Duladi & Ibra: Allah SWT, Muhammad, Quran & Islam

Khusus bagi debat-diskusi one-to-one secara serius dan intelektual seputar Islam yang dimoderasi dengan ketat. Anggota yang melontarkan caci-maki dan hinaan yang bersifat ad-hominem akan dikeluarkan dari forum khusus ini. Silakan kontak Forum Admin atau Moderator untuk mendapatkan akses di Ruang Bedah Islam.
Post Reply
ibra
Posts: 588
Joined: Sat Mar 22, 2008 9:08 am
Contact:

Post by ibra »

Wajar aja diulang-ulang karena pertanyaan eksak dijawab dengan muter-muter

Persis menjelaskan ilmu ke orang yang buta huruf. jadi memang agak ssah.

- mohon info di universitas mana mahasiswa ekonomi tingkat 1 diajar oleh profesor ???
- mohon info judul buku pengarang serta penerbit yang menyatakan "kalao gaji naik, waktu kerja juga naik"
- mohon anda jelaskan apakah gaji naik dan waktu kerja adalah sesuatu yang eksak ???


Kalau anda cukup beruntung bersekolah di Univ yng bagus (sorry), sekedar sharing, most of Professor ditaruh di tingkat dasar (tingkat 1 atau 2) biar mahasiswa dapat sense lebih baik.

(wah ini sih debat ekonomi, saya jamin for this topic anda akan kurang compatble, tp lets see).

Buku standar ekonomi mas, lihat aja, Mankiew, Lypsey, dan semua buku mikro dan mikro dasar dasar (wah saya gak tau terbitan bahasa Indonesia nya :)) Tapi cari aja buku2 terbutan Prentice Hall.

gaji dan waktu kerja adalah hubungan standar dari teori "demand and supply of labor", waktu kerja adalah (quantity) dan gaji (adalah price nya).

Yes, for normail people waktu kerja akan naik seriing dengan gaji naik (dari sisi penyedia tenaga kerja/in the view of labor), sama dengan kalo anda pedagang sayur, makin tinggi harga sayur theoritically anda akan empot2an jual sayur lebih banyak. Just standad theory of law of demand and supply.

prof.ibra said: My book (quran) is human made too Very Happy karena buku gua (ibra) setara dengan buku ekonomi


Never said that! Saya hanya bilang. Pembagian ranah (bahwa satu adalah guidline untuk yang lain) itu juga ada di ilmu-ilmu modern, artinya AQ itu ya sumber ilmu dengan SOP dan metode pembelajaran yang compatible dengan kemajuan.

Kalau anda masuk ekonomi, anda gak cukup belajar ECONOMICS theory (buku dasarnya), anda harus belajar Monetary economics (kalo mau kerja di BI), Public Finance (kalo mau kerja di Depkeu), Environmental Economics (kalau mau kerja di WWF, dsb)

Sama juga, AQ adalah guidance. Tapi jangan cukup di situ, hasil ijtihad ulama telah banyak dilakukan untuk membuat sumber ini semakin dalam dan user'd friendly

Silakan belajar tafsir agar lebih tahu AQ dari segala aspek.
Silakan belajar faraidh
Silakan belajar Mantiq/Balaghoh untuk lebih tahu logika AQ
Silakan belajar yang lain-lain..


Begitu kurang lebih.


Nice reading for introduction to Faraid
Kelihatan ashabul Furudh masing-masing

SElamat belajar!
http://kict.iiu.edu.my/amzeki/courses/ai/succession.pdf

Silakan hubungi saya kalau masih kurang jelas :)

Ibra :)
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

ibra wrote: Wajar aja diulang-ulang karena pertanyaan eksak dijawab dengan muter-muter

Persis menjelaskan ilmu ke orang yang buta huruf. jadi memang agak ssah.

JANGAN SAMAKAN KAMI DENGAN muhammad saw :D

ibra wrote: - mohon info di universitas mana mahasiswa ekonomi tingkat 1 diajar oleh profesor ???
Kalau anda cukup beruntung bersekolah di Univ yng bagus (sorry), sekedar sharing, most of Professor ditaruh di tingkat dasar (tingkat 1 atau 2) biar mahasiswa dapat sense lebih baik.

Seperti biasa... muter-muter dan TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN berdasarkan PERNYATAAN anda sendiri :sad:

mohon info di universitas mana mahasiswa ekonomi tingkat 1 diajar oleh profesor

ibra wrote: - mohon info judul buku pengarang serta penerbit yang menyatakan "kalao gaji naik, waktu kerja juga naik"
(wah ini sih debat ekonomi, saya jamin for this topic anda akan kurang compatble, tp lets see).

Buku standar ekonomi mas, lihat aja, Mankiew, Lypsey, dan semua buku mikro dan mikro dasar dasar (wah saya gak tau terbitan bahasa Indonesia nya :)) Tapi cari aja buku2 terbutan Prentice Hall.

Seperti biasa... muter-muter dan TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN berdasarkan PERNYATAAN anda sendiri :sad:

mohon info judul buku pengarang serta penerbit

ibra wrote: - mohon anda jelaskan apakah gaji naik dan waktu kerja adalah sesuatu yang eksak ???

gaji dan waktu kerja adalah hubungan standar dari teori "demand and supply of labor", waktu kerja adalah (quantity) dan gaji (adalah price nya).

Yes, for normail people waktu kerja akan naik seriing dengan gaji naik (dari sisi penyedia tenaga kerja/in the view of labor), sama dengan kalo anda pedagang sayur, makin tinggi harga sayur theoritically anda akan empot2an jual sayur lebih banyak. Just standad theory of law of demand and supply.
Seperti biasa... muter-muter dan TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN berdasarkan PERNYATAAN anda sendiri :sad:
Apakah gaji naik dan waktu kerja adalah sesuatu yang eksak ?
ibra wrote:
prof.ibra said: My book (quran) is human made too Very Happy karena buku gua (ibra) setara dengan buku ekonomi


Never said that! Saya hanya bilang. Pembagian ranah (bahwa satu adalah guidline untuk yang lain) itu juga ada di ilmu-ilmu modern, artinya AQ itu ya sumber ilmu dengan SOP dan metode pembelajaran yang compatible dengan kemajuan.
Pernyataan anda memang TIDAK TERSURAT !!! TETAPI TERSIRAT !!! :D (minimal bisa DITAFSIRKAN begitu... :)
ibra wrote: Kalau anda masuk ekonomi, anda gak cukup belajar ECONOMICS theory (buku dasarnya), anda harus belajar Monetary economics (kalo mau kerja di BI), Public Finance (kalo mau kerja di Depkeu), Environmental Economics (kalau mau kerja di WWF, dsb)
- Saya lulusan ekonomi tahun 1990 :D
- BI ??? Bank Indonesia maksud anda ??? SAYA OUTSOURCING SYSTEM DAN SOFTWARE DISANA !!! :D
ibra wrote: Sama juga, AQ adalah guidance. Tapi jangan cukup di situ, hasil ijtihad ulama telah banyak dilakukan untuk membuat sumber ini semakin dalam dan user'd friendly
ya betul kata sdr.duladi !!! ulama mengoreksi alquran yang katanya kitab dari TUHAN !
ibra wrote: Silakan belajar tafsir agar lebih tahu AQ dari segala aspek.
Tafsir yang mana / siapa yang PALING BETUL ??? jangan pake insyaallah ya :D

Sebagai contoh kesimpang-siuran tafsir, Kata Alkitab di qs 3:48

Tafsir almishbah:
- Alkitab = tulis baca

Tafsir Al Jalalain, Ibnu Katsir, dan Al Qurthubi:
- Alkitab = menulis (kata kerja)
- Alkitab = kitab-kitab yang diturunkan allah swt sebelumnya selain Taurat dan Injil (kata benda)

ps: ndak usah dikomentari ya :wink:

kalo mau komentar... ya yang di eksak-eksak aja (jangan di esek-esek lho :D)
Duladi wrote: Quran menentukan:

Kedua orang tua mendapat total 2/6 bagian harta waris.
Istri mendapat 1/8 bagian.
Anak-anak perempuan mendapat 2/3 bagian.

Ulama mengoreksinya:

Kedua orang tua mendapat total 8/27 bagian harta waris.
Istri mendapat 1/9 bagian.
Anak-anak perempuan mendapat 16/27 bagian.

Pastilah Anda akan berkata: Itu bukan mengoreksi, karena di Islam ada "MUASHOB" !!! :lol:

Untuk para santri di pesantren, mendapat pengajaran "MUASHOB", mereka akan takjub. "Wow keren, hebat bener ya Quran, ada MUASHOB-nya..... Quran benar-benar sumber ilmu pengetahuan..." :lol:

Mereka dibuat terkagum-kagum oleh istilah-istilah ARAB, yang dalam telinga mereka terkesan SUCI & penuh NUANSA ILAHI.

Tapi bila istilah itu diterjemahkan, maka akan ketahuan DOGOL-nya. :wink:

"Itu bukan keliru, tapi KELEBIHAN. Di Quran ada KELEBIHAN, maka dari itu para ulama membuat tafsir untuk mengoreksi KELEBIHAN tersebut." :lol:
Tuh, khan? Sampeyan tetap mempertahankan istilah-istilah Arab itu, karena sampeyan sendiri tahu, betapa dogolnya ILMU ISLAM itu.

Anda mungkin berhasil membikin takjub anak-anak santri di TPQ atau Pesantren, tapi di sini, tidak semudah itu. :wink:

Orang yang sudah dicuci otak sejak kecil dengan pendidikan Arab, mereka akan terkagum-kagum dan terkesan oleh "ILMU MUASHOB" dan "ILMU AUL" dari Anda.

Saya bertanya: "Anda tidak mau mengakui Alquran itu keliru. Bila Alquran itu tidak keliru, kenapa ulama mengoreksinya?"

Anda menjawab: "Ulama tidak mengoreksinya. KELEBIHAN HITUNGAN WARIS & KEKURANGAN HITUNGAN WARIS, adalah sebuah terminologi yang sudah lumrah dalam HUKUM WARIS." :shock: :shock: :shock: :shock:

Okelah, inilah kesimpulannya:

ALQURAN KELIRU, karena dalam ketentuan perhitungan harta warisnya ada KELEBIHAN & KEKURANGAN. Agar ketentuan dalam Quran itu dapat diterapkan dalam kehidupan muslim, maka para ulama mengoreksi bilangan-bilangan yang sudah ditentukan Alquran agar tidak ada lagi KELEBIHAN (ashoba) dan tidak ada lagi KEKURANGAN (aul).

Bila Sdr Ibra tidak setuju dengan konklusi saya ini, silakan dibantah. :wink:
:lol: Jadi, menurut sampeyan, SAYA GAK BENER, sementara ANDA BENER?

Oke. Mari kita uji sekali lagi:

Alquran mengajarkan 2/6 + 1/8 + 2/3 hasilnya sama dengan 1.

Pelajaran berhitung adalah EKSAKTA (ilmu pasti). Anda tidak perlu hati nurani atau moral untuk mengetahui kebenarannya. Mungkin saja hati nurani saya dengan hati nurani Anda berbeda untuk membedakan moralitas dan kebajikan. Tapi kalau soal MATEMATIKA, yang diperlukan cuma INTELEKTUALITAS.

Nah, otak saya mengatakan: 2/6+1/8+2/3=1 adalah GAK BENER.

Tapi, Sdr Ibra mengatakan 2/6+1/8+2/3=1 adalah BENER!

Jadi, antara KEWARASAN dengan KEBENARAN itu ada korelasi yang berbanding lurus.

Saya bukannya bermaksud mengatai sampeyan tidak waras, tapi saya menduga, sampeyan "CUMA TERLALU CERDAS" dalam memahami Islam. :wink:

Salam buat Anda dan keluarga,

DULADI
Last edited by AkuAdalahAing on Tue Jul 22, 2008 4:52 pm, edited 1 time in total.
Duladi
Posts: 7006
Joined: Thu Apr 12, 2007 10:19 pm
Location: Samarinda
Contact:

Post by Duladi »

ibra wrote:Seorang "mualaf ngotot", kenapa penjumlahan warisan tidak sama.

Muslim said : AQ adalah guidance. Bacalah kitab2 Faoridh, bagaimana menentukan aul dan ashobah. Dan key word nya lihat apakah ada muashob, karena selagi ada muashob semua kasus warisan akan balance..
Seorang siswa bertanya, "Pak Guru, kenapa buku ini mengajarkan 2+2=1? Buku ini keliru dan pasti salah cetak."

Pak Guru menjawab, "Buku itu tidak keliru. Buku itu benar. Karena buku itu adalah GUIDANCE (PANDUAN) bagaimana cara berhitung yang benar."

Siswa: "2+2=1 adalah benar?"

Pak Guru: "Itu GUIDANCE"

Siswa: "Lho.... 2+2=1 adalah GUIDANCE?"

Pak Guru: "Kalian masih anak-anak. Kalian harus belajar dulu ilmu MUASHOB dan ilmu AUL." :lol:

Saudara Ibra, meskipun diskusi kita ini tidak mendapatkan TITIK TEMU, tapi saya senang kok berdiskusi dengan Anda.

Setidaknya, saya tidak merasa sendirian di dalam diskusi ini. Di dunia ini masih banyak orang-orang yang berpikiran normal. Jadi, tidak ada gunanya ngotot dengan orang yang sudah terkunci mati akalnya.

Cuma, ada satu pertanyaan lagi untuk menjawab rasa penasaran saya: Kenapa sampeyan tidak berani memakai istilah Indonesia, padahal saya sudah minta Anda mengganti istilah-istilah Arab itu dengan istilah Indonesia? :wink:

Mungkin nasehat saya ini bisa mencerahkan sampeyan: Jangan jadikan istilah-istilah Arab itu sebagai JIMAT untuk pembenaran.
Last edited by Duladi on Tue Jul 22, 2008 5:00 pm, edited 3 times in total.
Duladi
Posts: 7006
Joined: Thu Apr 12, 2007 10:19 pm
Location: Samarinda
Contact:

Post by Duladi »

Tambahan buat Sdr Ibra:

Saya rasa, komentar dari Sdr Suara Hati telah menohok sisi nalar sampeyan.

Tapi sampai kapan sampeyan mau begini terus? Gak sembuh-sembuh dari penyakit kronis?

Wassalam.
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

bra... tolong komentari dong yang ini:
suara_hati wrote:Karena Quran diyakini muslim sebagai firman Allah, maka tidak mungkin ada kesalahan. Karena Allah mengangkat Muhammad sebagai nabi dan menyatakan kesempurnaan moralnya yang perlu diteladani muslim, maka apapun yang dilakukan Muhammad tidak mungkin salah.

Kalau non-muslim memberi fakta-fakta (yang diakui kebenarannya oleh muslim) yang dinilai orang non muslim berdasarkan kesadarannya sebagai manusia normal, berdasarkan surara hati dan akalnya, betapa tidak bermoralnya Muhammad, muslim menolak dan mengatakan bahwa pemahaman seperti itu keliru. Muslim mengatakan bahwa tidak mungkin Muhammad, nabi Allah, dinilai sebagai orang yang tidak bermoral.

Jadi, meskipun muslim tidak menolak semua fakta-fakta itu, imannya mengharuskan mereka untuk tidak memahami fakta-fakta itu menurut EGO masing-masing, dan membuat fakta apapun yang dijumpainya untuk dipahami sesuai dengan imannya.

Persis seperti jawabam Ibra berikut mengenai cara berpikir muslim.
Dengan kata lain, muslim tidak boleh menggunakan akal dan hati nuraninya sendiri untuk hal-hal yang berkaitan dengan imannya.

Kalau misalnya perbuatan yang dilakukan Muhammad dengan meniduri Mariyah yang bukan istrinya, ditempat tidur istrinya (Hafsa) itu dilakukan oleh orang lain, Muslim (yang masih punya akal dan hati nurani) tentu akan setuju bahwa perbuatan itu tidak bermoral. Tetapi jika itu dilakukan nabinya, muslim tidak bisa dan tidak boleh memahaminya dengan cara yang sama. Kenapa? Ya, karena imannya mengharuskan itu.

Ibra menggunakan kata-kata “EGO” seolah-olah ingin mengaburkan makna bahwa perbuatan-perbuatan negatif seperti perampokan, pembunuhan, zina itu sesuatu yang sifatnya relatif, tergantung pemahaman “EGO” masing-masing.

Saya tidak perlu Quran untuk tahu bahwa membunuh itu jahat, mengumbar nafsu seks itu tidak benar, merampok itu salah. Akal dan suara hati saya mengatakan itu. Kalau ada orang yang mengaku utusan Tuhan melakukan hal itu dan bilang bahwa semua itu dilakukan atas nama Tuhan dan mengharuskan pengikutnya untuk meyakini perbuatan-perbuatan “hina” itu sebagai “baik”, akal dan suara hati saya akan bilang bahwa orang itu utusan setan. Dan saya yakin orang yang normal akan sependapat dengan saya. Tentu saja ada orang-orang keji yang tidak bisa melihat bahwa perbuatan-perbuatan itu salah.

Manusia dibekali Tuhan dengan hati dan pikiran tapi ironisnya begitu hal itu berkaitan dengan keyakinan agama seringkali mereka tidak mau menggunakannya meskipun misalnya jelas-jelas hati dan akalnya mengatakan sebaliknya.

Duladi membuat kesimpulan berikut dan minta Ibra untuk setuju atau tidak setuju.
Dan, seperti yang telah berkali-kali Ibra sampaikan, tentu saja Ibra akan menjawab “tidak setuju” dan bahwa pemahaman Duladi (dan saya) diatas adalah keliru. Saya rasa kita tidak mungkin “memaksa” Ibra untuk setuju dengan kesimpulan diatas karena kalau Ibra setuju, itu berarti bahwa Ibra sudah bukan lagi muslim. Iman islamnya mengharuskan Ibra untuk tidak boleh menggunakan EGOnya (akal dan hatinya ?) untuk menyetujui kesimpulan Duladi diatas.

Semoga komentar-komentar saya tidak mengganggu diskusi Ibra-Duladi.
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

Duladi wrote: Cuma, ada satu pertanyaan lagi untuk menjawab rasa penasaran saya: Kenapa sampeyan tidak berani memakai istilah Indonesia, padahal saya sudah minta Anda mengganti istilah-istilah Arab itu dengan istilah Indonesia? :wink:
[/b]
Jangankan PERMINTAAN anda !!! HIMBAUAN Moderator untuk menggunakan "quote" aja di anggep angin lalu :sad:, BAHKAN "GERTAK" dari Moderatorpun NDAK MEMPAN buat orang-orang YANG MAU / RELA DIKUNCI MATA HATINYA OLEH allah swt :D

Tapi sebenarnya saya tau mengapa moderator tidak mengambil tindakan tegas kepada prof.ibra ini... mau tau jawabnya ??? KARENA ibra ADALAH SALAH SATU ASET TERBESAR FFI :smile:
ibra
Posts: 588
Joined: Sat Mar 22, 2008 9:08 am
Contact:

Post by ibra »

Hi.

Seperti biasa... muter-muter dan TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN berdasarkan PERNYATAAN anda sendiri

mohon info di universitas mana mahasiswa ekonomi tingkat 1 diajar oleh profesor


(segan mode on, tapi ya apa boleh buat) University of Indonesia :)
saya di ajar Prof Sri Edi (semester 2), kelas lain dapat Prof Rustam Didong, Prof Irzan Tanjung, Arif Djanin, dsb dsb dsb.

IMHO Professor banyak mengajar di tingkat awal dan tingkat akhir :)


Seperti biasa... muter-muter dan TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN berdasarkan PERNYATAAN anda sendiri

mohon info judul buku pengarang serta penerbit


Backward bending supply curve, chapter 14, page 511. Microeconomics (judul bukunya), 5th edition (cetakannya), Pindyck and Rubinfield (pengarangnya), Prentice Hall, Upper Sadle River, New Jersey 07458 (peberbitnya), 2001 (tahunnya)
:) Maaf agak tua edisinya, yang ada di atas meja saja :)

Seperti biasa... muter-muter dan TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN berdasarkan PERNYATAAN anda sendiri Sad
Apakah gaji naik dan waktu kerja adalah sesuatu yang eksak ?

Economic Theory said YES!


Pernyataan anda memang TIDAK TERSURAT !!! TETAPI TERSIRAT !!! Very Happy (minimal bisa DITAFSIRKAN begitu...


Untung anda bukan mufassir. Kalau anda mufassir pasti terlalu banyak ayat yang salah anda tafsirkan :))

- Saya lulusan ekonomi tahun 1990 Very Happy
- BI ??? Bank Indonesia maksud anda ??? SAYA OUTSOURCING SYSTEM DAN SOFTWARE DISANA !!!


GREAT! Saya lulusan 98. :)) Sounds nice. Minimal hari ini Insya qjj saya sampai jam 9. some posting masih bisa :)

Tafsir almishbah:
- Alkitab = tulis baca

Tafsir Al Jalalain, Ibnu Katsir, dan Al Qurthubi:
- Alkitab = menulis (kata kerja)
- Alkitab = kitab-kitab yang diturunkan allah swt sebelumnya selain Taurat dan Injil (kata benda)


Oh iya? Dibaca ulang bung! SETIAP KATA BERAWALAN AL PASTI ARTINYA ADALAH NOUN (ISIM) DAN BUKAN FIIL (VERB). Al KItab dari fiil madzi KATABA.

Sorry, gak biasanya Ekonom bermain too straight :)


Salam junior ke Senior :)

IBRa
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

ibra wrote: mohon info di universitas mana mahasiswa ekonomi tingkat 1 diajar oleh profesor

(segan mode on, tapi ya apa boleh buat) University of Indonesia :)
saya di ajar Prof Sri Edi (semester 2), kelas lain dapat Prof Rustam Didong, Prof Irzan Tanjung, Arif Djanin, dsb dsb dsb.

IMHO Professor banyak mengajar di tingkat awal dan tingkat akhir :)

mohon info judul buku pengarang serta penerbit

Backward bending supply curve, chapter 14, page 511. Microeconomics (judul bukunya), 5th edition (cetakannya), Pindyck and Rubinfield (pengarangnya), Prentice Hall, Upper Sadle River, New Jersey 07458 (peberbitnya), 2001 (tahunnya)
:) Maaf agak tua edisinya, yang ada di atas meja saja :)

Seperti biasa... muter-muter dan TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN berdasarkan PERNYATAAN anda sendiri Sad
Apakah gaji naik dan waktu kerja adalah sesuatu yang eksak ?

Economic Theory said YES!
BISAKAH TANYA JAWAB DI ATAS ANDA TERAPKAN DALAM BINCANG-BINCANG AGAMA ??? Itulah HARAPAN SAYA dan KEMUNGKINAN BESAR HARAPAN MANUSIA NORMAL UMUMNYA :smile:

(edited !! ternyata dijawab juga)

MENGAPA ANDA BISA MENJAWAB DENGAN TEGAS ??? KARENA ANDA MEMPUNYAI BUKTI YANG OTENTIK sebagai dasar MEMPERTAHANKAN PERNYATAAN anda... itulah KEYWORD nya (he he he... tak pinjem ya istilah yang sering didengung-dengungkan sampeyan :smile:)
Last edited by AkuAdalahAing on Tue Jul 22, 2008 5:53 pm, edited 1 time in total.
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

ibra wrote:Sorry, gak biasanya Ekonom bermain too straight :)
Anda pernah kongkow-kowngkow ndak sama AKUNTAN di perusahaan anda (kalau bisa sama AKUNTAN PUBLIK ya) ??? :wink:

Di NERACA perusahaan anda MENGAKUI (MENG-KLAIM) punya PIUTANG DAGANG 10 juta aja bakal tak kejar koq sampai DOKUMEN DASARNYA :D
ibra
Posts: 588
Joined: Sat Mar 22, 2008 9:08 am
Contact:

Post by ibra »

saya sudah menulis alasannya :)
Tidak semua diskusi kita adalah diskusi 1+ 1=2

Diskusi di sini lebih banyak "MENGAPA 1+1=2"
Saya sempat (sangat sedikit) belajar matematika, dan salah satunya untuk membuktikan "mengapa di atas" adalah dengan cauchy sequence.
(CMIIW)
http://en.wikipedia.org/wiki/Cauchy_sequence
Anda gak hanya akan naik kuda dengan musik "nina bobo" di komedi putar, tapi mungkin jiwa anda di Thamrin (gedung BI), dan ruh anda di Mojokerto, saking njlimetnya.

Itu adalah faith-nya orang kebanyakan bahwa 1+1=2
Tapi mengapa harus 2 ?

Sama dengan kasus diskusi2 kita :0

Nah pertanyaan yang menurut anda sepele itu menjadi tidak sepele, karena, sebagai orang beriman saya akan bisa langsung menjawab.

YES! karena saya beriman. (yang menurut anda dan teman2 anda "taqiyya") dan menurut kami itu bukan.

Anda kan butuh menu lain.

Nah sebuah faith itu akan menjadi sulit untuk di sajikan sebagai santapan orang yang tidak seiman. sama absurdnya dengan memahami Trinitas, misalnya, atau bagaimana "ucapan Rasul-Rasul di blend jadi kitab suci", (buat saya), maaf kalau OOT. and we will not discuss bout it, right?

Anda pernah kongkow-kowngkow ndak sama AKUNTAN di perusahaan anda (kalau bisa sama AKUNTAN PUBLIK ya) ??? Wink

Di NERACA perusahaan anda MENGAKUI (MENG-KLAIM) punya PIUTANG DAGANG 10 juta aja bakal tak kejar koq sampai DOKUMEN DASARNYA Very Happy


kantor saya adep-adepan sama PPA, jadi udah setiap hari ngobrol2 sama akuntan :)

Yup, itu juga yang terjadi pada hadist. hadist itu sangat "kejam", hingga eligibilitas-dari periwayatnya akan gugur dan semua hadistnya akan dhoif hanya karena hal-hal kecil.
Say, saya periwayat hadist, ketauan boong, maka semua hadist (yg saya riwayatlan) akan gugur. Sumber data primer memang sangatn penting disni.

TAPI, analogi anda kurang pas untuk kasus kita :)

IBra
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

ibra wrote: Seperti biasa... muter-muter dan TIDAK MENJAWAB PERTANYAAN berdasarkan PERNYATAAN anda sendiri Sad
Apakah gaji naik dan waktu kerja adalah sesuatu yang eksak ?

Economic Theory said YES!
:sad::sad::sad: innalilahi... :sad::sad::sad:

Moga-moga anda berani mengatakan ini di depan profesor anda :D
eehhh.. sik... sik... sik... !!! yang bilang itukan si ECONOMIC THEORY !!! Bukan saya (ibra) !!! :D
ibra
Posts: 588
Joined: Sat Mar 22, 2008 9:08 am
Contact:

Post by ibra »

Se-number2-nya ekonomi.
Ekonomi adalah social science mas.
Sebagai social sicence dia tunduk pada manusia (sebagai obyek)
Semenetara Fisika, tidak tunduk pada baja (yg jadi obyeknya).

makannya theoretically YES!
Kalo gaji naik, supply of labor naik (kalo orang ekonomi bilang moving along the supply curve).

TAPI
Orang kan bukan baja.
UMR naik, tapi Ibunya mas di Jawa sakit, ya tetep aja gak mau kerja
UMR naik, tapi kerjanya shift malam, ya gak mau.

maknnya theoretically, wages naik, orang makin nambah kerja is eksak.
Di lapangan...belum tentu :)

Gitu..
FYI,

kalau kemarin, wujuduk kaadamik, sekarang saya harus ganti..
Dhoharol Wujuduk! :)

Salam buat keluarga
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

ibra wrote:Yup, itu juga yang terjadi pada hadist. hadist itu sangat "kejam", hingga eligibilitas-dari periwayatnya akan gugur dan semua hadistnya akan dhoif hanya karena hal-hal kecil.
Say, saya periwayat hadist, ketauan boong, maka semua hadist (yg saya riwayatlan) akan gugur. Sumber data primer memang sangatn penting disni.
Kita abaikan hadist ya (puyeng sih... ada hadist dhoif/maknyus/sahih, dll. tapi tercatat dalam kumpulan HADIST-HADIST SAHIH :sad:), lebih baik ke quran aja !!!

Di NERACA perusahaan muhammad saw meng-KLAIM :
- al quran adalah KATA-KATA TUHAN via JIBRIL KEPADA muhammad di gua HIRA !!!
- Taurat dan Injil sudah dipalsukan !!!
- dll tuduhan-tuduhan lainnya !!! (ndak usah dibahas)

Anda sebagai pegawai perusahaan muhammad and partner dipersilahkan untuk memaparkan BUKTI / DOKUMEN DASARNYA atas KLAIM tersebut oleh akuntan publik anda !!!

Apakah anda akan menjawab:
- BUKTINYA adalah... SUDAH TERCATAT DALAM NERACA PERUSAHAAN SAYA !!!
atau
- ANDA (akuntan public) HARUS menilai berdasarkan IMAN !!!

Menurut anda... apa kira-kira OPINI AKUNTAN yang akan DITERBITKAN oleh AKUNTAN PUBLIK anda ???
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

ibra wrote: makannya theoretically YES!
Kalo gaji naik, supply of labor naik (kalo orang ekonomi bilang moving along the supply curve).
Oke deh... saya edit sedikit (tepatnya ada penambahan :smile:) pertanyaan saya:
MENURUT ANDA (ibra)... Apakah gaji naik dan waktu kerja adalah sesuatu yang eksak ?

Catatan: yang warna biru adalah tambahannya ya :wink:

ps:
- apapun jawaban anda asal tidak usah muter-muter... SAYA TIDAK AKAN MENDEBATNYA... Ok :wink:

- saya SANGAT TERTOHOK atas jawaban anda "Universitas Indonesia !!!"
- saya DIBUAT TIDAK BERKUTIK atas jawaban anda "judul buku penerbit tahun terbit BAHKAN sampai nomor halaman !!!"
- cobalah menjawab pertanyaan yang satu ini dengan pola yang sama dengan kedua jawaban PAMUNGKAS anda tsb. :wink:
ibra
Posts: 588
Joined: Sat Mar 22, 2008 9:08 am
Contact:

Post by ibra »

Pertanyaan yang sulit..

Sulit karena ujungnya saya harus menilai agama lain which is itu di luar kemampuan saya. Saya yakin temen2 Muslim di sini banyak yang lebih paham cross-religion study.

Saya tipikal orang yang "berusaha menjalankan hadist"

"Percayalah pada Injil dan taurat dan Pelajarilah AQ".

Artinya saya (hanya) percaya (dulu) ada Musa Alahissalam dengan Taurat dan umat nya dan Isa alahissalam dengan Injil dan umatnya. That is it!
Untuk hal ini jawaban2 agak standar:
Mungkin analoginya adalah, saya punya 2 neraca. satu neraca adalah yang sebenrnya, satu neraca lain adalah palsu.
Ada neraca A dan B
Neraca A end date nya adalah by December 2008
Neraca B end date nya adalah by Deceber 1990
Saya harus menentukan mana yg palsu.

1. Nercara A menyatakan bahwa semua agama Samawi ujungnya adalah tauhid. Dan IMHO CMIIW itu tidak berlaku di nereaca B (You may explain Trinitas concept). Jadi di neraca B gak konsisten meskipun dengan rentang yang sama harusnya sama.

2. Neraca A menyatakan bahwa Isa Alahissalam adalah Rasul, dan di neraca B dia adalah TUhan (CMIIW). Jadi di neraca B gak konsisten meskipun dengan rentang yang sama harusnya sama.

3. Neraca A sudah di konsolidasi (with its subsidiary), sudah measukkan semua fenomena merger and acquisition, dsb dsb (intinya neraca A lengkap). Neraca B, tidak lengkap (simply karena end periodnya lain).

4. Neraca A sudah terkodifikasi dengan baik di laporan keuangan lanjutan, (income statement, statement of owner equity, dsb dsb) artinya sudah ada rujukan lainnya untuk berbagai tujuan (muammalah, syariah, aqidah, dsb). Neraca B (CMIIW) stuck.

saya (Investor) akan pilih semua angka yang berlaku di neraca A.
Neraca B (mungkin benar) sampai dengan tahun 1990

Maaf kalau ada yg menyinggung

IBra
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

ibra wrote: saya (Investor) akan pilih semua angka yang berlaku di neraca A.
Neraca B (mungkin benar) sampai dengan tahun 1990
JANGAN MENG-ASUMSI-KAN anda sebagai INVESTOR !!! (investornya adalah muhammad !!!, sedangkan anda adalah PEGAWAI (anggaplah anda DIREKTUR UTAMA) !!!)

SILAHKAN ANDA ASUMSIKAN DIRI ANDA ADALAH AKUNTAN PUBLIK !!!
(kan katanya anda sering ngobrol-ngobrol sama akuntan :smile: atau jangan-jangan ngobrolnya cuman masalah poligami ??? :smile:)


ps: anda pasti tau kan bedanya EKSTERNAL AUDITOR dan INTERNAL AUDITOR :wink:
ibra
Posts: 588
Joined: Sat Mar 22, 2008 9:08 am
Contact:

Post by ibra »

Agak bingung dengan pertanyaannya:
JANGAN MENG-ASUMSI-KAN anda sebagai INVESTOR !!! (investornya adalah muhammad !!!, sedangkan anda adalah PEGAWAI (anggaplah anda DIREKTUR UTAMA) !!!)

SILAHKAN ANDA ASUMSIKAN DIRI ANDA ADALAH AKUNTAN PUBLIK !!!


Saya coba hubungkan dengan posting sampeyan sebelumnya :

Di NERACA perusahaan muhammad saw meng-KLAIM :
- al quran adalah KATA-KATA TUHAN via JIBRIL KEPADA muhammad di gua HIRA !!!
- Taurat dan Injil sudah dipalsukan !!!
- dll tuduhan-tuduhan lainnya !!! (ndak usah dibahas)

Anda sebagai pegawai perusahaan muhammad and partner dipersilahkan untuk memaparkan BUKTI / DOKUMEN DASARNYA atas KLAIM tersebut oleh akuntan publik anda !!!


Kok banyak banget perannya?

Jika Muhammad adalah Pemilik Perusahaan
Ok deh
1. Saya Sebagai pegawai, saya akan bilang kondisi perusahaan saya lebih baik sekarang :). jadi saya akan berterima kasih kepada pemilik perusahaan. Terima kasih telah membawa perusahaan lebih baik

2. Saya Sebagai Direktur Utama. sama saja, saya akan berterima kasih, makin loyal, ya makin berusaha menjelankan perusahaan sebaik mungkin

3. Kalau saya akuntan publik, saya akan bilang, OK pak, neraca B biar gak confusing di burn saja, jadi stakeholders gak bingung. Kok perusahaan banyak banget laporan keunagnnya..

Jika Muhammad sebagai investor (konteksnya gak cocok sih)

Jika Muhammad adalah Pemilik Perusahaan
Ok deh
1. Saya Sebagai pegawai, pak perudahaan ini telah melakukan perombakan. Sekarang yang dipakai neraca A. jadi kalau bapak pengen liat kinerja perusahaan secara menyeluruh baca yang A aja.

2. Saya Sebagai Direktur Utama. ya saya serahkan dokumen neraca A ke investor jangan neraca B, karena neraca B end date nya udah kelamaan.

3. Kalau saya akuntan publik, saya akan bilang, pak jangan pake laporan B, laporan B dissclaimer, nah yang dipakai neraca A aja, itu yang "wajar tanpa syarat".

Semoga menjawab :)

IBra
ibra
Posts: 588
Joined: Sat Mar 22, 2008 9:08 am
Contact:

Post by ibra »

Jika Muhammad adalah Pemilik Perusahaan
Ok deh
1. Saya Sebagai pegawai, saya akan bilang kondisi perusahaan saya lebih baik sekarang Smile. jadi saya akan berterima kasih kepada pemilik perusahaan. Terima kasih telah membawa perusahaan lebih baik

2. Saya Sebagai Direktur Utama. sama saja, saya akan berterima kasih, makin loyal, ya makin berusaha menjelankan perusahaan sebaik mungkin

3. Kalau saya akuntan publik, saya akan bilang, OK pak, neraca B biar gak confusing di burn saja, jadi stakeholders gak bingung. Kok perusahaan banyak banget laporan keunagnnya..

Jika Muhammad sebagai investor (konteksnya gak cocok sih)


1. Saya Sebagai pegawai, pak perudahaan ini telah melakukan perombakan. Sekarang yang dipakai neraca A. jadi kalau bapak pengen liat kinerja perusahaan secara menyeluruh baca yang A aja.

2. Saya Sebagai Direktur Utama. ya saya serahkan dokumen neraca A ke investor jangan neraca B, karena neraca B end date nya udah kelamaan.

3. Kalau saya akuntan publik, saya akan bilang, pak jangan pake laporan B, laporan B dissclaimer, nah yang dipakai neraca A aja, itu yang "wajar tanpa syarat".

Semoga menjawab Smile

IBra
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

Maaf jika saya membingungkan anda (he he he... sudah sering kan :D, MEMANG PERKATAAN SAYA PERLU MENGGUNAKAN TAFSIR koq)

Pertama, saya meng-asumsi-kan anda adalah seorang ekonom beneran seperti KLAIM anda (kata asumsi bisa diganti dengan PERCAYA ! :smile:)

Kedua, ada sedikit kesalahan tehnis pada awal cerita, yang saya maksud di sini adalah perusahaan yang BELUM GO PUBLIC !!!

Ketiga, dalam perusahaan yang belum GO PUBLIC biasanya OWNER adalah INVESTOR.

Keempat, JABATAN DIREKTUR UTAMA adalah JABATAN PEGAWAI JUGA ! (berhubung anda calon PhD, maka saya asumsikan anda LAYAK pada jabatan itu :smile:, jadi anda gak usah bingung kalo anda sebenarnya tidak menduduki dua posisi jabatan.)

Kelima, perusahaan ada keinginan untuk GO PUBLIC, sehingga memerlukan JASA dari PIHAK YANG INDEPENDEN yang dalam istilah jawanya biasa dipanggil dengan nama PUBLIC ACCOUNTANT untuk menilai KE-ABSAH-AN / KE-LAIK-AN dari laporan keuangannya.

Keenam, setelah public accountant memberi opininya, semisal wajar tanpa syarat, maka perusahaan (SINGKATNYA) bisa launching untuk go public mencari stockholder (mungkin istilah ini lebih tepat daripada stakeholders).

Ketujuh, kalau ada akuntan publik yang langsung memberi opini spt yang anda analogikan di atas (perusahaan memberi 2 macam neraca... hi hi hi... (maaf... saya ketiwi)), saya YAKIN bahkan BAHLUL YAQIN negara ini akan porak poranda.


ps: - saya ingatkan, ada perbedaan lho antara akuntan internal dengan akuntan publik.
User avatar
AkuAdalahAing
Posts: 6093
Joined: Sat Oct 28, 2006 5:20 pm
Contact:

Post by AkuAdalahAing »

BTW... anda belum kasi kepastian yang ini mas:
AkuAdalahAing wrote: Oke deh... saya edit sedikit (tepatnya ada penambahan :smile:) pertanyaan saya:
MENURUT ANDA (ibra)... Apakah gaji naik dan waktu kerja adalah sesuatu yang eksak ?

Catatan: yang warna biru adalah tambahannya ya :wink:

ps:
- apapun jawaban anda asal tidak usah muter-muter... SAYA TIDAK AKAN MENDEBATNYA... Ok :wink:

- saya SANGAT TERTOHOK atas jawaban anda "Universitas Indonesia !!!"
- saya DIBUAT TIDAK BERKUTIK atas jawaban anda "judul buku penerbit tahun terbit BAHKAN sampai nomor halaman !!!"
- cobalah menjawab pertanyaan yang satu ini dengan pola yang sama dengan kedua jawaban PAMUNGKAS anda tsb. :wink:
Post Reply