A Sina : Jin yg menghantui Muhammad

Sejarah, asal usul ALLAH & KABAH, hubungan Allah dgn Muhamad. Juga, pribadi dan latar belakang MUHAMAD
Post Reply
User avatar
pod-rock
Posts: 829
Joined: Tue Nov 28, 2006 1:25 pm

A Sina : Jin yg menghantui Muhammad

Post by pod-rock »

http://www.faithfreedom.org/Articles/Ji ... ted_mo.htm

Jin yg menghantui Muhammad

Oleh : Ali Sina

Seperti anak2 kecil yg mudah sekali percaya akan monster, elf dan peri, orang2 primitif juga percaya akan makhluk2 bayangan ini. Kepercayaan Muhammad akan adanya Jinn menandakan pengaruh dari lingkungan terhadap akalnya yg mudah dipengaruhi. Dia melihat Jin dan malaikat dimana-mana.

Ketika saya berumur 10 tahun, sayapun rasanya pernah melihat Jinn. Suatu musim panas saya ditemani keluarga berpiknik kesebuah tepi sungai yg mengalir melalui sebuah hutan yg indah, tidak begitu jauh dari rumah. Saya berenang disungai, bermain dan berlari2 seperti anak2 lain yg lakukan. Tiba2 kulihat sesosok bocah sembunyi dibelakang semak. Jauhnya sekitar 10 meter dari saya. Aku heran ngapain ia disini dan kenapa sembunyi! Jadi saya diam2 duduk dibelakang sebuah semak lain mengawasinya. Setelah satu atau dua menit, bocah itu, tanpa membalikkan kepalanya, pelahan berubah jadi menghadap saya, matanya menatap mata saya sekarang. Ini aneh tapi saya tidak membiarkan rasa takut meliputi saya karena kulihat ia Cuma seorang bocah seusia saya.

Tanpa bergerak terus kutatap dia. Mata kita terkunci. Kita saling pandang tanpa berkedip, kemudian perlahan2 kulihat wajahnya berubah lagi, kali ini menjadi muka kucing besar menyeringai; seringainya esar persit seperti kucing yg dilihat Alice di Wonderland. Saat itu saya mulai ketakutan, saya rasakan dingin merayap dipunggung, bulu2ku berdiri semua dan keringat dingin keluar dari dahi. Saya lari ke ibu sambil teriak: “Mama ada Jin disana. Saya lihat, saya lihat Jinn”. Ibu menenangkanku dan memastikan bahwa tidak ada yg namanya Jinn. Kemudian dia jalan kesemak itu bersamaku, utk memeriksa. Tidak ada apa2, kecuali ranting dan daun2. Cuma itu, tapi dari kejauhan kelihatan seperti lain. Itu semua Cuma produk dari khayalan anak2. Pikiran anak kecil yg naif yg dapat dipengaruhi telah menciptakan pertunjukan fantasi diatas dan memainkannya dg ahli dalam gambar berwarna, bagi pikiran kecilku waktu itu kelihatan nyata.

Seraya bertumbuh dewasa dan pikiranku juga berkembang, otak bagian kiriku menjadi semakin dominan. Saya mulai berpikir, rasionalisasi, akal sehat dan membuang semua khayalan2 dan mimpi siang bolong.
Kemanusiaan sebagai keseluruhan dapat disamakan dg satu individu yg menyusunnya. Kemanusiaan juga melewati dan berkembang dari tahap bayi, anak2, puber dan remaja dan dewasa. Selama tahap anak2, kita mudah berkhayal. Dalam pikiran bawah sadar, kita mengalami masa khayalan dan nyata. Kita melihat peri, percaya sihir, menciptakan makhluk dongeng dan tertarik akan dongeng2 keajaiban.Tiap budaya mengembangkan versinya sendiri akan mitos dan legenda. Ini membuat khayalan kita hidup dan membuat kita bermimpi. Proses ini sangat penting dan malah mungkin perlu utk perkembangan mental seperti dongeng2 perlu utk perkembangan mental anak2.

Sangat mungkin, pribadi2 dewasa, lingkungan naif dan primitif, benar2 mengalaami pertemuan dg peri, jin dan setan2. Ada yg berpikir bahwa mereka melihat Tuhan atau malaikatnya Gabriel turun pada mereka dg satu misi utk menyelamatkan dunia dari orang2 tidak percaya dan dari kemarahan Tuhan, sementara ada yg ketakutan akan penampakan malaikat kematian, jin dan setan2.

Muhammad sering sekali melihat jin dan setan2 seperti yg dengan jelas dituliskan dalam hadis berikut:

Sahih Muslim Buku 004, Nomor 1106

Laporan Abu Darda: Rasul (MPBUH) berdiri (utk sholat) dan kita dengar dia berkata: “Aku berlindung pada Allah dari kamu.” Kemudian dia berkata: “Terkutuklah kamu oelh kutukan Allah” tiga kali, kemudian dia merentangkan tangan seakan sedang menahan sesuatu. Ketika selesai sholat, kita berkata: Rasul, kita dengar anda mengatakan sesuatu selama sholat yg tidak pernah kita dengar sebelumnya, dan kita lihat anda merentangkan tangan. Jawabnya: Musuh Allah, Iblis datang dg lidah api dimuka saya, jadi kukatakan tiga kali: Aku berlindung pada Allah dari kamu.” Kemudian kukatakan tiga kali juga: Terkutuklah kamu oelh kutukan Allah.” Tapi dia tidak mundur. Karena itu aku bermaksud menangkapnya. Sumpah demi Allah kalau bukan karena permohonan saudaraku Sulaiman, dia sudah diikat dan dijadikan main2an anak2 di medina.

Yang dimaksud “saudaraku Sulaiman” oleh Muhammad adalah raja Sulaiman, yg sepertinya juga hadir disana tanpa terlihat oleh siapapun kecuali dia. Tapi, tidak jelas kenapa ‘saudaranya’ Sulaiman berpihak pada setan dan tidak mengijinkan Muhammad menangkapnya utk dijadikan mainan para anak2 di Medina!

Bangsa Arab diabad ketujuh adalah orang2 yg percaya takhyul tapi Muhammad, bahkan buat mereka adalah sebuah kasus yg luar biasa dan mereka pikir ia gila atau kerasukan, yg oleh sang nabi, dalam nama Allah khayalannya, tentu saja disangkal.

81: 22-25, " Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan Dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang gaib. Dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk,"

69: 41-42, " dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.”

Alasan sang nabi menyangkal sebagai tukang tenung dan bahwa Quran diturunkan padanya oleh Jinn, adalah karena berpendapat bahwa “Malaikat2 turun, awan2 dan mengatakan ini atau itu, masalah sabda surga. Sang setan mendengarkan hal ini dg diam2, lalu turun utk mendatangi tukang tenung dg hal ini, dan kemudian akan menambahkan ratusan kebohongan mereka sendiri pada hal ini.” Volume 4, Buku 54, No 432:

Dalam ayat diatas Muhammad meyakinkan bahwa bukanlah setan tapi Gabriel yg membawakannya pesan2. tentu saja jika Muhammad itu gila, dia tidak mungkin mengetahui dg pasti hal itu dan kesaksiannya tidak akan berarti. Tapi apa itu Setan atau malaikat Gabriel yg dilihat Muhammad, apa betul2 jadi masalah? Apa jin, setan dan malaikat itu ada?

W.M. Watt dalam terjemahan Biografi Muhammad karya Ibnu Ishaq (hal. 36) mengutip kisah aneh berikut yg diceritakan oleh Muhammad, yg bisa membuat kita bertanya-tanya tentang kondisi pikirannya.

“..Dua orang berpakaian putih datang padaku dg baskom emas penuh salju. Mereka menangkapku dan membuka tubuhku, kemudian hatiku diambil, dibuka dan dikeluarkannya gumpalan hitam yg kemudian mereka lemparkan. Kemudian mereka mencuci hatiku dan tubuhku dg salju itu sampai menjadikannya suci.”

Kondisi mental nabi sudah menjadi masalah sejak dia kecil, hingga sangat mengganggu pengasuh bayinya yg mengembalikan Muhammad ke ibunya. Ini diceritakan oleh pengasuh tsb, diambil dari terjemahan Guillaume dari Ibnu Ishaq halaman 72:

Ayah teman Muhammad berkata padaku, “Aku takut anak ini mungkin terbentur, jadi kukembalikan pada keluarganya sebelum akibatnya muncul …. Dia (ibu Muhammad) bertanya ada apa dan tidak mau berhenti sampai aku mengatakan sebabnya. Ketika dia bertanya apa aku takut akan setan yg merasukinya (Muhammad), Kujawab, ya aku takut.”

Normal saja bagi anak2 utk melihat monster dibawah tempat tidurnya, atau punya teman khayalan. Tapi dalam hal Muhammad pastilah lebih mengkhawatirkan dan sangat aneh hingga ibunya sampai begitu khawatir dan berkata tentang kemungkinan anaknya dirasuki setan. Fakta bahwa pengasuhnya juga percaya hal itu membuktikan bahwa Muhammad memang telah tidak stabil secara mental sejak masa kecil.

Utk orang2 primitif, mereka semua yg sakit secara mental disamakan sebagai “kerasukan setan”. Saat ini kebanyakan kasus ‘kerasukan setan’ dirawat dan diberi pengobatan. Akan masuk akal bila dikatakan kalau saja obat Prozac telah ditemukan saat itu (1400 tahun yg lalu), dunia akan aman dari ancaman islam dan jutaan nyawa mungkin tidak akan dikorbankan didepan altar Allah.

Beberapa tahun lalu saya berkelana kejantung Hutan Amazon dan mengenal beberapa suku asli yg bisa dikatakan hampir hidup dijaman batu. Salah satu suku ini adalah Shuars, yg tinggal di Hutan Amazon sebelah selatan Ecuador dan Utara Peru. Belumlah berapa lama, mereka terkenal sebagai Pengecil Kepala. Saya menghabiskan beberapa waktu dg mereka dan belajar upacara2 dan kepercayaan2 mereka. Meski misionari telah merubah kepercayaan beberapa orang dari mereka menjadi kristen, tapi jauh didalam hutan mereka tetap percaya dan mempraktekan agama animisme tua mereka.

Orang2 ini melihat roh2 dan setan2 disetiap sudut hutan. Sama seperti Arab primitif yg melihat jin memenuhi tanah2 mereka. Tidak seperti orang beriman yg berusaha menghindari kesalahan Santo Tomas, yaitu berbangga karena percaya tanpa melihat, orang2 ini benar2 melihat roh dan punya pengalaman langsung dg objek kepercayaan mereka. Dalam sebuah upacara yg memabukkan mereka menyatakan telah menyebrangi dunia orang hidup dan masuk kedunia orang mati, dimana mereka bisa menginterogasi nenek moyang mereka, menengahi roh kuat yg mendominasi hidup2 mereka, mengintip kedalam misteri2 gaib, mendapatkan kekuatan supernatural dan menafikan kematian.

Dalam jalur kita menuju kedewasaan, kita umat manusia, melalui tahap evolusi yg sama yg dilalui oleh setiap laki2 dan perempuan dalam prosesnya utk berkembang. Mereka yg melihat jin dan setan, tdklah semerta-merta berbohong, mereka Cuma berada pada tahap primitif dalam evolusi mental mereka. Tapi jika mereka sudah berkembang secara intelektual, mereka membuang semua kepercayaan akan dewa dewi, setan dan figur2 bayangan lain sama seperti anak kecil berhenti percaya pada Sinterklas ketika dewasa.

Tapi, bahkan pada bangsa beradabpun tidak kekurangan orang2 dewasa yg mentalnya masih pada tahap anak2. Beberapa percaya telah diculik oleh makhluk luar angkasa. Ada yg percaya bahwa MEREKALAH makhluk luar angkasa! Ada yg percaya bahwa tuhan menciptakan dunia dalam 6 hari; ada yg bilang 6 tahap evolusi. Ada yg percaya tuhan tirani yg begitu butuh utk dipuja hingga akan membakar terus menerus mereka yg gagal menyembah dihadapannya. Dan yg lain percaya bahwa pencipta dunia ini tidak mampu berkomunikasi dg ciptaanya kecuali lewat seorang gila yg buta huruf.. Dg kata lain, bukankah sudah cukup buat seorang dewasa utk berpikir seperti layaknya orang dewasa. Kita akan mempunyai masyarakat yg dewasa jika mayoritas individunya berpikir secara dewasa pula. Ini dapat terjadi hanya bila orang2 berhenti berpikir dan percaya akan hal2 yg tidak rasional dan dongeng.

Tidak usahlah malu bagi Muhammad dan pengikutnya utk percaya pada Allah, jin dan misteri dan fantasi2 lainnya. Semua masyarakat telah melalui tahap ini dalam evolusi intelektual mereka. Tapi sangatlah memalukan bagi orang2 dewasa yg tinggal diujung millenium ketiga, ketika sinar ilmiah telah menerangi hampir semua orang tapi tetap percaya akan khayalan2 dan fantasi2 seorang primitif yg hidup 1400 tahun lalu.

Banyak ayat2 Quran dan kisah2 di Hadis yg bicara mengenai Jin.

Sahih Bukhari Volume 1, Book 12, Number 740
Diceritakan oleh Ibn 'Abbas:
Sang nabi berniat pergi ke Suq ‘Ukaz (pasar Ukaz) bersama beberapa temannya. Pd saat bersamaan, sebuah rintangan dipasang antara setan2 dan berita2 dari surga. Api mulai dilemparkan pada mereka. Sang setan menemui kaumnya, yg bertanya, “Apa masalahmu?” Mereka berkata, “rintangan telah dipasang antara kita dan berita surga. Dan api dilemparkan pada kita.” Kata mereka, “Benda yg memasang rintangan ini pastilah sesuatu yg terjadi baru2 ini. Pergi ketimur dan kebarat dan lihat apa yg telah memasang rintangan ini.” Mereka yg pergi kearah Tuhama bertemu dg nabi disuatu tempat bernama Nakhla dan itu berada ditengah perjalanan menuju Suq Ukaz dan sang nabi melakukan sholat subuh dg teman2nya. Ketika mereka mendengar Quran, mereka berhenti utk mendengarkannya dan berkata, “Demi Allah, inilah yg telah memasang rintangan itu.” Mereka menemui kaumnya dan berkata “O kaumku; sesungguhnya kita telah mendengar pengajian indah (Quran) yg menunjukkan jalan yg benar; kita percaya itu dan tidak akan menganggap yg lain selain dari Allah.” Allah menurunkan ayat2 berikut pada nabinya (Surat Jin, 72): “Katakan: telah diturunkan padaku.” Dan apa yg diturunkan padanya adalah percakapan para jin.


Jin bagi nabi adalah makhluk nyata. Mereka bukan kiasan atau simbol, tapi jelas seperti yg dijelaskan oleh hadis diatas. Dia bahkan mendedikasikan sebuah Surat utk mereka. Inilah isi dari Surat Jin.

72:1-15
1.Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan,
2.(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami,
3.dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.
4.Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,
5.dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah.

Jin2 ini bukanlah makhluk khayalan. Bagi nabi mereka adalah entity yg sangat nyata. Bahkan ada yg dapat hidup dg mereka

6.Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
7.Dan sesungguhnya mereka (jin) menyangka sebagaimana persangkaan kamu (orang-orang kafir), bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorangpun,

Bagian paling menggelikan adalah ketika para jin mencoba mendengarkan rahasia surga dan mereka lalu dikejar oleh “bintang jatuh” yg ditembakkan pada mereka bagai misil api.

8.dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,
9.dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).
10.Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.
11.Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.
12.Dan sesungguhnya kami mengetahui, bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (daripada) Nya dengan lari.
Perhatikan, bahkan beberapa jin ada yg menjadi muslim!
13.Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Qur'an), kami beriman kepadanya. Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.
14.Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barang siapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.
15.Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api neraka Jahanam".

Sudah jelas dari ayat2 diatas, nabi selalu berpikir bahwa sebagian jin percaya pada Allah dan sebagian lagi tidak dan mereka yg tidak akan menjadi bahan bakar api neraka. Tentu saja tidak jelas bagaimana mereka menjadi bahan bakar karena seperti telah dijelaskan; Jin dibuat dari “api”. Jadi mungkin mereka malah menikmati persinggahan sementara mereka di neraka. Utk menjadi “bahan bakar” mereka harus diubah dulu menjadi substansi karbon.

Sebagian kisah2 yg biasa diceritakan nabi pada pengikutnya begitu lucu. Ini bukan karena dia punya rasa humor tinggi. Bahkan dia sama sekali tidak tertawa atau menutupi mulutnya karena tidak tahan utk tertawa. Dia menceritakan ini dg sangat serius dan karena keseriusannya itulah, membuat kita jadi tertawa; seperti yg berikut ini:

Sahih Bukhari Volume 4, Book 54, Number 533

Diceritakan oleh Jabir bin 'Abdullah:
Nabi berkata, “Tutup perkakas2 dan kencangkan kulit2 tempat minum, dan tutup pula pintu dan jaga anak2 dekatmu pada malam hari, karena jin keluar dimalam hari dan mencuri barang2. Jika mau tidur, matikan lampu, karena pembuat masalah (yakni tikus) mungkin menyeret lilin dan membakar para penghuni rumah.” Ata bilang, “Setan2.” (bukannya jin).

Yg berikut ini lebih2 lagi.

Sahih Bukhari Volume 5, Book 58, Number 200

Diceritakan oleh Abu Huraira:
Sekali waktu ia ditemani sang nabi, membawakan tempat air utk wudhu dan membersihkan bagian auratnya. Ketika mengikutinya sambil membawa tempat air, nabi berkata, “Siapa disitu?” dia bilang, “Aku Abu Huraira.” Nabi berkata, “bawakan aku batu2 utk membersihkan aurat2ku dan jangan bawa tulang atau tahi binatang.” Abu Huraira terus bercerita: jadi kuambil beberapa batu, membawanya dg ujung jubahku dan kusimpan disisinya lalu pergi. Ketika dia selesai, aku hampiri dan bertanya, “Gimana dg tulang2 dan tahi binatang?” Dia bilang, “Itu makanan jin. Delegasi Jin dari kota Nasibin datang padaku – mereka baik sekali – dan meminta sisa-sisa makanan manusia. Kumohonkan pada Allah agar mereka tidak pernah melewatkan sebuah tulang atau tahi binatang sebagai makanan mereka.”

Selama hari2 terakhirnya di Mekah, nabi kebetulan berada di Nakhla, sebuah lembah antara Taeif dan Mekah. Disana, dia kesasar semalaman dan besoknya ketika dia ditemukan, dia bilang telah melewatkan malam ditemani sekelompok jin yg terus mendesak2 maju utk mendengarkan khotbahnya dan begitu ingin utk memeluk islam. Kisah ini diceritakan dalam Quran sbb:

46:29-31
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.”

Ada juga Hadis yg mengesahkan pertemuan romantis rasul allah ini dg jin.
Sahih Muslim Book 004, Number 0903

Dawud melaporkan dari Amir yg berkata: Aku bertanya pada Alwama apa Ibnu Mas’ud hadir ketika Rasul bertemu dg Jin. Dia (Ibnu Mas’ud) bilang, tidak, tapi kita menemani rasul satu malam dan lalu kita kehilangan dia. Kita mencari dilembah dan dibukit dan berkata. Kalau ia tidak diambil jin mungkin ia telah dibunuh dg diam-diam. Dia (yg bercerita) berkata. Kita habiskan malam mengerikan itu. Ketika subuh kita lihat dia datang dari sisi Hiri’. Dia melaporkan. Kita bilang: Rasul, kita kehilanganmu dan mencari2, tapi tidak menemukanmu dan kita menghabiskan malam yg mengerikan ini. Dia (Nabi) berkata: Datang dia yg mengundangku atas nama para Jin dan aku pergi dengannya dan kubacakan pada mereka Quran. Dia (pencerita) berkata: Dia lalu pergi bersama kita dan menunjukan bekas2 mereka dan bekas2 bara apinya. Mereka (jin) bertanya pada nabi mengenai makanan mereka dan dia bilang: Setiap tulang yg diucapkan dalam nama Allah adalah makananmu. Ada saatnya jatuh ketangan kalian masih dipenuhi oleh daging, dan tahi unta adalah makanan utk ternakmu. Rasul Allah (MPBUH) berkata: Jangan melakukan istinja dg benda2 ini karena ini adalah makanan dari saudara2 mua (jin).

Orang akan bertanya-tanya bagaimana orang yg waras dapat melihat makhluk mitologi seperti Jin? Tapi ada hadis yg memberikan keraaguan akan kewarasan otak dari nabi. Rasul Allah ini betul2 meracau. Ini diakui sendiri olehnya dan dilaporkan dalam hadis yg dianggap Sahih/Soheh oleh mayoritas umat muslim.

Sahih Bukhari Volume 4, Book 53, Number 400

Diceritakan oleh Aisha: Sekali waktu nabi seperti mabuk hingga dia mulai membayangkan sesuatu yg dia pikir sudah dia lakukan padahal tidak dia lakukan.

Sahih Bukhari Volume 4, Book 54, Number 490

Diceritakan oleh Aisha: “Sihir bekerja pada nabi hingga dia mulai senang melakukan apa yg sebenarnya tidak dia lakukan. Suatu hari dia memanggil (Allah) dalam waktu yg lama dan kemudian berkata, “Kurasakan Allah memberitahu bagaimana aku harus menyembuhkan diriku sendiri. Dua orang datang padaku (dalam mimpiku) dan duduk, seorang duduk dikepalaku yg lain dikakiku. Salah satu bertanya pada yg lain, “Apa penyakit orang ini?” yg lain menjawab, “Dia telah disihir” yg pertama bertanya, “Siapa yg menyihirnya?” yg lain menjawab, “Lubaid bin Al-A’sam.” Yg pertama bertanya, “Barang apa yg digunakannya?” yg lain menjawab, “Sebuah sisir, rambut2nya ada disitu, dan serbuk sari dari kurma jantan.’ Yg pertama bertanya, “Dimana itu?” yg lain menjawab, “Di sumur Dharwan.” “Jadi, nabi keluar kearah sumur dan kemudian kembali dan berkata, “Ini kurma yg seperti kepala setan.” Kutanya, “Apa kau mengeluarkan sihir nya?” Katanya, “Tidak, karena aku telah disembukan oleh Allah dan aku takut karena tindakan ini mungkin akan menyebarkan kejahatan diantara orang2.” Belakangan sumur itu ditutup oleh tanah.

Tentu saja kita tahu bahwa tidak ada sihir yg dapat membuat orang lain senang melakukan sesuatu yg sebenarnya tidak dia lakukan. Tidak ada kekuatan yg dapat menyihir orang lain. Ini adalah dongeng orang2 primitif yg biasa menyebutnya sebagai orang2 yg sakit mental dan kerasukan setan. Mendapat penglihatan jin adalah halusinasi dan sebuah gejala dari schizophrenia. Bukanlah rahasia bahwa mereka yg dapat mendengar suara2 dan merasa bahwa seseorang mengarahkan hidupnya adalah seorang dg penyakit schizophrenic. Mungkin Muhammad tidak bohong waktu dia bergegas pada Khadija dg ketakutan bilang telah melihat Malaikat Gabriel. Hadis diatas menjelaskan kondisi pikiran sang nabi. Mungkinkah bahwa milyaran orang mengikuti seorang yg terganggu jiwanya? Mungkinkah jika nabi muncul saat ini kita dapat mengatasinya dg memberi obat Prozac?

Well, Muhammad sudah mati dan tidak mudah memeriksa kondisi kesehatan mentalnya dg hanya melalui tulisan2 dan dongeng hidupnya. Menuliskan obat utknya juga tidak ada gunanya. Tapi mungkin kitalah yg harus mengambil dosis pikiran rasional, mengakhiri kegilaan dan berpikir dg akal sehat kita. Semua indikasi membuat kita menyangka bahwa sang nabi adalah seorang yg terganggu jiwanya, tapi apa yg dapat dikatakan mengenai kita yg dg sadar mengikuti seorang gila?

By Ali Sina
Post Reply