Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Khusus ttg sepak terjang/sejarah jihad dan penerapan Syariah di INDONESIA & negara jiran (MALAYSIA)
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by ali5196 »

TANGAN2 KOTOR ISLAM TERNYATA JUGA MENINGGALKAN BEKAS DLM PERISTIWA G30S/PKI

Ini yg gua dapatkan dari internet:
http://www.geocities.com/z_iwan/teks/buku_sejarah.html
PALU ARIT, PEMBANTAIAN DI LADANG TEBU

Pada bab-bab berikutnya, sebuah panorama yang lebih nyata dan berdarah dipaparkan. Fokus utama dari buku ini adalah pada kasus pembantaian massal yang terjadi di Jombang dan Kediri.

Lebih fokus lagi, Hermawan menyoroti bagaimana berdirinya pesantren dan pabrik gula di dua daerah itu secara historis telah mengubah peta sosial dan budaya di wilayah setempat. Berdirinya PABRIK GULA telah menumbuhkan semacam budaya sekuler di kalangan pegawai dan buruh yang bekerja disana.

Sementara di sisi lain, ada semacam misi suci dari kaum ulama Islam untuk berdakwah disana. Satu persatu pesantren kemudian berdiri di sekitarnya dan menciptakan budaya santri yang khas. Belakangan, pesantren-pesantren yang ada, lewat tradisi yang mereka pertahankan, berhasil memperkuat jaringan kekuatan Islam yang ada. Bahkan, mereka mampu mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama yang berkembang sebagai partai dan menjadi salah satu kekuatan politik utama hingga sekarang.

Antara pesantrean dan komunitas di PG tersebut saling berhubungan, sebagian menciptakan pola kerjasama, namun juga sebagian lagi membangun konfrontasi. "Orientasi kultural dan perilaku sosial menjadi identitas kelompok, dan persaingan politik bertumpang tindih dengan pemilahan kultural," tulis Hermawan.

Setelah pembunuhan para jenderal di Jakarta, kabar tersebut sampai ke Jombang dan Kediri dengan informasi yang sangat terbatas dan tidak berimbang. Aksi-aksi menentang PKI mulai muncul dan perlahan mulai mendekati titik didih, hingga akhirnya pecahlah pada pembantaian berdarah.

(dan terulang lagi di Timtim, Poso, Ambon, Bali. Memang MO Islam sama terus dari dulu sampai sekarang ! Begitu ada berita korban Muslim, lalu massa KALAP, SAMBER CELURIT, BUNUUUUUHHHHHHH .... )

Lihat juga http://dannyreviews.com/h/The_Indonesian_Killings.html
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

With thanks to Maisaroh :

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=14188
Menurut cerita orang tua saya yg tinggal di satu daerah di Jawa Timur, mereka menjadi saksi mata kekejaman orang-orang Muslim dalam membantai sesamanya yg dicurigai antek-antek komunis. Mereka cerita sungai tak lagi berisi air, tapi penuh dengan bongkahan kepala manusia. Dan sebagian dari kepala-kepala itu ada yang ditanam di dalam kolong jembatan sebagai tumbal. Anak-anak kecil pun tidak luput dari pembantaian. Para warga yang dituduh eks PKI itu dikejar-kejar oleh Muslim ibarat tikus-tikus yang tak berharga. Ada yang sembunyi di dalam parit, di dalam plafon rumah, dan di mana pun yg sekiranya bisa menyelamatkan diri mereka dari amuk massa. Ke mana pun mereka lari dan bersembunyi, Muslim akan menemukan mereka dan membacoki tubuh mereka hingga tak utuh lagi.

Saya jadi berpikir: Lebih mulia mana, PKI ataukah Muslim?

Semula saya tidak mengerti dengan semua kebiadaban ini, sampai akhirnya mata saya terbuka dan cukup jelas sekali saya dapat melihat Islam yg sesungguhnya, yg barangkali hal ini tidak dimiliki oleh teman-teman saya yg masih Muslim.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

ULASAN BUKU THE INDONESIAN KILLINGS (Pembunuhan2 Indonesia)
http://dannyreviews.com/h/The_Indonesian_Killings.html
Sebuah essay dlm buku tsb oleh Kenneth Young menganalisa karakterisasi khusus dari daerah2 setempat yg dipengaruhi oleh jalannya
peristiwa; walau pembunuhan itu dicetuskan oleh peristiwa2 nasional dan menelusuri sebuah pola umum (yi kerusuhan masal yg disusul dgn campur tangan militer dan pembunuhan besar2an oleh kelompok pemuda nasionalis dan MUSLIM), intensitasnya berbeda dari daerah ke daerah.

Di Kediri (Jawa Timur) kekerasan dibakar oleh semangat agama (Muslim santri vs Muslim abangan). Di Pasuruan, agama juga memainkan peranan penting. Di Bali, perpecahan lebih bersifat politik : PNI vs PKI dan lebih terorientasi pada taraf kekayaan masyarakat, walau anehnya banyak pemilik tanah di Bali mendukung PKI. Di Sumatra Timur, pekerja perkebunan langsung berkonfrontasi dgn militer dan di Nusa Tenggara, kekuasaan negara lebih terbatas dan pembunuhan terjadi agak belakangan oleh pihak2 bukan militer.

Kenneth Orr menguak sejumlah informasi ttg pembunuhan2 masal anti PKI di thn 60-an tsb. Ia menulis ttg dampak pembunuhan2 masal itu terhdp individu2: seorang guru sekolah yg tergesa2 mengumpulkan komite penyidikan utk menentukan siapa dari rekan2 kerjanya akan dibunuh atau dibiarkan hidup, dan dgn begitu membantu menghindari pembantaian besar2an; pedagang2 yg mengeruk kekayaan dgn memanfaatkan keadaan menjual kartu2 anggota palsu PNI kpd pemimpin2 PKI; problema besar kekurangan jumlah guru dlm tahun2 setelah pembunuhan masal tsb dan seorang gadis yg duduk di belakang kelas yg diam2 meneteskan air mata ketika peristiwa 1965 dibahas dlm kelasnya di thn 1981.
Buku ini bisa didapatkan di amazon.com (kalau nggak udah gua beli duluan !) :wink:
unagi-lagi
Posts: 125
Joined: Thu Oct 08, 2009 11:12 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by unagi-lagi »

yang punya keluarga di Madiun, Ponorogo atau Blitar pasti tau cerita pembantaian ini
lebih baik diteriakin maling daripada diteriakin PKI

sadis lah cara mbunuhnya
ada yg disate (3-4 orang disuruh baris berjejer, lalu ditusuk pake 1 bambu runcing)

hiyyy takut.
wesewes
Posts: 2
Joined: Thu Oct 29, 2009 11:39 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by wesewes »

unagi-lagi wrote:yang punya keluarga di Madiun, Ponorogo atau Blitar pasti tau cerita pembantaian ini
lebih baik diteriakin maling daripada diteriakin PKI

sadis lah cara mbunuhnya
ada yg disate (3-4 orang disuruh baris berjejer, lalu ditusuk pake 1 bambu runcing)

hiyyy takut.
Kalo temen temen mungkin hanya dengar cerita dari orang lain ,kalo aku dari ortuku sendiri yang udah mau di dorr tinggal click... aku nggak akan lahir .Bersyukur Senapan macet ..jadi "cuman" masuk bui tanpa pengadilan.Traumatik ketika mendengar kata "ansor" traumatik ketika mendengar kata PKI dlllllll.Padahal Ortuku tuh udah belain nyawa demi negeri ini dengan bertempur sama Belanda dan Jepang sisa-sisa luka masih membekas di tubuh beliau.Ketika beliau kutanya apakah dendam karena semuanya itu ,Beliau menjawab Tuhan sudah memberi lebih melalui anak-anak beliau. Beliau berjuang untuk negeri ini tanpa pamrih tanpa pensiun dan tanpa apapun fasilitas negara.Tragis tapi sekarang kami mensyukuri semuanya. :heart: :heart:
Ahmadibejad
Posts: 1325
Joined: Sun Sep 06, 2009 9:16 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by Ahmadibejad »

@wesewes...
Saya salut dan bangga terhadap Bapak bro wesewes....
Begitu Bijaksananya Bapak anda menyikapi trauma yang dihadapinya....
=D> =D>
Perjuangannya akan diteruskan putra2nya....
Salam untuk Bapak anda bro... :heart: :heart: :heart: :prayer: :prayer:
siauhiji
Posts: 94
Joined: Thu Sep 24, 2009 2:46 pm

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by siauhiji »

Pantesan bapak gw dulu wanti2, jangan cari gara2 sama orang islam, orang islam itu JAHAT. Doi saksi jaman PKI dibantai emang.
up1234go
Posts: 1655
Joined: Tue Jul 04, 2006 12:05 pm

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by up1234go »

Jadi ingat lagu kaum nasionalis jaman doeloe.

Acungkan tinju kita
Satu padu
Bersatu bulat semangat kita
Ayo terus maju

NASAKOM bersatu
Singkirkan kepala batu
NASAKOM satu cita
Sosialisme pasti jaya
jadilah_Bijaksana
Posts: 137
Joined: Sat Oct 17, 2009 9:31 pm

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by jadilah_Bijaksana »

up1234go wrote:Jadi ingat lagu kaum nasionalis jaman doeloe.

Acungkan tinju kita
Satu padu
Bersatu bulat semangat kita
Ayo terus maju

NASAKOM bersatu
Singkirkan kepala batu
NASAKOM satu cita
Sosialisme pasti jaya
kalau itu seperti nyampur bensin sama air, gak akan kelar konfrontasi.
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by Laurent »

sebenarnya konlfik 1965 , bukanlah konlik antara komunis dengan non-komunis, tapi... Silahkan buka artikel di bawah ini :


ISLAM KATANYA DAMAI ?
Bila kita nonton TV terlihatlah betapa kebrutalan dilakukan oleh yang mengaku Islam (inilah fakta kenapa bangsa Israel membabi buta seperti berita yang gencar-gencarnya tersiar karena mereka juga pernah ditumpas Islam pada masa perang salib tahun 1200-an hingga terusir dari Tanah leluhurnya dan dalam kitab Islam tertulis tentang sifat Israel dengan Yahudinya anehnya bangsa ini yang sudah beradab ikutan mengutuk hingga anak-anakpun di negara ini juga dibelajari mengeam aneh dot com apapun alasannya mereka belum memahami konflik yang terjadi, padahal Palestina dan Israel itu saudara satu leluhur hanya pemimpinnya saja yang berseberangan sama seperti di Indonesia tokoh-tokohnya saja yang berperan hancurkan elemen bangsa atau bisa menyatukan bila mau, andaikan nanti di Gaza mereka berdamai mau dimana ditaruh muka pengutukan pada sepihak seharusnya bangsa ini dengan PANCASILANYA BISA MENJADI JURU DAMAI BUKAN KOAR-KOAR MENGUTUK SECARA SEPIHAK BIARPUN YANG DILAKUKAN ISAREL SANGAT tidak manusiawi) Lihat kelakuan ormas mengatasnamakan Islam inilah yang membuat dendam kelompok yang lain biarpun istilah dendam itu dosa katanya. Mereka membakar Kampus Achmadiyah, Memebubarkan Pertemuan Kerukunan Umat Beragama di Monumen Nasional [MONAS] pada 1 juni 2009, Bakan Pengeboman di Negeri inipun di Klaim Islam, Jadi Islam yang murni dan Konsekwen melaksanakan Quran dan Hadist justru tidak bisa Damai dengan Orang selain Islam, mereka menyebut Kafir dan Musrik, Lalu ada Islam yang damai tidak pernah mengutik Orang yang mengadopsi Islam dengan Budaya Lokal tapi malah di hancurkan dituduh Sesat, Contoh Saptodarmo di Jogja 2009 di Hancurkankan. Lalu apanya yang damai ? Debat di TV One 2009 pun malah dengan Sombong nya Habib selalu menyebut PNPS 1965 yang sangat membingungkan, dan Belakangan baru tahu setelah mahkamah Konstitusi menolak Pencabutan PNPS atau Undang Undang No. 1 1965 yang katanya UU Pelecehan Agama, Jadi Orang bisa menghancurkan Agama atau kepercayaan yang tidak di Senangi dengan alasan Pelecehan Agama dengan Payung PNPS 1965, Hebat benar ya !


1965-1966 Terjadi Penumpasan Jutaan Orang yang tidak ke Masjid dengan Tuduhan Komunis Tidak ber Tuhan, Belakangan Era 2000 an diketahui ini adalah Trik Menumpas Pengikut Bung Karno agar mudah menjatuhkannya Mumpung Pengikut nya belum siap di Tumpas duluan, Penumpasan ini didukung Pemberontakan G 30 S PKI dimana Media pada di Bredel, dan yang boleh Terbit Media Pemerintah yang didukung Islam dengan Memberitakan kalau Partai Komunis Indonesia {PKI] mencungkil Mata Para jendral, Juga Gerakan wanita Indonesia memotong Kemaluan Para jendral, Hingga PKI di Tumpas sampai Akar Akar nya 1965-1966 dan setelah Tumpas lalu Bung Karno pun di Jatuhkan 1967 karena sudah tidak ada Pendukung nya, Dan yang mengejutkan di Era 2000 an Terbongkar dengan adanya Surat Visum yang menyatakan Tidak Ada Pemotongan Kemaluan dan Pencungkilan Mata Para jendral, Bahkan yang buat Visum pun Tampil di TV menjelaskan memang tidak benar Berita itu dan Doketr Uzur ini dengan tangan gemetar dan wajah serius pun mengatakan bahwa Tanda Tangan Visum adalah benar tanda Tangannya. Maka ber Hentilah Film G 30 S PKI yang selalu di Putar Wajib tiap 30 September karena dianggap Kebohongan Besar.


Apa Apaan ini ? Suatu kebohongan mengorbankan Jutaan Manusia bangsa ini yang di Potong Lehernya dengan Teriakan "Allahuakbar", Pembunuhan Besar Besaran dimana Orang yang bukan Islam di Bunuh dengan Tuduhan terlibat G 30 S PKI yang ternyata Kebohongan, bahkan sampai Detik ini pun selalu di Teriakkan "Bahaya Laten PKI" dan yang lucu Keturunan Para Korban pun ada yang teriak "Aku Bangga Jadi Anak PKI" dan Orang ini kini jadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat [DPR] Indonesia, dan yang teriak bahaya laten PKI sibuk meng obrak abrik Pertemuan Keturunan PKI bila mengadakan Pertemuan seperti di Magetan dan Solo {TV} bahkan mengejar nya sampai ke dalam gang gang yang sempit untuk di Hajar seperti Anjing. lalu kapan Bangsa ini bisa Damai ?


Dan banyak kisah memilukan masih bisa diceritakan Saksi Hidup dan Cerita membanggakan bagi Yang Menumpas dan mereka semua masih bisa Cerita menurut Versinya yang usia MEREKA diatas 60 tahun, Ada yang melihat gara gara Istri nya Cantik sang Suami di Bunuh dan Istrinya diambil si Pembunuh, Juga Harta nya diambil sebagai Fa'i atau Harta Rampasan milik Kafir yang di halal kan oleh Islam [TV 2010 tentang Teroris Islam] dan Banyak juga Orang Bangga memiliki Surat penghargaan penumpasan G 30 S PKI yang di Zaman PETRUS para Pemilik Surat Penghargaan ini banyak di Bunuh Petrus Gelap. Inilah Keanehan Negeri ini yang Ahli Rekayasa hingga sekarang ini seperti Kasus Century yang akhir nya ketahuan Dagelan Sinetron nya akibat di Bongkar TV tentang Persatruan Pemilik Lapindo dengan Metri Keuangan.


Hingga di TV dilantunkan bahwa Negeri ini disebut Negeri BEDEBAH, Jadi Manusia membunuh Manusia beserta Bayi nya dan memenuhi Sungai Berantas dan Bengawan Solo 1965-1966 lalu 2004 Tsunami melanda Aceh dan di TV terlihat Banyak mayat, juga Bayi di jajar jajar, Dulu belum ada TV tapi Pandangan Mata nya sama saja yaitu Mayat Orang dan Bayinya sangat banyak ber jajar dulu dibunuh Orang Islam kini Alam membunuh Orang Islam di Serambi Mekah, ditambah dahulu banyak rumah PKI di Bakar sekarang pun juga Banyak Kebakaran di TV, ditambah Kecelakaan yang kadang merenggut Korban Jiwa sekeluarga, dimana dahulu pun se Keluarga di Bunuh dengan cap Komunis. Apakah ini Karmapala ? silahkan tanya "Pada Rumput Yang Bergoyang"


Ada Cerita lama yang jadi Sejarah Kadhiri, bahwa Isalam menumpas majapahit Trowulan yang di pimpin Brawijaya, dimana disebutkan Orang pada di Bunuh dan yang hidup pada lari Ke Pegunungan dan Bali, Buku Buku Budha dibakar semua diganti buku Arab Quran dan Hadist, 1965-1966 setelah Orang yang tidak ke Masjid di Tumpas lalu Bung karno pendiri Republik ini pun di Turunkan dan Buku Buku nya seperti Sukarnoisme, Marhaenisme, Indonesia Menggugat dll dilarang beredar, Bahkan nama Bung Karno pun mau dihapuskan dari Sejarah, Juga Buku Buku Tulisan China dan Sekolah nya di Tutup dan banyak yang di Bunuh dengan tuduhan China Komunis, Sampai Orang yang di Sekolahkan Negara / Bung Karno ke Negara Komunis pun kalau pulang di Bunuh, tidak pulang Pasport nya di Cabut hingga banyak yang Mbambung di Rusia dan China inilah Sejarah Negeri Bedebah ini.


Tapi namanya Sejarah biasanya dibuat oleh yang menang, maka tulisan ini memang belum dianggap Sejarah tapi nanti pasti jadi Sejarah yang benar, Bangkai biarpun ditutup pasti Bau nya tercium juga, Pertunjukan Kekerasan sejak 1965-1966 oleh Islam hingga kini pun tetap di pertunjukkan mengimbangi Orang yang ingin Damai seperti Kepercayaan minoritas Kejawen yang Orang nya Jujur Sabar narimo pun malah di Sesatkan dan di Hancurkan, lalu DAMAI nya di Klaim Islam, apakah Orang sekarang ini dianggap Tolol semua ? dianggap Binatang yang ketakutan di Tumpas waktu 1965 ? Hingga PNPS 1965 pun di Lestarikan untuk Senjata Penggebuk Bangsa ini ? Bung Karno dalam Pidato Terakhirnya berkata "Jangan Sekali kali meninggalkan Sejarah" yang di kenal JASMERAH, marilah kita berkaca pada Sejarah........


http://www.majapahit-masakini.co.cc/201 ... damai.html
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by Laurent »

AGENDA DAN KIPRAH PERJUANGAN ABHISEKA RAJA MAJAPAHIT SRI WILATIKTA RATU KEMBAR

Sabtu, Februari 12, 2011
PENGHANCURAN BUDAYA
Sejarah penghancuran Budaya Lokal terjadi ketika itu ada peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang terkenal sebutan G 30 S, Peristiwa ini hanya terjadi di Jakarta, atau Tepatnya di Lobang Buaya, Dimana ada 7 Jendral yang terbunuh dan sudah di Film kan dan Penduduk diwajibkan nonton tiap 30 September dan belakangan ditarik dari peredaran karena dianggap rekayasa dan "Kebohongan besar publik". Karena Dokter yang membuat Visum kematian para Jendral dan diumumkan di Era Reformasi tahun 2000 tidak sesuai dalam Film itu, Yang aneh Peristiwa ini di Nasionalkan bahkan Peristiwa PKI madiun juga diungkit di nasionalkan, Padahal DI, TII,Permesta, Ambon,Poso dll kok tidak di Nasionalkan ada apa ini ? Tapi ini sekedar contoh Sejarah saja anggap Jasmerah .PKI dinasionalkan dan Orangnya ditumpassampai akar akarnya, dengan Dalih G 30 S yang hingga hari ini masih gelap buktinya, bahkan Anggota DPR 2010 masih dituduh membangkitkan Komunis dan diusir dari banyuwangi, Mereka mengadakan pengobatan gratis, dan yang datang Orang Orang Tua yang diawasi sebagai tidak ke masjid dan dicap Komunis seperti pengawasan terhadap Ahamadiyah sampai keujung desa dinegri ini.


Menyusul Peristiwa itu, bulan Desember1965 terjadi Pembakaran rumah Orang yang dianggap PKI [Partai Komunis Indonesia] dan pembunuhan merata di negeri ini hingga 1966 bahkan di Blitar penumpasan hingga 1970, dipedesaan Ternyata Orang yang tidak sembahyang ke Masjid pada dibunuh hingga bayinya, Sungai Brantas yang mengalir dari Blitar ke Surabaya penuh dengan mayat, bahkan bayi ada yang disate ditusuk bambu, Juga mayat lainnya, Hal ini masih banyak saksi hidup yang mengalami dan melihat serta ikut menguburkan mayat mayat itu, disepanjang kali brantas di Karang Pilang surabaya, Sebelum Rolak / bendungan Gunung Sari dan PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum] mayat mayat ini dikuburkan agar tidak mencemari Air Minum Saksi itu Mbah Soemo Polisi Karang Pilang sejak Zaman belanda dan Komisaris Golkar era 80 an, Mbah tawar juga Polisi Karang Pilang aktif waktu itu, Mbah Raden Racmad, Mbah askandar Pegawai PAL, Mbah Seno mantan Heiho AL Jepang dll. Padahal Peristiwa Pembunhan ini tidak ada kaitan Lobang Buaya yang dalam koran waktu itu hanya Intern Angakatan darat katanya. sampai Orang di Desa bikin Lobang untuk nanam pisang dibunuh dituduh bikin lobang buaya yang tidak dimengerti penduduk, Belakangan di TV ini adalah penumpasan pengikut Bung karno yang dicintai rakyat, agar mudah dijatuhkan setelah pengikutnya habis semua. Dan benar 1967 Bung Karno dengan mudah dijatuhkan dan tidak ada yang membela, hingga Beliau Tewas 1970 dalam Status tahanan republik yang didirikannya. di Era Reformasi sejak 1998 tiap 11 Maret banyak diungkap di Koran dan TV tentang Bung karno yang dijatuhkan secara sistematis. Hingga Film G 30 S PKI dilarang karena ada Dolter yang mengatakan Visum Kematian Para Jendral yang bertentangan dengan Film itu.


Ambil Contoh di Candi Pendiri Majapahit Sri Kerta rajasa Jaya Wisnu Wardhana yang tempat ini Berada di bekas kerajaan jenggala atau selatan kali Brantas sekarang disebut Blitar yang masuk Ramlan jayabaya Blitar dadi Latar, Kadhiri dadi Kali, Tulung Agung dadi Kedung, Utara kali Brantas adalah kadhiri sesuai Lontar yang ada di bali bahwa Mpu bharadah pada Zaman Prabu Airlangga membagi Kahuripan menjadi Jenggala [Kahuripan] dan Kadhiri, Dengan Menumpahkan Air Kendi Saktinya yang menjadi sungai brantas sekarang, Mpu Bharadah adalah Putra mpu Sindog Raja kahuripan dan adiknya mahendradata dikawin Raja bali Prabu udayana dan berputrakan Airlangga yang terkenal dan Zaman airlangga ini Mpu Bharadah mengambil Peranan penting sebagai bagawanta kerajaan dan pernah pula ke Bali.


Candi yang terletak di Simping dan masuk dalam kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca dengan Tata Bahasa yang indah dan sempurna, ditemukan Brandes di Lombok Barat Narmada, Pada Era Bung Karno adalah tempat Upacara penduduk untuk Tumpengan Penghormatan pada leluhur pendiri majapahit biarpun keadaannya sudah hancur dan tidak diupacarai ketika Islam menguasai jawa 500 tahun yang lalu, Zaman Belanda Penduduk kembali diijinkan Upacara, Karena Belanda biarpun Kristen tapi tidak anti Budaya kalau Upacara Giling Tebu di Pabrik Gula tetap Upacara secara adat Selamatan potong Kerbau , Kawin / Mantenan Tebu dll juga kitab Injil diterjemahlan bahasa Jawa dan ada Gereja Jawi Wetan dengan kitab Suci berbahasa jawa dan Gerejapun mirip Candi Budaya Jawa, Dan Candi malah dilindungi Hukum Statblat 1927 dan dipakai hingga hari ini termasuk Buku Tan Khoen Swie yang menceritakan jayabaya dan sabdopalon juga dilindungi Hukum Karena Nyata dimana Belanda sudah tahu kalau akan kalah dengan Jepang dan ketika Jepang masuk Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jendral Imamura di Linggarjati, dan kini Kitab Tang Kgoen Swie jadi sejarah kadhiri sejak 2006 Kitab Pararaton yang mengatakan Ken Arok Perampok juga diterbitkan tapi dijelaskan Penulisnya tidak ada dan bahasanya jawa baru era Islam jadi kemungkinan dibuat demikian agar bisa terbit dan dibaca di Era Islam dengan menulis Ken Arok Perampok, yang waktu itu buku ajaran Budha dan sejarah dibakar semua hingga hanya Bali Lontar Lontar pada selamat terbukti Gedung Kertiya Singaraja masih mengoleksi Ratusan Ribu Lontar Peninggalan majapahit termasuk Sutasoma yang digali Bung Karno untuk dasar negara kita yaitu Pancasila, Terbukti Negarakertagama ditemukan di Lombok Barat, di Jawa semua yang berbau Budha dimusnahkan oleh islam [Sejarah kadhiri],

Dan Zaman Belanda Penduduk bebas Upacara seadanya karena Tata cara Upacara sangat minim tinggal Gugon Tuhon atau katanya Orang Tua yang ditulis kembali karena yang memberi keterangan bukan Mpu ahlinya maka tentunya tidak lengkap hanya inti sarinya yang diingat saja, lain dengan Bali Upacaranya Lestari dan lengkap sesuai Lontar majapahit maupun Lontar sebelumnya Zaman Mpu Sindog dan Mpu Bharadah, Mpu Kuturan, Dah Hyang Nirata dll, yang Pulau Bali tidak terjajah islam sejak dahulu karena Selat bali lautnya ganas dan Pelabuhan justru di Singaraja pantai Utara yang ombaknya tidak seganas Selatan dan untungnya setelah Keruntuhan majapahit Trowulan justru Singaraja Bali menguasai Blambangan hingga Banyuwangi banyak Kejawennya yang pada 1965-1966 juga akhirnya di Tumpas dan Upacara Nyuguh Danyang, Ruwat Desa dilarang, Tapi sisa sisa Kejawen biarpun diawasi tetap berusaha melestarikan, Biarpun 2010 Anggota DPR diusir karena dituduh Membangkitkan Komunis ini Trik untuk menekan Orang yang tidak ke Masjid, Pasukan Islam dahulu sulit menyebrang untuk mengalahkan Bali, dan islam kebetulan tidak punya Angkatan laut hanya numpas didarat, hingga Belanda, Fortugis dan Inggris yang punya AL bisa menguasai Nusantara. di Bali Candi Ibunda Airlangga Mahendradata sejak 1000 tahun tetap diupacarai sampai kapanpun selama Bali masih ada hingga menarik Perhatian Dunia tentang Adatnya ini. Dan menjadi Contoh serta jadi tempat belajar Upacara Siwa Budha yang langka. Dan di Dunia ini hanya ada di Bali Odalan dan Caru, hingga Amerika pun kalau Caru mesti dibuatkan Orang Bali ahlinya.


1965-1966 Pembunuhan Orang yang tidak ke masjid dan dituduh Komunis, Inipun terjadi di Candi Kawitan majapahit ini, Hardjo Samin Sang Juru Kunci ke V sejak Zaman Belanda diculik dan mayatnya tidak terdeteksi sampai hari ini, Seperti halnya Gubernur Bali yang juga tak tentu Rimbanya yang terkenal bernama Sutedja Orang dekat Bung Karno. Saksi hidup mengatakan bahwa malam itu Hardjo menegenakan Baju Putih lengan panjang digulung sampai bawah sikut, Sarung kotak kotak ada hijaunya berpeci Ala Bung karno sedang ngobrol di Pendopo Kami Tuwo Desa Simping Sumberjati, dan disuguhi segelas Kopi dan 2 potong Jadah Ketan, Belum sempat minum datang beberapa Orang menanyakan "'Siapa yang Arjo Samin?" Sang Juru Kunci Candi dan Dedengkot Kejawen yang suka Tumpengan serta tidak ke masjid ini menjawab kalau dirinya, Dan Orang Orang tak dikenal itu membawanya pergi dan ini disaksikan banyak Orang Dahulu kalau nyulik dan nyerbu sebuah Desa diambilkan Orang Luar dan terorganisir mirip Peristiwa Pandeglang Banten yang gencar di TV mengatakan Terorganisir dan Orang luar Desa setempat. Dan korbannya nanti Orang desa setempat yang terprovokasi dan ini yang di Adili demi kelihatan menegakkan Hukum saat ini. Sedang Aktor Intelektualnya Tertawa terpingkal pingkal melihat rekayasanya berhasil. Contoh Gayus, Century dll


Keesokan harinya Istri dan beberapa keluarganya mencari dan Sang Juru Kunci Candi yang paling dipuja para keturunan Majapahit ini dalam kedaan Pucat Pasi dan Pasrah di Temukan di Tahan di Kantor Polisi suruh wadang, Tapi keesokan harinya sudah tidak ada katanya di BON [hutang] Orang, dan keluarganya hanya diberi Sarung, Baju dan Kopiah sang juru Kunci Candi kawitan, dan sampai kini tak ada kabar beritanya, Kami Tuwo [Ketua Dusun] juga hilang tapi untung ditemukan Mayatnya dan ada Kuburnya kata Putranya yang juga ikut melihat Hardjo [baca: Arjo] di Ciduk sekarang sudah Tua dan dipanggil Mbah darman, Yang kurang beruntung Lurah yang membawahi Candi Kawitan Nusantara ini juga hilang tak berbekas bak ditelan bumi diculik Orang yang ada Tokoh Agama Islamnya. Dan ini sudah menjadi rahasia umum. Ini hanya sebagian contoh kecil. Dan banyak tempat lain mengalami serupa tapi tak sama.


1966 ini Candi , Punden Keramat pada di Hancurkan dan karena Pengikut yang suka Selamatan dan Tumpengan di candi dianggap Kafir / Kaum musrikin banyak dibunuh, Pengahncuran Petilasan Mpu Supa Pande keris juga terjadi diwilayah jenggala ini, juga Cerita Mbah Wardi / Mbah Musrik [Pengikutnya Musrikin] yang mengatakan penghancuran itu 1965 sebelumnya utuh dan di sajeni / dberi Suguh Penduduk yang juga dihabiskan karena tidak ke Masjid. Dan belakangan Candi Kawitan majapahit mulai ramai dikunjungi Tamu penting dari jakarta dan 2010 Sudah ada yang tumpengan kembali Termasuk Pratima Ganesa Dwi Muka yang akan meruwat jagat raya di Bali Matur Piuning di candi ini Dan Brahmaraja XI membawanya ke Bali dan di bali disambut secara besar besaran sejak di Gilimanuk hingga Denpasar yang juga mampir matur Piuning ke Pura leluhur sepanjang jalan termasuk Pura majapahit Negara bali hingga diinapkan di Pura jagatnata . Dan di Krap sampai Pantai matahari Terbit Sanur diikuti Suku, Ras dan Agama [SARA] seluruh Dunia.


Situasi Negara labih Parah Ketika Bung karno diturunkan 1967, Pelarangan Upacara dan penghancuran tempat leluhur yang dianggap setan menjadi jadi, Buyut Brahmaraja di Gunung Kuncung Karang gayam Jenggala juga Patung nya di Gelundungkan dari atas gunung, Tapi anehnya Patung itu kembali lagi ketempat semula cerita penduduk setempat yang tidak kenal Orang yang merusak Punden dan Candi karena Orang luar desa Dan Untung Juru Kuncinya selamat dan bisa bercerita tidak seperti Juru Kunci Candi Simping yang hilang diculik, Tempat ini memang Keramat Burung lewat saja jatuh, Bahkan dulu ada F 16 lewat suaranya Grudug Grudug juga jatuh hanya beberapa kilometer dari Karanggayam Trenggalek memang dekat dengan maospati madiun Pusat Pesawat F 16, Ibunda Brahmaraja XI memang berpesan "Ojo lali karo Mbah jonggo iku Engkongku, lek enek waktu Sekaren..." dan Brahmaraja XI sering Nyekar bersama RM Tjokro Hadiningrat Putra Jendral Pertama di Indonesia Oerip Soemohardjo Pahlawan yang namanya dipakai nama Jalan Utama di Surabaya Anehnya ditempat ini pernah Turun Orang mirip Brahmaraja XI bermahkota Wajahnya bersinar seperti Emas dan RM Tjokrohadiningrat mengatakan bahwa itu Dewa Wisnu karena Beliau hafal atribut Para dewa bahkan Orang bermahkota ini berkata kepada Brahmaraja XI "Ingsun niku Panjenengan, Panjenengan nggih Ingsun" apa maksudnya belum jelas kata para Saksi termasuk Dimas Andhika dari Maspati Surabaya,

Demikianlah di pedesaan Orang tidak berani Upacara lagi Era kejatuhan Bung Karno yang penggali Pancasila, bahkan larung Sesaji di Telaga Ngebel Ponorogo Tempat asal Ibunda Brahmaraja pun dilarang Bupati dan masuk Koran waktu itu, Sampai Foto Para Hansip Mencium Bumi yang Ibu Pertiwi jadi masalah [Majalah Tempo] karena bumi kita tidak boleh dicium sebab yang suci bumi arab saja, jadi sangat fatal, Orang melaksanakan Budaya leluhur serta Cinta tanah Air sendiri dengan mencium Tanah bisa di tangkap Aparat, Atau diserbu masa seperti Foto Penyerbuan di Pandeglang banten kemarin. Jadi Pembiaran yang digembar gemborkan di TV memang dilestarikan sejak kejatuhan Bung karno 1967 dan Pancasila dianggap tidak ada, Karena Penggalinya Bung karno sudah di Tumpas berikut jutaan pengikutnya. Dan Untungnya Bali Acara muja leluhur lestari sampai kini biarpun "Mula Keto" atau Ya memang begitu dari dulu. Hingga kalau mau melihat majapahit datanglah ke Bali kata Bung karno ditirukan Sukmawati di Puri Surya majapahit jimbaran ketika Beliau berkunjung kesana. Seiring mewakili Dunia menyerahkan mahkota majapahit kepada Brahmaraja XI yang diyakini Kepala nya Pas, Brahmaraja tidak bisa menolak karena takut dikatakan Pengecut dan kepalanya takut terjepit. Dan yang mengagumkan malah pas dan ada Sinar serta halilintar bersahut sahutan ketika Mahkota dikenakan di Kepala Beliau oleh Gadis Lee dari Tumasik Singapura, Dan Ada Nyanyian Surgawi yang terekam Vidio lagi. Hingga banyak Media memberitakan Peristiwa aneh dan langka ini.


Buku Buku Ajaran sukarnoisme, Sejarah tan Khoen Swie yang ber Aksara Jawa, China dan melaju yang menceritakan Para leluhur pun dilarang dan kini setelah terbit kembali menjadi Sejarah kadhiri malah dilecehkan yang mengaku islam tapi tidak jelas apa alirannya apa dia NU, Muhamadiyah, LDII, Wahabi, Mujahidin, Suni dll Tapi belakangan di Era Reformasi yang di TV suka membuat Fatwa Sesat MUI namanya hingga perpecahan bangsa makin ramai hingga Pengacara Gaek Adnan Buyung Nasutioan Marah besar pagi ini di Metro TV menantang Mentri Agama dan usul agar mentri pemecah belah ini dipecat, padahal 10 Mei 1998 Prof DR KH Agil Siraj yang kini Ketua NU mengatakan bila Reformasi yang dibubarkan pertama adalah departemen Agama yang memecah belah dan kini terbukti Pidato Beliau di Aula Gereja darmo Permai surabaya yang dihadiri Ratusan ribu Mahasiswa dan para Reformis termasuk Romo Sandiawan dan Tokoh Tokoh Lintas Agama, dan ini juga sangat aneh nama Indonesia dipakai Majelis Ulama untuk menyesatkan Orang padahal di Indonesia banyak Ulama seperti Ulama NU, Ulama Muhamadiyah, Ulama Parsis, Ulama Darul Hadist, Ulama Syiah dll

Bahkan Anggota DPR Eva Kusuma Sundari tiap hari disiarkan Metro TV meminta agar SKB dicabut saja karena sangat bertentangan dengan Kebebasan dan HAM serta Pancasila Juga Tokoh Briliant Muda NU Zuhairi Misrawi bisa menjelaskan tentang Ahmadiyah dengan Maha Sempurna ke Islamannya setelah melakukan riset, Tapi di Metro TV malah dikonfrontasi dengan Tokoh MUI Tua yang memang anti Ahmadiyah dan bicara Sang Pemuda masa depan ini selalu dipotong dibantah serta dihina terus agar pikirannya kacau, Lain lagi ketika di TV One Pemuda Lulusan Al Azar mesir dengan Briliant dan tak terbantahkan membuka Ahmadiyah bahwa Arab dan Pakistan adalah contoh yang buruk anti Ahmadiyah, dimana Umatnya pada dibunuh, Sedang malaysia, Singapura, Inggris, Amerika yang bisa menerima Ahmadiyah mirip Indonesia Negara Pancasila harusnya bisa mengambil kebijaksanaan menerima Ahmadiyah Kalau mentri Agama mirip dan berpikran seperti Pemuda Intelektual NU ini pasti Aman dan damai, jadi ternyata di Indonesia masih ada pemuda Briliant tapi sayang selalu dibantah yang Tua yang bakal mati dan merasa akan memegang Abadi Negri ini dan tak menghargai Pemuda, dan tidak mau tunduk dengan Ulama Muda masa Depan yang bernama Zuhairi Misrawi ini, Jadi Banyak Ulama yang belum tentu senang menyesatkan Orang, kiranya ini wajib direnungkan agar Indonesia yang satu satunya di Dunia punya Mantri Agama tidak tercoreng namanya,

Kembali ke Sejarah Kajatuhan Bung Karno 1967 Sekolah China, Budaya Adat Istiadat yang mirip dengan kita dan Tulisannya juga dilarang, Bahkan dicap Komunis tidak bertuhan agar kita buta Sejarah karena China bangsa penulis Sejarah yang canggih bahkan membantu Bung Karno dengan Bom Atom, hingga Irian waktu itu bisa kembali masuk NKRI [Negara kesatuan Repiblik Indonesia] dan ini jarang Pemuda masa kini yang tahu karena Sejarah selalu ditutupi apapun yang berbau Bung Karno dan China kni Metro TV mulai mengungkap Nasionalisme Jepang dan China seperti Pahlawan Laksamana Jhon Lee yang mengusahakan Senjata ke Singapura dan Thailand untuk Para pejuang, Pakar Hukum Yap Thiam Hien, Mentri Keuangan era Bung Karno Oei Tjoe Tat, Pahlawan Bulu Tangkis Tan Yoe Hok dll, Adat Budaya China baru di Era gus Dur 2000 dibebaskan dan ada HAM, Klenteng, Punden, Candi juga tidak ada Asap dan Keluk keluk'an Padupaan semua Kemusrikan diberantas, sampai 2001 padahal sudah ada UU HAM 1999 dan mentri Kebudayaan Puri Surya majapahit Trowulan pun diserbu dan dibom serta dilarang kegiatan Odalan dan caru untuk leluhur sendiri demi Leluhur Arab yang anti Upacara dan Patung Berhala serta tidak ada kaitannya dengan Orang disini yang bangsa berleluhur Siwa [Lokal] Buda [Ibu dari China] dimana ini terbukti Penemuan majapahit adalah uang Ibu dari China, dan di Bali Uang Ibu masih dipakai Upacara Sakral sampai hari ini karena tidak terjajah islam yang suka menghancurkan lho, bukan islam yang percaya leluhur. Juga Fosil Manusia Purba hanya ada di Solo Jawa dan Beijing China, 2002 diselidiki DNA Orang Jepang sangat Indentik dengan Fosil "Wajak" Candi Dadi Bayalangu atau Kerajaan jenggala yang punya candi Ibu di Bayalangu dan masuk Lontar Negarakertagama pula, bahkan dalam Pelajaran sejarah kita katanya dari Yunan mungkin maksudnya Sejarah Ibu, Dan Tengkorak Tengkorak yang ditemukan katanya Ras Mongoloid / Mongol ya mungkin ini Tengkorak Turunan Ibu juga. Kita kan Punya Tengkorak Solo, Wajak dll karena Ahli Sejarah Arkeologi yang kebanyakan dari luar tidak memihak karena kita baru merdeka 1945 dan belum mengadakan riset sendiri dikatakan Mongoloid saja, sebab kita bangsa yang tolol tidak punya jati diri dan hanya belajar Sejarah dan Tulisan arab, Buktinya ingin belajar Tulisan dan bahasa Jawa Kuna harus Kuliah di Universitas Leden Belanda, kalau baca tulisan arab...wah anak TK bisa ini sejak Kejatuhan Bung Karno 1967 lho.

Dipedesaan banyak Pesantren yang mengajarkan bahasa arab, hingga kemarin Pengurus Pondok Pesantren Al Hadts di desa kebonsari Kecamatan Wonoboyo Abah Ustad Syihabudin ditangkap Polisi dirumahnya Dusun Wonorejo karena dituduh menjadi Otak kerusuhan dan pembakaran Gereja di Tumenggung dan Pondok Pesantren Al Ma'hadul Islam di Beji-Pasuruan diserang ratusan Orang baju koko dan sarung, Pesantren ini katanya aliran Syiah, Serangan ini betepatan hari Maulud Nabi yang tercipta ketika Islam menang atas Jerusalem pada Perang salib dimana berakhirnya Kristen Jesus dan Gereja Gerejanya dirubah jadi masjid abad ke XII karena sebetulnya Nabi melarang memperingati hari lahirnya Jadi Maulud tercipta atas Kemenangan Islam dan berhasil menguasai Jerusalem dan saat inilah Salib Jesus dan Cawan Perjamuan suci hilang dijarah dan Umat Katolik dibawah Pimpinan Paus berusaha menemukan Cawan Suci ini tapi sampai hari ini belum berhasil, Sekarang di Negri ini kan sudah Revormasi katanya. Tapi Bahasa Indonesia malah jadi mesin Pembunuh di Ujian nasional [UN 2010]


Blog ini ada akibat Penghinaan kepada Hyang Bhatara Agung Surya wilatikta Brahmaraja XI Beliau dimunculkan karena Penghinaan ini, sampai Spanduk di Kota kadhri yang Beliau Ruwat terpampang di Jalan raya "Selamat datang Hyang Bhatara agung Surya Wilatikta...." 2002 juga Beliau waktu itu Ketua IX Pelastari Budaya dan Ngurusi Kerabat mojopahit yang diangkat raja Pura Suryodiningratan Jogja Prof DR RM KI Wisnuwardhana Suryadiningrat, Padahal 2001 dimana beliau diserbu, dibom dan dilarang Upacara oleh kelompok yang mengaku Islam dibawah Komando Lapangan [KORLAP] Imam karyono dan malah Orang Kadhiri belum tahu Serbuan dan Penutupan itu dan Beliau juga malah melarang menjelekkan Islam di Kadiri karena Pendukungnya juga banyak ber KTP Islam bahkan Beliau sangat akrab dengan orang Arab yang Guru Bahasa Arab dan tinggal di Hotel Bismo milik Cucu Tan Khoen Swie bahkan Beliau sering mengantarkan Orang Arab ini ke Petilasan Leluhur Kadhiri bahkan Orang Arab ini menangis melihat kemelaratan demi Kupluk Haji yang dikenakan dan dikatakan bahwa naik haji itu harus mampu bukan membikin melarat kata Sang Guru dari Arab yang banyak didokumen berupa Foto HP oleh Pegawai Hotel Bismo dan diakui dahulu Arab sangat susah Sumur se Negara hanya 1 yaitu sumur Zam Zam, ada oase yang airnya kotor itupun jadi rebutan saling bunuh demikian pengakuan Orang Arab di Kadhiri, Lain lagi Orang Arab di Jombang bernama Oemar juga sering berkunjung ke Rumah Barahmaraja membawakan Gule dan Kerowotan Daging untuk Anjing Brahmaraja kata Andre dari Klenteng Tuban yang menjaga Keraton Trowulan sekarang dan Keluarga Oemar juga kebetulan dari Tuban bila Idul Fitri juga datang Rombongan mencium Tangan Brahmaraja memohon Restu, bahkan malah Sebaliknya ada Guru Agama Islam Mengajar di SMP Islam Trowulan yang sebagai dalang / Otak / Ketua penyerbuan bernama Khoirul Huda dan didukung KH Nurhadi Anggota DPRD Mojokerto 1999-2004 dan disaksikan Orang banyak termasuk Lurah trowulan Sapuan, Yaitu Bapak Guru Agama Islam Khoirul Huda asal desa Pakem dimana Masjid LDII Pakem milik Mbah gembel dan Lurah sapuan juga di hancurkan oleh Sang guru Agama Islam ini. Juga Imam Karyono Terang Terangan menyuruh Keluarga Lurah [Timur Puro] dan keluarga RT Bapak Soemono [Barat Puri] untuk mengungsi Karena Puri/Pura/Puro Hyang Suryo mau dibom dan Imam karyono masih ada sampai sekarang bahkan sudah jadi TAKMIR dahulu sampai sekarang Karyono terkenal sebagai Guru 'Terbangan" [Musik Arab].


Akhirnya Tulisan di Blog ini terbukti bahwa memang ada kelompok yang mengaku Islam membuat kekacauan bahkan Pemerintah tidak bisa apa apa atau membiarkan atau dipelihara [TV lho], Terbukti Camat, Koramil, Polsek Trowulan tapi ini dulu lho 2001 tidak bisa melindungi dan membiarkan Penghancuran dan Intimidasi terhadap Minoritas seperti Penghancuran Padmasana Hindu disebelah Candi Tikus 23-1-2008 dan diberitakan Jawa Pos bahasa China, Camat atas nama Muspika malah menempelkan kertas " Menutup Bangunan Melarang Rutial dan kegiatan dalam bentuk apapun" dipintu Rumah Brahmaraja padahal dibalik pintu ada juga tulisan "negara melindungi tiap Orang bebas melaksanakan Agama dan Kepercayaannya itu" HAM 1999, UUD 1945 tapi ini dianggap tak berlaku dan kalah sama buku arab dan kini malah terbukti, dan sayang Camatnya kini sudah Tewas padahal Orang bebas bikin Pengajian, bikin Musola dalam rumah, dan Waktu itu Gencar di Bangun Masjid dan pendopo ditiap Pesarean Leluhur yang bukan beragama islam seperti di Tribhuwana, Siti Inggil, Putri Cempa Dara Jingga dll, di Trowulan malah Brahmaraja dituduh "Meng Hindu kan Orang" dan dilarang Padahal sejak 1993 malah mengumpulkan Aliran kepercayaan yang masuk GBHN {Garis Besar Halauan Negara] 1978 dan masuk Kebudayaan bukan Agama untuk Upacara Tahun Baru Saka jawa di pendopo Agung dan Kirap Pusaka Andalan Brahmaraja seperti Naga Raja, tidak dilarang dan Bupati serta Dirjen Kebudayaan ikut hadir, Dan anehnya Camat Trowulan 2001 ngetik Surat penutupan dengan disaksikan Imam karyono yang ngaku Islam dan Guru Terbangan Musik Allah dari Arab dengan senyum senyum kemenangan disaksikan banyak orang, Aneh Tapi Nyata camat kalah dengan Korlap Imam Karyono Sang penyerbu dan pengebom dan ini terbukti sekarang malah di tingkat nasional pemerintah kalah total dengan kelompok kecil [Sebutan Metro TV Kecil] yang mengatas namakan Islam bisa dilihat di TV hingga Metro menyiarkan pagi ini. "Menggugat...Kedamaian." kalau Bung karno "Indonesia menggugat" dulu buku ini dilarang juga. sekarang "Arab digugat atau menggugat ?" Ben Ali lari pulang ke Arab Saudi, Mubarak mundur....


Kita sudah Merdeka katanya, Pancasila dasar negara katanya, Tapi kebebasan tidak ada, Undang Undang 1945, HAM, Minoritas dll Slogan, kalah dengan PNPS 1965 milik segelintir yang ngaku Islam dan tukang menghancurkan, "Orang bebas melaksanakan Agama dan kepercayaannya itu dan Negara menjamin serta melindungi" Nyatanya...GOMBAL MUKIYO !!!!! [istilah Jawa Timuran] Inilah yang terjadi di negri Bedebah versi Metro TV hampir tiap hari dinyanyikan, Kasihan para pahlawan, 1928 Para Pemuda mengadakan Sumpah pemuda Berbahasa satu bahasa Indonesia dan diganti Arab, Lagu Padamu Negri pun diganti padamu Arab Prakteknya lho, dan ini nyata Penyerbuan teriak 'Alahu'akbar" untuk menghancurkan dan membunuh sesama anak bangsa kan bahasa arab ????? juga di TV ada tulisan tiap mahgrip "Tiada Tuhan [Bahasa Indonesia] selain Allah [Bahasa Arab] dan sebetulnya Banyak yang masih cinta tanah Air tapi apa daya Pemerintah tidak melindungi, Pelestari Budaya majapahit Siwa-Budha yang didukun SARA hanya di bali masih Lestari, di Trowulan Pusat Bekas kerajaan majapahit yang berhasil menyatukan Nusantara malah dilarang dan ini NYATA dengan Penyerbuan, Pengeboman dan Pelarangan Kegiatan Brahmaraja, hingga Sabdopalon marah dan Bencana yang ditulisnya berlaku segera tanpa ditunda lagi dan ketika Sabdopalon bertanya kepada Brahmaraja dijawab "Terserah ae, aku dewe ditutup gak iso Odalan wis karepmu piye terserah...." dan Bencanapun terjadi sesuai yang sudah ditulis, hingga adanya Blog ini yang banyak dikritik bahkan dituduh memecah belah, padahal sejarah sesuai Pidato Bung karno terakhir "'Jangan dilupakan" , Sejarah Perang Dunia 1,2 juga tidak dilupakan bahkan di Film kan, Jepang merayakan Bom Atom 2010 malah dihadiri keturunan lawannya Amerika, Inggris, Prancis, Sejarah jejak Rasul yang berhasil merubah Gereja Gereja model Gothe jadi Masjid di Timur Tengah, Kuil Hindu jadi Rumah Harem di India hingga ada Islam Ahmadiyahnya, Acara Peringatan Bom Atom Hirosima dan nagasaki 2010 Sekutu rukun dengan musuhnya Jepang dll Juga disiarkan TV dan ditonton Dunia, apanya yang memecah Belah ? Bukanlan sejarah harus diketahui agar bisa jadi Pengalaman sebab Guru yang terbaik adalah Pengalaman, Bukan Guru Agama Islam Khoirul Huda yang mengajarkan Penyerbuan dan Pengeboman. Demikianlah Penulisan Sejarah ini bisa diuji kesahihan dan kenyataannya serta Tak terbantahkan lho.


[Team Pengamat UNMAR, yang sudah investigasi ke Trowulan diketuai GRP Prawira dibantu Team Sejarah dari The Sukarno Center yang diketuai Sukmawati Sukarno Putri Biologis Bung Karno sendiri].

Silahkan dipahami dulu: PURI SURYA MAJAPAHIT http://www.surya-majapahit.co.cc/#ixzz1ENJGFEV3
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial

http://www.surya-majapahit.co.cc/
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by Laurent »

30 SEPTEMBER Hari DUKA CITA 1965-2009

Posted by News abad-21 on 08:04


Tanggal 30 September, Ada istilah G 30 S PKI, sebuah istilah yang sangat mengerikan, sipapun yang dituduh terlibat baik dirinya keluarganya, lingkungannya / group nya akan Tamat alias dihabiskan. 1965-1966, hingga ada istilah Penumpasan G30 S PKI, banyak Tokoh Agama yang menggantungkan Piagam Tanda Jasa Penghargaan Penumpasan G 30 S PKI. Kemudian tiap Tanggal 30 September Masyarakat memasang Bendera 1/2 Tiang. dan diputarlah Film G 30 S PKI. Diera Reformasi Film ini berhenti diputar karena dianggap Kebohongan, dengan ditemukannya Visum Kematian para Jendral Pahlawan Revolusi itu. Dokter pembuat Visum ditayangkan TV, mengakui bahwa Visum itu benar, Juga Sang Dokter mengakui Tanda Tangan di Visum Asli dirinya yang teken. Monumen Lubang Buaya diberitakan Media cetak dan Elektronik dianggap Monumen Kebohongan, dan tetap dilestarikan sebagai Monumen Kebohongan.

Orang Waktu itu biar selamat harus punya Surat bebas G 30 S PKI, baik untuk Sekolah, Kerja, dan keperluan apapun. Bagi yang keluarganya ada yang terbunuh dan di anggap Terlibat G 30 S PKI jangan harap bisa hidup enak, karena tertutuplah fasilitas untuk hidup, KTP akan diberi Kode. 1965-1966 Sungai Berantas penuh ribuan mayat yang kena Tuduhan G 30 S PKI, juga yang nasib baik tergeletak dikuburan masal. Apakah benar terlibat atau tidak kita hanya bisa bertanya "Pada Rumput Yang Bergoyang". Kini tanggal tersebut tidak lagi menarik perhatian, seolah olah telah terlupakan, tidak ada bendera 1/2 tiang lagi. Tinggallah kenangan Pahit bagi Orang Tua yang melihat / mengalami / mengetahui dll

Peristiwa G 30 S PKI 1965. Tinggal Obrolan Warung Kopi bagi generasi Tua yang tidak menarik bagi kaum Muda. Bagi Mata Mata keriput pingirannya, dan berhiaskan rambut memutih, alispun setali tiga uang, Bayangan masih melekat dimata yang juga mungkin sudah buta, Pembunuhan, Penculikan, Pemfitnahan dll. Setelah suasana Tenang ada Koran namanya MEMO di edar kan di Kediri kalau tidak salah terbitan 2001-2005 diberitakan tentang penggalian Kuburan masal para Korban. itupun kurang menarik kaum muda, mungkin hanya kaum tua dengan serius membaca, sambil Sluku Batok di emperan trotoar, depan Hotel Bismo Alun Alun Doho Kediri. Kembali belakangan Berita ini menghilang bak di telan Bumi, Kota Kediri sempat Heboh ada Orang bernama Hyang Bhatoro Agung Suryo Wilotikto Meruwat Kota Kediri 2002 bahkan mengadakan Dialog Interaktif dengan didampingi DANDIM Kediri, Temanya cukup Keren Gebyar "Budaya Pemersatu Bangsa" setelah itu kembali Kota Kediri Tenang, 2008 - 2009 kembali Kediri diguncang Boming Berita Buku Tan Koen Swie yang dilarang beredar dan dibaca tiba tiba Mengguncag bak Gempa 10 SR dijadikan "Sejarah Kadiri" dan bukunya awal 2009 dikirimkan kepada Hyang Bhatoro Agung Suryo Wilotikto yang ber Abiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI di Pura Ibu Majapahit Jimbaran, bersamaan itu Mangku Noko Prawiro tidak mau kalah, Copy Negarakertagama pun awal 2009 dibawa ke Pura Ibu untuk menyaingi Buku Tan Koen Swie. Kembali ke G 30 S PKI {bukan Laptop} Tanggal 30 September 2009 terjadi Gempa 7,6 SR di Sumbar yang sangat menghebohkan dan sampai detik ini 7-10 masih menghiasi berita TV. Ada apa ini? Pemandangan menurut Mata Mata Tua yang masih samar samar bisa melihat 30 September 2009 serupa tapi tak sama dengan 30 September 1965, Kalau 65 Manusia sibuk membunuh jutaan manusia, 09 Alam sibuk membunuh hi Manusia dengan Gempa Serupa: Manusia bersedih melihat Keluarganya Tewas jadi Korban, Taksama:

Dulu tidak bisa melihat Keluarganya yang dibunuh, bahkan kuburnya tak tahu, Sekarang bisa menangisi, menguburkan menyembahyangi. 30 September memang hari berduka Cita. 30 September 1965 serupa tapi tak sama dengan 30 September 2009 Alam dan Manusia bisa juga membunuh Manusia. Siapa yang mengajari? Manusia Mengajari Alam Membunuh atau Alam belajar dari Manusia jadi Pembunuh? pikirkanlah dan jangan tanya pada "Rumput Yang Bergoyang" UCAPAN DUKA CITA pada NUSANTARA. tercinta. Semoga Alam dan Manusia tidak berlomba membunuh, tapi kalau bisa saling mencintai, bukan salah satu memeras lainnya untuk mencintai alam lain. alam dan manusia bersatu pasti teguh bila bercerai pasti runtuh {Pepatah SD} contoh Mencintai Alam Ruwatan Bumi dikecilkan Ruwatan Desa {di Jawa} Bali: Odalan dan Caru. ini cuman contoh lho. sebab ini bertentangan dengan Agama Islam. contoh lagi Pura Majapahit Trowulan mencintai Bumi Nusantara dengan Odalan dan Caru malah dilarang Imam. contoh lagi, kalau semua hanya contoh terus tidak ada prakteknya ya tinggal nunggu hancurnya Nusantara. dan kita berduka cita lagi. Teruuus berduka. karena awak pakai adat negri orang. Adat sendiri malah dibuang. "Beruk di hutan disusui, Anak sendiri malah dibuang" {tetap pepatah SD}


http://prokontra-abad21.blogspot.com/20 ... -2009.html
User avatar
Hansip
Posts: 110
Joined: Sat Nov 05, 2011 12:28 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by Hansip »

Saya newbie,juga baru baca artikel ini...wow benar2 artikel yg menarik.

Saya ada kesaksian juga seputar PKI tersebut dari share ama beberapa teman. Gini...ada yg melihat banyak mayat bertebaran di jalan2..ngeri deh...
Yg kasihan...ada seorang pemuda sering juara olah raga di suatu kota "banyak Santri", kemudian dapat suatu surat spy pemuda tsb datang...setelah datang sampe sekarang hilang dan tidak diketahui kabarnya. Ada seorang saksi mata mengatakan kalo pemuda itu diangkut naik truk bersama banyak org...ternyata ujung2-nya dibantai, dianggap pengikut PKI. Padahal pemuda tsb dlm waktu dekat mau menikah...Kasihan bgt deh...apalagi Mamanya menangisi pemuda tsb sambil memegang bajunya...

Adalagi kesaksian neneknya teman dekat. Semasa kecil dia (neneknya temen tsb) ada org2 yg meneriaki PKI...sambil berteriak... " A****h** Akbar " ...lantas warungnya langsung ditutup. Tapi dia masih sempat mengintip di sebuah lubang kecil, dia melihat ada seorang yg dicelurit sampe lehernya mw putus keluar darah banyak...tapi org yg dicelurit tsb masih bisa mengerang dan bicara " tolong...tolong..."...tapi ndak ada yg berani menolong ... lha gimana mau nolong .. lha dirubung ama pasukan pembantai ...
Ahmadibejad
Posts: 1325
Joined: Sun Sep 06, 2009 9:16 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by Ahmadibejad »

Klo untuk urusan bantai membantai darah manusia hingga detik ini Muslim JAGONYA..
sultana
Posts: 8
Joined: Wed Feb 23, 2011 3:28 pm

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PKI ?

Post by sultana »

Ya, memang mengerikan itu,thn 1965, klu ibuku bilang gerwani banyak dibunuh, walaupun ibuku sangsi itu gerwani bersalah.

Anehnya , megawati sukarno putri ga brani mengungkapkan kebenaran ini ke publik, mungkin karna menyangkut sara.
lebih brani sukmawati.

saudara jauh saya(sudah oma2x 84thn) suaminya mati dibunuh - di ktp nya sekarang ada label(tanda x pki atau apa gitu, lupa)

klo liat2x dari video dokumenter, soeharto lebih pro ke america, sedangkan soekarno ke rusia(komunis) - perang dingin

klo liat di film GIE, kyanya memang selalu ada ormas2x islam fanatik

mengerikan memang agama yg satu ini.
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PK

Post by Laurent »

sejujurnya tragedi 1965, bukanlah konflik antara komunis dengan non komunis , tetapi , silahkan buka link di bawah ini :

http://www.facebook.com/majapahit.nusantara

pasti anda terkejut mengenai Tragedi 1965 yang sebenarnya
User avatar
tukang ojek
Posts: 1527
Joined: Sun Sep 18, 2011 2:39 am
Location: Di hati kaum muslimin dan muslimah :)

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PK

Post by tukang ojek »

Wah..menarik sekali sejarah bangsa ku ini.tapi serius..aku jadi bingung......
Apa semua adalah perbuatan oknum Islam untuk menggugurkan Nusantara Lama ya ?
Setakut itukah mereka terhadap Nusantara Lama ?
Mengapa mereka takut pada Nusantara Lama ?

Terima kasih...
hendradiningrat
Posts: 1
Joined: Sat Jan 21, 2012 2:15 pm

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PK

Post by hendradiningrat »

minta link download lagu nasakom bersatu pls
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Re: Jihad INDONESIA 1965 : siapa dibalik pembantaian G30S/PK

Post by Laurent »

Dampak Sosio-Kultural G 30 S PKI: Orang Tuaku Berduyun-Duyun Ikut Mengimpor Nama Arab
REP | 30 September 2011 | 12:40 351 16 7 dari 8 Kompasianer menilai menarik

Nama asliku Muhaimain Iskandar. Nama ini pemberian orang tua saya sejak lahir. Sebutan nama kearab-araban seperti nama saya di Jawatimur tempat kelahiran saya sudah jamak. Mayoritas penduduk Jawa Timur Pasca Tragedi kemanusiaan 30 September 1965 berduyun duyun melekatkan nama pada anaknya yang baru lahir dengan nama Arab.

Maka orang tua saya pun ikut-ikutan memberikan nama kepada saya , dengan nama Arab. Sedang kedua orang tua saya sendiri masih memakai nama lokal khas Jawa Timur tempo dulu. Ibu saya bernama Juminten, sebuah nama yang tak ada padanannya di luar Jawa Timur. Juminten adalah nama khas yang sering dipakai penduduk Jawa Timur sebelum penduduk Jawa Timur dibombardir oleh nama impor dari arab.

Bapak saya bernama Mujiono. Sama dengan nama Juminten, Mujiono adalah produk lokal nama Jawa Timur tempo dulu. Kesamaannya, kedua nama orang tua saya adalah nama khas orang jawa timur sebelum Islamisasi nama menggurita.

Saya sebagai Anak bungsu dari tiga bersaudara. kedua kakak saya pun diberi nama-nama yang di impor dari Arab. Kakak yang pertama bernama Imam Syahrowi dan kakak kedua bernama Nurhasanah. Saya tidak mengerti mengapa kedua orang tua saya memutus begitu saja ketersambungan nama anak-anakny dengan nama mereka yang khas Jawa Timur.

Saya pikir kedua orang tua saya seenaknya sendiri asal ikut-ikutan dalam memberikan nama pada ketiga anaknya. Padahal nama ibu saya masih bersinambung dengan nama kakek saya yang bernama “Sarminto”. Sedang nama bapak saya masih ada titik temu kejawaannya dengan nenek saya yang bernama ‘Ngatini’. Tetapi kenapa saya yang diberikan nama Muhaimin Iskandar yang jelas tidak ada kesinambungannya dengan nama Juminten dan Mujiono. Ternyata apa yang saya alami atas kepunyaan nama Arab tersebut, juga banyak dipakai oleh teman-teman sebaya waktu itu (era 70-an sampai 80-an).

Lalu apa sebenarnya yang terjadi di balik pemberian nama Muhaimin Iskandar (sosio-historis dan kultural)?

Di tahun 1970, 1980, sampai 1990-an demam panggilan nama bermerek Arab di Desa saya telah terjadi. Di tahun-tahun tersebut diiringi dengan pertumbuhan pesat Islamisasi (santrinisasi) dan pertanda mulai memudarnya Jawanisme. Disamping Arabisasi, faktor modernisasi juga terlibat meminggirkan nama-nama yang ber-merk lokal Jawa Timur.

Tanda-tanda kemenangan islamisasi yang dipelopori kaum sarungan (baca santri) terlihat pada momen-momen penting di desaku yang bisa aku catat:

“Di dusun Tanjungan, desa Balung Lor, asal dusun ayah saya dibesarkan sebelum tahun 1970-an masih di dominasi oleh kaum abangan (berafliasi pada PNI dan PKI, bahasa sehari-hari campur sari dari bahasa jawa mataraman dan using banyuwangi). Setiap pemilihan kepala desa dari tahun 11920 sampai 1966 selalu dimenangkan oleh kelompok abangan. kaum santri beberapa kali (berafiliasi dg partai Masyumi sampai partai NU) mencalonkan diri tak pernah berhasil jadi pemenang. Bisa dikatakan sebelum tahun 1970-an kaum santri di tingkat desa tidak berposisi sebagai penguasa pemerintahan desa. Namun sejak 1990-an nama-nama kepala desa dengan merek arab mulai bermunculan. Konon setelah penumpasan serentak nyawa orang-orang komunis Indonesia, banyak orang abangan ketakutan dan menyembunyikan identitasnya dengan rame-rame meniru cara sosio-kultural kaum santri”

Situasi politik nasional pasca Gestapu (1966) merubah drastis politik kultural dimana-mana. Banyak orang abangan yang sebelumnya banyak menjadi penguasa di birokrasi pemerintahan disingkirkan dan tak diberi tempat lagi oleh kelompok militer. Namun pula kaum santri juga tak di beri tempat dalam birokrasi. Biasanya kaum santri menjadi patner utama dalam kebijakan yang menyangkut soal pertanian. Jadi bukan berarti kekalahan kaum abangan dijalur birokrasi menjadi kemenangan kaum santri. Karena jalur birokrasi masih dikuasai oleh orang militer. ‘

Kaum abangan terus terdesak sampai di jalur kultural dan kepercayaan. Stigmatisasi sebagai orang yang berbau komunis terus dikumandangkan oleh berbagai pihak. Sehingga gerakannya dalam mengekspresikan identitasnya benar-benar terancam. Mau tidak mau pilihan satu-satunya mengekpresikan diri didalam ruang batin (gerakan kebatinan) .Mereka hanya bisa beralibi jika praktek ritualnya diketahui publik, bahwa apa yang dilakukannya sekedar untuk menjaga dan menghormati tradisi nenek moyongnya.

Kelompok abangan benar-benar terdesak. sementara Kaum santri yang telah berjasa besar dalam menumpas PKI sampai ke akar-akarnya lebih leluasa (karena diberi ruang keleluasaan oleh negara) dalam ruang kultural dan praktek kepercayaannnya. Mengenai keterdesakan secara kultural dan kepercayaan kaum abangan, banyak orang menceritakan seperti ini:

” ditahun-tahun tersebut Banyak orang kejawen (kaum abangan) yang mulai belajar sholat,ngaji, pada tokoh-santri, bahkan tokoh kejawen yang kaya juga ikut naik haji. Sepulang dari haji biasanya namanya juga di rubah menjadi nama orang arab.”

Kaum santri yang selalu diolok-olok oleh kaum nasionalis dan PKI, sebagai kaum sarungan yang bisanya hanya menghitung tasbih ditangan, merasa perlu untuk segara memainkan politik kulturalnya memanfaatkan momen situasi dan kondisi yang mendukung mereka. Karena struktur kenegaraan masih dikuasai orang-milter maka ruang kultural adalah pilihan realistis untuk dimenangkan.

“Adalah pak Gumbrek, sesepuh kaum abangan di dusun Tanjungan (basis kaum abangan di desa saya) oleh bapak haji Jainuddin (tokoh kaum santri dusun karang anyar) di naikkan haji dengan biaya ditanggung oleh haji Jainuddin. Awalnya pak haji Jainuddin menawari bapak Gumbrek naik haji. Jika pak gumbrek bersedia, mulai dari proses persiapan belajar sampai keberangkatannya ditanggung oleh haji jainuddin. (cerita ini saya dapat dari tetangga saya). Padahal bapak gumbrek juga termasuk orang terkaya di dusunnya. Kalau untuk ongkos haji sangat mampu membayarnya. tetapi itu adalah barter kultural antara dua tokoh abangan dan santri ditingakat dusun. Bentuk kesepakatan kultural yang hanya mereka berdua yang tahu. Atau permainan simbol kemenangan dan kekalahan secara kultural. Pak gumbrek harus menerima tawaran haji Jainuddin untuk pertahanannya dari mara bahaya. Sedang haji jainuddin membuat penawaran tersebut sebagai simbol kemenangan tak kentara pada posisi sosial dan kulturalnya.”

Itu diatas hanya contoh kecil kasus, bagaimana posisi kaum abangan yang sangat terdesak, dan bagaimana intrik kultural kaum santri memanfaatkan situasi yang sedang berpihak padanya. Keberhasilan kaum santri dengan islamisasinya di desa saya, puncaknya ditandai dengan pembangunan masjid oleh Haji Jainuddin disamping rumahnya dimana jamaahnya mencakup sampai didusun bapak Gumbrek. Sedang pendanaannya dibiayai oleh kepala desa (kelompok militer) dan diresmikan oleh Bupati jember Abdul Hadi (TNI aktif).

Situasi politik, sosial, dan kultural didesa tempat saya di lahirkan waktu itu tak memungkinkan orang tua dalam memberikan nama-nama pada anaknya bebas menentukan sesuai pilihannya sendiri. Bapak saya tidak terdidik sebagai santri. Ayah ibunya mengajarkan nilai-nilai kejawenn kepadanya. Ia dibesarkan dilingkungan orang2 abangan. Pun ibu saya demikian. Kekalahan orang abangan dan keterdesakannya secara kultural dari kaum santri, membuat orang tua saya menyerahkan pemberian nama pada anak2nya yang baru lahir kepada Kyai untuk perlindungan sosialnya:

Jadi teman-teman semua itulah latar historis dan kultural penamaan saya. Dan itulah kenapa sekarang saya menggunakan nama pena Santri Kenthir, karena ternyata nama saya bukan terlahir dari Doa orang tua, tapi dari dampak sejarah kelam bangsa 30 September 1965 yang sampai kini masih belum terang dan menjadi keinsyafan bangsa ini kedepan.

http://sosbud.kompasiana.com/2011/09/30 ... nama-arab/
Post Reply