Apakah Muhammad Lemah Lembut Sewaktu Hidup Mekah?

Sejarah, asal usul ALLAH & KABAH, hubungan Allah dgn Muhamad. Juga, pribadi dan latar belakang MUHAMAD
Post Reply
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Apakah Muhammad Lemah Lembut Sewaktu Hidup Mekah?

Post by Adadeh »

Apakah Muhammad Lemah Lembut Sewaktu Hidup Mekah?
Kamis, 1 October 2009, jam 16:07
Oleh: Ibn Kammuna


Pendahuluan

Dalam artikel ini, aku menelaah pandangan umum bahwa Muhammad bersikap lemah lembut di Mekah, tapi berubah sikap setelah dia hijrah ke Medinah. Penyelidikan ini berdasarkan hanya pada perbandingan ayat² Qur’an Mekah terdahulu dengan ayat² Qur’an di masa awal hijrah ke Medinah, juga ayat² yang kemudian muncul setelah Muhammad menjadi penguasa mutlak Arabia.


Muhammad di Mekah

Pesan Muhammad adalah untuk pengikutnya sendiri. Intinya adalah: Allâh penguasa segalanya dan Muhammad tak lebih hanya sekedar pemberi peringatan. Yang bisa dilakukan Muhammad hanyalah mengancam orang² saja, tanpa mewujudkan ancaman tersebut. Perhatikan di Qur’an 42:7 menyatakan barangsiapa yang tak percaya padanya akan dibakar api neraka.

Q 42:7
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Umulqura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.

Sura² Mekah Qur’an mengandung lebih banyak alunan berirama dibandingkan Sura² Mekah. Hal ini karena masyarakat Arab sangat menyukai puisi dan rangkaian kalimat yang berirama sehingga Muhammad terpaksa berusaha menampilkan ayat² Qur’an yang menarik hati mereka. Masyarakat Quraish terbiasa menyelenggarakan perayaan tahunan di Mekah di mana para penyair bersaing dalam menyairkan puisi² mereka. Puisi² terbaik akan digantungkan di dinding² Ka’bah, dan tentunya hal ini merupakan kehormatan istimewa yang tidak bisa dinikmati sembarang penyair.

Muhammad sendiri tak berhasil menciptakan syair terbaik dari ayat² Qur’an bikinannya yang berantakan. Ada banyak penyair yang jauh lebih berhasil daripada Muhammad dalam mengambil simpati pendengar lewat puisi mereka. Pada akhir tahun ke-13 sejak dia mengaku jadi Nabi di Mekah, Muhammad menyadari bahwa rangkaian kalimat puisi dapat mempengaruhi massa secara efektif. Tapi dia juga sadar bahwa kemampuannya bersyair tidak mampu menandingi kemampuan para penyair ternama Arab di masa itu.

Setelah dia hijrah ke kota Yathrib (yang kemudian disebut sebagai Medinah), Muhammad tampaknya menaruh dendam pada para penyair yang menolak pesannya atau menghinanya lewat syair² mereka. Sejarah Islam menunjukkan rasa tak suka Muhammad terhadap para penyair yang menentangnya. Bukankah dia membunuh Asma binti Marwan dan para penyair lainnya yang menulis puisi mengritik dirinya?
Pembunuhan² yang dilakukan Muhammad terhadap para penyair menjelaskan rasa dendamnya atas mereka. Dulu di Mekah dia tidak mampu berbuat apapun terhadap mereka, karena saat itu dia tidak punya tentara militer apapun. Setelah dia punya tentara kuat di Yathrib (Medinah), Muhammad mulai melakukan pembunuhan² terhadap para penyair yang berani mengritiknya. Bahkan setelah berhasil menguasai Mekah, dia juga memerintahkan pembunuhan atas Ibn Khatal dan dua budak penyanyi perempuannya yang dulu sering menghinanya lewat nyanyian². Hal ini menunjukkan rasa dendam dan kebenciannya memang sudah muncul sejak dia masih tinggal di Mekah. Berikut adalah beberapa ayat Qur’an jaman Mekah:

Qur’an 26:214
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,

Qur’an 42:3 – 7
Demikianlah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang yang sebelum kamu.

Kepunyaan-Nya lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka.

Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Umulqura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.


Sewaktu berada di Mekah, Muhammad sangatlah menghina kakek moyang dan agama² sukunya sendiri. Tapi masyarakat pagan Quraish adalah masyarakat beradab. Mereka tidak mengusir dirinya dan umat Muslim untuk meninggalkan Mekah. Muhammad mengambil keputusan meninggalkan Mkeah karena sadar bahwa dia tidak akan mungkin bisa jadi pemimpin Mekah jika tetap tinggal di Mekah. Dalam jangka waktu 13 tahun berkhotbah sebagai ‘nabi’, dia hanya punya pengikut sekitar 100 Muslim saja, dan kebanyakan dari mereka merupakan masyarakat kelas bawah saja. Sebenarnya Muhammad memang sudah lama punya rencana meninggalkan Mekah. Dia mengirim sekelompok Muslim ke Abyssinia (Ethiopia, tahun 614-616 M) untuk melihat keadaan di sana. Muhammad juga hijrah ke Taif tahun 619 M, tapi masyarakat Taif lalu mengusirnya. Pernyataan Muslim bahwa Muhammad terpaksa meninggalkan Mekah ternyata tak punya dukungan keterangan sejarah apapun. Para pembaca sebaiknya membaca keterangan dari buku M.A. Khan berjudul Islamic Jihad, hal. 18-26.

bersambung...
User avatar
I Want You
Posts: 2321
Joined: Thu May 07, 2009 2:20 pm
Location: Serambi Yerusalem
Contact:

Re: Apakah Muhammad Lemah Lembut Sewaktu Hidup Mekah?

Post by I Want You »

wah , mantab nih , menelanjangi prilaku sang nabi auwloh ! :green: , muhammad pantas di masukan kedalam museum rekor , sebagai manusia paling lihay , licik , bermuka dua, kejam , cabul nan pedofil , dan masih banyak lagi . :green:

di tunggu lanjutannya nih , Senior Adadeh . =D>
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Apakah Muhammad Lemah Lembut Sewaktu Hidup Mekah?

Post by Adadeh »

lanjut ...

Muhammad di Awal Hijrah di Medinah

Menurut pendapatku, terdapat dua masa berbeda dalam karir kenabian Muhammad selama 10 tahun di Medinah. Dulu di Mekah, dia menyadari bahwa dia tidak bisa mengambil hati masyarakat pagan Quraish melalui ayat² Qur’an puitisnya. Dia tidak cukup berbakat untuk bisa berasing dengan penyair² Arab unggul di jaman itu. Muhammad mendambakan kekuasaan dan keberhasilan sebagai ‘nabi.’ Karena itu, dia merubah cara untuk mencapai cita²nya di Medinah dengan tidak lagi menggunakan ayat² puitis, tapi dengan kekerasan. Dia mulai melakukan perampokan terhadap para pedagang Quraish, tapi pada awalnya usaha ini tidak berhasil.

Setelah berkali-kali mengalami kegagalan dalam perampokan, akhirnya Muhammad berhasil merampok pedagang Quraish di Nakhla. Dia berhasil mendapatkan banyak uang dan harta benda tanpa menggerakkan sebuah jari pun. Analoginya seperti ini: aku dibesarkan di daerah di mana para anjing di desa membantu para penggembala menjaga domba dan kambing. Jika seekor anjing merasakan nikmatnya darah kambing dan lalu membunuhnya, maka anjing itu harus dibunuh. Hanya itulah satu²nya cara agar anjing itu tidak memakan ternak lagi. Istilah yang biasa diucapkan penduduk desa akan hal ini adalah: ‘Anjing itu tidak boleh hidup lagi karena dia sudah merasakan nikmatnya darah.’ Dengan pengertian yang serupa, dalam perampokan di Nakhla, Muhammad sudah merasakan nikmatnya mencicipi ‘darah.’ Celakanya, Muhammad tetap terus hidup setelah itu.

Ini beberapa ayat yang berhubungan dengan masa itu:

Qur’an 2:256, 257
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

llah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.


Perhatikan bahwa dalam Q 2:256, 257, Muhammad masih memberikan pilihan pada orang², tapi tetap mengajukan ancaman neraka bagi yangmenolaknya. Saat itu dia masih mencari-cari cara terbaik untuk menancapkan kekuasaannya. Sekarang perhatikan ayat² berikut, masih pada masa yang sama:

Q 2:190, 191
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.


Melalui Q 2:190, 191, sudah jelas bahwa Muhammad mengajak para Muslim memerangi balik orang² yang dianggapnya menyerang dirinya. Pada masa ini, umat Muslim masih belum terlalu kuat secara militer. Q 2:191 menunjukkan kebencian Muhammad pada mereka yang tidak bersimpati terhadap Muslim. Pada saat ini, Muhammad mulai merasa punya kekuatan untuk menundukkan orang² yang dianggapnya memerangi Muslim. Tapi dia masih berhati-hati dengan isi ayat yang diucapkannya, karena dia belum begitu kuat dan dia masih berusaha mencari dukungan golongan dan suku lain.


Wujud Asli Muhammad

Wujud asli seseorang tampak jelas jika orang itu sudah punya kekuasaan untuk menentukan nasib orang lain. Banyak orang mencintai Raja Hussein dari Yordania karena berbagai alasan. Dia adalah orang yang baik hati. Dari tulisannya kita tahu banyak orang yang mencoba membunuh dan menggulingkan kekuasaannya sewaktu dia masih hidup sebagai Raja. Tapi dia selalu memaafkan orang² yang mencoba membunuh dan mengambil alih kekuasaannya. Bahkan banyak dari mereka yang lalu dinaikkan pangkat olehnya dalam angkatan bersenjata dan kepolisian Yordania. Raja Hussein adalah orang yang berjiwa lemah lembut.

Sekarang bandingkan dengan wujud asli Muhammad dan apa yang dikatakannya di Sura terakhir Qur’an yakni Sura 9. Dia mengucapkan ayat² Sura 9 pada saat dia telah menjadi penguasa tunggal di tanahnya. Pada saat itu dia tidak usah bersaing dengan para penyair lagi. Dia punya kekuatan militer dan politik yang terkuat di Jazirah Arabia. Berikut adalah ayat² dari Sura 9:

Qur’an 9:28, 29
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.


Qur’an 9:73,74
Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahanam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.

Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam, dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan di akhirat; dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi.


Q 9:113
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.

Q 9:123
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Ayat² di atas menunjukkan tiadanya belas kasihan terhadap non-Muslim. Perintah Muhammad adalah agar Muslim menundukkan kafir dengan cara apapun, termasuk dengan memaksa kafir membayar Jizya, membunuh kafir, dll. Selain itu, tiada lagi pilihan untuk bebas memilih kepercayaan apapun dalam masyarakat majemuk.


Kesimpulan

Muhammad bukanlah orang lemah lembut seperti yang dikatakan oleh para pembela Islam. Dia sudah sangar sejak masih hidup di Mekah. Hatinya penuh dendam kesumat. Di Mekah dia memang tidak membunuh atau menyakiti orang lain, karena saat itu dia belum kuat. Yang bisa dilakukannya saat itu hanyalah mencaci-maki orang² yang menentangnya, dan mengatakan dalam ayat² Qur’an bahwa mereka semua akan masuk neraka. Sewaktu dia mulai punya kekuatan militer, isi Qur’an-nya tidak lagi penuh dengan ayat² yang puitis berirama, dan isinya makin sarat dengan perintah ‘sakiti dan bunuh kafir’. Di masa awal Medinah, hal ini tidak terlalu tampak jelas karena Muhammad saat itu belum berkuasa penuh. Di akhir masa hidupnya selama 10 tahun di Medinah, Muhammad berhasil menguasai seluruh Jazirah Arabia. Di saat inilah dia menunjukkan wujud aslinya yang tampak jelas dalam ajarannya di Qur’an yang memerintahkan Muslim untuk membunuh dan menundukkan siapapun yang tak setuju dengan pesannya.
Post Reply