Kesaksian Ali SINA
Posted: Sun Aug 10, 2008 6:59 am
Kesaksian Ali Sina
Dari buku Kumpulan kesaksian para Murtadin:
WHY WE LEFT ISLAM
(Kenapa kami meninggalkan islam)
http://www.nydailynews.com/gossip/2008/ ... wrath.html
http://www.prweb.com/releases/2008/04/prweb885574.htm
Saya lahir dari keluarga yang cukup religius. Dari pihak Ibu malah punya kerabat yang jadi Ayatollah. Meski kakek (yang tak pernah kulihat) agak sedikit skeptis, tapi kami semua orang percaya. Orang tuaku tidak begitu suka pada para mullah. Malah, kami jarang gaul dengan kerabat2 yang fundamentalis. Kami suka berpikir bahwa keluarga kamilah yg “Islam sejati,” bukan yang diajarkan dan dipraktekan oleh para mullah.
Saya ingat waktu diskusi agama dengan suami bibi saya, umur saya baru 15 tahun. Dia muslim fanatik yang sangat peduli akan Hukum Islam. Hukum ini mengatur bagaimana muslim menjalankan hidupnya, sholat, puasa, serta kehidupan umum dan pribadinya sehari-hari, berbisnis, membersihkan diri, memakai WC bahkan bersetubuh sekalipun. Saya mendebat bahwa semua itu tidak ada hubungannya dengan “Islam Sejati”, bahwa itu semua Cuma karangan para mullah belaka, perhatian yang berlebihan terhadap fiqh menghilangkan akibat dan kepentingan dari pesan2 murni Islam – yaitu utk menyatukan umat manusia dengan penciptanya.. Pandangan ini kebanyakan diilhami oleh Sufisme. Banyak orang Iran, berkat puisi2 nya Rumi, sangat suka akan sufisme hingga tingkat tertentu.
Pada masa muda saya, saya memperhtaikan diskriminasi dan kekejian terhadap pengikut agama minoritas di Iran. Ini lebih terlihat lagi dikota kecil dimana tingkat pendidikannya rendah dan para Mullah lebih berkuasa atas orang2 yang mudah dibohongi ini. Karena Pekerjaan ayah saya, kami tinggal beberapa tahun dikota kecil, jauh dari ibu kota. Saya ingat salah seorang guru renang, dimana kami sangat senang sekali dan menunggu-nunggu pelajaran renang ini, melarang dua orang anak (mereka Baha’i dan Yahudi). Sang guru melarang mereka berenang bersama-sama kami, katanya mereka dilarang berenang dikolam yang sama dengan para muslim. Saya tidak akan pernah lupa roman muka kecewa dua anak itu ketika dilarang berenang, ketika mereka pulang dengan menangis, pasrah dan sakit hati. Diumur sekian itu, mungkin 9 atau 10 tahun, saya tidak mengerti dan ikut sedih atas ketidak adilan ini. Dulu itu saya pikir salah anak itu sendiri kenapa ngga jadi muslim.
Saya beruntung punya orang tua yang pikirannya agak terbuka, yang mengajarkan saya utk berpikir kritis. Mereka mengajarkan dan menanamkan rasa cinta Tuhan dan UtusanNya, tapi sambil tetap mempertahankan nilai2 kemanusiaan seperti kesetaraan hak antara lelaki perempuan, dan cinta bagi seluruh umat manusia. Intinya, demikianlah keluarga2 modern Iran diajarkan, mayoritas muslim berpendidikan percaya bahwa Islam adalah agama manusiawi yang menghargai HAM, yang mengangkat status wanita dan membela Hak2 mereka. Kebanyakan muslim percaya bahwa islam artinya damai. Tak perlu dikatakan, sedikit sekali dari mereka yang membaca dan mengerti Quran.
Saya menghabiskan masa muda saya dalam mimpi2 manis ini, membela “Islam Sejati” seperti yang saya pikir sudah seharusnya saya lakukan, dan mengkritik para Mullah serta penyimpangan2 mereka dari ajaran asli Islam. Saya mengidealisasikan islam yang sesuai dengan nilai2 kemanusiaan yang saya bentuk. Tentu saja Islam khayalan saya adalah islam yang indah. Sebuah agama yang damai dan menyetarakan seluruh umat manusia. Sebuah agama yang mendorong para pengikutnya utk mengejar ilmu pengetahuan dan haus akan rasa ingin tahu. Agama yang selaras dengan sains dan akal. Malah, saya pikir sains itu diilhami dari islam. Islam yang saya percaya adalah sebuah agama yang bertaburan dengan sains modern, yang pada akhirnya membuahkan hasil di negara2 barat dan membuat penemuan2 modern dihasilkan dan dimungkinkan. Islam, saya percaya, adalah penyebab utama dari peradaban modern sekarang ini. Alasan kenapa bukan muslim yang menemukan dan kenapa muslim hidup dalam ketidak tahuan yang menyedihkan akan ilmu pengetahuan, saya pikir, karena salah para mullah yang self-centered dan para pemimpin agama yang menafsirkan ajaran asli Islam demi keuntungan pribadi mereka sendiri.
Banyak muslim percaya bahwa peradaban Barat yang hebat itu akarnya adalah dari Islam. Mereka menyebut-nyebut pemikir2 sains timur Tengah yang hebat2 yang menyumbangkan hal2 penting bagi kelahiran dari sains modern. Omar Khayyam adalah matematikawan yang besar yang mengukur panjangnya waktu setahun persis 0.74 persen hingga kedetiknya. Zacharia Razl dianggap sebagai salah seorang pelopor sains empirik yang mendasarkan pengetahuannya pada riset dan eksperimen. Ensiklopedia Kedokteran dari Avicenna yg monumental diajarkan diuniversitas2 Eropa selama berabad-abad. Ada banyak sekali ilmuwan2 hebat yang punya nama “Islam” yang menjadi pionir/pelopor dari sains modern ketika Eropa masih dalam Zaman Kegelapan. Seperti semua muslim, saya percaya bahwa semua ilmuwan2 yang disebutkan itu adalah muslim, bahwa mereka mendapatkan ilmu pengetahuannya itu dari Quran, dan jika saja sekarang ini para muslim bisa kembali mendapatkan ajaran murni Islam, maka zaman2 keemasan islam itu akan kembali dan para muslim akan memimpin dunia kembali dalam hal ilmu dan peradaban.
Iran adalah negara muslim, tapi juga negara yang korup. Kesempatan masuk universitas sangat kecil. Hanya satu dari 10 pelamar yang bisa masuk. Sering mereka terpaksa belajar dijurusan yang tidak mereka suka hanya karena mereka tidak punya nilai cukup utk jurusan yang mereka inginkan. Para pelajar yang punya koneksi sering mendapatkan jurusan yang populer.
Standar pendidikan di Iran tidaklah ideal. Universitas kurang dana, karena pemerintah lebih suka membangun militer yang kuat daripada membangun infrastuktur negara dan berinvestasi dalam pendidikan warganya. Inilah alasan2 kenapa ayah saya pikir lebih baik saya keluar Iran dan belajar dinegara lain.
Kami mempertimbangkan Amerika dan Eropa, tapi ayah, karena nasihat dari teman religiusnya, berpikir bahwa negara islam akan lebih baik bagi anak umur 16 tahun. Kami diberitahu bahwa Moralitas di barat terlalu longgar, orang2 jadi aneh, pantai2 penuh orang telanjang, dan mereka minum minuman keras serta gaya hidupnya berantakan, semuanya bahaya bagi anak muda. Jadinya saya dikirim ke Pakistan, dimana orang2nya religius dan jadinya aman serta bermoral. Teman dari keluarga bialng Pakistan sama dengan Inggris, kecuali lebih murah doang.
Ini, tentunya, terbukti tidak benar. Saya mendapatkan orang2 Pakistan sama tidak bermoral dan korupnya seperti orang Iran. Ya, mereka religius. Mereka tidak makan babi dan saya tidak melihat ada yang minum alkohol dimuka umum, tapi saya perhatikan banyak yang berpikiran kotor, berbohong, munafik, kejam pada wanita dan terlebih, penuh kebencian akan orang2 India. Saya tidak mendapatkan mereka lebih baik dari orang Iran dalam hal apapun. Mereka religius tapi tidak bermoral dan tidak beretika.
DiUniversitas, bukannya mengambil jurusan Urdu, saya ambil Budaya Pakistan utk melengkapi tingkat FSc (Fellow of Science) saya. Saya mempelajari alasan pemisahan Pakistan dari India dan utk pertama kali kudengar tentang Mohammad Ali Jinah, orang2 Pakistan menyebutnya Qaid-e A’zam, Pemimpin Besar. Dia ditampilkan sebagai orang pintar, Bapak Bangsa, sementara Gandhi disebut dalam cara yang menyepelekan. Bahkan saat itupun saya tidak bisa tidak harus berpihak pada Gandhi dan tidak suka Jinnah sebagai orang sombong, ambisius ayng menjadi biang keladi perpecahan sebuah negara dan menyebabkan kematian jutaan orang. Saya selalu punya pemikiran sendiri dan saya cukup percaya diri dalam pemikiran itu. Apapun yang diajarkan pada saya, saya selalu menyimpulkan kesimpulan sendiri dan tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan.
Saya tidak melihat perbedaan agama sebagai alasan sah utk memisahkan sebuah negara. Kata “Pakistan” itu sendiri merupakan hinaan bagi orang India. Orang2 Pakistan menyebut diri mereka Pak (Bersih) utk membedakan mereka dari orang India yang adalah najis (kotor). Ironisnya, saya tidak pernah melihat orang sejorok orang Pakistan, baik secara fisik maupun menatl. Mengecewakan sekali melihat sebuah negara islam dengan kebangkrutan intelektual dan moral sedemikian parah. Dalam diskusi dengan teman, saya gagal meyakinkan tentang “Islam Sejati”. Saya mengutuk kefanatikan dan fanatisme mereka sementara mereka tidak setuju dengan pandangan2 ‘tidak islami’ saya.
Saya sampaikan ini semua pada ayah dan memutuskan utk belajar di Italia. Di Italia, orang minum arak dan makan babi, tapi mereka lebih ramah tamah, menyambut dan tidak munafik dibanding muslim. Saya lihat orang mau menolong tanpa mengharapkan imbalan. Saya bertemu pasangan manula yang sangat ramah, yang mengundang makan siang dihari minggu agar saya tidak sendirian dirumah. Mereka tidak menginginkan apapun dari saya. Mereka Cuma ingin membagi kebahagiaan mereka. Saya dianggap cucu mereka. Hanya seorang asing yang berada dinegara asing, yang tidak kenal siapa2 dan tidak bisa bicara bahasa mereka, yang bisa sungguh2 menghargai nilai pertolongan dan keramahan dari orang2 lokal.
Rumah mereka sangat bersih cemerlang, dengan lantai marmer yang mengkilat. Ini mengkontradiksi gagasan saya tentang orang barat. Meski keluarga saya sangat terbuka terhadap orang lain, Islam mengajarkan bahwa non muslim adalah najis (QS 9.28) dan kita tidak boleh berteman dengan mereka. Saya masih punya Quran terjemahan Farsi yang suka saya baca. Salah satu ayat yg saya garis bawahi adalah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman-teman (mu); sebahagian mereka adalah teman bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi teman, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (QS 5.51)
Saya sulit mengerti “bijaknya” ayat demikian. Saya membayangkan kenapa tidak boleh berteman dengan pasangan yg baik ini yang tidak punya motif lain dalam menunjukkan keramahan mereka selain agar saya merasa betah. Saya pikir merekalah yang patut disebut “Muslim Sejati” dan saya mencoba membicarakan masalah agama, berharap mereka bisa melihat kebenaran islam dan memeluknya. Tapi mereka tidak tertarik dan dengan sopan mengganti subjek pembicaraan. Saya tidak begitu **** utk percaya begitu saja bahwa semua kafir akan masuk neraka. Say baca ini dalam Quran sebelumnya tapi tidak pernah ingin memikirkan lebih jauh tentangnya. Saya hanya mengabaikannya saja. Tentu saja, saya tahu bahwa Tuhan akan senang jika ada orang yang mengenal utusanNya tapi tidak pernah berpikir bahwa Dia akan sangat kejam utk membakar seseorang dineraka selamanya, bahkan jika orang itu hanya berlaku baik sekalipun, Cuma karena dia bukan muslim belaka. Saya baca peringatan berikut:
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” QS 3.85
Tapi saya tidak mengindahkan itu dan mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa arti sebenarnya bukanlah demikian. Saat itu ini bukanlah sebuah subjek yang siap utk saya tangani atau pikirkan, jadi tidak begitu saya indahkan.
Saya nongkrong dengan teman2 muslim dan melihat kebanyakan hidup tidak bermoral dan berstandar ganda. Kebanyakan punya pacar dan meniduri mereka. Itu sangat tidak islami, atau saya pikir demikian saat itu. Yang mengganggu saya adalah mereka tidak menghargai para pacar mereka itu sebagai manusia yg patut. Para gadis ini bukan muslim maka Cuma mereka pakai utk seks saja. Sikap ini bukan sikap umum muslim, para muslim yang kurang religius justru menunjukkan sikap hormat dan jujur terhadap pacar barat mereka bahkan ada yang sungguh2 mencintai dan ingin menikahi mereka. Sebaliknya, mereka yang religius Cuma pura-pura setia terhadap pacar mereka. Saya selalu berpikir bahwa “islam sejati” itu adalah yang Benar. Jika suatu hal itu tidak bermoral, tidak jujur tidak etis, atau keji, maka tidak mungkin itu islam. Saya tidak melihat bahwa tingkah laku tidak bermoral dan tidak berperasaan para muslim adalah hasil dari yang diajarkan islam.
Bertahun kemudian, saya sadar bahwa kebenaran sesungguhnya adalah sebaliknya. Saya menemukan banyak ayat yang sangat mengganggu saya dan membuat saya mengubah selurup pendapat saya akan islam. Seperti saya lihat, tragedinya adalah orang yang sama ayng hidup tidak etis dan tidak bermoral adalah mereka yang menyebut diri mereka muslim, rajin sholat, puasa dan yang pertama marah dan membela islam jika orang mempertanyakannya. Merekalah orang yang akan ngamuk dan mulai mengajak berkelahi jika ada orang berani menghina atau menentang islam.
Pernah saya berteman seorang Iran di kantin Universitas, belakangan mengenalkan dia kepada dua teman muslim saya. Kami hampir sebaya. Dia sangat terpelajar, saleh dan bijak. Dua teman saya kagum akan karisma dan nilai2 moral dia. Kami suka menunggunya dan duduk disebelah dia ketika waktu makan, karena kami selalu belajar sesuatu darinya. Kami makan banyak spagheti dan risotto dan sangat rindu akan makanan Persia, ghortrie sabzi dan cielow. Teman kami itu bilang ibunya mengirim makanan kering dan mengundang kerumahnya minggu nanti utk makan. Kami melihat kamar dia sangat bersih, tidak seperti kamar2 kami. Dia membuat Ghorme Sabzi yang sangat lezat, yang kami makan dengan rakus, lalu kami duduk ngobrol sambil menyeruput the. Saat itulah saya perhatikan buku2 Baha’i berjejer disana. Ketika kami tanya, dia bilang dia pengikut Baha’i
Hal itu tidak mengusik saya sama sekali, tapi dijalan waktu pulang kedua teman saya bilang tidak mau berteman lagi dengan dia. Saya terkejut dan bertanya kenapa? Mereka bilang karena dia Baha’i maka dia itu Najis, kalau saja tahu sebelumnya dia itu Baha’i mereka tidak mau datang dan berteman dengannya. Saya bingung dan bertanya2 kenapa mereka pikir dia itu najis padahal sebelumnya kita memuji-muji kebersihan dia. Sebelumnya kami semua setuju bahwa moral dia jauh lebih tinggi dari pemuda2 muslim yang kami kenal, jadi kenapa sikap mereka mendadak berubah begini? Respon mereka sangat mengusik nurani saya. Kata mereka nama Baha’i itu sendiri mengandung arti yang membuat mereka tidak suka agama ini. Tahu tidak mengapa semua orang membenci Baha’i? Tanya mereka. Saya tidak tahu, dan bilang bahwa saya suka semua orang. Tapi karena mereka tidak suka atau membenci Baha’i, mungkin mereka harus menjelaskan alasannya kenapa. Mereka sendiri ternyata tidak tahu! Orang ini adalah Pengikut Baha’i pertama yang mereka kenal baik dan sebelumnya jadi panutan contoh mereka, saya ingin tahu kenapa mereka berbalik sikap. Tidak ada alasan khusus, kata mereka. Tapi mereka Cuma tahu bahwa Baha’i itu jelek.
Saya senang tidak meneruskan persahabatan saya dengan dua orang bigot ini. Dari mereka saya belajar bagaimana prasangka buruk itu berbentuk dan bekerja.
Belakangan saya sadar bahwa prasangka buruk dan kebencian yang ada pada diri muslim terhadap semua non muslim bukanlah hasil dari salah tafsir ajaran Quran, tapi justru karena Buku Sial ini mengajarkan kebencian dan mendorong prasangka buruk. Para muslim yang ke mesjid dan mendengarkan khotbah2 terpengaruh demikian. Ada banyak sekali ayat2 dalam Quran yang menyerukan orang Percaya agar membenci kafir, melawan mereka, menyebut mereka najis, menaklukan dan mempermalukan mereka, memotong kepala dan tangan mereka, menyalibkan mereka dan membunuh mereka dimanapun ditemukan.
Saya simpan agama dibelakang rumah utk beberapa tahun. Bukan karena pandangan saya tentang agama telah berubah atau saya tidak menganggap diri saya religius lagi. Hanya saya sibuk hingga tidak punya waktu utk menyisakan waktu memikirkan agama. Sementara itu saya sedikit demi sedikit mulai mengerti tentang demokrasi, HAM dan nilai2 kemanusiaan lain, seperti HAM antara lelaki dan wanita, dan saya suka semua yang saya dapatkan ini. Apa saya sholat? Jika sempat, tapi tidak fanatik. Lagi pula, saya hidup dan bekerja dinegara bArat dan tidak mau terlihat terlalu berbeda.
Satu hari, saya memutuskan bahwa sudah waktunya utk memperdalam pengetahuan saya akan Islam serta membaca sekaligus mengerti Quran sampai Tamat (sebelumnya hanya membaca saja, qatham, tanpa mengerti artinya). Saya punya Quran arab dan terjemahan Inggrisnya. Sebelumnya hanya Quran Arab saja. Kali ini saya pelajari semua, dari cover depan sampai cover belakang.
Saya baca ayatnya dalam huruf Arab, lalu baca terjemahannya, lalu kembali ke arabnya lagi, saya tidak maju ke ayat berikutnya sebelum saya benar2 puas dan mengerti maksudnya baik dalam Arab maupun dalam terjemahannya.
Tidak terlalu lama bagi saya menemukan ayat2 yang sulit utk saya terima. Salah satu ayat itu adalah:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS 4.48)
Saya sulit menerima bahwa Gandhi akan dibakar dineraka selamanya karena dia seorang politeis tanpa harapan diampuni, sementara seorang muslim pembunuh punya harapan diampuni Allah. Ini mengangkat pertanyaan yang mengusik saya: Kenapa Allah begitu kebelet utk dipuja dan dikenal sebagai satu-satunya Tuhan? Jika tidak ada Tuhan selain Dia, ngapain repot2? Saingan ama siapa Dia sebenarnya? Kenapa dia mesti ribut2 mengenai apakah orang kenal dia dan menyembah dia atau tidak?
Sekarang karena saya tinggal di barat dan punya banyak teman barat yang baik, suka pada saya, terbuka hati dan rumahnya utk saya dan menerima saya sebagai teman mereka, sulit sekali utk menerima bahwa Allah tidak menginginkan saya berteman dengan mereka.
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi teman dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (QS 3.28)
Bukankah Allah juga pencipta orang kafir? Bukankah Dia itu Tuhan utk semua orang? Kenapa harus jahat pada kafir? Bukankah lebih baik jika muslim berteman dengan kafir dan mengajar mereka islam dengan contoh2 yg baik? Dengan membuat kita menjaga jarak dan jauh dari kafir, jurang ketidak mengertian tidak akan dijembatani. Bagaimana bisa kafir belajar tentang islam jika kita tidak bergaul dengan mereka? Ini adalah pertanyaan2 yang berputar dikepala saya. Jawaban dari pertanyaan2 ini muncul dari ayat yang sangat mengganggu benak. Perintah Allah adalah untuk:
“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka” (QS 2.191)
Saya teringat teman2 saya, ingat kebaikan mereka dan sayang mereka pada saya, dan membayangkan Kok bisa Tuhan Sejati meminta orang membunuh orang lainnya hanya karena orang itu tidak eprcaya. Ini tidak masuk akal, tapi konsep ini diulang2 begitu sering dalam Quran hingga tidak ada keraguan lagi tentang itu. Dalam ayat 8.65, Allah mengatakan pada sang Nabi:
“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS 8.65)
Saya membayangkan kenapa Allah mengirim utusanNya utk berperang. Bukankah seharusnya Tuhan mengajar kita agar saling mencintai satu sama lain dan toleran akan agama satu sama lain? Dan jika Allah sungguh2 peduli utk membuat orang2 percaya padanya hingga dia tega menyuruh bunuh jika mereka tidak percaya, kenapa bukan Dia sendiri saja yang membunuh mereka langsung? Kenapa meminta kita utk melakukan Pekerjaan KotorNya? Apa kita ini Tukang Pukulnya Allah?
Meski saya tahu tentang Jihad dan tidak pernah mempertanyakan sebelumnya, saya temukan sulit utk diterima Tuhan akan memaksakan kekerasan demikian pada orang2. Yang lebih mengejutkan lagi adalah kekejaman Allah ketika menangani kafir:
“Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (QS 8.12)
Kelihatannya Allah tidak cukup puas dengan membunuh kafir doang; dia menikmati penyiksaan mereka sebelum membunuh mereka. Memenggal kepala orang, memotong ujung2 jari mereka adalah tindakan yang sangat biadab. Apa Tuhan sungguh2 memberi perintah demikian? Tapi itu belum apa2, yang lebih parah lagi adalah kebiadaban yg dia janjikan terhadap kafir dineraka nanti.
Gimana bisa pencipta Jagat Raya begitu kejamnya? Saya kaget mendapati bahwa Quran menyuruh Muslim untuk:
-Membunuh kafir dimanapun mereka ditemukan (Q 2.191)-
-membunuh mereka dan memperlakukan mereka dengan keras (9.123),
- memerangi mereka (8.65)
- sampai tidak ada agama lain selain Islam (2.193),
- mempermalukan mereka dan memaksakan mereka pajak khusus jika mereka kristen atau yahudi (9.29),
- membunuh mereka jika mereka penyembah berhala (9.5),
- menyalibkan atau memotong tangan dan kaki mereka dan mengusir mereka dari kampung mereka dengan dipermalukan.
Dan seakan semua ini belum cukup, Muslim diberitahu bahwa kafir itu
-akan mendapatkan hukuman berat diakhirat nanti (5.34),
- jangan berteman dengan ayah atau saudara mereka sendiri jika mereka itu kafir (3.28; 9.23),
- bunuh keluarga sendiri jika mereka murtad dan
- berjihadlah melawan mereka dengan jihad yang besar (25.52)
- Keraslah pada mereka karena tempat mereka dineraka jahanam (66.9)
Gimana bisa orang waras tidak tergerak hatinya ketika membaca ayat Quran yang mengatakan: “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir maka pancunglah batang leher mereka” (Q 47.4)? dan setelah “dikalahkan, tawanlah mereka dan minta tebusan”.
Saya juga tersentak kaget mendapatkan bahwa Quran menolak kebebasan agama bagi semua orang dan dengan jelas dinyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diterima (Q3.85). Allah menyatakan bahwa mereka yang tidak percaya Quran akan masuk neraka (5.11) dan menyebut mereka najis (9.28). Dia bilang kafir akan masuk neraka dan diberi minum air mendidih (14.17). Lebih jauh lagi, “Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.” (Q22.19). Betapa sadisnya!
Buku Allah bilang wanita lebih rendah dari lelaki dan suami2 mereka punya hak memukul istri (4.34), dan wanita akan masuk neraka jika tidak patuh pada suami (66.10). Dikatakan lelaki punya kelebihan atas wanita (2.228). Bukan saja menyangkal Hak wanita mengenai Warisan (4.11-12) tapi juga menganggap mereka dungu dan menetapkan bahwa kesaksian mereka (wanita) saja tidak berlaku di pengadilan (2.282). Ini artinya wanita yg diperkosa tidak bisa menudup pemerkosanya kecuali dia bisa menghadirkan saksi lelaki yg menyaksikan pemerkosaan itu terjadi, ini tentu saja gila! Pemerkosa tidak akan memperkosa dihadapan saksi. Tapi ayat yang paling mengejutkan adalah ketika Alloh mengijinkan muslim untuk memperkosa tawanan wanita dalam perang, meski mereka (tawanan wanita) itu sudah bersuami sebelum ditangkap (4.3,24). Sang nabi Suci memperkosa wanita tercantik yang tertangkap dalam perampokkannya dihari yang sama ketika dia bunuh suami dan kerabat2nya. Ini sebabnya kenapa setiap kali tentara muslim menaklukan negara lain, mereka menyebut orang2 itu kafir dan memperkosa wanita2nya.
Tentara Pakistan memperkosa hingga 250 RIBU (250.000) wanita bengali tahun 1971 dan membantai TIGA JUTA (3.000.000) rakyat tak bersenjata ketika ulama mereka menetapkan orang2 Bangladesh bukan muslim (kafir). Itu sebabnya penjaga penjara di rejim Islam Iran memperkosa wanita lalu membunuh mereka setelah menyebut mereka murtadin dan musuh Allah.
Quran penuh ayat2 yang mengajarkan pembunuhan orang tidak percaya (kafir) dan bagaimana Allah akan menyiksa mereka setelah mereka mati. Tidak ada pelajaran moralitas, keadilan, kejujuran atau cinta. Pesan satu-satunya Quran adalah utk percaya hadiah Seks tak Terhingga di Surga dan mengancam mereka dengan api neraka. Ketika Quran ngomong kebajikan, bukan berarti kebajikan yang kita biasa kenal, tapi kebajikan yg artinya Percaya pada Allah dan utusanNya. Seorang muslim bisa menjadi pembunuh dan membunuh non muslim tapi tetap menjadi orang saleh. Tindakan baik Cuma sekunder belaka. Percaya Allah dan UtusanNya menjadi tujuan Utama dari kehidupan seseorang manusia.
Setelah membaca Quran saya jadi depresi. Sulit menerima semua itu. Pertamanya saya menyangkal dan mencari arti tersembunyi lain dari ayat2 keji Quran ini, semuanya sia-sia. Tidak ada kesalah pahaman! Quran sangat penuh dengan ketidak manusiawian. Tentu saja juga berisi penghujatan2 dan kemustahilan sains, tapi itu tidak berakibat banyak pada saya dibanding dengan ayat2 keji itu. Kekejian dari buku ini lah yang menyentak dan menggoyahkan dasar2/fondasi kepercayaan saya.
Setelah pengalaman pahit dengan Quran, saya mulai melakukan perjalanan batin yang menyiksa. Saya ditendang keluar dari Ruang kebodohan, dimana semua pertanyaan2 saya terjawab sudah. Diruang itu dulu saya tidak perlu berpikir. Cukup percaya saja. Sekarang, pintu masuk sudah tertutup bagi saya selamanya. Saya telah berkomitmen tuk melakukan perbuatan yang sebelumnya mustahil meski utk dipikirkan saja. Saya telah memakan buah terlarang, yaitu buah pengetahuan, dan mata saya terbuka lebar. Saya bisa melihat semua buah2 pikiran yang keliru dalam Islam dan juga melihat ketelanjangan saya sebelumnya. Saya tahu saya tidak akan diijinkan masuk surga “Kebodohan” itu lagi. Sekali saja anda mulai berpikir, anda tidak patut tinggal disana lagi. Cuma satu jalan, KELUAR.
Jalan pencerahan terbukti lebih sulit meski diri saya telah saya persiapkan. Jalannya licin, segunung penghalang utk dilalui dan banyak jurang kesalahan utk dihindari. Saya berjalan di daerah asing sendirian, tidak tahu apa yang akan saya temukan besok. Ini menjadi Pengembaraan dalam dunia pengertian dan penemuan kebenaran, yang pada akhirnya membawa saya ke tanah pencerahan dan kebebasan.
Saya akan membuat peta daerah asing ini bagi mereka semua yang melakukan ‘dosa’ karena telah berpikir, bagi mereka yang mendapatkan dirinya tertendang dari ruang pembodohan dan berada dijalan menuju daerah tak dikenal.
Jika ragu, jika jubah kebodohan yang kau pakai mulai tersobek sedikit demi sedikit dan akhirnya anda sadar telah telanjang, sadarlah bahwa anda tidak bisa lagi tinggal diruangan pembodohan lebih lama lagi. Anda telah diusir utk selamanya. Seperti bayi yang keluar dari rahim ibunya, juga tidak bisa kembali, anda tidak akan bisa diterima dalam ruang ‘pelupaan’ itu lagi. Dengarkan mereka yang pernah tinggal disana dan jangan berpegangan pada pintu yang menutup. Pintu itu terkunci rapat.
Tataplah kedepan, perjalanan anda masih panjang. Anda bisa terbang ke tujuan anda atau anda bisa merangkak. Saya merangkak! Karena itu saya kenal jalan ini dengan cukup baik. Saya akan gambarkan peta jalan tersebut, hingga semoga saja anda tidak perlu lagi merangkak seperti saya.
Dari buku Kumpulan kesaksian para Murtadin:
WHY WE LEFT ISLAM
(Kenapa kami meninggalkan islam)
http://www.nydailynews.com/gossip/2008/ ... wrath.html
http://www.prweb.com/releases/2008/04/prweb885574.htm
Saya lahir dari keluarga yang cukup religius. Dari pihak Ibu malah punya kerabat yang jadi Ayatollah. Meski kakek (yang tak pernah kulihat) agak sedikit skeptis, tapi kami semua orang percaya. Orang tuaku tidak begitu suka pada para mullah. Malah, kami jarang gaul dengan kerabat2 yang fundamentalis. Kami suka berpikir bahwa keluarga kamilah yg “Islam sejati,” bukan yang diajarkan dan dipraktekan oleh para mullah.
Saya ingat waktu diskusi agama dengan suami bibi saya, umur saya baru 15 tahun. Dia muslim fanatik yang sangat peduli akan Hukum Islam. Hukum ini mengatur bagaimana muslim menjalankan hidupnya, sholat, puasa, serta kehidupan umum dan pribadinya sehari-hari, berbisnis, membersihkan diri, memakai WC bahkan bersetubuh sekalipun. Saya mendebat bahwa semua itu tidak ada hubungannya dengan “Islam Sejati”, bahwa itu semua Cuma karangan para mullah belaka, perhatian yang berlebihan terhadap fiqh menghilangkan akibat dan kepentingan dari pesan2 murni Islam – yaitu utk menyatukan umat manusia dengan penciptanya.. Pandangan ini kebanyakan diilhami oleh Sufisme. Banyak orang Iran, berkat puisi2 nya Rumi, sangat suka akan sufisme hingga tingkat tertentu.
Pada masa muda saya, saya memperhtaikan diskriminasi dan kekejian terhadap pengikut agama minoritas di Iran. Ini lebih terlihat lagi dikota kecil dimana tingkat pendidikannya rendah dan para Mullah lebih berkuasa atas orang2 yang mudah dibohongi ini. Karena Pekerjaan ayah saya, kami tinggal beberapa tahun dikota kecil, jauh dari ibu kota. Saya ingat salah seorang guru renang, dimana kami sangat senang sekali dan menunggu-nunggu pelajaran renang ini, melarang dua orang anak (mereka Baha’i dan Yahudi). Sang guru melarang mereka berenang bersama-sama kami, katanya mereka dilarang berenang dikolam yang sama dengan para muslim. Saya tidak akan pernah lupa roman muka kecewa dua anak itu ketika dilarang berenang, ketika mereka pulang dengan menangis, pasrah dan sakit hati. Diumur sekian itu, mungkin 9 atau 10 tahun, saya tidak mengerti dan ikut sedih atas ketidak adilan ini. Dulu itu saya pikir salah anak itu sendiri kenapa ngga jadi muslim.
Saya beruntung punya orang tua yang pikirannya agak terbuka, yang mengajarkan saya utk berpikir kritis. Mereka mengajarkan dan menanamkan rasa cinta Tuhan dan UtusanNya, tapi sambil tetap mempertahankan nilai2 kemanusiaan seperti kesetaraan hak antara lelaki perempuan, dan cinta bagi seluruh umat manusia. Intinya, demikianlah keluarga2 modern Iran diajarkan, mayoritas muslim berpendidikan percaya bahwa Islam adalah agama manusiawi yang menghargai HAM, yang mengangkat status wanita dan membela Hak2 mereka. Kebanyakan muslim percaya bahwa islam artinya damai. Tak perlu dikatakan, sedikit sekali dari mereka yang membaca dan mengerti Quran.
Saya menghabiskan masa muda saya dalam mimpi2 manis ini, membela “Islam Sejati” seperti yang saya pikir sudah seharusnya saya lakukan, dan mengkritik para Mullah serta penyimpangan2 mereka dari ajaran asli Islam. Saya mengidealisasikan islam yang sesuai dengan nilai2 kemanusiaan yang saya bentuk. Tentu saja Islam khayalan saya adalah islam yang indah. Sebuah agama yang damai dan menyetarakan seluruh umat manusia. Sebuah agama yang mendorong para pengikutnya utk mengejar ilmu pengetahuan dan haus akan rasa ingin tahu. Agama yang selaras dengan sains dan akal. Malah, saya pikir sains itu diilhami dari islam. Islam yang saya percaya adalah sebuah agama yang bertaburan dengan sains modern, yang pada akhirnya membuahkan hasil di negara2 barat dan membuat penemuan2 modern dihasilkan dan dimungkinkan. Islam, saya percaya, adalah penyebab utama dari peradaban modern sekarang ini. Alasan kenapa bukan muslim yang menemukan dan kenapa muslim hidup dalam ketidak tahuan yang menyedihkan akan ilmu pengetahuan, saya pikir, karena salah para mullah yang self-centered dan para pemimpin agama yang menafsirkan ajaran asli Islam demi keuntungan pribadi mereka sendiri.
Banyak muslim percaya bahwa peradaban Barat yang hebat itu akarnya adalah dari Islam. Mereka menyebut-nyebut pemikir2 sains timur Tengah yang hebat2 yang menyumbangkan hal2 penting bagi kelahiran dari sains modern. Omar Khayyam adalah matematikawan yang besar yang mengukur panjangnya waktu setahun persis 0.74 persen hingga kedetiknya. Zacharia Razl dianggap sebagai salah seorang pelopor sains empirik yang mendasarkan pengetahuannya pada riset dan eksperimen. Ensiklopedia Kedokteran dari Avicenna yg monumental diajarkan diuniversitas2 Eropa selama berabad-abad. Ada banyak sekali ilmuwan2 hebat yang punya nama “Islam” yang menjadi pionir/pelopor dari sains modern ketika Eropa masih dalam Zaman Kegelapan. Seperti semua muslim, saya percaya bahwa semua ilmuwan2 yang disebutkan itu adalah muslim, bahwa mereka mendapatkan ilmu pengetahuannya itu dari Quran, dan jika saja sekarang ini para muslim bisa kembali mendapatkan ajaran murni Islam, maka zaman2 keemasan islam itu akan kembali dan para muslim akan memimpin dunia kembali dalam hal ilmu dan peradaban.
Iran adalah negara muslim, tapi juga negara yang korup. Kesempatan masuk universitas sangat kecil. Hanya satu dari 10 pelamar yang bisa masuk. Sering mereka terpaksa belajar dijurusan yang tidak mereka suka hanya karena mereka tidak punya nilai cukup utk jurusan yang mereka inginkan. Para pelajar yang punya koneksi sering mendapatkan jurusan yang populer.
Standar pendidikan di Iran tidaklah ideal. Universitas kurang dana, karena pemerintah lebih suka membangun militer yang kuat daripada membangun infrastuktur negara dan berinvestasi dalam pendidikan warganya. Inilah alasan2 kenapa ayah saya pikir lebih baik saya keluar Iran dan belajar dinegara lain.
Kami mempertimbangkan Amerika dan Eropa, tapi ayah, karena nasihat dari teman religiusnya, berpikir bahwa negara islam akan lebih baik bagi anak umur 16 tahun. Kami diberitahu bahwa Moralitas di barat terlalu longgar, orang2 jadi aneh, pantai2 penuh orang telanjang, dan mereka minum minuman keras serta gaya hidupnya berantakan, semuanya bahaya bagi anak muda. Jadinya saya dikirim ke Pakistan, dimana orang2nya religius dan jadinya aman serta bermoral. Teman dari keluarga bialng Pakistan sama dengan Inggris, kecuali lebih murah doang.
Ini, tentunya, terbukti tidak benar. Saya mendapatkan orang2 Pakistan sama tidak bermoral dan korupnya seperti orang Iran. Ya, mereka religius. Mereka tidak makan babi dan saya tidak melihat ada yang minum alkohol dimuka umum, tapi saya perhatikan banyak yang berpikiran kotor, berbohong, munafik, kejam pada wanita dan terlebih, penuh kebencian akan orang2 India. Saya tidak mendapatkan mereka lebih baik dari orang Iran dalam hal apapun. Mereka religius tapi tidak bermoral dan tidak beretika.
DiUniversitas, bukannya mengambil jurusan Urdu, saya ambil Budaya Pakistan utk melengkapi tingkat FSc (Fellow of Science) saya. Saya mempelajari alasan pemisahan Pakistan dari India dan utk pertama kali kudengar tentang Mohammad Ali Jinah, orang2 Pakistan menyebutnya Qaid-e A’zam, Pemimpin Besar. Dia ditampilkan sebagai orang pintar, Bapak Bangsa, sementara Gandhi disebut dalam cara yang menyepelekan. Bahkan saat itupun saya tidak bisa tidak harus berpihak pada Gandhi dan tidak suka Jinnah sebagai orang sombong, ambisius ayng menjadi biang keladi perpecahan sebuah negara dan menyebabkan kematian jutaan orang. Saya selalu punya pemikiran sendiri dan saya cukup percaya diri dalam pemikiran itu. Apapun yang diajarkan pada saya, saya selalu menyimpulkan kesimpulan sendiri dan tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan.
Saya tidak melihat perbedaan agama sebagai alasan sah utk memisahkan sebuah negara. Kata “Pakistan” itu sendiri merupakan hinaan bagi orang India. Orang2 Pakistan menyebut diri mereka Pak (Bersih) utk membedakan mereka dari orang India yang adalah najis (kotor). Ironisnya, saya tidak pernah melihat orang sejorok orang Pakistan, baik secara fisik maupun menatl. Mengecewakan sekali melihat sebuah negara islam dengan kebangkrutan intelektual dan moral sedemikian parah. Dalam diskusi dengan teman, saya gagal meyakinkan tentang “Islam Sejati”. Saya mengutuk kefanatikan dan fanatisme mereka sementara mereka tidak setuju dengan pandangan2 ‘tidak islami’ saya.
Saya sampaikan ini semua pada ayah dan memutuskan utk belajar di Italia. Di Italia, orang minum arak dan makan babi, tapi mereka lebih ramah tamah, menyambut dan tidak munafik dibanding muslim. Saya lihat orang mau menolong tanpa mengharapkan imbalan. Saya bertemu pasangan manula yang sangat ramah, yang mengundang makan siang dihari minggu agar saya tidak sendirian dirumah. Mereka tidak menginginkan apapun dari saya. Mereka Cuma ingin membagi kebahagiaan mereka. Saya dianggap cucu mereka. Hanya seorang asing yang berada dinegara asing, yang tidak kenal siapa2 dan tidak bisa bicara bahasa mereka, yang bisa sungguh2 menghargai nilai pertolongan dan keramahan dari orang2 lokal.
Rumah mereka sangat bersih cemerlang, dengan lantai marmer yang mengkilat. Ini mengkontradiksi gagasan saya tentang orang barat. Meski keluarga saya sangat terbuka terhadap orang lain, Islam mengajarkan bahwa non muslim adalah najis (QS 9.28) dan kita tidak boleh berteman dengan mereka. Saya masih punya Quran terjemahan Farsi yang suka saya baca. Salah satu ayat yg saya garis bawahi adalah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi teman-teman (mu); sebahagian mereka adalah teman bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi teman, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (QS 5.51)
Saya sulit mengerti “bijaknya” ayat demikian. Saya membayangkan kenapa tidak boleh berteman dengan pasangan yg baik ini yang tidak punya motif lain dalam menunjukkan keramahan mereka selain agar saya merasa betah. Saya pikir merekalah yang patut disebut “Muslim Sejati” dan saya mencoba membicarakan masalah agama, berharap mereka bisa melihat kebenaran islam dan memeluknya. Tapi mereka tidak tertarik dan dengan sopan mengganti subjek pembicaraan. Saya tidak begitu **** utk percaya begitu saja bahwa semua kafir akan masuk neraka. Say baca ini dalam Quran sebelumnya tapi tidak pernah ingin memikirkan lebih jauh tentangnya. Saya hanya mengabaikannya saja. Tentu saja, saya tahu bahwa Tuhan akan senang jika ada orang yang mengenal utusanNya tapi tidak pernah berpikir bahwa Dia akan sangat kejam utk membakar seseorang dineraka selamanya, bahkan jika orang itu hanya berlaku baik sekalipun, Cuma karena dia bukan muslim belaka. Saya baca peringatan berikut:
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” QS 3.85
Tapi saya tidak mengindahkan itu dan mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa arti sebenarnya bukanlah demikian. Saat itu ini bukanlah sebuah subjek yang siap utk saya tangani atau pikirkan, jadi tidak begitu saya indahkan.
Saya nongkrong dengan teman2 muslim dan melihat kebanyakan hidup tidak bermoral dan berstandar ganda. Kebanyakan punya pacar dan meniduri mereka. Itu sangat tidak islami, atau saya pikir demikian saat itu. Yang mengganggu saya adalah mereka tidak menghargai para pacar mereka itu sebagai manusia yg patut. Para gadis ini bukan muslim maka Cuma mereka pakai utk seks saja. Sikap ini bukan sikap umum muslim, para muslim yang kurang religius justru menunjukkan sikap hormat dan jujur terhadap pacar barat mereka bahkan ada yang sungguh2 mencintai dan ingin menikahi mereka. Sebaliknya, mereka yang religius Cuma pura-pura setia terhadap pacar mereka. Saya selalu berpikir bahwa “islam sejati” itu adalah yang Benar. Jika suatu hal itu tidak bermoral, tidak jujur tidak etis, atau keji, maka tidak mungkin itu islam. Saya tidak melihat bahwa tingkah laku tidak bermoral dan tidak berperasaan para muslim adalah hasil dari yang diajarkan islam.
Bertahun kemudian, saya sadar bahwa kebenaran sesungguhnya adalah sebaliknya. Saya menemukan banyak ayat yang sangat mengganggu saya dan membuat saya mengubah selurup pendapat saya akan islam. Seperti saya lihat, tragedinya adalah orang yang sama ayng hidup tidak etis dan tidak bermoral adalah mereka yang menyebut diri mereka muslim, rajin sholat, puasa dan yang pertama marah dan membela islam jika orang mempertanyakannya. Merekalah orang yang akan ngamuk dan mulai mengajak berkelahi jika ada orang berani menghina atau menentang islam.
Pernah saya berteman seorang Iran di kantin Universitas, belakangan mengenalkan dia kepada dua teman muslim saya. Kami hampir sebaya. Dia sangat terpelajar, saleh dan bijak. Dua teman saya kagum akan karisma dan nilai2 moral dia. Kami suka menunggunya dan duduk disebelah dia ketika waktu makan, karena kami selalu belajar sesuatu darinya. Kami makan banyak spagheti dan risotto dan sangat rindu akan makanan Persia, ghortrie sabzi dan cielow. Teman kami itu bilang ibunya mengirim makanan kering dan mengundang kerumahnya minggu nanti utk makan. Kami melihat kamar dia sangat bersih, tidak seperti kamar2 kami. Dia membuat Ghorme Sabzi yang sangat lezat, yang kami makan dengan rakus, lalu kami duduk ngobrol sambil menyeruput the. Saat itulah saya perhatikan buku2 Baha’i berjejer disana. Ketika kami tanya, dia bilang dia pengikut Baha’i
Hal itu tidak mengusik saya sama sekali, tapi dijalan waktu pulang kedua teman saya bilang tidak mau berteman lagi dengan dia. Saya terkejut dan bertanya kenapa? Mereka bilang karena dia Baha’i maka dia itu Najis, kalau saja tahu sebelumnya dia itu Baha’i mereka tidak mau datang dan berteman dengannya. Saya bingung dan bertanya2 kenapa mereka pikir dia itu najis padahal sebelumnya kita memuji-muji kebersihan dia. Sebelumnya kami semua setuju bahwa moral dia jauh lebih tinggi dari pemuda2 muslim yang kami kenal, jadi kenapa sikap mereka mendadak berubah begini? Respon mereka sangat mengusik nurani saya. Kata mereka nama Baha’i itu sendiri mengandung arti yang membuat mereka tidak suka agama ini. Tahu tidak mengapa semua orang membenci Baha’i? Tanya mereka. Saya tidak tahu, dan bilang bahwa saya suka semua orang. Tapi karena mereka tidak suka atau membenci Baha’i, mungkin mereka harus menjelaskan alasannya kenapa. Mereka sendiri ternyata tidak tahu! Orang ini adalah Pengikut Baha’i pertama yang mereka kenal baik dan sebelumnya jadi panutan contoh mereka, saya ingin tahu kenapa mereka berbalik sikap. Tidak ada alasan khusus, kata mereka. Tapi mereka Cuma tahu bahwa Baha’i itu jelek.
Saya senang tidak meneruskan persahabatan saya dengan dua orang bigot ini. Dari mereka saya belajar bagaimana prasangka buruk itu berbentuk dan bekerja.
Belakangan saya sadar bahwa prasangka buruk dan kebencian yang ada pada diri muslim terhadap semua non muslim bukanlah hasil dari salah tafsir ajaran Quran, tapi justru karena Buku Sial ini mengajarkan kebencian dan mendorong prasangka buruk. Para muslim yang ke mesjid dan mendengarkan khotbah2 terpengaruh demikian. Ada banyak sekali ayat2 dalam Quran yang menyerukan orang Percaya agar membenci kafir, melawan mereka, menyebut mereka najis, menaklukan dan mempermalukan mereka, memotong kepala dan tangan mereka, menyalibkan mereka dan membunuh mereka dimanapun ditemukan.
Saya simpan agama dibelakang rumah utk beberapa tahun. Bukan karena pandangan saya tentang agama telah berubah atau saya tidak menganggap diri saya religius lagi. Hanya saya sibuk hingga tidak punya waktu utk menyisakan waktu memikirkan agama. Sementara itu saya sedikit demi sedikit mulai mengerti tentang demokrasi, HAM dan nilai2 kemanusiaan lain, seperti HAM antara lelaki dan wanita, dan saya suka semua yang saya dapatkan ini. Apa saya sholat? Jika sempat, tapi tidak fanatik. Lagi pula, saya hidup dan bekerja dinegara bArat dan tidak mau terlihat terlalu berbeda.
Satu hari, saya memutuskan bahwa sudah waktunya utk memperdalam pengetahuan saya akan Islam serta membaca sekaligus mengerti Quran sampai Tamat (sebelumnya hanya membaca saja, qatham, tanpa mengerti artinya). Saya punya Quran arab dan terjemahan Inggrisnya. Sebelumnya hanya Quran Arab saja. Kali ini saya pelajari semua, dari cover depan sampai cover belakang.
Saya baca ayatnya dalam huruf Arab, lalu baca terjemahannya, lalu kembali ke arabnya lagi, saya tidak maju ke ayat berikutnya sebelum saya benar2 puas dan mengerti maksudnya baik dalam Arab maupun dalam terjemahannya.
Tidak terlalu lama bagi saya menemukan ayat2 yang sulit utk saya terima. Salah satu ayat itu adalah:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS 4.48)
Saya sulit menerima bahwa Gandhi akan dibakar dineraka selamanya karena dia seorang politeis tanpa harapan diampuni, sementara seorang muslim pembunuh punya harapan diampuni Allah. Ini mengangkat pertanyaan yang mengusik saya: Kenapa Allah begitu kebelet utk dipuja dan dikenal sebagai satu-satunya Tuhan? Jika tidak ada Tuhan selain Dia, ngapain repot2? Saingan ama siapa Dia sebenarnya? Kenapa dia mesti ribut2 mengenai apakah orang kenal dia dan menyembah dia atau tidak?
Sekarang karena saya tinggal di barat dan punya banyak teman barat yang baik, suka pada saya, terbuka hati dan rumahnya utk saya dan menerima saya sebagai teman mereka, sulit sekali utk menerima bahwa Allah tidak menginginkan saya berteman dengan mereka.
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi teman dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).” (QS 3.28)
Bukankah Allah juga pencipta orang kafir? Bukankah Dia itu Tuhan utk semua orang? Kenapa harus jahat pada kafir? Bukankah lebih baik jika muslim berteman dengan kafir dan mengajar mereka islam dengan contoh2 yg baik? Dengan membuat kita menjaga jarak dan jauh dari kafir, jurang ketidak mengertian tidak akan dijembatani. Bagaimana bisa kafir belajar tentang islam jika kita tidak bergaul dengan mereka? Ini adalah pertanyaan2 yang berputar dikepala saya. Jawaban dari pertanyaan2 ini muncul dari ayat yang sangat mengganggu benak. Perintah Allah adalah untuk:
“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka” (QS 2.191)
Saya teringat teman2 saya, ingat kebaikan mereka dan sayang mereka pada saya, dan membayangkan Kok bisa Tuhan Sejati meminta orang membunuh orang lainnya hanya karena orang itu tidak eprcaya. Ini tidak masuk akal, tapi konsep ini diulang2 begitu sering dalam Quran hingga tidak ada keraguan lagi tentang itu. Dalam ayat 8.65, Allah mengatakan pada sang Nabi:
“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS 8.65)
Saya membayangkan kenapa Allah mengirim utusanNya utk berperang. Bukankah seharusnya Tuhan mengajar kita agar saling mencintai satu sama lain dan toleran akan agama satu sama lain? Dan jika Allah sungguh2 peduli utk membuat orang2 percaya padanya hingga dia tega menyuruh bunuh jika mereka tidak percaya, kenapa bukan Dia sendiri saja yang membunuh mereka langsung? Kenapa meminta kita utk melakukan Pekerjaan KotorNya? Apa kita ini Tukang Pukulnya Allah?
Meski saya tahu tentang Jihad dan tidak pernah mempertanyakan sebelumnya, saya temukan sulit utk diterima Tuhan akan memaksakan kekerasan demikian pada orang2. Yang lebih mengejutkan lagi adalah kekejaman Allah ketika menangani kafir:
“Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.” (QS 8.12)
Kelihatannya Allah tidak cukup puas dengan membunuh kafir doang; dia menikmati penyiksaan mereka sebelum membunuh mereka. Memenggal kepala orang, memotong ujung2 jari mereka adalah tindakan yang sangat biadab. Apa Tuhan sungguh2 memberi perintah demikian? Tapi itu belum apa2, yang lebih parah lagi adalah kebiadaban yg dia janjikan terhadap kafir dineraka nanti.
Gimana bisa pencipta Jagat Raya begitu kejamnya? Saya kaget mendapati bahwa Quran menyuruh Muslim untuk:
-Membunuh kafir dimanapun mereka ditemukan (Q 2.191)-
-membunuh mereka dan memperlakukan mereka dengan keras (9.123),
- memerangi mereka (8.65)
- sampai tidak ada agama lain selain Islam (2.193),
- mempermalukan mereka dan memaksakan mereka pajak khusus jika mereka kristen atau yahudi (9.29),
- membunuh mereka jika mereka penyembah berhala (9.5),
- menyalibkan atau memotong tangan dan kaki mereka dan mengusir mereka dari kampung mereka dengan dipermalukan.
Dan seakan semua ini belum cukup, Muslim diberitahu bahwa kafir itu
-akan mendapatkan hukuman berat diakhirat nanti (5.34),
- jangan berteman dengan ayah atau saudara mereka sendiri jika mereka itu kafir (3.28; 9.23),
- bunuh keluarga sendiri jika mereka murtad dan
- berjihadlah melawan mereka dengan jihad yang besar (25.52)
- Keraslah pada mereka karena tempat mereka dineraka jahanam (66.9)
Gimana bisa orang waras tidak tergerak hatinya ketika membaca ayat Quran yang mengatakan: “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir maka pancunglah batang leher mereka” (Q 47.4)? dan setelah “dikalahkan, tawanlah mereka dan minta tebusan”.
Saya juga tersentak kaget mendapatkan bahwa Quran menolak kebebasan agama bagi semua orang dan dengan jelas dinyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diterima (Q3.85). Allah menyatakan bahwa mereka yang tidak percaya Quran akan masuk neraka (5.11) dan menyebut mereka najis (9.28). Dia bilang kafir akan masuk neraka dan diberi minum air mendidih (14.17). Lebih jauh lagi, “Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.” (Q22.19). Betapa sadisnya!
Buku Allah bilang wanita lebih rendah dari lelaki dan suami2 mereka punya hak memukul istri (4.34), dan wanita akan masuk neraka jika tidak patuh pada suami (66.10). Dikatakan lelaki punya kelebihan atas wanita (2.228). Bukan saja menyangkal Hak wanita mengenai Warisan (4.11-12) tapi juga menganggap mereka dungu dan menetapkan bahwa kesaksian mereka (wanita) saja tidak berlaku di pengadilan (2.282). Ini artinya wanita yg diperkosa tidak bisa menudup pemerkosanya kecuali dia bisa menghadirkan saksi lelaki yg menyaksikan pemerkosaan itu terjadi, ini tentu saja gila! Pemerkosa tidak akan memperkosa dihadapan saksi. Tapi ayat yang paling mengejutkan adalah ketika Alloh mengijinkan muslim untuk memperkosa tawanan wanita dalam perang, meski mereka (tawanan wanita) itu sudah bersuami sebelum ditangkap (4.3,24). Sang nabi Suci memperkosa wanita tercantik yang tertangkap dalam perampokkannya dihari yang sama ketika dia bunuh suami dan kerabat2nya. Ini sebabnya kenapa setiap kali tentara muslim menaklukan negara lain, mereka menyebut orang2 itu kafir dan memperkosa wanita2nya.
Tentara Pakistan memperkosa hingga 250 RIBU (250.000) wanita bengali tahun 1971 dan membantai TIGA JUTA (3.000.000) rakyat tak bersenjata ketika ulama mereka menetapkan orang2 Bangladesh bukan muslim (kafir). Itu sebabnya penjaga penjara di rejim Islam Iran memperkosa wanita lalu membunuh mereka setelah menyebut mereka murtadin dan musuh Allah.
Quran penuh ayat2 yang mengajarkan pembunuhan orang tidak percaya (kafir) dan bagaimana Allah akan menyiksa mereka setelah mereka mati. Tidak ada pelajaran moralitas, keadilan, kejujuran atau cinta. Pesan satu-satunya Quran adalah utk percaya hadiah Seks tak Terhingga di Surga dan mengancam mereka dengan api neraka. Ketika Quran ngomong kebajikan, bukan berarti kebajikan yang kita biasa kenal, tapi kebajikan yg artinya Percaya pada Allah dan utusanNya. Seorang muslim bisa menjadi pembunuh dan membunuh non muslim tapi tetap menjadi orang saleh. Tindakan baik Cuma sekunder belaka. Percaya Allah dan UtusanNya menjadi tujuan Utama dari kehidupan seseorang manusia.
Setelah membaca Quran saya jadi depresi. Sulit menerima semua itu. Pertamanya saya menyangkal dan mencari arti tersembunyi lain dari ayat2 keji Quran ini, semuanya sia-sia. Tidak ada kesalah pahaman! Quran sangat penuh dengan ketidak manusiawian. Tentu saja juga berisi penghujatan2 dan kemustahilan sains, tapi itu tidak berakibat banyak pada saya dibanding dengan ayat2 keji itu. Kekejian dari buku ini lah yang menyentak dan menggoyahkan dasar2/fondasi kepercayaan saya.
Setelah pengalaman pahit dengan Quran, saya mulai melakukan perjalanan batin yang menyiksa. Saya ditendang keluar dari Ruang kebodohan, dimana semua pertanyaan2 saya terjawab sudah. Diruang itu dulu saya tidak perlu berpikir. Cukup percaya saja. Sekarang, pintu masuk sudah tertutup bagi saya selamanya. Saya telah berkomitmen tuk melakukan perbuatan yang sebelumnya mustahil meski utk dipikirkan saja. Saya telah memakan buah terlarang, yaitu buah pengetahuan, dan mata saya terbuka lebar. Saya bisa melihat semua buah2 pikiran yang keliru dalam Islam dan juga melihat ketelanjangan saya sebelumnya. Saya tahu saya tidak akan diijinkan masuk surga “Kebodohan” itu lagi. Sekali saja anda mulai berpikir, anda tidak patut tinggal disana lagi. Cuma satu jalan, KELUAR.
Jalan pencerahan terbukti lebih sulit meski diri saya telah saya persiapkan. Jalannya licin, segunung penghalang utk dilalui dan banyak jurang kesalahan utk dihindari. Saya berjalan di daerah asing sendirian, tidak tahu apa yang akan saya temukan besok. Ini menjadi Pengembaraan dalam dunia pengertian dan penemuan kebenaran, yang pada akhirnya membawa saya ke tanah pencerahan dan kebebasan.
Saya akan membuat peta daerah asing ini bagi mereka semua yang melakukan ‘dosa’ karena telah berpikir, bagi mereka yang mendapatkan dirinya tertendang dari ruang pembodohan dan berada dijalan menuju daerah tak dikenal.
Jika ragu, jika jubah kebodohan yang kau pakai mulai tersobek sedikit demi sedikit dan akhirnya anda sadar telah telanjang, sadarlah bahwa anda tidak bisa lagi tinggal diruangan pembodohan lebih lama lagi. Anda telah diusir utk selamanya. Seperti bayi yang keluar dari rahim ibunya, juga tidak bisa kembali, anda tidak akan bisa diterima dalam ruang ‘pelupaan’ itu lagi. Dengarkan mereka yang pernah tinggal disana dan jangan berpegangan pada pintu yang menutup. Pintu itu terkunci rapat.
Tataplah kedepan, perjalanan anda masih panjang. Anda bisa terbang ke tujuan anda atau anda bisa merangkak. Saya merangkak! Karena itu saya kenal jalan ini dengan cukup baik. Saya akan gambarkan peta jalan tersebut, hingga semoga saja anda tidak perlu lagi merangkak seperti saya.