Apakah Setiap Manusia Terlahir sebagai Muslim?
Oleh: Ali Sina
Jum’at, 5 Februari, 2010, jam 10:33malem
Tanya:
Wahai Pak Sina,
Umat Muslim mengaku bahwa agamanya merupakan agama tertua dan satu²nya kebenaran dan semua manusia terlahir secara alamiah/natural sebagai Muslim, tapi mereka lalu mempraktekkan agama lain yang ada lingkungannya. Umat Muslim mengatakan bahwa umat manusia sebenarnya “kembali” pada Islam dan bukannya berubah agama untuk kemudian memeluk Islam. Dapatkah kau menjelaskan akan hal ini?
Jawaban dari Ali Sina:
Umat Muslim itu doyan ngibul. Mereka juga hidup dalam penipuan diri yang berlangsung terus-menerus. Pengakuan mereka bahwa setiap orang terlahir sebagai Muslim tapi lalu diindoktrinasi agama lain merupakan hal yang menggelikan. Jika setiap orang itu benar² terlahir sebagai Muslim, maka tentunya orang² yang tidak diindoktrinasi agama lain apapun akan secara natural berbalik percaya pada Islam. Tapi faktanya kan tidak begitu. Malah kenyataan menunjukkan begitu banyak penolakan akan Islam sehingga Muslim sibuk melumuri Islam dengan berbagai lapisan gula dan 1001 macam dusta agar Islam tampak lebih menarik.
Fakta juga menunjukkan bahwa banyak Muslim yang telah diindoktrinasi Islam, ternyata akhirnya tetap mampu murtad meninggalkan Islam, begitu mereka mengerti akan kebenaran Islam sesungguhnya. Falasi (anggapan tak masuk akal) akan pernyataan Muslim tersebut sudah sangat jelas.
Islam bukanlah lanjutan dari agama² sebelumnya. Muhammad melakukan plagiarisme habis²an dari Alkitab Perjanjian Lama, tapi tuhan Islam dan tuhan dalam Alkitab sangatlah berbeda satu sama lain, dan Muhammad sendiri tampaknya tidak menyadari akan hal ini.
Awalnya, Muhammad mencoba menghubungkan dirinya dengan berbagai Nabi² dalam Alkitab untuk membujuk umat Yahudi dan Kristen di Arabia agar mengakuinya sebagai Nabi. Dia bahkan menggunakan Yerusalem sebagai arah kiblatnya, tapi dia tidak mampu menunjukkan bukti apapun atas pernyataannya dan berhenti mengatakan berbagai kisah² Alkitabiah begitu dia sadar bahwa para ahli Kitab (umat Yahudi dan Kristen) tidak percaya akan bualannya.
Alkitab juga sama sekali tidak mengatakan apapun tentang Muhammad, kecuali Yesus memperingatkan umatNya akan datangnya Nabi² palsu. Yesus mengatakan bahwa umatNya akan mengenali Nabi palsu ini melalui perbuatannya. Lihatlah perbuatan² Muhammad! Apakah dia hidup secara suci? Dia adalah bajingan yang memuakkan! Dia merampok, memperkosa, dan membantai orang² tak bersalah dan mengambil harta-bendanya. Ini sudah cukup bagi orang waras untuk mengetahui dengan cepat bahwa Muhammad adalah Nabi palsu. Lalu kenapa dunk lebih dari semilyar orang menganggapnya sebagai Nabi sejati? Kunci kata yang harus diingat adalah “waras.” Jika berhubungan dengan masalah iman, para umat akan mengenyampingkan kewarasan mereka. Mereka membanggakan diri mereka dalam kebodohan diri sendiri dan mengecam pemikiran nalar. Sewaktu masuk mesjid, umat Muslim mencopot sepatu dan otak mereka dan meletakannya di luar mesjid. Setelah selesai mendengarkan dakwah² Islamiah yang melumpuhkan akal budi, mereka lalu keluar mesjid, memakai sepatu mereka, tapi lupa memasang kembali otak mereka.
Muslim mengatakan Islam adalah agama natural (alami). Betapa ngawurnya pendapat seperti ini. Jika memang Islam itu agama alami, mengapa Muhammad harus menyuruh umatnya untuk berperang dan menyebarkan Islam dengan pedang? Orang² sudah semestinya menerima agama alami secara intuitif tanpa perlu paksaan dan ancaman pedang. Tiada hal yang alami dalam Islam. Islam adalah kepercayaan yang **** dan sangat tidak intuitif. Muhammad menipu orang² melalui rasa takut mereka akan neraka dan janji² sensual surgawi ngesex dengan bidadari² perawan, dengan anak² laki yang bagai mutiara (masyaalloh gustiii), dan taman² yang dialiri sungai² air anggur. Ritual ibadah Islam sangatlah tidak alami. Apa sih hubungan antara berbagai sikap sholat itu dengan segala hal spiritual? Jika aturan sholat itu merupakan hal alamiah/natural, maka seluruh orang di dunia sudah akan mengetahuinya secara intuitif, tapi kenyataannya kan tidak begitu. Umat Muslim sendiri juga harus diindoktrinasi untuk bisa bersholat Islamiah. Anak² Muslim seringkali digebuki sampai tunduk total dan kehilangan keinginan untuk melawan agar mau melakukan ibadah Islam. Yang natural/alamiah itu adalah, misalnya: sex, rasa lapar, marah, sedih. Rasa percaya akan adanya kekuatan besar illahi di saat sedang menghadapi masalah besar juga termasuk perasaan yang natural. Kau tidak perlu belajar mengetahui hal² itu sebab perasaan itu datang dengan sendirinya secara natural. Tapi percaya akan dusta Islam dan tuhannya yang sadis penuh nafsu membalas dendam bukanlah hal yang natural.
Puasa merusak kesehatan dan membuat orang jadi lemas dan sukar berpikir. Puasa itu bukanlah hal yang natural dan tidak membuat orang jadi bertambah spiritual. Muslim juga tidak jadi lebih baik moralnya di bulan Ramadan. Sebaliknya, mereka jadi lebih beringas terhadap orang lain sebab kadar agresif Islam mereka semakin meningkat.
Puasa merupakan ritual kepercayaan Arab pagan. Muhammad menyebut kepercayaan pagan sebagai kepercayaan Jahiliyah, tapi dia sendiri mencontek ritual agama mereka. Akibatnya sampai jaman sekarang seluruh umat Muslim di dunia tetap mempraktekkan ritual agama Jahiliyah tersebut.
Umat Muslim mengatakan bahwa Adam dan semua Nabi² adalah Muslim. Mana buktinya? Mereka sendirilah yang harus membuktikan pernyataan Islamiah itu. Muslim bingung dan tidak mengerti perbedaan antara keyakinan dan bukti fakta. Mereka mengira bahwa pengakuan² Muhammad merupakan bukti. Ketika kafir menanyakan bukti pada Muslim, yang Muslim lakukan adalah mengutip Qur’an. Begitulah rendahnya taraf kecerdasan umat yang bercita-cita ingin mendominasi dunia.
Islam tak ada hubungannya dengan agama² Alkitabiah. Tidak seperti yang Muslim kira, masyarakat kuno Arab telah menyembah Allah sejak 2.500 tahun sebelum Muhammad lahir. Ayah Muhammad dan banyak orang Arab lainnya di jaman pra-Islam bernamakan Abdullah (hamba Allah).
Dewa Bulan
Di Ka’bah terdapat
Dewa Bulan yang bernama
Hubal (Arab: هبل ). Dewa ini adalah dewa tertinggi dari segala dewa di daerah itu. Dia disebut dengan julukan
al ilah (sang Tuhan).
Al lah adalah versi singkat dari al ilah. Dalam bahasa Arab, dua kata ini disambung menjadi satu kata:
allah.
Allah bukanlah nama. Hal ini serupa dengan menyebut seorang Ratu melalui kedudukannya: “sang Ratu”, tapi julukan Ratu bukanlah namanya yang sebenarnya. Dalam bahasa Arab tiada huruf besar untuk nama. Bangsa Eropalah yang memberi huruf besar pada kata allah sehingga orang² mengira allah itu adalah sebuah nama.
Tiada bukti yang lebih tepat daripada lambang
bulan sabit di menara mesjid untuk menunjukkan bahwa al lah adalah dewa yang sama dengan Hubal, si Dewa Bulan.
Lambang dewa bulan Hubal di atas menara mesjid. Muslim terlalu malu untuk mengakui fakta ini.
Wikipedia mengatakan
“Hubal disebut sebagai dewa bulan, disembah di Arabia, tepatnya di Mekah sebelum Islam muncul.”
Umat Muslim mati²an menyangkal bahwa Allah itu adalah Hubal. Jika begitu, kenapa dunk lambang Islam adalah bulan sabit? Bukti ini tidak bisa disangkal oleh umat Muslim.
Jika allah adalah nama tuhan Islam dan dia adalah sama dengan Yahweh, maka mengapa tiada penyebutan nama Allah di dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Baru?
(Adadeh: Alkitab Perjanjian Lama yang asli ditulis dalam bahasa Ibrani, dan Alkitab Perjanjian Baru yang asli ditulis dalam bahasa Yunani. Baik Alkitab Perjanjian Lama maupun Baru yang asli tidak pernah menyebut Tuhan sebagai Allah, tapi sebagai YHWH atau Jehovah. Akan tetapi Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan YHWH/Jehovah dalam Alkitab yang asli sebagai Allah, sama seperti terjemahan Alkitab dalam bahasa Arab.) Sungguh tak masuk akan untuk mengatakan Nabi² Alkitabiah sebagai Muslim dan mereka beriman pada al lah sang dewa orang² Arab. Sebaliknya, Qur’an pun tidak pernah menyebut nama Yahweh/Jehovah, yang merupakan Tuhan dalam Alkitab.
Berbagai ritual ibadah Islam seperti segala posisi sholat, puasa di bulan Ramadan, wudhu, tayyammum, haji, mengelilingi Ka’bah tujuh kali berlawanan arah jarum jam, mencium Hajar Aswad, lari bolak-balik Al-Safa dan Al-Marwah, minum air zam², berziarah ke Gunung Arafat, jumroh (melempar setan pakai kerikil di ibadah haji), memotong rambut saat ibadah haji, potong hewan kurban, dan Ied al-Adha merupakan bagian dari ibadah agama masyarakat pagan Arab. Ritual ibaah ini tidak dipraktekkan atau diajarkan oleh Nabi² manapun dalam Alkitab, padahal menurut Muhammad, mereka semua adalah Muslim. Jika para Nabi itu adalah Muslim, mengapa mereka tidak bersholat seperti Muslim atau melakukan semua ibadah pagan Islamiah tersebut? Bukankah Muhammad sendiri yang mengatakan bahwa ritual Islamiah itu merupakan pilar² Islam utama? Bagaimana mungkin bahwasanya Nabi² Islam itu tidak pernah melakukan semua pillar² Islam?
Kisah bahwa Ka’bah dibangun oleh Abraham hanyalah dongeng dusta belaka. Bagaimana mungkin orang tua itu mau melakukan perjalanan seribu kilometer dengan bayi yang baru lahir, tapi kemudian meninggalkan istri dan anaknya begitu saja di tengah² padang pasir? Aku tidak mengatakan bahwa Abraham itu orang waras, tapi perbuatan seperti itu sangatlah tidak masuk akal. Dalam perdebatanku melawan Pak Ghamidi dan Dr. Zahir, aku menjelaskan hal ini dengan terperinci. Terlebih lagi, Alkitab menyebut bahwa Ismail, putra Hagar, adalah seorang pemuda yang suka menindas saudara tirinya Ishaq, yang usianya lebih muda 14 tahun daripada Ismail, ketika mereka semua masih hidup bersama di rumah ayah mereka di Kanaan. Bagaimana hal ini bisa terjadi jika Ismail sudah berada dan hidup di Mekah sejak masih bayi? Dongeng² Islam itu banyak bolongnya.
Mereka yang menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Arab menggunakan kata allah untuk menyebut Tuhan. Jika kata allah ini dimaksudkan sebagai al ilah (sang Tuhan), maka terjemahan ini tepat. Hal ini sama seperti orang menyebut ‘Pak Presiden’ atau ‘Sang Ratu.’ Semua tuhan milik siapapun bisa disebut sebagai al lah. Kata allah dalam Alkitab Arab merunut pada al lah Yahweh. Sedangkan kata Allah dalam Qur’an merunut pada al lah Hubal. Allah hanyalah gelar belaka, yang artinya adalah ‘sang Tuhan’. Tuhan mana pun bisa disebut sebagai ‘sang Tuhan.’
Apakah Alkitab menyebut tuhannya (al lah) orang² Arab dengan sebutan namanya? Iya! Hubal itu sama dengan Baal, tuhannya masyarakat Moab. Dalam bahasa Arab, nama Ibrani HaBaal berarti “sang Baal.”
Muhammad tidak pernah menyebut si Hubal ini dengan namanya. Hal ini karena setiap orang menyebut Hubal dengan julukannya. Ketika orang² Inggris menyebut ‘sang Ratu’ (the Queen), mereka tahu sekali siapakah yang mereka bicarakan. Elizabeth II dan sang Ratu adalah satu orang yang sama.
Umat Muslim tidak perlu bingung² untuk mencari tahu siapa sih sebenarnya tuhan yang mereka sembah itu? Yang perlu mereka lakukan adalah melihat simbol bulan sabit di atas menara mesjid dan lambang Islam itu sendiri. Lambang bulan sabit itulah kuncinya. Lambang bulan sabit inilah yang mengunci mati segala bantahan. Lambang bulan sabit ini merupakan lambang yang tak dapat disangkal lagi bahwa sebenarnya al lah dalam Qur’an itu tak lain daripada si Hubal, sang Dewa Bulan.
Udah ya, semoga jelas.
Ali Sina
makacih om Adadeh...!