danlanf wrote:Ya, akan saya perangi dengan pemikiran dan ucapan, paling tidak dengan mendoakan agar Allah membukakan pada mereka jalan yang diridloi-Nya.
Sesuai dengan arti perang itu, tidak selalu dengan membunuh.
Baiklah pak dahlanf. Pada intinya Anda mengatakan bahwa perintah perang dalam Qur’an tidaklah selalu harus dengan pembunuhan, tapi juga dengan dakwah, pemikiran, dan ucapan. Amin, saya sih setuju dengan pendapat Bapak yang menurut saya mulia itu.Saya yakin sebenarnya Anda tahu (dari luasnya pengetahuan Anda) bahwa memerangi dalam hal itu tidak harus perang secara fisik (bunuh membunuh orang). Tapi pemikiran dan pengaruhnya pada jaman sekarang adalah hal yang lebih penting.
Saya tidak mau perdebatan ini jadi perdebatan kusir yang muter2 terus. Untuk menghindari ini, maka sebaiknya kita kembali pada isi Qur’an, ahadis, dan Sirat Rasul Allah.
Seperti yang telah ditulis NoMind di awal thread ini, sewaktu di Mekah, Muhammad memang melakukan peperangan melalui dakwah, pemikiran, dan ucapan. Tapi setelah di Medinah, dia tidak lagi melakukan hal itu. Sebaliknya dia mengubah aturan dalam menghadapi kafir. Jika kafirnya kafir Yahudi dan Kristen (para ahli Kitab), maka ada tiga pilihan:
1. masuk Islam
2. bayar jizya dan hidup sebagai dhimmi
3. kalau tidak mau masuk Islam dan bayar jizya, maka diperangi sampai mati
Untuk orang2 pagan non-Yahudi dan non-Kristen, hanya ada dua pilihan:
1. masuk Islam
2. diperangi sampai mati
Inilah aturan yang dibuat Muhammad ketika dia berada di Medinah. Anda boleh saja tidak setuju, tapi sumber2 Islam menyatakannya begitu. Hadis berikut adalah contoh perkataan Muhammad ketika memerintahkan Ali untuk memaksa suku Arab Bani Nakha di Mudhij, Yemen untuk masuk Islam di bulan Oktober, 631 M. Ali memimpin 300 rombongan tentara berkuda ke Yemen untuk menyerang B. Nakha di Mudhij. Dia mengumumkan kepada mereka untuk masuk Islam atau mati. Awalnya suku B. Nakha tidak mau masuk Islam. Pertempuran pun terjadi dan tentara Ali membunuh 20 orang. Pada akhirnya tentara B. Nakha kalah, menyerah dan lalu masuk Islam. Beberapa suku dari Mudhaj di Yemen juga akhirnya memeluk Islam. Pasukan Muslim menjarah apapun yang bisa mereka ambil seperti harta benda, wanita, anak2, unta, dan kambing. [Ibn Sa’d, hal. 210] Setelah itu Muhammad mengirim Muadh untuk jadi gubernur di Yemen.
Hadis Sahih Bukhari, Volume 2, Book 24, Number 573:
Dikisahkan oleh Abu Ma'bad,:
(budak milik Ibn Abbas) Rasul Allah berkata kepada Muadh ketika dia mengirimnya ke Yemen, “Pergilah kau kepada orang2 Kitab. Ketika kau tiba di sana, ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tiada yang layak disembah kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah RasulNya. Dan jika mereka mentaatimu, katakan kepada mereka bahwa Allah memerintahkan mereka melakukan sembahyang 5 kali di waktu siang dan malam. Dan jika mereka mentaatimu untuk melakukan itu, katakan bahwa Allah mewajibkan mereka untuk bayar Zakat yang akan diambil dari orang2 yang mampu diantara mereka untuk diberikan kepada orang2 miskin diantara mereka. Jika mereka mentaatimu untuk melakukan hal itu, maka janganlah mengambil barang2 terbaik milik mereka, dan takutlah akan kutukan orang yang tertindas karena tidak ada sekat antara doanya dan Allah.”
Kisah yang ditulis Ibn Sa’d dan juga laporan Hadis ini sudah jelas menunjukkan bahwa jika kafir memeluk Islam, maka harta dan nyawanya selamat dari ancaman pedang Islam. Jika Anda masih belum yakin juga, saya akan beri contoh lagi. Di bulan April, 631M, setelah para Jihadis kembali ke Medina dari perjalanan ke Tabuk untuk melakukan jihad melawan kafir, beberapa dari mereka mulai menjual peralatan perangnya, karena mereka pikir Jihad sudah berakhir. Tapi Muhammad menghentikan tindakan mereka sambil berkata, “Sebagian orang2ku akan terus berperang bagi kebenaran sampai munculnya Anti Kristus.” [Ibn Sa’d, vol.ii, hal. 205] Kapan tuh munculnya Anti Kristus? Di Hari Kiamat, bukan? Jadi perintah perang pakai peralatan perang ini jelas sampai di Hari Kiamat. Muhammad juga mengaku bahwa Allah telah memerintahnya untuk berperang melawan kafir2 sampai seluruh dunia memeluk Islam. Ini Hadisnya:
Hadith Sahih Bukhari, Volume 1, Book 2, Number 24:
Dikisahkan oleh Ibn 'Umar:
Rasul Allah berkata: “Aku telah diperintah (oleh Allah) untuk memerangi orang2 sampai mereka mengaku bahwa tidak ada yang layak disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, dan melakukan sembahyang dengan sempurna dan memberi zakat, sehingga jika mereka melakukan hal2 tsb, maka mereka menyelamatkan nyawa mereka dengan menaati hukum Islam dan lalu amal mereka akan diperhitungkan oleh Allah.”
Di tahun 631M, Muhammad mengirim Abu Sufyan b. Harb dan al- Mughirah b. Shubah untuk menghancurkan al-Lat. Al-Lat adalah dewa yang lebih baru daripada Manat, dan terletak di Taif. Al-Lat berbentuk batu kotak. [Ibn al-Kalbi, hal.15]. Setelah mereka tiba di Taif, al-Mughirah menghancurkan berhala al-Lat dengan kampak, lalu dia membakar kuil al-Lat sampai musnah. Setelah itu al-Mughirah mengancam masyarakat Thaqif bahwa mereka akan dibunuh semua jikalau mereka membalas dendam. [Ibn al-Kalbi, hal.15] Para wanita Thaqif lalu ke luar rumah dan menangis melolong dengan sedihnya atas kehancuran al-Lat. Setelah menghancurkan al-Lat, al-Mughirah mengambil perhiasan2 al-Lat berupa emas dan onix dari fondasi kuil dan memberikannya kepada Abu Sufyan. Muhammad memerintahkan Abu Sufyan untuk menggunakan harta jarahan ini untuk membayar hutang2 Urwah b. Masud dan saudaranya al-Aswad b. Masud.
Perang yang dilakukan Muhammad adalah perang beneran, pakai pedang pencabut nyawa. Itu segitu buanyak ayat2 Qur’an dan hadisnya yang menjelaskan hal itu. Contohnya banyak sekali di Sirat Rasul, Tabari, Ibn Sa’d, Suyuti, dll. Jadi jika Anda bersikeras bahwa cara berperang melawan kafir tidak hanya dengan pedang dan ancaman kematian, ya itu terserah Anda saja. Yang jelas sumber2 Islam menyatakan hal yang seperti saya kutip di atas.
Kafir itu adalah semua orang yang menolak Islam (yang benar) . Islam yang benar itu seperti apa ya terserah pengertian Muslim itu sendiri. Muhammad sendiri membakar mesjid Muslim yang baru saja dibangun saat para jemaatnya sedang sibuk siap2 sholat. Muhammad melakukan hal ini dengan menuduh para Muslim di mesjid itu adalah Muslim sesat. Jadi sesama Muslim berbeda aliran Islam boleh2 saja saling bunuh dan saling tuduh satu sama lain kafir. Bukankah itu juga yang terjadi saat ini dengan Sunni vs. Shiah, Shiah vs. Ahmadiyah, Sunni vs. Ahmadiyah, Shiah vs. Sufii, Suni vs Sufii, Suni vs. Kharajit, Wahabi vs. Salafi. Sesama Muslim (yang berbeda pandangan tentang Islam) aja halal saling bunuh, apalagi Muslim bunuh kafir.Dan sayangnya Anda tidak menyebutkan definisi kafir selain tidak percaya dengan Allah dan Rasul-Nya.
Berhenti memusuhi di sini adalah memeluk Islam, pak. Yang masih kafir dan melakukan syrik sih harus terus diperangi (pakai pedang). Lihat tuh apa yang dilakukan Abu Bakr ketika masyarakat Arab Yamami mau murtad dan menolak bayar jizya. Mereka dibunuhi sama Abu Bakr sampai yang mati berjumlah 10.000 orang. Gila tidak tuh? Abu Bakr tidak melakukan dakwah, tukar pikiran, nasehat segala dalam menghadapi Arab kafir ini. Dia melakukan apa yang sudah jelas diperintahkan Muhammad, yakni melawan kafir dengan pedang.192. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang .
Ditegaskan pula dengan hukum qishaash, misalnya Anda memusuhi dalam pemikiran dan tulisan, yang pembalasannya sama, pemikiran dan tulisan. Jika Anda tidak mengusir saya, tidak ada alasan bagi saya untuk mengusir Anda misalnya.
Ah, ya tidak begitu, pak dahlanf. Asma binti Marwan hanya menulis puisi yang mengritik Muhammad, tapi dia lalu dibunuh saat sedang tidur menyusui bayinya, dan kelima anak2nya lain yang masih kecil saat itu juga sedang tidur bersamanya. Hebatnya, pembunuhan ini terjadi di bulan Ramadan yang katanya bulan suci di mana Muslim tidak boleh membunuh.
Lalu lihat nasib Abu Afak yang juga berani2 menulis puisi kritik Muhammad. Dia (usia 120 tahun) dibunuh juga oleh orang2 suruhan Muhammad ketika tidur di luar rumahnya. Tidak peduli wanita yang sedang menyusui, kakek2 jompo, jika berani2nya mengritik Muhammad, maka nyawa mereka melayang semua. Ini sih lebih edan daripada Soeharto di jaman Orba. Si Rendra yang rajin mengritik Orba masih hidup sampai detik ini. Memang Soeharto tampaknya lebih berkemanusiaan daripada Muhammad.
Ini sih ayat2 Mekah yang sudah dibatalkan dengan ayat2 Medinah yang lebih mutakhir, pak.Salah satu ciri orang yang zalim adalah yang tidak mengindahkan larangan dalam ayat ini, Q.49.11.
Mohon cantumkan sumbernya agar kita semua bisa memeriksanya.Berdasar syariah, jika terbukti tanpa sengaja sama dengan hukum di negara kita, yakni berdasar kerelaan keluarga korban, yakni membayarkan denda ke ahli waris korban, dan karena sudah tidak ada budak berarti bayar denda ke pemerintah, atau kerja sosial.
Mohon dilihat lagi peraturan tiga pilihan yang ditetapkan Muhammad di atas:Melindungi yang tidak memusuhi dan tidak membantu musuh.
1. Masuk Islam; 2. Bayar Jizya (bagi orang2 Kitab); 3. Diperangi sampai mati. Yang tidak memusuhi adalah orang yang melakukan hal nomer 1 dan 2.
Yahudi Medinah itu membantu Muhammad di Perang Uhud dan Perang Parit (Khandaq). Mereka tidak pernah melanggar janji perdamaian dengan Muhammad. Sebaliknya, Muhammad sendiri yang melanggar perjanjian damai itu dengan menyerang Yahudi An-Nadir terlebih dahulu.
Bukankah Muhammad sendiri yang melanggar perjanjian damai perjanjian damai Hudaibiya dengan orang Quraish di Mekah? Q 9:5 yang dikenal sebagai ayat pedang membatalkan pengampunan apapun yang diberikan kepada kaum pagan Mekah. Dua tahun setelah Muhammad menaklukkan Mekah, dia mengirim Abu Bakr ke Mekah untuk mengancam mati semua pagan yang masih belum memeluk Islam.9:7. “Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidil haraam? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”
Orang kafir yang harus di perangi (dengan perkataan/peringatan 8:3 adalah yang menghalangi dari jalan Allah (8:36), jika mereka telah berhenti dari menghalangi dari jalan Allah, Allah yang lebih tahu (8:39), biarkan saja Allah yang bertindak, jika mereka tetap tidak mau mengikuti peringatan kita, kita diperintah untuk berlindung pada Allah (8:40). Tidak begitu??
Wah, saya sih setuju sekali dengan pendapat pribadi Anda yang, menurut saya, baik hati, pemurah, dan penyabar ini. Tapi sebaiknya kita kembali lagi ke sumber2 Islam untuk bisa melihat jelas apa yang dimaksud Muhammad tentang perang melawan kafir.Saya tidak setuju dengan penindasan karena sangat jelas dilarang oleh ArRohman, apalagi kepada kaum minoritas yang kebanyakan adalah kaum yang tidak mengetahui.