Inilah akibatnya kalau kafir yang sama sekali tidak mengerti metode dan kedudukan sumber2 dalil dalam islam, mencoba memaksakan argumenya dengan cara mengambil referensi2/dalil dari sumber islam secara serampangan dan tidak tersistematika.
Hukum berbuat baik kepada orangtua terlepas apakah orangtua itu muslim atau kafir adalah wajib, sebab perintah ini tertulis langsung di dalam Alquran sbg firman Allah SWT, Alquran sebagai firman Allah kedudukanya adalah sumber hukum tertinggi...Tidak bisa ditawar2 lagi, kedudukan hukumnya tidak bisa dimentahkan dgn hadist atau tafsir2 ulama sekalipun termasuk ibnu khatir...]
Apa yang anda argumenkan di atas itu, menggelikan.
1. Anda menuduh kafir tidak mengerti metode, dan kedudukan, mengambil referensi dari2 sumber Islam secara serampangan dan tidak tersistematika
2. Anda sendiri yang mengatakan Ibnu Kathir salah. Padahal Ibnu Kathir mengerti metode dan kedudukan sumber2 dalil dalam Islam lebih dari anda. Terbukti Ibnu Kathir menggunakan hadits yang teruji sanad dan matannya untuk menafsirkannya. Dan terbukti Ibnu Kathir mampu mempresentasikan hadits sebagai asbabun nuzul.
Jadi di sini, anda telah menuduh Kafir dan Ibn kathir, dengan tuduhan yang sama persis..
Andalah yang malah tidak membuktikan hadits tersebut salah dari sanad dan matan, modal anda cuma nyrekal dengan opini pribadi dan ayat AlQuran yang asal comot.
Andalah yang terbukti tidak bisa menunjukkan asbabun nuzul yang lebih tepat dari ayat tersebut ketika anda menuduh tafsir Ibnu Kathir menyalahi ajaran Islam.
Metalizer wrote:
Kafir yang tidak mengerti dasar knowledge keislaman seperti ini lah yang sering terjebak kepada kesalahfahaman tentang ajaran islam, atau pun mereka sebenarnya tau tapi pura2 menutup mata demi memuluskan syahwatnya untuk memojokkan islam.
Karna tujuan kafir FFI adalah mencari cari kesalahan bukan kebenaran.
Referensi yang ada di FFI, adalah referensi dari sumber Islam sendiri.
Katakanlah, misal, andaikata, Alquran benar, tokh, hadits adalah sumber ajaran Islam. Ustad2 di Indonesia juga memakainya, MUI juga mengamininya. Tidak mungkin hanya gara2 anda satu orang, lantas Islam mengekor anda semua. Ajaran itu ada di sana, dan siap untuk diterima kaum muslim lainnya.
Itulah liciknya Islam. Seperti analogi yang sering saya berikan, Islam adalah seperti penculik anak, yang mengiming2i korbannya dengan permen. Kalau anaknya ikut, ketika didakwa dia akan berkelit "lho, anaknya koq yang mau ikut saya"... atau... "saya itu berbuat baik, kalau anaknya mau ikut saya dan saya pelihara itu kan baik"....
kita bukanya menolak hadist sebagai sumber rujukan hukum ke dua setelah quran, tapi mengingat metode pencatatan hadist yang standard keoutentikanya dibawah quran maka dibutuhkan ketelitian dalam mengambil hadist sebagai sumber rujukan, apakah sanad dan matanya sudah teruji, apakah isinya tidak bertentangan dengan quran dsb. Dalam Memahaminya juga tetap dalam landasan akal sehat, bukan syahwat...Akal sehat mengatakan setiap perkataan dan perbuatan seorang nabi yang merepresentasikan ajaran tuhan tidak mungkin perkataan dan perbuatanya malah menentang firman tuhan itu sendiri. Oleh karna itu setiap hadist yang bertentangan dengan quran tanpa perlu ragu2 lagi kedudukanya ditolak.
Soal sanad dan matan, anda dalam argumen dengan saya tidak pernah sekalipun membuktikan hadits rujukan saya tidak sahih karena sanad dan matannya tidak teruji. Cuma anda tolak saja mentah2... Asbabun nuzul presentasi Ibn Kathir, menggunakan hadits yang teruji sanad dan matannya pun anda katakan salah demi argumen pribadi anda, demi supaya Islam terlihat seolah2 baik. Saya tidak pernah mengatakan Islam tidak bisa ditafsirkan baik. Justru saya sering katakan:
Islam adalah agama jahat yang ditafsirkan baik. Bukan agama baik yang ditafsirkan jahat.
Ambil ajaran Islam sesuai dengan apa yang dipresentasikan AlQuran dengan hadits, kejahatanlah yang anda dapatkan. Ambil ajaran Islam, sembunyikan segala sesuatu yang jelek, rasionalisasi alibi yang jahat, singkirkan cerita2 sejarah tentang nabi meskipun itu dari sumber Islam sendiri... bungkus Islam dalam "kasih", jadilah Islam.... racun dalam permen.
Ambil contoh saja, ini cuma contoh, di atas dengan yakin anda mengatakan Alquran mengajarkan tidak layak mengawini anak di bawah umur. Tetapi ayat yang anda bawa, adalah tentang pembagian harta. Anda tarik begitu saja untuk memuaskan syahwat anda bahwa Islam itu tidak mengajarkan pedophilia.... padahal jelas2 tidak ada korelasinya. Tapi supaya tidak OOT, kalau anda mau membahas ini lebih lanjut, sudah ada threadnya sendiri oleh suara-hati,
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... al-t42909/
Menyudutkan islam dengan cara menunjuk2 kesalahan muhammad adalah juga kekeliruan. Bukan karena saya mengatakan muhammad memang salah, tapi karena tolak ukur kebenaran sebuah agama bukan dilìhat dari tingkat kesucian tokohnya, tapi dilihat dari ajaranya.
Benarkah demikian? Kalau Muhammad tidak mengaku rasullullah, argumen anda solid. Tetapi karena Muhammad mengaku rasulullah, dia menjadi suatu panutan bagi orang yang mempercayainya. Tengoklah ritual cium hajar aswad, kenapa semua orang Islam mengikutinya? Padahal AlQuran tidak mengajarkannya, hadits juga tidak mencatat perintah atau wahyu Muhammad mengenai cium hajar aswad. Yang terjadi adalah Muhammad mencium hajar aswad, pengikutnya mengikutinya tanpa tahu kenapa, dan akhirnya orang-orang yang berhadapan dengan tudingan bahwa itu syirik, berusaha merasionalisasinya dengan berbagai cara.
Islam diturunkan kepada Muhammad, kalau orang yang mendapatkan wahyu secara langsung tidak menunjukkan bagaimana itu diimplementasikan dalam kehidupan sehari2, bagaimana bertindak dan bagaimana bersikap, bagaimana Islam dapat dimengerti. Tetapi kenyataannya memang demikian, Islam adalah apa yang dilakukan oleh Muhammad. Ayat demi ayat asbabun nuzulnya adalah sesuai dengan kepentingan Muhammad....
Di thread lain saya juga membantah, bagaimana mungkin, apakah masuk akal, apakah cocok dengan yang kalian gembar gemborkan "Allahuakbar", bahwa Tuhan pencipta semesta alam yang begitu dahsyat, sampai harus menurunkan wahyu kepada Muhammad; Demi supaya tidak ada keragu2an bagi orang tua, yang
kebetulan punya anak angkat, yang
kebetulan anak angkatnya punya isteri, kemudian
kebetulan isterinya dicerai, kemudian
kebetulan orang tua angkatnya mengingini isteri anak angkat nya yang dicerai tersebut, dan
kebetulan budaya setempat tidak setuju dengan langkah tersebut?
Bukan hanya Islam. Bahkan AlQuran pun tentang apa yang diingini Muhammad
Kita tidak akan bisa menjamin 100 % apakah benar kronologi kehidupan muhammad sama persis seperti yang digambarkan oleh penulis2 sirat seperti ibnu hisyam. Dia sendiri bukan pelaku dan saksi sejarah, catatanya sendiri merupakan tulisan daur ulang dari sirat rasul karangan ibnu ishaq yang kabarnya sudah hilang terlebih dahulu. Sedang ibnu ishaq sendiri tulisanya banyak ditolak oleh ulama2 besar, karna basicnya sbg pengikut aliran syiah...Jadi keobjectivan tulisanya masih dipertanyakan.
Sunni akan selamanya berkata bahwa Syiah sesat, dan Syiah akan selamanya berkata Sunni itu sesat. Tidak akan pernah ada yang tahu yang mana yang benar. Semuanya akan berteriak "Allahuakbar, hancurkanlah musuhmu ya awloh", satu kepada yang lain. Sama seperti dua tanduk, yang tidak akan pernah bertemu satu dengan yang lain. Tetapi kalau berhadapan dengan non kafir, semuanya kompak ngikut, kalau tanduk yang kiri menanduk kiri, yang kanan ikut ke kiri. Kalau tanduk yang kanan menanduk yang kanan, yang kiri ikut ke kanan.
Jadi orang2 yang senang membicarakan kesalahan muhammad berdasarkan kisah2 yang tertulis dalam sirat2 rasul tidak lebih hanya pekerjaan orang yang senang bergosip ria saja...Karna catatan2 itu tidak bisa dibilang fakta sejarah.
Catatan itu ada di sana, bbrp teruji sanad dan matannya. Kalau memang tidak demikian, seharusnya ada catatan lain yang berkata sebaliknya. Tengoklah ketika Islam mengolok2 Kekristenan, apa yang mereka bawa? Injil Philip... yang bahkan tidak ditulis oleh Philip... Tengoklah bagaimana AlQuran memutarbalikkan kisah penyaliban Yesus, ternyata referensinya adalah Injil Barnabas, yang bahkan ditulis oleh pengarang yang hidupnya di abad ke 3. Itulah yang namanya fitnah...
Referensi yang digunakan bahkan bukan referensi yang ditulis atau diakui oleh penganut agamanya.
FFI berbeda, FFI menggunakan hadits yang sudah diuji sanad dan matannya... FFI mengutip tafsir dari ulama yang diakui oleh Islam. Tokh, apa yang ditafsirkan FFI juga tidak selalu dibantah oleh muslim, dan yang kebetulan tidak dibantah itupun adalah kebathilan.
Metalizer wrote:So...Terlalu kekanak kanakan apa yang dilakukan ali sina dkk dalam menyudutkan islam, ali sina bukanya fokus membahas masalah apa yang dibawa islam dan sisi ajaranya...Tapi malah sibuk bergosip ria membahas kehidupan pribadi muhammad. Jadi ali sina memang hanya cocok disejajarkan dengan presenter2 acara gosip seperti infotaiment.
Ha ha ha
ha ha ha ha
Ali Sina, ketika membahas kehidupan pribadi Muhammad, itu hanya sebagian dari usahanya menunjukkan kepada dunia, apa itu Islam. Siapakah pembawanya. Orang yang kehidupannya dan jalan pikirannya tidak mencerminkan perilaku orang saleh. Kalau awlohswt benar ada, dia bukan Tuhan, karena tidak mungkin Tuhan begitu bodohnya memilih seseorang yang tidak bisa menjadi cermin apa itu Islam (Sesuai dalil anda Islam bukanlah apa yang dilakukan Muhammad) menjadi rasulNya.
Anda terus menuduh bahwa FFI tidak bicara dalam koridor knowledge Islam.
Saya kasih contoh. Knowledge Islam: Alquran sempurna, muzijat, diturunkan AwlohSWT sendiri, tidak mungkin salah.
Dasar knowledgeitu yang kita pakai...
Benarkah AlQuran sempurna? Kalau sempurna, bagaimana mungkin masih dibutuhkan hadits, dari hadits kemudian tafsir... dan akhirnya amburadul semua, sebagian diterima, sebagian tidak, dan sekarang bahkan ada muslim yang bisa menolak mentah2 hadits yang teruji sanad dan matannya, bahkan diakui sebagai azbabun nuzul, oleh tafsir seorang ulama ternama
Benarkah AlQuran sempurna? Kalau sempurna, tentunya tidak akan lekang oleh jaman. Tetapi ketika ditanya soal perzinahan dengan budak, ditanya soal perkawinan dengna Aisyah, ditanya soal perlakuan kepada tawanan perang.... yang semuanya sangat tidak lebih baik dari konsep peperangan international saat ini. Kenapa jawabannya selalu jamannya berbeda? Kalau demikian, FFI juga tidak salah.... sudah waktunya kalian semua murtad dari Islam jaman sekarang ini.
Benarkah AlQuran itu mujizat? Mujizat, itu adalah apa yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia dan melampaui nalar manusia. Kenyataannya, AlQuran justru mengkhianati nalar manusia. Satu2nya mujizat AlQuran adalah, bagaimana bisa satu buku yang jelas2 merupakan pembela kepentingan pribadi Muhammad bisa membodohi segitu banyak orang bernalar.
Benarkah diturunkan AwlohSWT sendiri? Siapa saksinya? Siapa yang bisa cross check itu semua?
Yang terjadi bukan cross check, bukan pemahaman yang satu menguatkan yang lain. Bukan perkataan A menguatkan perkataan B.... melainkan circular reasoning:
Orang muslim percaya AlQuran diturunkan oleh awloh SWT sendiri, darimana? Dari Muhammad.
Kenapa percaya Muhammad? Karena dia rasulullah
Koq tahu dia rasulullah padahal perilakunya tidak mencerminkan dia rasulullah? AwlohSWT yang bersaksi
Darimana anda tahu AwlohSWT yang bersaksi demikian? Tercantum di AlQuran
Kenapa percaya AlQuran? Karena AlQuran diturunkan sendiri oleh AwlohSWT.
Menurut saya, hadits jauh lebih sahih daripada AlQuran. Karena ada saksinya dari beberapa orang. Tapi AlQuran??? Hanya Muhammad yang tahu. Orang yang dengan mudah bersumpah palsu, memberikan kesaksian tanpa ada saksi pendukung.... dan anda2 yang mengaku cerdas dengan rela hati menyodorkan kepala untuk dipancung dengan golok kebodohan..
Benarkah AlQuran tidak mungkin salah?
Orang Islam suka memfitnah bahwa alkitab dirubah2 oleh orang Kristen, padahal itu semua adalah masalah terjemahan. Dan muslim tidak bisa membuktikan bahwa apa yang mereka tunjuk tidak konsisten di Alkitab, apa yang mereka tunjuk berbeda antara kitab satu dengan yang lain, apa yang mereka tuduhkan berubah2, semuanya itu tidak memberi pengaruh apapun pada ajaran kekristenan. Padahal, orang Kristen tidak pernah memberikan klaim bahwa alkitab atau injil adalah apa yang didiktekan Tuhan huruf per huruf.
Tetapi bagaimana dengan muslim dan AlQurannya? Mereka yang memberikan klaim bahwa itu adalah perkataan Tuhan sendiri sehingga tidak mungkin salah. Siapa menghakimi, dengan hukum yang digunakannya untuk menghakimi tersebut ia akan dihakimi. Itu adalah kebenaran. Mari kita coba menghakimi Islam dengan hukum yang Islam telah gunakan untuk menghakimi.
Tengok,
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... oh-t42260/
16:51 Allah berfirman, "Janganlah kamu menyembah dua Tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."
Apakah kesalahan di atas fatal buat AlQuran? Oh tentu, karena terkait dengan tauhid. Karena terkait dengan pembuktian bahwa AlQuran tidak mungkin salah. Lantas bagaimana dengan
16:69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Apakah di atas itu hanya kesalahan redaksi, ataukah memang awlohswt bukan Tuhan pencipta semesta alam?
Apakah itu menjadi kesalahan fatal? Tentu, karena dasar knowledge Islam, Alquran dari Tuhan tidak mungkin ada kesalahan sekecil apapun.
Dan masih banyak lagi apa yang dibahas di FFI.
Metalizer wrote:islam bukan apa yang dilakukan muhammad
Bisa jadi.... mungkin lebih buruk dari apa yang dilakukan muhammad...
Thread ini adalah tanda yang baru, thanks to you Metalizer.... Bahwa untuk membuktikan FFI itu salah, anda harus menolak hadits dan sunnah nabi yang tidak cocok dengan hati nurani anda. Jadi untuk membuktikan bahwa FFI itu salah, Islam perlu dipotong sana potong sini.
Silahkan... saya dukung malah, buat saya konsep anda jauh lebih baik daripada orang yang bersikukuh tidak murtad sambil melakukan apa yang benar menurut ajaran Islam.