Kisah2 Muhamad yg BELUM Diceritakan Sebelumnya
Posted: Fri Feb 09, 2007 8:34 am
Diambil dari :
http://www.islam-watch.org/MAsghar/Stor ... before.htm
http://www.islam-watch.org/MAsghar/Stor ... efore2.htm
http://www.islam-watch.org/MAsghar/Stor ... efore3.htm
MUHAMAD & ISLAM
Kisah yg belum diceritakan sebelumnya
By Mohammad Asghar
Dear Mr. Editor,
Kebanyakan para islamis menjawab pengritik islam dg mengklaim bahwa Muhammad adalah nabi Allah dsb, apapun yg dia lakukan dan katakan selama hidup tidak diragukan atau perlu dipertanyakan lagi oleh manusia. Daripada merespon setiap islamis, saya mending merangkum kehidupan Muhamad dan mencoba membuktikan bahwa dia hanya seorang pemimpin yg memanipulasi, berkomplot dan bersifat diktator. Dg cara ini, dia tidak hanya mendirikan agama Islam, tapi juga memerintah semenanjung Arab dg tangan besi selama dia hidup.
BAGIAN SATU
Dijaman dulu kala, sebuah tempat kecil ditengah semenanjung Arab, menjadi titik pusat hijrah kaum Bedouin penyembah berhala dari gurun pasir. Disanalah berdiri rumah tuhan yg juga dikenal sebagai Kabah, beserta sebuah sumur, yg oleh kaum berhala disebut Zam Zam, yg membantu mereka menghilangkan haus.
Jaman pra-Muhamad : Kabah
Kaum berhala ini sangat religius. Mereka berpegangan erat pada pandangan bahwa ada tuhan yg melindungi setiap aspek dari kehidupan mereka. Karena itu, mereka percaya bahwa ada tuhan yg memberi mereka kehidupan. Mereka juga percaya bahwa tuhan yg sama memberi mereka makanan dan melindungi mereka dari hal2 yg membahayakan hidup mereka. Mereka juga percaya bahwa ada tuhan2 lain yg menjatuhkan air dari langit dan yg memberikan mereka kemenangan
dalam peperangan.
Ada sebuah suku yg disebut Quraish, diantara kaum berhala ini, yg pandai dan giat berusaha. Para anggotanya lebih suka menetap daripada menjalani kehidupan nomad/berpindah-pindah.
Dg mengambil keuntungan dari ketaatan suku2 Bedouin religius lainnya yg tidak suka menetap, anggota dari suku Quraish ini menetap di Mekah, disekitar Rumah Tuhan dan sumur Zamzam, dg tujuan utk melayani keperluan religius dari saudara2 mereka baik yg nomad maupun yg menetap ditempat lain. Diluar dan didalam Rumah tuhan itu mereka pasangi 360 patung, yg semuanya dipuja dan dimuliakan oleh kaum berhala.
Lama kelamaan, titik pusat ini dikenal sebagai Bakka (Quran 3:96) dan kemudian dikenal sebagai Mekah. Suku Quraish adalah penghuni aslinya, mengingat fakta bahwa suku merekalah yg memiliki kontrol atas pengawasan dan ritual religius dari rumah Tuhan tsb.
Anggota2 dari suku Quraish terdiri dari tiga kelompok. Satu adalah kelompok pendeta, yg mengontrol rumah Tuhan dan mendapatkan pemasukan dari para peziarah.
Kelompok kedua terdiri dari sejumlah kecil orang Quraish yg melakukan perdagangan. Kelompok ketiga adalah yg paling besar, dan terdiri dari mereka yg menopang hidupnya dg menyediakan air dan pelayanan2 lain bagi para peziarah. Jenis2 pekerjaan ini tidak menjamin pemasukan yg tetap bagi mereka; ketika mereka menerima peziarah dalam jumlah yg banyak, mereka mendapat pemasukan yg besar, tapi ketika jumlah peziarah kecil pendapatan merekapun kecil. Orang2 ini spt pekerja zaman kita sekarang; mereka dibayar kalau ada pekerjaan.
Lebih dari 1400 tahun yg lalu, tinggal di Mekah seorang laki2 bernama Abdullah. Dia termasuk kelompok ketiga dari kaum Quraish. Istrinya bernama Aminah. Karena dia tidak mempunyai pendapatan yg tetap, keuangan rumah tangganya selalu kempas kempis. Seringkali keduanya harus tidur tanpa makan. Kemiskinan yg terus menerus akhirnya sampai pada puncaknya, mereka sering bertengkar dan bertengkar mengenai kondisi keuangan mereka dan juga mengenai masa depan mereka.
Sadar akan fakta bahwa dia dan suaminya tidak punya cara utk mengisi perut, Aminah selalu memaksakan suaminya utk berejakulasi diluar rahimnya. Praktek ini menolongnya menghindari kehamilan utk beberapa waktu, tapi satu malam Abdullah kebablasan dan Aminah akhirnya hamil. Aminah sangat murka, dia mencoba dg semampunya utk menghancurkan janinnya, tapi selalu gagal.
Tidak mampu melakukan dg cara lain lagi, akhirnya dia menyerah pada takdir dan memutuskan utk melahirkan bayinya. Abdullah, sang suami, merasakan ketidaknyamanan Aminah dan berusaha menolong dg menyediakan bagi Aminah layanan budak wanita bernama Barakat.
Tapi, kemalangan menaungi mereka, suami Aminah mati ketika dia mengandung sekitar enam bulan. Tragedi ini menambah kebenciannya terhadap anak yg dikandungnya. Dia menganggap bayi yg dikandungnya itu sbg pembawa sial. Dia takut kesialan lain akan menimpanya setelah dia melahirkan bayinya ini.
Saat mati, Abdullah diketahui mempunyai lima ekor onta, beberapa ekor kambing dan seorang budak wanita asal Ethiopia bernama Barakat.
Tidak mampu melakukan apapun juga utk menghilangkan takutnya, dia membiarkan janin tsb hingga siap utk melahirkan seorang bayi laki-laki. Ketika waktunya tiba, dia melahirkan bayi laki2 tanpa kesulitan.
Aminah menyebut bayinya Kothan, tapi kakeknya mengubahnya menjadi Muhammad dikemudian hari (lihat Buku R.V.C. Bodley “The Messenger”, hal 6).
Berlawanan dg kepercayaan umum, Muhamad bukanlah sebuah nama muslim; malah, itu adalah nama kaum berhala Arab yg telah digunakan bahkan sebelum kelahiran penemu Islam.
Secara genealogis, Muhamad dianggap keturunan Ismail, yang seperti disebut dalam Alkitab, adalah anak tidak sah dari Ibrahim, yg lahir dari Hagar, seorang pembantu dari Mesir bagi istrinya, Sarah (Kitab Kejadian 16:1-15). Anak inilah, yg oleh mayoritas Muslim dipercaya sebagai anak yg dikorbankan setelah diperintahkan Allah dalam mimpinya pada Ibrahim, yg sebagai imbalannya, mendapat julukan “Zabi-Ullah,” yakni “yang dikorbankan dalam nama Allah” – bukan anak resminya, Ihsak, seperti yg dinyatakan dalam kitab Kejadian orang Kristen.
Tanggal pasti kelahiran Muhammad tidak diketahui dulu maupun
sulit dipastikan sekarang. Pendapat para Ulama berbeda-beda dalam hal ini. Phillip K. Hitti berkata bahwa dia dilahirkan sekitar 571 AD (History of the Arabs, hal 111). Abdullah Yusuf Ali berkeras, “tahun yg selalu diberikan utk kelahiran sang Nabi adalah 570 AD, meski tanggalnya harus dikira-kira, jadi angkanya adalah antara 569 dan 571, kemungkinan batas paling ekstrim.” (Quran, V.2, hal 1071).
Walau tahun kelahirannya Muhamad misterius, Muslim tetap menetapkan bahwa dia lahir dijam2 awal pada hari Senin, hari ke-29 bulan Agustus, 570 AD (Lihat Ghulam Mustafa, Vishva Nabi, hal 40). – Sebuah perayaan yg mereka rayakan dg pawai riuh. Namun faktanya tetap : tahun kelahiran Muhamad tidak ditetapkan berdasarkan bukti2 sejarah yg dapat dipercaya. Perayaan kelahiran Muhammad, dg begitu, tidak berdasarkan sumber2 kuat Islam namun hanya berdasarkan tradisi.
Saat kelahiran Muhamad, orang2 Arab hidup dalam kemerosotan moral. Perkawinan dikalangan Arab cuma dinama saja, mereka lebih suka mengejar hubungan diluar nikah. Dalam subjek zinah dari Arab2 ini, Maxime Rodinson mengutip Rabbi Wathan:
Tidak ada tempat lain didunia yg dapat menandingi kecenderungan akan perzinahan diantara orang2 Arab, seperti juga tidak ada kejayaan lain seperti kejayaan Persia, atau kekayaan lain seperti kekayaan Romawi, atau kekuatan magis seperti yg dimiliki Mesir. Jika semua selingkuh seksual diseluruh dunia dibagi menjadi sepuluh bagian, sembilan bagian akan dibagikan diantara orang2 Arab dan cuma satu bagian cukup bagi bangsa2 lainnya (Muhammad, hal 54).
R. V. C Bodley diam-diam setuju dg Wathan, dan berkata:
Terdapat seseorang bernama Amr Ibn al-As, anak pelacur cantik dari Mekah. Semua orang Mekah cantik adalah teman2nya, juga yg lainnya, mulai Abu Sofyan kebawah, bisa jadi adalah ayahnya Amr. Atau bisa juga dg yakin kita panggil dia Amr Ibn Abu Lahab atau Ibn al Abbas atau Ibn yg lainnya diantara 10 orang2 Koreish kelas atas. Menurut standar Mekah saat itu, tidak masalah siapa ayahnya (dalam bukunya, The Messenger, hal 73).
Menurut sejarawan, Muhamad lahir dlm perioda ini dari salah satu dari ke 10 orang keluarga kelas atas Quraish di Mekah. Bagi orang2 ini, tidak masalah siapa jadi ayah siapa. Semua anak yg lahir dalam kondisi ini harus selalu menghadapi pertanyaan mengenai sah tidaknya kehamilan ibunya!
Bukannya menyayangi anaknya sbg layaknya seorang ibu, Aminah terus melampiaskan kebencian pada bayi yg baru dilahirkannya. Ia menolak menyusuinya, bahkan saat bayi itu lapar.
Melihat penderitaan anak tsb, Thuwaibah, budak wanita dari anak pamannya Abu Lahab, mengambil tanggung jawab utk menyusuinya selama beberapa hari (Lihat Adil Salahi Muhammad: Man and Prophet, hal 23) sampai ditemukan orang lain yg mau memeliharanya dg permanen.
Muhamad, bayi yg tidak diinginkan ...
Dalam perioda kelahiran Muhamad, kaum Bedouin yg miskin biasanya datang berkelompok dari waktu ke waktu, ke Mekah utk mendapatkan zakat dari kaum yg mampu. Dg mengikuti tradisi ini, Halimah, seorang wanita penggembala Saadite, datang dan mengetuk pintu rumah Aminah. Karena dia sendiri janda miskin, Aminah tidak punya apapun utk diberikan pada Halimah; malah dia berharap dapat melepas bebannya dg memberi bayi yg baru dilahirkannya itu kepada Halimah.
Halimah kaget, karena, dalam penilaiannya, tidak ada seorang ibupun yg akan mau membuang bayinya spt yg dilakukan Aminah. Setelah tahu situasinya, Halimah, yg awalnya, menolak menerima bayi tsb, tapi ketika dia mempertimbangkan fakta bahwa dia dalam waktu yg tidak lama lagi akan mempunyai sepasang tangan baru utk menolong keluarganya dari kondisi menyedihkan ini, dia ambil bayi tsb dan membawanya pulang kerumahnya.
Suku Halimah tinggal disalah satu lembah padang rumput diutara Arabia. Meski mereka miskin, mereka bersifat pemberani dan pekerja keras. Tidak seperti orang2 dari suku Quraish, orang2 dari suku Saadite mahir menggunakan pedang dan tombak. Kecekatan mereka dgn pedang dan tombak selalu memberi mereka kemenangan dalam pertempuran2 yg hampir mereka hadapi terus menerus, utk bertahan dalam kondisi ganas ini.
Orang2 suku Saadite juga memiliki bahasa Arab yg paling halus dari seluruh Arabia. Kesamaan bahasa Quran dg bahasa Arabnya Saaditic adalah indikasi bahwa penulis Quran pastilah dari kaum Saadite, atau bahwa dia mestilah pernah tinggal diantara mereka bertahun-tahun.
Seluruh populasi semenanjung Arab percaya akan adanya malaikat2. Mereka juga percaya bahwa malaikat suka mengunjungi orang2 yg ditakdirkan utk menerima hadiah khusus dari Allah. Makhluk dewa ini hidup didalam dan sekitar Kabah bersama dengan ke 359 dewa lainnya. Karena orang2 Arab percaya akan kedekatan malaikat dg Allah, banyak dari mereka yg memuja mereka dg harapan jika mereka senang, sang malaikat akan tidak sulit meyakinkan Allah utk mengaruniai mereka berkat yg akan mengakhiri penderitaan mereka yg tiada akhir.
Anak Halimah, Masrud, hampir seumur dg Muhamad. Dia mulai membesarkan kedua bayi tsb dg sungguh2. Dia menyusui keduanya dan menyayang keduanya dg sama. Dia berharap suatu hari keduanya akan tumbuh dan menyediakan baginya pertolongan yg selalu dia perlukan utk membuat hidupnya lebih nyaman.
Halimah sering memikirkan masa depan Masrud, anak kandungnya sendiri. Halimah adalah produk masyarakat Bedouin; pengalamannya meyakinkan dia bahwa betapapun kerasnya ia bekerja dan betapapun berani anaknya ini, kegersangan dan kondisi padang pasir tidak akan pernah bisa memberinya kesempatan utk hidup nyaman, bahkan kehidupan seperti yg dicapai oleh orang2 Mekah sekalipun. Oleh karena itu dia ingin agar anaknya pergi ke Mekah agar dapat memperbaiki hiddupnya.
Tapi bagaimana dia bisa mengirim anaknya ke Mekah? Dia terus bertanya2 tentang hal ini.
Halimah berpikir dan berpikir. Bermalam2 ia tidak tidur memikirkan hal ini, bahkan disiang haripun, pikirannya selalu dipenuhi oleh pikiran ini: bagaimana memasukkan Masroud kedalam masy Mekah.
Akhirnya ia punya ide ! Bgm kalau ia mengembalikan 'Muhamad' pada ibunya ? Ia bisa menukar Masrud dgn Muhamad, dan tidak ada orang yg akan mengetahuinya ! Aminah pasti tidak akan curiga.
Puas dg rencana ini, Halimah mulai mengimplementasikannya. Pertama-tama, dia perlu membiasakan memanggil Muhamad dg Masrud, dan Masrud dg Muhamad. Awalnya, kedua anak itu kelihatan binging, tapi setelah beberapa lama, mereka terbiasa akan perubahan ini, perubahan yg nantinya terbukti fatal bagi wajah bumi ini.
Coba tebak : mana Masrud & mana Muhamad yg sebenarnya ? Yg satu jadi monster, yg lainnya gembala onta. Ayo tebak yg mana !
Langkah kedua utk rencana ini, Halimah perlu meyakinkan Aminah agar mau menerima kembali 'anaknya' itu. Skenarionya ini tidak hanya cocok bagi kepercayaan tua kaum berhala, tapi juga akan melunakkan tabiat Aminah yg benci kesumat terhadap anaknya. Dan skenario yg paling baik adalah membuat Aminah percaya bahwa anaknya sungguh2 berbakat tinggi.
Tidak lama kemudian, Muhamad (Masrud) menginjak tahun kelima hidupnya, Halimah mulai memberitahu semua orang yg ditemuinya betapa pandainya anak angkatnya dia. Dia paling girang
menceritakan pertemuan anaknya dg dua malaikat yg mengelilinginya setiap hari, katanya, yg bahkan dilihat oleh anaknya sendiri, Masroud, dgn mata kepalanya sendiri.
Ketika didesak agar menceritakan dg rinci, Halimah selalu menceritakan bahwa satu hari, Masrud dan Muhamad sedang bermain dilapangan. Sementara mereka asyik bermain, tiba-tiba, dua malaikat muncul dihadapan Muhamad.
Mereka merebahkannya ditanah, dan malaikat Jibril, salah satu dari kedua malaikat ini, membelah dua hati si anak. Dibersihkannya hati Muhamad dari kotoran dosa asal; dari hati itu menetes tetesan hitam dan pahit yg diwariskan kakek moyang kita, Adam, dan yg bersarang dalam hati setiap keturunannya, yg selalu mendorong mereka utk berbuat dosa. Jadi sejak kanak2, Muhamad sudah di-detox dari dosa dan Jibril malah mengisi hatinya dg iman dan pengetahuan dan sinar nabi, dan mengembalikan pada dadanya.
Selama kunjungan malaikat ini, kata Halimah membual, para malaikat sangat terkesan akan tanda kenabian dipunggung Muhamad alias TOMPEL di punggung !. Utk membuktikan klaimnya, dia suka membuat Muhamad membuka bajunya didepan orang2 yg meragukan kewarasannya agar melihat dg mata mereka sendiri tanda yg ada diantara bahunya.
Halimah terpaksa memakai taktik licik ini utk menyembunyikan masalah yg serius: anak yg dilahirkan Aminah tidak mempunyai tompel dipunggungnya; sedang Masrud punya tanda lahir yg jelas diantara pundaknya (dipunggung). Sekarang jika Halimah tidak menciptakan kisah malaikat ini yg, dia akui, terkesan akan tubuh Muhamad dg “tanda kenabiannya,” seluruh tipuannya akan roboh, dan hasratnya utk menanamkan anaknya dirumah Aminah juga akan hancur.
Akhirnya, Halimah membawa Muhamad (Masrud) ke Mekah dan mencoba utk mendudukkan Muhamad dipangkuan Amina. Melihat keengganannya, Halimah menceritakan pada Aminah semua yg terjadi pada Muhamad, termasuk cerita2 malaikat dan tahi lalat dipunggungnya. Perlahan2, luluh oleh cerita Halimah, Aminah mengambil kembali anaknya.
Halimah kembali kerumahnya digurun, puas karena dia berhasil menempatkan anaknya disebuah rumah di Mekah dimana dia akan tumbuh menjadi laki2 yg nanti mudah2an makmur.
Muhamad (alias Masrud) tinggal dg Aminah hingga umur 6 th, meski sering tidak bertemu Halimah, ibu kandungnya. Dia bermain dg anak2 sekitarnya; memperhatikan para peziarah berdoa di Kabah dan menyambut para karavan yg berhenti di kota sebelum meneruskan perjalanan ke kota dagang tujuannya. Semua aktivitas kota membuatnya kagum, inu sangat berbeda dari tempat dia lahir.
Meski tadinya membenci anaknya, Aminah memperlakukan Muhamad dgn baik. Dia memberinya makanan, pakaian dan melayani keperluannya sebisanya. Dia juga mengajaknya berkeliling kota dan memperkenalkannya pada kerabat2nya.
Setelah beberapa bulan di Mekah, Aminah membawa Muhamad ke Medinah dan memperkenalkan dia pada kerabat dari pihak suaminya disana. Dalam perjalanan pulang, dia meninggal dan dimakamkan di Abwa, sebuah dusun yg terdapat antara Medinah dan Mekah. Barakat, budak perempuannya, sekarang berlaku sebagai ibu dari anak yatim piatu ini dan mengantarkannya pada kakeknya, Abd al Mutallib dimana ia tinggal dirumah tsb selama tiga tahun.
BAGIAN DUA
Abd al Muttalib adalah penjaga kuil Kabah dan pemasukannya lumayan. Tapi karena keluarganya besar, dia sering kesulitan memenuhi semua keperluan mereka. Hasilnya, sering timbul pertengkaran keluarga, meski mereka selalu menampilkan wajah tersenyum diluar rumah mereka.
Masuknya Muhamad kedalam anggota keluarga tidak menolong situasi ini; malah, menambah beban baru. Semua anggota keluarga menginginkannya pergi, tapi karena ia berada dibawah perlindungan kakeknya, tidak ada yg berani menyuruhnya pergi. Ini tidak berarti mereka harus menyayangi anak ini; apa yg sebenarnya terjadi adalah sebaliknya: mereka mulai membencinya dan tidak melewatkan kesempatan utk mengganggunya. Mereka mungkin tidak membuat luka ditubuhnya, tapi mereka pasti menyakiti dia, sangat dalam hingga tidak dapat disembuhkan, secara emosional dan psikologikal.
Sanak saudara Muhamad yg menerornya !
Ketika dia menderita ditangan anggota keluarga kakeknya, tidak ada seorangpun anggota keluarga wanita yg menolongnya dari gangguan ini ataupun menghiburnya sesudahnya. Sikap mereka ini menimbulkan ingatan akan ibunya. Dia rindu padanya, ingin disayang dan dipeluknya, tapi dia tidak mendapat semua itu karena ia telah ditelantarkan diantara orang2 asing ini. Dia mulai menumbuhkan kebencian dirinya pada ibunya ! :twisted:
Tiga tahun setelah Muhammad bergabung dg keluarga ini, Abd al Muttalib merasa ajalnya sudah dekat. Dia, dg itu, memberikan Muhamad pada anak tertuanya, Abu Taleb.
KOTA MEKAH
Kota kecil Mekah, dekat laut merah Arabia, diabad ke-6 merupakan tempat penting karena dua alasan berbeda:
-Kota itu adalah pusat pemujaan berhala yg penting, yg mana banyak suku2 nomad Arab melakukan ziarah secara tetap.
-Mekah juga menjadi pusat dagang, dari mana karavan2 berangkat ketujuan yg berbeda2 dalam misi dagang mereka.
Mekah sebelumnya adalah kota kecil dan kebanyakan penghuninya adalah suku Quraish yg jumlahnya tidak melebihi 2 ribuan orang. Tanahnya gersang & tak mampu menghasilkan apapun bagi penghuninya. Jalan2nya berdebu, tidak ada fasilitas umum yg pantas. Para penghuni tidak mengenal kesehatan atau hygiene.
Tinggal dalam rumah tanpa atap yg kecil dari tanah liat, sengsara &
banyak dari mereka menggunakan kulit domba atau kambing utk menutupi tubuh mereka. Tidak ada sekolah macam apapun di Mekah. Beda Arab di Mekah dgn orang2 Yahudi di Medinah : Yahudi memiliki sekolah mereka sendiri dimana mereka mengajar anak2 mereka, khususnya ttg disiplin agama.
Karena orang2 Arab hampir tidak bisa menyalakan api, baik utk memasak ataupun utk penerangan, mereka memakan kurma, belalang dan kadal dan tergantung pada susu onta sebagai ganti air. Tapi, dalam Quran dikatakan bahwa Allah menyediakan mereka dg semacam “Pohon hijau” (36:80) yg mana mereka mendapat api utk memenuhi keperluan mereka. Dimalam hari, orang2 Arab tinggal didalam tenda dan rumah2 mereka, takut akan kenakalan Jin yg tidak bisa diduga, yg mereka percaya, menyerang manusia ditempat2 sunyi dan gelap.
Karena miskin, kebanyakan penduduk menghabiskan waktu bergosip, minum, judi atau menceritakan dongeng2 yg diturunkan pada mereka generasi demi generasi. Kesibukan utama mereka utk menghabiskan waktu adalah obsesi mereka akan sex, baik hetero maupun homoseksual, karena mereka terkenal dikaruniai dg kekuatan seks yg besar. :twisted: :twisted: Muhamad juga memiliki kekuatan sex yg besar. Diceritakan bahwa dia mampu memuaskan kesembilan isterinya dalam satu malam.
Orang2 Arab juga mempraktekan pedophilia (sex antara laki2 dewasa dg anak kecil), sesuatu yg mereka anggap NORMAL. Wanita2nya juga tidak bermoral, melakukan tindakan2 seksual dg laki2 manapun yg mereka inginkan. Namun inipun dianggap NORMAL oleh kaum lelaki.
Saat matinya Abd al Muttalib, anaknya, Abu Tablib menggantikan ayahnya sbg penjaga Kabah, karena fungsi religius ini dilakukan secara turun temurun. Kantor pendeta yg dipegang olehnya memerlukan rumah tangga yg mengawasi dg ketat semua ritual dan upacara dari rumah suci Allah. Ini membuat Muhamad muda mendapat kesempatan utk mempelajari semua ini dari dekat dan mencatatnya dalam pikirannya.
RITUAL PENYEMBAHAN BERHALA
Ritual dan upacara yg dipraktekkan kaum Berhala Arab sebelum bangkitnya Islam terdiri dari:
- tiga puasa utama dalam setahun; satu dari tujuh, satu dari sembilan dan satu dari tigapuluh hari. Selama puasa, mereka makan dan minum tapi dilarang berbicara.
- Mereka berdoa/sholat tiga kali sehari; sekitar terbit matahari, pada siang hari dan pada tenggelamnya matahari, menghadap kearah Kabah (Washington Irving, Mahomet and his successors, halaman 31).
- Mereka melakukan ziarah atau Haji, dgn memutari Kabah sebanyak tujuh kali, lari diantara dua bukit yg disebut Safa dan Marwa dimana ditiap bukit dipasang patung laki2 dan perempuan, utk mengorbankan binatang dalam nama dewa masing2 dan kemudian mencukur rambut semua peziarah laki2. Peziarah wanita cukup dg memotong sedikit rambutnya.
ALLAH
Satu dari ke tiga ratus enam puluh (360) patung berhala yg dipuja ada yg dinamakan Allah. Allah ini mempunyai semua inti karakteristik dari manusia. Dia adalah satu dari dewa2 utama, artinya banyak pemujanya. Mereka percaya bahwa Allah ini memberi mereka hidup, rahmat dan kebaikannya. Dewa ini juga dikenal sebagai Al-Rahman-an (sang pengampun) dan Al-Rahim (sang penyayang) bagi orang2 selatan dan utara Arabia.
Prasasti (542-3) dari Abrahah yg menyangkut pemecahan dari Ma’rib Dam berisi kesaksian dari fakta sejarah ini. Prasasti itu dimulai dg kalimat berikut: “Dalam kuasa dan kemuliaan dan ampunan dari sang pengampun (Rahman-an) dan messiahnya dan Roh kudus.” Nama Al-Rahman-an khususnya penting karena al-Rahman belakangan menjadi atribut terkenal dari Allah, dan menjadi salah satu dari sembilan puluh sembilan (99) namanya yg ditulis dalam Quran. Surat atau Bab 19 Quran didominasi oleh kata al-Rahman. Meski dipakai bagi Tuhannya kristen, kata ini terbukti dipinjam dari nama satu dari dewa2 Arab selatan kuno.
Pada awal2 karirnya sebagai nabi, Muhamad mengharuskan pengikutnya utk memuja patung Allah yg sama. Kemudian, dia mengubah ini dgn menyesuaikan konsepnya akan SATU Tuhan yg, dia percaya, tidak berbentuk atau berwadah, agar memisahkan konsepnya dari konsep kaum berhala dan politeis lain yg sejaman dgnya.
Selain ritual2 yg sudah ditetapkan, kaum penyembah berhala punya banyak tradisi religius lain, beberapa diantaranya diambil dari permulaan jaman dari ajaran Yahudi. Mereka juga sering memakai kitab Mazmur, seperti juga buku yg berisi ajaran2 moral yg katanya ditulis oleh Seth yg, menurut cerita Alkitab, adalah satu dari banyak anak Adam. Adam adalah manusia pertama yg diciptakan Tuhan, menggunakan tanganNya sendiri, dari lumpur, yg dicampur dg debu dan air.
Perpindahan Muhamad ke rumah pamannya tidak membawa banyak perbedaan. Abu Taleb tidak kaya & punya keluarga besar. Meski mendapatkan pemasukan dari Kabah yg ditopang dgn pemasukan dari bisnis dagang, pemasukannya juga pas2an. Dan Muhamad semakin dirasakan sbg beban seluruh anggota keluarga. Karena itu mereka selalu
melukai perasaan anak malang itu dgn bahasa, gerakan2 yg tidak enak.
Abu Taleb, dilain pihak, sadar akan situasi yg harus dialami sang ponakan dirumahnya. Ia ingin menolong, tapi dia juga, tak mampu. Ketika dia tidak tahan lagi tinggal bersama keponakannya yg mengalami kondisi menyedihkan, dia mencarikannya pekerjaan sebagai gembala onta.
Muhamad mendpt pekerjaan utk membawa onta2 tuannya ke padang rumput. Dia lalu harus menghabiskan waktu sendirian, bagian terbesar
dari harinya dihabiskan dipadang gersang diluar Mekah. Membiarkan onta2 menjelajahi padang mencari rumput2 diantara bebatuan, kita dapat membayangkan bagaimana seorang muda, sensitif dan pintar spt Muhammad, harus menghabiskan waktu seperti itu.
Lumrah bahwa kemalangan dan kesengsaraan menciptakan kepahitan dalam diri seseorang.
...
Kita bisa menduga bahwa ditengah2 frustasinya karena kesepian, dia mestilah bertanya pada dirinya sendiri kenapa dia ada didunia ini sebagai anak yatim, dan kenapa dia harus bekerja sebagai penggembala ditempat sesepi ini dalam umur semuda ini, ketika anak2 seumurnya menghabiskan waktu ditemani oleh orang tua tercinta mereka. Dia juga mesti bertanya kenapa ibunya memberikan dia pada orang yg tidak dia kenal, dan kenapa perlakuan padanya berbeda dibanding perlakuan pada anak2 lain.
Dan pemasukan uang darinya bagi keluarga pamannya, tidak sedikitpun merubah sikap mereka terhdpnya. Ini sangat menyakitkannya; rasa sakit ini menjadi penyebab utama semakin mendalamnya kebencian pada ibunya. Dia percaya jika dia tinggal bersama ibunya, ia tidak perlu menderita ejekan dirumah kakeknya dan pamannya. Dia menganggap ibunya bertanggung jawab atas semua penderitaannya.
Egonya, sensitifitas dan perasaannya sangat terluka, Muhamad tidak lagi bermain-main dg anak2 lain diwaktu luangnya. Malah, dia merasa lebih nyaman bercakap2 dg orang2 yg berziarah ke Mekah atau berdagang. Dia menikmati percakapan dalam hal2 religius. Dia juga mendapat kepuasan mendengarkan kisah2 religius dari mereka. Sangat sering, dia meminta mereka utk bercerita tentang kisah2 Arab jaman dulu yg menarik minatnya. Kebanyakan kisah dan dongeng yg dia dengar dari mereka berfungsi sebagai penyembuh dari luka2 hatinya. Jika punya kesempatan, dia akan menceritakan kembali semua kisah2 itu pada para pendengarnya, yg pada gilirannya, membuat mereka bagian dari Quran !
Jika dia tidak sedang mendengarkan penuturan kisah, dia mengawasi kedatangan dan kepergian karavan, yg berdagang ke Syria dan Yaman, dan berdesak2an di Mekah sebelum mereka bubar. Mengkhayal melancong ke tanah asing dan barang2 yg suatu hari akan ia lihat di negara2 jauh itu, membuat Muhamad gembira.
Suatu hari Muhamad melihat Abu Taleb naik ontanya utk pergi dg karavan ke Syria. Tak tahan utk menekan keinginannya, dia memohon pamannya utk membawanya. Abu Taleb tidak dapat menolak permohonannya dan mengijinkan dia utk ikut.
http://www.sxc.hu/photo/507340
Jalan ke Syria saat itu adalah melalui daerah2 yg kaya dongeng dan tradisi, yg menjadi kesukaan orang2 Arab karavan pengembara. Luasnya dan sunyinya gurun pasir yg sering dilalui dalam hidup mereka juga tanah gersang yg melahirkan banyak khayalan2 gaib.
Karena itu, mereka punya penghuni2 gurun dg Jin yg baik dan jahat, dan membumbuinya dg kisah2 yg memikat, dicampur dg kejadian2 yg menakjubkan tapi diragukan kebenarannya, yg mereka percaya benar2 terjadi di masa lalu.
Selama perjalanan, Muhamad muda tidak diragukan lagi melahap semua cerita2 gaib tsb. Ingatannya yg kuat menanam cerita itu dalam2, yg dikemudian hari akan memainkan peran yg sangat kuat dalam pikiran2 dan imajinasi2nya.
Kita bisa catat disini dua kisah kuno dari banyak legenda2 Arab, yg pastilah didengar Muhamad saat itu, dan yg diulang2 olehnya dalam Quran dikemudian hari. Salah satunya berhubungan dg daerah pegunungan yg disebut Hadjar.
Begitu karavan2 melalui lembah2 gersang dan sunyi, para karavan itu menatap gua2 dipinggir2 pegunungan. Gua2 ini katanya dulu dihuni oleh kaum Thamud atau Anak2 Thamud. Orang2 ini, yg oleh orang Arab percaya, adalah salah satu suku Arab yg hilang.
Bani Thamud adalah segolongan ras manusia raksasa yg sombong, hidup dijaman Abraham. Ketika mereka jatuh dalam penyembahan berhala, tuhan mengirim nabi pada mereka, namanya Saleh. Tugasnya utk mengembalikan mereka kejalan yg benar. Orang2 itu menolak utk mendengarkannya kecuali dia bisa membuktikan kebenaran misinya lewat keajaiban. Saleh berdoa dan tuhan membuat sebuah batu terbuka yg mana dari dalamnya keluar Onta betina Raksasa, yg melahirkan anak kuda dan menghasilkan susu yg banyak sesudahnya.
Beberapa orang Thamud percaya oleh keajaiban ini dan meninggalkan berhala. Tapi mayoritas dari mereka tidak terkesan dan terus dalam penyembahan berhala mereka.
Kecewa, Saleh meninggalkan onta itu sebagai tanda dari tuhan, tapi memperingatkan mereka bahwa bencana akan jatuh jika mereka mengganggu onta itu. Utk beberapa waktu, sang onta dibiarkan merumput dg tenang, tapi ketika onta itu minum dari sebuah sumur, dia menghabiskan air sumur itu sekali minum.
Sebagai balasannya, katanya, dia menghasilkan susu yg cukup utk seluruh warga suku itu. Tapi, dia menakuti onta2 lain dipadang rumput tsb dg ukurannya yg besar itu shg onta tsb diserang orang2 Thamud yg mengikat dan menyembelihnya.
Tuhan membalas pembunuhan onta betina raksasa ini. Dia mengeluarkan teriakan2 menakutkan, ditambah dg tepukan2 halilintar dari surga, yg turun pada orang Thamud ini dimalam hari; paginya semua penduduk Thamud ditemukan mati tengkurap. Dg begitu utk membalaskan kematian seekor Onta betina, tuhan membasmi satu suku bangsa dari muka bumi. Tanah Thamud masih tetap gersang, ini karena kutukan yg terus menerus dari surga.
Kisah ini mempunyai dampak kuat dalam pikiran Muhamad, yg ditahun2 berikutnya, menolak membiarkan para pengikutnya utk berkemah dekat2 daerah itu, dan menyuruh mereka utk cepat2 pergi dari situ.
Tradisi lain yg dikumpulkan Muhamad dalam salah satu perjalanannya, adalah ttg kota Eyla, dekat laut Merah. Tempat ini, katanya, dijaman dulu ditempati oleh suku Yahudi. Seperti suku Thamud, mereka juga jatuh dalam penyembahan berhala. Juga, karena penduduk suku itu mengotori hari Sabbat dg memancing dihari itu, tuhan mengubah mereka yg dewasa menjadi babi, dan yg anak2 menjadi monyet. Apa yg terjadi dg wanitanya tidak diceritakan, jadi Muhammad perlu tetap samar-samar ketika menceritakan kisah ini dalam Quran.
Cerita2 tersebut diatas ada dalam Quran, yg menunjukkan bgm perjalanan Muhamad telah mempengaruhi pikirannya.
Para penulis Muslim menceritakan banyak keadaan2 menakjubkan yg
telah disaksikan Muhammad selama perjalanan hidupnya. Kata mereka, dia melayang dibantu malaikat yg tidak terlihat yg melindungi dia dari panasnya pasir gurun dan panasnya sinar matahari dgn sayap2 mereka.
Dalam kejadian lain, dia dilindungi oleh awan, yg melayang diatas kepalanya selama panas siang hari. Kejadian lain lagi, katanya pohon yg layu tiba2 mengembangkan daun2nya dan mekar untuk menyediakan payung bagi Muhammad yg sedang menderita kepanasan.
Semua keajaiban ini tidak didasarkan pada bukti2 saksi mata; malah kebanyakan adalah pernyataan Muhamad sendiri atau diciptakan setelah kematiannya oleh para pengikut fanatiknya yang harus dipercayai
Muslim tanpa banyak tanya.
Selama perjalanannya, Muhamad mengaku bertemu sejumlah pertapa2 Kristen. Rahib Bahira yg terkenal adalah salah satu diantaranya. Dalam percakapannya dg Muhamad, Bahira kaget dg tingkat intelektualitasnya dan terpukau akan hasrat besarnya utk mendapatkan segala macam
informasi. Rasa ingin tahunya terpusat khususnya pada masalah agama. Keduanya diberitakan sering mengadakan percakapan2 ttg subjek ini dimana, tentu saja, sang Rahib menentang penyembahan berhala, sebuah praktek dimana Muhamad muda dibesarkan. Kristen Nestorian yg merupakan aliran yg dianut rahib Bahira ini, juga melarang pemujaan akan gambar2. Hal itu dilarang bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tentu saja, mereka keberatan dgn penggunaan salib, sebuah lambang Kristen yg umum.
Para penulis Muslim menekankan pendirian bahwa Bahira tertarik akan Muhamad muda karena melihat tanda kenabian pada bahunya. Penglihatan ini, sumpah mereka, meyakinkan sang rahib bahwa inilah nabi yg sama yg kedatangannya telah dituliskan dalam kitab2 Kristen. Sang rahib mengatakan pada Abu Taleb agar keponakannya jangan sampai jatuh ketangan orang Yahudi, seakan meramalkan perlawanan yg
akan dihadapi Muhamad dimasa depan dari kelompok Yahudi ini.
Diragukan apa pertemuan ini benar2 terjadi. Kalaupun iya,
sang rahib pastilah mencoba mendorong agendanya sendiri, karena ia mempunyai misi utk menyebarkan agamanya sendiri dan ia tertarik akan kepintaran dan rasa ingin tahu Muhammad, dan berusaha menarik Muhammad kedalam agamanya ini. Dia tahu bahwa subjeknya (Muhamad) adalah pendengar yg pasif, dan dia juga keponakan keluarga penjaga Kabah. Dia juga tahu bahwa jika dia berhasil menanamkan bibit ajarannya kedalam pikiran Muhamad, sang rahib dapat menyebarkan, melalui Muhamad, doktrinnya kepada orang2 Mekah, dg begitu membuat misinya melakukan lompatan besar. Ini adalah sebuah motivasi yg bagus bagi Bahira utk mengembangkan rasa ketertarikan Muhammad. Dia tidak perlu melihat benjolan besar (yg katanya tanda nabi) dipunggung Muhamad utk yakin akan kegunaan dan kemampuannya.
Yang dilaporkan sang rahib pada Abu Talib mengenai Muhamad mestilah sebuah saran utk berhati-hati. Pada daerah rawan yg penuh dg agama2 disemenanjung Arab, sang rahib ingin mencegah calon muridnya dikuasai oleh kepercayaan Yahudi, yg kemudian akan dapat mempengaruhi kaum berhala lainnya kepihak mereka. Kalau saja ini terjadi; sang rahib akan kehilangan calon kandidat yg baik utk kepercayaannya.
Dg Abu Talib, Muhamad kembali ke Mekah, pikirannya penuh dg dongeng2 dan kisah2 agama yg dia dapat sepanjang perjalanan. Dia sangat terkesan dg doktrin2 yg diajarkan oleh Rahib Bahira dari biara Nestorian, yg dikemudian hari akan sangat menolongnya dalam pembentukan pemikiran dan doktrin2 agamanya sendiri.
Muhamad juga menaruh rasa hormat yg misterius bagi Syria, karena dipercaya menjadi tempat perlindungan Abraham ketika lari dari Chaldea, sambil membawa doktrin menyembah hanya satu Tuhan. Rasa hormat akan negerinya juga begitu dalam hingga dikatakan dia awalnya menghadap Syria (Ibn Ishaq Sirat Rasul Allah, hal 135), ketika melakukan sholat 3 kali seharinya.
Jika tidak bepergian dg karavan, Muhamad bekerja sebagai gembala. Tapi ketika ia dewasa, orang lain mempekerjakannya sebagai agen dagang mereka, bersama2 dg karavan dagang yg bepergian ke Syria, Yemen dan tujuan2 dagang lain. Fakta bahwa dia diberi tugas perdagangan oleh tuannya meniadakan klaim Muslim bahwa Muhamad itu seorang yg buta huruf. Seorang yg tidak dapat baca tulis tidaklah akan diberi tugas penting sebagai agen perdagangan, khususnya, ketika orang2 Mekah lain dikatakan bisa baca tulis. Kemampuan baca tulis mestinya juga yg menolongnya mendapatkan pekerjaan ini, karena apa yg ada dalam pikiran bossnya ketika menyewa pekerjanya adalah mendapat keuntungan dan agar setiap transaksi dapat dicatat dg rapih oleh pegawainya, khususnya dalam situasi dimana mereka harus bepergian ketempat2 yg jauh utk waktu yg lama.
Selama perjalanannya melalui Yerusalem, Muhamad mendapat kesempatan melihat kuil Solomon, dekat bukit Moriah. Raja Solomon membangunnya utk Yahweh, yaitu salah satu dari banyak tuhan dari orang2 jaman dulu. Dalam Quran, Kuil ini disebut sebagai Mesjid terjauh (Masjid-ul-Aqsa). Pengetahuannya akan kuil ini menolong dia dikemudian hari utk menjelaskan secara jelas ketika ditanya mengenai pengakuannya akan perjalanan Mi’raj, ke surga ketujuh.
Para Muslim sangat yakin bahwa Muhamad mendarat disana naik kuda ajaibnya, yg disebut Burraq, dan berjalan dihalamannya – dibangun oleh Herod utk meluaskan daerah utk Kuil kedua – dan kemudian naik ke surga dimalam itu utk berbicara dg tuhan. Ketika diminta merinci kuil ini utk membuktikan perjalanan misteriusnya, tuhan, katanya, menampilkan replika dalam penglihatannya yg membuatnya bisa memuaskan rasa curiga orang2 Mekah. Selama penguasaanya atas Jerusalem, para muslim membangun, dekat kuil Solomon, sebuah mesjid yg dikenal sebagai Dome of Rock, utk memperingati perjalanan ini. Mesjid ini juga dikenal sebagai mesjid Hadhrat Umar. Dan menjadi tempat ketiga tersuci bagi muslim setelah Kabah di Mekah dan Mesjid Nabi di Medina.
Raja Solomon adalah orang yg pertama menggunakan doa yg sekarang dipakai muslim, doa ini berisi puji2an pada tuhan, ditulis dalam surat yg katanya untuk Ratu Belsheba, 1700 tahun sebelum bangkitnya Islam. Doa ini, terbaca sbb : sekarang digunakan oleh seluruh muslim tiap hari sebelum mereka melakukan sesuatu:
Bismillah hir Rahman nur Rahim,
Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Diperkirakan bahwa para penyembah berhala menggunakan doa yg sama kepada berhala mereka ALLAH. Muhamad mengambilnya dari praktek kaum penyembah berhala dan membuatnya menjadi komponen inti dari agamanya sendiri.
Sebelum kita teruskan dg kisah ini, kita harus berhenti dulu disini dan mendiskusikan sejenak teori psikologi dan observasinya. Diketahui bahwa kepercayaan dapat menumpulkan pertimbangan dan akal sehat manusia. Telah ditetapkan bahwa ide2 yg ditanamkan pada pikiran seseorang sejak masa kecil, tetap hadir sebagai latar belakang dari pokok2 pikirannya selamanya.
Dg demikian, orang ini ingin membuat fakta2nya sesuai dg ide2 indoktrinasinya, yg bisa saja tidak punya kebenaran yg masuk akal. Banyak orang terpelajar dikenal mempunyai kelemahan2 seperti ini, dan terhalangi penggunaan akal sehatnya. Bukan karena mereka tidak pernah menggunakan akal sehatnya dalam bidang religius, tapi mereka mengunakannya hanya kalau hal itu dibenarkan oleh ide2 yg telah tertanam tadi.
Kemampuan persepsi dan rasionalisasi manusia telah memungkinkan menemukan solusi masalah sains, tapi dalam hal religius dan politis, manusia bersedia menginjak2 bukti berdasarkan pertimbangan dan akal sehat.
BAGIAN 3
...
Berlawanan dg pendirian para muslim bahwa Muhammad aslinya diciptakan oelh tuhan sebagai orang yg percaya akan satu Tuhan, Muhamad dulunya adalah seorang penyembah berhala yg memberikan korban pada Al-Uzza, berhala yg dipercaya menjadi satu dari tiga anak perempuannya tuhan (cf 42:52). Kaum Quraish sangat memuja al-Uzza, mereka percaya bahwa dg perantaraannya mereka akan diterima oleh Tuhan, ayah mereka. Satu dari pamannya dinamai seperti nama berhala ini, dan dia dipanggil Abd al Uzza, budaknya Uzza, sebelum diberi nama kecil Abu Lahab, ayah api, oleh musuh2 muslimnya.
Mengenai latar belakang berhalanya Muhammad, F.E. Peters menulis: Menurut riwayat yg terkenal, meski banyak diedit, adalah Muhammad mudalah seorang penyembah Berhala dan Zayd ibn Amr seorang monoteis.
Peters juga mengutip Zayd ibn Haritha, yg katanya menceritakan kisah berikut pada anaknya: Sang nabi menyembelih anak kambing utk salah satu patungnya (nusub min al-ansab); kemudian dia memanggangnya dan dibawanya. (Muhammad and the Origins of Islam, hal 126).
Waktu mengkhotbahkan keesaan Tuhan, Muhammad terus menerus, dalam satu bentuk dan lainnya, memuliakan patung2 yg hingga saatnya dia menaklukkan Mekah, semua patung yg disimpan didalam dan diluar Kabah akhirnya dihancurkan.
Dalam awal2 kehidupannya, Muhamad tidak berbeda dg anak2 lain sejamannya. Dia biasa “menghabiskan malam2 di Mekah selayaknya yg anak muda lain lakukan” – (Ibn Ishaq. Op. cit, hal 81) – dalam bilik2 dimana pelacur2 menawarkan tubuh mereka pd anak2 muda yg mereka harapkan akan membela mereka ketika terjadi kesulitan. Perkawinannya dg Khadijah mungkin sedikit mengubah gaya hidupnya,
tapi itu bukan alasan melepas kebiasaannya itu.
Muhammad juga seorang pengikut setia pasar2 malam, yg di Arab,
tidak hanya menjadi ajang aktivitas bisnis, tapi juga tempat kontes puisi antara individu2 yg berbeda, dgn hadiah bagi pemenangnya. Khususnya pada pasar malam Oqadh; puisi pemenang digantung sebagai trophi didinding Kabah. Pada pasar2 malam ini, para kontestan juga melantunkan kisah2 Arab mereka yg terkenal. Mereka juga menyebarkan praktek2 agama yg kemudian terdapat banyak disemenanjung. Dari sumber2 mulut kemulut macam ini, Muhamad pelahan mengumpulkan informasi beragam mengenai sabda2 dan doktrin2, yg kemudian akan dia lantunkan pada para pengikutnya sendiri.
Seperti juga kebiasaan dari sukunya, Muhammad suka bertapa digua2 digunung Hira utk mempraktekan tobat pada 10 Muharam, sebuah hari suci bagi umat Yahudi juga. Mengikuti kebiasaan Yahudi, ia juga berpuasa pada hari itu. (Phillip K. Hitti, History of the Arabs, hal 133, lihat juga Karen Armstrong A History of God, hal 132).
PENGGUNAAN ALKOHOL DALAM ISLAM
Para Muslim memuja Muhammad sebagai orang yg bebas dari minuman keras dalam kehidupannya. Sudut pandang ini bertentangan dg fenomena umum. Dia menjadi bagian dari masyarakat yg mestinya membuat dia mudah terkena semua praktek2nya. Jika dia ingin mendapat perlindungan dari sukunya, dia harus ikut berpartisipasi dalam kegemaran2 masyarakatnya, termasuk minum minuman yg baunya sangat menyengat yg disebut maghafir, seperti anggur. Arab pribumi membuat maghafir dari ekstrak pohon palem dan kemudian dibuat ragi sebelum dikonsumsi (16.67. Juga lihat Maulana Ashraf Ali Thanvi, Asmani Quran Sharif, hal 902).
Karena orang2 Arab umumnya ketagihan minum, Quran tidak jelas2 merinci minum alkohol sebagai “Haram”; apa yg diperlukan oleh muslim adalah agar jangan mendirikan shalat dalam keadaan mabuk (4:43), dan bahwa mereka mencoba utk “menghindarkan atau menahan diri” dari minum (5:93,94), jadi ikut menguatkan sebagian, kondisi yg oleh Torah dan Bible dikatakan masing2 pada Yahudi dan kristen (Ibrani 10:9).
Dalam keadaan ini, dapat dimengerti jika Muhamad sendiri minum maghafir dan anggur, dia pastilah berpikir alangkah bijaksananya jika melarang minuman memabukkan itu secara samar2. Dia pasti mempertimbangkan segi politisnya utk meminta pada para pengikutnya agar mengurangi pemakaian alkohol, karena dia sendiri mengalami dampak jelek dari minum berlebihan.
Saat bekerja utk para pedagang Mekah, Muhamad jadi tahu jumlah keuntungan yg didapat dari bisnis ini. Dia juga sadar bagaimana mereka membelanjakan uangnya utk membuat hidup mereka dan hidup anak2 mereka lebih baik. Cerminan dari keadaan buruk dan penderitaan masa kanak2nya meyakinkan dia bahwa para pedagang Mekah bukan hanya serakah dan mengabaikan kemiskinan penduduk kota, mereka juga tidak baik pada anak2 yatim. Kesadaran ini membuatnya berbalik melawan para pedagang, dan dia bersumpah utk suatu bari memaksa mereka agar membagi kekayaan mereka padanya dan pada orang2 miskin.
Dia juga berperasaan buruk pada para penjaga Kabah. Dia tuduh mereka bukan hanya menghalangi “yg lain mendatangi mesjid suci” (8.34); dia juga mempertanyakan hak mereka menjadi penjaganya. Dia percaya bahwa mereka menyalahgunakan otoritas mereka dgn menghindari
pembagian pendapatan mereka kpd mereka yg berhak mendapatkan. Dalam penilaiannya, hanya orang yg takut tuhan yg sudi membagi kekayaan kuil pada orang miskin dan yatim, yg lebih berhak utk menjadi penjaga dari Kabah.
Ketidaktergantungan keuangan yg didatangkan dari pekerjaanya membuatnya mendapat kesempatan utk melihat kebelakang dan mengingat kembali perlakuan yg dia terima dari para perempuan keluarga Abd al Motallib dan Abu Talib. Dia juga ingat ibunya yg menelantarkannya. Gabungan kejadian2 yg harus dialaminya ini membuatnya menjadi lebih pahit. Dia merasa dikhianati, khususnya oleh perempuan yg dia harapkan menyayangi dan mencintai dia.
Pengulangan kejadian masa lalu yg memalukan, pengkhianatan, perlakuan buruk dan penghinaan dalam pikirannya ini ditambah oleh instink balas dendam terhdp sukunya terwujud dalam pikirannya. Dia bersumpah utk membalas penderitaannya dg cara yg lebih efektif, sistematik dan halus. Perlakuan pada wanita dan larangan2 yg diberlakukan pada mereka melalui Quran dan juga perlakuan Muhamad sendiri pada istri2nya menjadi contoh2 yg baik utk membuktikan pendapat ini.
Anggota keluarga wanita Muhamad sering meledeknya shg ia tumbuh membenci mereka
Dg berlalunya waktu, Muhamad menjadi semakin pasti mengenai ambisinya.
Diumur 25 th, Muhamad mampu mematangkan semua rincian dari rencana2 tsb. Ini juga waktu yg tepat baginya utk menikah. Dia perlu menikahi seorang wanita yg bukan hanya mau mendukungnya secara keuangan, tapi juga mau menjadi partnernya dalam menjalankan rencana yg telah dia siapkan utk masa depannya. Dan tidak begitu banyak wanita di Mekah, yg dapat memenuhi kriteria ini dan menjadi istrinya.
Pada saat Muhamad mencari calon pengantin yg cocok, di Mekah tinggal seorang janda bernama Khadijah, anak dari Khuwalid, dari suku Quraish. Dia telah dua kali menikah. Suami terakhirnya, seorang pedagang kaya, baru2 ini meninggal dan jandanya perlu menyewa tenaga utk mengurus usaha dagangnya yg besar.
Khadijah punya sepupu bernama Waraqa ibn Nofal. Dia terkenal sebagai monoteis dan dipercaya telah menerjemahkan sebagian besar dari Injil kedalam bahasa Arab. Dia berpengaruh banyak pada adiknya, Khadijah, yg mengaku membaca karya2 terjemahannya. (Sir John Glubb, The Life and Times of Muhamad, hal 68). Keduanya memegang pandangan yg sama mengenai masalah religius, tapi dalam kasus2 dimana mereka berbeda pendapat, pendapat dari Waraqa yg selalu menang.
Muhamad menjadi dekat dg Khuzaima, kemenakan dari Khadijah, diwaktu perjalanan2 bisnisnya. Khuzaima melihat bgm Muhamad melakukan urusan dagangnya dg cara yg menguntungkan & eficien dan dia terkesan. Setelah pulang kerumah, mereka jadi sering bertemu didalam dan sekitar Kabah, tempat yg paling sering dipakai Muhamad utk menghabiskan waktunya setelah melakukan praktek Haji, tujuh putaran mengelilingi tempat suci ini.
Suatu hari, dalam salah satu pembicaraannya dg Khuzaima, Muhammad menunjukkan hasratnya utk mencari kerja yg dapat memberinya upah lebih banyak dari sekarang. Khuzaima bilang bahwa bibinya, Khadijah, mencari agen dagang yg cakap dan bahwa dia mungkin kandidat yg cocok utk itu. Dia janji akan bicara pada Khadijah dan akan mencoba mengatur wawancara utknya. Khuzaima menepati janjinya, dan dia bicara pada Khadijah. Khadija setuju utk bertemu calon agennya.
Pada waktu yg sudah dijanjikan, Muhamad mendatangi Khadijah. Dia melihat anak muda berumur 25 th berdiri dihadapannya. Ukuran tubuh sedang, hampir ramping, dg kepala besar, bahu lebar dan tubuh proporsional. Rambut dan jenggotnya tebal dan hitam, tidak lurus tapi sedikit ikal. Panjang rambutnya hingga keleher, dan jenggotnya juga. Dia punya dahi yg bagus dan mata yg lebar, dg bulu mata dan alis yg panjang melengkung meski tidak menyatu. Matanya coklat atau coklat muda. Hidungnya bengkok dan mulutnya lebar. Meski jenggotnya dibiarkan tumbuh, tapi kumisnya tidak menutupi mulutnya. Kulitnya putih tapi kecoklatan karena sinar matahari (Perincian ini diambil dari buku Martin Ling: Muhammad, hal 35).
Suaranya punya sentuhan musik dan kalimat2 yg diucapkan mempunyai nada seperti puisi2 terkenal Arabia ciptaan Labid. Khadijah sangat terkesan dan dia menyewanya utk menjalankan dagangnya.
Dia tunjuk kemenakannya, Khuzaima, dan budak perempuannya, Maisara, utk membantunya dalam misi dagang ke Syria, Yemen dan tujuan2 lain dari waktu ke waktu. Selama misi2 dagang ini, dia melakukan semua tugas2nya dg rajin, dg begitu mendapat penilaian baik dari majikannya. Dia mengirim Muhamad kebagian selatan Arab utk hal yg sama, dan semuanya mencapai sukses melebihi harapan sang majikan. Pada setiap kesempatan, Muhamad harus membuktikan kemampuannya, dia lakukan itu dg baik hingga dia menjadi kesayangan sang majikan, tiap kali Khadijah mendengar keberhasilannya; ini bukan hanya membuatnya menghargai Muhammad tapi juga membuatnya suka.
Khadijah berumur 40, dewasa dgn berpengalaman. Dia rindu akan pasangan yg dapat memberi semua hal yg dia rindukan sejak suami terakhirnya meninggal. Dia telah mempertimbangkan beberapa calon, tapi, akhirnya pilihan jatuh pada Muhamad.
Meski hatinya rindu akan kemudaan yg segar dan menarik, tapi dia menahan diri sebelum mengambil langkah2 utk memenuhi hasratnya. Dia harus mengatasi tradisi Arab Kuno & keluarganya sendiri yg menghalangi wanita seumurnya utk menikah. Ia khususnya mengkekhawatirkan
pamannya, Amr ibn Asaad, yg tanpa persetujuannya mustahil baginya utk menikah dg pria idamannya. Dia perlu membuat sebuah situasi yg bukan hanya dapat membuat pria idamannya kelihatan spesial, tapi juga dapat membuat pamannya mengijinkan pernikahan dgnya.
Segera sebuah kesempatan datang bagi Khadija utk dipergunakan. Satu siang, dia sedang diluar rumahnya bersama para pembantu, mengawasi kedatangan karavan Muhamad. Begitu hampir dekat, sekelompok awan muncul di cakrawala, menghalangi sinar matahari. Melihat kesempatan ini, dia berteriak pada pembantunya: “Lihatlah! Itu Allah tercinta (dewa berhala Kabah, Allah) yg mengirim dua malaikat utk menjaganya!”
Para pembantunya memicingkan mata dan mencoba melihat sejauh mereka mampu, berusaha mencari malaikat2 itu, tapi tidak melihat apa2. Karena telah tahu akan hasrat majikan mereka pada Muhamad, mereka ikut2an, dan berteriak keras2 mengikuti majikannya. Tujuan ini adalah utk menaikan derajat Muhamad, apa yg dilakukan Khadijah, seakan-akan Muhamad disertai Malaikat, juga utk memperingatkan pamannya akan balasan dari surga jika dia menolak lamaran Muhamad utk menikahi keponakannya.
Khadijah juga tidak mau buang2 waktu dan menawarkan dirinya kpd Muhamad melalui budak kepercayaannya, Maisara. Muhamad memang sedang menunggu2 mukjijat, dan ketika dia mendapat tawaran ini, dia menerimanya langsung. Kini, menurut tradisi Arab, ia tinggal perlu membuat lamaran resmi pada pamannya Khadija Amr ibn Assad yg bertindak sebagai pelindungnya. (Ayah Khadijah tewas dalam perang.)
Tradisi pernikahan Arab sangat berbeda dari yg biasa dilihat oleh muslim non-Arab saat ini. Dalam tradisi Arab bahkan saat inipun, pengantin lelaki harus melamar pengantin perempuan melalui orangtua atau pelindungnya, dan jika mereka menerima lamaran, pengantin lelaki harus membayar mas kawin/mahar pada orang tua atau pelindungnya tsb dg maksud utk membuatnya bisa menikahi anak mereka. Perkawinan Arab bukan perkawinan religius. Berlawanan dg tradisi Arab, pengantin perempuan muslim non-arab harus membayar mahar pada pengantin lelaki dan perkawinan dilakukan dg religius.
Mengikuti tradisi mereka, Abu Taleb dan Hamzah, dua paman Muhamad, menemani keponakan mereka ke rumah Khadijah, dimana dia diam2 membuat pesta. Dia, kelihatannya belum memberitakan ini pada pamannya; dia sengaja membuat pamannya tidak sadar akan maksud perayaan ini. Setelah semua hadir, Muhamad meminta ijin ibn Assad utk menikahi keponakannya (Khaidjah). Mendengar ini, si orang tua murka dan menolaknya. Dia menjelaskan bahwa semuanya tidak cocok: umur Muhamad, fakta bahwa dia itu anak buahnya dan, diatas itu semua, dia tidak punya cukup uang utk menikahi Khadijah yg kaya. Dalam pikirannya, perkawinan ini hanya akan mengurangi kekayaan Khadijah, bukannya menjaganya dalam keluarga. Kejadian2 berikut membuktikan bahwa si orang tua ini benar.
Khadijah sudah mempersiapkan diri akan reaksinya ini. Dia terus menerus mengisi gelas anggur pamannya hingga mabuk. Setelah pamannya mabuk, Khadijah memberi tanda & Abu Taleb langsung pidato, menerangkan kehebatan2 keponakannya, Muhamad, setelah itu Khadijah sendiri juga memberikan pidato, menerangkan bagaimana para malaikat telah melindungi dia dari panas matahari dan juga membesar2kan semua perbuatan2 Muhamad baginya dan keluarganya. Akhirnya, dia mendesak pamannya utk mengakui kebaikan2 Muhammad, dan utk menerimanya sebagai menantu.
Setelah Khadijah pidato, semua yg hadir meminta Amr ibn Assad utk menjawab. Sebelum dia sadar apa yg terjadi, dia telah membuat pidato yg isinya menyetujui pernikahan itu. Waraqa ibn Nofal juga menjawab; & Muhamad langsung mengenakan hadiah jubah pada sang orang tua, yg menurut tradisi Arab, calon menantu harus memberi jubah pada calon mertua saat pernikahan. Khadijah langsung menandatangani kontrak
pernikahannya sebelum sebelum pamannya sadar bahwa dia telah ditipu dan menyatakan pernikahan ini sah. Pernikahan ini dikatakan terjadi pada 595 A.D, ketika Muhamad berumur 35 dan pengantin perempuannya 40 tahun.
Kejadian seputar perkawinan Muhamad-Khadijah ini layak mendapat perhatian khusus, bukan hanya karena ini sebuah batu loncatan
bagi calon 'nabi' ini, tapi juga karena menggambarkan posisi yg dipegang wanita yg menjalankan bisnisnya. Khadijahlah, bukan calon suaminya, yg pertama minta dinikahi. Selain Khadijah, kita juga tahu bahwa ada wanita2 lain dijaman sebelum islam yg bukan hanya berperan dalam urusan2 dagang dll di Mekah disisi laki2 mereka, mereka juga berpartisipasi dalam perdagangan TANPA dicampuri oleh para laki2. Mereka, sering menggunakan pengaruh yg besar sebagai nabi2 wanita atau penulis2 puisi.
Pada perayaan pasar2 malam didekat Mekah, khususnya pekan raya di Oqhad, wanita dikenal sering ikut bersama2 dg laki2 dalam kontes lomba puisi dan baca puisi dihadapan umum.
Fakta sejarah diatas menunjukkan luasnya kebebasan wanita Arab yg dinikmati sebelum munculnya Islam dan mementahkan klaim Doktor2 Muslim yg berkata bahwa Islamlah, yg memberi mereka kebebasan yg telah mereka nikmati dalam dunia modern kita. Kenyataannya, ini jelas bertentangan dg fakta. Yg benar, Islam, telah merampas kebebasan2 wanita sebelumnya dan membuat mereka budak dibawah tindakan dan keinginan laki2 mereka.
GAYA HIDUP MUHAMMAD SETELAH PERKAWINANNYA DG KHADIJAH
Seperti yg Muhammad harapkan, perkawinannya dg Khadijah mengubah hidupnya. Ia jadi kaya mendadak dan berpengaruh dalam kota tsb. Dia bukan lagi pelayan; sebaliknya, dia menjadi pemilik kekayaan dan bisnis (istrinya). Orang2 mulai menghormatinya. Mereka juga mengijinkannya berpartisipasi dalam pertemuan2 resmi maupun tidak resmi mereka, sebuah keistimewaan yg tidak dia miliki sebelumnya. Kini ia tinggal dalam sebuah rumah tangga dimana kebijaksanaan para penghuninya sangat mempengaruhi pendapat2 religiusnya. Khususnya pengaruh Waraqa ibn Nofal, seseorang yg berpikiran spekulatif dan beriman fleksibel; aslinya seorang yahudi, kemudian menjadi kristen, dan mengaku sbg ahli astrology.
Setelah perkawinan, Muhamad terus bekerja utk istrinya tapi sekarang dgn peran yg lebih menentukan. Dia menunjukkan dirinya sebagai contoh diantara orang2, bukan hanya dalam hal pemberian jasa baik, tapi juga dalam menangani situasi. Disini, kita akan merinci sebuah krisis yg melibatkan orang2 Mekah dan yg, katanya, dia bantu selesaikan secara damai dan dg begitu mendapat kekaguman orang2.
Ditahun 605 M, ketika Muhamad berumur 35 th, orang2 Quraish memutuskan utk memasang atap Kabah, yg, kelihatannya, sampai saat itu hanya terdiri dari empat dinding tanpa penutup bagian atas. Dinding yg ada terlalu lemah utk menahan beban atap, hingga, orang Mekah memutuskan utk mengganti seluruh strukturnya, dan diganti dg bangunan baru memakai atap. Setelah membangun dinding2 baru, mereka menghadapi dilemma dalam mencari papan kayu dan tukang kayu utk membuat atap, karena keduanya tidak bisa ditemukan diseluruh jazirah Arab.
Dalam keadaan yg menyedihkan ini, kebetulan ada sebuah kapal, kepunyaan pedagang Yunani yg kandas, mungkin karena batu2 karang diperairan Jeddah. Kecelakaan ini memberi orang2 Mekah yg sedang putus asa, kayu2 bagi atap Kabah, dibantu oleh tukang kayu Koptik Mesir, yg kebetulan ada di Mekah saat itu.
Kisah pemasangan atap Kabah menunjukkan aspek penting dalam kehidupan orang2 Mekah saat itu. Fakta bahwa kuil itu sendiri tidak punya atap berarti bahwa “Rumah Tuhan” ini terdiri dari tenda2 yg dikelilingi oleh dinding2. Dgn demikian, orang2 Mekah saat itu juga harus hidup, karena terpaksa, dalam rumah2 tanpa atap.
Sebuah batu hitam besar, kemungkinan sebuah meteorit, telah dipasang pada dinding Kabah sebelumnya. Orang2 Mekah dan juga para peziarah pagan sangat memujanya. Ketika pembangunan dinding mencapai level dimana batu hitam sebelumnya ditanam, tiap klan dari suku Quraish berebut kesempatan utk menempatkan batu tsb ditempat semula. Terjadilah debat hangat yg nyaris berujung pada pertumpahan darah.
Pada titik ini, Abu Umaiya dari klan Bani Makhzoom, orang tertua disuku Quraish, datang dg saran. Dia menyarankan pada semua yg hadir agar harus setuju bahwa orang pertama (selain yg hadir disana) yg memasuki halaman Kabah dari saat itu harus diminta pendapatnya akan hal ini. Semua setuju dan mulai menunggu kedatangan orang yg dimaksud.
Beberapa menit kemudian, mereka melihat Muhamad memasuki halaman Kabah. Setelah diberitahu kejadian yg telah disetujui semua, Muhamad meminta jubah, dilebarkan ditanah dan batu hitam ditaruh diatasnya. Lalu dia meminta masing2 wakil suku utk memegang ujung jubah dan mengangkatnya bersamaan, setelah ini lalu Muhamad sendiri dg tangannya menaruh batu tsb diposisinya pada dinding, dg begitu menyelesaikan masalah rumit ini dg kepintarannya.
Episode ini dikatakan telah menaikkan status dan derajatnya, membuat orang2 membawa perselisihan mereka padanya utk diselesaikan.
PANGGILAN TUHAN
Pada periode setelah perkawinan Muhammad-Khadijah tapi sebelum dimulainya khotbah akan satu tuhannya, banyak orang2 religius di Mekah diceritakan mundur dari pemujaan patung di Kabah.
Yg terkenal dari antara mereka adalah : 1. Waraqa ibn Nofal, 2. Ubaydullan ibn Jahsh, 3. Usman ibn al-Huwayrith dan 4. Zaid ibn Amr. Banyak penyembah berhala lain juga berbalik pada monoteisme dg kesadaran bahwa mereka telah merusak agama kakek moyang mereka, Abraham, dan bahwa tumpukan batu yg mereka kelilingi ini tidak ada artinya. Akhir kata, mereka ingin melihat sebuah perubahan bentuk dan substansi dari agama mereka yg kuno. Yg lainnya, yg tidak puas dng Judaisme dan Kristen, terus melakukan pencarian mereka, mencari Hanifiyah, agama murni dari Abraham (ibn Ishaq, op. cit. hal 99).
Mereka khususnya tertarik melihat Hanifiya diperkenalkan sekali lagi, dg alasan bahwa mereka percaya bahwa jika Abraham, kakek moyang mereka, punya kuasa atas Rumah Tuhan, dia membagi pendapatannya dg seluruh orang2 Mekah, dg begitu menolong mereka2 yg kelaparan dan miskin. Penjaga Kabah sekarang egois, yg tidak hanya memakan semua pendapatan, tapi mereka juga memegang keras aktivitas2 religius ekstra mereka. Mereka ingin semua ketidakadilan dan larangan2 dari para penjaga Kabah ini diakhiri.
Waraqa ibn Nofal yg manipulatif dan opportunis, setelah melihat orang2 Mekah menderita dan kecewa dg pemujaan patung, merasa percaya diri, pada tahap ini, dg mengenalkan doktrin satu tuhan dan juga konsep kebangkitan. Karena dia tidak dapat melakukannya sendiri, dia mulai mencari seseorang dari antara suku2 yg berpengaruh di Mekah utk melakukan misi ini atas namanya. Dia mengkonsultasikan ini dg adiknya Khadijah, dan keduanya menemukan calon yg bernama Muhamad Mustafa, yg memenuhi kriteria yg oleh keduanya dianggap perlu utk mencapai tugas yg penuh risiko dan sulit ini. Setelah berbicara dgnya, ia bukan hanya mau bekerja sama… bukan hanya karena keinginan mereka saja tapi juga karena keinginannya juga sama, ia ingin menca ...
http://www.islam-watch.org/MAsghar/Stor ... before.htm
http://www.islam-watch.org/MAsghar/Stor ... efore2.htm
http://www.islam-watch.org/MAsghar/Stor ... efore3.htm
MUHAMAD & ISLAM
Kisah yg belum diceritakan sebelumnya
By Mohammad Asghar
Dear Mr. Editor,
Kebanyakan para islamis menjawab pengritik islam dg mengklaim bahwa Muhammad adalah nabi Allah dsb, apapun yg dia lakukan dan katakan selama hidup tidak diragukan atau perlu dipertanyakan lagi oleh manusia. Daripada merespon setiap islamis, saya mending merangkum kehidupan Muhamad dan mencoba membuktikan bahwa dia hanya seorang pemimpin yg memanipulasi, berkomplot dan bersifat diktator. Dg cara ini, dia tidak hanya mendirikan agama Islam, tapi juga memerintah semenanjung Arab dg tangan besi selama dia hidup.
BAGIAN SATU
Dijaman dulu kala, sebuah tempat kecil ditengah semenanjung Arab, menjadi titik pusat hijrah kaum Bedouin penyembah berhala dari gurun pasir. Disanalah berdiri rumah tuhan yg juga dikenal sebagai Kabah, beserta sebuah sumur, yg oleh kaum berhala disebut Zam Zam, yg membantu mereka menghilangkan haus.
Jaman pra-Muhamad : Kabah
Kaum berhala ini sangat religius. Mereka berpegangan erat pada pandangan bahwa ada tuhan yg melindungi setiap aspek dari kehidupan mereka. Karena itu, mereka percaya bahwa ada tuhan yg memberi mereka kehidupan. Mereka juga percaya bahwa tuhan yg sama memberi mereka makanan dan melindungi mereka dari hal2 yg membahayakan hidup mereka. Mereka juga percaya bahwa ada tuhan2 lain yg menjatuhkan air dari langit dan yg memberikan mereka kemenangan
dalam peperangan.
Ada sebuah suku yg disebut Quraish, diantara kaum berhala ini, yg pandai dan giat berusaha. Para anggotanya lebih suka menetap daripada menjalani kehidupan nomad/berpindah-pindah.
Dg mengambil keuntungan dari ketaatan suku2 Bedouin religius lainnya yg tidak suka menetap, anggota dari suku Quraish ini menetap di Mekah, disekitar Rumah Tuhan dan sumur Zamzam, dg tujuan utk melayani keperluan religius dari saudara2 mereka baik yg nomad maupun yg menetap ditempat lain. Diluar dan didalam Rumah tuhan itu mereka pasangi 360 patung, yg semuanya dipuja dan dimuliakan oleh kaum berhala.
Lama kelamaan, titik pusat ini dikenal sebagai Bakka (Quran 3:96) dan kemudian dikenal sebagai Mekah. Suku Quraish adalah penghuni aslinya, mengingat fakta bahwa suku merekalah yg memiliki kontrol atas pengawasan dan ritual religius dari rumah Tuhan tsb.
Anggota2 dari suku Quraish terdiri dari tiga kelompok. Satu adalah kelompok pendeta, yg mengontrol rumah Tuhan dan mendapatkan pemasukan dari para peziarah.
Kelompok kedua terdiri dari sejumlah kecil orang Quraish yg melakukan perdagangan. Kelompok ketiga adalah yg paling besar, dan terdiri dari mereka yg menopang hidupnya dg menyediakan air dan pelayanan2 lain bagi para peziarah. Jenis2 pekerjaan ini tidak menjamin pemasukan yg tetap bagi mereka; ketika mereka menerima peziarah dalam jumlah yg banyak, mereka mendapat pemasukan yg besar, tapi ketika jumlah peziarah kecil pendapatan merekapun kecil. Orang2 ini spt pekerja zaman kita sekarang; mereka dibayar kalau ada pekerjaan.
Lebih dari 1400 tahun yg lalu, tinggal di Mekah seorang laki2 bernama Abdullah. Dia termasuk kelompok ketiga dari kaum Quraish. Istrinya bernama Aminah. Karena dia tidak mempunyai pendapatan yg tetap, keuangan rumah tangganya selalu kempas kempis. Seringkali keduanya harus tidur tanpa makan. Kemiskinan yg terus menerus akhirnya sampai pada puncaknya, mereka sering bertengkar dan bertengkar mengenai kondisi keuangan mereka dan juga mengenai masa depan mereka.
Sadar akan fakta bahwa dia dan suaminya tidak punya cara utk mengisi perut, Aminah selalu memaksakan suaminya utk berejakulasi diluar rahimnya. Praktek ini menolongnya menghindari kehamilan utk beberapa waktu, tapi satu malam Abdullah kebablasan dan Aminah akhirnya hamil. Aminah sangat murka, dia mencoba dg semampunya utk menghancurkan janinnya, tapi selalu gagal.
Tidak mampu melakukan dg cara lain lagi, akhirnya dia menyerah pada takdir dan memutuskan utk melahirkan bayinya. Abdullah, sang suami, merasakan ketidaknyamanan Aminah dan berusaha menolong dg menyediakan bagi Aminah layanan budak wanita bernama Barakat.
Tapi, kemalangan menaungi mereka, suami Aminah mati ketika dia mengandung sekitar enam bulan. Tragedi ini menambah kebenciannya terhadap anak yg dikandungnya. Dia menganggap bayi yg dikandungnya itu sbg pembawa sial. Dia takut kesialan lain akan menimpanya setelah dia melahirkan bayinya ini.
Saat mati, Abdullah diketahui mempunyai lima ekor onta, beberapa ekor kambing dan seorang budak wanita asal Ethiopia bernama Barakat.
Tidak mampu melakukan apapun juga utk menghilangkan takutnya, dia membiarkan janin tsb hingga siap utk melahirkan seorang bayi laki-laki. Ketika waktunya tiba, dia melahirkan bayi laki2 tanpa kesulitan.
Aminah menyebut bayinya Kothan, tapi kakeknya mengubahnya menjadi Muhammad dikemudian hari (lihat Buku R.V.C. Bodley “The Messenger”, hal 6).
Berlawanan dg kepercayaan umum, Muhamad bukanlah sebuah nama muslim; malah, itu adalah nama kaum berhala Arab yg telah digunakan bahkan sebelum kelahiran penemu Islam.
Secara genealogis, Muhamad dianggap keturunan Ismail, yang seperti disebut dalam Alkitab, adalah anak tidak sah dari Ibrahim, yg lahir dari Hagar, seorang pembantu dari Mesir bagi istrinya, Sarah (Kitab Kejadian 16:1-15). Anak inilah, yg oleh mayoritas Muslim dipercaya sebagai anak yg dikorbankan setelah diperintahkan Allah dalam mimpinya pada Ibrahim, yg sebagai imbalannya, mendapat julukan “Zabi-Ullah,” yakni “yang dikorbankan dalam nama Allah” – bukan anak resminya, Ihsak, seperti yg dinyatakan dalam kitab Kejadian orang Kristen.
Tanggal pasti kelahiran Muhammad tidak diketahui dulu maupun
sulit dipastikan sekarang. Pendapat para Ulama berbeda-beda dalam hal ini. Phillip K. Hitti berkata bahwa dia dilahirkan sekitar 571 AD (History of the Arabs, hal 111). Abdullah Yusuf Ali berkeras, “tahun yg selalu diberikan utk kelahiran sang Nabi adalah 570 AD, meski tanggalnya harus dikira-kira, jadi angkanya adalah antara 569 dan 571, kemungkinan batas paling ekstrim.” (Quran, V.2, hal 1071).
Walau tahun kelahirannya Muhamad misterius, Muslim tetap menetapkan bahwa dia lahir dijam2 awal pada hari Senin, hari ke-29 bulan Agustus, 570 AD (Lihat Ghulam Mustafa, Vishva Nabi, hal 40). – Sebuah perayaan yg mereka rayakan dg pawai riuh. Namun faktanya tetap : tahun kelahiran Muhamad tidak ditetapkan berdasarkan bukti2 sejarah yg dapat dipercaya. Perayaan kelahiran Muhammad, dg begitu, tidak berdasarkan sumber2 kuat Islam namun hanya berdasarkan tradisi.
Saat kelahiran Muhamad, orang2 Arab hidup dalam kemerosotan moral. Perkawinan dikalangan Arab cuma dinama saja, mereka lebih suka mengejar hubungan diluar nikah. Dalam subjek zinah dari Arab2 ini, Maxime Rodinson mengutip Rabbi Wathan:
Tidak ada tempat lain didunia yg dapat menandingi kecenderungan akan perzinahan diantara orang2 Arab, seperti juga tidak ada kejayaan lain seperti kejayaan Persia, atau kekayaan lain seperti kekayaan Romawi, atau kekuatan magis seperti yg dimiliki Mesir. Jika semua selingkuh seksual diseluruh dunia dibagi menjadi sepuluh bagian, sembilan bagian akan dibagikan diantara orang2 Arab dan cuma satu bagian cukup bagi bangsa2 lainnya (Muhammad, hal 54).
R. V. C Bodley diam-diam setuju dg Wathan, dan berkata:
Terdapat seseorang bernama Amr Ibn al-As, anak pelacur cantik dari Mekah. Semua orang Mekah cantik adalah teman2nya, juga yg lainnya, mulai Abu Sofyan kebawah, bisa jadi adalah ayahnya Amr. Atau bisa juga dg yakin kita panggil dia Amr Ibn Abu Lahab atau Ibn al Abbas atau Ibn yg lainnya diantara 10 orang2 Koreish kelas atas. Menurut standar Mekah saat itu, tidak masalah siapa ayahnya (dalam bukunya, The Messenger, hal 73).
Menurut sejarawan, Muhamad lahir dlm perioda ini dari salah satu dari ke 10 orang keluarga kelas atas Quraish di Mekah. Bagi orang2 ini, tidak masalah siapa jadi ayah siapa. Semua anak yg lahir dalam kondisi ini harus selalu menghadapi pertanyaan mengenai sah tidaknya kehamilan ibunya!
Bukannya menyayangi anaknya sbg layaknya seorang ibu, Aminah terus melampiaskan kebencian pada bayi yg baru dilahirkannya. Ia menolak menyusuinya, bahkan saat bayi itu lapar.
Melihat penderitaan anak tsb, Thuwaibah, budak wanita dari anak pamannya Abu Lahab, mengambil tanggung jawab utk menyusuinya selama beberapa hari (Lihat Adil Salahi Muhammad: Man and Prophet, hal 23) sampai ditemukan orang lain yg mau memeliharanya dg permanen.
Muhamad, bayi yg tidak diinginkan ...
Dalam perioda kelahiran Muhamad, kaum Bedouin yg miskin biasanya datang berkelompok dari waktu ke waktu, ke Mekah utk mendapatkan zakat dari kaum yg mampu. Dg mengikuti tradisi ini, Halimah, seorang wanita penggembala Saadite, datang dan mengetuk pintu rumah Aminah. Karena dia sendiri janda miskin, Aminah tidak punya apapun utk diberikan pada Halimah; malah dia berharap dapat melepas bebannya dg memberi bayi yg baru dilahirkannya itu kepada Halimah.
Halimah kaget, karena, dalam penilaiannya, tidak ada seorang ibupun yg akan mau membuang bayinya spt yg dilakukan Aminah. Setelah tahu situasinya, Halimah, yg awalnya, menolak menerima bayi tsb, tapi ketika dia mempertimbangkan fakta bahwa dia dalam waktu yg tidak lama lagi akan mempunyai sepasang tangan baru utk menolong keluarganya dari kondisi menyedihkan ini, dia ambil bayi tsb dan membawanya pulang kerumahnya.
Suku Halimah tinggal disalah satu lembah padang rumput diutara Arabia. Meski mereka miskin, mereka bersifat pemberani dan pekerja keras. Tidak seperti orang2 dari suku Quraish, orang2 dari suku Saadite mahir menggunakan pedang dan tombak. Kecekatan mereka dgn pedang dan tombak selalu memberi mereka kemenangan dalam pertempuran2 yg hampir mereka hadapi terus menerus, utk bertahan dalam kondisi ganas ini.
Orang2 suku Saadite juga memiliki bahasa Arab yg paling halus dari seluruh Arabia. Kesamaan bahasa Quran dg bahasa Arabnya Saaditic adalah indikasi bahwa penulis Quran pastilah dari kaum Saadite, atau bahwa dia mestilah pernah tinggal diantara mereka bertahun-tahun.
Seluruh populasi semenanjung Arab percaya akan adanya malaikat2. Mereka juga percaya bahwa malaikat suka mengunjungi orang2 yg ditakdirkan utk menerima hadiah khusus dari Allah. Makhluk dewa ini hidup didalam dan sekitar Kabah bersama dengan ke 359 dewa lainnya. Karena orang2 Arab percaya akan kedekatan malaikat dg Allah, banyak dari mereka yg memuja mereka dg harapan jika mereka senang, sang malaikat akan tidak sulit meyakinkan Allah utk mengaruniai mereka berkat yg akan mengakhiri penderitaan mereka yg tiada akhir.
Anak Halimah, Masrud, hampir seumur dg Muhamad. Dia mulai membesarkan kedua bayi tsb dg sungguh2. Dia menyusui keduanya dan menyayang keduanya dg sama. Dia berharap suatu hari keduanya akan tumbuh dan menyediakan baginya pertolongan yg selalu dia perlukan utk membuat hidupnya lebih nyaman.
Halimah sering memikirkan masa depan Masrud, anak kandungnya sendiri. Halimah adalah produk masyarakat Bedouin; pengalamannya meyakinkan dia bahwa betapapun kerasnya ia bekerja dan betapapun berani anaknya ini, kegersangan dan kondisi padang pasir tidak akan pernah bisa memberinya kesempatan utk hidup nyaman, bahkan kehidupan seperti yg dicapai oleh orang2 Mekah sekalipun. Oleh karena itu dia ingin agar anaknya pergi ke Mekah agar dapat memperbaiki hiddupnya.
Tapi bagaimana dia bisa mengirim anaknya ke Mekah? Dia terus bertanya2 tentang hal ini.
Halimah berpikir dan berpikir. Bermalam2 ia tidak tidur memikirkan hal ini, bahkan disiang haripun, pikirannya selalu dipenuhi oleh pikiran ini: bagaimana memasukkan Masroud kedalam masy Mekah.
Akhirnya ia punya ide ! Bgm kalau ia mengembalikan 'Muhamad' pada ibunya ? Ia bisa menukar Masrud dgn Muhamad, dan tidak ada orang yg akan mengetahuinya ! Aminah pasti tidak akan curiga.
Puas dg rencana ini, Halimah mulai mengimplementasikannya. Pertama-tama, dia perlu membiasakan memanggil Muhamad dg Masrud, dan Masrud dg Muhamad. Awalnya, kedua anak itu kelihatan binging, tapi setelah beberapa lama, mereka terbiasa akan perubahan ini, perubahan yg nantinya terbukti fatal bagi wajah bumi ini.
Coba tebak : mana Masrud & mana Muhamad yg sebenarnya ? Yg satu jadi monster, yg lainnya gembala onta. Ayo tebak yg mana !
Langkah kedua utk rencana ini, Halimah perlu meyakinkan Aminah agar mau menerima kembali 'anaknya' itu. Skenarionya ini tidak hanya cocok bagi kepercayaan tua kaum berhala, tapi juga akan melunakkan tabiat Aminah yg benci kesumat terhadap anaknya. Dan skenario yg paling baik adalah membuat Aminah percaya bahwa anaknya sungguh2 berbakat tinggi.
Tidak lama kemudian, Muhamad (Masrud) menginjak tahun kelima hidupnya, Halimah mulai memberitahu semua orang yg ditemuinya betapa pandainya anak angkatnya dia. Dia paling girang
menceritakan pertemuan anaknya dg dua malaikat yg mengelilinginya setiap hari, katanya, yg bahkan dilihat oleh anaknya sendiri, Masroud, dgn mata kepalanya sendiri.
Ketika didesak agar menceritakan dg rinci, Halimah selalu menceritakan bahwa satu hari, Masrud dan Muhamad sedang bermain dilapangan. Sementara mereka asyik bermain, tiba-tiba, dua malaikat muncul dihadapan Muhamad.
Mereka merebahkannya ditanah, dan malaikat Jibril, salah satu dari kedua malaikat ini, membelah dua hati si anak. Dibersihkannya hati Muhamad dari kotoran dosa asal; dari hati itu menetes tetesan hitam dan pahit yg diwariskan kakek moyang kita, Adam, dan yg bersarang dalam hati setiap keturunannya, yg selalu mendorong mereka utk berbuat dosa. Jadi sejak kanak2, Muhamad sudah di-detox dari dosa dan Jibril malah mengisi hatinya dg iman dan pengetahuan dan sinar nabi, dan mengembalikan pada dadanya.
Selama kunjungan malaikat ini, kata Halimah membual, para malaikat sangat terkesan akan tanda kenabian dipunggung Muhamad alias TOMPEL di punggung !. Utk membuktikan klaimnya, dia suka membuat Muhamad membuka bajunya didepan orang2 yg meragukan kewarasannya agar melihat dg mata mereka sendiri tanda yg ada diantara bahunya.
Halimah terpaksa memakai taktik licik ini utk menyembunyikan masalah yg serius: anak yg dilahirkan Aminah tidak mempunyai tompel dipunggungnya; sedang Masrud punya tanda lahir yg jelas diantara pundaknya (dipunggung). Sekarang jika Halimah tidak menciptakan kisah malaikat ini yg, dia akui, terkesan akan tubuh Muhamad dg “tanda kenabiannya,” seluruh tipuannya akan roboh, dan hasratnya utk menanamkan anaknya dirumah Aminah juga akan hancur.
Akhirnya, Halimah membawa Muhamad (Masrud) ke Mekah dan mencoba utk mendudukkan Muhamad dipangkuan Amina. Melihat keengganannya, Halimah menceritakan pada Aminah semua yg terjadi pada Muhamad, termasuk cerita2 malaikat dan tahi lalat dipunggungnya. Perlahan2, luluh oleh cerita Halimah, Aminah mengambil kembali anaknya.
Halimah kembali kerumahnya digurun, puas karena dia berhasil menempatkan anaknya disebuah rumah di Mekah dimana dia akan tumbuh menjadi laki2 yg nanti mudah2an makmur.
Muhamad (alias Masrud) tinggal dg Aminah hingga umur 6 th, meski sering tidak bertemu Halimah, ibu kandungnya. Dia bermain dg anak2 sekitarnya; memperhatikan para peziarah berdoa di Kabah dan menyambut para karavan yg berhenti di kota sebelum meneruskan perjalanan ke kota dagang tujuannya. Semua aktivitas kota membuatnya kagum, inu sangat berbeda dari tempat dia lahir.
Meski tadinya membenci anaknya, Aminah memperlakukan Muhamad dgn baik. Dia memberinya makanan, pakaian dan melayani keperluannya sebisanya. Dia juga mengajaknya berkeliling kota dan memperkenalkannya pada kerabat2nya.
Setelah beberapa bulan di Mekah, Aminah membawa Muhamad ke Medinah dan memperkenalkan dia pada kerabat dari pihak suaminya disana. Dalam perjalanan pulang, dia meninggal dan dimakamkan di Abwa, sebuah dusun yg terdapat antara Medinah dan Mekah. Barakat, budak perempuannya, sekarang berlaku sebagai ibu dari anak yatim piatu ini dan mengantarkannya pada kakeknya, Abd al Mutallib dimana ia tinggal dirumah tsb selama tiga tahun.
BAGIAN DUA
Abd al Muttalib adalah penjaga kuil Kabah dan pemasukannya lumayan. Tapi karena keluarganya besar, dia sering kesulitan memenuhi semua keperluan mereka. Hasilnya, sering timbul pertengkaran keluarga, meski mereka selalu menampilkan wajah tersenyum diluar rumah mereka.
Masuknya Muhamad kedalam anggota keluarga tidak menolong situasi ini; malah, menambah beban baru. Semua anggota keluarga menginginkannya pergi, tapi karena ia berada dibawah perlindungan kakeknya, tidak ada yg berani menyuruhnya pergi. Ini tidak berarti mereka harus menyayangi anak ini; apa yg sebenarnya terjadi adalah sebaliknya: mereka mulai membencinya dan tidak melewatkan kesempatan utk mengganggunya. Mereka mungkin tidak membuat luka ditubuhnya, tapi mereka pasti menyakiti dia, sangat dalam hingga tidak dapat disembuhkan, secara emosional dan psikologikal.
Sanak saudara Muhamad yg menerornya !
Ketika dia menderita ditangan anggota keluarga kakeknya, tidak ada seorangpun anggota keluarga wanita yg menolongnya dari gangguan ini ataupun menghiburnya sesudahnya. Sikap mereka ini menimbulkan ingatan akan ibunya. Dia rindu padanya, ingin disayang dan dipeluknya, tapi dia tidak mendapat semua itu karena ia telah ditelantarkan diantara orang2 asing ini. Dia mulai menumbuhkan kebencian dirinya pada ibunya ! :twisted:
Tiga tahun setelah Muhammad bergabung dg keluarga ini, Abd al Muttalib merasa ajalnya sudah dekat. Dia, dg itu, memberikan Muhamad pada anak tertuanya, Abu Taleb.
KOTA MEKAH
Kota kecil Mekah, dekat laut merah Arabia, diabad ke-6 merupakan tempat penting karena dua alasan berbeda:
-Kota itu adalah pusat pemujaan berhala yg penting, yg mana banyak suku2 nomad Arab melakukan ziarah secara tetap.
-Mekah juga menjadi pusat dagang, dari mana karavan2 berangkat ketujuan yg berbeda2 dalam misi dagang mereka.
Mekah sebelumnya adalah kota kecil dan kebanyakan penghuninya adalah suku Quraish yg jumlahnya tidak melebihi 2 ribuan orang. Tanahnya gersang & tak mampu menghasilkan apapun bagi penghuninya. Jalan2nya berdebu, tidak ada fasilitas umum yg pantas. Para penghuni tidak mengenal kesehatan atau hygiene.
Tinggal dalam rumah tanpa atap yg kecil dari tanah liat, sengsara &
banyak dari mereka menggunakan kulit domba atau kambing utk menutupi tubuh mereka. Tidak ada sekolah macam apapun di Mekah. Beda Arab di Mekah dgn orang2 Yahudi di Medinah : Yahudi memiliki sekolah mereka sendiri dimana mereka mengajar anak2 mereka, khususnya ttg disiplin agama.
Karena orang2 Arab hampir tidak bisa menyalakan api, baik utk memasak ataupun utk penerangan, mereka memakan kurma, belalang dan kadal dan tergantung pada susu onta sebagai ganti air. Tapi, dalam Quran dikatakan bahwa Allah menyediakan mereka dg semacam “Pohon hijau” (36:80) yg mana mereka mendapat api utk memenuhi keperluan mereka. Dimalam hari, orang2 Arab tinggal didalam tenda dan rumah2 mereka, takut akan kenakalan Jin yg tidak bisa diduga, yg mereka percaya, menyerang manusia ditempat2 sunyi dan gelap.
Karena miskin, kebanyakan penduduk menghabiskan waktu bergosip, minum, judi atau menceritakan dongeng2 yg diturunkan pada mereka generasi demi generasi. Kesibukan utama mereka utk menghabiskan waktu adalah obsesi mereka akan sex, baik hetero maupun homoseksual, karena mereka terkenal dikaruniai dg kekuatan seks yg besar. :twisted: :twisted: Muhamad juga memiliki kekuatan sex yg besar. Diceritakan bahwa dia mampu memuaskan kesembilan isterinya dalam satu malam.
Orang2 Arab juga mempraktekan pedophilia (sex antara laki2 dewasa dg anak kecil), sesuatu yg mereka anggap NORMAL. Wanita2nya juga tidak bermoral, melakukan tindakan2 seksual dg laki2 manapun yg mereka inginkan. Namun inipun dianggap NORMAL oleh kaum lelaki.
Saat matinya Abd al Muttalib, anaknya, Abu Tablib menggantikan ayahnya sbg penjaga Kabah, karena fungsi religius ini dilakukan secara turun temurun. Kantor pendeta yg dipegang olehnya memerlukan rumah tangga yg mengawasi dg ketat semua ritual dan upacara dari rumah suci Allah. Ini membuat Muhamad muda mendapat kesempatan utk mempelajari semua ini dari dekat dan mencatatnya dalam pikirannya.
RITUAL PENYEMBAHAN BERHALA
Ritual dan upacara yg dipraktekkan kaum Berhala Arab sebelum bangkitnya Islam terdiri dari:
- tiga puasa utama dalam setahun; satu dari tujuh, satu dari sembilan dan satu dari tigapuluh hari. Selama puasa, mereka makan dan minum tapi dilarang berbicara.
- Mereka berdoa/sholat tiga kali sehari; sekitar terbit matahari, pada siang hari dan pada tenggelamnya matahari, menghadap kearah Kabah (Washington Irving, Mahomet and his successors, halaman 31).
- Mereka melakukan ziarah atau Haji, dgn memutari Kabah sebanyak tujuh kali, lari diantara dua bukit yg disebut Safa dan Marwa dimana ditiap bukit dipasang patung laki2 dan perempuan, utk mengorbankan binatang dalam nama dewa masing2 dan kemudian mencukur rambut semua peziarah laki2. Peziarah wanita cukup dg memotong sedikit rambutnya.
ALLAH
Satu dari ke tiga ratus enam puluh (360) patung berhala yg dipuja ada yg dinamakan Allah. Allah ini mempunyai semua inti karakteristik dari manusia. Dia adalah satu dari dewa2 utama, artinya banyak pemujanya. Mereka percaya bahwa Allah ini memberi mereka hidup, rahmat dan kebaikannya. Dewa ini juga dikenal sebagai Al-Rahman-an (sang pengampun) dan Al-Rahim (sang penyayang) bagi orang2 selatan dan utara Arabia.
Prasasti (542-3) dari Abrahah yg menyangkut pemecahan dari Ma’rib Dam berisi kesaksian dari fakta sejarah ini. Prasasti itu dimulai dg kalimat berikut: “Dalam kuasa dan kemuliaan dan ampunan dari sang pengampun (Rahman-an) dan messiahnya dan Roh kudus.” Nama Al-Rahman-an khususnya penting karena al-Rahman belakangan menjadi atribut terkenal dari Allah, dan menjadi salah satu dari sembilan puluh sembilan (99) namanya yg ditulis dalam Quran. Surat atau Bab 19 Quran didominasi oleh kata al-Rahman. Meski dipakai bagi Tuhannya kristen, kata ini terbukti dipinjam dari nama satu dari dewa2 Arab selatan kuno.
Pada awal2 karirnya sebagai nabi, Muhamad mengharuskan pengikutnya utk memuja patung Allah yg sama. Kemudian, dia mengubah ini dgn menyesuaikan konsepnya akan SATU Tuhan yg, dia percaya, tidak berbentuk atau berwadah, agar memisahkan konsepnya dari konsep kaum berhala dan politeis lain yg sejaman dgnya.
Selain ritual2 yg sudah ditetapkan, kaum penyembah berhala punya banyak tradisi religius lain, beberapa diantaranya diambil dari permulaan jaman dari ajaran Yahudi. Mereka juga sering memakai kitab Mazmur, seperti juga buku yg berisi ajaran2 moral yg katanya ditulis oleh Seth yg, menurut cerita Alkitab, adalah satu dari banyak anak Adam. Adam adalah manusia pertama yg diciptakan Tuhan, menggunakan tanganNya sendiri, dari lumpur, yg dicampur dg debu dan air.
Perpindahan Muhamad ke rumah pamannya tidak membawa banyak perbedaan. Abu Taleb tidak kaya & punya keluarga besar. Meski mendapatkan pemasukan dari Kabah yg ditopang dgn pemasukan dari bisnis dagang, pemasukannya juga pas2an. Dan Muhamad semakin dirasakan sbg beban seluruh anggota keluarga. Karena itu mereka selalu
melukai perasaan anak malang itu dgn bahasa, gerakan2 yg tidak enak.
Abu Taleb, dilain pihak, sadar akan situasi yg harus dialami sang ponakan dirumahnya. Ia ingin menolong, tapi dia juga, tak mampu. Ketika dia tidak tahan lagi tinggal bersama keponakannya yg mengalami kondisi menyedihkan, dia mencarikannya pekerjaan sebagai gembala onta.
Muhamad mendpt pekerjaan utk membawa onta2 tuannya ke padang rumput. Dia lalu harus menghabiskan waktu sendirian, bagian terbesar
dari harinya dihabiskan dipadang gersang diluar Mekah. Membiarkan onta2 menjelajahi padang mencari rumput2 diantara bebatuan, kita dapat membayangkan bagaimana seorang muda, sensitif dan pintar spt Muhammad, harus menghabiskan waktu seperti itu.
Lumrah bahwa kemalangan dan kesengsaraan menciptakan kepahitan dalam diri seseorang.
...
Kita bisa menduga bahwa ditengah2 frustasinya karena kesepian, dia mestilah bertanya pada dirinya sendiri kenapa dia ada didunia ini sebagai anak yatim, dan kenapa dia harus bekerja sebagai penggembala ditempat sesepi ini dalam umur semuda ini, ketika anak2 seumurnya menghabiskan waktu ditemani oleh orang tua tercinta mereka. Dia juga mesti bertanya kenapa ibunya memberikan dia pada orang yg tidak dia kenal, dan kenapa perlakuan padanya berbeda dibanding perlakuan pada anak2 lain.
Dan pemasukan uang darinya bagi keluarga pamannya, tidak sedikitpun merubah sikap mereka terhdpnya. Ini sangat menyakitkannya; rasa sakit ini menjadi penyebab utama semakin mendalamnya kebencian pada ibunya. Dia percaya jika dia tinggal bersama ibunya, ia tidak perlu menderita ejekan dirumah kakeknya dan pamannya. Dia menganggap ibunya bertanggung jawab atas semua penderitaannya.
Egonya, sensitifitas dan perasaannya sangat terluka, Muhamad tidak lagi bermain-main dg anak2 lain diwaktu luangnya. Malah, dia merasa lebih nyaman bercakap2 dg orang2 yg berziarah ke Mekah atau berdagang. Dia menikmati percakapan dalam hal2 religius. Dia juga mendapat kepuasan mendengarkan kisah2 religius dari mereka. Sangat sering, dia meminta mereka utk bercerita tentang kisah2 Arab jaman dulu yg menarik minatnya. Kebanyakan kisah dan dongeng yg dia dengar dari mereka berfungsi sebagai penyembuh dari luka2 hatinya. Jika punya kesempatan, dia akan menceritakan kembali semua kisah2 itu pada para pendengarnya, yg pada gilirannya, membuat mereka bagian dari Quran !
Jika dia tidak sedang mendengarkan penuturan kisah, dia mengawasi kedatangan dan kepergian karavan, yg berdagang ke Syria dan Yaman, dan berdesak2an di Mekah sebelum mereka bubar. Mengkhayal melancong ke tanah asing dan barang2 yg suatu hari akan ia lihat di negara2 jauh itu, membuat Muhamad gembira.
Suatu hari Muhamad melihat Abu Taleb naik ontanya utk pergi dg karavan ke Syria. Tak tahan utk menekan keinginannya, dia memohon pamannya utk membawanya. Abu Taleb tidak dapat menolak permohonannya dan mengijinkan dia utk ikut.
http://www.sxc.hu/photo/507340
Jalan ke Syria saat itu adalah melalui daerah2 yg kaya dongeng dan tradisi, yg menjadi kesukaan orang2 Arab karavan pengembara. Luasnya dan sunyinya gurun pasir yg sering dilalui dalam hidup mereka juga tanah gersang yg melahirkan banyak khayalan2 gaib.
Karena itu, mereka punya penghuni2 gurun dg Jin yg baik dan jahat, dan membumbuinya dg kisah2 yg memikat, dicampur dg kejadian2 yg menakjubkan tapi diragukan kebenarannya, yg mereka percaya benar2 terjadi di masa lalu.
Selama perjalanan, Muhamad muda tidak diragukan lagi melahap semua cerita2 gaib tsb. Ingatannya yg kuat menanam cerita itu dalam2, yg dikemudian hari akan memainkan peran yg sangat kuat dalam pikiran2 dan imajinasi2nya.
Kita bisa catat disini dua kisah kuno dari banyak legenda2 Arab, yg pastilah didengar Muhamad saat itu, dan yg diulang2 olehnya dalam Quran dikemudian hari. Salah satunya berhubungan dg daerah pegunungan yg disebut Hadjar.
Begitu karavan2 melalui lembah2 gersang dan sunyi, para karavan itu menatap gua2 dipinggir2 pegunungan. Gua2 ini katanya dulu dihuni oleh kaum Thamud atau Anak2 Thamud. Orang2 ini, yg oleh orang Arab percaya, adalah salah satu suku Arab yg hilang.
Bani Thamud adalah segolongan ras manusia raksasa yg sombong, hidup dijaman Abraham. Ketika mereka jatuh dalam penyembahan berhala, tuhan mengirim nabi pada mereka, namanya Saleh. Tugasnya utk mengembalikan mereka kejalan yg benar. Orang2 itu menolak utk mendengarkannya kecuali dia bisa membuktikan kebenaran misinya lewat keajaiban. Saleh berdoa dan tuhan membuat sebuah batu terbuka yg mana dari dalamnya keluar Onta betina Raksasa, yg melahirkan anak kuda dan menghasilkan susu yg banyak sesudahnya.
Beberapa orang Thamud percaya oleh keajaiban ini dan meninggalkan berhala. Tapi mayoritas dari mereka tidak terkesan dan terus dalam penyembahan berhala mereka.
Kecewa, Saleh meninggalkan onta itu sebagai tanda dari tuhan, tapi memperingatkan mereka bahwa bencana akan jatuh jika mereka mengganggu onta itu. Utk beberapa waktu, sang onta dibiarkan merumput dg tenang, tapi ketika onta itu minum dari sebuah sumur, dia menghabiskan air sumur itu sekali minum.
Sebagai balasannya, katanya, dia menghasilkan susu yg cukup utk seluruh warga suku itu. Tapi, dia menakuti onta2 lain dipadang rumput tsb dg ukurannya yg besar itu shg onta tsb diserang orang2 Thamud yg mengikat dan menyembelihnya.
Tuhan membalas pembunuhan onta betina raksasa ini. Dia mengeluarkan teriakan2 menakutkan, ditambah dg tepukan2 halilintar dari surga, yg turun pada orang Thamud ini dimalam hari; paginya semua penduduk Thamud ditemukan mati tengkurap. Dg begitu utk membalaskan kematian seekor Onta betina, tuhan membasmi satu suku bangsa dari muka bumi. Tanah Thamud masih tetap gersang, ini karena kutukan yg terus menerus dari surga.
Kisah ini mempunyai dampak kuat dalam pikiran Muhamad, yg ditahun2 berikutnya, menolak membiarkan para pengikutnya utk berkemah dekat2 daerah itu, dan menyuruh mereka utk cepat2 pergi dari situ.
Tradisi lain yg dikumpulkan Muhamad dalam salah satu perjalanannya, adalah ttg kota Eyla, dekat laut Merah. Tempat ini, katanya, dijaman dulu ditempati oleh suku Yahudi. Seperti suku Thamud, mereka juga jatuh dalam penyembahan berhala. Juga, karena penduduk suku itu mengotori hari Sabbat dg memancing dihari itu, tuhan mengubah mereka yg dewasa menjadi babi, dan yg anak2 menjadi monyet. Apa yg terjadi dg wanitanya tidak diceritakan, jadi Muhammad perlu tetap samar-samar ketika menceritakan kisah ini dalam Quran.
Cerita2 tersebut diatas ada dalam Quran, yg menunjukkan bgm perjalanan Muhamad telah mempengaruhi pikirannya.
Para penulis Muslim menceritakan banyak keadaan2 menakjubkan yg
telah disaksikan Muhammad selama perjalanan hidupnya. Kata mereka, dia melayang dibantu malaikat yg tidak terlihat yg melindungi dia dari panasnya pasir gurun dan panasnya sinar matahari dgn sayap2 mereka.
Dalam kejadian lain, dia dilindungi oleh awan, yg melayang diatas kepalanya selama panas siang hari. Kejadian lain lagi, katanya pohon yg layu tiba2 mengembangkan daun2nya dan mekar untuk menyediakan payung bagi Muhammad yg sedang menderita kepanasan.
Semua keajaiban ini tidak didasarkan pada bukti2 saksi mata; malah kebanyakan adalah pernyataan Muhamad sendiri atau diciptakan setelah kematiannya oleh para pengikut fanatiknya yang harus dipercayai
Muslim tanpa banyak tanya.
Selama perjalanannya, Muhamad mengaku bertemu sejumlah pertapa2 Kristen. Rahib Bahira yg terkenal adalah salah satu diantaranya. Dalam percakapannya dg Muhamad, Bahira kaget dg tingkat intelektualitasnya dan terpukau akan hasrat besarnya utk mendapatkan segala macam
informasi. Rasa ingin tahunya terpusat khususnya pada masalah agama. Keduanya diberitakan sering mengadakan percakapan2 ttg subjek ini dimana, tentu saja, sang Rahib menentang penyembahan berhala, sebuah praktek dimana Muhamad muda dibesarkan. Kristen Nestorian yg merupakan aliran yg dianut rahib Bahira ini, juga melarang pemujaan akan gambar2. Hal itu dilarang bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tentu saja, mereka keberatan dgn penggunaan salib, sebuah lambang Kristen yg umum.
Para penulis Muslim menekankan pendirian bahwa Bahira tertarik akan Muhamad muda karena melihat tanda kenabian pada bahunya. Penglihatan ini, sumpah mereka, meyakinkan sang rahib bahwa inilah nabi yg sama yg kedatangannya telah dituliskan dalam kitab2 Kristen. Sang rahib mengatakan pada Abu Taleb agar keponakannya jangan sampai jatuh ketangan orang Yahudi, seakan meramalkan perlawanan yg
akan dihadapi Muhamad dimasa depan dari kelompok Yahudi ini.
Diragukan apa pertemuan ini benar2 terjadi. Kalaupun iya,
sang rahib pastilah mencoba mendorong agendanya sendiri, karena ia mempunyai misi utk menyebarkan agamanya sendiri dan ia tertarik akan kepintaran dan rasa ingin tahu Muhammad, dan berusaha menarik Muhammad kedalam agamanya ini. Dia tahu bahwa subjeknya (Muhamad) adalah pendengar yg pasif, dan dia juga keponakan keluarga penjaga Kabah. Dia juga tahu bahwa jika dia berhasil menanamkan bibit ajarannya kedalam pikiran Muhamad, sang rahib dapat menyebarkan, melalui Muhamad, doktrinnya kepada orang2 Mekah, dg begitu membuat misinya melakukan lompatan besar. Ini adalah sebuah motivasi yg bagus bagi Bahira utk mengembangkan rasa ketertarikan Muhammad. Dia tidak perlu melihat benjolan besar (yg katanya tanda nabi) dipunggung Muhamad utk yakin akan kegunaan dan kemampuannya.
Yang dilaporkan sang rahib pada Abu Talib mengenai Muhamad mestilah sebuah saran utk berhati-hati. Pada daerah rawan yg penuh dg agama2 disemenanjung Arab, sang rahib ingin mencegah calon muridnya dikuasai oleh kepercayaan Yahudi, yg kemudian akan dapat mempengaruhi kaum berhala lainnya kepihak mereka. Kalau saja ini terjadi; sang rahib akan kehilangan calon kandidat yg baik utk kepercayaannya.
Dg Abu Talib, Muhamad kembali ke Mekah, pikirannya penuh dg dongeng2 dan kisah2 agama yg dia dapat sepanjang perjalanan. Dia sangat terkesan dg doktrin2 yg diajarkan oleh Rahib Bahira dari biara Nestorian, yg dikemudian hari akan sangat menolongnya dalam pembentukan pemikiran dan doktrin2 agamanya sendiri.
Muhamad juga menaruh rasa hormat yg misterius bagi Syria, karena dipercaya menjadi tempat perlindungan Abraham ketika lari dari Chaldea, sambil membawa doktrin menyembah hanya satu Tuhan. Rasa hormat akan negerinya juga begitu dalam hingga dikatakan dia awalnya menghadap Syria (Ibn Ishaq Sirat Rasul Allah, hal 135), ketika melakukan sholat 3 kali seharinya.
Jika tidak bepergian dg karavan, Muhamad bekerja sebagai gembala. Tapi ketika ia dewasa, orang lain mempekerjakannya sebagai agen dagang mereka, bersama2 dg karavan dagang yg bepergian ke Syria, Yemen dan tujuan2 dagang lain. Fakta bahwa dia diberi tugas perdagangan oleh tuannya meniadakan klaim Muslim bahwa Muhamad itu seorang yg buta huruf. Seorang yg tidak dapat baca tulis tidaklah akan diberi tugas penting sebagai agen perdagangan, khususnya, ketika orang2 Mekah lain dikatakan bisa baca tulis. Kemampuan baca tulis mestinya juga yg menolongnya mendapatkan pekerjaan ini, karena apa yg ada dalam pikiran bossnya ketika menyewa pekerjanya adalah mendapat keuntungan dan agar setiap transaksi dapat dicatat dg rapih oleh pegawainya, khususnya dalam situasi dimana mereka harus bepergian ketempat2 yg jauh utk waktu yg lama.
Selama perjalanannya melalui Yerusalem, Muhamad mendapat kesempatan melihat kuil Solomon, dekat bukit Moriah. Raja Solomon membangunnya utk Yahweh, yaitu salah satu dari banyak tuhan dari orang2 jaman dulu. Dalam Quran, Kuil ini disebut sebagai Mesjid terjauh (Masjid-ul-Aqsa). Pengetahuannya akan kuil ini menolong dia dikemudian hari utk menjelaskan secara jelas ketika ditanya mengenai pengakuannya akan perjalanan Mi’raj, ke surga ketujuh.
Para Muslim sangat yakin bahwa Muhamad mendarat disana naik kuda ajaibnya, yg disebut Burraq, dan berjalan dihalamannya – dibangun oleh Herod utk meluaskan daerah utk Kuil kedua – dan kemudian naik ke surga dimalam itu utk berbicara dg tuhan. Ketika diminta merinci kuil ini utk membuktikan perjalanan misteriusnya, tuhan, katanya, menampilkan replika dalam penglihatannya yg membuatnya bisa memuaskan rasa curiga orang2 Mekah. Selama penguasaanya atas Jerusalem, para muslim membangun, dekat kuil Solomon, sebuah mesjid yg dikenal sebagai Dome of Rock, utk memperingati perjalanan ini. Mesjid ini juga dikenal sebagai mesjid Hadhrat Umar. Dan menjadi tempat ketiga tersuci bagi muslim setelah Kabah di Mekah dan Mesjid Nabi di Medina.
Raja Solomon adalah orang yg pertama menggunakan doa yg sekarang dipakai muslim, doa ini berisi puji2an pada tuhan, ditulis dalam surat yg katanya untuk Ratu Belsheba, 1700 tahun sebelum bangkitnya Islam. Doa ini, terbaca sbb : sekarang digunakan oleh seluruh muslim tiap hari sebelum mereka melakukan sesuatu:
Bismillah hir Rahman nur Rahim,
Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Diperkirakan bahwa para penyembah berhala menggunakan doa yg sama kepada berhala mereka ALLAH. Muhamad mengambilnya dari praktek kaum penyembah berhala dan membuatnya menjadi komponen inti dari agamanya sendiri.
Sebelum kita teruskan dg kisah ini, kita harus berhenti dulu disini dan mendiskusikan sejenak teori psikologi dan observasinya. Diketahui bahwa kepercayaan dapat menumpulkan pertimbangan dan akal sehat manusia. Telah ditetapkan bahwa ide2 yg ditanamkan pada pikiran seseorang sejak masa kecil, tetap hadir sebagai latar belakang dari pokok2 pikirannya selamanya.
Dg demikian, orang ini ingin membuat fakta2nya sesuai dg ide2 indoktrinasinya, yg bisa saja tidak punya kebenaran yg masuk akal. Banyak orang terpelajar dikenal mempunyai kelemahan2 seperti ini, dan terhalangi penggunaan akal sehatnya. Bukan karena mereka tidak pernah menggunakan akal sehatnya dalam bidang religius, tapi mereka mengunakannya hanya kalau hal itu dibenarkan oleh ide2 yg telah tertanam tadi.
Kemampuan persepsi dan rasionalisasi manusia telah memungkinkan menemukan solusi masalah sains, tapi dalam hal religius dan politis, manusia bersedia menginjak2 bukti berdasarkan pertimbangan dan akal sehat.
BAGIAN 3
...
Berlawanan dg pendirian para muslim bahwa Muhammad aslinya diciptakan oelh tuhan sebagai orang yg percaya akan satu Tuhan, Muhamad dulunya adalah seorang penyembah berhala yg memberikan korban pada Al-Uzza, berhala yg dipercaya menjadi satu dari tiga anak perempuannya tuhan (cf 42:52). Kaum Quraish sangat memuja al-Uzza, mereka percaya bahwa dg perantaraannya mereka akan diterima oleh Tuhan, ayah mereka. Satu dari pamannya dinamai seperti nama berhala ini, dan dia dipanggil Abd al Uzza, budaknya Uzza, sebelum diberi nama kecil Abu Lahab, ayah api, oleh musuh2 muslimnya.
Mengenai latar belakang berhalanya Muhammad, F.E. Peters menulis: Menurut riwayat yg terkenal, meski banyak diedit, adalah Muhammad mudalah seorang penyembah Berhala dan Zayd ibn Amr seorang monoteis.
Peters juga mengutip Zayd ibn Haritha, yg katanya menceritakan kisah berikut pada anaknya: Sang nabi menyembelih anak kambing utk salah satu patungnya (nusub min al-ansab); kemudian dia memanggangnya dan dibawanya. (Muhammad and the Origins of Islam, hal 126).
Waktu mengkhotbahkan keesaan Tuhan, Muhammad terus menerus, dalam satu bentuk dan lainnya, memuliakan patung2 yg hingga saatnya dia menaklukkan Mekah, semua patung yg disimpan didalam dan diluar Kabah akhirnya dihancurkan.
Dalam awal2 kehidupannya, Muhamad tidak berbeda dg anak2 lain sejamannya. Dia biasa “menghabiskan malam2 di Mekah selayaknya yg anak muda lain lakukan” – (Ibn Ishaq. Op. cit, hal 81) – dalam bilik2 dimana pelacur2 menawarkan tubuh mereka pd anak2 muda yg mereka harapkan akan membela mereka ketika terjadi kesulitan. Perkawinannya dg Khadijah mungkin sedikit mengubah gaya hidupnya,
tapi itu bukan alasan melepas kebiasaannya itu.
Muhammad juga seorang pengikut setia pasar2 malam, yg di Arab,
tidak hanya menjadi ajang aktivitas bisnis, tapi juga tempat kontes puisi antara individu2 yg berbeda, dgn hadiah bagi pemenangnya. Khususnya pada pasar malam Oqadh; puisi pemenang digantung sebagai trophi didinding Kabah. Pada pasar2 malam ini, para kontestan juga melantunkan kisah2 Arab mereka yg terkenal. Mereka juga menyebarkan praktek2 agama yg kemudian terdapat banyak disemenanjung. Dari sumber2 mulut kemulut macam ini, Muhamad pelahan mengumpulkan informasi beragam mengenai sabda2 dan doktrin2, yg kemudian akan dia lantunkan pada para pengikutnya sendiri.
Seperti juga kebiasaan dari sukunya, Muhammad suka bertapa digua2 digunung Hira utk mempraktekan tobat pada 10 Muharam, sebuah hari suci bagi umat Yahudi juga. Mengikuti kebiasaan Yahudi, ia juga berpuasa pada hari itu. (Phillip K. Hitti, History of the Arabs, hal 133, lihat juga Karen Armstrong A History of God, hal 132).
PENGGUNAAN ALKOHOL DALAM ISLAM
Para Muslim memuja Muhammad sebagai orang yg bebas dari minuman keras dalam kehidupannya. Sudut pandang ini bertentangan dg fenomena umum. Dia menjadi bagian dari masyarakat yg mestinya membuat dia mudah terkena semua praktek2nya. Jika dia ingin mendapat perlindungan dari sukunya, dia harus ikut berpartisipasi dalam kegemaran2 masyarakatnya, termasuk minum minuman yg baunya sangat menyengat yg disebut maghafir, seperti anggur. Arab pribumi membuat maghafir dari ekstrak pohon palem dan kemudian dibuat ragi sebelum dikonsumsi (16.67. Juga lihat Maulana Ashraf Ali Thanvi, Asmani Quran Sharif, hal 902).
Karena orang2 Arab umumnya ketagihan minum, Quran tidak jelas2 merinci minum alkohol sebagai “Haram”; apa yg diperlukan oleh muslim adalah agar jangan mendirikan shalat dalam keadaan mabuk (4:43), dan bahwa mereka mencoba utk “menghindarkan atau menahan diri” dari minum (5:93,94), jadi ikut menguatkan sebagian, kondisi yg oleh Torah dan Bible dikatakan masing2 pada Yahudi dan kristen (Ibrani 10:9).
Dalam keadaan ini, dapat dimengerti jika Muhamad sendiri minum maghafir dan anggur, dia pastilah berpikir alangkah bijaksananya jika melarang minuman memabukkan itu secara samar2. Dia pasti mempertimbangkan segi politisnya utk meminta pada para pengikutnya agar mengurangi pemakaian alkohol, karena dia sendiri mengalami dampak jelek dari minum berlebihan.
Saat bekerja utk para pedagang Mekah, Muhamad jadi tahu jumlah keuntungan yg didapat dari bisnis ini. Dia juga sadar bagaimana mereka membelanjakan uangnya utk membuat hidup mereka dan hidup anak2 mereka lebih baik. Cerminan dari keadaan buruk dan penderitaan masa kanak2nya meyakinkan dia bahwa para pedagang Mekah bukan hanya serakah dan mengabaikan kemiskinan penduduk kota, mereka juga tidak baik pada anak2 yatim. Kesadaran ini membuatnya berbalik melawan para pedagang, dan dia bersumpah utk suatu bari memaksa mereka agar membagi kekayaan mereka padanya dan pada orang2 miskin.
Dia juga berperasaan buruk pada para penjaga Kabah. Dia tuduh mereka bukan hanya menghalangi “yg lain mendatangi mesjid suci” (8.34); dia juga mempertanyakan hak mereka menjadi penjaganya. Dia percaya bahwa mereka menyalahgunakan otoritas mereka dgn menghindari
pembagian pendapatan mereka kpd mereka yg berhak mendapatkan. Dalam penilaiannya, hanya orang yg takut tuhan yg sudi membagi kekayaan kuil pada orang miskin dan yatim, yg lebih berhak utk menjadi penjaga dari Kabah.
Ketidaktergantungan keuangan yg didatangkan dari pekerjaanya membuatnya mendapat kesempatan utk melihat kebelakang dan mengingat kembali perlakuan yg dia terima dari para perempuan keluarga Abd al Motallib dan Abu Talib. Dia juga ingat ibunya yg menelantarkannya. Gabungan kejadian2 yg harus dialaminya ini membuatnya menjadi lebih pahit. Dia merasa dikhianati, khususnya oleh perempuan yg dia harapkan menyayangi dan mencintai dia.
Pengulangan kejadian masa lalu yg memalukan, pengkhianatan, perlakuan buruk dan penghinaan dalam pikirannya ini ditambah oleh instink balas dendam terhdp sukunya terwujud dalam pikirannya. Dia bersumpah utk membalas penderitaannya dg cara yg lebih efektif, sistematik dan halus. Perlakuan pada wanita dan larangan2 yg diberlakukan pada mereka melalui Quran dan juga perlakuan Muhamad sendiri pada istri2nya menjadi contoh2 yg baik utk membuktikan pendapat ini.
Anggota keluarga wanita Muhamad sering meledeknya shg ia tumbuh membenci mereka
Dg berlalunya waktu, Muhamad menjadi semakin pasti mengenai ambisinya.
Diumur 25 th, Muhamad mampu mematangkan semua rincian dari rencana2 tsb. Ini juga waktu yg tepat baginya utk menikah. Dia perlu menikahi seorang wanita yg bukan hanya mau mendukungnya secara keuangan, tapi juga mau menjadi partnernya dalam menjalankan rencana yg telah dia siapkan utk masa depannya. Dan tidak begitu banyak wanita di Mekah, yg dapat memenuhi kriteria ini dan menjadi istrinya.
Pada saat Muhamad mencari calon pengantin yg cocok, di Mekah tinggal seorang janda bernama Khadijah, anak dari Khuwalid, dari suku Quraish. Dia telah dua kali menikah. Suami terakhirnya, seorang pedagang kaya, baru2 ini meninggal dan jandanya perlu menyewa tenaga utk mengurus usaha dagangnya yg besar.
Khadijah punya sepupu bernama Waraqa ibn Nofal. Dia terkenal sebagai monoteis dan dipercaya telah menerjemahkan sebagian besar dari Injil kedalam bahasa Arab. Dia berpengaruh banyak pada adiknya, Khadijah, yg mengaku membaca karya2 terjemahannya. (Sir John Glubb, The Life and Times of Muhamad, hal 68). Keduanya memegang pandangan yg sama mengenai masalah religius, tapi dalam kasus2 dimana mereka berbeda pendapat, pendapat dari Waraqa yg selalu menang.
Muhamad menjadi dekat dg Khuzaima, kemenakan dari Khadijah, diwaktu perjalanan2 bisnisnya. Khuzaima melihat bgm Muhamad melakukan urusan dagangnya dg cara yg menguntungkan & eficien dan dia terkesan. Setelah pulang kerumah, mereka jadi sering bertemu didalam dan sekitar Kabah, tempat yg paling sering dipakai Muhamad utk menghabiskan waktunya setelah melakukan praktek Haji, tujuh putaran mengelilingi tempat suci ini.
Suatu hari, dalam salah satu pembicaraannya dg Khuzaima, Muhammad menunjukkan hasratnya utk mencari kerja yg dapat memberinya upah lebih banyak dari sekarang. Khuzaima bilang bahwa bibinya, Khadijah, mencari agen dagang yg cakap dan bahwa dia mungkin kandidat yg cocok utk itu. Dia janji akan bicara pada Khadijah dan akan mencoba mengatur wawancara utknya. Khuzaima menepati janjinya, dan dia bicara pada Khadijah. Khadija setuju utk bertemu calon agennya.
Pada waktu yg sudah dijanjikan, Muhamad mendatangi Khadijah. Dia melihat anak muda berumur 25 th berdiri dihadapannya. Ukuran tubuh sedang, hampir ramping, dg kepala besar, bahu lebar dan tubuh proporsional. Rambut dan jenggotnya tebal dan hitam, tidak lurus tapi sedikit ikal. Panjang rambutnya hingga keleher, dan jenggotnya juga. Dia punya dahi yg bagus dan mata yg lebar, dg bulu mata dan alis yg panjang melengkung meski tidak menyatu. Matanya coklat atau coklat muda. Hidungnya bengkok dan mulutnya lebar. Meski jenggotnya dibiarkan tumbuh, tapi kumisnya tidak menutupi mulutnya. Kulitnya putih tapi kecoklatan karena sinar matahari (Perincian ini diambil dari buku Martin Ling: Muhammad, hal 35).
Suaranya punya sentuhan musik dan kalimat2 yg diucapkan mempunyai nada seperti puisi2 terkenal Arabia ciptaan Labid. Khadijah sangat terkesan dan dia menyewanya utk menjalankan dagangnya.
Dia tunjuk kemenakannya, Khuzaima, dan budak perempuannya, Maisara, utk membantunya dalam misi dagang ke Syria, Yemen dan tujuan2 lain dari waktu ke waktu. Selama misi2 dagang ini, dia melakukan semua tugas2nya dg rajin, dg begitu mendapat penilaian baik dari majikannya. Dia mengirim Muhamad kebagian selatan Arab utk hal yg sama, dan semuanya mencapai sukses melebihi harapan sang majikan. Pada setiap kesempatan, Muhamad harus membuktikan kemampuannya, dia lakukan itu dg baik hingga dia menjadi kesayangan sang majikan, tiap kali Khadijah mendengar keberhasilannya; ini bukan hanya membuatnya menghargai Muhammad tapi juga membuatnya suka.
Khadijah berumur 40, dewasa dgn berpengalaman. Dia rindu akan pasangan yg dapat memberi semua hal yg dia rindukan sejak suami terakhirnya meninggal. Dia telah mempertimbangkan beberapa calon, tapi, akhirnya pilihan jatuh pada Muhamad.
Meski hatinya rindu akan kemudaan yg segar dan menarik, tapi dia menahan diri sebelum mengambil langkah2 utk memenuhi hasratnya. Dia harus mengatasi tradisi Arab Kuno & keluarganya sendiri yg menghalangi wanita seumurnya utk menikah. Ia khususnya mengkekhawatirkan
pamannya, Amr ibn Asaad, yg tanpa persetujuannya mustahil baginya utk menikah dg pria idamannya. Dia perlu membuat sebuah situasi yg bukan hanya dapat membuat pria idamannya kelihatan spesial, tapi juga dapat membuat pamannya mengijinkan pernikahan dgnya.
Segera sebuah kesempatan datang bagi Khadija utk dipergunakan. Satu siang, dia sedang diluar rumahnya bersama para pembantu, mengawasi kedatangan karavan Muhamad. Begitu hampir dekat, sekelompok awan muncul di cakrawala, menghalangi sinar matahari. Melihat kesempatan ini, dia berteriak pada pembantunya: “Lihatlah! Itu Allah tercinta (dewa berhala Kabah, Allah) yg mengirim dua malaikat utk menjaganya!”
Para pembantunya memicingkan mata dan mencoba melihat sejauh mereka mampu, berusaha mencari malaikat2 itu, tapi tidak melihat apa2. Karena telah tahu akan hasrat majikan mereka pada Muhamad, mereka ikut2an, dan berteriak keras2 mengikuti majikannya. Tujuan ini adalah utk menaikan derajat Muhamad, apa yg dilakukan Khadijah, seakan-akan Muhamad disertai Malaikat, juga utk memperingatkan pamannya akan balasan dari surga jika dia menolak lamaran Muhamad utk menikahi keponakannya.
Khadijah juga tidak mau buang2 waktu dan menawarkan dirinya kpd Muhamad melalui budak kepercayaannya, Maisara. Muhamad memang sedang menunggu2 mukjijat, dan ketika dia mendapat tawaran ini, dia menerimanya langsung. Kini, menurut tradisi Arab, ia tinggal perlu membuat lamaran resmi pada pamannya Khadija Amr ibn Assad yg bertindak sebagai pelindungnya. (Ayah Khadijah tewas dalam perang.)
Tradisi pernikahan Arab sangat berbeda dari yg biasa dilihat oleh muslim non-Arab saat ini. Dalam tradisi Arab bahkan saat inipun, pengantin lelaki harus melamar pengantin perempuan melalui orangtua atau pelindungnya, dan jika mereka menerima lamaran, pengantin lelaki harus membayar mas kawin/mahar pada orang tua atau pelindungnya tsb dg maksud utk membuatnya bisa menikahi anak mereka. Perkawinan Arab bukan perkawinan religius. Berlawanan dg tradisi Arab, pengantin perempuan muslim non-arab harus membayar mahar pada pengantin lelaki dan perkawinan dilakukan dg religius.
Mengikuti tradisi mereka, Abu Taleb dan Hamzah, dua paman Muhamad, menemani keponakan mereka ke rumah Khadijah, dimana dia diam2 membuat pesta. Dia, kelihatannya belum memberitakan ini pada pamannya; dia sengaja membuat pamannya tidak sadar akan maksud perayaan ini. Setelah semua hadir, Muhamad meminta ijin ibn Assad utk menikahi keponakannya (Khaidjah). Mendengar ini, si orang tua murka dan menolaknya. Dia menjelaskan bahwa semuanya tidak cocok: umur Muhamad, fakta bahwa dia itu anak buahnya dan, diatas itu semua, dia tidak punya cukup uang utk menikahi Khadijah yg kaya. Dalam pikirannya, perkawinan ini hanya akan mengurangi kekayaan Khadijah, bukannya menjaganya dalam keluarga. Kejadian2 berikut membuktikan bahwa si orang tua ini benar.
Khadijah sudah mempersiapkan diri akan reaksinya ini. Dia terus menerus mengisi gelas anggur pamannya hingga mabuk. Setelah pamannya mabuk, Khadijah memberi tanda & Abu Taleb langsung pidato, menerangkan kehebatan2 keponakannya, Muhamad, setelah itu Khadijah sendiri juga memberikan pidato, menerangkan bagaimana para malaikat telah melindungi dia dari panas matahari dan juga membesar2kan semua perbuatan2 Muhamad baginya dan keluarganya. Akhirnya, dia mendesak pamannya utk mengakui kebaikan2 Muhammad, dan utk menerimanya sebagai menantu.
Setelah Khadijah pidato, semua yg hadir meminta Amr ibn Assad utk menjawab. Sebelum dia sadar apa yg terjadi, dia telah membuat pidato yg isinya menyetujui pernikahan itu. Waraqa ibn Nofal juga menjawab; & Muhamad langsung mengenakan hadiah jubah pada sang orang tua, yg menurut tradisi Arab, calon menantu harus memberi jubah pada calon mertua saat pernikahan. Khadijah langsung menandatangani kontrak
pernikahannya sebelum sebelum pamannya sadar bahwa dia telah ditipu dan menyatakan pernikahan ini sah. Pernikahan ini dikatakan terjadi pada 595 A.D, ketika Muhamad berumur 35 dan pengantin perempuannya 40 tahun.
Kejadian seputar perkawinan Muhamad-Khadijah ini layak mendapat perhatian khusus, bukan hanya karena ini sebuah batu loncatan
bagi calon 'nabi' ini, tapi juga karena menggambarkan posisi yg dipegang wanita yg menjalankan bisnisnya. Khadijahlah, bukan calon suaminya, yg pertama minta dinikahi. Selain Khadijah, kita juga tahu bahwa ada wanita2 lain dijaman sebelum islam yg bukan hanya berperan dalam urusan2 dagang dll di Mekah disisi laki2 mereka, mereka juga berpartisipasi dalam perdagangan TANPA dicampuri oleh para laki2. Mereka, sering menggunakan pengaruh yg besar sebagai nabi2 wanita atau penulis2 puisi.
Pada perayaan pasar2 malam didekat Mekah, khususnya pekan raya di Oqhad, wanita dikenal sering ikut bersama2 dg laki2 dalam kontes lomba puisi dan baca puisi dihadapan umum.
Fakta sejarah diatas menunjukkan luasnya kebebasan wanita Arab yg dinikmati sebelum munculnya Islam dan mementahkan klaim Doktor2 Muslim yg berkata bahwa Islamlah, yg memberi mereka kebebasan yg telah mereka nikmati dalam dunia modern kita. Kenyataannya, ini jelas bertentangan dg fakta. Yg benar, Islam, telah merampas kebebasan2 wanita sebelumnya dan membuat mereka budak dibawah tindakan dan keinginan laki2 mereka.
GAYA HIDUP MUHAMMAD SETELAH PERKAWINANNYA DG KHADIJAH
Seperti yg Muhammad harapkan, perkawinannya dg Khadijah mengubah hidupnya. Ia jadi kaya mendadak dan berpengaruh dalam kota tsb. Dia bukan lagi pelayan; sebaliknya, dia menjadi pemilik kekayaan dan bisnis (istrinya). Orang2 mulai menghormatinya. Mereka juga mengijinkannya berpartisipasi dalam pertemuan2 resmi maupun tidak resmi mereka, sebuah keistimewaan yg tidak dia miliki sebelumnya. Kini ia tinggal dalam sebuah rumah tangga dimana kebijaksanaan para penghuninya sangat mempengaruhi pendapat2 religiusnya. Khususnya pengaruh Waraqa ibn Nofal, seseorang yg berpikiran spekulatif dan beriman fleksibel; aslinya seorang yahudi, kemudian menjadi kristen, dan mengaku sbg ahli astrology.
Setelah perkawinan, Muhamad terus bekerja utk istrinya tapi sekarang dgn peran yg lebih menentukan. Dia menunjukkan dirinya sebagai contoh diantara orang2, bukan hanya dalam hal pemberian jasa baik, tapi juga dalam menangani situasi. Disini, kita akan merinci sebuah krisis yg melibatkan orang2 Mekah dan yg, katanya, dia bantu selesaikan secara damai dan dg begitu mendapat kekaguman orang2.
Ditahun 605 M, ketika Muhamad berumur 35 th, orang2 Quraish memutuskan utk memasang atap Kabah, yg, kelihatannya, sampai saat itu hanya terdiri dari empat dinding tanpa penutup bagian atas. Dinding yg ada terlalu lemah utk menahan beban atap, hingga, orang Mekah memutuskan utk mengganti seluruh strukturnya, dan diganti dg bangunan baru memakai atap. Setelah membangun dinding2 baru, mereka menghadapi dilemma dalam mencari papan kayu dan tukang kayu utk membuat atap, karena keduanya tidak bisa ditemukan diseluruh jazirah Arab.
Dalam keadaan yg menyedihkan ini, kebetulan ada sebuah kapal, kepunyaan pedagang Yunani yg kandas, mungkin karena batu2 karang diperairan Jeddah. Kecelakaan ini memberi orang2 Mekah yg sedang putus asa, kayu2 bagi atap Kabah, dibantu oleh tukang kayu Koptik Mesir, yg kebetulan ada di Mekah saat itu.
Kisah pemasangan atap Kabah menunjukkan aspek penting dalam kehidupan orang2 Mekah saat itu. Fakta bahwa kuil itu sendiri tidak punya atap berarti bahwa “Rumah Tuhan” ini terdiri dari tenda2 yg dikelilingi oleh dinding2. Dgn demikian, orang2 Mekah saat itu juga harus hidup, karena terpaksa, dalam rumah2 tanpa atap.
Sebuah batu hitam besar, kemungkinan sebuah meteorit, telah dipasang pada dinding Kabah sebelumnya. Orang2 Mekah dan juga para peziarah pagan sangat memujanya. Ketika pembangunan dinding mencapai level dimana batu hitam sebelumnya ditanam, tiap klan dari suku Quraish berebut kesempatan utk menempatkan batu tsb ditempat semula. Terjadilah debat hangat yg nyaris berujung pada pertumpahan darah.
Pada titik ini, Abu Umaiya dari klan Bani Makhzoom, orang tertua disuku Quraish, datang dg saran. Dia menyarankan pada semua yg hadir agar harus setuju bahwa orang pertama (selain yg hadir disana) yg memasuki halaman Kabah dari saat itu harus diminta pendapatnya akan hal ini. Semua setuju dan mulai menunggu kedatangan orang yg dimaksud.
Beberapa menit kemudian, mereka melihat Muhamad memasuki halaman Kabah. Setelah diberitahu kejadian yg telah disetujui semua, Muhamad meminta jubah, dilebarkan ditanah dan batu hitam ditaruh diatasnya. Lalu dia meminta masing2 wakil suku utk memegang ujung jubah dan mengangkatnya bersamaan, setelah ini lalu Muhamad sendiri dg tangannya menaruh batu tsb diposisinya pada dinding, dg begitu menyelesaikan masalah rumit ini dg kepintarannya.
Episode ini dikatakan telah menaikkan status dan derajatnya, membuat orang2 membawa perselisihan mereka padanya utk diselesaikan.
PANGGILAN TUHAN
Pada periode setelah perkawinan Muhammad-Khadijah tapi sebelum dimulainya khotbah akan satu tuhannya, banyak orang2 religius di Mekah diceritakan mundur dari pemujaan patung di Kabah.
Yg terkenal dari antara mereka adalah : 1. Waraqa ibn Nofal, 2. Ubaydullan ibn Jahsh, 3. Usman ibn al-Huwayrith dan 4. Zaid ibn Amr. Banyak penyembah berhala lain juga berbalik pada monoteisme dg kesadaran bahwa mereka telah merusak agama kakek moyang mereka, Abraham, dan bahwa tumpukan batu yg mereka kelilingi ini tidak ada artinya. Akhir kata, mereka ingin melihat sebuah perubahan bentuk dan substansi dari agama mereka yg kuno. Yg lainnya, yg tidak puas dng Judaisme dan Kristen, terus melakukan pencarian mereka, mencari Hanifiyah, agama murni dari Abraham (ibn Ishaq, op. cit. hal 99).
Mereka khususnya tertarik melihat Hanifiya diperkenalkan sekali lagi, dg alasan bahwa mereka percaya bahwa jika Abraham, kakek moyang mereka, punya kuasa atas Rumah Tuhan, dia membagi pendapatannya dg seluruh orang2 Mekah, dg begitu menolong mereka2 yg kelaparan dan miskin. Penjaga Kabah sekarang egois, yg tidak hanya memakan semua pendapatan, tapi mereka juga memegang keras aktivitas2 religius ekstra mereka. Mereka ingin semua ketidakadilan dan larangan2 dari para penjaga Kabah ini diakhiri.
Waraqa ibn Nofal yg manipulatif dan opportunis, setelah melihat orang2 Mekah menderita dan kecewa dg pemujaan patung, merasa percaya diri, pada tahap ini, dg mengenalkan doktrin satu tuhan dan juga konsep kebangkitan. Karena dia tidak dapat melakukannya sendiri, dia mulai mencari seseorang dari antara suku2 yg berpengaruh di Mekah utk melakukan misi ini atas namanya. Dia mengkonsultasikan ini dg adiknya Khadijah, dan keduanya menemukan calon yg bernama Muhamad Mustafa, yg memenuhi kriteria yg oleh keduanya dianggap perlu utk mencapai tugas yg penuh risiko dan sulit ini. Setelah berbicara dgnya, ia bukan hanya mau bekerja sama… bukan hanya karena keinginan mereka saja tapi juga karena keinginannya juga sama, ia ingin menca ...