menolak untuk menjawab.
User avatar
a_man
Posts: 4294
Joined: Mon Sep 01, 2008 5:12 pm
Location: http://code.google.com/p/a-manffi/downloads/list
Contact:

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by a_man »

mungkin jg dia lg sekarat di tempat tidur, bangunnya ntar thn 2020, bangun2 langsung murtad, mantappp !!
User avatar
Rasionalis
Posts: 1069
Joined: Sun Dec 19, 2010 12:29 am
Location: Whereever I want to be

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by Rasionalis »

My dearest Anne,
...Terima kasih, sayang, atas inisiatif dan kebaikanmu menerjemahkan dan memosting dialog yang bermutu sangat tinggi ini.
...Saya jadi berpikir bahwa kebiasaan orang Indonesia suka mengutuk kemungkinan besar karena pengaruh Islam. Kadang-kadang saya juga ikut-ikutan mengutuki orang lain. Padahal agama yang saya anut jelas melarang bersumpah apalagi mengutuki orang lain!
...Kepada teman-teman yang sedang bermubahila-ria, saya sarankan untuk membaca dialog ini dengan saksama. Hentikan lah ketololan dan kekonyolan itu.
Last edited by Rasionalis on Thu Feb 23, 2012 12:34 pm, edited 1 time in total.
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

Rasionalis wrote: ...Kepada teman-teman yang sedang bermubahila-ria, saya sarankan untuk membaca dialog ini dengan saksama. Hentikan lah ketotolan dan kekonyolan itu.
kan mereka sedang berusaha membuktikan kekonyolan mubahila :lol:
User avatar
Rasionalis
Posts: 1069
Joined: Sun Dec 19, 2010 12:29 am
Location: Whereever I want to be

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by Rasionalis »

MaNuSiA_bLeGuG wrote:kan mereka sedang berusaha membuktikan kekonyolan mubahila :lol:
...Oh, iya ya. Masuk akal juga penilaian anda, bung Manusia Blegug!
User avatar
Joe Andmie
Posts: 1761
Joined: Mon Jul 04, 2011 6:48 pm
Location: DIBAWAH POHON KELAPA SAWIT

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by Joe Andmie »

Rasionalis wrote: Kadang-kadang saya juga ikut-ikutan mengutuki orang lain. Padahal agama yang saya anut jelas melarang bersumpah apalagi mengutuki orang lain!
...Kepada teman-teman yang sedang bermubahila-ria, saya sarankan untuk membaca dialog ini dengan saksama. Hentikan lah ketololan dan kekonyolan itu.
Pengakuan yang jujur, itulah terang dan saksi Tuhan Sejati benar maha pengasih.
GBU.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

User avatar
keeamad
Posts: 6954
Joined: Tue Aug 23, 2011 4:06 pm

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by keeamad »

Rasionalis wrote:My dearest Anne,
...Terima kasih, sayang, atas inisiatif dan kebaikanmu menerjemahkan dan memosting dialog yang bermutu sangat tinggi ini.
...Saya jadi berpikir bahwa kebiasaan orang Indonesia suka mengutuk kemungkinan besar karena pengaruh Islam. Kadang-kadang saya juga ikut-ikutan mengutuki orang lain. Padahal agama yang saya anut jelas melarang bersumpah apalagi mengutuki orang lain!
...Kepada teman-teman yang sedang bermubahila-ria, saya sarankan untuk membaca dialog ini dengan saksama. Hentikan lah ketololan dan kekonyolan itu.
Terimakasih atas perhatian dan peringatannya ....

Saya menantang islam / muslim bermuhabilah bukan untuk saling mengutuk,
tapi saya hanya minta Perlindungan TUHAN karena telah bersaksi benar dan meyakini TUHAN,
sementara untuk muslim,
karena mereka telah berkata dusta ttg TUHAN,
terserah bagaimana ouloh mereka mau bertindak apa thd umat ouloh sendiri .....
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by anne »

My dearest Anne,
...Terima kasih, sayang, atas inisiatif dan kebaikanmu menerjemahkan dan memosting dialog yang bermutu sangat tinggi ini.
...Saya jadi berpikir bahwa kebiasaan orang Indonesia suka mengutuk kemungkinan besar karena pengaruh Islam. Kadang-kadang saya juga ikut-ikutan mengutuki orang lain. Padahal agama yang saya anut jelas melarang bersumpah apalagi mengutuki orang lain!
Terimakasih kembali Om.
Om Rasionalis selalu bertutur dengan baik, adakalanya siapapun bisa kesal. Anne rasa Om Ras juga demikian, dan seiring berlalunya waktu rasa itupun menyurut. Kan enggak bawa-bawa nama Tuhan. Namun, kalau ajaran mubahila itu memang konyol ya Om....
BerjayalahKebenaran
Posts: 489
Joined: Sat Oct 15, 2011 5:48 pm

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by BerjayalahKebenaran »

Wah semakin Luar biasa
kata_holos
Posts: 298
Joined: Tue Oct 04, 2011 2:03 pm

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by kata_holos »

topik ini sudah ada, tapi kalau rekan rekan mau membaca topik mubahila dengan rasa berbeda bisa juga di klik link dibawah
TANTANGAN MUBAHILLA - by Adadeh

untuk sis anne tanpa mengurangi rasa hormat atas ketulusan dan kerajinan menterjemahan artikel dari Ali Sina harap bisa dicek dulu di list yang ada di
INDEKS ONE STOP SHOP FFI + ARTIKEL2 SINA YG TERSEBAR DI FFI
supaya tidak ada double posting.
sekiranya ingin topik ini up lagi, bisa posting dan menterjemahkan tambahan yang mungkin kelewat.

sekedar saran.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by anne »

Benar. Terimakasih ya, sudah diingatkan. O:)
User avatar
Mohmed Bin Atang
Posts: 2350
Joined: Sun Feb 19, 2012 5:45 pm
Location: Surga Islam, bermain rudal bersama 72 bidadari
Contact:

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by Mohmed Bin Atang »

Ane jadi mikir,
Pantesan aja bangsa-bangsa kapir kolopir yang keseringan di Mubahila-in sama Orang2 Indonesia nggak knapa2, malah tambah maju aja tuh bangsa-bangsa, sebaliknya orang2 yang suka Memubahila-in....
(jwb sendiri deh)
User avatar
Mohmed Bin Atang
Posts: 2350
Joined: Sun Feb 19, 2012 5:45 pm
Location: Surga Islam, bermain rudal bersama 72 bidadari
Contact:

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by Mohmed Bin Atang »

Muslim mode-on:
Mr. Shabir Bhatti itu pasti si Ahli Zina laknatullah yang sedang menyamar?
(Muslim mode-off)

Kalo pun cuma samaran, harusnya si aulo yang dijuluki si Muslims ini "sakti-mandraguna", harusnya bisa dengan mudah melaknat si Ali Sina, tapi nyatanya?
Si Aulo udah di pecudangi sampai begini-pun, tetep aja nggak bisa ngapa2in, sungguh kasian..






Si aulo, sudah jatuh tertimpa tangga pula
Last edited by Mohmed Bin Atang on Sat May 26, 2012 9:15 am, edited 1 time in total.
Dark_Angel
Posts: 16
Joined: Thu May 24, 2012 4:59 pm

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by Dark_Angel »

aduuhhh..
ni thread apaan?

bukannya mubahila itu dilakukan jika dari kedua pihak sama2 MUSLIM
dan mendapati perkara yang seperti ini
ada kejadian A dan dalam kejadian itu yang bersalah adalah si B dan hanya ada 2 saksi dalam kejadian itu si B dan si korban (C) namun si B tidak mengakuinya dan berkata pda hakim dan semua orang bahwa dirinya benar, sang korban sekaligus saksi tidak terima karena jelas2 dirinya yang benar, karena keterbatasan bukti dan saksi dalam hal ini sulit ditemukan mana yang salah... kecuali yang salah mau mengakui.. kemudian diambillah tindakan mubahila ini. yaitu bersumpah masing2 atas nama Allah dan jika berdusta maka dia yang salah dan tidak mau mengaku bersediia menerima adzab...

begitulah yang saya pahami.

lah disini yang mau mubahila kan para non muslim?
gimana caranya coba?
percaya qur'an? enggak
percaya Allah ? enggak
ada kejadian yang perlu di mubahila kan? enggak
para pelaku dan korban? enggak ada juga


jadi gimana mau mubahila?
aduhh...
klo buat thread yang masuk akal dikit donk ah...
jangan sekedar copas...

saya bukannya bela muslim tapi disini meluruskan saja..
pertanyaan saya gimana anda bisa Mubahalah coba?
logis kan pertanyaan saya?

coba deh laen x klo mau buat thread2 yang menjatuhkan islam message saya dulu deh biar dikoreksi...
ni tantangan si ali sina juga meragukan, gak ada jaminan, saksi notaris dan pihak berwenang gak ada, wajah orangnya yang brtanggung jawab atas sayembara gak nampak, lokasi dimana, bukti adanya hadiah itu juga gak ada.
itu jumlah yg gak sedikit loh lumayan buat biaya nikah n modal usaha ane...
Dark_Angel
Posts: 16
Joined: Thu May 24, 2012 4:59 pm

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by Dark_Angel »

jadi kondisi bermubahila itu kan berlaku apabila
'terdapat pelaku yang berDUSTA >> udah tau salah tapi gak ngaku, >>> disini ada gak? enggak ada? ya gak berlaku'
disitu kan tertulis bagi yang berDUSTA
nah loh..
ini kan jelas jadi disini harus ada kondisi orang yang sudah tahu tapi berDUSTA dan gak mau ngaku.


aduhhh.,..
capek dehhh jelasin hal sepele gini..

bner kagak?
Dark_Angel
Posts: 16
Joined: Thu May 24, 2012 4:59 pm

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by Dark_Angel »

sorry koment sebelumnya ane mengaku salah baca dan pengertian
hohohoho...
maklum ane manusia kadang salah an lupa
*buset yang ada ane ceroboh dan buru2 baca jadi kurang analisis
tapi koment kedua ane udah perbaiki
walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by walet »

Dark_Angel wrote:aduuhhh..
ni thread apaan?

bukannya mubahila itu dilakukan jika dari kedua pihak sama2 MUSLIM
Cerita Muhammad menantang non muslim Mubahilah belum tahu ya?
walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: Ali Sina: Mubahila, Turnamen Mengutuk Islami

Post by walet »

Dark_Angel wrote:jadi kondisi bermubahila itu kan berlaku apabila
'terdapat pelaku yang berDUSTA >> udah tau salah tapi gak ngaku, >>> disini ada gak? enggak ada? ya gak berlaku'
disitu kan tertulis bagi yang berDUSTA
nah loh..
ini kan jelas jadi disini harus ada kondisi orang yang sudah tahu tapi berDUSTA dan gak mau ngaku.


aduhhh.,..
capek dehhh jelasin hal sepele gini..

bner kagak?
Tanya Yusah di trilogi Mubahilah dan Kompas, keduanya muslim spesialis Mubahillah gagal. Keduanya nantang kafir dan kalah semua.
Post Reply