A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

SAMBUTAN, PENJELASAN, artikel dan debat dari PENDIRI SITUS; ALI SINA. Artikel2 A Sina lainnya masih bisa ditemukan dalam Ruang REFERENSI sesuai dgn topiknya.
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by bagoong »

ayubi:
Hahahahaha...
lu bknnya takut diazab GW tepi semua kafirun FFI emang takut "menerima serangan balasan muslimin"
alias pecundang sejati yg takut kalo agamanya sendiri dikupas kebobrokannya sama muslimin...
kalo lo bkn pecundang coba lo sebutin agama lo itu apaan...
nah... gak mampu jawabkan...
"PECUNDANG"
"PECUNDANG"
"PECUNDANG"

bagoong:
Image

hei dasar budak arab tengil lo
lo gak baca situs ini situs apa ? sintus ini hanya mengupas kebobrokan islam, tidak kurang dan tidak lebih.
dan ketika itu disodorkan lo orang pada gelagapan tanpa bisa membantahnya !
lalu koar-koar kafir sebagai pecundang ????
makanya otak jangan cuma buat dijedotin kelantai saja, pakai tuh otak buat mikir yang bener !
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by asal usil »

bagoong wrote:dan ketika itu disodorkan lo orang pada gelagapan tanpa bisa membantahnya !
yang gelagapan bukannya lo gooong... Moso tahun 1997 dibilang masih ada Uni soviet... :shock: :rolling:
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by bagoong »

@atas:

coba lo bawa sisni tulisan bagoong yang mengatakan unisovyet masih ada ?
lo jangan cuma fitnah aja yang digedein persis ollohmu itu !

Image

yang otaknya silang ntu ya yang menjadiin arab tukang perkosa sebagai nabi, think !
tang otaknya silang ntu ya yang menjadiin arab tukang zinah sebagai nabi, think !
yang otaknya silang ntu ya yang menjadiin arab tukang bantai sebagai nabi, think !
yang otaknya silang ntu ya yang menjadiin arab tukang cari gara-gara sebagai nabi, think !
yang otaknya silang ntu ya yang menjadiin jin arab yang begok berhitung sebagai tuhannya, think !
yang otaknya silang ntu ya lo yang rela menjadi budak arab itu, think !
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by asal usil »

Cuman segitu doang budak FFI komennya... ga pake bukti. katanya mengikuti Golden Rule yang selalu memakai kaidah ilmiah.
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by bagoong »

@atas

jangan terus pamer gedein bacot tanpa isi begitu sil.
bukti-bukti sudah bertebaran di rc, dan jangan ngebacot sudah lo bantah hai budak arab !
lo bantah pakai karangan bebas lo !, ya begini kualitas lulusan ponpes, karangan bebas dijadikan argumen ! :butthead:
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by asal usil »

Ya lo bawa kemari doong mau belajar tentang islam tapi ga mau usaha.

Lo baca judul besar threadnya..

Cara berpikir muslim...

Gw muslim klo ada cara berpikir gw atau tulisan gw yang keluar jalur dari pemikiran islam yang bisa dianggap sesat coba deh lo lurusin tapi bukan pake pemikiran lo atau Ali Sina ya..
lo bisa ngutip ulama mana kek.. yang penting dia muslim dan kredibel nah lo lurusin deh salah gw dimana...

gampang toh...!
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by bagoong »

azl usil wrote:
Ya lo bawa kemari doong mau belajar tentang islam tapi ga mau usaha.

bagoong:
yang gak mau usaha ya lo itu !

azl usil wrote:
lo bisa ngutip ulama mana kek.. yang penting dia muslim dan kredibel nah lo lurusin deh salah gw dimana...

gampang toh...!

bagoong:
lah sudah ditunjukkin sama bro sixpackguy yang menyodorkzan referensi ulama arab yang membenarkan simomed
merudal aisyah keyika 9 tahun, lo cuma bisa ngalor ngidul doang gak bisa membantah gitu !
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by asal usil »

menurut gw...

Aisyah tdk dinikahi usia 9th

BUKTI #1: PENGUJIAN THD SUMBER

Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya, Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru
menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.
Tehzibu’l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : ” Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq ” (Tehzi’bu’l-tehzi’b, Ibn Hajar Al-`asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).
Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orangIraq: ” Saya pernah dikasih tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq” Tehzi’b u’l-tehzi’b, IbnHajar Al- `asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).
Mizanu’l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: “Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu’l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu’l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).
KESIMPULAN: berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindha ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.
KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingattanggal penting dalam sejarah Islam:
pra-610 M: Jahiliya (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu
610 M: turun wahyu pertama AbuBakr menerima Islam
613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat
615 M: Hijrah ke Abyssinia.
616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.
620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah
622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina
623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah

BUKTI #2: MEMINANG

Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.
Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: “Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya ” (Tarikhu’l-umam wa’l-mamlu’k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara’l-fikr, Beirut, 1979).
Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M).
Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.
KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.

BUKTI # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah

Menurut Ibn Hajar, “Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun… Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah ” (Al-isabah fi tamyizi’l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).
Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.
KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.

BUKTI #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma’

Menurut Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d: “Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la’ma’l-nubala’, Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu’assasatu’l-risalah, Beirut, 1992).
Menurut Ibn Kathir: “Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, IbnKathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).
Menurut Ibn Kathir: “Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun” (Al-Bidayah wa’l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)
Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: “Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H.” (Taqribu’l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi’l-nisa’, al-harfu’l-alif, Lucknow).
Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisuh usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).
Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyah berumah tangga.
Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda’l-Rahman ibn abi zanna’d, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.
Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18..?
KESIMPULAN: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.

BUKTI #5: Perang BADAR dan UHUD

Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab karahiyati’l-isti`anah fi’l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: “ketika kita mencapai Shajarah”. Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu’l-jihad wa’l-siyar, Bab Ghazwi’l-nisa’ wa qitalihinnama`a’lrijal): “Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb].”
Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud and Badr.
Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu’l-maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): “Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”
Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b) Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud
KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.
BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)
Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: “Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)” ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari, kitabu’l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa’l-sa`atu adha’ wa amarr).
Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah in Arabic) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karean itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi.
KESIMPULAN: riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.

BUKTI #7: Terminologi bahasa Arab

Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada nya ttg pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: “Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi bertanya ttg identitas gadis tsb (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah.
Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun. Kata yang tepat untuk gadis belia yangmasih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasa Inggris “virgin”. Oleh karean itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah “wanita” (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).
Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah “wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan.” Oleh karean itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada waktu menikahnya.

BUKTI #8. Text Qur’an

Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur’an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?
Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat , yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur’an mengenai perlakuan anak Yatim juga valid doaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri. Ayat tsb mengatakan :
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5)
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ?? (Qs. 4:6)
Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan “sampai usia menikah” sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.
Disini, ayat Qur’an menyatakan ttg butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.
Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, Gadis tsb secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk bermain dengan mainannya daripada
mengambi tugas sebagai isteri. Oleh karean itu sangatlah sulit untuk empercayai, bahwa AbuBakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.
Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan,” berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?” Jawabannya adalah Nol besar. Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?
AbuBakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur’an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karean itu menentang hukum-hukum Quran.
Kesimpulan: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karean itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.

BUKTI #9: Ijin dalam pernikahan

Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson,
Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.
Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai validitas sebuah pernikahan.
Adalah tidak terbayangkan bahwa AbuBakr, seorang laki-laki yang cerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras ttg persetujuan pernikahan gadis 7 tahun
(anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.
Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.
KESIMPULAN: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami ttg klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karean itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.
SUMMARY:
Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah saw dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak pernha keberatan dengan pernikahan seperti ini, karean ini tak pernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.
Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable. Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagi Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karean adanya kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.
Oleh karean itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur’an menolak pernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab.


apa masih kurang jelas. apa salah orang berbeda pendapat.
Ente kan yang mengagung-agungkan GOLDEN RULE kebebasan berpikir dan berpendapat tapi tetap mengikuti kaidah ilmiah yang membanggakan ulil yang katanya membebaskan cara berpikir muslim konservatif, kenapa tiba2 ente alergi sama orang yang berbeda pendapat. Think....!
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by asal usil »

makanya ane tanya2 tentang Golden rule..

GOLDEN RULE itu apa sih...? makanan, barang atau apa sih, ente dong jelasin ke ane.
GOLDEN RULE itu mulai ada sejak kapan...?

atau jangan2 anda termasuk pengikut Golden Rule ortodoks era DARK AGES ya...? ga menghargai perbedaan pendapat, sama kaya Galileo atau copernicus yang dihukum hanya karena berbeda pendapat. :axe:
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by bagoong »

@atas

Image

ada hadist yang menyatakan aisyah masih main boneka ketika itu --------> berarti aisyah masih kanak-kanak ok ?
simomed kudu menunggu 3 tahun sampai aisyah mencapai usai baligh (mens pertama) --------> menurut lo umur berapa ?
ayo coba lo bawa sini referensi wiki tentang mens pertama itu umur barapa ?? ketika simomed merudal aisyah ?
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by asal usil »

bagoong wrote:ada hadist yang menyatakan aisyah masih main boneka ketika itu --------> berarti aisyah masih kanak-kanak ok ?
hadis lengkapnya dong goong...?
Bisa ga sih diajak diskusi yang cerdas dikit...!
bagoong
Posts: 911
Joined: Tue Feb 15, 2011 4:33 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by bagoong »

@atas:

Hadits-hadits yang meriyawatkan bahwa Ummul Mukminin, Aisyah radiyallahu anha, dinikahi oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam, pada saat beliau masih berusia enam atau tujuh tahun adalah hadits-hadist yang derajatnya SAH, karena diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim didalam kitab Shahih mereka.

Barangsiapa mengatakan hadits ini lemah atau tidak kuat lantaran tidak layak seorang Nabi menikahi anak dibawah umur, mereka HARUS mendatangkan dalil, yang menurut saya tidak akan bisa lantaran telah SAH khabar dari Nabi, sebagaimana hadits-hadits berikut ini.

Hadits Pertama:

Dari Aisyah radiyallahu anha berkata:

“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menikahiku pada saat aku berusia enam tahun. Ketika aku tiba di Madinah, aku berhenti di Bani Al-Harits bin Al-Khajraj. Aku menderita sakit panas hingga rambutku rontok dan tumbuh lagi. Setelah itu, ibuku, Ummu Ruman, datang kepadaku. Ketika itu, aku berada di ayunan bersama teman-temanku. Ibuku bherteriak memanggilku, kemudian aku datang kepadanya. Aku tidak tahu apa yang diinginkan ibuku terhadapku. Ibuku menyuruhku berdiri disamping pintu dan aku dalam keadaan terengah-engah. Aku berkata,’Hah,hah,’ agar nafasku kembali teratur. Ibuku mengambil sedikit air, mengusapkannya ke wajah dan kepalaku, kemudian membawaku masuk ke rumah yang ternyata didalamnya terdapat sejumlah wanita dari kaum Anshar. Mereka berkata,”Selamat, mudah-mudahan baik dan penuh berkah.’” Ibuku menyerahkanku kepada wanita-wanita kaum Anshar tersebut, kemudian mereka membersihkan kepalaku dan mendandaniku. Tidak ada yang membuatku grogi melainkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang sedang duduk di atas kasur rumah kami. Setelah itu wanita-wanita Anshar tersebut menyerahkanku kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan beliau menggauliku di rumah kami. Unta dan kambing tidak disembelih untukku hingga suatu saat Sa’ad bin Ubadah mengirimkan piring berisi makanan, karena ia terbiasa mengirimkannya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ketika beliau menggilir istri-istri beliau. Ketika itu aku berusia sembilan tahun.

Diriwayatkan Al Bukhari di kitab manaqib kaum Anshar, bab pernikahan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dengan Aisyah hadits nomor 3894, Muslim di kitab Nikah, bab ayah menikahkan gadis kecilnya hadits nomor 1422 dan Ibnu Hibban di buku al Ihsan hadits nomor 7055.

Hadits Kedua:

Muslim meriwayatkan hadits dari Aisyah Radiyallahu anha,

“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menikahi Aisyah Radiyallahu anha pada saat ia berumur tujuh tahun, kemudian ia diserahkan kepada beliau saat ia berumur sembilan tahun dan masih membawa bonekanya. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam wafat saat Aisyah berumur delapan belas tahun.


Diriwayatkan oleh Muslim nomor 1422

Hadits Ketiga:

Muslim dan An Nasai meriwayatkan hadits dari Aisyah Radiyallahu anha yang berkata,

“Rasululah Shallallahu alaihi wasallam menikahiku pada saat aku berusia tujuh tahun dan menggauliku pada saat aku berusia sembilan tahun. Ketika itu aku bermain dengan teman-teman wanitaku dan mereka sering datang kepadaku. Jika mereka melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mereka lari dari beliau. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sering memanggil mereka untukku.”

Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan lain-lain.

Image

Hadits Keempat:

Ibnu Abu Khaitsamah meriwayatkan dari Aisyah Radiyallahu anha yang berkata,

“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menikahiku di Makkah pada saat aku berumur enam tahun, kemudian beliau meninggalkanku selama tiga tahun. Kemudian beliau masuk kepadaku di Madinah saat aku berusia sembilan tahun. Saat itu, aku bersama boneka-bonekaku dan teman-teman wanita sepermainanku yang biasa datang kepadaku. Jika mereka melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, mereka langsung pulang kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memanggil mereka untukku.

Hadits Kelima

Dari Hisyam dari ayahnya, ia berkata:”Khadijah meninggal sebelum kepergian Nabi Shallallahu alaihi wasallam ke Madinah dengan (selisih) tiga tahun. Lalu beliau tinggal (disana) dua tahun atau kurang lebih dari itu dan memperistri Aisyah, di saat ia berumur enam tahun. Kemudian beliau membangun kota Madinah di saat Aisyah berumur sembilan tahun.

(HR Bukhari)

Demikianlah lima buah hadits yang secara gamblang dan nyata menceritakan bahwa Rasulullah menikahi Aisyah pada saat ia berumur enam atau tujuh tahun. Beliau menggauli Aisyah pada saat berumur 9 tahun.

Sekali lagi, barangsiapa yang mengatakan bahwa hadits-hadits diatas TIDAKLAH BENAR, maka ia harus mendatangkan dalil-dalil yang SAH dan KUAT. Karena hadits-hadits tersebut tercantum dalam kitab-kitab yang shahih. Sebagaimana kitab shahih Bukhari, yang dikenal sebagai kitab paling shahih setelah Al Qur’anul Karim.
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by asal usil »

CS Wrote :
hadits aslinya tidak ada kata2 boneka ...maksa sekali ya harus ada bonekanya.

و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَزَوَّجَهَا وَهِيَ بِنْتُ سَبْعِ سِنِينَ وَزُفَّتْ إِلَيْهِ وَهِيَ بِنْتُ تِسْعِ سِنِينَوَلُعَبُهَا مَعَهَا وَمَاتَ عَنْهَا وَهِيَ بِنْتُ ثَمَانَ عَشْرَةَ

Dan telah mengisahi kami Abd bin Humaid, telah mengabari kami Abdurrazaq, telah mengabari kami Ma'mar, dari Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memperistrinya ketika ia berusia tujuh tahun, berkumpul dengannya ketika ia berusia sembilan tahun, bermain dengannya, dan meninggalkannya ketika ia berusia delapan belas tahun.

وَلُعَبُهَا = Bermain dgn nya,
http://id.islam.wikia.com/wiki/Sahih_Mu ... miyah/2549
asal usil
Posts: 1055
Joined: Mon Jan 17, 2011 2:49 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by asal usil »

@ Bagoong

jangan kebiasaan posting commen hadis yang sudah dipelintir sebelumnya Goong...! :shock:
slomo
Posts: 112
Joined: Mon Jan 24, 2011 4:07 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by slomo »

asal usil wrote:@ Bagoong

jangan kebiasaan posting commen hadis yang sudah dipelintir sebelumnya Goong...! :shock:
Apa bedanya ada boneka atau tidak, intinya adalah pernyataan bahwa aisyah dikawin umur 7 tahun dan mulai digauli umur 9 tahun !!
kata_holos
Posts: 298
Joined: Tue Oct 04, 2011 2:03 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by kata_holos »

bukit wrote:Saya kecewa akan pengertian anda tentang kekristenan dengan mengatakan bahwa banyak dongeng didalamnya.Dengan demikian anda secara tidak sadar telah mempertuhankan diri anda atau setidak-tidaknya rasio anda yang tidak mungkin bisa mengerti hal hal yang supra rasional.Kalau Tuhan yang anda percaya harus menyesuaikan dirinya dengan batas batas kemampuan rasio anda maka Tuhan tersebut adalah Tuhan yang anda ciptakan sendiri bukan Tuhan yang menciptakan anda berikut rasio anda yang berfungsi sebagai tuhan itu.Tuhan yang sejati adalah Tuhan yang transenden terhadap segala ciptaanNya serta membuktikan diriNya diatas hukum alam yang diciptakannya sendiri.Tuhan yang takluk dibawah hukum alam adalah tuhan yang diciptakan oleh rasio manusia belaka.Ada 3 tingkatan rasio yaitu irasional,rasional dan supra rasional. Rasio manusia terlalu sangat terbatas untuk bisa mengerti seluruh misteri alam semesta ini,dan kalau kita percaya dengan hati bahwa rasio manusia adalah terbatas,diciptakan dan sudah terkena polusi dosa maka adalah sangat rasional apabila kita sadar bahwa wahyu Tuhan adalah jauh lebih tinggi otoritasnya dari rasio manusia yang atheist.Silahkan berargumentasi dengan saya mengenai kekristenan,terima kasih.

Hills
hai bukit, salam kenal.
Apakah Ali Sina atheis?
itu pertanyaan yang **** menurut saya.
anggap saya lagi berperilaku ****, apakah ALI SINA atheis?
lihat semua perdebatan Ali Zina. sy lupa topik mana yg mengungkapkan itu. mungkin ada netter yg bisa kasih linknya.
bahwa dia tidak se atheis yang orang bayangkan.
klo atheis hanya tidak percaya terhadap dongeng2 dalam semua agama, maka saya juga akan berkata, IYA, ALI SINA ATHEIS.
tapi
ketika MEMBANDINGKAN SATU DENGAN YANG LAIN orang harus bersikap NETRAL/ADIL
Jadi tidak relevan apakah dia percaya TUHAN atau tidak, apa agama/kepercayaannya.
banyak netter muslim yang membandingkan Agama dan Kepercayaan selain ISLAM dengan kaidah/HUKUM ISLAM
JELAS ITU TIDAK ADIL
dan mudah2an netter non ISLAM/MURTADIN tidak terjebak seperti netter MUSLIM.

ketika membandingkan suatu agama kita harus mencari mana yg fakta dan bukan fakta.
yang bukan fakta itu seperti dongeng.
kapasitas Ali Sina hanya pembanding, jadi cerita adanya Tuhan, Neraka, surga, mujizat blon terbukti ada atau tidak ada.
jadi sah-sah aja klo Ali Sina menganggap dongeng harus dibuang dalam membandingkan islam dan non islam
(mudah2an orang kristen tidak terjebak dengan seperti kebanyakan orang islam, cerita dongeng jadi seperti fakta)
jadi yang Ali Sina bandingkan adalah inti pelajaran kedua agama tsb.
Ali Sina berkesimpulan
ISLAM BERTOLAK BELAKANG DENGAN AJARAN KRISTEN/NON MUSLIM/KAIDAH UNIVERSAL
(klo hal-hal yang bersifat dongeng itu dihilangkan)

dan lagi bukan itu Intinya FFI.
slomo
Posts: 112
Joined: Mon Jan 24, 2011 4:07 pm

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by slomo »

@Hills
"dan lagi bukan itu Intinya FFI"

Nahhh......jawaban yg tepat memang begitu.....ngapain menanggapi kekristenan, perbandingan agama segala....
Sekalipun semua agama di dunia ini gak benar dan penuh dongeng, apakah lantas menjadikan islam benar ? Tujuan ffi adalah membeberkan kebohongan islam !!! Bukan membandingkan agama2....dan, membongkar kebohongan tersebut dengan cara nalar, menggunakan sumber2 islam, yaitu Quran, Hadis Dan Shirah....plus...kaidah2 umum/universal.
User avatar
Davinci69
Posts: 45
Joined: Tue Nov 07, 2006 5:39 am

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by Davinci69 »

Masih juga thread kuno cerita tentang Aisyah yang didiskusikan di FFI, yang sudah di jawab Muslim berkali kali.......

http://onthespot7langka.blogspot.com/20 ... isyah.html

Lebih baik Muslim fokus kedepan menikmati kekalahan Islam atas kegigihan Alisina mempromosikan Islam sejak thn 2005 mendirikan FFI

EUROPE WE ARE COMING!....


walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by walet »

Davinci69 wrote:Masih juga thread kuno cerita tentang Aisyah yang didiskusikan di FFI, yang sudah di jawab Muslim berkali kali.......

http://onthespot7langka.blogspot.com/20 ... isyah.html
Ini seperti dimana2, tidak menjawab tuduhan kafir:
7 Bukti Nabi SAW Tidak Menikahi Aisyah Di Usia 9 Tahun

Diposkan oleh ON THE SPOT : 7 Kejadian Langka dan Spektakuler di Seluruh Dunia on Minggu, 28 Agustus 2011

Kebanyakan muslim menjawab bhw pernikahan spt itu diterima masyarakat pd saat itu. jk tidak, orang-orang akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah.Bagaimanapun, penjelasan spt ini akan mudah menipu bagi orang-orang yg naif dlm mempercayainya. Tetapi, saya tdk cukup puas dengan penjelasan spt itu. Beberapa hadist (tradisi Nabi) yg menceritakan mengenai umur Aisyah pd saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tersebut sngt bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yg diceritakan Hisham ibnu `Urwah & untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yg tdk bertanggung jawab yg menikahi gadis polos berumur 7 tahun. Berikut 7 Bukti Nabi SAW Tidak Menikahi Aisyah Di Usia 9 Tahun, yaitu :

1. Pengujian Terhadap Sumber Yang Menyatakan Nabi Menikahi Gadis Usia 9 Tahun

Sebagian besar riwayat yg menceritakan hal ini yg tercetak di hadist yg semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yg mencatat atas otoritas dari bapaknya, yg mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bhw tak ada seorangpun yg di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yg kesohor Malik ibn Anas, tdk menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, di mana Hisham tinggal disana & pindah dari Medinah ke Iraq pd usia tua.
Siapa yang menuduh memakai hadist yg semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah?????

Lihat kata2 kedua:
yg mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga.

Okay, kita lihat datanya:

1. Hadis Paling Sahih 1, Bukhari
Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. wrote:Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 065.
Narrated By 'Aisha: That the Prophet married her when she was six years old and he consummated
his marriage when she was nine years old. Hisham said: I have been informed that 'Aisha
remained with the Prophet for nine years (i.e. till his death)."
2. Hadis Paling Sahih Nomer 2, Muslim
Sahih Muslim. Book 8. Marriage. Hadith 3310. wrote: 'Aisha (Allah be pleased with her) reported: Allah's Apostle (may peace be upon him) married me
when I was six years old, and I was admitted to his house when I was nine years old.
3. Hadis Paling Sahih Nomer 3, Abu Dawud
Sunan Abu Dawud, Vol. 2, #2116: wrote:"Aisha said, "The Apostle of Allah married me when I was seven years old." (The narrator Sulaiman
said: "Or six years."). "He had intercourse with me when I was 9 years old."
JADI POIN NOMER 1 SUDAH TERBANTAH
walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: A SINA: MENGALAHKAN ISLAM

Post by walet »

Poin Nomer 2
2. Meminang Siti Aisyah

Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pd usia 7 tahun & mulai berumah tangga pd usia 9 tahun. Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: "Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pd masa jahiliyahh dari 2 isterinya " (Tarikhu'l-umam wa'l-mamlu'k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara'l-fikr, Beirut, 1979). Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) & berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bhw Aisyah dilahirkan pd 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pd 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa Jahiliyahh usai (610 M). Tabari juga menyatakan bhw Aisyah dilahirkan pd saat Jahiliyah. jk Aisyah dilahirkan pd era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dlm periwayatannya.

Kesimpulan : Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.
Tabari Sama Hadis Bukhari, Muslim dan Dawud jelas kalah jauh. Karena Hadis adalah nomer 2 setelah Quran.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits

Periwayat Hadis yang diterima oleh Muslim
1. Shahih Bukhari, disusun oleh Bukhari (194-256 H)
2. Shahih Muslim, disusun oleh Muslim (204-262 H)
3. Sunan Abu Dawud, disusun oleh Abu Dawud (202-275 H)
4. Sunan at-Turmudzi, disusun oleh At-Turmudzi (209-279 H)
5. Sunan an-Nasa'i, disusun oleh an-Nasa'i (215-303 H)
6. Sunan Ibnu Majah, disusun oleh Ibnu Majah (209-273).
7. Musnad Ahmad, disusun oleh Imam Ahmad bin Hambal
8. Muwatta Malik, disusun oleh Imam Malik
9. Sunan Darimi, Ad-Darimi

Lihat, hadis Bukhari adalah hadis paling dipercaya dari Hadis yang ada
Post Reply