Dari mana kita tahu tokoh A berperilaku baik atau buruk? Bukankah semua harus ada dasarnya? Dasar kita adalah sumber catatan sejarah, karena tokoh yang kita pelajari ini adalah tokoh masa lampau.
Anda mengatakan Muhammad punya gelar Al-Amin, tapi Anda tidak bisa menunjukkan dari mana sumbernya. Tentu saja yang saya minta bukan cuma hadist, tapi juga dari buku-buku lain yang sahih.
Banyak dari keyakinan Anda terhadap Islam yang sebenarnya tidak berdasar. Cobalah Anda sadari: Seorang manusia jelek dapat saja disangka manusia baik, berkat isapan jempol yang diumbar oleh para pengagumnya.
Saya tahu Islam itu jelek. Saya tahu darimana? Apakah saya asal koar-koar dan berasumsi saja karena didasari oleh kedengkian? TIDAK. Saya tahu bahwa Islam itu jelek dari sumber-sumber sejarah Islam sendiri.
Sementara Anda?...... kebalikannya. Anda selalu berusaha untuk yakin kalau Islam itu baik, berdasarkan sumber catatan yang tidak jelas dan layak diragukan sahih atau tidaknya. Malah saya mulai curiga pada Anda: ANDA SEDANG BERTAQQIYA!
Kenapa saya berani menyatakan Anda bertaqqiya? Karena setiap kali saya suguhkan bukti-bukti BURUKNYA ISLAM, Anda selalu menghindar dan tak berani sedikit pun menanggapinya, seolah Anda tak pernah membacanya atau seolah saya tak pernah menyuguhkannya pada Anda.
Kenapa Anda langsung MENUTUP MATA ANDA RAPAT-RAPAT terhadap kenyataan-kenyataan itu? Saudara Ibra, kenapa? Menanggapi secuil pun tidak, langsung dilompati begitu saja seolah tak ada. Anda di sini sedang MENIPU SAYA!!!!!
Ibaratnya saya beberkan fakta di depan mata Anda, bahwa kakek Anda itu telah melakukan perbuatan maksiat, dia telah memperkosa anak perempuan tetangga saya. Tapi bagaimana tanggapan Anda? Anda cuek-bebek seolah masuk telinga kiri keluar telinga kanan, dan langsung mengalihkan pokok pembicaraan. Saudara Ibra, kenapa sampeyan bisa begini? Terus terang, Anda menyebalkan! Maaf, ini bukan pernyataan dari saya saja, tapi juga dari orang-orang di belakang saya yang kini sedang mengamati diskusi kita. Dalam bahasa yang sudah cukup halus, "Anda menyebalkan" karena Anda tidak jujur! :evil:
Itulah saya pikir, Anda memang sedang bertaqqiya, mengumbar kebohongan demi kebohongan untuk menutupi kejelekan-kejelekan Islam.
Yang jelek-jelek tidak pernah ditanggapi, dan selalu menutupinya dengan bulshit-bulshit: ISLAM itu RAHMATAN LILALAMIN, Islam itu toleran, Islam itu mengajarkan kedamaian, bla-bla-bla........ Tapi diam-diam, dalam hati sebenarnya Anda tahu khan bahwa Islam itu busuk dan Anda wajib mendukung kebusukan-kebusukan itu supaya Anda tidak dikutuk neraka jahanam oleh Rasul Anda?
Anda adalah seorang penjilat. Ingat pada zaman Orba dulu? Orang-orang yang dekat dengan kekuasaan, akan suka menjilat. Mereka tidak berani mengkritik presiden yang berkuasa ketika itu, walau pun ada kebusukan-kebusukan yang diketahui mereka, mereka tidak boleh melihatnya justru mereka wajib membantu sang presiden untuk menutupi kebusukan itu agar tidak diketahui orang lain.
Walaupun jelek, mereka tetap harus mengatakan: BAIK, semuanya baik. Walaupun mungkin presidennya seorang diktator dan koruptor, mereka tetap harus mengatakan: “Presiden adalah seorang yang merakyat, dia sangat mengerti perasaan hati rakyatnya, presiden kita adalah orang yang sempurna.”
Kenapa mereka mendukung yang jelek dan takut mengatakan kebenaran? Keadaannya sama seperti Anda: TAKUT DIKUTUK PENGUASA!
Bila mereka berani mengatakan dengan jujur apa yang sebenarnya, mereka bisa dicopot dari jabatannya, atau mengalami akibat-akibat buruk yang lain.
Anda, Sdr Ibra, terlalu yakin kalau Muhammad bakal sanggup memasukkan siapapun ke neraka jahanam!!!! Bila sekali saja Anda berani menyebut sang rasul Anda itu “JELEK”, maka Anda merasa sangat berdosa! Anda takut masuk neraka, Anda takut disiksa di neraka jahanam, Anda takut gagal masuk ke surga karena tidak mendapat bantuan doa syafaat dari rasul awloh. Anda pikir, rasul Anda itu sanggup melakukan itu semua terhadap diri Anda?
Saya katakan, TIDAK!!! Kenapa saya berani mengatakan tidak? Karena Muhammad bukanlah seorang moralis, dia manusia bejat dan jahat. Apa mungkin TUHAN YANG MAHA BIJAKSANA memilih manusia semacam itu untuk menjadi nabinya, apalagi nabi penutup menjelang akhir zaman?
Bila Anda beranggapan Awloh tidak mungkin salah memilih orang, kenapa bisa begitu? Kenapa awloh tidak mungkin salah? Atas dasar apa Anda berpikir demikian? Ooooo, dasarnya adalah, karena Anda TERLALU YAKIN bahwa awloh itu TUHAN. :D
Oke, luruskan dulu pemikiran Anda. Sebenarnya siapakah awloh? Yang pasti, Tuhan tidak mungkin salah memilih orang, tapi kalau awloh, jelas dia telah salah memilih. Jadi, dia bukan Tuhan.
Itulah cara berpikir yang benar. Dan bukannya memaksakan diri untuk percaya, bahwa apapun yang dilakukan awloh itu pasti benar........... !!!! :evil:
Kesalahan berpikir yang paling dasar dari Anda adalah menjadikan KLAIM ARAB sebagai KEBENARAN.
Saya akan berikan Anda contoh perbandingan.
Muslim memakai cara berpikir seperti berikut:
Hipotesa: Yesus bukan Tuhan.
Pengujian:
Analisa 1: Apakah Yesus butuh makan? IYA.
Analisa 2: Apakah Yesus mengalami kelahiran? IYA.
Analisa 3: Apakah Yesus meninggal? IYA.
Maka Kesimpulan: Yesus bukan Tuhan, karena Yesus butuh makan, Yesus mengalami proses kelahiran, dan Yesus meninggal.
Logika:
Kalau Tuhan, kok butuh makan?
Kalau Tuhan, kok dilahirkan?
Kalau Tuhan, kok mati?
Nah, inilah cara berpikir muslim ketika menguji ketuhanan agama lain. :evil:
Kenapa hal yang sama tidak Anda terapkan pada AWLOH?
Mari, saya bantu Anda bernalar.
Hipotesa: AWLOH bukan Tuhan.
Pengujian:
Analisa 1: Apakah awloh terbukti EXIST? TIDAK.
Analisa 2: Apakah awloh terbukti MAHA KUASA? TIDAK.
Analisa 3: Apakah awloh cuma tuhan karang-karangan Muhammad? IYA.
Analisa 4: Apakah awloh butuh muslim untuk bisa diangkat jadi “tuhan tauhid”? IYA.
Analisa 5: Apakah awloh jahat, suka menipu dan menyesatkan manusia? IYA.
Analisa 6: Apakah awloh memilih manusia jahat untuk jadi nabinya? IYA.
Analisa 7: Apakah awloh gila disembah? IYA.
Maka kesimpulan: Awloh bukan Tuhan, karena alasan-alasan di atas menyatakan ketidaklayakan awloh untuk diakui sebagai Tuhan.
Logika:
Kalau awloh itu Tuhan, kenapa tidak exist?
Kalau awloh itu Tuhan, kenapa tidak mahakuasa?
Kalau awloh itu Tuhan, kenapa cuma ada di mulut Muhammad saja?
Kalau awloh itu Tuhan, kenapa dia sangat bergantung sekali pada muslim agar bisa menjadi tuhan tauhid?
Kalau awloh itu Tuhan, kenapa jahat, suka menipu dan menyesatkan manusia?
Kalau awloh itu Tuhan, kenapa memilih seorang manusia bejat dan jahat jadi nabinya?
Kalau awloh itu Tuhan, kenapa gila? Kita bisa bayangkan, apa jadinya dunia ini bila diciptakan oleh sosok yang gila? Tentu saja dunia yang demikian teratur ini bukanlah hasil ciptaan sosok gila seperti awloh.
====================
Sadarilah, Saudara Ibra, bila sampeyan sanggup menganalisis TUHAN LAIN dengan memakai METODE ILMIAH, kenapa terhadap awloh tidak berani? Lagi-lagi TAKUT DIKUTUK MUHAMMAD?????????
Percuma dong gelar PHD sampeyan, bila sampeyan bisa ditakut-takuti oleh hal seperti ini!!!!!
Saudara Ibra, semoga sampeyan mengerti apa yang saya sampaikan di atas.
======================
Dari mana sumbernya? Jangan asal mengumbar bulshit-bulshit, segala sesuatu harus bisa dipertanggungjawabkan. Anda mengatakan orang Quraish yg memberi gelar AL-AMIN pada Muhammad, dari mana sumbernya? Dari kata-kata sanjungan Ibn Ishaq, atau dari pengakuan orang lain yang dicatat oleh sejarawan tertua?Ibra wrote: Jadi untuk gelar AL AMIN which is itu gelar tradisional (saya katakan tradisional karena muncul ketika Rasulullah (bahkan) masih muda/perjaka, belum diangkat menjadi Rasul, dan diberikan oleh kaum /masyarakat Quraish atas segala personifikasi nabi.
Berikan SUMBERNYA!Ibra wrote: Gelar itu hanya justified bahwa "kebaikan dan trust" itu berlaku universal. Orang lain (kafir sekalipun) secara obyektif bisa menilai kalau kita baik dan terpercaya, misalnya ketika berdagang.
Jangan bayangkan perdagangan juga seperti saat ini, dulu berdagang, kaum quraish masih menggunakan cara yang tidak Islami (timbangan yang tidak ter"tera" dan sb, justru Rasulullah yang memberi contoh berdagang dengan baik dan terpercaya.
Saya ingin menguji segala klaim-klaim Anda ini, sekedar BULSHIT atau memang tercatat dalam BUKU SEJARAH tulisan sejarawan Islam tertua.
Sdr Ibra, seperti dalam hipotesa saya sebelumnya, bahwa sumber-sumber Islam itu adalah berasal dari karangan orang-orang muslim abad 11 - abad 20. Tidak percaya? Mari kita simak:Ibra wrote: HADIST DI ATAS?
Hadist di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim, anda bisa temukan di Kitab Al Taghrib Wal Tahrib Imam Mundziri.
selamat belajar
Imam al-Mundziri, pengarang kitab Al Taghrib Wal Tahrib, adalah seorang hafid yang hidup pada abad 12 Masehi. Lihat referensinya di:
http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Mundziri
- Zakiyyuddin Abdul ‘Adhim bin Abdul-Qawiy bin Abdullah bin Salamah Abu Muhammad Al-Mundziri, atau lebih dikenal dengan Al Mundziri adalah seorang hafidh besar, yang berasal dari Damaskus, namun dilahirkan dan wafat di Mesir. Ia dilahirkan pada tahun 581 H (1185/1186 M).
http://jacksite.wordpress.com/2007/04/2 ... -mundziri/
Silakan baca sendiri.
Saya tidak punya kitab karyanya, tapi saya bisa temukan di Internet, ajaran Islam seperti yang Anda kutip di atas (“SETIAP BANI ADAM MENINGGAL, TERPUTUSLAH AMALNYA KECUALI DIA MEMILIKI SATU ATAU LEBIH 3 HAL : ILMU YG BERMANFAAT, ANAK YANG SHOLIH, ATAU SHODAQOH JARIYAH”) dapat saya temukan dalam Kitab Hadits Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam karangan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Ashqolani.
Lihat source-nya di: http://opi.110mb.com/haditsweb/index.htm#Bulughul_Maram
Klik “Kitab Jual Beli”, lalu lihat Hadits ke-152.
Di situ tertulis:
- Hadits ke-152
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila ada orang meninggal dunia terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal, yaitu: Sedekah jariyah (yang mengalir), atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakan untuknya." Riwayat Muslim.
Tapi ketika saya mencoba mencari ajaran itu dalam KITAB HADIST SAHIH MUSLIM yang ditulis sendiri oleh sang perawih, yaitu Imam Muslim, saya tidak menemukannya......... Ada apa ini?
Kenapa dalam BUKU KUMPULAN HADIST MUSLIM tidak ada, tapi dalam buku karangan ulama abad 14 ada?
Ketahuilah, Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Ashqolani adalah seorang yang hidup pada abad 14 Masehi. Lihat referensi mengenai dia di:
http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Hajar_Al_'Asqalani
- Ibnu Hajar Al 'Asqalani (ابن حجر العسقلانى) (Mesir, 773H/1372 - 852H/1449) adalah seorang ahli hadits. Salah satu karyanya yang terkenal adalah adalah kitab Fath al-Bari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan syarah kitab shahihnya Imam Bukhari.
Coba Anda simak. Banyak sekali ajaran-ajaran moral yang dimiliki Islam saat ini bukan ORISINIL dari ajaran Muhammad yang hidup di abad ke-7, melainkan ajaran yang dikarang-karang oleh para ulama Islam yang hidup sekitar 500 hingga 1400 tahun sesudah Muhammad. Coba bayangkan! Jauh sekali jarak waktunya.......!
Dan jeleknya adalah, orang-orang itu sama sekali tidak merasa bersalah, sekalipun mereka mencomot nama-nama perawih hadist seperti Bukhari, Abu Dawud, Muslim, Tirmidzi, agar hadist-hadist palsu karangan abad 11-20M itu dianggap sahih.
Jadi, kalau Anda kini mendapati ajaran-ajaran moral dari agama Islam, itu bukan berasal dari Muhammad nabi yang selama ini Anda sanjung-sanjung, melainkan dari para ulama yang hidup ratusan tahun kemudian. Para ulama itu telah membohongi umat muslim sedunia dengan mengatakan, “ini hadist riwayat Muslim, ini hadist riwayat Bukhari, dst.” Padahal, itu hadist karangannya sendiri.
Jadi, sungguh-sungguh BULSHIT 1000%, Arab yang selama ini mengklaim ISLAM sebagai agama tuhan mereka yang PALING SEMPURNA, Islam diturunkan langsung oleh awloh kepada "nabi" Muhammad. Tapi faktanya, sempurna dari Hongkong? Bagaimana bisa dibilang sempurna, lha wong PARA IMAM yang notabene bukan nabi ikut menyempurnakan agama awloh yang turun dari langit itu?
Sekiranya para imam dan hafid itu adalah MURID LANGSUNG MUHAMMAD, tidak ada masalah, sekalipun ajaran-ajaran para imam itu tidak terekam dalam Alquran maupun Kitab-kitab Riwayat dari sejarawan tertua. Lha wong para imam itu yang paling minim hidup 500 tahun sesudah Muhammad, dari mana mereka mendapatkan sumber-sumber itu?
Mereka NGARANG-NGARANG!!!!!!!!
Mereka ngarang-ngarang ajaran moral sendiri, untuk mengisi kekosongan ajaran moral yang dimiliki agama Islam yang dibawa nabinya. Dengan demikian, para imam yang hidup pada abad 11 hingga abad 20 itu juga turut berperan sebagai “NABI” selain Muhammad.
Sdr Ibra, silakan Anda buktikan kesimpulan saya ini salah, bila memang salah!
Wah.......... Maksud sampeyan, bila di kamar ada cewek cantik, maka harus diperkosa, gitu, agar tidak dikira HOMO? Ck ck ck ck ck ck...................... Saya tidak melihat benang merah perumpamaan Anda ini dengan persoalan contoh-contoh kebejatan Muhammad.Ibra wrote: Yang lain?
banyak pandangan subyektif anda. Agak susah kalau sudah menjadi pandangan subyektif. Dengan contoh2, sirah nabawiyyah, dsb, kok masih ada yang melihat MUhammad tercela, itu sama halnya seorang cowok (nakal), disuruh masuk ke kamar, di dalamnya ada (maaf) wanita yang amat cantik. setelah keluar, cowok itu ditanya temen2nya, "gimana rasanya si X", "biasa aja tuh", karena memang cowok itu homo. Jadi subyektifitasnya bermain, sehingga cewek yang (dalam bahasa universal) begituuuuuu cantiknya dikatakan biasa2 saja.
Sdr Ibra, kalau sirah nabawiyah yang ditulis pada abad 8-9 Anda tidak percaya, herannya, Anda malah percaya pada tulisan para imam yang hidup abad 11-abad 20 Masehi. Benar-benar logika yang terbalik...........! :evil:
Salam.