HILLMAN wrote:
Bukankah hubungannya sangat erat ?
Yang "satu" sanggup memelihara seluruh dunia, mengapa yang "satu" tidak cukup ?
Atau menurut logika Islam anda, "satu" itu bisa berbeda makna sesuai kepentingan anda ?
Musicman wrote:
Menurut saya tidak ada hubungannya.
Kita tidak sedang ngomongin Tuhan, tetapi anak domba. Apakah menurut logika anda, Tuhan itu sama dengan anak domba?
Sudah saya tuliskan, mengapa tidak cukup ?
Apakah “satu” disisi logika anda cukup, sedangkan “satu” disisi logika seberang anda “harus” tidak cukup ?
Ibrani 7:27 yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya,
sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
Karena anda menuliskan anak domba = Tuhan, dan dengan logika yang mendasari pertanyaan anda, apakah “tuhan” yang kita sedang “omongin” ini adalah “tuhan” yang tertulis di dalam ayat Quran di bawah ini:
QS 2:3 (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib…..
Jadi apakah menurut logika anda “tuhan” = ghaib = tidak dikenal = tidak kelihatan = tersembunyi = tidak dapat dilihat ?
Saya kutip untuk anda dalilnya.
HILLMAN wrote:
Apakah pertanyaan saya tidak cukup jelas ? Anda makan kambing untuk menghapus dosa atau bukan ?
Jika hanya untuk makan, maka dengan logika Islam anda, "tanggung jawab" rasa sakit itu akan anda pertanyakan pada “Yang berfirman” seperti ini.
QS 6:142 Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih, makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu,
Musicman wrote:
Itu adalah logika Islam, bukan logika Kristen.
Baik mau dijadikan sate ataupun disembelih sbg hewan korban, logikanya tetap sama. Rasa sakit yg diderita kambing tidak ada hubungannya dengan menanggung dosa.
Yang saya tanyakan adalah LOGIKA KRISTEN:
Apakah logika Kristen membedakan antara kambing yg disembelih utk sate dengan kambing yg disembelih utk korban?
Sebenarmya bagaimanakah alur pikir anda ?
Bukankan sudah jelas saya katakan bahwa
umat KRISTEN TIDAK MENYEMBELIH KAMBING untuk korban penghapus dosa ?
Yang masih menyembelih kambing untuk makan dan korban adalah umat Islam. Benar bukan ?
Lalu menurut logika anda sebagai umatnya, bagaimana membedakan antara keduanya ?
HILLMAN wrote:
Bukankah sudah saya kutipkan dalil "tepung" tersebut ?
Saya ulangi lagi:
Imamat 5:11 Tetapi jikalau ia tidak mampu menyediakan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, maka haruslah ia membawa sebagai persembahannya karena dosanya itu sepersepuluh efa tepung yang terbaik menjadi korban penghapus dosa. Tidak boleh ditaruhnya minyak dan dibubuhnya kemenyan di atasnya, karena itulah korban penghapus dosa.
Imamat 5:12 Lalu haruslah itu dibawanya kepada imam dan imam itu haruslah mengambil dari padanya segenggam sebagai bagian ingat-ingatannya, lalu membakarnya di atas mezbah di atas segala korban.
Secara ekplisit tertulis, “tepung” tersebut hanyalah “ingat-ingatan” yang harus dibakar bersama “hewan kurban” orang lain yang mampu.
Masih belum paham ?
Musicman wrote:
Lho...lalu bagaimana orang yg tidak mampu tsb? Apakah dia hanya nebeng pd orang yg mampu menyembelih kambing utk menebus dosa?
Apakah orang yg tidak mampu beli hewan korban tidak akan ditebus dosanya, krn tidak ada satu pun hewan yg menanggung dosanya?
Masih belum jelas pertanyaan saya?
Maaf, terlihat tidak dapat membaca sesuatu yang demikian jelas tertulis ?
Saya kutip lagi yang sudah tertulis di atas:
Imamat 5:11 Tetapi
jikalau ia tidak mampu menyediakan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, maka
haruslah ia membawa sebagai persembahannya karena dosanya itu sepersepuluh efa tepung yang terbaik menjadi korban penghapus dosa. Tidak boleh ditaruhnya minyak dan dibubuhnya kemenyan di atasnya, karena itulah korban penghapus dosa.
Ataukah anda tidak sepakat bahwa Tuhan Maha Adil ?
HILLMAN wrote:
Lihat tulisan anda yang saya beri warna merah, maka maknanya adalah:
Umat Kristen berpuasa untuk merendahkan diri di hadapan Allah, bukan untuk menghapus dosa atau mendapat pahala.
Musicman wrote:
Tetapi PL mengajarkan bhw puasa itu bisa menghapus dosa.
Sudah saya katakan, untuk kedua kalinya, saya minta
tunjukan ayatnya ?
Musicman wrote:
Apakah ada ayatnya bhw Umat Kristen berpuasa untuk merendahkan diri di hadapan Allah?
Banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan demikian, saya kutipkan salah satunya selain yang sudah saya kutip di atas.
Imamat 16:29 Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan
kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.
HILLMAN wrote:
Kenapa menurut anda saya tidak menjawab pertanyaan anda ?
Bukankah telah menjadi fakta, bahwa hanya Yesus, “manusia” yang memang di-nubuat-kan menjadi “anak domba” penghapus dosa dunia.
Saya kutip ayat yang menyatakan demikian.
Yesaya 53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Musicman wrote:
Jelas tidak menjawab pertanyaan saya dong....
Saya kan menanyakan:
Apakah sebelum Yesus disalib, seorang manusia boleh merelakan dirinya disembelih sbg korban utk menebus dosa seluruh manusia?
Kalau memang Tuhan membolehkannya, maka tentu pd dasarnya setiap orang berhak [punya hak sama] merelakan dirinya disembelih sbg korban penebusan dosa.
Bukankah saya telah katakana bahwa tidak ada “manusia” lain yang merelakan dirinya untuk di”sembelih” sebagai korban penebus dosa manusia ?
Faktanya memang hanya DIA yang menjadi “anak domba” penebus dosa sesuai ayat yang saya kutip dari Alkitabnya orang Kristen ?
Kurang jelas ? Saya kutip lagi entah keberapa kalinya untuk anda :
Yesaya 53:7
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya
Musicman wrote:
Lalu mengapa anda jawab dengan nubuat?
Benarkah nubuat itu cocok dengan Yesus?
P. Lama: Yesaya: 53
53:10. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Bukankah menurut Al Quran, bahwaYesus belum meninggal sampai saat ini ?
QS 4:157 dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putera Maryam, Rasul Allah" ,
padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.
QS 4:158 Tetapi (yang sebenarnya),
Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya . Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
HILLMAN wrote:
Apakah “anak Ibrahim” bersedia disembelih untuk menghapus dosa dunia dan apakah ia jadi "disembelih" pada saat itu ?
QS 37:102 Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Musicman wrote:
Faktanya anak Ibrahim bersedia disembelih, dan Tuhan sendiri lah yg "membatalkan" penyembelihan tsb. Tuhan sendiri yg memerintahkan, Tuhan sendiri yg membatalkan.
Menurut logika, utk apa Tuhan memerintahkan Ibrahim menyembelih anaknya sendiri? Sbg penebusan dosa atau bukan?
Bukankah sudah dengan jelas tertulis dalam Alkitab umat Kristen tentang tujuan Tuhan memerintahkan “penyembelihan” anak Ibrahim. Dipersilahkan anda membacanya. Dan yang pasti bukan penebusan dosa.
Hanya “penyembelihan” “anak domba” Allah untuk menghapus dosa.
Sebenarnya, harusnya saya yang bertanya, menurut logika anda mengapa hanya karena dalam mimpi Abraham menyembelih anaknya., langsung di yakini “tuhan” yang memerintahkan ? Apakah anda dapat menjawabnya ?
HILLMAN wrote:
Jadi menurut anda, dengan Ibrahim yang menerima kambing tebusan, maka Allah menebus anak itu dari Ibrahim ?
Musicman wrote:
Tuhan hanya mengganti saja. Islam sama sekali tidak mengajarkan bhw penyembelihan anak Ibrahim adalah dlm rangka penebusan dosa. Peristiwa ini adalah ujian ketakwaan bagi Ibrahim. Ayat PL dan Qur'an-nya sudah pernah saya kasih.
Sebaliknya, anda lah yg mengaitkan peristiwa ini dengan penebusan dosa. Jadi silahkan diclear-kan lg, apakah peristiwa ini ada hubungannya dengan penebusan dosa atau tidak?
Siapakah yang mengaitkan ?
Bukankah tertulis di dalam Al Quran dengan jelas, yaitu:
QS 37:107 Dan
Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Menebus anak itu untuk apa dan dari apa ?
HILLMAN wrote:
Jika demikian, saya ulangi lagi kutipan ayat Quran ini:
QS 2:207 Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
Apakah pada ayat ini, Allah mencegah atau malah menyantuni orang yang mengorbankan dirinya tersebut ?
Musicman wrote:
Apakah mengorbankan diri sama dengan menjadi korban sembelihan penebusan dosa?
Pertanyaan saya belum anda jawab, ayat yang saya kutip tersebut, Allah mencegah atau menyantuni ?
HILLMAN wrote:
Apakah anda tidak mengetahui salah satu
syarat qurban adalah berasal dari harta anda sendiri ?
Btw, dengan logika anda saat mengkritisi ajaran lain, ayat manakah yang menyatakan hewan qurban itu diterima dan disembelih Ibrahim ?
Musicman wrote:
Kalau kambing sudah anda berikan kpd saya, maka itu sudah menjadi harta pribadi saya. Masih bingung?
Sejak kapan “sembelihan yang besar” itu diberikan kepada Ibrahim dan menjadi milik Ibrahim ?
Apakah ada dalil untuk itu ?
Tertulis dengan jelas pada ayat Quran tersebut bahwa yang menebus adalah “KAMI”, bukankah demikian ?
Musicman wrote:
Sekarang saya tanya dulu:
"Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar"
Ayatnya sederhana. Apakah anda mau tafsirkan: sesudah anak ibrahim disembelih lalu tiba-tiba berubah menjadi kambing?
Ya silahkan saja.
Dalam konsep logika umat Kristen tidak ada konsep DISERUPAKAN, seperti logika umat Islam.
Atau justru anda yang menafsirkan demikian ?
HILLMAN wrote:
Kedua kali, saya ulangi lagi kutipan ayat Quran ini:
QS 2:207 Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
Apakah Allah melarang orang yang mengorbankan dirinya demi Allah dalam ayat ini ?
Musicman wrote:
Sekali lagi saya katakan, tidak ada satu pun yg menafsirkan bhw manusia boleh disembelih dan dimakan dagingnya spt halnya korban sembelihan. Dan tidak satupun yg menafsirkan bhw manusia yg berkorban akan menanggung dosa orang lain.
Jadi kalau mengorbankan diri untuk keridhaan Allah juga TIDAK boleh ?
HILLMAN wrote:
Mengapa anda harus bingung ?
Bukankah sudah menjadi ketentuan , jika kejahatan telah diampuni masih melakukan kejahatan lagi, maka hanya kematian upahnya. Semua memerlukan ketekunan pertobatan sampai garis akhir.
Seperti tertulis dalam Alkitab:
Ibrani 10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
Musicman wrote:
P. Baru: Ibrani: 10
10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Jadi setelah Yesus mjd "korban sembelihan", dan orang Kristen masih berbuat dosa, maka dosanya tidak akan bisa dihapus krn tidak ada lagi korban bakaran yg bisa menghapus dosa tsb. Pertobatan juga tidak bisa menghapus dosa, krn ayatnya sudah jelas. Kalau memang pertobatan bisa menghapus dosa, maka tidak ada gunanya Yesus menebus dosa, krn setiap orang bisa menebus dosanya sendiri melalui pertobatan.
So..tidak ada gunanya dosa orang Kristen sudah ditebus scr prabayar. Krn sesungguhnya orang Kristen masih hrs menghadapi dosanya sendiri scr pascabayar.
Tidakkah terbalik logika anda, jika umat Kristen sudah di tebus secara PRABAYAR, dan mengetahui dengan BENAR cara menggunakan karunia PRABAYAR, kenapa harus kena “tarif” PASCABAYAR lagi ?
Sesederhana analogi saya:
Manusia diberi karunia TIKET KERETA KESELAMATAN, menerima TIKET tersebut, tapi tidak naik ke KERETA KESELAMATAN, maka ia tidak akan sampai sampai TUJUAN.
Ada yang sama sekali tidak mau menerima karunia TIKET tersebut, jangankan naik KERETA, TIKETnya saja dia tidak mau terima, maka sudah tentu dia tidak akan sampai TUJUAN.
Tetapi Alhamdulillah, ada yang menerima TIKET, dia naik KERETA KESELAMATAN, tertib mengikuti PERJALANAN, maka dia akan sampai TUJUAN.
HILLMAN wrote:
Jika dengan logika anda yang hanya sampai “perut”, kenapa qurban di wajibkan berupa hewan ternak ? Lalu apa gunanya takwa jika bentuk “daging” itu wajib ?
Musicman wrote:
Itu lah namanya syariat. Wajib hanya bagi yg mampu. Yang tidak mampu tidak perlu bersedih hati, masih banyak cara mencari ampunan Tuhan.
Islam tetap meneladani peristiwa Ibrahim dan anaknya, tetapi hanya bagi yg mampu.
Loh…. ? Bukankah menurut anda Ibrahim “menyembelih” anaknya bukan mencari “ampunan” ?
HILLMAN wrote:
Lalu jika ayat dalam Quran yang “menghapus” tersebut anda katakan sebagai "konsisten", mengapa pula anda menuliskan pernyataan seperti di bawah ini ?
Musicman wrote:
Thu Aug 11, 2011 1:26 pm
Sementara Ibrani jelas-jelas menghapus korban sembelihan. Ibrani 10 yg jelas2 menghapus korban bakaran adalah bukti inkonsistensi itu sendiri.
Musicman wrote:
Dari sudut pandang PL, maka Ibrani 10 menjadi inkonsisten.
Apalagi Yesus sendiri menyatakan tidak pernah membatalkan hukum Taurat.
Apakah anda sudah paham
hukum taurat itu ?
Sebelum menjawab anda, saya ingin tahu apa pemahaman anda terhadap hukum taurat ?
HILLMAN wrote:
Bacalah terusan dari ayat-ayat tersebut:
Yeremia 7:9 Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,
Yeremia 7:10 kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!
Ayat-ayat tersebut jelas bermakna, mempersembahan korban bakaran adalah sia-sia jika orang tersebut masih mencuri, membunuh, berzinah dll.
Paham ?
Musicman wrote:
Pertanyaan saya tidak terjawab:
Apakah ayat2 di atas menunjukkan bhw perbuatan baik itu lebih mulia drpd korban bakaran?
Tidak terjawab ?
Apakah anda tidak jelas melihat yang tertulis:
Markus 12:13 Memang
mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua
korban bakaran dan korban sembelihan.
Yeremia 7:9-10 Masakan
kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal, kemudian kamu datang
berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!
HILLMAN wrote:
Mengapa anda tidak lanjutkan mengutip ayat tersebut secara lengkap ?
Mari, saya kutipkan yang makna terpenting dari ketiga ayat tersebut:
1. QS 4:66 ……. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
2. QS 4:67 dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,
3. QS 4:68 dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
Manusia yang mengikuti perintah Allah untuk bunuh diri akan menjadi lebih baik. lebih menguatkan iman, mendapat pahala yang besar dan ditunjuki jalan yang lurus.
Bukankah maknanya seperti demikian ?
Musicman wrote:
Maknanya tidak demikian...
Apakah dalilnya tulisan anda di bawah ini ?
Musicman wrote:
Seandainya Allah memerintahkan manusia utk bunuh diri, maka Manusia yang mengikuti perintah Allah untuk bunuh diri akan menjadi lebih baik. lebih menguatkan iman, mendapat pahala yang besar dan ditunjuki jalan yang lurus.
Jadi itu masih dalam konteks seandainya.....
Seandainya Allah memerintah bunuh diri.
Seandainya manusia mengikuti perintah Allah untuk bunuh diri
AKAN menjadi lebih baik
AKAN menguatkan IMAN
AKAN mendapat pahala besar
AKAN ditunjuki jalan lurus
Seandainya kamu turuti perintah ayah,
AKAN ayah belikan sepeda baru ?
Seandainya ?
HILLMAN wrote:
Bukankah maknanya Utsman rela menjadi korban pembunuhan demi persatuan kaum Muslim ?
Ingat pertanyaan anda adalah: “Mana boleh Muslim menyediakan dirinya utk disembelih sbg bentuk korban?”
Dan saya memberikan contoh pembunuhan Utsman.
Musicman wrote:
Kan sudah saya bilang...bhw pengorbanan Utsman bukanlah korban sembelihan yg menghapus dosa.
Artinya anda sepakat
Utsman boleh mengorbankan diri demi manusia lain, bukankah begitu ?
HILLMAN wrote:
Dimanakah campur aduknya ?
Apakah dalam logika anda, anda memaknai Yesus disembelih secara harafiah, seperti halnya ada manusia yang mengartikan “Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka” secara harafiah ?
Musicman wrote:
Jelas campur aduk.
Nabi selain Yesus banyak yang berkorban dan dibunuh oleh umatnya sendiri. Tetapi tidak satu pun diantara nabi-nabi tsb "disamakan" dengan "anak domba yg disembelih utk menghapus dosa umatnya".
Jika matinya Yesus dianggap sama dengan matinya para nabi yg lain, tentu itu tidak menjadi masalah [krn perdebatannya hanya akan seputar apakah Yesus mati disalib atau selamat dr kayu salib]
Tetapi, justru anda [Kristen] yang menyamakan scr harfiah, bhw Yesus adalah "anak domba" yg dikorbankan utk menghapus dosa manusia. Bahkan dengan membandingkannya dengan Ibrahim dan anaknya, rasa sakit yg dirasakan kambing saat disembelih.
Nabi manakah menurut anda yang dibunuh oleh umatnya ?
Ataukah hanya pemahaman keliru dari anda sendiri ?
HILLMAN wrote:
Yesus berkorban untuk menguduskan manusia yang telah hidup sia-sia (contohnya tiap tahun menyembelih kurban untuk menebus dosa, tetapi tetap hidup seperti masa Jahiliyyah…
)
1 Petrus 1:16 sebab ada tertulis:
Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
1 Petrus 1:18 Sebab kamu tahu, bahwa
kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
1 Petrus 1:19 melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Dan diperkuat dengan pernyataan Yesus sendiri:
Yohanes 17:19 dan
Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.
Musicman wrote:
Anda bilang di atas, bhw mengasihi sesama itu lebih mulia drpd korban sembelihan.
Tentu Yesus akan lebih mulia jika mengasihi sesamanya sampai kiamat, daripada harus menjadi korban sembelihan.
Maaf, apakah anda memiliki masalah dengan pemahaman bahasa ?
Bukankah makna kalimat tersebut, lebih mulia perbuatan mengasihi sesama, dibandingkan perbuatan mempersembahkan korban sembelihan tetapi menyakiti sesama.
Contoh: Berpuasa tetapi razia sambil merusak warung makan orang lain.
Btw, memang Yesus mempersembahkan kambing sembelihan ? Beda sekali makna kata mengorbankan diri menjadi “anak domba sembelihan” dengan mempersembahkan kambing korban..
HILLMAN wrote:
Fakta rasa sakit saat sakaratul maut yang seharusnya sedemikian dahsyat di alami manusia akibat dosa, karena penebusan "anak domba" Allah itu (wallahu'alam) menjadi dipermudah bagi orang yang menerima DIA dan istiqomah di dalam-NYA.
Saya kutip pemahaman rasa sakit akibat saat sakaratul maut, menurut logika Islam.
Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Dan pemahaman rasa sakit yang diperingan saat sakaratul maut:
Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)
Pertanyaan yang sama sudah anda tuliskan di atas, saya kutipkan lagi dalil "tepung" tersebut.
Imamat 5:11 Tetapi jikalau ia tidak mampu menyediakan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, maka haruslah ia membawa sebagai persembahannya karena dosanya itu sepersepuluh efa tepung yang terbaik menjadi korban penghapus dosa. Tidak boleh ditaruhnya minyak dan dibubuhnya kemenyan di atasnya, karena itulah korban penghapus dosa.
Imamat 5:12 Lalu haruslah itu dibawanya kepada imam dan imam itu haruslah mengambil dari padanya segenggam sebagai bagian ingat-ingatannya, lalu membakarnya di atas mezbah di atas segala korban.
Secara eksplisit tertulis, “tepung” tersebut hanyalah “ingat-ingatan” yang harus dibakar bersama “hewan kurban” orang lain yang mampu.
Bagaimana, masih belum paham ?
Musicman wrote:
Bukan saya belum paham...anda yg tidak menjawab pertanyaan saya...
Maaf, atau malah mungkin anda yang malah kesulitan mencerna kalimat ?
Musicman wrote:
Bagaimanapun juga, tepung adalah korban bakaran yg sah bagi Israeal yg tidak mampu beli hewan. Artinya tepung bisa menanggung dosa spt halnya kambing.
Sementara anda bilang bhw rasa sakit disembelih itulah bentuk menanggung dosa kita, dg logika shrsnya kita lah yg merasakan sakitnya disembelih.
Lalu dlm bentuk apa tepung menanggung dosa kita, jika dia tidak pernah merasakan sakit disembelih?
Apakah pertanyaan saya masih kurang jelas?
Justru saya yang menjadi lucu dengan pengulangan yang telah saya jawab.
Baiklah, bagaimana kalau “tepung” itu dapat juga merasakan sakit, seperti halnya awan dan bumi yang bisa berbicara ?
QS 41:11 Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
HILLMAN wrote:
Ayat yang mana ? Banyak ayat yang saya kutipkan untuk anda ?
Tetapi bukankah artinya hal tersebut bentuk konsistensi Allah dalam Alkitab Kristen bukan ?
Itulah sebabnya ritual kurban penghapus dosa di”tutup” dengan kalimat: “Tetapi Ia, setelah
mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,” dan “Sebab
oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.”
Bukankah demikian ?
Musicman wrote:
1. Jika anda menganggapnya konsisten, ini tentu bukti bhw anda pun memaknai scr harafiah Yesus mati=korban sembelihan.
2. Sekali lagi saya tidak menganggapnya konsisten, semuanya sudah saya jelaskan di atas.
Loh… malah menjawab hal lain, saya bertanya pada anda, ayat mana yang menjadi pertanyaan anda ?
HILLMAN wrote:
1. Sebelum saya menjawab, saya bertanya pada anda, darimana dalil anda sehingga menyatakan "inti korban bakaran PL adalah ketaatan orang yg menyembelih korban, bukan pd "anak domba" yg dikorbankan" ?.
Musicman wrote:
Contohnya ini:
P. Lama: Bilangan: 10
10:10 Juga pada hari-hari kamu bersukaria, pada perayaan-perayaanmu dan pada bulan-bulan barumu haruslah kamu meniup nafiri itu pada waktu mempersembahkan korban-korban bakaranmu dan korban-korban keselamatanmu; maksudnya supaya kamu diingat di hadapan Allahmu; Akulah TUHAN, Allahmu."
P. Lama: Bilangan: 18
18:9 Inilah bagianmu dari segala persembahan-persembahan yang maha kudus itu, yaitu dari bagian yang tidak harus dibakar: segala persembahan mereka yang berupa korban sajian, korban penghapus dosa dan korban penebus salah, yang dibayar mereka kepada-Ku; itulah bagian maha kudus yang menjadi bagianmu dan bagian anak-anakmu.
Intinya adalah manusia yg ingin selamat atau dihapus dosanya. Bukan kambingnya atau lembunya. Bahkan jika tdk mampu beli sapi, kambing, burung maka boleh dg tepung. Ini bukti bhw yg penting adalah manusianya, bukan korban sembelihannya.
Dalam ajaran yang anda yakini,
apakah anda diperbolehkan berkurban dengan hewan kurban bercacat ?
Contoh pentingnya “hewan kurban” bagi ritual tersebut:
Imamat 1:3 Jikalau persembahannya merupakan
korban bakaran dari lembu, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang
tidak bercela.
Jikalau persembahannya untuk
korban bakaran adalah dari kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang
tidak bercela.
Bilangan 6:14 dan ia harus mempersembahkan sebagai persembahannya kepada TUHAN seekor domba jantan berumur setahun yang
tidak bercela untuk
korban bakaran dan seekor domba betina berumur setahun yang
tidak bercela untuk
korban penghapus dosa dan seekor domba jantan yang
tidak bercela untuk
korban keselamatan,
BAHKAN
Imamat 5:11 Tetapi jikalau ia tidak mampu menyediakan dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, maka haruslah ia membawa sebagai persembahannya karena dosanya itu sepersepuluh efa
tepung yang terbaik menjadi korban penghapus dosa. Tidak boleh ditaruhnya minyak dan dibubuhnya kemenyan di atasnya, karena itulah korban penghapus dosa.
HILLMAN wrote:
Dan saya koreksi untuk anda, bagi umat Kristen bukan hanya "anak domba" Allah yang menjadi inti, tetapi perbuatan "anak domba" yang terpenting.
Musicman wrote:
Sementara, perbuatan domba yg disembelih oleh Israel ya seputar perbuatan hewan. Krn memang perbuatan hewan korban memang tdk tmsk kriteria hewan korban
Ya, perbuatan “anak domba” itulah yang disebut INJIL.
HILLMAN wrote:
2. Kembali, sebelum saya menjawab pertanyaan anda, bagaimana konsep "mati" menurut logika iman anda ?
Salam bagi semua orang yang berpikir.
Musicman wrote:
Saya membicarakan mati dlm konteks fisik/jasmani. Mati dalam konsep Islam adalah sunatullah yg pasti dialami setiap manusia.
Sementara dlm konsep Kristen, manusia tanpa dosa tidak akan mati scr fisik.
Salam bagi semua orang yang berpikir
Konsep manusia tanpa dosa tidak akan mati secara fisik seperti ayat ini ?
QS 4:157 dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putera Maryam, Rasul Allah" ,
padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.
QS 4:158 Tetapi (yang sebenarnya),
Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya . Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Atau juga sama dengan konsep dalam Quran ini ?
QS 3:169 Janganlah kamu mengira bahwa
orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki,
Salam bagi semua orang yang berpikir.