Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Khusus bagi debat-diskusi one-to-one secara serius dan intelektual seputar Islam yang dimoderasi dengan ketat. Anggota yang melontarkan caci-maki dan hinaan yang bersifat ad-hominem akan dikeluarkan dari forum khusus ini. Silakan kontak Forum Admin atau Moderator untuk mendapatkan akses di Ruang Bedah Islam.
Locked
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

@Moderator

Kog quote Mas Adadeh terpotong2 ya ...ada apa ini ?

@Mas Adadeh

Saya beri anda waktu untuk kembali meneliti perawi anda hingga hari selasa (senin saya cuti ^.^V) .Jika argument anda tetap sama, saya akan mulai mengcounter anda.

Keterangan dari Moderator:
Baca aturan kutip di sini:
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... te-t10052/
Hanya kutip kalimat yang bersangkutan saja, dan tak perlu kutip seluruh posting/paragraf. M.
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

Ok, sepertinya msh tetap sama....dan sblmnya sy mhn maaf kmrn blm bs reply krn begitu sibuk.
Adadeh wrote:
Ada 8 penyampai kisah di hadis Ibnu Kathir berikut:
Image
Rantai penyampai cerita:

Said Bin Yahya >> ayahnya >> M. Ibn Ishaq >> Az Zuhri >> Ubaidullah Bin Abdullah >> Ibnu Abbas >> Umar Bin Khattab .


1. Muhammad/Allah SWT

Perawi hadis Ibnu Katsir di atas ternyata adalah para penyampai hadis yang terpandang. Hadis itu bersumber langsung dari Muhammad, lalu dari Umar (merupakah Sahabat Nabi tingkat tertinggi), lalu Ibn Abbas.

Jenis hadis yang bisa diterima kebenarannya disebut sebagai Hadis Maqbul (diterima), dan yang tidak diterima disebut sebagai Hadis Mardud (ditolak). Karena isi hadis sesuai dengan ayat Qur’an dan perawinya terpandang, maka tentunya hadis di atas (no. 34526) termasuk Hadis Maqbul.

Berdasarkan muntaha sanad (siapakah rantai penyampai kisah), maka terdapat empat jenis hadis:
1. Qudsi (suci, bersumber langsung dari Muhammad, bersangkutan dengan turunnya ayat Qur’an)
2. Marfu (bersangkutan secara langsung/tak langsung pada ucapan dan tindakan Nabi, disampaikan oleh sahabat Nabi)
3. Mauquf (bersumber dari sahabat Nabi)
4. Maqtu’ (bersumber dari tabi’in atau generasi Muslim SETELAH jaman para sahabat Nabi)

Hadis no. 34526 di atas bersangkutan langsung dengan turunnya ayat Qur’an 66:1 dari Allah/Muhammad. Berdasarkan sanadnya, hadis seperti ini merupakan hadis tertinggi, yakni hadis Qudsi.

Berdasarkan isi atau pesannya, suatu hadis dikelompokkan dalam empat jenis utama:
1. Sahih (sempurna)
2. Hasan (bagus)
3. Da’if (lemah)
4. Mawdu (palsu)

Hadis sahih adalah hadis yang (i) beraturan (bisa dirunut dari mana sumbernya), (ii) isinya tak bertentangan dengan Qur’an, dan (iii) para penyampai kisah bisa dipercaya. Hadis sahih yang memenuhi ketiga kategori ini disebut sebagai sahih mutlaq atau sahih li zatihi. Hadis no. 34526 di atas jelas sangat beraturan, karena bisa dilihat sumbernya berasal dari Muhammad, lalu Umar, lalu Ibn Abbas, dll, sampai ke Said bin Yahya. Mereka semua dipercaya di dunia Islam, dan hadis² lain dari mereka seringkali dikutip Bukhari, Muslim, dll. Isi hadis 34526 itu juga tak bertentangan sama sekali dengan isi Qur’an. Semua Muslim melek Islam tahu betul bahwa Muhammad memang halal ngesex dengan siapapun di ranjang mana pun di Medina (kalo di Jakarta sih tentunya dia udah dirajam mampus). Muslim di Medina tak akan ada yang menegurnya. Dengan begitu, hadis no. 34526 sudah jelas merupakan hadis qudsi maqbul yang sahih.
Thanks Mas Adadeh, saya rasa anda mulai mengerti dgn apa yg saya inginkan. Meskipun argument diatas masih banyak salah disana sini....tapi saya hargai usaha anda krn anda sedikit lebih maju daripada teman-teman seperjuangan anda yang full copas tanpa menuangkan argumentnya kecuali omongan2 kurang intelek.

Sebelum saya counter hadist anda...saya akan jelaskan letak – letak kesalahan anda :

1.Hadist anda itu dalam rantai perawinya berujung pada Ibnu Abbas atau Umar Bin Khatab.... jadi, hadist anda itu bukan hadist Qudsi tapi hadist Mauquf

2.Hadist Qudsi itu adalah hadist yg disandarkan pada perkataan Allah melalui Rasulullah, contohnya :
“Rasulullah berkata, Allah berfirman :.......”
Sedangkan hadist anda diatas, jgnkan mengatakan “Allah berfirman”, “Rasulullah Berkata” pun juga tidak.

3.Jika anda menyebut Muhammad dgn garis miring Allah SWT, maka saya tidak heran jika argument dan karya – karya anda hanyalah sekumpulan fallacy.

4.Hadist Qudsi adalah klasifikasi berdasarkan ujung sanad dan hadist tertinggi (shahih) ditentukan berdasarkan keaslian hadist....bukan berarti hadist Qudsi itu otomatis shahih karena semua hadist masih perlu diteliti untuk bias diterima atau ditolak. Jika sanadnya terputus dan matannya janggal, hadist Qudsipun bias ditolak dan dihukumi dhaif atau maudhu’.

5.Hadist yg anda ambil itu dari At Thabari bukan Ibnu Katsir

Ok, kita kembali ke laptop. Sbnrnya saya lebih suka jika anda menentukan derajat suatu hadist bukan berdasarkan asumsi anda karena hadist itu memiliki disiplin ilmu tersendiri dan orang-orang yg menentukan, menghukumi, dan mengkritisi suatu hadist...seharusnya para ulama ahli hadist, bukan anda atau saya. Beberapa hari ini saya mencari tau apakah pendapat ulama ahli hadist tentang hadist yg anda hadirkan itu, hasankah, dhaifkah, atau maudhu’ kah....tapi jika anda bilang hadist anda itu shahih, ehmm....logikanya begini :

Jika hadits tersebut memiliki hujjah cukup kuat, pastinya kita tetap bias melihatnya dalam Tafsir Ibnu Katsir Versi Shahih. Walaupn anda sebut itu “menghilangkan”, tentunya hadist itu tidak sembarang hilang karena jika penyeleksian hadist diibaratkan suatu kontes....maka hadist anda tidak lulus qualifikasi, harus angkat koper lalu angkat kaki....

Berikut satu – satunya link yg saya temukan yang menjelaskan derajat hadist anda :

Mariyah Alqibtiyah Ummu Ibrahim

Image

Bukan berdasarkan opini anda tau saya...kita ambil jalan tengah. Berdasarkan link itu (jika anda bs menemukan link lain yg menjelaskansecara gamblang ttg derajat hadist anda, silahkan anda hadirkan), derajat hadist anda tidak shahih. Meskipun sanadnya bagus tapi statusnya mursal, artinya sanadnya terputus....dan arti dari segala artinya bahwa hadist anda itu maudud ( tertolak ) karena masih family sama hadist dhaif, and absolutely weird and wrong...jika anda gunakan hadist itu sbg hujjah itu sama seperti anda menggunakan kabar burung untuk menentukan skala gempa Sumatera.

Sekarang pertanyaannya, sanad bagus tapi terputus....kenapa ya?

Selidik punya selidik, saya menemukan nama Muhammad Ibnu Ishaq...yg sepertinya, sengaja atau tidak, anda lewatkan profilenya. Dalam kitab Tahzibul Kummal... ada banyak ulama yg pro dan kontra ttg beliau, tapi meskipun beliau banyak kekuarangan, tidak semua hadist darinya ditinggalkan...tak terkecuali Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadist juga darinya meskipun secara ta’liq TAPI untuk kasus Mariyah Alqibtiyah, saya berani jamin....bahwa Bukhari Muslim tidak pernah meriwayatkan darinya. Hadist Bukhari yg anda katanya “penguat” hadist diatas, akan kita ulas nanti.

Kembali ke pokok pertanyaan : sanad bagus tapi terputus....kenapa ya?

Dari sisi kekurangan, beliau dikenal sbg perawi mudallis...yg artinya perawi yang menyembunyikan aib dan kecacatan suatu hadist sehingga terlihat seolah-olah baik. Mari kita lihat beberapa catatan kaki beberapa hadist lain yg diriwayatkan darinya dimana tertolak karena ditenggarai melakukan tadlis...:

Silsilah Hadist Dhaif Dan Maudhu

Image

Bulughul Maram

Image


Jika kita hubungkan kembali pada hadist anda...kenapa sanad yg bagus tapi tidak mencapai derajat shahih, status mursal dgn perawi mudallis. Menurut asumsi saya....mungkin ada kecacatan dari hadist tersebut sehingga tidak ada satupun riwayat shahih yg meriwayatkannya. Mgkn ada perawi lain yg tidak disbutkan...atau ada bnyak kemungkinan bahwa hadist ini cacat sehingga disembunyikan aibnya. Jika seandainya dari 100 hadist yang diriwayatkan Ibnu Ishaq kita beri nilai 50 benar : 50 salah, maka hadist tentang adegan ranjang Mariyah dan Rasulullah tentu tidak masuk ke dalam salah satu 50 benar.
Bukhari juga jelas² mendukung hadis no. 34526 dari Ibnu Katsir di atas dengan hadisnya sendiri di bawah ini:
http://Lidwa.com/app/?k=bukhari&n=387
Image

Hanya ada 1 kasus di seluruh riwayat Nabi di mana SEMUA ISTRI² CEMBURU sampai nekad membangkang/berontak sama Muhammad. Dan ini semua bersangkutan dengan kasus Muhammad ngesex dengan Maria di Q 66:1, sehingga Muhammad mengancam semua istrinya yang cemburu dengan cerai (Q 66:5) dan bakar di api neraka (Q 66:10). Keterangan yang sama dipertegas oleh tafsir Ibn Kathir Sura At Tahrim (66) yang sekali lagi mengutip keterangan hadis Bukhari di sini:

http://abdurrahman.org/qurantafseer/ibn ... 54321.html
Quran: Tafsir Ibn Kathir: Surah No. 66:5

Al-Bukhari recorded that Anas said, "`Umar said, `The wives of the Prophet were ALL JEALOUS for his affection, and I said to them,
﴿عَسَى رَبُّهُ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُ أَزْوَجاً خَيْراً مِّنكُنَّ﴾

(Maybe his Lord, if he divorces you, will give him instead of you, wives better than you.) Thereafter, this Ayah was revealed.'''
terjemahan:
Al Bukhari mencatat bahwa Anas berkata, "`Umar berkata, `Istri² Nabi SEMUAnya pada CEMBURU karena kasih sayangnya, dan aku berkata pada mereka (Mungkin Allahnya, jika dia menceraikan kalian, akan memberikannya istri² yang lebih baik daripada kalian.) Maka itulah ayat ini diturunkan.

Kasus “adegan ranjang Mamad & Maria di ranjang Hafsa” di Q 66:1 itulah yang membuat SEMUA istri Nabi CEMBURU dan berontak padanya. Poligami adalah sumber utama kesengsaraan keluarga Nabi. Kasus madu sih tak akan membuat mereka semarah itu pada Nabi gede nafsu Mamad SAW.

Hal ini lebih diperkuat lagi dari berbagai sumber Islam yang menceritakan istri² Nabi, terutama si Aisyah, sangat cemburu pada Maria Qibtiyya yang sangat cantik dan berambut ikal. Lihat nih keterangan dari artikel republika dari Sira Nabi oleh Husein Haykal (terima kasih Jarum_Kudus):

http://www.republika.co.id/berita/dunia ... l-mukminin
Sejarah Hidup Muhammad SAW: Kecemburuan Ummahatul Mukminin
Senin, 22 Agustus 2011 20:30 WIB

Pernah terjadi ketika pada suatu hari Hafshah pergi mengunjungi ayahnya dan bercakap-cakap di sana, Maria datang kepada Nabi tatkala beliau sedang di rumah Hafshah dan agak lama. Ketika Hafshah kembali pulang dan mengetahui ada Maria di rumahnya, ia menunggu keluarnya Maria dengan rasa cemburu yang meluap-luap. Makin lama ia menunggu, cemburunya pun makin menjadi.
Ketika Maria keluar kemudian, Hafshah masuk menjumpai Nabi. "Saya sudah melihat dengan siapa kau tadi," kata Hafshah. "Engkau sungguh telah menghinaku. Engkau tidak akan berbuat begitu kalau tidak kedudukanku yang rendah dalam pandanganmu."
Rasulullah segera menyadari bahwa rasa cemburulah yang telah mendorong Hafshah mengungkapkan perasaannya, dan membicarakannya kembali dengan Aisyah atau Ummul Mukminin yang lain.
Dengan maksud hendak menyenangkan perasaan Hafshah,
Rasulullah bahkan hendak bersumpah mengharamkan Maria buat dirinya, jika Hafshah tidak akan menceritakan apa yang telah disaksikannya itu. Hafshah berjanji akan melaksanakan. Namun kecemburuan begitu berkecamuk dalam hatinya, sehingga dia tidak sanggup lagi menyimpan perasaannya. Dan Hafshah pun menceritakan kejadian tersebut kepada Aisyah.

Setelah Maria melahirkan Ibrahim, rasa iri hati pada mereka makin menjadi-jadi, lebih-lebih Aisyah. Dalam menghadapi kegigihan sikap mereka yang iri hati ini, Rasulullah—yang telah mengangkat tinggi derajat mereka—masih tetap bersikap lemah-lembut. Rasulullah tidak punya waktu untuk melayani sikap yang demikian dan membiarkan dirinya dipermainkan oleh sang istri. Mereka harus mendapat pelajaran dengan sikap yang tegas dan keras. Persoalan Ummahatul Mukminin itu harus dapat dikembalikan ke tempat semula.

Sumber: Sejarah Hidup Muhammad oleh Muhammad Husain Haekal

Kecemburuan Aisyah dan para istri Nabi terhadap Maria juga tercatat di Tabaqat dari Ibn Sa’d:

"I have never been as jealous of any woman as I have been of Mariya. That was because she had beautiful ringlets. She used to stay in the house of Haritha Ibn al-Numan. We frightened her and I became concerned. The Prophet of Allah (PBUH&HF) sent her to a higher place and he would visit her there. That was very hard upon us, and then Allah blessed him with a boy through her and we shunned him".
Terjemahan:
Aisyah berkata: “Aku tak pernah begitu cemburu pada wanita mana pun seperti pada Mariya. Hal ini karena rambut ikalnya yang sangat indah. Mariya dulu tinggal di rumah Haritha Ibn al-Numan. Kami menakut-nakuti dia dan aku jadi masygul. Nabi Allah lalu memindahkannya ke tempat yang lebih tinggi dan dia mengunjungi Mariya di sana. Hal ini membuat kami sangat cemburu, dan lalu Allah menganugerahkan Nabi dengan seorang putra melalui Mariya dan kami menolak bayi itu.
Sunni references:
al-Tabaqat, by Ibn Sa'd, v8, p212
al-Ansab al-Ashraf, by al-Baladhuri, v1, p339

Kebencian Aisyah tak berhenti pada Mariya saja, tapi juga pada bayi Mariya dan Mamad SAW:
Aisha said: "When Ibrahim was born, the Prophet of Allah (PBUH&HF) brought him to me and said: 'Look how much he resembles me.' I said: 'I do not see any resemblance.' The Prophet of Allah (PBUH&HF) said: 'Don't you see how robust and fair he is?"' Aisha said: "I said: 'Whoever is fed with the milk of sheep becomes fair and robust.'"
Terjemahan:
Aisyah berkata: “Ketika Ibrahim lahir, Nabi Allah membawa bayi itu padaku dan berkata: ‘Lihat, dia mirip banget denganku.’ Aku berkata: ‘Ah, gak mirip sama sekali.’ Nabi Allah berkata: ‘Tidakkah kau lihat betapa gagah dan tampannya dia?’ Aisyah berkata: “Aku menjawab: ‘Siapapun yang diberi susu domba akan jadi gagah dan tampan.’”
Sunni references:
al-Tabaqat, by Ibn Sa'd, v1, p37
al-Ansab al-Ashraf, by al-Baladhuri

Keterangan Haykal dan Ibn Sad di atas sudah sangat jelas menggambarkan kekentalan kebencian dan kecemburuan para istri Nabi pada Mariyah dan juga bayinya, si Ibrahim.
Kesimpulan: SEMUA istri Muhammad merasa CEMBURU sampai berontak dan membangkang di Q 66:5 itu disebabkan oleh “adegan ranjang Mamad & Maria” di Q 66:1.
Saya akui…begitu banyak sumber yg menggambarkan kecantikan Mariyah Alqibthiyah dan kecemburuan yg disebabkan karenanya. Tapi saya tidak setuju kl anda hubung-hubungkan ini dgn adegan ranjang tersebut. Kecemburuan istri – istri Rasulullah itu manusiawi dan objeknya tidak selalu Mariyah…kadang Asiha, kadang Zainab, kadang Hafsah…dst, namanya juga berbagi cinta. Anda berkali – kali mencoba meyakinkan saya bahwa Bukhari mendukung hadist tersebut meskipun berklai-kali juga saya berusaha menghubungkannya…tapi saya justru jadi pusing. Okelah, karena anda sepertinya merasa berat..saya akan bantu anda.

Pasda postingan sebelumnya anda memberi saya sebuah link hadist dgn keterangan objek Mariyah didalam kurungnya. Saya ingin tau versi bahasa Arab hadist Bukhari No 648, apakah benar memuat dalam kurung ttg Mariyah seperti berikut :

Image

Saya beri anda hadist dalam bahasa aslinya…lengkap denga semua kurungnya. Silahkan anda tunjukan ke saya…letak kurung yg anda maksudkan….

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي ثَوْرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
لَمْ أَزَلْ حَرِيصًا عَلَى أَنْ أَسْأَلَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ الْمَرْأَتَيْنِ مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّتَيْنِ قَالَ اللَّهُ لَهُمَا
{ إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا }
فَحَجَجْتُ مَعَه فَعَدَلَ وَعَدَلْتُ مَعَهُ بِالْإِدَاوَةِ فَتَبَرَّزَ حَتَّى جَاءَ فَسَكَبْتُ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ الْإِدَاوَةِ فَتَوَضَّأَ فَقُلْتُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَنْ الْمَرْأَتَانِ مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّتَانِ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمَا
{ إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا }
فَقَالَ وَا عَجَبِي لَكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ عَائِشَةُ وَحَفْصَةُ ثُمَّ اسْتَقْبَلَ عُمَرُ الْحَدِيثَ يَسُوقُهُ فَقَالَ إِنِّي كُنْتُ وَجَارٌ لِي مِنْ الْأَنْصَارِ فِي بَنِي أُمَيَّةَ بْنِ زَيْدٍ وَهِيَ مِنْ عَوَالِي الْمَدِينَةِ وَكُنَّا نَتَنَاوَبُ النُّزُولَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَنْزِلُ يَوْمًا وَأَنْزِلُ يَوْمًا فَإِذَا نَزَلْتُ جِئْتُهُ مِنْ خَبَرِ ذَلِكَ الْيَوْمِ مِنْ الْأَمْرِ وَغَيْرِهِ وَإِذَا نَزَلَ فَعَلَ مِثْلَهُ وَكُنَّا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ نَغْلِبُ النِّسَاءَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى الْأَنْصَارِ إِذَا هُمْ قَوْمٌ تَغْلِبُهُمْ نِسَاؤُهُمْ فَطَفِقَ نِسَاؤُنَا يَأْخُذْنَ مِنْ أَدَبِ نِسَاءِ الْأَنْصَارِ فَصِحْتُ عَلَى امْرَأَتِي فَرَاجَعَتْنِي فَأَنْكَرْتُ أَنْ تُرَاجِعَنِي فَقَالَتْ وَلِمَ تُنْكِرُ أَنْ أُرَاجِعَكَ فَوَاللَّهِ إِنَّ أَزْوَاجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ليُرَاجِعْنَهُ وَإِنَّ إِحْدَاهُنَّ لَتَهْجُرُهُ الْيَوْمَ حَتَّى اللَّيْلِ فَأَفْزَعَنِي فَقُلْتُ خَابَتْ مَنْ فَعَلَ مِنْهُنَّ بِعَظِيمٍ ثُمَّ جَمَعْتُ عَلَيَّ ثِيَابِي فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ فَقُلْتُ أَيْ حَفْصَةُ أَتُغَاضِبُ إِحْدَاكُنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْيَوْمَ حَتَّى اللَّيْلِ فَقَالَتْ نَعَمْ فَقُلْتُ خَابَتْ وَخَسِرَتْ أَفَتَأْمَنُ أَنْ يَغْضَبَ اللَّهُ لِغَضَبِ رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَهْلِكِينَ لَا تَسْتَكْثِرِي عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا تُرَاجِعِيهِ فِي شَيْءٍ وَلَا تَهْجُرِيهِ وَاسْأَلِينِي مَا بَدَا لَكِ وَلَا يَغُرَّنَّكِ أَنْ كَانَتْ جَارَتُكَ هِيَ أَوْضَأَ مِنْكِ وَأَحَبَّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرِيدُ عَائِشَةَ وَكُنَّا تَحَدَّثْنَا أَنَّ غَسَّانَ تُنْعِلُ النِّعَالَ لِغَزْوِنَا فَنَزَلَ صَاحِبِي يَوْمَ نَوْبَتِهِ فَرَجَعَ عِشَاءً فَضَرَبَ بَابِي ضَرْبًا شَدِيدًا وَقَالَ أَنَائِمٌ هُوَ فَفَزِعْتُ فَخَرَجْتُ إِلَيْهِ وَقَالَ حَدَثَ أَمْرٌ عَظِيمٌ قُلْتُ مَا هُوَ أَجَاءَتْ غَسَّانُ قَالَ لَا بَلْ أَعْظَمُ مِنْهُ وَأَطْوَلُ طَلَّقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِسَاءَهُ قَالَ قَدْ خَابَتْ حَفْصَةُ وَخَسِرَتْ كُنْتُ أَظُنُّ أَنَّ هَذَا يُوشِكُ أَنْ يَكُونَ فَجَمَعْتُ عَلَيَّ ثِيَابِي فَصَلَّيْتُ صَلَاةَ الْفَجْرِ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلَ مَشْرُبَةً لَهُ فَاعْتَزَلَ فِيهَا فَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ فَإِذَا هِيَ تَبْكِي قُلْتُ مَا يُبْكِيكِ أَوَلَمْ أَكُنْ حَذَّرْتُكِ أَطَلَّقَكُنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ لَا أَدْرِي هُوَ ذَا فِي الْمَشْرُبَةِ فَخَرَجْتُ فَجِئْتُ الْمِنْبَرَ فَإِذَا حَوْلَهُ رَهْطٌ يَبْكِي بَعْضُهُمْ فَجَلَسْتُ مَعَهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَجِدُ فَجِئْتُ الْمَشْرُبَةَ الَّتِي هُوَ فِيهَا فَقُلْتُ لِغُلَامٍ لَهُ أَسْوَدَ اسْتَأْذِنْ لِعُمَرَ فَدَخَلَ فَكَلَّمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ خَرَجَ فَقَالَ ذَكَرْتُكَ لَهُ فَصَمَتَ فَانْصَرَفْتُ حَتَّى جَلَسْتُ مَعَ الرَّهْطِ الَّذِينَ عِنْدَ الْمِنْبَرِ ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَجِدُ فَجِئْتُ فَذَكَرَ مِثْلَهُ فَجَلَسْتُ مَعَ الرَّهْطِ الَّذِينَ عِنْدَ الْمِنْبَرِ ثُمَّ غَلَبَنِي مَا أَجِدُ فَجِئْتُ الْغُلَامَ فَقُلْتُ اسْتَأْذِنْ لِعُمَرَ فَذَكَرَ مِثْلَهُ فَلَمَّا وَلَّيْتُ مُنْصَرِفًا فَإِذَا الْغُلَامُ يَدْعُونِي قَالَ أَذِنَ لَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلْتُ عَلَيْهِ فَإِذَا هُوَ مُضْطَجِعٌ عَلَى رِمَالِ حَصِيرٍ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ فِرَاشٌ قَدْ أَثَّرَ الرِّمَالُ بِجَنْبِهِ مُتَّكِئٌ عَلَى وِسَادَةٍ مِنْ أَدَمٍ حَشْوُهَا لِيفٌ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ ثُمَّ قُلْتُ وَأَنَا قَائِمٌ طَلَّقْتَ نِسَاءَكَ فَرَفَعَ بَصَرَهُ إِلَيَّ فَقَالَ لَا ثُمَّ قُلْتُ وَأَنَا قَائِمٌ أَسْتَأْنِسُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ رَأَيْتَنِي وَكُنَّا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ نَغْلِبُ النِّسَاءَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى قَوْمٍ تَغْلِبُهُمْ نِسَاؤُهُمْ فَذَكَرَهُ فَتَبَسَّمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قُلْتُ لَوْ رَأَيْتَنِي وَدَخَلْتُ عَلَى حَفْصَةَ فَقُلْتُ لَا يَغُرَّنَّكِ أَنْ كَانَتْ جَارَتُكِ هِيَ أَوْضَأَ مِنْكِ وَأَحَبَّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرِيدُ عَائِشَةَ فَتَبَسَّمَ أُخْرَى فَجَلَسْتُ حِينَ رَأَيْتُهُ تَبَسَّمَ ثُمَّ رَفَعْتُ بَصَرِي فِي بَيْتِهِ فَوَاللَّهِ مَا رَأَيْتُ فِيهِ شَيْئًا يَرُدُّ الْبَصَرَ غَيْرَ أَهَبَةٍ ثَلَاثَةٍ فَقُلْتُ ادْعُ اللَّهَ فَلْيُوَسِّعْ عَلَى أُمَّتِكَ فَإِنَّ فَارِسَ وَالرُّومَ وُسِّعَ عَلَيْهِمْ وَأُعْطُوا الدُّنْيَا وَهُمْ لَا يَعْبُدُونَ اللَّهَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ أَوَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ أُولَئِكَ قَوْمٌ عُجِّلَتْ لَهُمْ طَيِّبَاتُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ اسْتَغْفِرْ لِي فَاعْتَزَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ الْحَدِيثِ حِينَ أَفْشَتْهُ حَفْصَةُ إِلَى عَائِشَةَ وَكَانَ قَدْ قَالَ مَا أَنَا بِدَاخِلٍ عَلَيْهِنَّ شَهْرًا مِنْ شِدَّةِ مَوْجِدَتِهِ عَلَيْهِنَّ حِينَ عَاتَبَهُ اللَّهُ فَلَمَّا مَضَتْ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ دَخَلَ عَلَى عَائِشَةَ فَبَدَأَ بِهَا فَقَالَتْ لَهُ عَائِشَةُ إِنَّكَ أَقْسَمْتَ أَنْ لَا تَدْخُلَ عَلَيْنَا شَهْرًا وَإِنَّا أَصْبَحْنَا لِتِسْعٍ وَعِشْرِينَ لَيْلَةً أَعُدُّهَا عَدًّا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ وَكَانَ ذَلِكَ الشَّهْرُ تِسْعًا وَعِشْرِينَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَأُنْزِلَتْ آيَةُ التَّخْيِيرِ فَبَدَأَ بِي أَوَّلَ امْرَأَةٍ فَقَالَ إِنِّي ذَاكِرٌ لَكِ أَمْرًا وَلَا عَلَيْكِ أَنْ لَا تَعْجَلِي حَتَّى تَسْتَأْمِرِي أَبَوَيْكِ قَالَتْ قَدْ أَعْلَمُ أَنَّ أَبَوَيَّ لَمْ يَكُونَا يَأْمُرَانِي بِفِرَاقِكَ ثُمَّ قَالَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ
{ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِلَى قَوْلِهِ عَظِيمًا }
قُلْتُ أَفِي هَذَا أَسْتَأْمِرُ أَبَوَيَّ فَإِنِّي أُرِيدُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ ثُمَّ خَيَّرَ نِسَاءَهُ فَقُلْنَ مِثْلَ مَا قَالَتْ عَائِش

Jika anda kesulitan, coba gunakan google terjemahan tapi mgkn anda nanti jadi pusing.... ^.^V

Anda tenang saja, untuk hadist dari Bukhari dan Muslim sudah shahih sejak awalnya... jadi, tidak ada "penghilangan" hadist seperti yg dialami Tafsir Ibnu Katsir versi authentic. Masih tetap asli hingga kini.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Adadeh »

Aisha wrote:Sebelum saya counter hadist anda...saya akan jelaskan letak – letak kesalahan anda :

1.Hadist anda itu dalam rantai perawinya berujung pada Ibnu Abbas atau Umar Bin Khatab.... jadi, hadist anda itu bukan hadist Qudsi tapi hadist Mauquf
2.Hadist Qudsi itu adalah hadist yg disandarkan pada perkataan Allah melalui Rasulullah, contohnya :
“Rasulullah berkata, Allah berfirman :.......”
Sedangkan hadist anda diatas, jgnkan mengatakan “Allah berfirman”, “Rasulullah Berkata” pun juga tidak.
Baca lagi yang bener. Hadis dari Ibn Kathir 34526 yang kukutip di atas berujung pada perkataan Allah/Muhammad yang mengatakan dengan jelas ayat Q 66:1. Baca kalimat ini: ALLAH LALU MENURUNKAN AYAT: " Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu"... dst.
Allah menurunkan ayat itu kan sama dengan Allah berfirman. Dengan begitu jelas hadis 34526 itu adalah hadis Qudsi.
3.Jika anda menyebut Muhammad dgn garis miring Allah SWT, maka saya tidak heran jika argument dan karya – karya anda hanyalah sekumpulan fallacy.
Bagi kafir, anggapan Muhammad bukan Allah SWT adalah fallacy. Allah SWT itu sudah jelas banget tak lain adalah tuhan ciptaan Muhammad sendiri. Kau sendiri tak bisa membuktikan Allah SWT itu benar² ada. Jika Allah SWT benar² ada, kenapa dari sejak 10 tahun yang lalu sampe detik ini dia tetap tak bisa menutup forum FFI? Nutup FFI saja tak sanggup, apalagi menghancurkan Israel. Tuhan gadungan tuh.
Berikut satu – satunya link yg saya temukan yang menjelaskan derajat hadist anda :
Mariyah Alqibtiyah Ummu Ibrahim
Image
Bukan berdasarkan opini anda tau saya...kita ambil jalan tengah.
Ini hanya pendapat subyektif Muslim yang gak suka hadis adegan ranjang Maria. Mursal, katanya, tapi gak ada penjelasan rincian apapun di bagian mana rantai hadis terputus. Kata siapa gak dimasukin hadis sahih? Apakah kriteria hadis sahih? Semua persyaratan kesahihan sudah dipenuhi hadis Ibn Kathir 34526 tersebut. Mata rantainya pun sangat jelas dari mana asalnya dan akhirnya.
Sekarang pertanyaannya, sanad bagus tapi terputus....kenapa ya?
Selidik punya selidik, saya menemukan nama Muhammad Ibnu Ishaq...
Kau ini salah mengerti. Muhammad Ibn Ishaq di hadis Ibn Kathir 34526 bukanlah Muḥammad ibn Isḥaq ibn Yasār pengarang Sira Rasul Allah. Ini adalah dua orang yang berbeda. Kalo kau punya buku Sirat Rasul Allah dari Ibn Ishaq ibn Yasār maka kau dengan mudah akan mengetahui bahwa Ibn Ishaq tak pernah menulis keterangan tentang adegan-ranjang-Maria. Gak ada di situ. Tapi karena kau tak punya bukunya, maka kau tak tahu. Dengan begitu, sampai detik ini kau tidak bisa menyangkal keteranganku bahwa hadis dari Ibn Kathir 34526 adalah hadis qudsi maqbul yang sahih.
Saya akui…begitu banyak sumber yg menggambarkan kecantikan Mariyah Alqibthiyah dan kecemburuan yg disebabkan karenanya. Tapi saya tidak setuju kl anda hubung-hubungkan ini dgn adegan ranjang tersebut. Kecemburuan istri – istri Rasulullah itu manusiawi dan objeknya tidak selalu Mariyah…kadang Asiha, kadang Zainab, kadang Hafsah…dst, namanya juga berbagi cinta. Anda berkali – kali mencoba meyakinkan saya bahwa Bukhari mendukung hadist tersebut meskipun berklai-kali juga saya berusaha menghubungkannya…tapi saya justru jadi pusing. Okelah, karena anda sepertinya merasa berat..saya akan bantu anda.
Ini juga teori yang salah besar. Jika SASARAN KEMARAHAN CEMBURU SEMUA ISTRI ADALAH MUHAMMAD, maka Muhammad tak segan² menyemburkan puluhan ayat² Qur'an, bahkan seluruh Sura At-Tahrim, untuk membalas dan menghukum pemberontakan istri²nya. Jika sasaran cemburu adalah sesama istri, Muhammad tak pandang sebelah mata, tak peduli sama sekali, masa bodo amat. Silakan beri contoh satu saja ayat Qur'an yang menghukum Aisyah karena cemburu pada Hafsa, atau Aisyah yang benci sama si Juwariyah. Gak ada itu. Muhammad itu hanya peduli sama dirinya sendiri.

Hadis Bukhari yang tercantum di tafsir Ibn Kathir Q 66:5 dengan jelas mengatakan SEMUA istri cemburu pada Muhammad. Sasaran kemarahan cemburu semua istri adalah Muhammad, dan bukan sesama istri. Karena merasa dikeroyok itulah maka Muhammad mengatakan Q 66:4 yang isinya Allah, Jibril, semua malaikat, semua umat Muslim akan membela Mamad dan melawan istri² Nabi. Muhammad/Allah tidak pernah mengucapkan ancaman² seperti ini jika sasaran cemburu para istri adalah Aisyah, atau Saodah, atau Safiyah, dll. Mana peduli si Mamad sama mereka semua itu.

Q 66:4
Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya (1) Allah adalah Pelindungnya dan (2) (begitu pula) Jibril dan (3) orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu (4) malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
Nabi apaan nih yang tak mampu menjaga perdamaian rumah tangga sehingga nyuruh (1) tuhannya beserta (2) Jibril, ditambah (3) seluruh pasukan surga, ditambah lagi (4) seluruh Muslim untuk melawan semua istrinya? Hanya Muslim saja yang bisa dikibulin sama ayat² sampah seperti ini. Kafir sih dengan cepat sekali bisa melihat kejanggalan "firman tuhan" seperti ini. Gak mungkin tuhan semesta alam bisa diatur-atur "nabi" kayak gini.
Pasda postingan sebelumnya anda memberi saya sebuah link hadist dgn keterangan objek Mariyah didalam kurungnya. Saya ingin tau versi bahasa Arab hadist Bukhari No 648, apakah benar memuat dalam kurung ttg Mariyah seperti berikut
Aku sudah periksa di buku Hadis Bukhari, ternyata memang penerjemah Bukhari yakni Dr. Muhammad Muhsin Khan menambahkan nama Mariyah dalam tanda kurung. Sang penerjemah bekerja langsung pada Raja Abdul Aziz al Saud dari kerajaan Saudi Arabia dan buku terjemahannya dipakai di seluruh sekolah Islam sampai detik ini. Dengan begitu jelas sudah bahwa kerajaan Saudi juga setuju Bukhari sebenarnya menjelaskan tentang Maria.
Image
Anda tenang saja, untuk hadist dari Bukhari dan Muslim sudah shahih sejak awalnya... jadi, tidak ada "penghilangan" hadist seperti yg dialami Tafsir Ibnu Katsir versi authentic. Masih tetap asli hingga kini.
Bukhari juga tak menyangkal bahwa adegan ranjang Maria memang terjadi, dan ini dipertegas oleh penjelasan dari Muhammad Muhsin Kahn dan juga dari kutipan Bukhari di tafsir Ibn Kathir Q 66:5 yang udah gw cantumin di atas.
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

Adadeh wrote:Baca lagi yang bener. Hadis dari Ibn Kathir 34526 yang kukutip di atas berujung pada perkataan Allah/Muhammad yang mengatakan dengan jelas ayat Q 66:1. Baca kalimat ini: ALLAH LALU MENURUNKAN AYAT: " Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu"... dst.
Allah menurunkan ayat itu kan sama dengan Allah berfirman. Dengan begitu jelas hadis 34526 itu adalah hadis Qudsi.
Seharusnya saya yg bilang pada anda...baca lagi dan belajar lagi yg bener.

Bigini loh Mas deskripsinya....Ibnu Abbas antusias pengen tau ttg siapa sih yg dimaksud "kamu berdua" dlm surat At Tahrim itu. Dia mendatangi Umar dan bertanya....lalu umar menjawab dan menceritakan asal muasal kejadian...dari awal hingga Akhir. Jadi meskipun didalamnya ada kata "Allah menurunkan", itu masih satu paket sama cerita Umar.... sanadnya masih berujung pada Umar.
3.Jika anda menyebut Muhammad dgn garis miring Allah SWT, maka saya tidak heran jika argument dan karya – karya anda hanyalah sekumpulan fallacy.
Bagi kafir, anggapan Muhammad bukan Allah SWT adalah fallacy. Allah SWT itu sudah jelas banget tak lain adalah tuhan ciptaan Muhammad sendiri. Kau sendiri tak bisa membuktikan Allah SWT itu benar² ada. Jika Allah SWT benar² ada, kenapa dari sejak 10 tahun yang lalu sampe detik ini dia tetap tak bisa menutup forum FFI? Nutup FFI saja tak sanggup, apalagi menghancurkan Israel. Tuhan gadungan tuh.


Hahahah...itu pertanyaan yg bagus. Allah selalu bilang :

"Hidayah itu milik Ku dan akan Ku berikan pada siapapun yg Aku kehendaki."

Kl anda berfikir seperti itu, brrti kehendak Allah belum datang pada anda dan mesti anda ingat, Allah itu terbebas dari segala ketentuan yang sia-sia. Jadi kl Dia tidak menutup forum ini, mgkn karena itu sesuatu hal yg tidak penting.... dan menurut saya juga tidak penting. Nanti yg stress kerja gak bisa ketawa tawa lagi kl forum ini ditutup, lumayan kan. Mslh Israel dan Palestina...owhh muslim itu belum dikatakan beriman sebelum diuji. Jika mmg Allah itu tidak "ikut serta", tentu samapi sekarang Israel tak perlu terseok-seok mengusai Palestina. Jika Allah itu tak "ikut serta", maka tidak mungkin lemparan baru mengalahkan rudal. Itu semua masalah keyakinan dan Allah tidak akan "turun jabatan" hanya karena anda tidak mau mengakui Dia. Itu tidak penting.

Tapi tutup dulu diskusi ini smpai tentang ini nnti lain kali kita bahas lagi.
Ini hanya pendapat subyektif Muslim yang gak suka hadis adegan ranjang Maria. Mursal, katanya, tapi gak ada penjelasan rincian apapun di bagian mana rantai hadis terputus. Kata siapa gak dimasukin hadis sahih? Apakah kriteria hadis sahih? Semua persyaratan kesahihan sudah dipenuhi hadis Ibn Kathir 34526 tersebut. Mata rantainya pun sangat jelas dari mana asalnya dan akhirnya.
Kalau begitu kasih donk link lain yg gamblang menyatakan derajat hadistnya...soalnya kl cm opini pribadi tanpa kapasitas, itu diragukan Mas. Jadi, itu satu-satunya link yg bs saya dapat. Kl ada link lain yg bs menguatkan opini anda bahwa hadist itu shahih (bkn berdasarkan opini pribadi), maka itu patut didiskusinkan.
Kau ini salah mengerti. Muhammad Ibn Ishaq di hadis Ibn Kathir 34526 bukanlah Muḥammad ibn Isḥaq ibn Yasār pengarang Sira Rasul Allah. Ini adalah dua orang yang berbeda. Kalo kau punya buku Sirat Rasul Allah dari Ibn Ishaq ibn Yasār maka kau dengan mudah akan mengetahui bahwa Ibn Ishaq tak pernah menulis keterangan tentang adegan-ranjang-Maria. Gak ada di situ. Tapi karena kau tak punya bukunya, maka kau tak tahu. Dengan begitu, sampai detik ini kau tidak bisa menyangkal keteranganku bahwa hadis dari Ibn Kathir 34526 adalah hadis qudsi maqbul yang sahih.
Kl begitu...tolong perlihatkan profilenya.
Ini juga teori yang salah besar. Jika SASARAN KEMARAHAN CEMBURU SEMUA ISTRI ADALAH MUHAMMAD, maka Muhammad tak segan² menyemburkan puluhan ayat² Qur'an, bahkan seluruh Sura At-Tahrim, untuk membalas dan menghukum pemberontakan istri²nya. Jika sasaran cemburu adalah sesama istri, Muhammad tak pandang sebelah mata, tak peduli sama sekali, masa bodo amat. Silakan beri contoh satu saja ayat Qur'an yang menghukum Aisyah karena cemburu pada Hafsa, atau Aisyah yang benci sama si Juwariyah. Gak ada itu. Muhammad itu hanya peduli sama dirinya sendiri.
Mas, saya ga merasa perlu menjawab ini....ini aneh.
Hadis Bukhari yang tercantum di tafsir Ibn Kathir Q 66:5 dengan jelas mengatakan SEMUA istri cemburu pada Muhammad. Sasaran kemarahan cemburu semua istri adalah Muhammad, dan bukan sesama istri. Karena merasa dikeroyok itulah maka Muhammad mengatakan Q 66:4 yang isinya Allah, Jibril, semua malaikat, semua umat Muslim akan membela Mamad dan melawan istri² Nabi. Muhammad/Allah tidak pernah mengucapkan ancaman² seperti ini jika sasaran cemburu para istri adalah Aisyah, atau Saodah, atau Safiyah, dll. Mana peduli si Mamad sama mereka semua itu.
Ya memang,tapi gak ada yg mengatakan bahwa penyebabnya adegan ranjang Mariyah kan?
Aku sudah periksa di buku Hadis Bukhari, ternyata memang penerjemah Bukhari yakni Dr. Muhammad Muhsin Khan menambahkan nama Mariyah dalam tanda kurung. Sang penerjemah bekerja langsung pada Raja Abdul Aziz al Saud dari kerajaan Saudi Arabia dan buku terjemahannya dipakai di seluruh sekolah Islam sampai detik ini. Dengan begitu jelas sudah bahwa kerajaan Saudi juga setuju Bukhari sebenarnya menjelaskan tentang Maria.


Kl begitu jgn bilang bahwa Bukhari mendukung, krn mgkn smpai saat ini dia tiak tenang didalm kuburnya karena shahihnya diterjemahkan bersembarangan. Saya tidak perdulu kerajaan Saudi, saya mau anda tidak perlu menggunakan nama Bukhari dan mengutip hadist beliau untuk mendukung fitnah anda.
Q 66:4
Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya (1) Allah adalah Pelindungnya dan (2) (begitu pula) Jibril dan (3) orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu (4) malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
Nabi apaan nih yang tak mampu menjaga perdamaian rumah tangga sehingga nyuruh (1) tuhannya beserta (2) Jibril, ditambah (3) seluruh pasukan surga, ditambah lagi (4) seluruh Muslim untuk melawan semua istrinya? Hanya Muslim saja yang bisa dikibulin sama ayat² sampah seperti ini. Kafir sih dengan cepat sekali bisa melihat kejanggalan "firman tuhan" seperti ini. Gak mungkin tuhan semesta alam bisa diatur-atur "nabi" kayak gini.



Jadi menurut anda, kata bantu membantu menyusahkan nabi itu....kl kita masukan dln versi adegan ranjang, mksdnya bantu membantu dlm hal apa ? Bntu membantu cemburu, bantu membantu bergosip, atau apa?
Bukhari juga tak menyangkal bahwa adegan ranjang Maria memang terjadi, dan ini dipertegas oleh penjelasan dari Muhammad Muhsin Kahn dan juga dari kutipan Bukhari di tafsir Ibn Kathir Q 66:5 yang udah gw cantumin di atas.
Dia tidak menyangkal, dia tidak meriwayatkan.... apa mungkin kejadian itu sebenarnya tidak pernah ada?
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Adadeh »

Jadi meskipun didalamnya ada kata "Allah menurunkan", itu masih satu paket sama cerita Umar.
Siapakah yang mengatakan Q 66:1 di hadis Ibn Kathir 34526 itu? Umar atau Allah/Muhammad?

Yang ini dari Umar. Apakah ini Qudsi atau Marfu?
Disampaikan oleh Umar: Nabi berkata: siapapun diantara budak²ku yang berperang di jalanku demi kesenanganku, aku jamin kematiannya dengan hadiah dan harta jarahan dan jika dia mati, aku akan mengampuninya, mengasihaninya, dan memasukkannya ke surga.
Kalau begitu kasih donk link lain yg gamblang menyatakan derajat hadistnya...soalnya kl cm opini pribadi tanpa kapasitas, itu diragukan Mas.
Justru inilah yang menjadi masalah. Muslim menuduh hadis Ibn Kathir 34526 itu mursal, alias mata rantai terputus, padahal hadis itu jelas sekali mata rantainya. Isinya sesuai dengan Qur'an, para isnadnya bisa dipertanggungjawabkan, ada ayat Qur'an segala langsung dari congor Allah/Muhammad, para isnad hidup di jaman yang berbeda sehingga tak mungkin mereka semua bekerjasama untuk mengelabui. Hadis ini memenuhi kriteria sahih, tapi sebagian Muslim malah menuduh yang tidak² tanpa bukti apapun. Mursal, katanya. Mana buktinya? Tak ada. Tuduhan tanpa bukti seperti ini hanyalah pendapat pribadi orang tak bertanggungjawab yang tak perlu dianggap penting.

Ini baru SATU hadis tentang Maria saja. Terdapat sekitar 20 lebih hadis tentang Maria, dan sebagian dari Nasa'i dan Baihaqi yang termasuk sahih. Muslim jelas kebingungan dan kehilangan akal dalam membuktikan hadis² Maria Qibtiya ini palsu. Alasan satu²nya kenapa hadis Ibn Kathir 34526 itu tak diakui sebagian Muslim adalah karena mereka malu sama isinya.
Adadeh wrote:Kau ini salah mengerti. Muhammad Ibn Ishaq di hadis Ibn Kathir 34526 bukanlah Muḥammad ibn Isḥaq ibn Yasār pengarang Sira Rasul Allah. Ini adalah dua orang yang berbeda. Kalo kau punya buku Sirat Rasul Allah dari Ibn Ishaq ibn Yasār maka kau dengan mudah akan mengetahui bahwa Ibn Ishaq tak pernah menulis keterangan tentang adegan-ranjang-Maria. Gak ada di situ. Tapi karena kau tak punya bukunya, maka kau tak tahu. Dengan begitu, sampai detik ini kau tidak bisa menyangkal keteranganku bahwa hadis dari Ibn Kathir 34526 adalah hadis qudsi maqbul yang sahih.
Kl begitu...tolong perlihatkan profilenya.
Ada banyak tokoh penyampai hadis yang bernama Muhammad Ibn Ishaq. Contohnya, murid dan putra hafiz Ishaq bin Rahwayh juga bernama Muhammad ibn Ishaq dan namanya sering disebut di berbagai hadis sahih Muslim, Abu Daud, sebab mereka semua memang berguru pada Bin Rahwayh. Tapi Ibn Ishaq pengarang Sirat Rasul Allah bukanlah murid Bin Rahwayh. Untuk memudahkan siapakah ibn Ishaq yang dimaksud, maka kita harus periksa dulu apakah pesannya tercantum atau tidak di Sirat Rasul Allah. Ibn Ishaq bin Yasar tidak menulis buku apapun selain Sirat Rasul Allah. Jika keterangan itu tak tercantum di Sirat Rasul, tentunya penyampai hadis itu bukan Ibn Ishaq bin Yasar. Selain itu, sangat jarang ada hadis sahih yang mengutip keterangan dari Ibn Ishaq bin Yasar.
Ini contoh hadis sahih Abu Daud yang mengandung isnad Ibn Ishaq, tapi tentunya bukan Ibn Ishaq bin Yasar.
'Signet-Rings (Kitab Al-Khatam)' of Sunan Abu-Dawud
Narrated Abdullah ibn Abbas: Muhammad ibn Ishaq said: I saw as-Salt ibn Abdullah ibn Nawfal ibn AbdulMuttalib wearing the signet-ring on his right small finger. I asked: What is this? He replied: I saw Ibn Abbas wearing his ring in this manner. He put its stone towards the upper part of his palm. Ibn Abbas also mentioned that the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) used to wear his signet-ring in his manner.
Adadeh wrote:Hadis Bukhari yang tercantum di tafsir Ibn Kathir Q 66:5 dengan jelas mengatakan SEMUA istri cemburu pada Muhammad. Sasaran kemarahan cemburu semua istri adalah Muhammad, dan bukan sesama istri. ...
Ya memang,tapi gak ada yg mengatakan bahwa penyebabnya adegan ranjang Mariyah kan?
Capedee... udah gw jawab di sini:
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ml#p802928

Gini aja deh. Aku sudah menjelaskan panjang lebar alasannya mengapa kasus adegan-ranjang-Maria erat hubungannya dengan kemarahan / kecemburuan semua istri pada Muhammad. Karena kau tak terima, maka sekarang giliranmu menjelaskan:
Mengapa kasus madu bisa menyebabkan SEMUA istri Nabi cemburu pada Nabi?
Kasih sayang Nabi yang manakah yang membuat mereka semua marah dan berontak pada Nabi?

Saya tidak perdulu kerajaan Saudi, saya mau anda tidak perlu menggunakan nama Bukhari dan mengutip hadist beliau untuk mendukung fitnah anda.
Fakta Saudi Arabia mendukung terjemahan Bukhari oleh Muhsin Khan tentunya merupakan keterangan penting bagi kebanyakan Muslim yang ingin tahu kebenaran. Hanya yang beg0 saja yang tak peduli. Ini sama persis dengan sikapmu yang tak peduli dengan keterangan sahih berbagai literatur Islam tentang Maria, dan malah mendukung penghapusan keterangan ini dari buku² klasik Islam. Bukannya merenung, tapi malahan cepat² mengambil penghapus untuk menghilangkan keterangan menyesakkan hati tersebut.
Adadeh wrote:Q 66:4
Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya (1) Allah adalah Pelindungnya dan (2) (begitu pula) Jibril dan (3) orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu (4) malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
Jadi menurut anda, kata bantu membantu menyusahkan nabi itu....kl kita masukan dln versi adegan ranjang, mksdnya bantu membantu dlm hal apa ? Bntu membantu cemburu, bantu membantu bergosip, atau apa?
Silakan baca tafsirnya. Perhatikan kalimat dari Jalalani: THE PROHIBITION OF MARIYA → Larangan ngesex dengan Mariya

http://altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo ... nguageId=2
Image
Q 66:4 itu berhubungan dengan permintaan Muhammad pada Hafsa untuk merahasiakan adegan ranjangnya dengan Maria di atas ranjang Hafsa. Tapi Hafsa malah bergossip ke Aisyah dan keduanya saling bantu menyudutkan Muhammad supaya tetap gak ngesex lagi dengan Mariyah. Muhammad tentu saja tak senang akan hal itu, dan dia lalu membatalkan sumpahnya sambil tak lupa mengeluarkan ancaman lewat ayat Qur'an 66:4.

Tafsir Tabari, vol. 25, hal. 231
Maksud ayat di atas adalah, kalau kalian bertobat kepada Allah - wahai kedua wanita (Hafsa dan Aisyah) - maka hati kalian telah condong untuk menyukai apa yang tidak disukai oleh Rasulullah SAW, yaitu dia harus menjauhi jariyahnya dan mengharamkan atas dirinya, atau mengharamkan apa yang sebetulnya dihalalkan Allah kepadanya gara² Hafsah.
Keterangan Tabari ini jelas sekali mendukung komik gw dan semua pendapat kafir di forum ini, juga keterangan berbagai Muslim tentang Maria Qibtiya dan Hafsa + Aisyah. Muhammad menyesal telah bersumpah gak ngesex lagi dengan Mariya, dan dia cari² alasan untuk membatalkannya, tak peduli perasaan istri. Mana tahan atuuh jika tak boleh ngebor Mariya lagi??

Tafsir Tabari, vol. 25, no. 34539, hal. 233:
Yunus menceritakan kepadaku, dia berkata: Ibnu Wahb mengabarkan pada kami, dia berkata: Ibnu Zaid berkata: Allah berfirman, "Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong untuk menerima kebaikan)." Maksudnya adalah mereka berdua (Hafsa dan Maria) senang karena Rasulullah telah menjauhi budak wanitanya. Mereka setuju dengan itu. "Hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan)," kepada sikap gembira terhadap apa yang dibenci Rasulullah SAW.
Ref. Al Mawardi dalam An-Nukat wa Al'Uyun (6/40)

Yang dibenci Rasulullah itu jelas adalah sumpahnya sendiri untuk tidak ngesex dengan Mariya, apalagi di ranjang Hafsa.
Dia tidak menyangkal, dia tidak meriwayatkan.... apa mungkin kejadian itu sebenarnya tidak pernah ada?
Bukhari juga gak pernah bilang Muhammad itu keturunan Ismael. Apa mungkin keturunan itu sebenarnya tidak pernah ada? Adanya hanya di Sirat Rasul dari Ibn Ishaq tuh.
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

Saya perhatikan anda semakin gegabah menjawab..hati-hati Mas, Im watching u.
Siapakah yang mengatakan Q 66:1 di hadis Ibn Kathir 34526 itu? Umar atau Allah/Muhammad?

Yang ini dari Umar. Apakah ini Qudsi atau Marfu?
Disampaikan oleh Umar: Nabi berkata: siapapun diantara budak²ku yang berperang di jalanku demi kesenanganku, aku jamin kematiannya dengan hadiah dan harta jarahan dan jika dia mati, aku akan mengampuninya, mengasihaninya, dan memasukkannya ke surga.
Dengan kata “disampaikan oleh Umar, Nabi berkata...” berarti marfu’. Tapi jgn lupa..”Nabi berkata” bukan brrti mmg asli dari dia. Oleh sebab itu ada yg namanya kritik hadist.....untuk tau asli apa palsu, apa benar beliau bilang begitu karena Allah mengingatkan untuk memeriksa setiap berita yg datang kepadamu, jgn mudah percaya.
Justru inilah yang menjadi masalah. Muslim menuduh hadis Ibn Kathir 34526 itu mursal, alias mata rantai terputus, padahal hadis itu jelas sekali mata rantainya. Isinya sesuai dengan Qur'an, para isnadnya bisa dipertanggungjawabkan, ada ayat Qur'an segala langsung dari congor Allah/Muhammad, para isnad hidup di jaman yang berbeda sehingga tak mungkin mereka semua bekerjasama untuk mengelabui. Hadis ini memenuhi kriteria sahih, tapi sebagian Muslim malah menuduh yang tidak² tanpa bukti apapun. Mursal, katanya. Mana buktinya? Tak ada. Tuduhan tanpa bukti seperti ini hanyalah pendapat pribadi orang tak bertanggungjawab yang tak perlu dianggap penting.

Ini baru SATU hadis tentang Maria saja. Terdapat sekitar 20 lebih hadis tentang Maria, dan sebagian dari Nasa'i dan Baihaqi yang termasuk sahih. Muslim jelas kebingungan dan kehilangan akal dalam membuktikan hadis² Maria Qibtiya ini palsu. Alasan satu²nya kenapa hadis Ibn Kathir 34526 itu tak diakui sebagian Muslim adalah karena mereka malu sama isinya.
Jgn lupa saya beri anda referensi ttg status hadist anda krn berhubung sy bukan penggemar At Thabari dan tidak hobby dgn hadist “gelap”. Jk modal anda mngatakan shahih itu tanpa didukung oleh ahlinya...atau referensi tertentu, maka itu namanya OMDO. Saya terima jika anda bilang hadist anda shahih, tapi bukan brdasarkan asumsi anda semata tanpa referensi, minimal takhrij pada catatan kaki.
Kau ini salah mengerti. Muhammad Ibn Ishaq di hadis Ibn Kathir 34526 bukanlah Muḥammad ibn Isḥaq ibn Yasār pengarang Sira Rasul Allah. Ini adalah dua orang yang berbeda. Kalo kau punya buku Sirat Rasul Allah dari Ibn Ishaq ibn Yasār maka kau dengan mudah akan mengetahui bahwa Ibn Ishaq tak pernah menulis keterangan tentang adegan-ranjang-Maria. Gak ada di situ. Tapi karena kau tak punya bukunya, maka kau tak tahu. Dengan begitu, sampai detik ini kau tidak bisa menyangkal keteranganku bahwa hadis dari Ibn Kathir 34526 adalah hadis qudsi maqbul yang sahih.

Ada banyak tokoh penyampai hadis yang bernama Muhammad Ibn Ishaq. Contohnya, murid dan putra hafiz Ishaq bin Rahwayh juga bernama Muhammad ibn Ishaq dan namanya sering disebut di berbagai hadis sahih Muslim, Abu Daud, sebab mereka semua memang berguru pada Bin Rahwayh. Tapi Ibn Ishaq pengarang Sirat Rasul Allah bukanlah murid Bin Rahwayh. Untuk memudahkan siapakah ibn Ishaq yang dimaksud, maka kita harus periksa dulu apakah pesannya tercantum atau tidak di Sirat Rasul Allah. Ibn Ishaq bin Yasar tidak menulis buku apapun selain Sirat Rasul Allah. Jika keterangan itu tak tercantum di Sirat Rasul, tentunya penyampai hadis itu bukan Ibn Ishaq bin Yasar. Selain itu, sangat jarang ada hadis sahih yang mengutip keterangan dari Ibn Ishaq bin Yasar.

Ini contoh hadis sahih Abu Daud yang mengandung isnad Ibn Ishaq, tapi tentunya bukan Ibn Ishaq bin Yasar.
'Signet-Rings (Kitab Al-Khatam)' of Sunan Abu-Dawud

Narrated Abdullah ibn Abbas: Muhammad ibn Ishaq said: I saw as-Salt ibn Abdullah ibn Nawfal ibn AbdulMuttalib wearing the signet-ring on his right small finger. I asked: What is this? He replied: I saw Ibn Abbas wearing his ring in this manner. He put its stone towards the upper part of his palm. Ibn Abbas also mentioned that the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) used to wear his signet-ring in his manner.
OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO :stun:

Jadi didalam buku anda, M Ibnu Ishaq ygdmkd dalam rantai perawi anda itu bukan penulis Sirat Rasul ya ? Berarti M. Ibn Ishaq ibn Yasar itu ga pernah sama sekali menulis ttg adegan ranjang itu ? Okeh, baiklah kl begitu, Saya mendukung anda sepenuhnya :D.

Kesimpulan awal :

1.M. Ibn Ishaq yg dimaksud dlm rantai perawi anda adalah M. Ibn Ishaq murid dan putra Rahwayh bukan M. Ibn Ishaq Ibn Yasar penulis Sirat Rasul.

2. M. Ibn Ishaq ibn Yasar penulis Sirat Rasul tidak pernah meriwayatkan adegan ranjang Mariyah.


Kembali ke rantai perawi anda, perhatikan:

Said Bin Yahya << ayahnya << M. Ibn Ishaq << Az Zuhri << Ubaidullah Bin Abdullah << Ibnu Abbas << Umar Bin Khattab .

*Owhh maaf saya salah memberi tanda ^.^V

Hadist tersebut diterima dari Az Zuhri yang tidak lain dan tidak bukan adalah guru dr M Ibnu Ishaq yg dimaksud dlm hadist tsb. Berarti kata kuncinya , Ibnu Ishaq murid Az Zuhri.

Ok, lets cekidot....apa nama panjang dari Muhammad Ibnu Ishaq murid Az Zuhri tsb sehingga dari nasabnya kita tau apakah dia cucu dari Pak Yasar atau Pak Rahwyh.

Muhammad, Nabi Kita Semua

Image

Oow...fatal sekali kesalahan anda. Az Zuhri hanya punya satu murid bernama Muhammad Ibn Ishaq....yaitu Ibn Ishaq penulis Sirat Rasul.

Jika mmg bukan dia yg dimaksud, brrti hadist anda itu hanyalah sampah. Jika penulis Sirat Rasul tidak pernah menuliskan ttg adegan ranjang ttg Mariyah, terpaksa anda harus melupakan hadist anda tercinta diatas...krn sdh menjadi lebih jelas kl itu adalah bualan. Tp jika anda tetap bertahan kl itu adalah M ibn Ishaq Ibn Rahwayh, maka lebih jelas lagi bahwa sanadnya terputus dari Az Zuhri yang artinya hadist anda mursal. Anda telah menyangkal perawi anda dgn tangan anda sendiri seperti malakukan gol bunuh diri.

Pilih mana....kanan kiri SKAK MAT.:yawinkle:

Luar biasa cara anda bertaqqiya. =D> =D> =D>
Hadis Bukhari yang tercantum di tafsir Ibn Kathir Q 66:5 dengan jelas mengatakan SEMUA istri cemburu pada Muhammad. Sasaran kemarahan cemburu semua istri adalah Muhammad, dan bukan sesama istri. ...
Ya memang,tapi gak ada yg mengatakan bahwa penyebabnya adegan ranjang Mariyah kan?
Capedee... udah gw jawab di sini:
aisha-vs-adadeh-skandal-di-ranjang-hafsah-t46520/page60.html#p802928

Gini aja deh. Aku sudah menjelaskan panjang lebar alasannya mengapa kasus adegan-ranjang-Maria erat hubungannya dengan kemarahan / kecemburuan semua istri pada Muhammad. Karena kau tak terima, maka sekarang giliranmu menjelaskan:
Mengapa kasus madu bisa menyebabkan SEMUA istri Nabi cemburu pada Nabi?
Kasih sayang Nabi yang manakah yang membuat mereka semua marah dan berontak pada Nabi?
Bawang deeeeeeee.........

1.Mengapa kasus madu bisa menyebabkan SEMUA istri Nabi cemburu pada Nabi?

Karena Nabi terlalu lama berada dirumah salah satu istrinya karena menikmati madu tsb.

2.Kasih sayang Nabi yang manakah yang membuat mereka semua marah dan berontak pada Nabi?

Pemberontakan yg mana dulu ? Ttg uang belanja atau yg mana ?
Saya tidak perdulu kerajaan Saudi, saya mau anda tidak perlu menggunakan nama Bukhari dan mengutip hadist beliau untuk mendukung fitnah anda.
Fakta Saudi Arabia mendukung terjemahan Bukhari oleh Muhsin Khan tentunya merupakan keterangan penting bagi kebanyakan Muslim yang ingin tahu kebenaran. Hanya yang beg0 saja yang tak peduli. Ini sama persis dengan sikapmu yang tak peduli dengan keterangan sahih berbagai literatur Islam tentang Maria, dan malah mendukung penghapusan keterangan ini dari buku² klasik Islam. Bukannya merenung, tapi malahan cepat² mengambil penghapus untuk menghilangkan keterangan menyesakkan hati tersebut.
Saya juga ogah Mas menulis argument (maaf) beg0 seperti diatas. Orang sudah jelas Bukhari ga pernah nulis ttg Mariyah didalam kurung dan anda juga mengakui bahwa penambahan itu dilakukan orang lain tapi ttp saja keukeuh kl Bukhari menambahkannya setalah dia wafat. Apa mungkin Bukhari bangkit dalam kubur cuma buat nambahin kurung ? :lol:

Lagiam saya kan jg sudah kasih versi klasiknya dan saya sdh jelasin bahwa hadist Bukhari dan Muslim itu gak pernah mengalami penghilangan krn mmg sdh shahih dari awalnya. Dlm ilmu hadist, kl di takhrij...yg dirubah paling tulisan yg salah...tp kl smpai merubah makna, itu namanya memutar balik fakta.

Adadeh wrote:Q 66:4
Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya (1) Allah adalah Pelindungnya dan (2) (begitu pula) Jibril dan (3) orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu (4) malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
Jadi menurut anda, kata bantu membantu menyusahkan nabi itu....kl kita masukan dln versi adegan ranjang, mksdnya bantu membantu dlm hal apa ? Bntu membantu cemburu, bantu membantu bergosip, atau apa?

Q 66:4 itu berhubungan dengan permintaan Muhammad pada Hafsa untuk merahasiakan adegan ranjangnya dengan Maria di atas ranjang Hafsa. Tapi Hafsa malah bergossip ke Aisyah dan keduanya saling bantu menyudutkan Muhammad supaya tetap gak ngesex lagi dengan Mariyah. Muhammad tentu saja tak senang akan hal itu, dan dia lalu membatalkan sumpahnya sambil tak lupa mengeluarkan ancaman lewat ayat Qur'an 66:4.
Jadi menurut anda...bantu membantu dalam menyebarkan rahasia ttg adegan ranjang itu ya? Jadi, rahasia yg disebarkan itu menyusahkan hati nabi.

Okelah................

Mengenai rahasia yg dimaksud sudah dijelaskan Bukhari satu paket bersama dgn pembahasan ttg madu dlm Fahthul Baari (XI/582) sbb :

Ibrahim Bin Musa menuturkan dari Hisyam, ia mengatakan, Rasulullah bersabda :
“Saya bersumpah untuk tidak mengulanginya lagi, dan aku telah bersumpah untuk itu, jadi kamu jgn memberitahukannya kpd siapapun.”

Nah loh...shahih lagi
Bukhari juga gak pernah bilang Muhammad itu keturunan Ismael. Apa mungkin keturunan itu sebenarnya tidak pernah ada? Adanya hanya di Sirat Rasul dari Ibn Ishaq tuh.
Ol la la…anda begitu penasaran rupanya. Membahas ttg Ismael…akan berefect pada mengutip kitab-kitab sebelumnya dan itu dilarang keras disini. Sy sarankan…kita ke forum lain yg tidak punya halangan moderasi.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Adadeh »

aisha wrote:Dengan kata “disampaikan oleh Umar, Nabi berkata...” berarti marfu’. Tapi jgn lupa..”Nabi berkata” bukan brrti mmg asli dari dia. Oleh sebab itu ada yg namanya kritik hadist.....untuk tau asli apa palsu, apa benar beliau bilang begitu karena Allah mengingatkan untuk memeriksa setiap berita yg datang kepadamu, jgn mudah percaya.
Hahaha.... sok ngejago, padahal ternyata tong kosong belaka. Saya perhatikan anda semakin gegabah menjawab..hati-hati mbok, Im watching u.
Hadis Umar di atas itu amat sangat terkenal banget, dan termasuk hadis qudsi. Dengan begitu teorimu hancur berantakan. Nih periksa sendiri kalo gak percaya:
http://ahadith.co.uk/hadithbynarrator.p ... d=14&let=I

Narrated Ibn Umar From 110 Hadith Qudsi
Found in: 110 Ahadith Qudsi (Sacred Hadith)
Hadith no: 33
Narrated: Ibn Umar
Prophet (SAW) quoted his Lord (SWT) as saying: Whoever of My slaves comes out to fight in My way seeking My pleasure, I guarantee him that I will compensate his suffering with reward and booty (during his lifetime) and if he dies, I would forgive him, have mercy on him and let him enter Paradise. (This Hadith is fairly sound and reported in Musnad Ahmad).


Dengan begitu, sudah jelas bahwa hadis Ibn Kathir 34526 adalah hadis qudsi nan sahih. Suci, penuh makna Islamiah, mengandung ayat Qur'an, berasal dari congor Muhammad/Allah, disampaikan oleh Umar ke Ibn Abbas.
Dengan kata “disampaikan oleh Umar, Nabi berkata...”
Semua hadis qudsi disampaikan oleh orang lain, dan tidak dikatakan langsung oleh Muhammad. Masihkah kamu merasa sok pinter mau ngajarin kafir tentang ilmu hadis? :roll:
Oow...fatal sekali kesalahan anda. Az Zuhri hanya punya satu murid bernama Muhammad Ibn Ishaq....
Sumbermu ngaco tuh. Murid² Az Zuhri adalah Malik bin Anas (Malik Muwatta nan sahih), Ma'mar bin Rasid, Sufyan Ibn Uyaynah. Sumber: Imam Sufyan Ibn Uyaynah oleh Salahudin ibn Ali ibn Abdul-Maujud
Image
Tp jika anda tetap bertahan kl itu adalah M ibn Ishaq Ibn Rahwayh, maka lebih jelas lagi bahwa sanadnya terputus dari Az Zuhri yang artinya hadist anda mursal. Anda telah menyangkal perawi anda dgn tangan anda sendiri seperti malakukan gol bunuh diri.
Mengapa sanadnya terputus karena dari Az Zuhri? Heiran gw sama jalan pikiranmu. Az Zuhri itu sangat dipercaya para pengumpul hadis sahih. Bahkan Bukhari sekalipun juga banyak mengutip dari Az Zuhri. Lihat nih buktinya:

http://ahadith.co.uk/hadithbynarrator.p ... uhri&bid=1
http://ahadith.co.uk/hadithbynarrator.p ... id=1&let=I
http://ahadith.co.uk/hadithbynarrator.p ... id=1&let=I
Giat bergantung penuh pada Bukhari, tapi ternyata Bukhari sendiri favorit berat sama Az Zuhri. Siapa yang melakukan usaha bunuh diri nih? :rolleyes:

Malah lebih jauh lagi, hal ini jelas bersangkutan dengan usia kisah Adegan Ranjang Maria dan usia kisah Madu. Kisah adegan ranjang Maria tertulis dalam Sira pertama Islam oleh Ibn Shihab al-Zuhri (sekitar 680-742M). Muhammad mati tahun 632 M. Jadi Az Zuhri lahir sekitar 48 tahun setelah Muhammad mati. Tak ada catatan sejarah Nabi sebelumnya Sira dari Az Zuhri. Az Zuhri juga tidak menyampaikan keterangan tentang Madu. Kisah tentang Muhammad ngesex dengan Maria ini sudah beredar lama di antara masyarakat Arab, beberapa abad sebelum akhirnya kisah madu muncul kemudian. Hadis² berikut dari Bukhari, Muslim, dll tentang madu dan semuanya ditulis sekitar 200 tahun setelah Muhammad mati. Bukhari itu hidup dari tahun 810–870, atau 70 tahun setelah Az Zuhri wafat, atau 178 tahun setelah Muhammad mati.
Dari banyaknya hadis² Az Zuhri yang dikutip Bukhari, tampak nyata bahwa Bukhari sendiri menghormati Az Zuhri dan percaya pada berbagai keterangan Az Zuhri. Dengan demikian, hadis Bukhari Sahih 3:43:648 sudah tentu membicarakan tentang sumpah Nabi untuk tidak ngesex dengan Mariah, dan bukan sumpah untuk tidak minum madu lagi.

The Prophet did not go to his wives because of the secret which Hafsa had disclosed to 'Aisha, and he said that he would not go to his wives for one month as he was angry with them when Allah admonished him (for his oath that he would not approach Maria).
(keterangan tepat dalam kurung ditulis oleh penerjemah Bukhari yakni Muhammad Muhsin Kahn.)

Dengan demikian, Bukhari mendukung keterangan Az Zuhri bahwa Q 66:1 adalah tentang Muhammad ngesex dengan Maria di ranjang Hafsa. Semua hadis² sahih lainnya yang menulis keterangan tentang Madu adalah keterangan palsu, karena baru muncul ratusan tahun setelah kisah Adegan Ranjang Maria. Hadis dari Ibn Kathir 34526 adalah hadis qudsi maqbul yang sahih!
1.Mengapa kasus madu bisa menyebabkan SEMUA istri Nabi cemburu pada Nabi?
Karena Nabi terlalu lama berada dirumah salah satu istrinya karena menikmati madu tsb.
Untuk menilai kebenaran keterangan ini, mari kita bandingkan dengan kasus lain yang bersangkutan dengan cemburu akut istri² Muhammad terhadap Aisyah.
Semua Muslim tahu betul Muhammad senang sekali menjenguk Aisyah, Aisyah itu adalah istri favorit Nabi, Aisyah merupakan inspirasi Muhammad dalam menciptakan ayat² Qur'annya saat bobo bersama di bawah satu selimut, Aisyah dapat banyak hadiah sogokan Muslim karena mereka tahu dia adalah favorit Nabi dan Nabi sering tinggal di tempatnya, sehingga istri² Nabi yang lain cemburu. Banyak banget tuh hadis sahih tentang hal memalukan itu, tapi gak ada satu pun ayat Qur'an yang turun untuk masalah ini. Fakta ini membuktikan Allah sama sekali tak peduli dengan kecemburuan semua istri Muhammad terhadap Aisyah. Bukanlah hal yang penting bagi Allah jika istri² Nabi pada cemburu sama Aisyah, bahwa Muhammad gak adil pada istri²nya karena lebih menyayangi Aisyah dibandingkan istri²nya yang lain.
Kenapa sekarang Muhammad terlalu lama berada dirumah salah satu istrinya karena menikmati madu tsb, Allah sampai² merasa perlu revot² menurunkan SATU SURA? Bukan hanya 1 ayat lagi, tapi sampai SATU SURA.
2.Kasih sayang Nabi yang manakah yang membuat mereka semua marah dan berontak pada Nabi?
Pemberontakan yg mana dulu ? Ttg uang belanja atau yg mana ?
Pemberontakan yang disebut di hadis Bukhari di lidwa itu lhooo...

Image

Umar berkata bahwa ada 3 ayat Qur'an turun karena gagasannya. Ayat ketiga adalah: saat istri² beliau cemburu kepada Muhammad (sehingga banyak yang membangkang). Gara² kejadian ini, maka turunlah ayat ancaman cerai semua istri Nabi di Q 66:5.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Adadeh »

Ol la la…anda begitu penasaran rupanya. Membahas ttg Ismael…akan berefect pada mengutip kitab-kitab sebelumnya dan itu dilarang keras disini. Sy sarankan…kita ke forum lain yg tidak punya halangan moderasi.
Jangan pake kitab kafir untuk membela Islam. Segudang literatur Islam sudah cukup untuk membuktikan janjimu dulu yang ini:
Saya bisa buktikan bahwa Rasulullah itu keturunan Ismael...bahkan tanpa melibatkan Al Waqidi atau Ibnu Ishaq didalamnya.
Sama seperti kau minta bukti hadis sahih untuk kasus adegan-ranjang-Maria ini, aku juga minta bukti hadis sahih untuk kasus keturunan Ismael, misalnya dari Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasa'i Alo, Baihaqi, Tirmizi, Muwatta Malik, dll.
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

Adadeh wrote:Hahaha.... sok ngejago, padahal ternyata tong kosong belaka. Saya perhatikan anda semakin gegabah menjawab..hati-hati mbok, Im watching u.

Hadis Umar di atas itu amat sangat terkenal banget, dan termasuk hadis qudsi. Dengan begitu teorimu hancur berantakan. Nih periksa sendiri kalo gak percaya:

http://ahadith.co.uk/hadithbynarrator.p ... d=14&let=I
Disampaikan oleh Umar: Nabi berkata: siapapun diantara budak²ku yang berperang di jalanku demi kesenanganku, aku jamin kematiannya dengan hadiah dan harta jarahan dan jika dia mati, aku akan mengampuninya, mengasihaninya, dan memasukkannya ke surga.

Dengan kata “disampaikan oleh Umar, Nabi berkata...” berarti marfu’.

Narrated Ibn Umar From 110 Hadith Qudsi
Found in: 110 Ahadith Qudsi (Sacred Hadith)
Hadith no: 33
Narrated: Ibn Umar
Prophet (SAW) quoted his Lord (SWT) as saying: Whoever of My slaves comes out to fight in My way seeking My pleasure, I guarantee him that I will compensate his suffering with reward and booty (during his lifetime) and if he dies, I would forgive him, have mercy on him and let him enter Paradise. (This Hadith is fairly sound and reported in Musnad Ahmad).

2.Hadist Qudsi itu adalah hadist yg disandarkan pada perkataan Allah melalui Rasulullah, contohnya :
“Rasulullah berkata, Allah berfirman :.......”


Dengan begitu, sudah jelas bahwa hadis Ibn Kathir 34526 adalah hadis qudsi nan sahih. Suci, penuh makna Islamiah, mengandung ayat Qur'an, berasal dari congor Muhammad/Allah, disampaikan oleh Umar ke Ibn Abbas.
Semua hadis qudsi disampaikan oleh orang lain, dan tidak dikatakan langsung oleh Muhammad. Masihkah kamu merasa sok pinter mau ngajarin kafir tentang ilmu hadis?
Seandainya anda menjadi seorang ulama hadist....pasti anda senasib dgn Al Waqidi. Tapi Al Waqidi masih sedikit beruntung krn riwayat2nya setidaknya mengalami penelitian seblm ditinggalkan oleh para perawi hadist, sedangkan anda...pastinya ditengokpun tidak.

Saya lihat anda sedikit linglung tapi mencoba mengecoh saya dgn trik murahan. Semakin anda tidak berfikir objektif dan berambisi untuk menang, maka anda akan semakin terlihat (maaf) b0doh. Saya cukup memerahkan bagian sanadnya dan dan kembali memposting penjelasan saya... anda nyambung atau tidak itu urusan lain. Sepertinya usaha saya untuk membantu anda terlihat sedikit pintar sia-sia saja krn anda sendiri yg ingin begitu. Tidak perlu menilai saya krn semua orang sedang melihat kita, keluarkan saja seluruh kemampuan anda untuk memfitnah Rasulullah krn saya disini menjadi orang yg paling siap membela dia. Saya tidak merasa sok pintar...hanya sedikit lebih tau dari anda. Jika mmg anda pintar...maka buktikanlah. Jgn buat saya berulang-ulang mengoreksi kesalahan anda.
Oow...fatal sekali kesalahan anda. Az Zuhri hanya punya satu murid bernama Muhammad Ibn Ishaq....
Sumbermu ngaco tuh. Murid² Az Zuhri adalah Malik bin Anas (Malik Muwatta nan sahih), Ma'mar bin Rasid, Sufyan Ibnu Uyaynah. Sumber: Imam Sufyan Ibn Uyaynah oleh Salahudin ibn Ali ibn Abdul-Maujud


Hahahah........fatal sekali kesalahan anda dalam mencerna kalimat. Mksd saya, murid Az Zuhri bernama Muhammad Ibn Ishaq itu hanya satu orang yaitu Muhammad Ibn Ishaq Ibn Yasar.
Tp jika anda tetap bertahan kl itu adalah M ibn Ishaq Ibn Rahwayh, maka lebih jelas lagi bahwa sanadnya terputus dari Az Zuhri yang artinya hadist anda mursal. Anda telah menyangkal perawi anda dgn tangan anda sendiri seperti malakukan gol bunuh diri.
Mengapa sanadnya terputus karena dari Az Zuhri?
Saya kira anda sudah faham mksd saya krn tentunya anda sangat pintar. Tp baiklah, saya yg **** ini akan menjelaskan demi kemajuan diskusi. Ktersambungan sanad itu dintukan oleh adanya kemungkinan pertemuan antar perawi, baik dalam hubungan darah maupun hubungan intelektual guru dan murid. Jadi penting utk mengetahui siapa2 guru, siapa2 murid, dan siapa2 anak, cucu, cicit sang perawi....krn jika si A mengatakan menrima hadist dari Si B, sedangnkan Si A tidak pernah bertemu dgn Si B, maka sanadnya terputus...

Jika Ibn Ishaq ydmksd dlm hadist anda adalah Ibn Ishaq murid dan putra Rahwayh...maka tentunya nama AzZuhri tidak ada dalam salah satu rantai perawi dan penutur ketiga setelah Ubaidullah Ibn Abdullah seharusnya guru adari Ibn Ishaq Ibn Rahwayh. Jika ygdmksd adalah Ibn Ishaq murid Az Zuhri, maka rantai sanad anda tidak terputus pada Az Zuhri...tapi seperti kata anda sendiri, tidak satupun riwayat berstatus shahih dari Ibnu Ishaq murid Az Zuhri.
Heiran gw sama jalan pikiranmu. Az Zuhri itu sangat dipercaya para pengumpul hadis sahih. Bahkan Bukhari sekalipun juga banyak mengutip dari Az Zuhri. Lihat nih buktinya:

http://ahadith.co.uk/hadithbynarrator.p ... uhri&bid=1
http://ahadith.co.uk/hadithbynarrator.p ... id=1&let=I
http://ahadith.co.uk/hadithbynarrator.p ... id=1&let=I
Giat bergantung penuh pada Bukhari, tapi ternyata Bukhari sendiri favorit berat sama Az Zuhri. Siapa yang melakukan usaha bunuh diri nih?

Malah lebih jauh lagi, hal ini jelas bersangkutan dengan usia kisah Adegan Ranjang Maria dan usia kisah Madu. Kisah adegan ranjang Maria tertulis dalam Sira pertama Islam oleh Ibn Shihab al-Zuhri (sekitar 680-742M). Muhammad mati tahun 632 M. Jadi Az Zuhri lahir sekitar 48 tahun setelah Muhammad mati. Tak ada catatan sejarah Nabi sebelumnya Sira dari Az Zuhri. Az Zuhri juga tidak menyampaikan keterangan tentang Madu. Kisah tentang Muhammad ngesex dengan Maria ini sudah beredar lama di antara masyarakat Arab, beberapa abad sebelum akhirnya kisah madu muncul kemudian. Hadis² berikut dari Bukhari, Muslim, dll tentang madu dan semuanya ditulis sekitar 200 tahun setelah Muhammad mati. Bukhari itu hidup dari tahun 810–870, atau 70 tahun setelah Az Zuhri wafat, atau 178 tahun setelah Muhammad mati.
Dari banyaknya hadis² Az Zuhri yang dikutip Bukhari, tampak nyata bahwa Bukhari sendiri menghormati Az Zuhri dan percaya pada berbagai keterangan Az Zuhri. Dengan demikian, hadis Bukhari Sahih 3:43:648 sudah tentu membicarakan tentang sumpah Nabi untuk tidak ngesex dengan Mariah, dan bukan sumpah untuk tidak minum madu lagi.

The Prophet did not go to his wives because of the secret which Hafsa had disclosed to 'Aisha, and he said that he would not go to his wives for one month as he was angry with them when Allah admonished him (for his oath that he would not approach Maria).
(keterangan tepat dalam kurung ditulis oleh penerjemah Bukhari yakni Muhammad Muhsin Kahn.)

Dengan demikian, Bukhari mendukung keterangan Az Zuhri bahwa Q 66:1 adalah tentang Muhammad ngesex dengan Maria di ranjang Hafsa. Semua hadis² sahih lainnya yang menulis keterangan tentang Madu adalah keterangan palsu, karena baru muncul ratusan tahun setelah kisah Adegan Ranjang Maria. Hadis dari Ibn Kathir 34526 adalah hadis qudsi maqbul yang sahih!
Saya yakin anda faham inti dari argument saya sebelumnya tapi saya tidak tau kenapa anda justru membelokkannya pada Az Zuhri seolah-olah saya meragukan Az Zuhri dan berpanjang lebar pada penjelasan-penjelasan yg tidak penting.

Simple saja pertanyaan saya, silahkan pilih....

Siapa Muhammad Ibn Ishaq yg dimaksud dalam rantai perawi anda, Muhammad Ibn Ishaq Ibn Rahwayh atau Muhammad Ibn Ishaq Ibn Yasar ?

Tidak usah berputar – putar, jawab saja pilihan anda.
1.Mengapa kasus madu bisa menyebabkan SEMUA istri Nabi cemburu pada Nabi?
Karena Nabi terlalu lama berada dirumah salah satu istrinya karena menikmati madu tsb.
Untuk menilai kebenaran keterangan ini, mari kita bandingkan dengan kasus lain yang bersangkutan dengan cemburu akut istri² Muhammad terhadap Aisyah.
Semua Muslim tahu betul Muhammad senang sekali menjenguk Aisyah, Aisyah itu adalah istri favorit Nabi, Aisyah merupakan inspirasi Muhammad dalam menciptakan ayat² Qur'annya saat bobo bersama di bawah satu selimut, Aisyah dapat banyak hadiah sogokan Muslim karena mereka tahu dia adalah favorit Nabi dan Nabi sering tinggal di tempatnya, sehingga istri² Nabi yang lain cemburu. Banyak banget tuh hadis sahih tentang hal memalukan itu, tapi gak ada satu pun ayat Qur'an yang turun untuk masalah ini. Fakta ini membuktikan Allah sama sekali tak peduli dengan kecemburuan semua istri Muhammad terhadap Aisyah. Bukanlah hal yang penting bagi Allah jika istri² Nabi pada cemburu sama Aisyah, bahwa Muhammad gak adil pada istri²nya karena lebih menyayangi Aisyah dibandingkan istri²nya yang lain.
Kenapa sekarang Muhammad terlalu lama berada dirumah salah satu istrinya karena menikmati madu tsb, Allah sampai² merasa perlu revot² menurunkan SATU SURA? Bukan hanya 1 ayat lagi, tapi sampai SATU SURA
.

Karena urusan halal dan haram itu bukan hal sepele. Rasulullah itu adalah contoh bagi muslim, jika dia menghindari, menyukai, dan membenci sesuatu maka itu akan menjadi sunnah. Jika Rasulullah mengharamkan madu yg jelas-jelas dipuji-puji manfaatnya dalam Surah An Nahl.... hanya karena kecemburuan sepele dari wanita, maka apa kata dunia ?

Saya bagi sedikit :

Wanita kl sedang cemburu ada-ada saja ulahnya...itu semua hanya krn satu hal, ingin diperhatikan. Unsur perasaan dalam tindakan mendominasi penuh ketimbang pertimbangan akal apalagi dalam masa-masa tertentu. Jadi sangat tidak pantas Rasulullah mengharamkan madu hanya karena menjaga perasaan istri2nya yg artinya juga dia menentang hokum Allah. Dalam banyak keributan rumah tangga Rasulullah dikarenakan kecemburuan , hanya kasus pengharaman madulah Allah turun tangan krn ini sdh melewati batasan. Jika hari ini Rasulullah mengahramkan madu karena diberikan Zainab atau Hafsah, besok-besok dia biasa mengharamkan sapi, kambing, ayam, entog, hanya karena istrinya cemburu Aisha memasaknya ut Rasulullah. Oleh sebab itu Allah tidak membiarkan hal itu berlarut-larut hingga turunlah teguran keras pada Aisha dan Hafsah, juga Rasulullah.

Wanita Allah juga yg ciptakan...dan Dia lebih tau susunan hormonnya lebih daripada wanita itu sendiri. Jd jika anda bilang Allah tdk peduli perasaan wanita, Allah tinggal menurunkan satu ayat yg berbunyi :

“Wahai wanita diharamkan bagi kamu untuk cemburu pada suamimu”

Kan tidak perlu turun tangan urusan madu. Tapikan nanti jadi aneh, bukannya cukup dicabut saja rasa cemburunya. Dunia tanpa rasa cemburu, maka cinta tidak akan berasa indah, betul ?
2.Kasih sayang Nabi yang manakah yang membuat mereka semua marah dan berontak pada Nabi?
Pemberontakan yg mana dulu ? Ttg uang belanja atau yg mana ?
Pemberontakan yang disebut di hadis Bukhari di lidwa itu lhooo...

Umar berkata bahwa ada 3 ayat Qur'an turun karena gagasannya. Ayat ketiga adalah: saat istri² beliau cemburu kepada Muhammad (sehingga banyak yang membangkang). Gara² kejadian ini, maka turunlah ayat ancaman cerai semua istri Nabi di Q 66:5.
Ooooooo…kita pending dulu yg ini, kita bahas tersendiri krn saya berencana membahasnya di kronologi II.
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

Adadeh wrote:[Jangan pake kitab kafir untuk membela Islam. Segudang literatur Islam sudah
cukup untuk membuktikan janjimu dulu yang ini:

Saya bisa buktikan bahwa Rasulullah itu keturunan Ismael...bahkan tanpa melibatkan Al Waqidi atau Ibnu Ishaq didalamnya.

Sama seperti kau minta bukti hadis sahih untuk kasus adegan-ranjang-Maria ini, aku juga minta bukti hadis sahih untuk kasus keturunan Ismael, misalnya dari Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasa'i Alo, Baihaqi, Tirmizi, Muwatta Malik, dll.
Saya janji tidak akan melibarkan Al Waqidi dan Ibnu Ishaq.... berarti selain dari itu tidak melanggar janji :yawinkle:
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Adadeh »

Aisha wrote:Saya lihat anda sedikit linglung tapi mencoba mengecoh saya dgn trik murahan.
Tingkahmu ini persis seperti maling/tukang tipu ketangkap basah lalu marah² pada penangkapnya. Udah ngaco setinggi langit, tapi masih belagu ini dan itu segala. Kecuali kamu, Muslim yang tertolol di FFI sekalipun tahu bahwa tak ada hadis yang diucapkan langsung dari mulut Muhammad/Allah tanpa penyampai kisah.
Hahahah........fatal sekali kesalahan anda dalam mencerna kalimat. Mksd saya, murid Az Zuhri bernama Muhammad Ibn Ishaq itu hanya satu orang yaitu Muhammad Ibn Ishaq Ibn Yasar.
Gw udah bilang sumbermu ngaco. Gak ada murid Az Zuhri yang bernama Muhammad Ibn Ishaq. Sumbermu bahkan tak menyebut Ibn Malik, murid Az Zuhri yang paling ternama, pengumpul hadis sahih Malik Muwatta. Guru Muhammad ibn Ishaq itu adalah Abdullah Ibn Abu Bakr (684-752).
Adadeh wrote:Mengapa sanadnya terputus karena dari Az Zuhri?
Jika Ibn Ishaq ydmksd dlm hadist anda adalah Ibn Ishaq murid dan putra Rahwayh...maka tentunya nama AzZuhri tidak ada dalam salah satu rantai perawi dan penutur ketiga setelah Ubaidullah Ibn Abdullah seharusnya guru adari Ibn Ishaq Ibn Rahwayh. Jika ygdmksd adalah Ibn Ishaq murid Az Zuhri, maka rantai sanad anda tidak terputus pada Az Zuhri...tapi seperti kata anda sendiri, tidak satupun riwayat berstatus shahih dari Ibnu Ishaq murid Az Zuhri.
Itu kan aturan ciptaanmu sendiri, sedangkan ilmu hadis Sunni tak ada yang menentukan isnad itu harus dari guru ke murid atau ke mana. Siapapun yang pernah ketemu atau kenal Az-Zuhri di masa itu juga bisa mengutip keterangannya meskipun bukan muridnya.
Simple saja pertanyaan saya, silahkan pilih....
Siapa Muhammad Ibn Ishaq yg dimaksud dalam rantai perawi anda, Muhammad Ibn Ishaq Ibn Rahwayh atau Muhammad Ibn Ishaq Ibn Yasar ?
Tak jadi masalah siapakah keduanya. Kalau kau mempermasalahkan hal ini, kenapa banyak hadis sahih yang memakai sumber dari Muhammad Ibn Ishaq tanpa peduli apakah itu Ibn Rahwayh atau Ibn Yasar. Contohnya ini:
'Signet-Rings (Kitab Al-Khatam)' of Sunan Abu-Dawud
Narrated Abdullah ibn Abbas: Muhammad ibn Ishaq said: I saw as-Salt ibn Abdullah ibn Nawfal ibn AbdulMuttalib wearing the signet-ring on his right small finger. I asked: What is this? He replied: I saw Ibn Abbas wearing his ring in this manner. He put its stone towards the upper part of his palm. Ibn Abbas also mentioned that the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) used to wear his signet-ring in his manner.
Siapa tuh Muhammad ibn Ishaq di atas? Ibn Ishaq Ibn Rahwayh atau Ibn Ishaq Ibn Yasar ?

Selain itu hadis itu diucapkan oleh Yahya bin Zaid, sumber yang banyak menyampaikan hadis² sahih. Lihat nih contoh hadis² sahihnya:
http://ahadith.co.uk/searchresults.php?q=ibn+yahya
Saya yakin anda faham inti dari argument saya sebelumnya tapi saya tidak tau kenapa anda justru membelokkannya pada Az Zuhri seolah-olah saya meragukan Az Zuhri dan berpanjang lebar pada penjelasan-penjelasan yg tidak penting.
Justru penting sekali, dan ini merupakan kunci utama yang menunjukkan (1) usia kisah skandal ranjang Maria dan (2) usia kisah madu. Mari lihat keterangan kronologi sejarawan Muslim dari buku Islamic Historiography oleh Chase F. Robinson: (yang berwarna merah adalah tambahan dariku)

Image
Az-Zuhri (680-742M) adalah termasuk sejarawan Islam pertama , kira² seabad sebelum ahadis ditulis oleh siapapun. Az-Zuhri lahir sekitar 40 tahun setelah Muhamad mati. Az-Zuhri menyampaikan kisah tentang skandal ranjang Muhammad & Maria yang memalukan itu. Az-Zuhri itu mengenal Urwa bin al Zubayr, yang mengenal langsung Aisyah. Tapi dari Aisyah di jaman itu tak pernah keluar kisah tentang madu pada Urwa bin al Zubayr dan Az-Zuhri. Dengan begitu kisah skandal sex Maria sudah beredar lama di masyarakat Muslim Arab sebelum hadis² sahih ditulis oleh Bukhari, dan muridnya Muslim. Tak ada penulis sejarah Islam di jaman Az-Zuhri dan Urwa yang menyampaikan kisah madu di At Tahrim.
Selain Zuhri, penulis Sira lain yang juga mencantumkan kisah skandal ranjang Muhammad & Maria adalah Waqidi dan Ibn Sa'd.
Kisah madu baru muncul di literatur Islam di jaman Bukhari (810-870 M), atau sekitar 200 tahun lebih setelah Muhammad mati.

Bukti lain juga ditunjukkan dari keterangan Tabari tentang Q 66:2. Gw sampaikan ini bagi yang ingin tahu kebenaran. Yang benci Tabari, silakan kubur kepala dalam² masuk tanah saja.

Image
Perhatikan keterangan di halaman 227, yang digarisbawahi merah. Para pendukung tafsir ini adalah:
Ibnu Abbas (sahabat, sepupu, dan juru tulis Nabi), Zaid bin Aslam (tabi’in), Abdurrahman bin Zaid bin Aslam (tabi’ al-tabi’in), Asy-Syabi’ , Adh-Dhahak bin Muzahim (ahli tafsir). Kebanyakan orang² hidup di jaman Nabi dan mengenal para sahabat Nabi.

Image
Para ahli tafsir yang disebut di atas yakin bahwa Q 66:2 ini bersangkutan dengan pembocoran rahasia skandal sex Muhammad & Maria oleh Hafsa pada Aisyah. Yang menegaskan kebenaran keterangan ini adalah Al Kisa’i, Al Hasan Al Bashri, Abu Abdurrahman As Sulami serta Qatadah. Mereka juga menjelaskan bahwa Muhammad marah pada Hafsa yang membocorkan rahasia skandal sexnya dengan Maria, dan INGIN BALAS DENDAM DENGAN MENCERAIKAN HAFSA!! Silakan baca keterangan di halaman 228 dan 229 yang dalam kotak kuning.
Kutipan:
Artinya dia (Muhammad) mengetahui Hafsa yang menceritakan rahasia itu, sedangkan Hafsa sendiri berusaha menyembunyikan pembocoran rahasia itu dari Nabi SAW. Selanjutnya, beliau SAW marah pada Hafsa dan MEMBALASNYA. Ini sama dengan perkataan orang, “Aku sungguh akan memberitahumu tentang perbuatanmu.” Artinya, aku akan membalas perbuatanmu. Mereka mengatakan bahwa Rasulullah SAW membalasnya dengan MENCERAIKANNYA.

Dari tahun kelahiran dan kematian Al Hasan Al Bashri dan Qatadah, kita bisa tahu bahwa mereka memang hidup di jaman Muhammad dan mengenal para sahabat Muhammad. Al Hasan Al Bashri itu hidup di tahun 642 – 728, dan dia bertemu dengan para sahabat Nabi, termasuk mereka yang bertempur di perampokan Badr. Qatadah ibn al-Nu’man yang adalah Muslim Ansar (dari Medina) dan sahabat Muhammad, yang mati di tahun yang sama dengan Muhammad, yakni 632 M. Ibn Abbas, yang adalah sahabat dan sepupu Nabi, hidup di jaman Nabi, juga mengatakan hal yang sama, dan tak pernah menyampaikan tentang kisah Madu. Dari keterangan mereka, kita ketahui bahwa kisah skandal sex Muhammad dan Maria sudah terkenal dan tersebar diantara Muslim sejak jaman Nabi. Mereka tak mengatakan apapun tentang kisah madu di Q 66.

Sekarang mari telaah hadis Bukhari tentang kisah madu:
http://www.cmje.org/religious-texts/had ... 08.078.682
Volume 8, Book 78, Number 682:
Narrated 'Aisha:
The Prophet used to stay (for a period) in the house of Zainab bint Jahsh (one of the wives of the Prophet ) and he used to drink honey in her house. Hafsa and I decided that when the Prophet entered upon either of us, she would say, "I smell in you the bad smell of Maghafir (a bad smelling raisin). Have you eaten Maghafir?"

Dan seterusnya, baca sendiri saja.

Kita tahu bahwa Bukhari hidup di tahun 810–870 M, dan Aisyah hidup tahun 614-678 M. Itu berarti, Bukhari lahir 132 tahun setelah Aisyah mati. Dengan begitu, Bukhari tidak pernah bertemu / wawancara langsung dengan Aisyah saat menulis kisah madu di Volume 8, Book 78, Number 682. Tak ada keterangan sanad atau rantai penyampai kisah apapun di hadis tersebut, alias sanadnya tidak bisa ditelusuri. Hadis itu tiba² saja dimulai oleh Aisyah, padahal Bukhari tak pernah bertemu langsung dengan Aisyah. Dengan begitu keaslian kisah madu di Bukhari sangat layak diragukan keasliannya dan baru muncul di jaman Bukhari saja.

Sudah jelas bahwa usia kisah skandal sex Muhammad & Maria jauh lebih tua usianya daripada kisah Madu. Dengan begitu, kisah Madu adalah karangan Muslim saja, dan bukan fakta!
Karena urusan halal dan haram itu bukan hal sepele. Rasulullah itu adalah contoh bagi muslim, jika dia menghindari, menyukai, dan membenci sesuatu maka itu akan menjadi sunnah. Jika Rasulullah mengharamkan madu yg jelas-jelas dipuji-puji manfaatnya dalam Surah An Nahl.... hanya karena kecemburuan sepele dari wanita, maka apa kata dunia ?
Penjelasanmu sebenarnya malahan menyudutkan Muhammad. Dia sendiri yang melanggar pesan/firman Allah tentang halal/haram di Sura An Nahl, tapi mengapa yang ketiban ancaman cerai dan bakar di api neraka malah istri²nya? Karena Allah itu sama dengan Muhammad, tentu saja Muhammad dengan seenak udelnya menimpakan hukuman pada seluruh istrinya atas kesalahannya.

Ini persis dengan kejadian di Q 22:52-53 yang isinya tentang setan mempengaruhi Muhammad untuk menyampaikan ayat sehingga Allah membatalkannya. Intisari isinya sebenarnya adalah: “Jika aku, Muhammad, ngawur dan tertangkap basah olehmu, maka itu adalah salahmu sendiri karena hatimu rusak.”

Nabinya tukang tipu nomer wahid, tak heran umatnya pun rajin menipu, terutama menipu diri sendiri. Tanpa malu²nya Muslim menghapusi dan “membersihkan” keterangan literatur Islam kuno yang tak sesuai dengan selera pribadi.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Adadeh »

Aisha wrote:Saya janji tidak akan melibarkan Al Waqidi dan Ibnu Ishaq.... berarti selain dari itu tidak melanggar janji :yawinkle:
Pokoknya yang gw minta hadis sahih nan Islamiah. Semua contekan dari kitab suci kafir tak akan diterima. Udah berminggu-minggu hadis sahihnya belon muncul juga? Musti tunggu sampe berapa lama lagi? Sampe imam mahdi datenk?

Image

Ancaman cerai bales dendam nabi gede bo'onk SAW pada Hafsa cocok banget sama komik gw nih.
RASULULLAH SAW MEMBALASNYA DENGAN MENCERAIKANNYA!!
Katanya mengampuni lebih baik daripada bales dendam. Gimana nih? :lol:
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

Gw udah bilang sumbermu ngaco. Gak ada murid Az Zuhri yang bernama Muhammad Ibn Ishaq. Sumbermu bahkan tak menyebut Ibn Malik, murid Az Zuhri yang paling ternama, pengumpul hadis sahih Malik Muwatta. Guru Muhammad ibn Ishaq itu adalah Abdullah Ibn Abu Bakr (684-752).
Baiklah kl begitu, anggap saja benar. Lalu apa anda bias menjelaskan bagaimana hadist tersebut bias sampai dari Az Zuhri kepada Ibnu Ishaq ?
Itu kan aturan ciptaanmu sendiri, sedangkan ilmu hadis Sunni tak ada yang menentukan isnad itu harus dari guru ke murid atau ke mana. Siapapun yang pernah ketemu atau kenal Az-Zuhri di masa itu juga bisa mengutip keterangannya meskipun bukan muridnya.

Simple saja pertanyaan saya, silahkan pilih....
Siapa Muhammad Ibn Ishaq yg dimaksud dalam rantai perawi anda, Muhammad Ibn Ishaq Ibn Rahwayh atau Muhammad Ibn Ishaq Ibn Yasar ?


Tak jadi masalah siapakah keduanya. Kalau kau mempermasalahkan hal ini, kenapa banyak hadis sahih yang memakai sumber dari Muhammad Ibn Ishaq tanpa peduli apakah itu Ibn Rahwayh atau Ibn Yasar. Contohnya ini:
'Signet-Rings (Kitab Al-Khatam)' of Sunan Abu-Dawud

Narrated Abdullah ibn Abbas: Muhammad ibn Ishaq said: I saw as-Salt ibn Abdullah ibn Nawfal ibn AbdulMuttalib wearing the signet-ring on his right small finger. I asked: What is this? He replied: I saw Ibn Abbas wearing his ring in this manner. He put its stone towards the upper part of his palm. Ibn Abbas also mentioned that the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) used to wear his signet-ring in his manner.
Siapa tuh Muhammad ibn Ishaq di atas? Ibn Ishaq Ibn Rahwayh atau Ibn Ishaq Ibn Yasar ?

Selain itu hadis itu diucapkan oleh Yahya bin Zaid, sumber yang banyak menyampaikan hadis² sahih. Lihat nih contoh hadis² sahihnya:
http://ahadith.co.uk/searchresults.php?q=ibn+yahya
Saya hanya belajar dan dari belajar itu saya tau bgmana menggunakan ilmu hadist. Menciptakan aturan itu bukan kapasitas saya jadi penilaian anda terlalu berlebihan. Anda bias mempelajari apa yg saya katakan di link dan buku hadist manapun, jk senada brti memang begitu adanya.

Memang benar, sampainya hadist dari satu rawi ke rawi lainnya tidak harus selalu melalui hubungan intelektual guru dan murid tapi seperti kata anda, setidaknya dua orang perawi berurutan hidup pada satu masa yg sama sehingga bias mengutip perkataannya…ini sesuai dgn metode Imam Muslim. Bagaimana cara menganalisanya ? Gampang saja Mas…. Anda lihat saja tahun lahir dan wafatnya masing-masing. Misal :

Rawi 1 : 10H – 30H
Rawi 2 : 15H – 35 H

Berarti keduanya kemungkinan bertemu diantara 15H – 30H yaitu setelah lahirnya Rawi 2 dan wafatnya Rawi 1. Oleh sebab itu saya minta anda menentukan Muhammad Ibn Ishaq yg mana yg anda maksudkan dengan jelas dan tegassupaya kita bias menganalisa apakah sanadnya terputus atau tidak. Cobalah buat diskusi ini lebih simple...jgn berfikir terlalu keras.
kenapa banyak hadis sahih yang memakai sumber dari Muhammad Ibn Ishaq tanpa peduli apakah itu Ibn Rahwayh atau Ibn Yasar
Karena kl disebutkan nasabnya hingga kakek moyangnya, mgkn satu hadist bias sepanjang sabang smpai merauke. Bukannya orang yg tidak perduli hanya saja anda yg kurang faham. Jgn menduga laut jika kail anda hanya sejengkal.
Az-Zuhri (680-742M) adalah termasuk sejarawan Islam pertama , kira² seabad sebelum ahadis ditulis oleh siapapun. Az-Zuhri lahir sekitar 40 tahun setelah Muhamad mati. Az-Zuhri menyampaikan kisah tentang skandal ranjang Muhammad & Maria yang memalukan itu. Az-Zuhri itu mengenal Urwa bin al Zubayr, yang mengenal langsung Aisyah. Tapi dari Aisyah di jaman itu tak pernah keluar kisah tentang madu pada Urwa bin al Zubayr dan Az-Zuhri. Dengan begitu kisah skandal sex Maria sudah beredar lama di masyarakat Muslim Arab sebelum hadis² sahih ditulis oleh Bukhari, dan muridnya Muslim. Tak ada penulis sejarah Islam di jaman Az-Zuhri dan Urwa yang menyampaikan kisah madu di At Tahrim.
Selain Zuhri, penulis Sira lain yang juga mencantumkan kisah skandal ranjang Muhammad & Maria adalah Waqidi dan Ibn Sa'd.
Terima kasih ulasan anda yg panjang lebar yg akhirnya saya menyadari bahwa anda ternyata tidak faham dgn argument saya. Coba anda baca lagi argument saya sblmnya baik-baik, apa saya mempermasalahkan Az Zuhri ?

Seingat saya saya hanya menggunakan namanya sbg penutur ketiga sebelum Muhammad Ibn Ishaq untuk mengetahui hubungannya...sehingga anda tidak perlu menduga-duga tanpa dasar ttg Ibnu Ishaq mana yg dimaksud. Saya meyakini bahwa Ibnu Ishaq yg dimaksud adalah Ibnu ishaq Ibn Yasar...dan saya menjabarkan dgn panjang lebar sebelum saya menyimpulkan bahwa Ibnu Ishaq yg dimaksud adalah Ibn Ishaq Ibn Yasar. Tidak ada mslh dgn Az Zuhri, tp seperti yg anda bilang bahwa Az Zuhri juga mempunyai riwayat-riwayat mursal dalam karyanya.... sehingga bias jadi masalah Skandal Di Ranjang Hafsah itu merupakan salah satu bagian dari riwayat mursalnya sehingga para pakar hadist abad ke 3 beramai-ramai meninggalkan hadist tsb. Ingat Mas, dalam ilmu hadist juga ada penelitian.
Adadeh wrote:5. Az-Zuhri → Tabi’in → tabi’in
Ibnu Syihab az-Zuhri tinggal di Ailah sebuah desa antara Hijaz dan Syam, reputasinya menyebar sehingga ia menjadi tempat berpaling bagi para ulama Hijaz dan Syam. Selama delapan tahun Ibnu Syihab az-Zuhri ia tinggal bersama Sa’id bin Al-Musayyab di sebua desa bernama Sya’bad di pinggir Syam. Disana pula ia wafat.Az-Zuhri memang selalu berusaha keras untuk meriwayatkan hadits, ada yang berkata bahwa az-Zuhri menghimpun hadits jumlahnya mencapai 1.200 hadits, tetapi yang musnad hanya separuhnya.
Az-Zuhri meriwayatkan hadits bersumber dari Abdullah bin Umar, Abdullah bin Ja’far, Shal bin Sa’ad, Urwah bin az-Zubair, Atha’ bin Abi Rabah. Ia juga mempunyai riwayat riwayat yang mursal dari Ubadah bin as-Shamit, Abu Hurairah, Rafi’ bin Khudaij, dan beberapa lainnya.

Imam bukhari berpendapat bahwa sanad az-Zuhri yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya. Sedangkan Abu Bakar bin Abi Syaibah menyatakan bahwa sanadnya yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Ali bin Husain, dari bapaknya dari kakeknya (Ali bin Abi Thalib)”.
Ia wafat di Sya’bad pada tahun 123 H, ada yang mengatakan ia wafat tahun 125 H.
Kita tahu bahwa Bukhari hidup di tahun 810–870 M, dan Aisyah hidup tahun 614-678 M. Itu berarti, Bukhari lahir 132 tahun setelah Aisyah mati. Dengan begitu, Bukhari tidak pernah bertemu / wawancara langsung dengan Aisyah saat menulis kisah madu di Volume 8, Book 78, Number 682. Tak ada keterangan sanad atau rantai penyampai kisah apapun di hadis tersebut, alias sanadnya tidak bisa ditelusuri. Hadis itu tiba² saja dimulai oleh Aisyah, padahal Bukhari tak pernah bertemu langsung dengan Aisyah. Dengan begitu keaslian kisah madu di Bukhari sangat layak diragukan keasliannya dan baru muncul di jaman Bukhari saja.

Sudah jelas bahwa usia kisah skandal sex Muhammad & Maria jauh lebih tua usianya daripada kisah Madu. Dengan begitu, kisah Madu adalah karangan Muslim saja, dan bukan fakta!
Mas, saya sarankan anda tarik lagi argument anda yg ini... krn argument ini benar-benar menunjukan bahwa anda sangat buta hadist. Saya tidak perlu mengcounternya, menghabiskan waktu saja.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Adadeh »

aisha wrote:Mas, saya sarankan anda tarik lagi argument anda yg ini... krn argument ini benar-benar menunjukan bahwa anda sangat buta hadist. Saya tidak perlu mengcounternya, menghabiskan waktu saja.
Pakailah otak sedikiit saja jika nulis. Kapan Bukhari itu hidup? Kapan Aisha itu hidup? Pernahkah mereka berdua bertemu? Kaget ya? Semua hadis "sahih"-mu tentang kisah madu ternyata hanyalah hadis mu'allaq. Terputus sejak tingkat awal. Semua ini membuktikan kisah Madu tak lebih hanyalah karangan Muslim saja. Ngawur 100% halal.

Jika netter aisha tetap tak bisa menunjukkan kesahihan isnad Bukhari Volume 8, Book 78, Number 682, maka kasus ini kuanggap selesai. Silakan aisha, tunjukkan usahamu yang lebih keras. Jangan cuman bisa minta gw narik argumen untuk menutupi kebingunganmu.
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

aisha wrote:Mas, saya sarankan anda tarik lagi argument anda yg ini... krn argument ini benar-benar menunjukan bahwa anda sangat buta hadist. Saya tidak perlu mengcounternya, menghabiskan waktu saja.
Adadeh wrote:Pakailah otak sedikiit saja jika nulis. Kapan Bukhari itu hidup? Kapan Aisha itu hidup? Pernahkah mereka berdua bertemu? Kaget ya? Semua hadis "sahih"-mu tentang kisah madu ternyata hanyalah hadis mu'allaq. Terputus sejak tingkat awal. Semua ini membuktikan kisah Madu tak lebih hanyalah karangan Muslim saja. Ngawur 100% halal.
Memangnya saya menulis bahwa "Bukhari meriwayatkan, Aisha berkata : bla bla" yg menunjukan bahwa hadist itu diterimanya langsung dari Aisha ? Kl mmg ada, silahkan anda quote lg disini, saya mau lihat dan saya mau koreksi.
Jika netter aisha tetap tak bisa menunjukkan kesahihan isnad Bukhari Volume 8, Book 78, Number 682, maka kasus ini kuanggap selesai. Silakan aisha, tunjukkan usahamu yang lebih keras. Jangan cuman bisa minta gw narik argumen untuk menutupi kebingunganmu.
Sepertinya anda sudah tidak tahan ya sehingga berkali-kali anda meminta diskusi ini diselesaikan ?

Hanya anda saja yg meminta bukti keshahihan Bukhari tp itu insha Allah tidak sulit bagi saya.
Sambil saya menulis ....silahkan anda cari daftar nama-nama rawi bernama Muhammad Ibnu Ishaq beserta tahun lahir dan wafatnya yang semasa dengan Az Zuhri dan saya posting setelah anda menjawabnya.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Adadeh »

Aisha wrote:Saya meyakini bahwa Ibnu Ishaq yg dimaksud adalah Ibnu ishaq Ibn Yasar...dan saya menjabarkan dgn panjang lebar sebelum saya menyimpulkan bahwa Ibnu Ishaq yg dimaksud adalah Ibn Ishaq Ibn Yasar. Tidak ada mslh dgn Az Zuhri, tp seperti yg anda bilang bahwa Az Zuhri juga mempunyai riwayat-riwayat mursal dalam karyanya.... sehingga bias jadi masalah Skandal Di Ranjang Hafsah itu merupakan salah satu bagian dari riwayat mursalnya sehingga para pakar hadist abad ke 3 beramai-ramai meninggalkan hadist tsb. Ingat Mas, dalam ilmu hadist juga ada penelitian.
Jika kau tak terima keterangan gw tentang Muhammad ibn Ishaq, silakan cari sendiri bukti untuk membantahnya, jangan malah minta gw bikin PR-mu.

Az-Zuhri itu punya murid² terkenal seperti Malik ibn Anas (711–795M), penyusun koleksi hadis sahih Muwatta Malik) dan Ma'mar ibn Rashid (wafat thn. 770 M). Mari kita simak apa kata Malik ibn Anas dan Ma'mar ibn Rashid tentang skandal sex Muhammad dan Maria di At Tahrim. Berikut adalah hadis lain dari Ibnu Kathir dan Ibnu Khatiyah, diambil dari tafsir Thabari, vol. 25, hal. 217

Image
Perhatikan isnad di hadis no. 34514 di atas:
1. Yunus bin Abdul A'la (mati tahun 877 M) → ahli hadis Mesir
2. Ibn Wahb → Wahb ibn Munabbih, tabi'in (wafat 725 M)
3. Ibn Zaid → tabi'in
4. Malik bin Anas → murid Az Zuhri (711 – 795)
5. Zaid bin Aslam → tabi'in (690-754 M)

Sudah jelas bahwa para perawi di atas hidup tak lama setelah Muhammad wafat. Zaid bin Aslam itu penyampai hadis yang keterangannya banyak dikutip Bukhari. Dia hidup di jaman Az-Zuhri, kenal dengan murid Az-Zuhri yang terkenal yakni Malik bin Anas. Ini merupakan bukti bahwa kisah skandal sex At Tahrim sudah lama beredar sejak Nabi masih hidup.

Bukti lain bisa dilihat dari keterangan Mu'amar (atau Ma'mar), murid Az-Zuhri juga:
Image

Hadis Tabari no. 34516 - mengutip dari tafsir Abdurrazzaq. Mari simak kualitas perawinya:
1. Yunus Ibn Abd al-A'la → ahli hadis Mesir, wafat 877 M
2. Ibnu Tsaur → wafat 190H/805 M
Muhammad bin Tsaur Ash-Shan’aaniy adalah seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9.
3. Ma'mar ibn Rashid → murid Az-Zuhri, wafat 770 M
4. Qatadah → sahabat Nabi
5. Amir Asy Syabi → tabi'in, Amir Asy Sya'bi berjumpa dengan 500 sahabat Nabi yang masih tersisa, wafat 767 M.

Kebanyakan perawi di atas hidup sejaman atau 1-2 generasi berikut setelah Nabi mati. Ini juga merupakan bukti bahwa kisah skandal sex At Tahrim sudah beredar luas di kalangan Muslim sejak Nabi masih hidup. Kedua murid Az-Zuhri seperti Malik ibn Anas dan Mu'ammar ibn Rashid setuju dan mendukung keterangan Az-Zuhri di hadis Ibn Kathir 34526 bahwa At Tahrim 66:1 memang adalah tentang skandal sex Muhammad dan Maria di ranjang Hafsa. Dengan begitu, tak jadi masalah lagi siapakah Muhammad ibn Ishaq di hadis Ibn Kathir 34526.

Mari simak hadis lain dari tafsir Ibn Kathir:

Image
Hadis Tabari no. 34511 - dari tafsir Ibn Kathir dan Fath al-Bari oleh Ibn Hajr Asqalani. Mari simak kualitas perawinya:
1. Muhammad ibn Abdurrahim al Barqi → wafat 890 M
2. Ibnu Abi Maryam → 786–809M
3. Abu Ghassan → wafat 769M
4. Zaid bin Aslam → Muslim Medina, 690-754M

Hadis dari tafsir Ibn Kathir dan Fath al-Bari di atas juga berasal dari generasi² awal Muslim. Zaid bin Aslam itu hidup sejaman dengan Az-Zuhri dan Malik bin Anas. Mereka semua menyampaikan keterangan yang sama tentang skandal sex At Tahrim. Hampir semua hadis skandal sex Muhammad dan Maria bisa ditelusuri dengan jelas dari mana asalnya, dan ternyata usianya sangat tua, sejak Nabi masih hidup. Perawinya juga ternyata adalah para penyampai hadis yang dihormati, yang keterangannya banyak dikutip berbagai hadis sahih. Mereka semua adalah orang² yang berbeda, hidup di waktu yang berlainan, tapi semuanya menyampaikan keterangan yang sama. Kejelasan ini tidak ditemukan di hadis² tentang kisah Madu yang sukar sekali ditelusuri sanadnya. Nama orang² penyampai cerita dihapus begitu saja, dan hadis tiba² dimulai dari Aisyah. Mengapa kok begitu?
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

Jika kau tak terima keterangan gw tentang Muhammad ibn Ishaq, silakan cari sendiri bukti untuk membantahnya, jangan malah minta gw bikin PR-mu.
Saya bukan tak terima, saya hanya bertanya Muhammad Ibn Ishaq mana yg anda maksud, apa pertanyaan saya terlalu berat untuk anda jawab ? Sudah bebrapa posting berlalu tapi jawaban anda tidak sedikitpun menyentuh inti pertanyaan. Apa mugkn anda mulai menyadari bahwa posisi anda sdh terjepit krn siapapun yg anda pilih…semua pilihan akan menuju satu kesimpulan bahwa sumber anda invalid. Atau mungkin juga anda sdh tau bahwa Muhammad Ibn Ishaq yg hidup sezaman sgn Az Zuhri…hanya satu orang tapi sayangnya anda sudah tidak bias menjilat ludah anda sendiri dan terlanjur mendiskreditkannya ?

Saya akan melupakan kekhilafan anda dalam berargumen dan kita akan melewatkan hadist ini dan beralih ke hadist yg lain dgn satu pengakuan...hadist ini invalid. Jika anda keberatan....saya dgn senang hati akan terus mendebatnya.

Perkataan anda diatas itu sgt menggadaikan reputasi anda di FFI ini. Apa anda msh ingat bahwa andalah yg menantang saya untuk membuktikan bahwa sumber anda invalid ? Saya refresh ingatan anda :
Kalau Anda begitu hebatnya, tolong tunjukkan pada seluruh kafir di FFI ini bahwa hadis Q 66:1 dari tafsir Ibn Kathir ini salah, berdasarkan sumber Islam yang kau pakai:

Image

Udah berhari-hari nih, masakan satu hadis saja kagak bisa? Katanya mau ngajarin gw, katanya udah jago menggunakan artikel² Islam, tapi MANA HASILNYA? Silakan tunjukkan kemampuanmu, jangan malu²in pihak Muslim atuuh.

Yang kuminta hanya membahas SATU hadis saja sejak dua hari yang lalu, tapi jawabanmu gak karuan, menghindar ke mana² sampai Ibn Majjah segala. Semua teori hadis yang kau ajukan ternyata tong kosong nyaring bunyinya. Begitu gw minta kau mempraktekkan teori hadismu untuk menilai SATU SAJA hadis dari Ibnu Katsir, hasilmu sampai sekarang: NOL KOSONG.
Kita msh membahas satu hadist yg anda minta dan seingat saya, saya blm memberi anda lampu hijau untuk membahas hadist lainnya. Bukannya saya tidak menghargai argument anda tapi saya tidak akan berhenti menuntut sblm anda mengakui bahwa satu hadist ini invalid. Meskipun anda memberikan saya seribu hadist pendukung dari kitab-kitab klasik, selama anda tidak menunjukan pada saya takhrijnya maka itu tidak lebih baik dari hadist anda yg satu ini. Sebaiknya anda lupakan saja.
Kebanyakan perawi di atas hidup sejaman atau 1-2 generasi berikut setelah Nabi mati. Ini juga merupakan bukti bahwa kisah skandal sex At Tahrim sudah beredar luas di kalangan Muslim sejak Nabi masih hidup. Kedua murid Az-Zuhri seperti Malik ibn Anas dan Mu'ammar ibn Rashid setuju dan mendukung keterangan Az-Zuhri di hadis Ibn Kathir 34526 bahwa At Tahrim 66:1 memang adalah tentang skandal sex Muhammad dan Maria di ranjang Hafsa. Dengan begitu, tak jadi masalah lagi siapakah Muhammad ibn Ishaq di hadis Ibn Kathir 34526.
Hadis dari tafsir Ibn Kathir dan Fath al-Bari di atas juga berasal dari generasi² awal Muslim. Zaid bin Aslam itu hidup sejaman dengan Az-Zuhri dan Malik bin Anas. Mereka semua menyampaikan keterangan yang sama tentang skandal sex At Tahrim. Hampir semua hadis skandal sex Muhammad dan Maria bisa ditelusuri dengan jelas dari mana asalnya, dan ternyata usianya sangat tua, sejak Nabi masih hidup. Perawinya juga ternyata adalah para penyampai hadis yang dihormati, yang keterangannya banyak dikutip berbagai hadis sahih. Mereka semua adalah orang² yang berbeda, hidup di waktu yang berlainan, tapi semuanya menyampaikan keterangan yang sama.
Sepertinya debat ini akan sgt panjang dgn penjelasan-penjelasan yg berulang-ulang. Sebaiknya anda banyak mempelajari sejarah hadist sehingga anda bias mengubah cara berfikir dan berargumen anda. Saya tidak akan membantu anda kali ini..berusahalah sendiri krn sebelumnya justru anda gunakan kebaikan saya untuk mengambil kesimpulan sendiri. Carilah link yg sgt anda bias percayai…dan carilah benang merahnya. Jika sgt sulit bg anda menentukan derajat hadist-hadist yg anda kutip…saya sarankan cobalah meulai mencari kitab-kitab yg khusus mentahqiq dan mentakhrij kitab-kitab tersebut supaya anda tidak terombang-ambing dan terseok-seok dgn asumsi2 yg tidak kompeten yg jgnkan dijawab...darimana harus memulaipun saya bingung, apakah harus menjelaskan dulu ataukah harus lgsg mendebat. ATAU mulailah beralih ke karya-karya ulama abad ketiga krn disanalah mulai diteliti otensitas hadist apakah layak konsumsi atau tidak. Jgn melangkahi sejarah sebelum membacanya.
Kejelasan ini tidak ditemukan di hadis² tentang kisah Madu yang sukar sekali ditelusuri sanadnya. Nama orang² penyampai cerita dihapus begitu saja, dan hadis tiba² dimulai dari Aisyah. Mengapa kok begitu?
Darimana anda menyimpulkan ini ? Apa saya tidak menyebutkan sanad dalam mengutip Bukhari ?

Jika ada orang yg mengutip Al Bukhari tnpa menyebutkan sanadnya, karena mmg itu tidak perlu.. bukan brrti Bukhari tidak menyebutkan sanad dalam kitab aslinya. Hanya anda saja yg terlalu terpojok meragukan Bukhari… jgn ngmg sprti ini lagi bung, saya kasihan melihat anda.
Last edited by Aisha on Mon Nov 21, 2011 10:28 am, edited 1 time in total.
Moderator 1
Posts: 134
Joined: Tue Sep 13, 2005 8:51 pm

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Moderator 1 »

Jika ada orang yg mengutip Al Bukhari tnpa menyebutkan sanadnya, karena mmg itu tidak perlu.. bukan brrti Bukhari tidak menyebutkan sanad dalam kitab aslinya.
netter aisha, sangat tak adil jika Anda tak menyebut sanad Bukhari tsb, sedangkan netter Adadeh terus mengajukan sanad dengan lengkap dari berbagai hadis yang diajukannya dan membahasnya satu per satu. Sebaliknya, Adadeh hanya meminta sanad satu hadis saja pada Anda. Agar adil, penuhi permintaannya dengan mengajukan sanad yang lengkap juga.

Perdebatan akan dilanjutkan setelah netter asiha mengajukan sanad yang lengkap untuk Bukhari Volume 8, Book 78, Number 682.
User avatar
Aisha
Posts: 118
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:26 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Aisha »

Moderator 1 wrote:netter aisha, sangat tak adil jika Anda tak menyebut sanad Bukhari tsb, sedangkan netter Adadeh terus mengajukan sanad dengan lengkap dari berbagai hadis yang diajukannya dan membahasnya satu per satu. Sebaliknya, Adadeh hanya meminta sanad satu hadis saja pada Anda. Agar adil, penuhi permintaannya dengan mengajukan sanad yang lengkap juga.

Perdebatan akan dilanjutkan setelah netter asiha mengajukan sanad yang lengkap untuk Bukhari Volume 8, Book 78, Number 682.
Baik Pak moderator yth, saya mmg berjanji memposting setelah dia menjawab saya...wlpn postingnya ternyata ttp tidak menjawab saya, saya akan tetap memenuhi janji. Saya hanya akan memposting keseluruhan rantai sanad tapi belum membuka sesi tanya jawab sebelum satu hadist yg diminta Bung Adadeh bisa diklarifikasi kebenarannya. Jadi saya ingin satu bahasan mengerucut...baru membahas yang lain.

==============
Bukhari Volume 8, Book 78, Number 682
Derajat Hadist :

Shahih

Rantai Sanad :

Ibrahim Bin Musa >> Hisyam Bin Yusuf >> Ibnu Juraij >> Atha' >> Ubaid Bin Umar >> Aisha

Biografi dan Kualitas Rawi

Image

Sumber : http://lidwa.com/app/

Silahkan Mas Adadeh menyiapkan semua pertanyaan dan sanggahan...tapi akan saya jawab setelah menyelesaikan satu bahasan ttg hadist anda, kecuali setelah ada pengakuan dari anda.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Aisha VS Adadeh : Skandal Di Ranjang Hafsah

Post by Adadeh »

Rantai Sanad :
Ibrahim Bin Musa >> Hisyam Bin Yusuf >> Ibnu Juraij >> Atha' >> Ubaid Bin Umar >> Aisha
Itu hadis bukhari nomer berapa di lidwa? Tolong cantumkan nomernya.
saya hanya bertanya Muhammad Ibn Ishaq mana yg anda maksud, apa pertanyaan saya terlalu berat untuk anda jawab ?
Gw udah bilang tak jadi masalah Muhammad ibn Ishaq mana yang tercantum di situ. Hadis Ibn Kathir 34525 tetap sahih sekalipun Ibn Ishaq Ibn Yassar yang menyampaikan kisah di hadis tersebut. Hal ini terbukti dari banyaknya hadis² sahih yang memakai sumber bernama Muhammad ibn Ishaq, tak terkecuali Bukhari. Malahan Bukhari juga memakai sumber dari Muhammad ibn Ishaq ibn Yassar. Ini hadis Bukhari sahih nomer 3926 dari lidwa:

Image

Meskipun gemar mencaci-maki Ibn Ishaq ibn Yassar, ternyata Bukhari tidak segan² mengutip data darinya. Ini bukti lain dari Bukhari, dengan sumber isnad dari Az-Zuhri >> Muhammad ibn Ishaq ibn Yassar:

Image
Jalur sanad dari Az-Zuhri >> Muhammad ibn Ishaq ibn Yassar ini sama persis dengan jalur sanad hadis Ibn Kathir nomer 34525 di atas.
Kita msh membahas satu hadist yg anda minta dan seingat saya, saya blm memberi anda lampu hijau untuk membahas hadist lainnya.
Sejak kapan gw butuh ijin darimu untuk membahas hadis apapun? Emangnya lo ini siapa sehingga merasa berhak mengatur orang lain? Jejalkan lampu hijaumu ke dalam tenggorokanmu.
Bukannya saya tidak menghargai argument anda tapi saya tidak akan berhenti menuntut sblm anda mengakui bahwa satu hadist ini invalid.
Mana buktinya hadis Ibn Kathir nomer 34525 itu invalid? Apakah karena datanya dari Muhammad ibn Ishaq ibn Yassar? Justru Bukhari no. 5101 dari lidwa itu memperkuat kesahihan hadis Ibn Kathir nomer 34525 karena menggunakan sanad yang serupa. Dengan begitu hadis Ibn Kathir nomer 34525 tetap sahih, akurat, sesuai Qur'an, dengan urutan sanad yang juga dipakai Bukhari.
tak terkecuali Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadist juga darinya meskipun secara ta’liq TAPI untuk kasus Mariyah Alqibtiyah, saya berani jamin....bahwa Bukhari Muslim tidak pernah meriwayatkan darinya.
Itu dia masalahnya. Kenapa sumber terpercaya dari Az-Zuhri menjadi tak sahih jika tentang kasus Maria, padahal Az-Zuhri itu hidup hampir sejaman dengan Aisyah? Az-Zuhri itulah penulis sejarah Islam pertama di Arab, makanya Bukhari banyak sekali mengutip darinya. Hilangnya data Maria di koleksi hadis Bukhari dan Muslim itu PASTI KARENA ulama² Muslim yang menghilangkan data²nya, sama seperti yang mereka lakukan terhadap begitu banyak hadis tentang Maria di tafsir Ibnu Katsir. Ada enam biji tuh, hilang lenyap semuanya!! Qur'an saja mereka bakar habis dan tulis ulang, apalagi sekedar hadis.

Image
Ada 1.181 hadis Az-Zuhri yang dikutip Bukhari, dan ribuan hadis Az-Zuhri lainnya yang dikutip berbagai kolektor hadis sahih. Az-Zuhri itu adalah salah satu sumber utama hadis² sahih, karena dialah yang pertama kali mencatat sejarah Islam. Tapi mengapa keterangan Az-Zuhri tentang Maria Qibtia dari Umar tidak dianggap sahih? Atas dasar alasan apa?

Karena memang dasarnya umat Muslim itu bersifat munafik, meskipun mereka mengritik habis Ibn Ishaq, tapi mereka ternyata doyan mengutip keterangan darinya. Ini contoh sebagian kecil saja hadis² sahih yang mengutip keterangan dari Ibn Ishaq. Kemunafikan Muslim ini mengejutkanku, sebab tadinya gw pikir tak banyak hadis sahih yang menggunakan data dari Ibn Ishaq, apalagi Bukhari. Eee... gak taunyaa.... mereka beramai-ramai mengutip keterangan Ibn Ishaq ibn Yassar.
Image

Fakta ini sangat membenarkan pengamatan duren yang sangat tajam:
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ml#p806061
Hebat dikau, duren! :supz:
Locked