lho? kamu lupa kalau kita disini justru sedang menguji benarkan Alquran itu? kalau ternyata Alquran dan hadits salah, ayat2 apapun pada Alquran dan hadits tidaklah kredibel.Moslem wrote:Tergantung bagaimana allah memandangnya, jika Allah sayang pada hamba tsb maka musibah bermaksud mengampuni hamba tsb (ADA BANYAK ayat Quran/hadis ttg hal ini, maafkan saya lupa
well, kalau begitu untuk apa perintah memberikan zakat, sedekah, dll? Allahkan bisa tinggal memberi musibah ini ke mukmin supaya dosa mereka dihapus. dan jika allah Maha Penyayang dan Maha Adil, bukan hanya mukmin, tetapi juga para kafir untuk menebus dosa2 mereka. apakah Allah berat sebelah? Allah Yang Maha Adilkah itu?misalnya bahwa Allah menjadikan musibah bagi orang mukmin untuk mengampuni dosanya/karena mukmin tadi udah banyak dosa sehingga jika Allah sayang, maka supaya dosanya terhapus maka Allah memberi musibah padanya sehingga di hari pembalasan tidak banyak-banyak dosanya.
well, masalahnya apakah keyakinan kalian ini dapat dipertanggungjawabkan bukan secara self proclaim.Mungkin pernah dengar, seringkali kami umat Muslim mengatakan bahwa musibah itu mempunyai dua makna: 1. Sebagai rahmat pengampunan (agar manusia tersadar dari kesalahannya) 2. Sebagai Azab/hukuman.
sebab Allah Maha Benar, dan ia tidak akan membenarkan 1 saja perbuatan yang salah, seklaipun dalam keadan apapun. lebih2 apabila manusia tersebut masih ada kehendak bebas (si miskin masih punya pilihan untuk tidak mengambil uang itu untuk dirinya sendiri).Kenapa Valkyrie tahu bahwa Allah tidak menyukai si miskin tsb? Si miskin memang seharusnya tidak berhak atas uang tsb, akan tetapi katakanlah, si miskin menemukan selembar 500 rupiah sedikit robek yang terapung diatas laut. Sesungguhnya Allah tidak membebani hambaNya diluar kemampuannya dan semua keduniawian sesungguhnya milik Allah, manusia hanya sekedar meminjam saja.
mengapa Allah harus melanggar sifatnya Yang Maha Benar? bukankah ia sendiri Maha Kuasa untuk memberikan uang ke si miskin tanpa harus membuat si miskin mengambil apa yang bukan haknya?
itulah dasar ajaran agama benar yang saya anut, dan kenyataannya dapat dipertanggungjawabkan baik di hadapat Allah maupun di hadapan manusia.
bukankah masih ada pilihan lain: menyerahkannya ke kantor polisi?hklak mulia adalah mencari tahu siapa pemilik uang tsb. Namun dalam hukum/fikih Islam dikenal kaidah-2 bagaimana adab ketika menemukan barang hilang. Yang jika pada tahap terakhir tetap tidak diketahui siapa pemiliknya, maka uang tsb dapat digunakan oleh si miskin. (Maaf saya tidak mengurai bagaimana dasar hukumnya, karena saya butuh waktu u/ mencari referensinya).
silahkan kamu ajukan dasar2 hukumnya, sebab sebenarnya sudah jelas kacaunya konsep ke Allahanmu yang ternyada sifat ke- Maha-anNya yang satu ternyata dapat digugurkan sifat ke-Maha-an yang lainnya.
lalau apa istimewanya Allah yang seperti itu?
Allah sudah mengatur segala hal yang pokok dan yang relatif in one solution namely ISLAM. BEST ISLAM!
klaim tanpa dasar itu murah.
silahkan tunjukkan kalau memang Islam is the best.
apakah ini berarti Allah akan mengampuni juga orang yang menyekutukanNya? bukankah ini bertentangan dengan Alquran sendiri?Artinya, jika seorang mukmin berdosa sekalipun sebanyak buih lautan, jika ia bertobat akan diampuni. Jika punya dosa terhadap orang lain maka amal kebaikannya dikurangi dan diberikan kepada orang yang terzalimi tadi. Soal ini hanya Allah yang tahu bagaimana cara pengaturannya. Tapi disisi lain, sekalipun orang tsb melakukan kebaikan-kebaikan sebanyak 7 gunung dan 7 samudra, tapi dia tidak beriman (tidak islam/tidak mengakui bahwa Allah SWT adalah tuhan atau bos mereka/tidak loyal), Allah don't care at all. That's the prerogative authority of Allah! Kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh bukan mukmin bagaikan fatamorgana karena dia melakukan kebaikan atas hawa nafsu (meski itu nafsu baik) dan menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya dan bukan karena Allah SWT. Allah hanya menerima orang mukmin (total submission). Dunia hanyalah panggung sandiwara, anda bisa berbuat baik atau buruk, jadi milyuner atau orang miskin, tampan/cantik atau tidak tampan/cantik, akan tetapi disisi Allah, Allah hanya menilai siapa yang beriman dan siapa yang tidak mau beriman. Dunia adalah ujian (test case) siapa orang yang sungguh-2 beriman dan siapa yang pura-2 saja. Namun kebaikan orang yang tidak beriman tidaklah diabaikan sama sekali oleh Allah, hanya menentukan posisi mereka di neraka, neraka yang teringan atau terberat (tergantung kadar amal/dosanya) tapi kekal, sebagaimana orang mukmin dihukum di neraka sementara waktu (tergantung kadar dosanya), dan diberikan tingkat-tingkat surga (tergantung amal baiknya). Siapa yang tidak beriman, akan menyesal kelak...!
juga otomatis menggugurkan paham yang kamu tulis sendiri yang tentang Allah Maha Tidak Mengampuni yang diyakini Islam.
dan aku sudah beriman atas agama benar, bukan agama yang penuh self proclaim, lip service, dan tidak dapat menunjukkan konsistensinya. jadi aku tidak cemas masuk neraka. seharusnya Moslemlah yang cemas karena mengira Allah selemah itu (Allah tidak konsisten, Allah mengizinkan berbohong, Allah berkontradiksi, allah saling meniadakan satu sifatnya, etc) bukankah sifat2 itu malah menghina Allah sendiri?
Sudahkah anda pernah berpikir bahwa iman kepada Allah adalah perkara besar dan apakah iman itu sebenarnya? Jika saya boleh menafsirkan, iman adalah sebuah paket cahaya penyusun sesuatu, tanpa iman sesuatu tersebut tidak akan menjadi bermakna. Sayangnya saya belum bisa menjelaskan hakekat iman sebenarnya hanya meraba saja.
memang iman kepada Allah adalah perkara yang besar. makanya aku beriman kepada Allah Yang Maha Benar melalui agama benar. kita tidak bisa beriman kepada Allah dengan menggunakan Agama yang palsu, tidak konsisiten, penuh self proclaim, dan tidak bisa membuktikan kebenarannya.
kalau begitu kamupun tidak bisa mengatakan bahwa Allah Islam konsisten, sebab bukankah kunci perkaranya ada padaNya? jangan2 memang Alquran tidak konsisten, salah satu kunci perkara yang dirahasiakanNya.Hanya disisi Allahlah kunci-kunci perkara ghaib/hikmah-2/konsisten/ketidakkonsistenan.
itu pendapatmu sebagai manusia bukan sehingga merupakan gaya nalar manusiawimu? juga deduksi adalah gaya nalar manusia. apa ada ayat di Alquran yang mengatakan deduksi adalah gaya nalar Allah?Saya tidak menafikan cara-cara interpretasi terhadap suatu kitab. Akan tetapi patokan unsur-unsur kebenaran haruslah diambil dari kitab tsb (deduksi) baru manusia menafsirkannya.
dan paling penting, apa dasar hukumnya kalau Alquran itu bisa dijadikan acuan untuk melakukan deduksi? dari Alquran sendiri? lol
contoh kacaunya deduksi Islam:
dalam sejarahnya, Alquran tertulis bahwa bumi itu datar (dengan kata "menghamparkan= daha'a) . bahkan Majelis ulama di Mesir sempat mengeluarkan fatwa berdasarkan ayat2 Alquran bahwa bumi itu datar. lalu semenjak terbukti sebaliknya, Fatwa tersebut ditarik. dan definisi "dah'a" diganti menjadi bulat telur (padahal tidak ada dalam sejarah bahasa arab kuno "daha'a" yang berarti bulat telur). arti bulat telur ini baru ada sejak diketahui bahwa bumi itu bulat, itupun tidak semua kamus arab menulisnya. (kamus2 resmi pemerintah arab dan mesir tidak emnyebutkan daha'a sebagai bulat telur).
apakah itu karena maksud Alquran adalah definisi di masa depan? tidak, istilahnya baru diganti setelah diketahui bahwa bumi itu bulat. jadi kelihatan ternyata Al quran yang mengikuti sains, bukan sebaliknya.
jika sebaliknya, maka makna Daha'a = bulat telur harus ada pada zaman kuno sekali (lebih bagus lagi zaman Muhamad).
kenyataanya, bumi bukan bulat telur tetapi bulat pepat, kita lihat saja nanti apakah definisi ini akan diubah lagi oleh para moslem.
kelihatan kalau dalam deduksi tersebut, Alquranlah yang malah menyesuaikan diri dengan hal2 diluar dirinya. acuannya malah bukan Alquran melainkan sains, dan makna sebenarnya dalam Alquran terpaksa diganti2 untuk menyesuaikan diri dengan sains.
deduksi semacam ini (yang sebenarnya bukan deduksi lagi namanya, tetapi korup) bisa dilakukan oleh agama manapun dan hasil akhirnya adalah sensless and poitless. setiap agama hanya tinggal melakukan hal yang sama yang dilakukan Islam untuk mendukung imannya akhirnya tdaik akan ditemukan titik temu.
kalau kamu mau bilang, "sebab Al Quran bilang demikian", bukankah lagi2 self proclaim? agama manapun juga dapat melakukan itu.
baca lagi tulisan Athan di atas. agaknya kamu tidak memabcanya sehingga tidak mengerti apa arti "moral teologi".Sementara, para pendukung Moral/Theology, saya tidak tahu darimana mereka mengambil dasar hukumnya.
nah, kalau salah, tunjukkan saja kesalahannya. kamu nggak perlu bilang,"ini salah, itu salah" tetapi kamu nggak menunjukakn letak kesalahannya. (Seriously, siapapun bisa melakukannya terhadap Islam dengan mengatakan Alquran adalah buatan manusia belaka dan tidak ada dasar hukumnya bahwa Alquran adalah sabda Allah selain klaim Alquran sendiri)
pelajari lagi moral teologi yang diajukan Athan.Di Islam ada hukum cara berpakaian bagi seorang muslimah secara lebih rinci bahkan nggak boleh kelihatan rambutnya bagi wanita dewasa, entah dia orang islam Saudi, orang islam Afrika, orang islam Aborigin, orang islam suku Asmat, lha apakah Moral Theology menyangkut hal tsb?
lantas bagaimana dengan Allahmu yang relatif dan tidak absolut? misalnya pada saat tertentu Allah menizinkan perbuatan salah. itukan menunjukakn Allahmu itu relatif.saya malah khawatir moral theology akan merelatifkan masalah, yaitu jika orang Asmat nggak pakai jilbab maka itulah namanya kebenaran, jika orang Arab pakai jilbab maka itulah kebenaran juga. Kami tidak mengarang-ngarang sendiri bagaimana untuk memahami sifat-sifat Tuhan, semua sudah ada di Quran. Saya malah curiga, jangan-jangan moral theology adalah cara baru untuk pemujaan berhala, yaitu Tuhan dicari-carikan perspektifnya menurut apa yang diyakini atau diupayakan.
bukankah kamu sendiri juga bilang Allah itu dinamis dan fleksibel (bukan absolut)?
jika orang sudah tahu (atau setidaknya yakin) bahwa Alquran dan Islam itu bukanlah dari Allah, lantas untuk apa menurutinya?Dan yang paling sesalkan adalah banyak orang Islam tidak mau memakai hukum Islam tapi pakai cara-cara sendiri seperti sesajen, sekularisme, tidak berhukum pada syariat Islam, dsb:
inilah yang harus kamu buktikan: Bahwa Alquran sungguh2 sabda Allah dan terjamin dari kepalsuan atau kesesatan.
mau tdiak mau, kamu harus pakai cara manusia (moral teology yang diajukan Athan sangat baik), sebab jika kamu bilang, "Alquranlah yang menjamin", maka itu hanya self proclaim dan semua agama juga bias tinggal bilang begitu.
aku memegang baik taurat maupun injil. aneh sekali kamu mengira aku tidak memegang taurat.ika Taurat mendahului Injil (Asli mendahului Palsu), kenapa kamu nggak ngimani Taurat aja menjadi satu-satunya ajaran dalam hidup kamu. Anda membuat suatu kontradiksi. Jika nabi Ibrahim as adalah mendahului Musa As, maka seharusnya anda mengikuti milah (ajaran) Ibrahim bukan Taurat. Bagi pemeluk milah Ibrahim, seharusnya dia mengikuti ajaran Adam AS dan bukan milah Ibrahim. Dan Adam AS menerima wahyu darimana? Dari Allah SWT donk! So, kembalilah/ikutilah kepada ke Allah SWT..
Injil sudah terbukti kebenarannya melalui Taurat, sehingga injil dapat dikatakan asli sebab lulus ujian dari pendahulunya Taurat) memang ada mitos2 dalam Islam tentang Injil tidak sesuai dengan Taurat, tapi itu sudah dibantah semuanya di www.ekaristi.org . kalau mau bicara injil, bicara saja di situs tersebut, aku akan menemanimu di sana. ini adalah topik tentang islam, kita fokuskan di agamamu. jangan melakukan fallacy, "tu quo quo" lagi.
nah, ini logikanya:
Ajaran Abraham meluluskan Taurat, Taurat dan Abraham meluluskan injil, tetapi ajaran Abraham, Taurat, dan Injil (baik dipadukan atau tidak) akan menggugurkan Alquran.
agama benar sudah lulus ujian, tetapi Alquran sama sekali tidak lulus ujian sehingga satu2nya kitab yang bisa dipegang hanya Alquran.
agama2 yang mengklaim agama Ibrahimi hanya Islam saja yang tidak memegang taurat (artinya meremehkan sabda Allah yang sebelumnya) sementara Yahudi dan kristen memegang kitab Taurat juga.
kok kamu tahu kalau Adam itu sesudah zaman neolitikum? apa buktinya?Cara lain yang lebih ekstrem, sebelum Adam AS adalah jaman purba neolitikum (masih asli tentunya, belum kena polusi Smile ), maka kembalilah kepada ajaran kaum Pagan.
So, logika yang benar adalah yang terakhir menggenapi/menyempurnakan yang terdahulu, milah Musa disempurnakan dengan milah Muhammad. Is it clear, Val? OTOH, Windows XP menyempurnakan Windows 1.0, 2.0, 3.0, 95, 98, 2000.
kalau logikamu begitu, silahkan memeluk agama yang kubuat ditopik ini. bukankah lebih baru dari pada Islam?
silahkan juga peluk agaam Lia Eden, Maormonsim, etc yang jauh lebih baru dari pada Alquran.
kalau kalian menuduh mereka "ajaranmu tidak sesuai dengan Alquran", maka munafik sekali, sebab mereka bisa memberikan dalih yang sama, "Ajaranku meggenapi Alquran, ingatlah prinsip teknologi"
nah, berarti ada pilihan lagi untukmu:
1. menggunakan prinsip teknologi, mau tidak mau, kamu harus memeluk agama paling baru walaupun tidak sesuai dengan Aquran. sebab bukankah yang baru emnyempurnakan yang lama?agama2 baru juga dapat berdalih demikian
2. menggunakan prinsip asli mendahului palsu, toh kalian sudah melakukannya terhadap Lia Eden. kalau kalian pilih ini, Islam dan Alquran harus dapat dipertanggungjawabkan terhadap taurat dan Injil (seperti halnya kalian menggunakan Alquran untuk membantah Lia Eden).
silahkan pilih. aku tunggu.
nah, perlu kamu lihat lagi logikamu itu. jika yang terakhir menyempurnakan yang lalu, maka harus ada nubuatan bahwa akan ada yang terakhir itu. apakah ada? tidak. malah dalam injil, tertera bahwa tidak akan ada lagi nabi setelah Yesus, jika ada nabi baru (termasuk muhammad yang baru datang setelah Yesus), maka nabi itu adalah palsu.
justru kalian tidak bisa melihat bidaahnya Alquran karena kalian punya sifat2 itu.Adapun kenapa orang non muslim sulit meyakini Islam adalah bukan karena Islamnya yang salah, akan tetapi rasa superior, fanatis buta, idealisme golongan, misinterpretasi, rasa permusuhan, penyesatan opini, sungkan pada orang tua/mertua, dsb, maka inilah yang terjadi didunia yang fana ini....
sebab agama benar membuktikan klaimnya, ettapi agama palsu tidak membuktikan. lantas apa bedanya agama tersebut dengan lia Eden yang juga punya nubuatan2? ngomong2 ada nubuatan Lia Eden yang terpenuhi: ia mengatakan akan ada bencana besar karena orang2 Islam menolaknya, alhasil, setelah itu ada bencana Gunung merapi dan Lumpur Sidoarjo. mengapa Islam menafikkan agama Lia Eden? sungguh munafik sekali. jangan egois dong.Jika anda merasa yakin bahwa nubuatan sudah disempurnakan dalam ajaran agama sekarang, kenapa anda menafikan ajaran lain yang juga menubuatkan serupa. Berarti anda egois donk.
well, jika demikian, kebenaran bersifat relatif. apa yang menurutmu benar adalah benar. apa yang menurutku benar adalah benar. konsisten dengan pendapatmu sendiri, apa yang menurut:Silahkan, anggap ajaran anda benar dan Islam yang salah dan sebaliknya Islam benar dan ajaran anda yang salah. Perkara selesai dan segala perdebatan dapat diakhiri.
1. orang2 yang tidak mau pakai jilbab
2. orang2 yang tidak mau melaksanakan syariat
3. orang2 yang memilih Lia Eden sebagai nabinya
4. orang2 yang memilih Ahmadiya sebagai ajaran islam murni
5. etc
adalah benar dan jangan memaksakan bahwa mereka salah.
aku dari dulu adalah penganut paham kehendak bebas, manusia boleh mengatakan agamanya yang paling benar (konsekuensinya ia harus dapat memepertanggungjawabkan pernyataannya) tetapi tidak boleh memaksakan agamanya.
kenapa Islam justru tidak emlakukan keyakinanmu itu? kenapa Islam meminta Lia Eden dan Ahmadiyah melakuakn syiar bagi agamanya? kenapa arab saudi tidak emngizinkan umat kristen melakukan ibadah secara terbuka?
jadi pernyataanmu itu seharusnya kamu tanyakan kepada ajaran sialm dan para Moslem sendiri.
aku hanya mengatakan kalau ajaran islam itu salah namun tetap emngakui eksistensi agaam SIlam dan Islam boleh berkembang dimanapun mereka mau asal tdiak emngagnggu lainnya (Paus emnunjukkan sikap yang sama dengan mengizinkan Islam berkembang di Roma) , tetapi Islam melakukan yang lebih jauh lagi : menolak eksistensi agama lain.
ingat juga sejarah bagaimaan umat Hindu di tanah jawa diusir kebali sejak kerajaan Islam mulai berkuasa.
jadi kalau kamu anggap kurang menghargai agamamu, maka kamu (dan ajaran islam yang memang mengizinkannya) justru jauh lebih parah.
betul, namun bagi injil, setelah Yesus tidak akan ada lagi nabi kecuali nabi palsu (artinya Muhamamd yang ada setelah Yesus adalah termasuk nabi palsu)Di Islam juga dikenal adanya nabi palsu. Ini bukan nubuatan yang luar biasa bagi kami. Injil, alQuran bahkan mungkin taurat mengakui adanya fenomena nabi palsu. Contoh 'nabi palsu' jaman modern: Mirza Ghulam Ahmad (India), Lia Eden atau anaknya (Indonesia), Saibaba (India), dll. Jaman nabi Muhammad: Musailima (Arabiyah).
lihat signatureku dan bandingkan dengan fakta2 yang ada. Islam saat membunuh umat2 kristen atas agama mereka di Eropa Timur dan menyeret setidaknya 1/3 umat dalam kesesatan (termasuk Turki) menyangka bahwa mereka melakukannya bagi Allah.ika ajaran agama anda yang benar, seharusnya ajaran agama anda tidak sekedar menyinggung adanya nabi Palsu (misal Muhammad). Akan tetapi memberi ruang khusus dalam kitab anda tentang fenomena yang terjadi sesudah Isa diturunkan. Misal berkembangnya ajaran Muhammad yang justru membahayakan kelanggengan/kemurnian ajaran Injil. Ajaran Injil seharusnya tidak naif/pasif, akan tetapi memuat bab khusus tentang fenomena kejadian sesudah Isa AlMasih, yaitu adanya ancaman serius dari ajaran Islam yang mengkopi paste ajaran Injil dan Taurat. Tentu Tuhan Maha Melihat dan pro aktif dan menjadi aware/antisipatif dan tidak membiarkan/melepas begitu saja kemungkinan fitnah ini, sehingga tidaklah mungkin umat Yesus tidak diberitahu tentang 'VIRUS WABAH BESAR' dari ajaran Muhammad dan bagaimana umat kristiani dapat mengatasinya secara lebih insentif dan bukan hanya sebuah/sepotong kalimat adanya nabi palsu begitu saja.
sampai sekarangpun, berbagai intimidasi, propaganda, dan kejahatan yang dilakukan Islam terhadap Kristen berdasarkan ajaran agama Islam (para moslem sangka mereka lakukan itu sebagai tanda bakti bagi Allah) sesuai nubuatan bukan?
lihat lagi bahwa dikatakan penyesat itu "tidak mengenal Bapa maupun Aku (Yesus)". memang kalian tidak mengenal Allah Bapa dan Putra (Yesus), sebab bagi kalian, Allah bukanlah Bapa maupun Putra, melainkan Dzat.
umat Kristen sudah dapat melihat bahwa nubuatan Yesus tentang pembinasa dan penyesat keji ini sedang tergenapi oleh keberadan Islam.
dan lagi kalau kamu bilang begitu, mana nubuatan dalam Alquran yang menyatakan kesesatan Ahmadiyah, Lia Eden, dll tersebut di atas?
nggak ada bukan? apakah berarti Alquran menunjukan Allah Yang tidak maha melihat, tidak aware, etc yang kamu accuse ke aku?
argumenmu ini hanya menusuk lehermu sendiri.
tuduhanmu serius. tunjukakan bukti2 pernah terjadinya pemalsuan Taurat dan injil.Yang kontradiksi, disisi lain, justru ajaran Muhammad yang bercerita soal-soal terdahulu misal tentang umat-umat yang merubah isi kitab dan juga bercerita tentang masa depan dunia sesudah meninggalnya Muhammad. So, bagaimana kontradiksi ini dapat terjadi? Marilah kita mencoba tidak berpikir naif dan saklek...
kalau Allah tidak dapat melindungi Taurat adn Injil dari kepasluan, jangan2 Alquranpun juga tidak terlindung dari kepalsuan.
kamu akan bilang, "Allah menjamin bahwa Alquran tidak akan dapat dipalsukan" dengan mengajukan ayat2 Alquran.
sayang sekali, di kitab taurat dan Injil, ada jaminan yang sama bahwa Taurat dan Injil terlindung dari kepalsuan.
dan akupun bisa menurunkan surat di Al Grav,
Nibelung Valesti 6: sesungguhnya, Alquran sudah diubah2 oleh manusia sehingga Aku (Allah) menurunkan kitab ini. Aku jamin Kitab ini terlindung dari kepasluan.
nah, sekali lagi, klaimmu itu bisa dibuat oleh agama manapun juga.
silahkan lihat link ketdiakilmiahan Alquran di atas. kalau aku pikir, "kok bsia ayat2 Alquran banyak yang bertentangan dengan sains" jawabannya adalah, "akrena Alquran bukan wahyu Allah".Fenomena yang sering terjadi juga adalah jika suatu kejadian di alam sesuai dengan ayat AlQuran, maka orang bilang bahwa Islam hanyalah pro-claim, hanya mengekor orang barat, tidak menemukannya sendiri, hanya mengaku-aku, dsb. Pikiran yang aneh. Orang Islam yang menemukan atau tidak itu hanya relatifitas dalam kehidupan dan nggak bisa dijadikan sebagai sebuah premis. Yang betul seharusnya kan adalah lho koq bisa cocok ya? Khan itu toh yang seharusnya dipikirkan. Bagi kami karena islam adalah suatu ajaran deduksi (karena sudah terekam di Lauhul Mahfuzh sebelum kejadian didunia tercipta) dan bukan induksi, maka kami meyakini bahwa setiap kejadian sudah disebut dalam AlQuran, dan jika suatu kejadian bertepatan dengan nilai alQuran maka tidak mengherankan bagi kami, karena memang sudah termaktub dalam Quran. Akan tetapi bukti tsb akan semakin mempertebal keyakinan kami. Masalah deduksi-induksi mungkin dapat dijabarkan selanjutnya, karena saya butuh waktu untuk menguraikannya (dan bukan copy paste).
dan lagi, sains dalam Alquran emmang banyak sekali yang kalian buat2, diantaranya emngubah2 makna2 sesungguhnya kata2 yang ada dalam Alquran supaya sesuai sains.
belum lagi korupsi ketidakcocokan dengan sains yang kalian pas2kan (padahal memang tidak cocok, cuma dibuat2 seolah2 cocok)--->dikenal dengan pseudoscientist
agama apapun bisa melakukan korupsi ini.
well, sejauh ini memang tidak ada muslim yang dapat mempertanggungjawabkan imannya dengan baik. di mana Allah Islam yang membela mereka (seperti hlanya katanya Islam Allah memberi hikmat kepada Ibrahim untuk membela imannya di hadapan Firaun)? mengapa Ia tidak menurunkan hikmat kepada Orang2 Islam ini untuk mempertanggungjawabkan iman mereka sekaligus syar agama Islam?PS: Jika saya tidak bisa menjawab itu tidaklah menunjukkan/membuktikan Islam salah/nggak sempurna, dsb, Tidak naif. Tapi karena saya yg benar-benar kurang ilmunya. Saya tidak dapat menjadikan seseorang percaya atau tidak percaya itu adalah urusan/itikad/kemauan anda dengan Allah SWT. Ayat-ayat yang saya sampaikan mohon dibaca dan direnungi, jangan hanya sekedar dianggap pelengkap tulisan aja...
yah, Allah Islam memang tidak ada. Allah yang benar adalah Allah yang mendirikan agama benar, bukan agama yang penuh self proclaim, kontradiksi, dan kekacauan.