VS Naipaul : Perjalanan melalui negara2 yg diIslamkan

Khusus ttg sepak terjang/sejarah jihad dan penerapan Syariah di INDONESIA & negara jiran (MALAYSIA)
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Post by ali5196 »

Link asli di http://www.hindu.org/publications/ramsw ... elief.html

Ulasan buku V.S. Naipaul
Beyond Belief: Islamic Excursions Among the Converted Peoples

(Perjalanan ke negara2 Islam dan diantara para Mukmin)
by Ram Swarup

In the Land of Converts: An Islamic Journey
Di negara para Mukmin: Sebuah Perjalanan kedlm Islam

http://www.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=28981

Para Mukmin harus membuang jauh2 masa lalu mereka. Tidak ada yg dipersyaratkan dari mereka kecuali kepercayaan yg paling murni, Islam, submisi/takluk. Islam, kata Naipaul adalah, "IMPERIALISME YG PALING TIDAK MAU BERKOMPROMI."

Naipaul menemukan fundamentalisme Islam kemanapun ia pergi: di Iran, Pakistan, Indonesia, Malaysia. Negara2 itu memiliki tingkat2 intensitas, tapi ada satu persyaratan minimum : bahwa para Mukmin menghilangkan kepedulian mereka terhdp negara kelahiran mereka, menolak negara2 tetangga berhala dan menganggap mereka sama dgn wanita : mahluk inferior/rendah; membenci masa lalu pra-Islam mereka.

Prinsip yg tidak dapat diganti adalah tabligh: bahwa mereka meninggalkan identitas lama mereka dlm segala hal, kepercayaan, adat, nama, cara berbusana. Dan semakin soleh pengikut, semakin banyak aturan kesolehan, spt tuntutan bagi Shariah spt amputasi tangan/kaki, hukum cambuk dan rajam didepan umum; peraturan Muslim ttg perkawinan, puasa dan solat.

Ini semua tidak cocok dgn dunia modern, tidak praktis dan sering mengundang pertentangan. Oleh karena itulah pihak fundamentalis merasa perlu utk meraih kekuasaan negara dan memberlakukan hukum Islam secara utuh.

Kemanapun Naipaul pergi, ia menemukan dua ciri khas dan paling menyorot. Pertama, para mukmin mencoba menghilangkan masa lalu mereka; kedua, mereka pro-ARAB. Entah di Iran, Pakistan, Indonesia, kemarahan fundamentalis lagi2 melawan masa lalu, sejarah mereka, dan kesemuanya ini dibarengi dgn "mimpi bahwa agama yg benar tumbuh karena adanya kekosongan spiritual."

DI Iran, keadaan sudah jauh melampau batas. Jejak2 pra-Islamnya tidak lagi dapat dipulihkan. Iran sudah kehilangan ingatan akan masa lalu dan nenek moyangnya dan malah malu karena masa lalu mereka itu. Iran pernah merupakan kekuatan besar yg menantang peradaban2 perkasa spt Yunani dan Romawi. Tetapi begitu dikalahkan Arab thn 637M, pokoknya begitu dimulainya Islam di Iran, habislah masa lalu dan masa depan Iran. Kata Naipaul, di Iran "kesadaran orang hanya mulai dgn munculnya Islam, dgn kekalahan itu. Malah sbg orang Iran spt memiliki agama khusus, versi khusus agamanya Arab." Namun demikian Islam tidak membawa kepuasan kpd orang Iran dan sampai sekarangpun mereka tidak menganggap diri cukup Islami. :shock:

Di Pakistan, keadaannya sama, walau masih terlihat bekas2 budaya pra-Islam, spt cara berbusana, upacara adat, festival dan organisasi sosial. tapi ini hanya berarti semakin banyak PR bagi fundamentalis; dan mereka semakin hari semakin sibuk mengingkari masa lalu mereka.

Di Pakistan, "tanah kuno mereka tidak memiliki kepentingan religius ataupun historis; relik2nya tidak berarti; hanya butir2 tanah ARAB yg dianggap suci." Konsep mereka ttg sejarah telah berubah sepenuhnya, dan perubahan ini mau tidak mau telah menghapus kehidupan intelektual negeri tsb. Sejarah kuno mereka tidak lagi dipedulikan; hanya sejarah Islam (yg disanitasi) yg dipedulikan.

Para penginvasi Muslim, khususnya Arab, menjadi pahlawan2 dlm hikayat2 Pakistan. Naipaul menganggapnya sbg "penghancuran sejarah yg keterlaluan", sebuah "pandangan sejarah menurut Mukmin." Katanya, sejarah di Pakistan "menjadi titik peka: terlalu banyak disingkirkan atau diputar balikkan; terlalu banyak fantasi."

Salman, salah satu yg diwawancarainya mengeluh: "Islam tidak nampak dimuka saya. Kami semua telah menciptakan nenek moyang Arab bagi diri kami. Kebanyakan dari kami adalah bangsa Sayed... kalau kau baca Ibn Batuta dan para pelancong paling dini, kau bisa merasakan sikap merendahkan para pelancong Arab terhdp mereka yg diIslamkan."

"Tambal sulam ttg silsilah Arab menjadi komplet. Ini telah diadopsi oleh semua keluarga. Jika kau mendengar orang berbicara, kau merasa bahwa tanah indah dan subur ini tidak lain dari hutan buas yg tidak ada orangnya (yi : JAHILYAH)."

Naipaul juga menemukan keadaan yg sama di Indonesia, yg berada pada perbatasan paling timur dunia Islam. Negara ini dulunya menjadi bagian budaya dan religi India ... sampai datangnya Islam. Akibatnya, negara yg kaya monumen dan sejarah berhala tidak lagi boleh diakui, bahkan tidak
monumen2 Hindu-Buddhis mereka yg perkasa spt Borobudur, salah satu mukjizat dunia.

Pihak fundamentalis tidak suka tetapi mentolerir Borobudur. Mereka mengatakan, uang yg dipakai bagi Borobudur sebaiknya dipakai utk memberi makan "Muslim lapar." Anehnya, kedubes Indonesia di Canberra mirip gedung Hindu. :lol:

Angin penipuan ini juga bertiup di Malaysia. DLm konstitusi, seorang Melayu adalah Muslim. Orang2 Cina, Budhis dan Hindu yg sudah tinggal secara turun temurun dibagian wilayah itu tiba2 bukan lagi dianggap orang Malaysia dan didiskriminasi negara dlm bidang pendidikan, pekerjaan dan kemajuan sosial.

Islam dibarengi dgn Arabisasi. Sebelumnya Islam berbaris dgn tentara Arab, tetapi kini, pengaruh Arab berbaris dgn Islam dlm semua hal, besar ataupun kecil. Contoh di Iran, seorang lelaki berusia 14 tahun membuang nama Persianya, Farhad, dan menamakan diri Maisson, salah satu pengikut dini Muhamad. Di Malaysia, putera seorang Cina-Buddhis masuk Islam karena jatuh cinta dgn Muslimah dan namanyapun di-arabisasi menjadi Rashid, dan menu makanannyapun berubah. Setelah putus dgn gadis itu, namanya masih tetap berbekas.

"Islam adalah nasionalisme Arab"--demikian Anwar Shaikh, dar Pakistan yg kini tinggal di UK. Ibn Warraq dlm 'Why I am not a Muslim' mengatakan, sebenarnya bangsa ARABlah adalah KORBAN PERTAMA ISLAM. Dibawah Islam mereka tidak hanya kehilangan dewa2, sejarah dan nenek moyang mereka, mereka kemudian dibebani dgn sejarah dan silsilah yg direkayasa. Orang Arab tadinya MENOLAK Islam, tetapi karena kekalahan mereka begitu telak oleh pedang Islam dan karena mereka
merasa adanya untungan ekonomis dan politis, mereka menerimanya bulat2.

Buku ini diakhiri dgn pertanyaan, sampai kapan bangsa2 terjajah oleh Islam ini mau saja dibuai terus oleh AMNESIA SEJARAH ini ?
sedihhh ... :cry:
Post Reply