Maisaroh&Asbunawas (PartII): TUJUAN HIDUP & KEMATIAN

Khusus bagi debat-diskusi one-to-one secara serius dan intelektual seputar Islam yang dimoderasi dengan ketat. Anggota yang melontarkan caci-maki dan hinaan yang bersifat ad-hominem akan dikeluarkan dari forum khusus ini. Silakan kontak Forum Admin atau Moderator untuk mendapatkan akses di Ruang Bedah Islam.
Post Reply
asbunawas
Posts: 760
Joined: Thu Apr 27, 2006 1:48 pm
Location: underground
Contact:

Maisaroh&Asbunawas (PartII): TUJUAN HIDUP & KEMATIAN

Post by asbunawas »

Dear Moderator & Dear Maisaroh,

Sehubungan dengan banyaknya Email yang masuk dan PM yang masuk ke dalam Inbox saya, maka dengan ini saya ingin menindak lanjuti saran dari ForumAdmin, yaitu dengan membuat Topik baru atas pertanyaan yang saya ajukan di topik Maisaroh v Asbunawas: Mengkritisi Muhammad & Kitabnya.

Alasan kenapa saya ingin membuat Topik baru ini, karena setelah saya perhatikan bahwa Obrolan Maisaroh dengan Bung Kelihgo ternyata menyinggung juga tentang permasalahan Muhammad & Kitabnya, sehingga saya hanya ingin menghindari pembahasan yang berulang2 yang kemungkinan pasti terjadi dalam Topik saya juga. Karena ketiga neter bisa bersumber dan mengambil referensi dan membahas hal yang sama, jadi sekan2 sepertinya kita berada dalam dua topik yang berbeda, tapi sebenarnya yang terlibat adalah 3 Netter yang memperbincangkan hal yang sama.

Dan bagi saya pembahasan yang berulang2 merupakan sebuah obrolan yang membosankan.

Oleh karena itu, sebagai awal obrolan saya, saya hanya ingin mengajukan dulu 3 pertanyaan terhadap Maisaroh, mudah2an beliau mau untuk melanjutkan untuk bincang2 dengan saya. Karena saya kira pertanyaannya cukup sederhana, dan bisa kita cerna secara sederhana juga, yaitu yang menyangkut TUJUAN HIDUP dan KEMATIAN.

Kenapa saya tidak menyebutkan VS dalam judul topiknya? karena saya menganggap bahwa di Topik ini saya bukan ingin bertanding untuk menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang, sebab KEMENANGAN MANUSIA bukanlah ditentukan dengan hasil dari Obrolan Topik ini. Akan tetapi saya hanya ingin mendapatkan gambaran yang lebih "REALISTIS" untuk meraih KEMENANGAN YANG SEBENARNYA yaitu setelah kita MATI.


Topik ini saya angkat, karena sebagaimana penjelasan dari Maisaroh, bahwa dia adalah “bekas” ISLAM, jadi saya yakin, bahwa dia juga "ketika" ISLAM LEBIH BANYAK MENGERTI tentang PENJELASAN2 & KETERANGAN2 Tentang HIDUP & KEMATIAN BAGI DIRI SENDIRI.

Mari kita mulai obrolan ini, dengan beberapa pertanyaan yang saya ingin ketahui jawabannya dari Maisaroh:

1. Apa yang menjadi tujuan anda sekarang dalam menjalani Hidup?
2. Apa makna Kematian atau MATI bagi anda?
3. Apakah anda percaya bahwa setelah Kematian akan ada KEHIDUPAN?


Untuk sementara itu saja dulu pertanyaannya sambil saya menunggu jawaban dari Maisaroh.

Saya menghendaki di topik ini hanya saya dan Maisaroh saja yang terlibat, netter lain hanya boleh membaca tanpa mengomentari, sebab kalo ada yang ketiganya, pasti itu adalah SYETAN...hehehehee (Maaf becanda).

Di topik ini saya hanya ingin membicarakan tentang Realitas yang terjadi pada Kehidupan Manusia, karena saya yakin, bahwa setiap MANUSIA punya TUJUAN HIDUP bagi DIRINYA SENDIRI, yaitu untuk mendapatkan KESELAMATAN dan KEBAHAGIAN, baik pada saat sekarang (hidup) atau setelah Mati.

Semoga Moderator berkenan atas permohonan saya ini.

Terima kasih.

Hormat saya,

Bond....James Bond!...(lho koq James Bond sih.? hehehe)

Saya tunggu tanggapannya dari Rekan Maisaroh...
User avatar
Maisaroh
Posts: 43
Joined: Sat Jun 02, 2007 1:08 pm

Post by Maisaroh »

Mas Asbun yang baik, saya senang mendapat perhatian dari Mas. Saya akan coba menjawab pertanyaan Mas dengan jujur.

1. Apa yang menjadi tujuan anda sekarang dalam menjalani Hidup?
Tiga tahun yang lalu, sebelum saya keluar dari agama palsu ini, tujuan hidup saya adalah untuk Muhammad. Lima kali sehari saya selalu berdoa bagi nabi, dan menyolawatinya... dengan harapan kelak saya akan diterima di surganya Allah oleh bantuan sang nabi.
Dan tahukah Mas, kenapa saya diberi nama Arab oleh orang tua saya? Karena menurut guru agama kami, di akhirat nanti, orang dengan nama Arab akan masuk surga lebih dulu, sementara orang-orang selain nama Arab akan berada di urutan paling akhir. Kini saya menyadari, bahwa ajaran seperti itu hanyalah menunjukkan kesombongan bangsa Arab atas bangsa-bangsa lain.
Saya juga diajarkan berbuat baik oleh guru agama saya. Tapi saya tidak menyangka, kalau ajaran-ajaran untuk berbuat baik itu ternyata sudah dihapus dan diganti dengan ajaran-ajaran jahat yang penuh dengan kekerasan. Guru agama saya hanya mengajarkan ayat-ayat Mekkah saja, dan karena itulah saya tertipu.
Tujuan hidup saya sekarang, tetap sama, yaitu berbuat baik kepada sesama. Saya ingin menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa.
Bedanya, kini saya berbuat baik adalah demi keikhlasan, bukan demi pahala atau demi untuk menyenangkan nabi Muhammad.
Saya senang dengan motto "Emasnya FFI", jangan melakukan yang buruk kepada orang lain, bila dirimu tak mau diperlakukan demikian.
Saya kini bebas, tidak lagi menjadi dayang-dayangnya nabi Arab, yang setiap hari sebanyak 5 kali membacakan doa keselamatan buat Muhammad dan keluarganya.
Kalau kini saya berdoa, maka saya berdoa demi keselamatan ayah, ibu dan adik saya yang tercinta.
Soal ke mana nanti saya sesudah mati, saya serahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa.
Yang penting, dalam hidup ini saya harus berjuang untuk berbuat kebaikan. Saya tidak menuntut apa-apa.

2. Apa makna Kematian atau MATI bagi anda?
Mati adalah urusan nanti, saya tidak lagi memusingkan perihal akherat atau neraka dengan jembatan siratnya. Saya sudah tahu selama ini saya telah dibohongi oleh manusia jahat dari Arab agar saya selalu takut dan mau patuh kepadanya.

3. Apakah anda percaya bahwa setelah Kematian akan ada KEHIDUPAN?
Seandainya benar setelah kematian ada kehidupan, maka saya yakin bentuk kehidupan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa tidaklah seperti yang digambarkan oleh Muhammad bahwa seorang laki-laki akan diberi perempuan-perempuan cantik untuk berhubungan seksual tanpa henti. Saya yakin, kami sekeluarga akan berkumpul kembali dan menjalani hidup yang penuh damai, saling menyayangi, saling kasih mengasihi, tanpa didasari oleh hasrat nafsu kotor.
Sekarang, saya pun juga ingin tahu pendapat Mas Asbun perihal tujuan hidup Mas di dunia, makna kematian bagi Mas, dan bagaimana keyakinan Mas atas kehidupan sesudah mati... akan masuk surga ataukah masuk neraka?
Sekian dulu Mas pendapat saya.
Selamat malam,

Maisaroh.
asbunawas
Posts: 760
Joined: Thu Apr 27, 2006 1:48 pm
Location: underground
Contact:

Post by asbunawas »

Waduh mohon maaf nih jawaban saya agak terlambat, maklum saya ada keperluan untuk mengambilkan “Bolpen” ayah saya yang ketinggalan.
Baik kita mulai lagi,
Maisaroh wrote:Mas Asbun yang baik, saya senang mendapat perhatian dari Mas.
Saya akan coba menjawab pertanyaan Mas dengan jujur.
1. Apa yang menjadi tujuan anda sekarang dalam menjalani Hidup?
(# maaf sebagian penjelasan anda saya deleted, karena tidak menyangkut penjelasan atas diri anda sendiri).
Tujuan hidup saya sekarang, tetap sama, yaitu berbuat baik kepada sesama. Saya ingin menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa.
Kalau kini saya berdoa, maka saya berdoa demi keselamatan ayah, ibu dan adik saya yang tercinta.
Terima kasih, Maisaroh atas jawabannya, saya menanyakan hal2 ini saya hanya ingin mempunyai pandangan juga dari orang2 di Luar ISLAM, agar saya juga tahu apa Makna HIDUP dan MATI bagi orang2 yang tidak bereferensi terhadap ISLAM.

Anda mengatakan :
“Kalau kini saya berdoa, maka saya berdoa demi keselamatan ayah, ibu dan adik saya yang tercinta.”
Yang jadi pertanyaan saya : Kepada siapa ANDA BERDOA dan MEMINTA KESELAMATAN untuk ayah, ibu dan adik, bukankah anda sekarang sedang tidak punya AGAMA?
Maisaroh wrote:Soal ke mana nanti saya sesudah mati, saya serahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa.
Siapa yang anda maksud dengan Yang Maha Kuasa?
Maisaroh wrote:Yang penting, dalam hidup ini saya harus berjuang untuk berbuat kebaikan. Saya tidak menuntut apa-apa.
Betul Sekali, pada dasarnya manusia memiliki sifat untuk menjadi orang Baik, bahkan sifat Baik itu ada pada diri seorang Pelacur sekalipun.
Maisaroh wrote:2. Apa makna Kematian atau MATI bagi anda?
Mati adalah urusan nanti, saya tidak lagi memusingkan perihal akherat atau neraka dengan jembatan siratnya. Saya sudah tahu selama ini saya telah dibohongi oleh manusia jahat dari Arab agar saya selalu takut dan mau patuh kepadanya.
Anda mengatakan, Mati adalah urusan nanti (???), pertanyaan saya, Jadi anda tidak tahu, setelah Mati anda mau kemana?
Menyerahkan segala sesuatu dengan berdasarkan Urusan nanti atau terserah apa yang akan terjadi nanti, merupakan sebuah ungkapan yang tanpa planning dikarenakan tanpa tujuan yang jelas kemana arah kaki mau melangkah.
Saya juga punya beberapa koleksi burung, kadang dari beberapa kandang burung tsb saya suka menemukan BURUNG2 yang MATI, lalu saya menguburkannya begitu saja, dan mungkin Burung tsb hanya menjadi MAKANAN CACING saja ketika dia mati.
Maisaroh wrote:3. Apakah anda percaya bahwa setelah Kematian akan ada KEHIDUPAN?
Seandainya benar setelah kematian ada kehidupan, maka saya yakin bentuk kehidupan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa tidaklah seperti yang digambarkan oleh Muhammad bahwa seorang laki-laki akan diberi perempuan-perempuan cantik untuk berhubungan seksual tanpa henti. Saya yakin, kami sekeluarga akan berkumpul kembali dan menjalani hidup yang penuh damai, saling menyayangi, saling kasih mengasihi, tanpa didasari oleh hasrat nafsu kotor.
Sikap berandai-andai yang anda sampaikan tentang kehidupan setelah kematian, menunjukan bahwa anda tidak mempunyai PEGANGAN YANG PASTI akan informasi KEHIDUPAN setelah kematian itu sendiri.
Dan darimana anda tahu bahwa Anda dan Keluarga akan kumpul kembali dalam kehidupan setelah kematian tsb, atau apakah baru SEANDAINYA juga?
Maisaroh wrote:Sekarang, saya pun juga ingin tahu pendapat Mas Asbun perihal tujuan hidup Mas di dunia, makna kematian bagi Mas, dan bagaimana keyakinan Mas atas kehidupan sesudah mati... akan masuk surga ataukah masuk neraka?
Terima kasih atas pertanyaan yang sama untuk saya,
Inilah penjelasan saya, tujuan Hidup saya : adalah sebagaimana yang Allah sampaikan bahwa Dia tidak semata-mata menciptakan manusia selain untuk beribadah kepadaNYA.
Saya ingin dalam hidup saya, tujuan dari penciptaan dan terlahirnya saya ke Dunia ini memenuhi tujuan dari yang menciptakan saya sendiri. Dari bangun tidur sampai saya beranjak tidur kembali, saya selalu sekuat tenaga bahwa apa yang saya lakukan bisa bernilai IBADAH, karena itulah TUJUAN saya diciptakan.
IBADAH saya berpegang pada 2 TALI LURUS , yaitu VERTIKAL dan HORIZONTAL, Hablummillah wa habluminannasu. Hubungan dengan Allah dan Hubungan dengan Manusia.
Kedua Hubungan itulah yang selalu saya ciptakan agar saya bisa menjalani KEHIDUPAN YANG SEIMBANG.
Kematian bagi saya tak lebih hanyalah sebuah PROSES menuju jalan kepada KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA.
Ketika sebelum saya hadir di ALAM DUNIA ini, KEDATANGAN saya menuju DUNIA ini yaitu melalui PROSES KELAHIRAN, dan kelak nanti, SAYA PERCAYA, bahwa KEDATANGAN SAYA menuju kepada KEHIDUPAN ALAM AKHIRAT adalah MELALUI PROSES KEMATIAN.
Manusia terlahir melalui berbagai cara, ada yang di Bedah Caesar, terlahir Normal, terlahir karena bantuan Dokter, bantuan Dukun Beranak, Terlahir Sungsang, Terlahir dengan mengeluarkan Darah yang banyak, terlahir cacat, terlahir di kolong jembatan. Terlahir di Rumah Sakit dlsb, Tapi Tujuan Akhir dari PROSES KELAHIRANNYA sama yaitu Menuju ALAM DUNIA.
Dan, Manusia juga mengalami Proses kematiannya juga berbeda, ada yang Mati lagi Tidur, Mari selagi melacur, mati karena OD, mati lagi menolong orang, Mati lagi baca Koran, Mati setelah menerima telpon, mati menjadi Korban Kecelakaan, Mati menjadi Korban Pemboman, Mati dengan dibunuh orang, Mati ketik selesai Sholat, Mati ketika keselek makanan, dlsb.dlsb., akan tetapi berbagai PROSES KEMATIAN itu tujuan akhirnya sama yaitu ALAM AKHIRAT.
KEHIDUPAN Setelah KEMATIAN bagi saya adalah TUJUAN HIDUP SAYA YANG SEBENARNYA, saya INGIN MERAIHnya agar saya bisa mendapatkan KESELAMATAN DALAM KEHIDUPAN AKHIRA itu.
SURGA dan NERAKA saya PERCAYAI bahwa itulah KEHIDUPAN sebenarnya bagi MANUSIA, karena kedua ALAM tsb merupakan kehidupan kekal bagi manusia yang tiada dibatasi dengan Kematian itu sendiri.
Meraih SURGA-NYA tidaklah GRATIS, sedangkan untuk berada di NERAKANYA, sangatlah MUDAH.
Apakah saya akan MASUK SURGA atau NERAKA? INSYA ALLAH. Saya selalu memohon Rahmat dan Ampunan kepada yang memiliki SURGA dan NERAKA tsb, karena hanya DIA lah yang memegang segala KENDALI dan KUASA dari Kedua tempat tsb, agar saya dijauhkan dari SIKSA API NERAKA dan mendapatkan RAHMAT dan KARUNIANYA, untuk dijadikan MANUSIA PILIHAN untuk menempati SURGANYA.
Ketika hidup di DUNIA, manusia masih memiliki KEKUASAAN untuk menolak atas segala kuasaNYA, Manusia dengan Mulutnya masih bisa dengan Leluasa mengumbar segala Kesombongan dengan menantang KekuasaanNya, namun ketika diakhirat. Maka mulut dan tangannya serta akal pengetahuan yang dia punyai untuk menolak segala kekuasaanNYA, TIDAK AKAN PERNAH BERGUNA, dan masing2 tidak akan pernah bisa menjadi penolong dari yang satu untuk menjadi penolong yang lainnya, segala bentuk Conspiracy antar manusia yang pernah dilakukan di DUNIA, MUSNAH!, dan digantikan dengan segala ketakutan, ketika kita baru menapakan kaki kita dialam AKHIRAT yang belum pernah kita mengetahui dan mengenalinya sama SEKALI.
Alam Akhirat bagi saya memang Alam Ghaib, yang tidak pernah terbayang dengan segala kemampuan pikiran2 dan akal saya yang bersifat Duniawi, tapi Alhamdulillah, Allah dan Rasulnya telah memberikan bocoran atas informasi2 akan keduanya, agar saya bisa bersiap2 ketika mendatanginya. Amien.
User avatar
Maisaroh
Posts: 43
Joined: Sat Jun 02, 2007 1:08 pm

Post by Maisaroh »

Mas asbunawas wrote:Terima kasih, Maisaroh atas jawabannya, saya menanyakan hal2 ini saya hanya ingin mempunyai pandangan juga dari orang2 di Luar ISLAM, agar saya juga tahu apa Makna HIDUP dan MATI bagi orang2 yang tidak bereferensi terhadap ISLAM.

Anda mengatakan :

“Kalau kini saya berdoa, maka saya berdoa demi keselamatan ayah, ibu dan adik saya yang tercinta.”

Yang jadi pertanyaan saya : Kepada siapa ANDA BERDOA dan MEMINTA KESELAMATAN untuk ayah, ibu dan adik, bukankah anda sekarang sedang tidak punya AGAMA?
Saya tidak punya agama, tapi saya punya Tuhan.

Tuhan bukanlah monopoli Islam, Mas. Justru Islam tidak punya Tuhan. Tuhan yang diyakini Islam adalah Tuhan Palsu, dia itu adalah pribadi Muhammad sendiri.

Saya juga masih ragu, apakah tuhan-tuhan agama lain juga serupa dengan tuhan Islam. Saya lebih suka tidak beragama, agar saya bisa bebas dan tidak diperbudak oleh fanatisme aliran.
Mas Asbun wrote:Siapa yang anda maksud dengan Yang Maha Kuasa?
Yang Maha Kuasa adalah Tuhan yang telah menciptakan saya untuk hidup di dunia ini. Tetapi sekali lagi saya tekankan, bahwa Tuhan ini sudah pasti bukan Tuhan Islam. Karena Tuhan Islam bukanlah Tuhan yang telah menciptakan saya. Tuhan Islam adalah tuhan karangan Muhammad belaka, yang diciptakan Muhammad untuk membohongi orang-orang Arab pada zamannya.

Berkat meminjam nama Allah SWT itu, Muhammad sukses jadi orang besar dan ditakuti di Arab semasa hidupnya.
Maisaroh wrote:Yang penting, dalam hidup ini saya harus berjuang untuk berbuat kebaikan. Saya tidak menuntut apa-apa.
Mas Asbun" wrote:Betul Sekali, pada dasarnya manusia memiliki sifat untuk menjadi orang Baik, bahkan sifat Baik itu ada pada diri seorang Pelacur sekalipun.
Tidak usah pelacur, hewan pun juga punya sifat baik. Contoh: Harimau yang buas, juga mencintai anak-anaknya.

Tapi apakah Harimau mencintai hewan-hewan lain?

Nah, menurut hemat saya, Islam seperti hewan.

Itulah yang membedakan Tuhan dengan Islam.

Tuhan ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan.

Namun Islam justru sebaliknya. Watak Islam mirip dengan watak hewan.
Ia hanya mengasihi golongannya sendiri, tapi akan memangsa yang bukan golongannya.
Maisaroh wrote: 2. Apa makna Kematian atau MATI bagi anda?

Mati adalah urusan nanti, saya tidak lagi memusingkan perihal akherat atau neraka dengan jembatan siratnya. Saya sudah tahu selama ini saya telah dibohongi oleh manusia jahat dari Arab agar saya selalu takut dan mau patuh kepadanya.
Mas Asbun wrote: Anda mengatakan, Mati adalah urusan nanti (???), pertanyaan saya, Jadi anda tidak tahu, setelah Mati anda mau kemana?
Setiap orang tidak ada yang tahu kemana dia akan pergi, baik itu ke surga ataupun ke neraka. Entah itu pengikut Muhammad ataupun manusia.

Pengikut Muhammad diberi ajaran ini:

Bahwa amal perbuatan kita akan ditimbang pada hari Kiamat. Bila amal kita lebih sedikit dibanding perbuatan jahat, maka kita akan masuk neraka. Bila amal kita lebih banyak, kita akan masuk surga.

QS 101:6-9
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Masalahnya, tak ada seorang pun manusia di dunia ini atau pun juga pengikut Muhammad yang dapat yakin 100% kalau dirinya PASTI masuk surga.

Saya selepas dari Islam, tetap harus berusaha semaksimal mungkin berbuat kebaikan bagi sesama.

Perbedaannya, kalau dulu saya banyak berfokus pada sedekah dan sholawat, kini saya lebih memahami apa makna kebaikan yang sesungguhnya, yaitu "CINTA KASIH KEPADA SESAMA TANPA MELIHAT APA PUN AGAMANYA".

Justru saya kini menyadari, bahwa istilah "kebaikan" dalam ajaran Muhammad tidak lebih dari persoalan sedekah dan men-sholawati dirinya.

Selain dari pada itu, dianggap kesia-siaan.

Sekalipun Muhammad mengajarkan "berbaktilah kepada ibu-bapak", tapi hal itu tidak berlaku bila orang tua kita menolak kerasulan Muhammad.

Muhammad tidak lebih penting dari orang tua kita. Muhammad hanyalah seorang bajingan yang telah menipu kita semua. Saya tidak suci bila disuruh lebih mencintai orang ini daripada orang tua sendiri. Orang tua yang telah melahirkan, membesarkan dan merawat saya, tapi apa yang diberikan Muhammad untuk saya, selain daripada perintah-perintah untuk ego pribadinya semata: saya disuruh sholat, mendoakan dia, cinta kepada bangsa Arab, patuh pada ajaran-ajaran palsunya, dan berjihad untuk meneruskan ambisinya.

Untuk apa semua itu? Bukankah sama saja telah memperhambakan diri saya kepada orang Arab yang sama sekali tidak saya kenal?

Orang tua saya kini masuk aliran Kejawen. Seandainya saya masuk kembali ke dalam agama sesat ini, maka saya dipaksa untuk bermusuhan dengan orang tua saya tercinta. Ini tidak benar, dan saya tahu, bahwa Muhammad seorang bajingan yang memaksa orang agar menuruti ego pribadinya.
Mas Asbun wrote:Menyerahkan segala sesuatu dengan berdasarkan Urusan nanti atau terserah apa yang akan terjadi nanti, merupakan sebuah ungkapan yang tanpa planning dikarenakan tanpa tujuan yang jelas kemana arah kaki mau melangkah.
Mas Asbun salah tangkap, bukan itu maksud saya.

Justru dengan adanya tekad dalam diri saya untuk berbuat baik kepada sesama, ini menunjukkan planning yang mantap, sebuah persiapan untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan, walau sepenuhnya terserah pada Yang Maha Kuasa.
Maisaroh wrote: 3. Apakah anda percaya bahwa setelah Kematian akan ada KEHIDUPAN?

Seandainya benar setelah kematian ada kehidupan, maka saya yakin bentuk kehidupan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa tidaklah seperti yang digambarkan oleh Muhammad bahwa seorang laki-laki akan diberi perempuan-perempuan cantik untuk berhubungan seksual tanpa henti. Saya yakin, kami sekeluarga akan berkumpul kembali dan menjalani hidup yang penuh damai, saling menyayangi, saling kasih mengasihi, tanpa didasari oleh hasrat nafsu kotor.
Mas Asbun wrote:Sikap berandai-andai yang anda sampaikan tentang kehidupan setelah kematian, menunjukan bahwa anda tidak mempunyai PEGANGAN YANG PASTI akan informasi KEHIDUPAN setelah kematian itu sendiri.
Sikap berandai-andai ini sebagai akibat dari ketidakpercayaan saya kepada ajaran-ajaran Arab yang selama ini saya terima.

Tapi dalam hati kecil saya, saya punya harapan penuh bahwa hidup sesudah mati memang ada. Apalagi, ajaran tentang akhirat bukanlah monopoli Islam saja. Malah saya yakin, Islam-lah yang meniru dan menjiplak pengetahuan itu dari agama-agama sebelumnya.
Mas Asbun wrote:Dan darimana anda tahu bahwa Anda dan Keluarga akan kumpul kembali dalam kehidupan setelah kematian tsb, atau apakah baru SEANDAINYA juga?
Ini harapan saya, dan semua orang tentu punya harapan, walau sepenuhnya terserah pada Yang Maha Kuasa.
Maisaroh wrote: Sekarang, saya pun juga ingin tahu pendapat Mas Asbun perihal tujuan hidup Mas di dunia, makna kematian bagi Mas, dan bagaimana keyakinan Mas atas kehidupan sesudah mati... akan masuk surga ataukah masuk neraka?
Mas Asbun wrote:Terima kasih atas pertanyaan yang sama untuk saya, Inilah penjelasan saya, tujuan Hidup saya : adalah sebagaimana yang Allah sampaikan bahwa Dia tidak semata-mata menciptakan manusia selain untuk beribadah kepadaNYA.
Bila Allah menciptakan manusia hanya untuk disuruh beribadah kepadanya, maka saya percaya ini bukan Tuhan. Allah telah menipu saya selama bertahun-tahun. Saya disuruh sholat 5 waktu, bersholawat untuk nabi dan keluarganya, melaksanakan puasa 1 bulan penuh, serta belajar ngaji tiap malam. Saya selama ini tidak menyadari, kalau semua yang saya lakukan itu semata-mata hanya untuk Muhammad dan bangsa Arab.

Menurut saya, ibadah yang sesungguhnya adalah berbuat baik kepada sesama tanpa pandang bulu.

Ibadah kepada Allah adalah sama saja dengan beribadah kepada bangsa Arab dan nabinya.

Apakah Mas Asbun tidak bisa merasakan hal itu? Atau, mohon maaf, mungkin Mas Asbun WNI keturunan Arab? Mohon kata-kata saya jangan dimasukkan ke hati.
Mas Asbun wrote:Saya ingin dalam hidup saya, tujuan dari penciptaan dan terlahirnya saya ke Dunia ini memenuhi tujuan dari yang menciptakan saya sendiri. Dari bangun tidur sampai saya beranjak tidur kembali, saya selalu sekuat tenaga bahwa apa yang saya lakukan bisa bernilai IBADAH, karena itulah TUJUAN saya diciptakan.
Satu pertanyaan saya buat membuka mata Mas:
Apa bedanya Mas Asbun dengan ROBOT?
Mas Asbun wrote:IBADAH saya berpegang pada 2 TALI LURUS , yaitu VERTIKAL dan HORIZONTAL, Hablummillah wa habluminannasu. Hubungan dengan Allah dan Hubungan dengan Manusia.
Masalahnya ini Mas, hubungan vertikal adalah sama saja dengan memperbudak diri kepada bangsa Arab (bila Mas Asbun seorang keturunan Arab, maka saya menganggap hal ini wajar).

Hubungan horisontal, adalah sebuah hubungan yang tidak sehat yang diciptakan oleh ajaran sesat ini, yaitu hidup damai kepada orang-orang sealiran, dan perangi orang-orang yang tidak sealiran.

Hubungan horisontal dalam Islam pada dasarnya adalah ini: PERANG.

Kalau Mas Asbun bilang 'perang' dalam konteks ajaran Islam adalah perang melawan hawa nafsu, maka ini pembelokan makna. Inilah yang selalu ditekankan oleh guru agama saya, padahal perang dalam Islam bukan itu, tapi memerangi manusia lain yang tidak sealiran, sampai semua orang bertekuk lutut pada Muhammad dan bangsa Arab.

Kata-kata Muhammad inilah yang selalu saya pegang:
“Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi orang2 sampai mereka mengaku bahwa tidak ada yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, dan melakukan sembahyang dengan sempurna dan membayar zakat, sehingga jika mereka melakukan hal itu, maka selamatlah nyawa dan harta mereka dariku kecuali dari hukum2 Islam dan amal mereka akan dihitung oleh Allah.” (Sahih Bukhari)

Seorang ilmuwan Saudi Dr. Muhammad al-Amin di bukunya yang berjudul, "The Method of Islamic Law” dengan jelas berkata:
Tiada kafir yang boleh disisakan di tanah mereka seperti yang diucapkan oleh Muhamad: ‘Aku telah diperintahkan Tuhan untuk berperang melawan orang2 sampai mereka mengakui aku Rasul Allah...”

Muhammad adalah seorang pejuang Arab untuk memerangi bangsa-bangsa di dunia agar bangsa Arab menjadi bangsa termulia.

Cita-cita Muhammad ini diteruskan oleh para Muslim baik yang asli Arab maupun yang non-Arab.

Dalam suatu hadish dikatakan, bahwa bumi ini adalah milik Muhammad.

Saya sungguh tidak percaya dengan semua kebodohan dan ambisi gila ini.
Dan herannya, teman-teman saya yang Muslim banyak yang tidak ambil peduli.

Saya sempat membaca tulisan Mbak Rebeca di forum ini, dan saya setuju kalau semua rakyat Indonesia harus bersatu memerangi agama Islam.
Jangan biarkan Indonesia ini dijajah oleh bangsa Arab dibalik nama agama.
Mas Asbun wrote:Kematian bagi saya tak lebih hanyalah sebuah PROSES menuju jalan kepada KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA.
Apakah Mas Asbun tidak takut, bila kematian merupakan akhir dari segalanya, di mana tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat?

Seandainya neraka itu benar-benar ada, sebagaimana Islam mengajarkan itu walau saya yakin Islam menconteknya dari agama-agama sebelumnya, maka saya yakin umat Muslim pasti banyak yang ke sana daripada yang ke surga.

Kenapa saya bilang begitu? Karena saya tahu di dalam hati setiap Muslim telah tertanam benih-benih permusuhan dan kebencian terhadap sesama manusia yang bukan alirannya. Dan ini sangat merusak jiwa.

Saya bersyukur, Mas, karena sudah berhasil membuang benih-benih jahat itu dalam hati saya, dengan cara meninggalkan Islam.
Mas Asbun wrote:Ketika sebelum saya hadir di ALAM DUNIA ini, KEDATANGAN saya menuju DUNIA ini yaitu melalui PROSES KELAHIRAN, dan kelak nanti, SAYA PERCAYA, bahwa KEDATANGAN SAYA menuju kepada KEHIDUPAN ALAM AKHIRAT adalah MELALUI PROSES KEMATIAN.

Manusia terlahir melalui berbagai cara, ada yang di Bedah Caesar, terlahir Normal, terlahir karena bantuan Dokter, bantuan Dukun Beranak, Terlahir Sungsang, Terlahir dengan mengeluarkan Darah yang banyak, terlahir cacat, terlahir di kolong jembatan. Terlahir di Rumah Sakit dlsb, Tapi Tujuan Akhir dari PROSES KELAHIRANNYA sama yaitu Menuju ALAM DUNIA.

Dan, Manusia juga mengalami Proses kematiannya juga berbeda, ada yang Mati lagi Tidur, Mari selagi melacur, mati karena OD, mati lagi menolong orang, Mati lagi baca Koran, Mati setelah menerima telpon, mati menjadi Korban Kecelakaan, Mati menjadi Korban Pemboman, Mati dengan dibunuh orang, Mati ketik selesai Sholat, Mati ketika keselek makanan, dlsb.dlsb., akan tetapi berbagai PROSES KEMATIAN itu tujuan akhirnya sama yaitu ALAM AKHIRAT.
Mas Asbun, kematian yang baik menurut saya adalah:

- mati karena usia tua
- mati karena dibunuh penjahat
- mati demi membela kebenaran

Sedangkan cara-cara mati yang hina, yang menurut saya adalah hasil dari kutukan Yang Maha Kuasa, adalah yang seperti ini:

- mati karena membunuh manusia, misal: bom bunuh diri
- mati keracunan secara tidak sengaja
- mati karena kecelakaan, misal: mati gara-gara keselek makanan

Mas, saya percaya akan adanya hukuman karma, ini juga sebagai hukum alam, sebagai hukum sebab-akibat.

Kenapa saya percaya akan hal ini? Karena saya tahu di alam ini ada Tuhan. Dan saya senantiasa selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar saya selalu dijauhkan dari malapetaka. Mas Asbun jangan mengira kalau saya sudah keluar dari Islam berarti saya sudah jauh dari Tuhan, tidak Mas. Justru dengan keluar dari Islam saya merasa lebih mengenal Tuhan dibanding sebelumnya. Saya jadi tahu, kalau Tuhan pun punya perasaan dan hati, dan Dia selalu turut merasakan apa yang saya rasakan. Tuhan begitu dekat dalam diri saya, bahkan lebih dekat dari urat leher.

Saya menyadari kini, bahwa Allah SWT adalah tuhan palsu yang wataknya begitu kaku dan tidak mengenal perasaan, mau menang sendiri dan cinta pada diri sendiri. Saya tidak heran, Mas, karena Allah SWT adalah diri Muhammad.
Mas Asbun wrote: KEHIDUPAN Setelah KEMATIAN bagi saya adalah TUJUAN HIDUP SAYA YANG SEBENARNYA, saya INGIN MERAIHnya agar saya bisa mendapatkan KESELAMATAN DALAM KEHIDUPAN AKHIRA itu.
Saya menghargai harapan Mas itu, karena tidak jauh berbeda dengan tujuan hidup saya. Tapi masalahnya, Tuhan yang Mas Asbun jadikan sandaran itu adalah bukan Tuhan, tapi tuhan palsu ciptaan Muhammad.

Mas Asbun telah ditipu oleh Muhammad.
Mas Asbun wrote:SURGA dan NERAKA saya PERCAYAI bahwa itulah KEHIDUPAN sebenarnya bagi MANUSIA, karena kedua ALAM tsb merupakan kehidupan kekal bagi manusia yang tiada dibatasi dengan Kematian itu sendiri.
Saya juga sempat mempelajari agama-agama lain, dan saya lihat, pengetahuan tentang SURGA & NERAKA bukan hanya milik Islam saja, malah saya beranggapan Islam telah mencontek dari agama-agama tersebut.
Mas Asbun wrote:Meraih SURGA-NYA tidaklah GRATIS, sedangkan untuk berada di NERAKANYA, sangatlah MUDAH.
Apakah maksud Mas, untuk masuk surga harus dibayar dengan nyawa sendiri dengan cara memasang bom di tubuh untuk membunuh ratusan bahkan ribuan manusia?

Bukankah justru yang mati dengan cara demikian adalah cara termudah untuk menuju neraka?

Hidup dalam kedamaian dengan setiap orang itu sulit dilakukan, justru inilah yang saya anggap sebagai cara sulit untuk menuju surga.

Sebaliknya membuat kerusuhan dan permusuhan dengan sesama adalah suatu hal yang sangat mudah dilakukan, dan ini sebagai jalan cepat untuk menuju neraka.

Saya berkesimpulan, bahwa Islam memilih jalan yang cepat itu.
Mas Asbun wrote:Apakah saya akan MASUK SURGA atau NERAKA? INSYA ALLAH. Saya selalu memohon Rahmat dan Ampunan kepada yang memiliki SURGA dan NERAKA tsb, karena hanya DIA lah yang memegang segala KENDALI dan KUASA dari Kedua tempat tsb, agar saya dijauhkan dari SIKSA API NERAKA dan mendapatkan RAHMAT dan KARUNIANYA, untuk dijadikan MANUSIA PILIHAN untuk menempati SURGANYA.
Saya juga membantu Mas dalam doa, agar Mas diberi keselamatan oleh Yang Maha Kuasa, tapi yang pasti Yang Maha Kuasa itu bukanlah Allah SWT, sebab Allah SWT adalah tuhan palsu ciptaan Muhammad.
Mas Asbun wrote:Ketika hidup di DUNIA, manusia masih memiliki KEKUASAAN untuk menolak atas segala kuasaNYA, Manusia dengan Mulutnya masih bisa dengan Leluasa mengumbar segala Kesombongan dengan menantang KekuasaanNya, namun ketika diakhirat. Maka mulut dan tangannya serta akal pengetahuan yang dia punyai untuk menolak segala kekuasaanNYA, TIDAK AKAN PERNAH BERGUNA, dan masing2 tidak akan pernah bisa menjadi penolong dari yang satu untuk menjadi penolong yang lainnya, segala bentuk Conspiracy antar manusia yang pernah dilakukan di DUNIA, MUSNAH!, dan digantikan dengan segala ketakutan, ketika kita baru menapakan kaki kita dialam AKHIRAT yang belum pernah kita mengetahui dan mengenalinya sama SEKALI.
Benar Mas, dan Islam mengajarkan kesombongan itu.

Saya sempat membaca kutipan dari salah seorang netter di forum ini, begini bunyinya:

"Kita akan tetap berjuang melawan Karmel. Perkara hasilnya, itu urusan Allah. Kalau memang perlu perang, kita akan perangi mereka,"

Ini sikap yang sangat sombong. Ini juga sesuai dengan ajaran Muhammad:

"Aku akan jadi yg terunggul di antara keturunan Adam di hari Kebangkitan dan aku akan jadi perantara pertama dan yg pertama yg doa syafaatnya akan diterima (oleh Allah)." (Sahih Muslim)

“Waspadalah kau ini, wahai Abu Sufyan! Terimalah Islam dan mengaku bahwa Muhammad adalah Rasul Allah sebelum lehermu dipenggal dengan pedang.” (Hisyam)

Kata-kata angkuh (sombong, semena-mena) ini sangat tepat seperti yang Mas Asbun utarakan di atas.
Mas Asbun wrote:Alam Akhirat bagi saya memang Alam Ghaib, yang tidak pernah terbayang dengan segala kemampuan pikiran2 dan akal saya yang bersifat Duniawi, tapi Alhamdulillah, Allah dan Rasulnya telah memberikan bocoran atas informasi2 akan keduanya, agar saya bisa bersiap2 ketika mendatanginya. Amien.
Mas Asbun, Allah dan Rasulnya pada hakikatnya satu orang yang sama, yaitu Muhammad. Mas telah ditipu oleh Muhammad.

Selamat Malam.
asbunawas
Posts: 760
Joined: Thu Apr 27, 2006 1:48 pm
Location: underground
Contact:

Post by asbunawas »

Maisaroh wrote:Saya tidak punya agama, tapi saya punya Tuhan.
Boleh anda jelaskan tentang Sifat2 dari Tuhan anda?
Maisaroh wrote:Mas Asbun wrote:
Siapa yang anda maksud dengan Yang Maha Kuasa?
Yang Maha Kuasa adalah Tuhan yang telah menciptakan saya untuk hidup di dunia ini. Tetapi sekali lagi saya tekankan, bahwa Tuhan ini sudah pasti bukan Tuhan Islam. Karena Tuhan Islam bukanlah Tuhan yang telah menciptakan saya. Tuhan Islam adalah tuhan karangan Muhammad belaka, yang diciptakan Muhammad untuk membohongi orang-orang Arab pada zamannya.
Kalau begitu SEPERTI APA Tuhan yang anda percayai itu? Mohon penjelasannya.
Maisaroh wrote:Maisaroh wrote:
Yang penting, dalam hidup ini saya harus berjuang untuk berbuat kebaikan. Saya tidak menuntut apa-apa.
Tuhan ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan.
Darimana anda tahu bahwa Tuhan mempunyai Keinginan agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan.
Bolehkah anda sampaikan Referensi dari yang anda katakan ini, atau anda hanya menduga2 saja.?
Terima kasih untuk referensinya.
Maisaroh wrote:Maisaroh wrote:
2. Apa makna Kematian atau MATI bagi anda?
Mati adalah urusan nanti, saya tidak lagi memusingkan perihal akherat atau neraka dengan jembatan siratnya. Saya sudah tahu selama ini saya telah dibohongi oleh manusia jahat dari Arab agar saya selalu takut dan mau patuh kepadanya.
Mas Asbun wrote:
Anda mengatakan, Mati adalah urusan nanti (???), pertanyaan saya, Jadi anda tidak tahu, setelah Mati anda mau kemana?
Saya selepas dari Islam, tetap harus berusaha semaksimal mungkin berbuat kebaikan bagi sesama.
Saya setuju dengan usaha anda untuk selalu berbuat kebaikan, lalu
bagaimana cara anda berbuat baik terhadap Tuhan mengingat anda juga ternyata masih Percaya sama TUHAN?
Maisaroh wrote:Mas Asbun salah tangkap, bukan itu maksud saya.
Justru dengan adanya tekad dalam diri saya untuk berbuat baik kepada sesama, ini menunjukkan planning yang mantap, sebuah persiapan untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan, walau sepenuhnya terserah pada Yang Maha Kuasa.
Apa yang anda maksud dengan Tujuan yang diidam-idamkan?
Maisaroh wrote:Tapi dalam hati kecil saya, saya punya harapan penuh bahwa hidup sesudah mati memang ada. Apalagi, ajaran tentang akhirat bukanlah monopoli Islam saja. Malah saya yakin, Islam-lah yang meniru dan menjiplak pengetahuan itu dari agama-agama sebelumnya.
Darimana anda tahu bahwa akan anda Kehidupan setelah mati (Akhirat)?
Kalau begitu bagaimana kehidupan Akhirat menurut anda? dan tolong sampaikan referensi tentang penjelasan akan Kehidupan di Akhirat tsb seperti apa?
Maisaroh wrote:Mas Asbun wrote:
Dan darimana anda tahu bahwa Anda dan Keluarga akan kumpul kembali dalam kehidupan setelah kematian tsb, atau apakah baru SEANDAINYA juga?
Ini harapan saya, dan semua orang tentu punya harapan, walau sepenuhnya terserah pada Yang Maha Kuasa.
Yang saya tanya darimana anda tahu bahwa anda dan Keluarga akan kumpul kembali setelah kematian tsb?
Anda selalu mengatakan TERSERAH KEPADA YANG MAHA KUASA, Lalu kalau yang MAHA KUASA tidak mengumpulkan anda dengan Keluarga anda pada saat nanti, sehingga tidak sesuai dengan harapan anda? bagaimana sikap anda, Bukankah Yang Maha Kuasa juga mempunyai KUASA untuk Memisahkan seorang Anak/Bayi dengan Ibunya dengan cara dipisahkannya melalui jalan Kematian, sehingga sang Ibu pun di Dunia hidup sendirian?
Maisaroh wrote:Bila Allah menciptakan manusia hanya untuk disuruh beribadah kepadanya, maka saya percaya ini bukan Tuhan. Allah telah menipu saya selama bertahun-tahun. Saya disuruh sholat 5 waktu, bersholawat untuk nabi dan keluarganya, melaksanakan puasa 1 bulan penuh, serta belajar ngaji tiap malam. Saya selama ini tidak menyadari, kalau semua yang saya lakukan itu semata-mata hanya untuk Muhammad dan bangsa Arab.
Saya percaya dan yakin dengan Allah SWT sebagai Tuhan saya, maka setiap apa yang diperintahkannya saya akan MEMATUHINYA. Karena itu merupakan Bukti atas KETUNDUKAN saya selaku HAMBA.
Maisaroh wrote:Menurut saya, ibadah yang sesungguhnya adalah berbuat baik kepada sesama tanpa pandang bulu.
Apakah yang anda maksud dengan tanpa pandang Bulu? Apakah anda mau menerima seorang Pelacur untuk Melacur dirumah anda? atau anda menerima seorang gay atau lesbian untuk dikawinkan dirumah anda?
Maisaroh wrote:Ibadah kepada Allah adalah sama saja dengan beribadah kepada bangsa Arab dan nabinya.
Apakah Mas Asbun tidak bisa merasakan hal itu? Atau, mohon maaf, mungkin Mas Asbun WNI keturunan Arab? Mohon kata-kata saya jangan dimasukkan ke hati.
Ketika saya beribadah, saya tidak pernah merasa saya sedang beribadah kepada bangsa Arab, karena dalam Peribadatan ISLAM pun tidak pernah menyebut2kan bahwa Tujuan Ibadah nya adalah untuk beribadah kepada Bangsa Arab,
Maisaroh wrote:Saya tidak punya agama, tapi saya punya Tuhan.
Boleh anda jelaskan tentang Sifat2 dari Tuhan anda?
Maisaroh wrote:Mas Asbun wrote:
Siapa yang anda maksud dengan Yang Maha Kuasa?
Yang Maha Kuasa adalah Tuhan yang telah menciptakan saya untuk hidup di dunia ini. Tetapi sekali lagi saya tekankan, bahwa Tuhan ini sudah pasti bukan Tuhan Islam. Karena Tuhan Islam bukanlah Tuhan yang telah menciptakan saya. Tuhan Islam adalah tuhan karangan Muhammad belaka, yang diciptakan Muhammad untuk membohongi orang-orang Arab pada zamannya.
Kalau begitu SEPERTI APA Tuhan yang anda percayai itu? Mohon penjelasannya.
Maisaroh wrote:Maisaroh wrote:
Yang penting, dalam hidup ini saya harus berjuang untuk berbuat kebaikan. Saya tidak menuntut apa-apa.
Tuhan ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan.
Darimana anda tahu bahwa Tuhan mempunyai Keinginan agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan.
Bolehkah anda sampaikan Referensi dari yang anda katakan ini, atau anda hanya menduga2 saja.?
Terima kasih untuk referensinya.
Maisaroh wrote:Maisaroh wrote:
2. Apa makna Kematian atau MATI bagi anda?
Mati adalah urusan nanti, saya tidak lagi memusingkan perihal akherat atau neraka dengan jembatan siratnya. Saya sudah tahu selama ini saya telah dibohongi oleh manusia jahat dari Arab agar saya selalu takut dan mau patuh kepadanya.
Mas Asbun wrote:
Anda mengatakan, Mati adalah urusan nanti (???), pertanyaan saya, Jadi anda tidak tahu, setelah Mati anda mau kemana?
Saya selepas dari Islam, tetap harus berusaha semaksimal mungkin berbuat kebaikan bagi sesama.
Saya setuju dengan usaha anda untuk selalu berbuat kebaikan, lalu bagaimana cara anda berbuat baik terhadap Tuhan mengingat anda juga ternyata masih Percaya sama TUHAN?
Maisaroh wrote:Mas Asbun salah tangkap, bukan itu maksud saya.
Justru dengan adanya tekad dalam diri saya untuk berbuat baik kepada sesama, ini menunjukkan planning yang mantap, sebuah persiapan untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan, walau sepenuhnya terserah pada Yang Maha Kuasa.
Apa yang anda maksud dengan Tujuan yang diidam-idamkan?
Maisaroh wrote:Tapi dalam hati kecil saya, saya punya harapan penuh bahwa hidup sesudah mati memang ada. Apalagi, ajaran tentang akhirat bukanlah monopoli Islam saja. Malah saya yakin, Islam-lah yang meniru dan menjiplak pengetahuan itu dari agama-agama sebelumnya.
Darimana anda tahu bahwa akan anda Kehidupan setelah mati (Akhirat)?
Kalau begitu bagaimana kehidupan Akhirat menurut anda? dan tolong sampaikan referensi tentang penjelasan akan Kehidupan di Akhirat tsb seperti apa?
Maisaroh wrote:Mas Asbun wrote:
Dan darimana anda tahu bahwa Anda dan Keluarga akan kumpul kembali dalam kehidupan setelah kematian tsb, atau apakah baru SEANDAINYA juga?

Ini harapan saya, dan semua orang tentu punya harapan, walau sepenuhnya terserah pada Yang Maha Kuasa.
Yang saya tanya darimana anda tahu bahwa anda dan Keluarga akan kumpul kembali setelah kematian tsb?
Anda selalu mengatakan TERSERAH KEPADA YANG MAHA KUASA, Lalu kalau yang MAHA KUASA tidak mengumpulkan anda dengan Keluarga anda pada saat nanti, sehingga tidak sesuai dengan harapan anda? bagaimana sikap anda, Bukankah Yang Maha Kuasa juga mempunyai KUASA untuk Memisahkan seorang Anak/Bayi dengan Ibunya dengan cara dipisahkannya melalui jalan Kematian, sehingga sang Ibu pun di Dunia hidup sendirian?
Maisaroh wrote:Bila Allah menciptakan manusia hanya untuk disuruh beribadah kepadanya, maka saya percaya ini bukan Tuhan. Allah telah menipu saya selama bertahun-tahun. Saya disuruh sholat 5 waktu, bersholawat untuk nabi dan keluarganya, melaksanakan puasa 1 bulan penuh, serta belajar ngaji tiap malam. Saya selama ini tidak menyadari, kalau semua yang saya lakukan itu semata-mata hanya untuk Muhammad dan bangsa Arab.
Saya percaya dan yakin dengan Allah SWT sebagai Tuhan saya, maka setiap apa yang diperintahkannya saya akan MEMATUHINYA. Karena itu merupakan Bukti atas KETUNDUKAN saya selaku HAMBA.
Maisaroh wrote:Menurut saya, ibadah yang sesungguhnya adalah berbuat baik kepada sesama tanpa pandang bulu.
Apakah yang anda maksud dengan tanpa pandang Bulu? Apakah anda mau menerima seorang Pelacur untuk Melacur dirumah anda? atau anda menerima seorang gay atau lesbian untuk dikawinkan dirumah anda?
Maisaroh wrote:Ibadah kepada Allah adalah sama saja dengan beribadah kepada bangsa Arab dan nabinya.
Apakah Mas Asbun tidak bisa merasakan hal itu? Atau, mohon maaf, mungkin Mas Asbun WNI keturunan Arab? Mohon kata-kata saya jangan dimasukkan ke hati.
Ketika saya beribadah, saya tidak pernah merasa saya sedang beribadah kepada bangsa Arab, karena dalam Peribadatan ISLAM pun tidak pernah menyebut2kan bahwa Tujuan Ibadah nya adalah untuk beribadah kepada Bangsa Arab.
Maisaroh wrote:Saya ingin dalam hidup saya, tujuan dari penciptaan dan terlahirnya saya ke Dunia ini memenuhi tujuan dari yang menciptakan saya sendiri. Dari bangun tidur sampai saya beranjak tidur kembali, saya selalu sekuat tenaga bahwa apa yang saya lakukan bisa bernilai IBADAH, karena itulah TUJUAN saya diciptakan.
Satu pertanyaan saya buat membuka mata Mas:
Apa bedanya Mas Asbun dengan ROBOT?
Saya tidak merasa jadi Robot, karena saya memang hidup berada dalam Kekuasaan TUHAN, yang menguasai segala HIDUP saya. Jadinya saya harus tunduk akan segala ATURAN KEHIDUPAN yang telah dibuat dan ditentukannya. Ibaratnya, saya kalau beli sebuah HDTV maka saya akan mendapatkan Buku Manual dari fabrikan pembuatnya agar saya bisa merawat HDTV tsb agar tidak RUSAK.
Artinya… Tuhan telah menciptakan Manusia, maka Tuhan membuatkan juga MANUALNYA Bagi manusia agar manusia mengikuti aturan2 yang ditetapkannya agar Hidupnya terpelihara dan tidak RUSAK, dan MANUAL tsb adalah yang dinamakan AGAMA.
Kalau anda tidak ingin merasa jadi Robot, kalo begitu anda tidak usah mematuhi segala perintah Kedua Orang Tua anda? Bantahlah terus segala apa yang diperintahkan orang tua, karena KEPATUHAN anda terhadap Orang tua anda, berarti anda telah menjadi Robot yang dijalankan oleh Orang Tua anda?
Tapi bukankah anda mengaku orang yang menjadi Anak yang Taat dan Patuh serta mencintai kepada orang tua anda?
Pertanyaan saya untuk anda? Apakah anda sekarang tidak merasa jadi Robot?, Karena dari statement anda seakan2 memiliki KEKUASAAN UNTUK MENENTUKAN SENDIRI dan tidak tergantung pada “pihak lain” dari segala apa yang ada dalam HIDUP anda, bisa jelaskan?
Maisaroh wrote:Mas Asbun wrote:
IBADAH saya berpegang pada 2 TALI LURUS , yaitu VERTIKAL dan HORIZONTAL, Hablummillah wa habluminannasu. Hubungan dengan Allah dan Hubungan dengan Manusia.
Masalahnya ini Mas, hubungan vertikal adalah sama saja dengan memperbudak diri kepada bangsa Arab (bila Mas Asbun seorang keturunan Arab, maka saya menganggap hal ini wajar).
Apakah anda membaca bahwa didalam tulisan saya tsb diatas menyangkut2 Hubungan dengan orang Arab? Anda sepertinya mulai berasumsi karena tidak mengikuti apa yang saya sampaikan.
Maisaroh wrote:Hubungan horisontal, adalah sebuah hubungan yang tidak sehat yang diciptakan oleh ajaran sesat ini, yaitu hidup damai kepada orang-orang sealiran, dan perangi orang-orang yang tidak sealiran.
Hubungan horisontal dalam Islam pada dasarnya adalah ini: PERANG.
Kalau Mas Asbun bilang 'perang' dalam konteks ajaran Islam adalah perang melawan hawa nafsu, maka ini pembelokan makna.
Bukankah apa yang anda sampaikan ini juga adalah Pembelokan Makna Hubungan Horizontal versi anda sendiri :
Hubungan horisontal dalam Islam pada dasarnya adalah ini: PERANG.
Maisaroh wrote:Inilah yang selalu ditekankan oleh guru agama saya, padahal perang dalam Islam bukan itu, tapi memerangi manusia lain yang tidak sealiran, sampai semua orang bertekuk lutut pada Muhammad dan bangsa Arab.
Kata-kata Muhammad inilah yang selalu saya pegang:
“Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi orang2 sampai mereka mengaku bahwa tidak ada yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, dan melakukan sembahyang dengan sempurna dan membayar zakat, sehingga jika mereka melakukan hal itu, maka selamatlah nyawa dan harta mereka dariku kecuali dari hukum2 Islam dan amal mereka akan dihitung oleh Allah.” (Sahih Bukhari)
Seorang ilmuwan Saudi Dr. Muhammad al-Amin di bukunya yang berjudul, "The Method of Islamic Law” dengan jelas berkata:
“Tiada kafir yang boleh disisakan di tanah mereka seperti yang diucapkan oleh Muhamad: ‘Aku telah diperintahkan Tuhan untuk berperang melawan orang2 sampai mereka mengakui aku Rasul Allah...”
Muhammad adalah seorang pejuang Arab untuk memerangi bangsa-bangsa di dunia agar bangsa Arab menjadi bangsa termulia.
Cita-cita Muhammad ini diteruskan oleh para Muslim baik yang asli Arab maupun yang non-Arab.
Dalam suatu hadish dikatakan, bahwa bumi ini adalah milik Muhammad.
Saya sungguh tidak percaya dengan semua kebodohan dan ambisi gila ini.
Dan herannya, teman-teman saya yang Muslim banyak yang tidak ambil peduli.
Saya sempat membaca tulisan Mbak Rebeca di forum ini, dan saya setuju kalau semua rakyat Indonesia harus bersatu memerangi agama Islam.
Jangan biarkan Indonesia ini dijajah oleh bangsa Arab dibalik nama agama.
Sepertinya topik ini sudah melebar terlalu jauh, karena tujuan saya untuk membuat Topik ini adalah untuk mengetahui sejauh mana akan pandangan Anda tentang TUJUAN HIDUP DAN KEMATIAN BAGI DIRI ANDA SENDIRI YANG SESUAI DENGAN KEYAKINAN DAN PEMAHAMAN ANDA

Agar tidak melebar ke hal2 lainnya, mari kita tetap Fokus pada permasalahan yang akan kita bahas, sebab tentang Perang saya kira di topik lain sudah berseliweran. Jadi mohon maaf tulisan2an anda yang sudah dibahas dan sudah pernah saya baca dilain topik baik oleh anda sendiri maupun netter lain, saya tidak akan menanggapinya.
Maisaroh wrote: Apakah Mas Asbun tidak takut, bila kematian merupakan akhir dari segalanya, di mana tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat?
Saya tidak TAKUT, karena apa yang telah saya YAKINI dan IMANI adalah BENAR. Kenapa harus takut?
Maisaroh wrote:Seandainya neraka itu benar-benar ada, sebagaimana Islam mengajarkan itu walau saya yakin Islam menconteknya dari agama-agama sebelumnya, maka saya yakin umat Muslim pasti banyak yang ke sana daripada yang ke surga.
Darimana anda tahu dan anda punya pandangan bahwa umat Muslim pasti banyak yang ke Neraka daripada yang ke surga. Bisa disampaikan referensinya, atau anda hanya berandai-andai juga?
Maisaroh wrote: Mas Asbun, kematian yang baik menurut saya adalah:
- mati karena usia tua
- mati karena dibunuh penjahat
- mati demi membela kebenaran
Sedangkan cara-cara mati yang hina, yang menurut saya adalah hasil dari kutukan Yang Maha Kuasa, adalah yang seperti ini:
- mati karena membunuh manusia, misal: bom bunuh diri
- mati keracunan secara tidak sengaja
- mati karena kecelakaan, misal: mati gara-gara keselek makanan
Darimana anda bisa mengkatagorikan cara2 kematian seperti itu? Apakah anda menjadi bagian yang mengatur cara-cara mati bagi manusia?
Pertanyaan saya kepada anda? Apakah anda tahu cara dan Proses kematian anda sendiri akan seperti apa, dan kematian anda akan masuk dalam katagori yang mana dari katagori yang anda buat tsb?
Dan katika anda mati, apakah anda akan memprotes kepada yang telah mengambil Hidup anda, karena mati anda tidak sesuai dengan yang anda harapkan?
Dalam pandangan saya, Proses Kematian dengan Cara Mati apapun, maka tidak akan pernah bisa merubah manusia untuk HIDUP kembali, dan Meminta Ulang Proses Kematian yang sesuai dengan yang diharapkannya.
Kematian dengan Cara Apapun, adalah merupakan "JALAN", menuju DUNIA BARU, yang kita sendiri nantinya suka atau tidak suka, menerima atau tidak menerima, maka HARUS TETAP MENJALANINYA. Karena KEMATIAN dengan cara apapun tidak akan bisa mengulang manusia untuk Hidup kembali.
Maisaroh wrote:Mas, saya percaya akan adanya hukuman karma, ini juga sebagai hukum alam, sebagai hukum sebab-akibat.
Kenapa saya percaya akan hal ini? Karena saya tahu di alam ini ada Tuhan. Dan saya senantiasa selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar saya selalu dijauhkan dari malapetaka. Mas Asbun jangan mengira kalau saya sudah keluar dari Islam berarti saya sudah jauh dari Tuhan, tidak Mas.
Anda mengatakan tidak jauh dari Tuhan, Kalau begitu, bagaimana cara anda mendekatkan diri terhadap Tuhan?
Apakah anda mempunyai aturan2 khusus/ tersendiri dalam mendekatkan diri terhadap Tuhan?
Maisaroh wrote:Justru dengan keluar dari Islam saya merasa lebih mengenal Tuhan dibanding sebelumnya. Saya jadi tahu, kalau Tuhan pun punya perasaan dan hati, dan Dia selalu turut merasakan apa yang saya rasakan. Tuhan begitu dekat dalam diri saya, bahkan lebih dekat dari urat leher.
Darimana anda tahu bahwa Tuhan anda punya Perasaan dan Hati, dan Tuhan selalu dekat dengan anda melebihi kedekatan dengan urat leher anda sendiri? Bisa dijelaskan?
Dan darimana anda mengetahui Kalau TUHAN anda lebih dekat dari urat leher anda, apakah TUHAN telah berbicara sendiri kepada anda sendiri, bisa dijelaskan?
Maisaroh wrote:Saya juga sempat mempelajari agama-agama lain, dan saya lihat, pengetahuan tentang SURGA & NERAKA bukan hanya milik Islam saja, malah saya beranggapan Islam telah mencontek dari agama-agama tersebut.
Pertanyaan saya, kalau anda sendiri, apakah anda percaya akan keberadaan SURGA dan NERAKA nanti?
Selamat Sore.
User avatar
Maisaroh
Posts: 43
Joined: Sat Jun 02, 2007 1:08 pm

Post by Maisaroh »

Maisaroh wrote:Saya tidak punya agama, tapi saya punya Tuhan.
asbunawas wrote:Boleh anda jelaskan tentang Sifat2 dari Tuhan anda?
Saya tidak perlu membuat definisi tentang sifat-sifat Tuhan, Mas, karena bagi saya Tuhan ya Tuhan. Saya sudah melupakan semua ajaran nabi Arab tentang 99 asma Allah itu. Buat saya pribadi, yang namanya Tuhan, tidak perlu dibuat definisinya, toh Tuhan itu yang menciptakan kita. Yang pasti, Tuhan tidak akan mengutus orang jahat seperti nabi Arab.

Mending saya bertuhankan patung daripada bertuhankan setan kayak Allah SWT, Mas.
Maisaroh wrote: Yang Maha Kuasa adalah Tuhan yang telah menciptakan saya untuk hidup di dunia ini. Tetapi sekali lagi saya tekankan, bahwa Tuhan ini sudah pasti bukan Tuhan Islam. Karena Tuhan Islam bukanlah Tuhan yang telah menciptakan saya. Tuhan Islam adalah tuhan karangan Muhammad belaka, yang diciptakan Muhammad untuk membohongi orang-orang Arab pada zamannya.
asbunawas wrote:Kalau begitu SEPERTI APA Tuhan yang anda percayai itu? Mohon penjelasannya.
Mas Asbun, saya tak bisa menjelaskan wujud Tuhan, karena Mas Asbun pun juga tidak bisa. Satu hal yang perlu saya garis bawahi, Tuhan Yang Maha Kuasa tidak akan pernah mengutus orang jahat seperti Muhammad.
Maisaroh wrote: Yang penting, dalam hidup ini saya harus berjuang untuk berbuat kebaikan. Saya tidak menuntut apa-apa.
Tuhan ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan.
asbunawas wrote:Darimana anda tahu bahwa Tuhan mempunyai Keinginan agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan.
Bolehkah anda sampaikan Referensi dari yang anda katakan ini, atau anda hanya menduga2 saja.?
Terima kasih untuk referensinya.
Tidak perlu referensi, Mas. Karena Quran milik saya pun sudah saya bakar tadi pagi.
Saya tahu Tuhan Yang Maha Kuasa menghendaki manusia saling mengasihi dari hati nurani saya sendiri.
Orang yang tidak mengerti kehendak Tuhan ini, berarti hati nuraninya telah rusak.
Mas Asbun, ada banyak cara untuk merusak hati nurani, salah satunya adalah dengan membaca Alquran.
Maisaroh wrote:2. Apa makna Kematian atau MATI bagi anda?
Mati adalah urusan nanti, saya tidak lagi memusingkan perihal akherat atau neraka dengan jembatan siratnya. Saya sudah tahu selama ini saya telah dibohongi oleh manusia jahat dari Arab agar saya selalu takut dan mau patuh kepadanya.
Mas Asbun wrote:
Anda mengatakan, Mati adalah urusan nanti (???), pertanyaan saya, Jadi anda tidak tahu, setelah Mati anda mau kemana?
Saya selepas dari Islam, tetap harus berusaha semaksimal mungkin berbuat kebaikan bagi sesama.
asbunawas wrote:Saya setuju dengan usaha anda untuk selalu berbuat kebaikan, lalu bagaimana cara anda berbuat baik terhadap Tuhan mengingat anda juga ternyata masih Percaya sama TUHAN?
Hati nurani saya mengatakan, bila saya menyayangi sesama, bahkan yang paling hina sekalipun, misal orang cacat atau pengemis yg menjijikkan, sama artinya saya telah berbuat baik terhadap Tuhan.

Hati nurani saya juga menyatakan setuju dengan situs ini, bahwa Tuhan yang Sejati tidak gila disembah-sembah.
Maisaroh wrote:Mas Asbun salah tangkap, bukan itu maksud saya.
Justru dengan adanya tekad dalam diri saya untuk berbuat baik kepada sesama, ini menunjukkan planning yang mantap, sebuah persiapan untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan, walau sepenuhnya terserah pada Yang Maha Kuasa.
asbunawas wrote:Apa yang anda maksud dengan Tujuan yang diidam-idamkan?
Hidup damai dan tenang di alam baka.
Maisaroh wrote:Tapi dalam hati kecil saya, saya punya harapan penuh bahwa hidup sesudah mati memang ada. Apalagi, ajaran tentang akhirat bukanlah monopoli Islam saja. Malah saya yakin, Islam-lah yang meniru dan menjiplak pengetahuan itu dari agama-agama sebelumnya.
asbunawas wrote:Darimana anda tahu bahwa akan anda Kehidupan setelah mati (Akhirat)?
Mas Asbun, mungkin keyakinan saya ini terpengaruh oleh ajaran Islam. Tapi setelah saya melihat dalam ajaran-ajaran agama lain pun juga mempercayai adanya alam akhirat (alam baka), maka hati nurani saya mengharuskan saya yakin akan hal itu. Pengetahuan tentang kehidupan akhirat bukan milik Islam, tapi milik agama-agama sebelumnya.
asbunawas wrote:Kalau begitu bagaimana kehidupan Akhirat menurut anda? dan tolong sampaikan referensi tentang penjelasan akan Kehidupan di Akhirat tsb seperti apa?
Saya belum mati, Mas, bagaimana saya bisa menggambarkan denah situasi di alam baka? Saya yakin, Mas Asbun pun tidak bisa menggambarkannya, kecuali menjiplak dari tulisannya Muhammad.
Maisaroh wrote:Dan darimana anda tahu bahwa Anda dan Keluarga akan kumpul kembali dalam kehidupan setelah kematian tsb, atau apakah baru SEANDAINYA juga?
Ini harapan saya, dan semua orang tentu punya harapan, walau sepenuhnya terserah pada Yang Maha Kuasa.
asbunawas wrote:Yang saya tanya darimana anda tahu bahwa anda dan Keluarga akan kumpul kembali setelah kematian tsb?
Anda selalu mengatakan TERSERAH KEPADA YANG MAHA KUASA, Lalu kalau yang MAHA KUASA tidak mengumpulkan anda dengan Keluarga anda pada saat nanti, sehingga tidak sesuai dengan harapan anda? bagaimana sikap anda, Bukankah Yang Maha Kuasa juga mempunyai KUASA untuk Memisahkan seorang Anak/Bayi dengan Ibunya dengan cara dipisahkannya melalui jalan Kematian, sehingga sang Ibu pun di Dunia hidup sendirian?
Inilah yang disebut pengharapan, Mas.
Dan untuk mencapai harapan itu, saya harus berbuat baik kepada sesama. Justru saya sangat tidak setuju bila orang berkeinginan masuk surga tapi dengan jalan membunuh sesamanya yang tidak seagama.
Maisaroh wrote:Bila Allah menciptakan manusia hanya untuk disuruh beribadah kepadanya, maka saya percaya ini bukan Tuhan. Allah telah menipu saya selama bertahun-tahun. Saya disuruh sholat 5 waktu, bersholawat untuk nabi dan keluarganya, melaksanakan puasa 1 bulan penuh, serta belajar ngaji tiap malam. Saya selama ini tidak menyadari, kalau semua yang saya lakukan itu semata-mata hanya untuk Muhammad dan bangsa Arab.
asbunawas wrote:Saya percaya dan yakin dengan Allah SWT sebagai Tuhan saya, maka setiap apa yang diperintahkannya saya akan MEMATUHINYA. Karena itu merupakan Bukti atas KETUNDUKAN saya selaku HAMBA.
Mas Asbun tidak sedang menjadi hamba Allah, tapi hamba Muhammad.
Sebab yang memberi perintah itu bukan Allah, tapi Muhammad.
Mas Asbun tidak bisa memberikan bukti otentik kepada siapapun di situs ini kalau Allah yang memberi perintah itu. Semuanya berasal dari mulut Muhammad. Mas Asbun telah tertipu.

Mas Asbun telah dibohongi oleh Muhammad.
Maisaroh wrote:Menurut saya, ibadah yang sesungguhnya adalah berbuat baik kepada sesama tanpa pandang bulu.
asbunawas wrote:Apakah yang anda maksud dengan tanpa pandang Bulu? Apakah anda mau menerima seorang Pelacur untuk Melacur di rumah anda?
Saya akan berusaha untuk menyadarkan pelacur itu agar tidak lagi hidup dalam kenistaan. Bila dia tetap saja tidak mau mendengar, malah ingin melacur di rumah saya, saya akan usir dia secara baik-baik.
Saya sangat tidak setuju dengan kebijaksanaan nabi Arab yang menghendaki pelacur dihukum mati. Ini sangat tidak manusiawi. Karena selama kita hidup di dunia ini, kita tidak berhak menghakimi sesama, karena kita sendiri juga bukanlah orang yang suci. Jadi tidak usah sok-lah.
Maisaroh wrote:Ibadah kepada Allah adalah sama saja dengan beribadah kepada bangsa Arab dan nabinya.
Apakah Mas Asbun tidak bisa merasakan hal itu? Atau, mohon maaf, mungkin Mas Asbun WNI keturunan Arab? Mohon kata-kata saya jangan dimasukkan ke hati.
asbunawas wrote:Ketika saya beribadah, saya tidak pernah merasa saya sedang beribadah kepada bangsa Arab, karena dalam Peribadatan ISLAM pun tidak pernah menyebut2kan bahwa Tujuan Ibadah nya adalah untuk beribadah kepada Bangsa Arab,
Coba Mas pikir dengan hati yang kritis. Seandainya dalam peribadatan agama Islam disebut-sebut tujuan ibadahnya kepada bangsa Arab, tentu saja Mas Asbun akan menolak dan tidak akan memeluk agama Islam.

Yang saya maksud di sini bukan peribadatan dalam arti yang naif seperti yang Mas kira, tapi coba Mas hayati model penyembahan yang Mas lakukan setiap hari itu. Mas bayangkan, miliaran umat manusia dari segala penjuru bumi mengarahkan penyembahan mereka ke arah kota Mekkah, yang notabene adalah kota sucinya bangsa Arab. Secara kasat mata ini adalah sebuah gambaran "KETAKLUKAN" bangsa-bangsa kepada satu bangsa yang bernama Arab Saudi.

Mas Asbun kalau bukan WNI Arab, berarti Mas telah merendahkan harga diri Mas sendiri dan juga harga diri bangsa sendiri untuk bangsa Arab si penipu itu.
asbunawas wrote:Saya ingin dalam hidup saya, tujuan dari penciptaan dan terlahirnya saya ke Dunia ini memenuhi tujuan dari yang menciptakan saya sendiri. Dari bangun tidur sampai saya beranjak tidur kembali, saya selalu sekuat tenaga bahwa apa yang saya lakukan bisa bernilai IBADAH, karena itulah TUJUAN saya diciptakan.
Maisaroh wrote:Satu pertanyaan saya buat membuka mata Mas:
Apa bedanya Mas Asbun dengan ROBOT?
asbunawas wrote:Saya tidak merasa jadi Robot, karena saya memang hidup berada dalam Kekuasaan TUHAN, yang menguasai segala HIDUP saya. Jadinya saya harus tunduk akan segala ATURAN KEHIDUPAN yang telah dibuat dan ditentukannya. Ibaratnya, saya kalau beli sebuah HDTV maka saya akan mendapatkan Buku Manual dari fabrikan pembuatnya agar saya bisa merawat HDTV tsb agar tidak RUSAK.
Artinya… Tuhan telah menciptakan Manusia, maka Tuhan membuatkan juga MANUALNYA Bagi manusia agar manusia mengikuti aturan2 yang ditetapkannya agar Hidupnya terpelihara dan tidak RUSAK, dan MANUAL tsb adalah yang dinamakan AGAMA.
Kalau anda tidak ingin merasa jadi Robot, kalo begitu anda tidak usah mematuhi segala perintah Kedua Orang Tua anda? Bantahlah terus segala apa yang diperintahkan orang tua, karena KEPATUHAN anda terhadap Orang tua anda, berarti anda telah menjadi Robot yang dijalankan oleh Orang Tua anda?
Tapi bukankah anda mengaku orang yang menjadi Anak yang Taat dan Patuh serta mencintai kepada orang tua anda?
Pertanyaan saya untuk anda? Apakah anda sekarang tidak merasa jadi Robot?, Karena dari statement anda seakan2 memiliki KEKUASAAN UNTUK MENENTUKAN SENDIRI dan tidak tergantung pada “pihak lain” dari segala apa yang ada dalam HIDUP anda, bisa jelaskan?
PATUH-nya seorang anak tentu tidak sama dengan kepatuhan sebuah robot.

Robot tidak bisa berpikir sendiri, tapi manusia bisa.

Nah, menurut hemat saya, Mas Asbun telah menjadi ROBOT untuk Muhammad.

Mas tidak bisa lagi menggunakan logika yang Tuhan ciptakan.
Mas tidak bisa lagi menggunakan akal sehat yang Tuhan berikan.

Mas ibarat telah dihipnotis oleh Muhammad.

Beda sekali dengan seorang anak yang patuh pada orang tuanya.
Bila orang tua itu jahat, dan memerintahkan sang anak untuk mencuri, tentu saja anak itu berhak menolaknya, karena anak punya hati nurani dan akal budi, pemberian dari Tuhan. Itulah gunanya OTAK, agar digunakan, bukan cuma untuk pemberat isi kepala saja.

Hati nurani saya mengatakan, bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan OTAK agar manusia mau menggunakan akal dan logikanya agar tidak mudah ditipu oleh orang jahat.

Kalau manusia sudah diberi fasilitas itu namun malah disia-siakan, maka ini salahnya sendiri.

Muhammad sengaja menghipnotis Mas Asbun agar supaya Mas Asbun mematikan akal sehat Mas sendiri, mematikan seluruh nalar yang Mas miliki, agar dengan demikian Mas bisa menjadi seorang penurut dan benar-benar PATUH 1000% kepada Muhammad.

Inilah yang saya katakan, Mas, dengan menjadi Muslim, Mas telah menjadikan tubuh dan jiwa Mas sebagai ROBOT.

Bila Mas Asbun sudah pada taraf sakit yang parah, maka Mas bukan lagi jenis ROBOT yang pasif, tapi berubah menjadi MESIN-MESIN PEMBUNUH untuk Muhammad, sama seperti yang dilakukan oleh para teroris.
Maisaroh wrote:Hubungan horisontal, adalah sebuah hubungan yang tidak sehat yang diciptakan oleh ajaran sesat ini, yaitu hidup damai kepada orang-orang sealiran, dan perangi orang-orang yang tidak sealiran.
Hubungan horisontal dalam Islam pada dasarnya adalah ini: PERANG.
Kalau Mas Asbun bilang 'perang' dalam konteks ajaran Islam adalah perang melawan hawa nafsu, maka ini pembelokan makna.
asbunawas wrote:Bukankah apa yang anda sampaikan ini juga adalah Pembelokan Makna Hubungan Horizontal versi anda sendiri :
Hubungan horisontal dalam Islam pada dasarnya adalah ini: PERANG.
Apa yang saya yakini ini bukan pembelokan makna, tapi MAKNA yang sesungguhnya dari kata PERANG menurut Islam.

Coba saja Mas Asbun cari dalam Alquran, apakah ada Muhammad mengatakan bahwa PERANG yang dia maksud adalah PERANG MELAWAN HAWA NAFSU?

Tidak ada, Mas. Yang ada adalah PERANG UNTUK MEMBANTAI ORANG-ORANG YANG TIDAK MAU PERCAYA KEPADA MUHAMMAD.

Contohnya:

Surah Al-Anfal ayat 39
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Surah At-Taubah ayat 12
Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti.

Coba Mas perhatikan ayat 12 dari At-Taubah di atas, masa gara-gara merusak sumpah saja harus diperangi? Di mata nabi Arab, tidak ada jalan lain yang lebih bijaksana selain daripada PERANG. Nabi yang diutus Tuhan seharusnya mengajarkan kedamaian, tapi yang ini malah kebalikannya.

Surah At-Taubah ayat 14
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,

Surah At-Taubah ayat 29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Coba Mas pikir, masa orang yang tidak beriman kepada Allah harus diperangi? Lalu apa gunanya neraka? Bukankah Allah juga sudah menjanjikan neraka untuk orang-orang yang ingkar? Lalu kenapa di dunia mereka diperangi? Apakah Muslim ingin menguasai dunia ini? Apakah bumi ini harus dimiliki oleh Muhammad dan pengikutnya saja? Bila orang-orang yang tidak percaya kepada Allah itu dibunuh, berarti hukuman neraka itu menjadi tidak adil, karena Muhammad sudah menyiksa dan membunuhi mereka di dunia. Muhammad sudah melangkahi hak Allah. Hati nurani saya mengatakan, bahwa kelak yang dihukum di neraka adalah Muhammad dan para pengikutnya. Sedangkan orang-orang yang dibunuh oleh Muhammad akan beralih posisi ke surga, karena mereka belum sempat menikmati hidup mereka secara maksimal di bumi. Muhammad telah memperpendek usia mereka. Jadi, Muhammad-lah yang akan menggantikan posisi mereka di neraka.

Hati nurani saya mengatakan, bahwa hukuman neraka adalah hukuman yang telah disediakan Tuhan untuk orang-orang jahat semacam Muhammad dan para pengikutnya.
Maisaroh wrote:Apakah Mas Asbun tidak takut, bila kematian merupakan akhir dari segalanya, di mana tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat?
Asbunawas wrote:Saya tidak TAKUT, karena apa yang telah saya YAKINI dan IMANI adalah BENAR. Kenapa harus takut?
Mas Asbun mestinya takut, karena yang Mas yakini dan imani adalah keliru. Orang yang disangka baik, sebenarnya Serigala yang buas.
Maisaroh wrote:Seandainya neraka itu benar-benar ada, sebagaimana Islam mengajarkan itu walau saya yakin Islam menconteknya dari agama-agama sebelumnya, maka saya yakin umat Muslim pasti banyak yang ke sana daripada yang ke surga.
Asbunawas wrote:Darimana anda tahu dan anda punya pandangan bahwa umat Muslim pasti banyak yang ke Neraka daripada yang ke surga. Bisa disampaikan referensinya, atau anda hanya berandai-andai juga?
Hati nurani saya mengatakan demikian.
Coba Mas interospeksi diri, siapakah umat di bumi ini yang paling arogan, congkak, dan maunya menang sendiri?

Mungkin Mas akan menuduh Amerika atau Yahudi. Mas keliru. Amerika sombong karena mereka unggul dalam teknologi. Bagaimana dengan Yahudi? Apa yang sombong dari Yahudi? Justru merekalah yang sampai detik ini terus berjuang untuk mempertahankan TANAH PEMBERIAN TUHAN, walau terus ditentang oleh bangsa Palestina yg didukung oleh Arab itu.

Umat tersombong, terarogan, dan mau menang sendiri adalah MUSLIM.

Muhammad sendiri mengatakan itu dalam kitabnya:

Surah Ali-Imron ayat 110
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Muslim adalah satu-satunya umat di bumi ini yang merasa paling benar sendiri, paling mulia, paling kuat, paling berkuasa, dan apa-apa selalu diselesaikan dengan kekerasan.

Saya sudah baca thread tentang LEMBAH KARMEL. Ya, itu adalah cerminan dari agama ISLAM yang sombong dan mau menang sendiri.

Ketika Irian ingin menegakkan syariat agama Nasroni, umat Muslim menentang dan mengancam akan terjadi kerusuhan massal sambil menghubung-hubungkannya dengan Poso dan Ambon. Ini adalah sikap yang congkak, suka main gertak dan apa-apa selalu dihubungkan dengan kekerasan (perang).

Hati nurani saya mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan Islam. Dan itulah yang membawa saya untuk meninggalkan agama terkutuk ini.
Maisaroh wrote: Mas Asbun, kematian yang baik menurut saya adalah:
- mati karena usia tua
- mati karena dibunuh penjahat
- mati demi membela kebenaran
Sedangkan cara-cara mati yang hina, yang menurut saya adalah hasil dari kutukan Yang Maha Kuasa, adalah yang seperti ini:
- mati karena membunuh manusia, misal: bom bunuh diri
- mati keracunan secara tidak sengaja
- mati karena kecelakaan, misal: mati gara-gara keselek makanan
Asbunawas wrote:Darimana anda bisa mengkatagorikan cara2 kematian seperti itu? Apakah anda menjadi bagian yang mengatur cara-cara mati bagi manusia?
Hati nurani saya mengatakan itu. Tuhan-lah yang mengatur segala kejadian di muka bumi ini, baik kelahiran maupun kematian. Semua tidak ada yang kebetulan.
Asbunawas wrote:Pertanyaan saya kepada anda? Apakah anda tahu cara dan Proses kematian anda sendiri akan seperti apa, dan kematian anda akan masuk dalam katagori yang mana dari katagori yang anda buat tsb?
Saya akan selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar saya dijauhkan dari cara-cara mati yang menghinakan itu.
Untuk itulah saya perlu juga bermawas diri. Selalu merenungi hari-hari saya di kala malam, dan mohon ampunan kepada Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya yang saya sadari maupun yang tidak. Sebab, ketakutan itu selalu menghantui diri saya, bila suatu ketika saya melenceng jauh dari kehendak Tuhan, saya bisa dihukumnya dengan model kematian yang hina, seperti yang dialami nabi Arab.
Saya tahu, hati nurani saya yang menyatakannya, bahwa mata Yang Maha Kuasa selalu melihat gerak-gerik saya.

Bila suatu ketika sewaktu berjalan kaki saya tersandung, maka saya perlu mawas diri sejenak, mungkinkah Tuhan sedang merencanakan yang buruk buat saya? Mungkinkah barusan, atau kemarin, atau kemarinnya lagi saya pernah berbuat kesalahan kepada sesama sehingga saya hendak dicelakai oleh Yang Maha Kuasa.

Ingat, Mas, segala bentuk kecelakaan adalah merupakan kutukan. Mas tidak perlu malu mengakuinya.

Dan saya melihat, bahwa orang-orang yang baik hatinya, tidak akan pernah ditimpa kecelakaan, karena Yang Maha Kuasa selalu melindunginya.

Kadang saya berpikir, apakah kakak saya yang meninggal akibat ledakan bom bali sebagai orang yang dikasihi atau justru sebagai orang yang dikutuk?

Saya tahu, setiap orang pasti punya kesalahan. Kadang saya menilai orang itu baik, tapi Tuhan melihatnya lain.
Semua sudah terjadi, dan saya hanya bisa merelakan.

Kadang saya malah berterima kasih atas kejadian itu. Sebab bila peledakan di Bali tahun 2002 tak pernah terjadi, tentu mata saya tak akan pernah sejelas ini dalam menilai agama Islam. Saya akan terus buta mata dan buta hati, menjadi ROBOT BUATAN MUHAMMAD, dan mengabdi untuk bangsa Arab.

Kini saya bisa melihat dengan jelas, lebih jelas dari apa yang Mas lihat.
Asbunawas wrote: Dan katika anda mati, apakah anda akan memprotes kepada yang telah mengambil Hidup anda, karena mati anda tidak sesuai dengan yang anda harapkan?
Hidup dan mati saya di tangan Yang Maha Kuasa.
Kini saya hanya terus berjuang untuk selalu mawas diri, agar Tuhan tidak mengutuk dan membenci saya.
Asbunawas wrote: Dalam pandangan saya, Proses Kematian dengan Cara Mati apapun, maka tidak akan pernah bisa merubah manusia untuk HIDUP kembali, dan Meminta Ulang Proses Kematian yang sesuai dengan yang diharapkannya.
Kematian dengan Cara Apapun, adalah merupakan "JALAN", menuju DUNIA BARU, yang kita sendiri nantinya suka atau tidak suka, menerima atau tidak menerima, maka HARUS TETAP MENJALANINYA. Karena KEMATIAN dengan cara apapun tidak akan bisa mengulang manusia untuk Hidup kembali.
Hati nurani saya mengatakan, cara mati seseorang menunjukkan orang itu terkutuk atau tidak terkutuk.

Mas pasti masih ingat dengan Tsunami di Aceh? Mayoritas penduduk di sana adalah Muslim. Dan Tuhan berkehendak memusnahkan separuh penduduknya, dan kita tidak bisa protes.

Hal yang sama bisa juga terjadi di negara-negara yang non-muslim, dan kita tahu, bahwa cara mati karena bencana alam merupakan cara mati karena kutukan.

Saya hanya bisa memberi saran: Hiduplah yang baik dan bermanfaat untuk sesama, agar Tuhan tidak menganggap kita seperti debu yang tak berguna di matanya.

Bila nyawa kita berharga di mata Tuhan, Tuhan tidak akan pernah mematikan kita dengan cara-cara yang hina.
Maisaroh wrote:Mas, saya percaya akan adanya hukuman karma, ini juga sebagai hukum alam, sebagai hukum sebab-akibat.
Kenapa saya percaya akan hal ini? Karena saya tahu di alam ini ada Tuhan. Dan saya senantiasa selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar saya selalu dijauhkan dari malapetaka. Mas Asbun jangan mengira kalau saya sudah keluar dari Islam berarti saya sudah jauh dari Tuhan, tidak Mas.
Asbunawas wrote:Anda mengatakan tidak jauh dari Tuhan, Kalau begitu, bagaimana cara anda mendekatkan diri terhadap Tuhan?
Apakah anda mempunyai aturan2 khusus/ tersendiri dalam mendekatkan diri terhadap Tuhan?
Saya berdoa dengan cara yang wajar. Saya tidak lagi melakukan ritual-ritual menggelikan seperti yang diajarkan dalam Islam.
Maisaroh wrote:Justru dengan keluar dari Islam saya merasa lebih mengenal Tuhan dibanding sebelumnya. Saya jadi tahu, kalau Tuhan pun punya perasaan dan hati, dan Dia selalu turut merasakan apa yang saya rasakan. Tuhan begitu dekat dalam diri saya, bahkan lebih dekat dari urat leher.
Asbunawas wrote:Darimana anda tahu bahwa Tuhan anda punya Perasaan dan Hati, dan Tuhan selalu dekat dengan anda melebihi kedekatan dengan urat leher anda sendiri? Bisa dijelaskan?
Dan darimana anda mengetahui Kalau TUHAN anda lebih dekat dari urat leher anda, apakah TUHAN telah berbicara sendiri kepada anda sendiri, bisa dijelaskan?
Mas Asbun, hati nurani saya yang menyatakannya. Dan saya tidak memaksa keyakinan hati nurani saya ini agar dipercayai oleh orang lain. Saya bukan Muhammad, jadi Mas jangan menyamakan saya dengan manusia jahat dan penipu itu.

Doa saya selalu dikabulkan, sekalipun saya berdoa pakai bahasa saya sendiri. Malahan, dulu sewaktu saya masih di Islam, doa-doa bahasa Arab saya tak pernah dikabulkan. Ini bukti kalau Allah SWT bukan Tuhan yang Sejati. Maka dari itu, kini setiap kali saya berdoa, saya selalu menambahkannya dengan kata-kata, "Doa ini saya tujukan kepada Hyang Maha Kuasa, Pencipta Langit dan Bumi, dan bukan kepada tuhannya Muhammad."
Maisaroh wrote:Saya juga sempat mempelajari agama-agama lain, dan saya lihat, pengetahuan tentang SURGA & NERAKA bukan hanya milik Islam saja, malah saya beranggapan Islam telah mencontek dari agama-agama tersebut.
Asbunawas wrote:Pertanyaan saya, kalau anda sendiri, apakah anda percaya akan keberadaan SURGA dan NERAKA nanti?
Hati nurani saya mengatakan, SURGA & NERAKA memang harus ada.
SURGA ada untuk orang-orang yang selama hidupnya di bumi dianiaya oleh orang-orang jahat, seperti ratusan orang-orang Yahudi yang dibunuh oleh Muhammad di Medinah.
Sedangkan NERAKA ada untuk orang-orang jahat seperti Muhammad dan para pengikutnya.

Tambahan:
O, iya, mungkin Om Ali dan Om Adadeh sempat membaca tulisan ini. Saya sampaikan di sini bahwa saya sudah melepas jilbab saya sepenuhnya. Saya berterima kasih atas info Om Ali yang mengatakan jilbab merugikan kesehatan. Sejak hari Minggu kemarin, saya dan keluarga sudah pindah tempat tinggal ke lokasi yang lebih dekat dengan kantor tempat saya bekerja. Saya juga berterima kasih kepada Pak Husni, kyai dan guru agama saya sejak kecil yang bersedia membantu mengurusi proses kepindahan kami dan yang telah merahasiakan kemurtadan keluarga kami. Abbah Husni orangnya baik, dan sepertinya Abbah juga ada rencana untuk lepas dari Islam, tapi kapan waktunya, Abbah tidak bersedia mengatakannya. Saya merasa, bahwa masa-masa kepunahan Islam sudah dekat. Sudah banyak kok warga Indonesia yang menyadari kepalsuan Islam, agama warisan Arab ini.

Selamat Sore.
FFI Admin
Posts: 335
Joined: Wed Mar 15, 2006 1:25 pm

Post by FFI Admin »

Komentar2 dari netter lain sudah dipindahkan. Silakan lanjutkan perdebatan.
asbunawas
Posts: 760
Joined: Thu Apr 27, 2006 1:48 pm
Location: underground
Contact:

Post by asbunawas »

Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Boleh anda jelaskan tentang Sifat2 dari Tuhan anda?
Maisaroh wrote:
Saya tidak perlu membuat definisi tentang sifat-sifat Tuhan, Mas, karena bagi saya Tuhan ya Tuhan. Saya sudah melupakan semua ajaran nabi Arab tentang 99 asma Allah itu. Buat saya pribadi, yang namanya Tuhan, tidak perlu dibuat definisinya, toh Tuhan itu yang menciptakan kita.
Kasihan sekali, anda yang katanya diberi Akal dan Nurani ternyata anda tidak sanggup mendefinisikan akan TUHAN anda sendiri? Apakah Tuhan anda tidak memberitahukan dan memperkenalkan Dirinya kepada anda?.
Kalau begitu apa FUNGSI AKAL dan NURANI anda sehingga kemampuan akal dan Nurani anda TIDAK SANGGUP untuk mengetahui akan sifat2 TUHAN dan DEFINISI Tuhan anda sendiri.?
Anda mengenal seseorang, maka seharusnya anda mengetahui sifat2 dari orang yang anda kenal tsb, kecuali anda hanya merasa SOK KENAL saja, padahal orang yang anda bilang kenal itu tidak mengenal anda sendiri.
Anda sepertinya hanya bisa mengaku punya PACAR tapi anda sendiri tidak tahu akan ciri2 dan sifat2 dari pacar anda, bukankah itu terkesan cuman NGAKU-NGAKU doang?..
Atau kamu jangan2 emang engga punya “pacar’ atau kamu engga diakuin sama ‘Pacar’ kamu.?..
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Kalau begitu SEPERTI APA Tuhan yang anda percayai itu? Mohon penjelasannya.
Mas Asbun, saya tak bisa menjelaskan wujud Tuhan, karena Mas Asbun pun juga tidak bisa.
Kasihan sekali, anda yang katanya Manusia yang diciptakan TUHAN sendiri, tapi anda SAMA SEKALI tidak bisa menjelaskan SIAPA SEBENARNYA yang telah menciptakan anda?
Siapapun memang tidak akan bisa menjelaskan Definisi Tuhan secara akurat, sebab Ketika Tuhan menampakan Wujudnya kepada Musa, maka gunung2 pun hancur, dan Musa pun terlempar. Sebenarnya Tuhan telah menjelaskan sifat2nya kepada Manusia, agar manusia tidak salah dalam berprasangkan terhadap Tuhannya, semua agama mempunyai Definisi dan mengetahui akan Sifat2 Tuhannya, meskipun penganutnya tidak pernah bertemu dengan Tuhannya secara langsung.
Saya sendiri punya REFERENSI yang bisa saya JADIKAN DASAR untuk menjelaskan Definisi Tuhan saya, terlepas anda pasti akan mengatakannya bahwa itu karangan MUHAMMAD, tapi itulah REFERENSI yang Valid bagi saya akan TUHAN saya sendiri, dan sebagai “bekas Islam” saya kira andapun tahu, Sifat2 Tuhan di Al-Quran, banyak disebutkan.
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Darimana anda tahu bahwa Tuhan mempunyai Keinginan agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan.
Bolehkah anda sampaikan Referensi dari yang anda katakan ini, atau anda hanya menduga2 saja.?
Terima kasih untuk referensinya.
Tidak perlu referensi, Mas.
Kalau semua orang berpikiran seperti anda, maka saya yakin semua manusia akan melaksanakan aturan2 dan hukum berdasarkan keinginannya sendiri-sendiri.
Contoh sederhana : Seorang lesbian bisa beranggapan, bahwa Lesbian adalah bukan sebuah Penyimpangan, karena dia bisa mengikuti kata hati dan nuraninya bahwa dia meskipun menjadi seorang lesbian tapi masih memiliki RASA CINTA sehingga dengan hanya berdasarkan kepada NURANINya, dia menganggap syah akan dirinya yang lesbian.
Begitu juga Seorang Gay bisa beranggapan, bahwa Gay adalah bukan sebuah Penyimpangan, karena dia bisa mengikuti kata hati dan nuraninya bahwa dia meskipun menjadi seorang Gay, dia masih bisa saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan. Sehingga dia berpikir, selama NURANInya tidak Jahat terhadap sesama, maka kehidupan GAY dia jalani terus. Karena Nuraninyalah yang dia pakai untuk menjalani Kehidupannya.
Itu artinya Referensi tentang KEBENARAN menurut HATI NURANI akan selalu berbeda, tergantung dari manusianya itu sendiri. Dan begitu juga ketika HATI NURANI disuruh mendefinisikan Tentang Kebenaran dan TUHANnya sendiri, maka akan menjelma Tuhan-Tuhan hasil ciptaan HATI NURANI masing2.
Lucu!
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Saya setuju dengan usaha anda untuk selalu berbuat kebaikan, lalu bagaimana cara anda berbuat baik terhadap Tuhan mengingat anda juga ternyata masih Percaya sama TUHAN?
Hati nurani saya mengatakan, bila saya menyayangi sesama, bahkan yang paling hina sekalipun, misal orang cacat atau pengemis yg menjijikkan, sama artinya saya telah berbuat baik terhadap Tuhan.
Betul sekali, pribadi seorang GAY dan LESBIAN pun bisa melakukan hal yang sama seperti anda, yaitu mengikuti HATI NURANINYA UNTUK SELALU BERBUAT KEBAIKAN.
Maisaroh wrote:Hati nurani saya juga menyatakan setuju dengan situs ini, bahwa Tuhan yang Sejati tidak gila disembah-sembah.
Lalu menurut anda, Tuhan yang Sejati itu seperti apa? Bisa anda jelaskan?.
Mudah2an anda Tidak hanya ASBUN seakan2 anda tahu dan mengenal TUHAN YANG SEJATI, tapi ketika saya tanya tentang siapa TUHAN SEJATI itu menurut anda, maka saya akan tahu dengan sendirinya atas jawaban anda, bahwa menurut anda, Tuhan Sejati yang jelas bukan Tuhannya Islam…hahahaha..
Tapi mudah2an jawaban anda bukan itu, dan anda bisa menjelaskan tentang SIAPA itu TUHAN SEJATI, sebab saya lihat dari tulisan2 anda, nampaknya anda SANGAT KENAL SEKALI dengan TUHAN SEJATI itu…, maukah anda memperkenalkan TUHAN SEJATI anda itu? :wink:
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Apa yang anda maksud dengan Tujuan yang diidam-idamkan?
Hidup damai dan tenang di alam baka.
Apakah anda yakin kalau anda akan mendapatkan kedamaian dan ketenangan di alam baka ? Apakah ini juga berdasarkan andai-andai HATI NURANI anda saja?
Para penganut KARBALA juga punya keyakinan berdasarkan HATI NURANInya bahwa mereka akan mendapatkan Ketenangan dan Kedamaian di Alam Baka, karena mereka selalu melakukan ritual ibadahnya yaitu dengan melakukan Hubungan Sex secara Masal. Hohohoho serem ya ?.
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Darimana anda tahu bahwa akan anda Kehidupan setelah mati (Akhirat)?
Mas Asbun, mungkin keyakinan saya ini terpengaruh oleh ajaran Islam. Tapi setelah saya melihat dalam ajaran-ajaran agama lain pun juga mempercayai adanya alam akhirat (alam baka), maka hati nurani saya mengharuskan saya yakin akan hal itu. Pengetahuan tentang kehidupan akhirat bukan milik Islam, tapi milik agama-agama sebelumnya.
Anda harus ingat, bahwa setiap isi hati dan kata hati / keyakinan Hati Nurani Manusia itu berbeda2. Bagaimana kalau ada yang meyakini bahwa HATI NURANINYA mengatakan TIDAK PERCAYA akan Hari Akhirat tsb? Lalu siapa sebenarnya yang Benar, HATI NURANI ANDA atau hati nurani orang tsb?
Anda selalu menjelaskan sesuatu hal berdasarkan HATI NURANI, tapi saya tidak bisa mendapatkan Gambaran Luas tentang penjabaran dari yang saya pertanyakan. Apakah ini cuman andai andai anda atau bagaimana?, Saya yakin anda pasti punya gambaran tersendiri tentang Alam Akhirat itu berdasarkan hati nurani anda, dan begitu juga hati nurani orang lain, sehingga bisa dipastikan bahwa keyakinan hati nurani 1 Milyar Manusia, maka akan mempunyai 1 Milyar Definisi tentang Alam Akhirat dikarenakan berdasarkan hasil Ciptaan-dan Khayalan dari Hati Nuraninya masing2
Seorang Pelacur yang yang berjuang dengan cara melacur untuk kelangsungan hidup anaknya akan membenarkan peran Melacurnya, karena Nuraninya mengatakan bahwa perbuatannya adalah untuk berjuang demi kelangsungan hidup anak-anaknya.
Lagi2, menurut "Hati Nurani" saya ini benar2 Lucu! :lol:
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Kalau begitu bagaimana kehidupan Akhirat menurut anda? dan tolong sampaikan referensi tentang penjelasan akan Kehidupan di Akhirat tsb seperti apa?
Saya belum mati, Mas, bagaimana saya bisa menggambarkan denah situasi di alam baka? Saya yakin, Mas Asbun pun tidak bisa menggambarkannya, kecuali menjiplak dari tulisannya Muhammad.
Disinilah Fungsinya IMAN pada diri Manusia.
Rasul Muhammad di IMANI oleh ISLAM adalah sebagai Penyampai atas KABAR/ FIRMAN2 ALLAH SWT yang memberitakan berbagai Kehidupan, termasuk kehidupan Alam Baka dan Akhirat. Sehingga Firman2 Allah didalam Al-Quran yang saya IMANI merupakan REFERENSI YANG PASTI atas “Denah/Gambaran sebenarnya dari Alam Baqa itu sendiri.
Semua Agama Mempercayai atas keberadaan Alam Akhirat, Surga dan Neraka bukan dikarenakan manusia pernah SURVEY langsung ke tempat tsb, tapi dikarenakan Memiliki IMAN didalam hatinya atas Keterangan2 yang terdapat didalam Ajaran Agama tsb.
Mari sekarang kita berandai2 antara Manusia yang tidak memiliki referensi dan yang mempunyai Referensi :
Andai2 ini anggap saja sebagai percakapan Imaginer antara TUHAN dengan Manusia. (Saya) :
Ketika saya mati, saya dihadapkan dengan Pengadilan dari Allah, dan didalam pengadilan tsb, saya ditanya akan siapa yang menjadi Tuhan yang selama saya hidup saya percayai :
Tuhan : "Siapa Tuhan anda, wahai Asbunawas?"
Asbunawas : "Tuhan saya Allah SWT, yang tidak beranak dan tidak diperanakan, yang tidak ada sesuatupun yang setara dengan Tuhanku itu".
Tuhan : "Siapa yang memberitahukan bahwa Tuhan tidak memiliki anak dan bukan anak."
Asbunawas : "Dia adalah Rasul mulia Muhammad SAW, yang dia menyampaikan Keterangan tentang Engkau sendiri didalam Al-Quran".
112.3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 112.4 dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Tuhan : "Kenapa anda percaya dengan apa yang dikatakan oleh Muhammad itu?, darimana dia mendapatkan keterangan bahwa Tuhan itu adalah tidak beranak dan tiada diperanakan?"
Asbunawas: "Ya, saya percaya, karena dia adalah seorang Rasul selaku Utusan Tuhan, yang segala keterangannya dia dapatkan dari Tuhan sendiri yang sampaikan melalui perantaraan malaikan Jibril".
Tuhan : "Kenapa kamu percaya akan seorang Muhammad, bukankah ada Nabi2 lain yang juga dipercaya sebagian manusia?"
Asbunawas : "Muhammad adalah Nabi terakhir sekaligus sebagai Penutup para Nabi, sehingga walaupaun ada Nabi-Nabi setelah Rasul Muhammad, meskipun dengan atas nama Tuhan dan Kebenaran. Maka aku tidak mempercayainya.".
Tuhan : "Tidak kah kamu tahu, sebelum Muhammad, bukankah ada para Nabi dan Rasul juga, yang sama-sama membawa Peringatan dan Berita2 dari Tuhan juga?"
Asbunawas : "Betul sekali, hanya saja didalam Firman Tuhan yang saya Imani, bahwa Umat Manusia yang terlahir pada zaman Nabi dan Rasul itu ada, maka wajib mengikuti akan Nabi-nabinya tersebut. Sehingga saya yang terlahir setelah keberadaan Rasul Muhammad, maka saya mempercayai atas segala apa yang dibawa oleh Muhammad."
Tuhan : "Kalau kamu mempercayai dan taat atas apa yang dibawakan oleh Muhammad, silahkan kamu masuk kedalam himpunan Umat Muhammad, sampai pemimpin kalian mempertanggung jawaban atas segala apa yang telah disampaikannya Tentang kebenaran dan Aku (Tuhan)."

Dialog diatas hanyalah Dialog sederhana yang mungkin akan saya jawab seandainya Tuhan mempertanyakan tentang Kebenaran2/Tuhan yang selama hidup saya jalani.
Saya yakin, setiap Umat yang beragama, memiliki referensi2 atas Kebenaran yang dijalaninya, maka tidak akan jauh berbeda atas jawaban2annya dengan apa yang telah saya sampaikan diatas, kalau Tuhan meminta keterangan tengan Pengetahuan atas Tuhan dan Kebenaran dari manusia.
Sekarang sebaliknya, bagaimana dengan Manusia2 yang mempercayakan Kebenaran? Tuhan hanya berdasarkan Hati Nuraninya masing?. Sya tidak tahu apa yang akan dijawabnya ketika Tuhan mempertanyakan hal yang sama sebagaimana Isi dialog imajiner diatas.
Mari kita coba buat Dialog Imajiner tentang Anda (Maisaroh) dan Tuhan :
Tuhan : "Siapa Tuhan anda, wahai Maisaroh?"
Maisaroh : "Tuhan saya, adalah Ya Tuhan!. Tuhan saya ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan."
Tuhan : "Siapa yang memberitahukan bahwa Tuhan ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan."
Maisaroh : Hati Nurani Saya.
Tuhan : "Kenapa anda percaya dengan apa yang dikatakan Hati Nurani kamu?, darimana kamu mendapatkan keterangan bahwa Tuhan itu ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan?"
Maisaroh: "Dari Hati Nurani Saya"
Tuhan : "Kenapa kamu percaya akan Hati Nurani anda sendiri, bukankah ada Nabi2 dan Utusan2 yang sudah dipercayai sebagian manusia yang menyampaikan tentang Aku (TUHAN) dan segala Kebenaran?"
Maisaroh : "Karena saya lebih mempercayai Hati Nurani daripada orang2 yang telah mengaku Nabi dan Utusan Tuhan."
Tuhan : Tidak kah kamu tahu, IBLIS dan SYETAN pun mengikuti HATI NURANI-nya untuk menyesatkan Manusia, karena Kebencian dan Rasa Dendamnya terhadap Adam, sehingga anak-anak cucu Adam telah Syetan dan Iblis sesatkan dengan cara-cara dan perbuatan2 yang dikarang2 dan diduga2 oleh HATI NURANI Syetan sendiri, agar manusia berada pada kesesatan?
Tuhan : Kalau kamu mempercayai dan taat atas apa yang dikatakan oleh HATI NURANI ANDA sendiri, carilah Pemimpin yang bisa ikut mempertanggung jawaban atas segala kebenaran yang telah anda percayai itu, dan janganlah kamu masuk kedalam himpunan dan golongan atas umat-umat yang telah mempercayai dari para Rasul-Rasul KU.

Kalau anda memang ‘Bekas ISLAM’ pasti anda tahu, tentang "Bocoran" yang ada didalam ISLAM, bahwa setiap umat yang menjadi Pengikut dari Para Nabi dan Rasul, maka dia akan dihimpun berdasarkan golongan2 dari masing2 Rasulnya sendiri2.
Alhamdulillah, kelak saya berada pada Barisan/Himpunan dari Golongan Umat MUHAMMAD SAW, jadi saya tidak perlu bingung dan kesasar untuk mencari siapa yang pertama harus saya cari terlebih dahulu.
Begitu juga Umat Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Umat para Nabi dan Rasul lainnya, mereka akan dihimpun berdasarkan golongan2 dari para nabi2 dan rasul yang telah mereka percayai.
Kalo anda sendiri, yang hanya bereferensi dan mengandalkan HATI NURANI anda sendiri? siapa yang akan anda cari ?.
Seorang Bayi ketika terlahir ke DUNIA maka akan selalu menangis, karena dia merasakan KETERASINGAN dengan DUNIAnya yang baru, dan kelak ketika MANUSIA memasuki Alam Akhirat yg baru, maka kelak MANUSIAPUN akan merasakan KETERASINGAN dengan kehidupan AKHIRAT yang baru.
Lalu siapa yang menyambut kita ketika Pertama Kali memasuki KEHIDUPAN AKHIRAT?, masih mending ketika kita terlahir kedunia yang menyambut KITA adalah ORANG TUA kita sendiri, namun ketika kita pertama kali memasuki Kehidupan Akhirat ?... Siapa yang akan menyambut kita ?.
Mari kita persiapkan dari sekarang.
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Yang saya tanya darimana anda tahu bahwa anda dan Keluarga akan kumpul kembali setelah kematian tsb?
Anda selalu mengatakan TERSERAH KEPADA YANG MAHA KUASA, Lalu kalau yang MAHA KUASA tidak mengumpulkan anda dengan Keluarga anda pada saat nanti, sehingga tidak sesuai dengan harapan anda? bagaimana sikap anda, Bukankah Yang Maha Kuasa juga mempunyai KUASA untuk Memisahkan seorang Anak/Bayi dengan Ibunya dengan cara dipisahkannya melalui jalan Kematian, sehingga sang Ibu pun di Dunia hidup sendirian?
Inilah yang disebut pengharapan, Mas.
Dan untuk mencapai harapan itu, saya harus berbuat baik kepada sesama.
Apakah benar ketika anda berbuat baik terhadap manusia anda bisa mendapatkan balasan dari Tuhan sehingga anda mempunyai Pengharapan seperti itu?
Bukankah kebaikan anda hanya dilakukan terhadap Manusia bukan terhadap Tuhan? Darimana anda punya keyakinan spt itu?
Anda berbuat baik terhadap Manusia, tapi anda mengharapkan balasan kebaikan jdari Tuhan? Koq Bisa?
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Saya percaya dan yakin dengan Allah SWT sebagai Tuhan saya, maka setiap apa yang diperintahkannya saya akan MEMATUHINYA. Karena itu merupakan Bukti atas KETUNDUKAN saya selaku HAMBA.
Mas Asbun tidak sedang menjadi hamba Allah, tapi hamba Muhammad.
Sebab yang memberi perintah itu bukan Allah, tapi Muhammad.
Mas Asbun tidak bisa memberikan bukti otentik kepada siapapun di situs ini kalau Allah yang memberi perintah itu. Semuanya berasal dari mulut Muhammad. Mas Asbun telah tertipu.
Mas Asbun telah dibohongi oleh Muhammad.
Anda sebegitu yakinnya bahwa Muslim disebut sebagai Hamba Muhammad dan Muslim telah dibohongi Muhammad, tidak bolehkah saya memiliki KEYAKINAN bahwa, KEYAKINAN anda tak lebih HANYALAH KHAYALAN DAN DUGAAN2 anda sendiri, karena tidak didukung referensi yang kuat. HATI NURANI saya mengatakan begitu lo neng!
Umat Hindu mendewakan SAPI, saya yakin mereka memiliki alasan kenapa Sapi mereka dijadikan Tuhan. Umat Kristen mereka Anggap Yesus adalah anak Tuhan, karena mereka memiliki referensi yang kuat untuk dijadikan alasan karena keterangan ayat2nya.
Lalu adakah Ayat Quran yang mengatakan : “Aku (Muhammad) memberikan atas segala perintah dan larangan, agar dipatuhi umat manusia, agar umat manusia menjadi hamba KU dan hanya menyembah kepada ku (Muhammad)?.”
:lol:
Saya tunggu ayatnya dari anda, agar saya bisa “membenarkan” Fitnah anda tsb?
OK, sekarang mari kita berandai-andai lagi,…kita umpamakan saja begini, kalaupun SEANDAINYA saya dibohongi Muhammad (Astagfirullahaladzim), sehingga saya terbawa “salah” atas segala apa yang telah saya perbuat di Dunia ini, maka dengan sendirinya saya sudah punya jawaban terhadap Tuhan, bahwa Muhammadlah yang telah mengabarkan dan memberitahukan atas segala berbagai “Kesalahan2” tersebut sehingga saya ikut melakukannya.
Dan sebaliknya, apabila apa yang telah saya perbuat di Dunia ini, adalah memang Kebenaran yang telah dikabarkan oleh seorang Muhammad kepada saya, maka saya sangat beruntung mengikuti seorang Muhammad, karena dia telah membawa saya kepada kebenaran yang membawa kepada keselamatan dihadapan Tuhan.
Sekarang mari kita kembalikan kepada diri anda, akan andai-andai ini. Anda selalu meyakini akan sebuah KEBENARAN berdasarkan Hati Nurani ANDA SENDIRI, lantas ketika apa yang anda yakini sebagai kebenaran menurut anda tersebut TERNYATA SALAH, maka dengan sendirinya, anda tidak punya "sandaran" untuk dijadikan alasan atas kesalahan anda tsb, karena segala apa yang anda perbuat adalah CIPTAAN ANDA SENDIRI.
Dalam andai2, ini bukan berarti kita tidak punya pendirian dalam menentukan sebuah pilihan, akan tetapi pilihan yang kita putuskan harus ada Referensi/Dasar yang jelas sehingga kita mempunyai alasan atas pengambilan Pilihan itu.
Cuman sayang, Jawaban atas pilihan tsb tidak bisa kita dapatkan sekarang-sekarang, sehingga anda masih bisa menuduh bahwa saya yang dibohongi, atau anda telah membohongi dan mencelakakan diri sendiri.
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Apakah yang anda maksud dengan tanpa pandang Bulu? Apakah anda mau menerima seorang Pelacur untuk Melacur di rumah anda?
Saya akan berusaha untuk menyadarkan pelacur itu agar tidak lagi hidup dalam kenistaan. Bila dia tetap saja tidak mau mendengar, malah ingin melacur di rumah saya, saya akan usir dia secara baik-baik.
Saya sangat tidak setuju dengan kebijaksanaan nabi Arab yang menghendaki pelacur dihukum mati. Ini sangat tidak manusiawi. Karena selama kita hidup di dunia ini, kita tidak berhak menghakimi sesama, karena kita sendiri juga bukanlah orang yang suci. Jadi tidak usah sok-lah.
Oke, saya hargai usaha anda untuk menyadarkan si PELACUR tsb, karena menurut HATI NURANI anda bahwa Perbuatan MELACUR adalah sebuah KENISTAAN, sehingga andapun mengambil TINDAKAN untuk melakukan PENGUSIRAN terhadap pelacur tsb.
Mengenai masalah menghakimi :
Kalau begitu untuk apa ada Kantor Kehakiman, Kantor Pengadilan?, Kejaksaan?, Kepolisian? LP Cipinang, Nusa Kambangan, Penjara Guantanamo, Penjara ABU GHRAIB? Bukankah fungsi2 dari tempat tsb adalah untuk Menghakimi Manusia oleh Manusia?.
Atau mereka2 yang mendirikan tempat2 tsb memang tidak memiliki HATI NURANI sehingga mereka merasa berhak menghakimi manusia?.
Saya yakin kalau anda menjadi Presiden, mungkin yang namanya Lembaga Kehakiman, Kejaksaan, Kepolisian dan Lembaga Pemasyarakatan serta Penjara akan anda Bubarkan…, hahaha, karena menghukum manusia oleh manusia menurut anda adalah bukan Hak Manusia!. Hahahaah benar2 Kelihatan Konyolnya Nurani anda itu.
Cara andapun dengan melakukan PENGUSIRAN adalah bentuk PENGHAKIMAN dari anda terhadap Pelacur itu sendiri, bukankah menurut anda kita tidak berhak menghakimi sesama, karena kita sendiri juga bukanlah orang yang suci. Jadi tidak usah sok-lah.
Anda ternyata termasuk manusia yang SOK SUCI juga ya? Sampai tega2nya mengusir pelacur itu dari rumah anda!.
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Ketika saya beribadah, saya tidak pernah merasa saya sedang beribadah kepada bangsa Arab, karena dalam Peribadatan ISLAM pun tidak pernah menyebut2kan bahwa Tujuan Ibadah nya adalah untuk beribadah kepada Bangsa Arab,
Yang saya maksud di sini bukan peribadatan dalam arti yang naif seperti yang Mas kira, tapi coba Mas hayati model penyembahan yang Mas lakukan setiap hari itu. Mas bayangkan, miliaran umat manusia dari segala penjuru bumi mengarahkan penyembahan mereka ke arah kota Mekkah, yang notabene adalah kota sucinya bangsa Arab. Secara kasat mata ini adalah sebuah gambaran "KETAKLUKAN" bangsa-bangsa kepada satu bangsa yang bernama Arab Saudi.
Justeru Itulah TANDANYA ISLAM, ISLAM memiliki satu Arah yang sama dalam menunjukan “tanda’ Keislamannya. Dan setiap Agama pasti memiliki ciri/tanda yang bisa mempersatukan keterikatan keagamaannya itu sendiri.
Sehingga ketika anda mengakui dan memiliki sebuah agama, maka anda terikat oleh suatu “ciri” yang tak bisa ditawar2 lagi yang harus anda ikuti, sebagai bukti keterlibatan/keterikatan/ketaklukan/kepatuhan anda sebagai bagian/Umat dari AGAMA tsb.
Dan hal seperti itu tidak terjadi dalam ISLAM saja, tapi juga agama lain. Sebagai contoh saja di Agama Kristen : Salah satu ciri Agama Kristen adalah Pengakuan bahwa Yesus sebagai anak Tuhan (maaf oot nih, cuman menyampaikan contoh saja).
Sehingga yang namanya Umat KRISTEN, HARUS/KUDU/MUSTI/WAJIB TAKLUK/PATUH pada aturan2an yang telah ditetapkan Agamanya sendiri yaitu Harus Mengakui, bahwa Yesus adalah Putera Tuhan, dan itu adalah HARGA MATI yang tidak bisa ditawar2 lagi!.
Apakah anda pernah mendengar ada yang ngaku Beragama Kristen tapi menyembah sama sama Pohon Kelapa? atau Ada yang ngakunya Kristen tapi mengakui kitab Sucinya adalah Buku Harry Poter?...
Artinya, Yesus sebagai Anak Tuhan, Al-Kitab sebagai Kitab Suci mereka, adalah Wujud Ketaklukan/Kepatuhan mereka terhadap Ajarannya.
So, Arah Kabah bagi ISLAM merupakan bukti KEPATUHAN ISLAM terhadap TuhanNYA, karena merupakan SATU KESATUAN yang Utuh sebagai TANDA KEISLAMAN, kalo bahasa sederhananya sebagai Arah Pemersatu gitu loh!. INGAT! KEPATUHAN dan KETAATAN dalam sebuah AGAMA adalah MUTLAK!
Kalo ente yang TIDAK PUNYA AGAMA mah ya wajar atuh tidak terikat/takluk/patuh dengan apa-apa juga. Wong namanya juga agamanya Hati Nurani sendiri, ya tinggal bikin aturan2 seenak dewek wae lah!
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Saya tidak merasa jadi Robot, karena saya memang hidup berada dalam Kekuasaan TUHAN, yang menguasai segala HIDUP saya. Jadinya saya harus tunduk akan segala ATURAN KEHIDUPAN yang telah dibuat dan ditentukannya. Ibaratnya, saya kalau beli sebuah HDTV maka saya akan mendapatkan Buku Manual dari fabrikan pembuatnya agar saya bisa merawat HDTV tsb agar tidak RUSAK.
Artinya… Tuhan telah menciptakan Manusia, maka Tuhan membuatkan juga MANUALNYA Bagi manusia agar manusia mengikuti aturan2 yang ditetapkannya agar Hidupnya terpelihara dan tidak RUSAK, dan MANUAL tsb adalah yang dinamakan AGAMA.
Kalau anda tidak ingin merasa jadi Robot, kalo begitu anda tidak usah mematuhi segala perintah Kedua Orang Tua anda? Bantahlah terus segala apa yang diperintahkan orang tua, karena KEPATUHAN anda terhadap Orang tua anda, berarti anda telah menjadi Robot yang dijalankan oleh Orang Tua anda?
Tapi bukankah anda mengaku orang yang menjadi Anak yang Taat dan Patuh serta mencintai kepada orang tua anda?
Pertanyaan saya untuk anda? Apakah anda sekarang tidak merasa jadi Robot?, Karena dari statement anda seakan2 memiliki KEKUASAAN UNTUK MENENTUKAN SENDIRI dan tidak tergantung pada “pihak lain” dari segala apa yang ada dalam HIDUP anda, bisa jelaskan?
PATUH-nya seorang anak tentu tidak sama dengan kepatuhan sebuah robot.
Robot tidak bisa berpikir sendiri, tapi manusia bisa.
Nah, menurut hemat saya, Mas Asbun telah menjadi ROBOT untuk Muhammad.
Mas tidak bisa lagi menggunakan logika yang Tuhan ciptakan.
Mas tidak bisa lagi menggunakan akal sehat yang Tuhan berikan.
Mas ibarat telah dihipnotis oleh Muhammad.
Beda sekali dengan seorang anak yang patuh pada orang tuanya.
Bila orang tua itu jahat, dan memerintahkan sang anak untuk mencuri, tentu saja anak itu berhak menolaknya, karena anak punya hati nurani dan akal budi, pemberian dari Tuhan. Itulah gunanya OTAK, agar digunakan, bukan cuma untuk pemberat isi kepala saja.
Hati nurani saya mengatakan, bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan OTAK agar manusia mau menggunakan akal dan logikanya agar tidak mudah ditipu oleh orang jahat.
Kalau manusia sudah diberi fasilitas itu namun malah disia-siakan, maka ini salahnya sendiri.
Anda mengatakan bahwa Manusia harus mengunakan Akal dan Nuraninya sebagai Anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada Manusia, kalau memang anda mempunyai Akal dan Nurani, kenapa anda sendiri tidak bisa memberikan penjelasan Tentang Tuhan anda, padahal anda mengaku Kenal dengan Tuhan?
Bukankah Lucu, ketika seseorang mengaku kenal dengan Tuhan tapi dirinya sendiri tidak bisa menjelaskan tentang Tuhannya seperti apa?
Ciri2 Kafir2 FFI yang khas disini adalah mereka selalu menuduh bahwa Allahnya Islam bukan Tuhan, tapi ketika saya bertanya tentang Siapakah dan Bagaimana Ciri2 Tuhan yang sebenarnya?, maka jawabannya selalu sama yaitu “Yang Jelas, Tuhan yang sebenarnya adalah Bukan Tuhan ISLAM “ hahahahahaha. Ini benar2 hal yang sangat mengelikan bagi saya. :lol: :lol:
Saya ibaratkan, ketika seorang anak kecil menyalahkan akan Tokoh Batman yang diidolakan oleh anak lainnya, maka ketika anak kecil yang mengidolakan Batman tsb bertanya terhadap Anak kecil yang “SOK TAHU” tentang Tokoh Batman, tapi ketika ditanya, “Lalu bagaimana ciri2 Batman itu yang sebenarnya?”, maka dengan gagahnya sianak kecil yang SOK TAHU itu menjawab: Yang Jelas Batman itu adalah bukanlah Batmanmu itu! Hahahaha. :lol:
:lol:
Bukankah itu adalah sebuah jawaban yang SUPER DUPER KONYOL?!
Ok kalo gitu, saya bertanya sama anda, apakah Otak dan Nurani anda bisa menjelaskan tentang Tuhan anda? saya benar2 ingin kenal lho.!
Mudah2an Otak anda bukanlah hiasan bagi kepala anda saja. Dan mudah2an jawaban yang diberikan bukan seperti jawaban anak kecil itu.
Maisaroh wrote:asbunawas wrote:
Bukankah apa yang anda sampaikan ini juga adalah Pembelokan Makna Hubungan Horizontal versi anda sendiri :
Hubungan horisontal dalam Islam pada dasarnya adalah ini: PERANG.
Apa yang saya yakini ini bukan pembelokan makna, tapi MAKNA yang sesungguhnya dari kata PERANG menurut Islam.
Coba saja Mas Asbun cari dalam Alquran, apakah ada Muhammad mengatakan bahwa PERANG yang dia maksud adalah PERANG MELAWAN HAWA NAFSU?
Tidak ada, Mas. Yang ada adalah PERANG UNTUK MEMBANTAI ORANG-ORANG YANG TIDAK MAU PERCAYA KEPADA MUHAMMAD.
Contohnya:
Surah Al-Anfal ayat 39
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Surah At-Taubah ayat 12
Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti.
Coba Mas perhatikan ayat 12 dari At-Taubah di atas, masa gara-gara merusak sumpah saja harus diperangi? Di mata nabi Arab, tidak ada jalan lain yang lebih bijaksana selain daripada PERANG. Nabi yang diutus Tuhan seharusnya mengajarkan kedamaian, tapi yang ini malah kebalikannya.

Surah At-Taubah ayat 14
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,

Surah At-Taubah ayat 29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Coba Mas pikir, masa orang yang tidak beriman kepada Allah harus diperangi? Lalu apa gunanya neraka? Bukankah Allah juga sudah menjanjikan neraka untuk orang-orang yang ingkar? Lalu kenapa di dunia mereka diperangi? Apakah Muslim ingin menguasai dunia ini? Apakah bumi ini harus dimiliki oleh Muhammad dan pengikutnya saja? Bila orang-orang yang tidak percaya kepada Allah itu dibunuh, berarti hukuman neraka itu menjadi tidak adil, karena Muhammad sudah menyiksa dan membunuhi mereka di dunia. Muhammad sudah melangkahi hak Allah.
Hehehehe, pan ane udah jelasin masalah Perang ini diobrolan kita sebelumnya,
“Mari Kita perangi Narkoba untuk Menyelamatkan Anak Bangsa”
“Mari kita perangi Kemunafikan dengan Kejujuran”
“Mari kita perangi Kemiskinan”
“Mari kita Perangi Kekafiran dengan menegakan KeTauhidan”
“Mari kita Perangi segala Kemaksiatan dan perbuatan Syetan”

Ente selalu menganggap bahwa pengertian perang itu adalah harus jatuhnya Korban dan terjadinya pertumpahan darah, atau terjadinya Pemboman dari F16 atau dari Pesawat B2 atau jatuhnya Bom Atom, atau Tertancapnya Bambu Runcing di perut atau loncatnya kepala dari leher karena disambar pedang kayak di LOTR, begitu?
Apakah kondisi setiap Jaman harus berkecamuk dalam Perang? Seperti yang saya gambarkan diatas?.
Padahal ane sendiri sebenarnya dengan menulis atas replyan anda ini adalah lagi PERANG dengan Anda, Begitu juga Muslim yang lain yang selalu memberikan penjelasan dan sanggahan2an atas Tuduhan KAFIR disini, mereka sebenarnya sedang PERANG dengan saling memberikan argumen2 dan pendapat2bnya.
Tapi apakah di FFI ini terjadi pertumpahan darah? Atau ada kepala kafir yang melayang gara2 tulisan ane? Hehehe.
Yang namanya PERANG sampai Dunia Kiamat terus terjadi, hanya saja kondisi perang yang terjadinya bisa berbeda.
Di Negara yang damai pun Perang Antar Manusia tetap akan terjadi, hanya saja, kondisi dan tempat pertempurannya pasti berbeda. Bahkan didalam negara Amerika sendiri, sering terjadi PERANG antar Kandidat Calon Presidennya, agar masing2 calon bisa memenangkan “pertempuran” menuju Kursi Kepresidenan. Visi dan Misi antar calon presiden mereka gunakan untuk melakukan Penyerangan atas Misi dan Visi dari Calon Presiden yang lain.
So apakah Perang diantara mereka terjadi Pertumpahan Darah?
Perang antara Kafir dan Islam di Negara yang sedang berkecamuk besar kemungkinan memang bisa terjadi pertumpahan darah karena terjadinya perang fisik dan senjata. Akan tetapi Perang antara Kafir dan Islam di Negara yang DAMAI bisa berkecamuk hanya sebatas perang pikiran, argumentasi dan pendapat.
Saya berani mengajak kepada Muslim disini : MARI KITA PERANGI KAFIR-KAFIR FFI dengan PIKIRAN DAN ILMU YANG SUDAH KITA MILIKI, SESUAI KADAR DAN KEMAMPUAN MASING-MASING.

Ketika saya mengatakan dan mengajak perang ini, apakah saya membawa2 Pedang, Pistol, Golok, atau Granat buatan Kafir..hehehehe?, tidak..saya hanya menyentuhkan jari-jari saya diatas Keypad Laptop saya.
Ok, mari kita lanjutan dan saya akan pakai jawaban anda sendiri untuk menjawab “Ayat Perang” ini kalau anda tidak puas dengan pejelasan saya diatas, dan saya akan coba jelaskan dengan memakai jawaban anda ketika anda menjelaskan atas sikap anda terhadap Pelacur yang saya tanyakan :
Pertanyaan saya kepada anda :
“Apakah yang anda maksud dengan tanpa pandang Bulu? Apakah anda mau menerima seorang Pelacur untuk Melacur di rumah anda?”
Maisaroh wrote:“Saya akan berusaha untuk menyadarkan pelacur itu agar tidak lagi hidup dalam kenistaan. Bila dia tetap saja tidak mau mendengar, malah ingin melacur di rumah saya, saya akan usir dia secara baik-baik”.
Good!, saya hargai atas usaha anda menyadarkan si Pelacur itu, karena menurut Nurani /Keyakinan anda, Perbuatan Pelacur/Melacur adalah BERTENTANGAN DENGAN NURANI ANDA, sehingga andapun punya niat untuk menyadarkan si pelacur tsb dan andapun mengambil sikap dengan melakukan PENGUSIRAN terhadap si pelacur tsb, meskipun dengan embel2 secara baik-baik.
Sikap PENGUSIRAN anda merupakan tindakan TEGAS anda bagi PELACUR tsb karena anda tahu bahwa MELACUR adalah sebuah DOSA/PERBUATAN SALAH, menurut anda.
Akan tetapi kalau saja si PELACUR tsb Bandel, bahkan sampai tidak ingin pergi dari Rumah anda, dan membawa pelacur-pelacur lain untuk melacur juga di Rumah anda, maka sikap anda yang tadinya mengusir pelacur tsb dengan cara baik-baik , maka anda akan menggunakan cara lain, dari sekedar pengusiran secara baik-baik itu, sampai akhirnya kesabaran anda akan habis apabila berbagai cara sudah anda lakukan tapi tidak membuahkan hasil, dan sikap Si Pelacur tsb malah semakin menjadi-jadi.
Mudah2an anda bisa paham dengan memaknai arti kata “Perang” dengan saya pergunakan jawaban anda sendiri.
ISLAM melakukan PERANG terhadap KEKAFIRAN, karena KEKAFIRAN bertentangan dengan KETAUHIDAN ISLAM, sehingga KEKAFIRAN pantas untuk DIPERANGI.
Bukankah sama juga dengan tindakan anda terhadap si Pelacur itu:
ANDA melakukan PENGUSIRAN terhadap PELACUR, karena MELACUR bertentangan dengan NURANI ANDA, sehingga PELACUR pantas untuk di USIR.
Sekarang mari kita lihat atas SIKAP dan Tindakan dari kedua masalah diatas :
ISLAM MEMERANGI dan ANDA MENGUSIR!
Anda menggunakan Kata Mengusir Pelacur tsb dengan embel baik-baik, dan saya yakin Islampun bisa Memerangi dengan cara perang yang baik-baik.
Bukankah saya ini juga sedang melakukan Perang yang baik2 dengan KAFIR2 disini, sehingga tidak ada pertumpahan darah?
Dan bisa saja suatu saat cara pengusiran anda yang baik-baik berubah menjadi lebih tegas lagi, begitupun dengan saya, karena Ketegasan diperlukan, ketika sebuah kondisi yang “meningkat”.
Maisaroh wrote:Hati nurani saya mengatakan, bahwa kelak yang dihukum di neraka adalah Muhammad dan para pengikutnya. Sedangkan orang-orang yang dibunuh oleh Muhammad akan beralih posisi ke surga, karena mereka belum sempat menikmati hidup mereka secara maksimal di bumi. Muhammad telah memperpendek usia mereka. Jadi, Muhammad-lah yang akan menggantikan posisi mereka di neraka.
Hati nurani saya mengatakan, bahwa hukuman neraka adalah hukuman yang telah disediakan Tuhan untuk orang-orang jahat semacam Muhammad dan para pengikutnya.
Apakah benar seorang Pelacur akan menempati Surga daripada orang yang telah mengusir si Pelacur tsb? Sehingga si Pengusir Pelacur harus tinggal di Neraka?
Silahkan tanya Nurani anda.
Maisaroh wrote:Asbunawas wrote:
Darimana anda tahu dan anda punya pandangan bahwa umat Muslim pasti banyak yang ke Neraka daripada yang ke surga. Bisa disampaikan referensinya, atau anda hanya berandai-andai juga?
Hati nurani saya mengatakan demikian.
Hehehe, lucu, di Dunia ini terdapat Ribuan Agama dan Kepercayaan, yang masing2 Pemeluknya memiliki anggapan atas siapa-siapa yang SESAT sehingga akan menjadi penghuni neraka. Kalo saja bahwa anda sendiri hanya satu orang saja yang mengatakan Muslim yang akan menjadi Penghuni Neraka, sementara Orang lain mempercayai Nurani nya juga bahwa kristen yang akan menjadi Penghuni Neraka, sementara Nurani Lain juga menganggap bahwa Orang2 diluar Budha lah yang akan merasakan neraka, dan nurani yang lain juga mengatakan bahwa Sinto lah yang kelak akan menjadi penghuni neraka, lalu NURANI siapa dong yang benar?
Saya yakin Kristen punya referensi yang jelas sehingga mereka bisa menentukan siapa yang sesat, Budha punya referensi yang jelas untuk menentukan siapa yang sesat, begitu juga Hindu, Majusi dll…
Makanya saya selalu mengatakan, Adakah Referensinya atas setiap ASUMSI anda tsb dari pada cuman sekedar HATI NURANI yang mana 1 Miliar Manusiapun bisa memiliki NURANI yang berbeda?
Maisaroh wrote:Asbunawas wrote:
Darimana anda bisa mengkatagorikan cara2 kematian seperti itu? Apakah anda menjadi bagian yang mengatur cara-cara mati bagi manusia?
Hati nurani saya mengatakan itu. Tuhan-lah yang mengatur segala kejadian di muka bumi ini, baik kelahiran maupun kematian. Semua tidak ada yang kebetulan.
Saya setuju dengan anda, bahwa Tuhan-lah yang mengatur segala kejadian di muka bumi ini, baik kelahiran maupun kematian dan semua tidak ada yang kebetulan.
Akan tetapi, apakah benar setiap apa yang dikatakan Hati Nurani anda adalah juga keputusan Tuhan? Sehingga anda memiliki keyakinan bahwa KATEGORY KEMATIAN ala KHAYALAN anda tsb merupakan katagori2 yang jadi keputusan Tuhan juga?,
Bisakah anda menunjukan “SK Tuhan” tentang Katagori2 Kematian Versi Khayalan anda tsb? sehingga saya percaya bahwa Nurani Anda memang sesuai dengan Keputusan yang Tuhan buat.
Maisaroh wrote:Saya akan selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar saya dijauhkan dari cara-cara mati yang menghinakan itu.
Untuk itulah saya perlu juga bermawas diri. Selalu merenungi hari-hari saya di kala malam, dan mohon ampunan kepada Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya yang saya sadari maupun yang tidak. Sebab, ketakutan itu selalu menghantui diri saya, bila suatu ketika saya melenceng jauh dari kehendak Tuhan, saya bisa dihukumnya dengan model kematian yang hina, seperti yang dialami nabi Arab.
KEHENDAK TUHAN? Syukurlah kalo anda masih sadar bahwa Tuhan anda punya kehendak juga dan anda masih merasa Takut dengan Hukuman dari Tuhan. Itu tandaya anda masih ada sikap KEPATUHAN terhadap TUHAN.
Kalau begitu bisakah anda kasih contoh atas kehendak/Keinginan Tuhan anda atas diri anda?. apa saja kehendak Tuhan itu, sehingga anda takut kalao anda sendiri MELENCENG dari KEHENDAK/KEINGINAN TUHAN tsb.
Dan satu lagi, Hukuman2 apa saja yang TUHAN anda akan berikan apabila manusia melenceng jauh dari Kehendak2Nya?
Boleh dong disampaikan contoh dari kehendak2 Tuhan anda tsb, tapi yang benar2 Penjelasan dari TUHAN anda ya?, bukan dari Hasil KHAYALAN ANDA.
Trims.
Maisaroh wrote:Saya tahu, hati nurani saya yang menyatakannya, bahwa mata Yang Maha Kuasa selalu melihat gerak-gerik saya.
Bila suatu ketika sewaktu berjalan kaki saya tersandung, maka saya perlu mawas diri sejenak, mungkinkah Tuhan sedang merencanakan yang buruk buat saya? Mungkinkah barusan, atau kemarin, atau kemarinnya lagi saya pernah berbuat kesalahan kepada sesama sehingga saya hendak dicelakai oleh Yang Maha Kuasa.
Ingat, Mas, segala bentuk kecelakaan adalah merupakan kutukan. Mas tidak perlu malu mengakuinya.
Dan saya melihat, bahwa orang-orang yang baik hatinya, tidak akan pernah ditimpa kecelakaan, karena Yang Maha Kuasa selalu melindunginya.
Apakah berbuat baik kepada sesama merupakan salah satu Kehendak Tuhan anda juga? Sehingga ketika anda berbuat salah kepada Manusia, maka anda akan dicelakakan/dikutuk Tuhan?
Apakah benar Tuhan anda memiliki SIFAT sebagai Tukang Kutuk? Dan apa referensi anda mengatakan demikian?
Mohon penjelasannya.
Maisaroh wrote:Asbunawas wrote:
Dan katika anda mati, apakah anda akan memprotes kepada yang telah mengambil Hidup anda, karena mati anda tidak sesuai dengan yang anda harapkan?
Hidup dan mati saya di tangan Yang Maha Kuasa.
Kini saya hanya terus berjuang untuk selalu mawas diri, agar Tuhan tidak mengutuk dan membenci saya.
Perbuatan2 apa yang membuat Tuhan anda mengutuk dan membenci anda. bisakah anda sampaikan contoh2nya?
Saya akan lebih senang kalau anda juga melampirkan bukti atas SK Keputusan Tuhan tentang Daftar2 Perbuatan yang akan membuat Tuhan Mengutuk dan Membenci anda, agar saya tidak menganggap bahwa Tulisan2an anda ini hanyalah KHAYALAN dan IMAJINASI anda saja.
Maisaroh wrote:Asbunawas wrote:
Dalam pandangan saya, Proses Kematian dengan Cara Mati apapun, maka tidak akan pernah bisa merubah manusia untuk HIDUP kembali, dan Meminta Ulang Proses Kematian yang sesuai dengan yang diharapkannya.
Kematian dengan Cara Apapun, adalah merupakan "JALAN", menuju DUNIA BARU, yang kita sendiri nantinya suka atau tidak suka, menerima atau tidak menerima, maka HARUS TETAP MENJALANINYA. Karena KEMATIAN dengan cara apapun tidak akan bisa mengulang manusia untuk Hidup kembali.
Hati nurani saya mengatakan, cara mati seseorang menunjukkan orang itu terkutuk atau tidak terkutuk.
Mas pasti masih ingat dengan Tsunami di Aceh? Mayoritas penduduk di sana adalah Muslim. Dan Tuhan berkehendak memusnahkan separuh penduduknya, dan kita tidak bisa protes.
Hal yang sama bisa juga terjadi di negara-negara yang non-muslim, dan kita tahu, bahwa cara mati karena bencana alam merupakan cara mati karena kutukan.
Saya hanya bisa memberi saran: Hiduplah yang baik dan bermanfaat untuk sesama, agar Tuhan tidak menganggap kita seperti debu yang tak berguna di matanya.
Bila nyawa kita berharga di mata Tuhan, Tuhan tidak akan pernah mematikan kita dengan cara-cara yang hina.
Kalau saja, orang seperti anda yang sudah berusaha dan berjuang untuk selalu berbuat baik dalam hari-hari yang anda jalani, siang dan malam anda selalu meminta ampunan dan pertolongan dari Yang Maha Kuasa agar anda selalu terhindar dari kutukan2 Tuhan.
Akan tetapi, bagaimana kalo seandainya, pada saat sebuah Bencana sedang terjadi, ternyata anda pada saat itu lagi berada di daerah Bencana tsb, atau ketika anda sedang terlelap tidur tiba2 didaerah anda terhadi GEMPA, sehingga andapun menjadi bagian dari KORBAN yang MUSNAH karena bencana tsb. Bukankah usaha dan perjuangan anda dalam melakukan segala kebaikan menjadi sia-sia, karena andapun tetap menjadi bagian dari MANUSIA yang mati TERKUTUK karena sebuah bencana?.
Kalau keyakinan dan pandangan anda seperti itu, saya kira setiap Manusia yang telah berbuat baikpun bisa mengalami Mati secara TERKUTUK. Maka sia2 lah segala KEBAIKAN yang telah diperbuat manusia selama hidupnya hanya gara-gara MATI tertindih runtuhan tembok karena gempa.
Lag-lagi, Menurut “Keyakinan Nurani” saya, keyakinan anda tsb benar2 KONYOL!., karena andapun bisa juga mati konyol!.
Maisaroh wrote:Asbunawas wrote:
Anda mengatakan tidak jauh dari Tuhan, Kalau begitu, bagaimana cara anda mendekatkan diri terhadap Tuhan?
Apakah anda mempunyai aturan2 khusus/ tersendiri dalam mendekatkan diri terhadap Tuhan?
Saya berdoa dengan cara yang wajar. Saya tidak lagi melakukan ritual-ritual menggelikan seperti yang diajarkan dalam Islam.
Apa yang anda maksud dengan Wajar?, sebab tingkat kewajaran manusia berbeda2, tergantung sudut pandang dan Nuraninya masing2 juga.
Sehingga seorang Gay dan Lesbianpun bisa berdoa agar dia diberikan Jodoh/pasangan yang baik yang sesuai dengan keinginannya, dan menurut dia ritual berdoa seperti itu adalah KEWAJARAN juga bagi, karena dia ingin mendapatkan pasangan sejenis yang sesuai dengan harapan2annya?
Maisaroh wrote:Asbunawas wrote:
Darimana anda tahu bahwa Tuhan anda punya Perasaan dan Hati, dan Tuhan selalu dekat dengan anda melebihi kedekatan dengan urat leher anda sendiri? Bisa dijelaskan?
Dan darimana anda mengetahui Kalau TUHAN anda lebih dekat dari urat leher anda, apakah TUHAN telah berbicara sendiri kepada anda sendiri, bisa dijelaskan?
Mas Asbun, hati nurani saya yang menyatakannya. Dan saya tidak memaksa keyakinan hati nurani saya ini agar dipercayai oleh orang lain.
Terus terang, saya sama sekali tidak menginginkan kalau mengenai masalah KETUHANAN mempercayakan kepada Hati Nurani, meskipun Hati Nurani milik sendiri, karena Hati Nurani bisa membohongi diri sendiri. Kalau saja setiap Pengertian TUHAN dan Definisi TUHAN diciptakan oleh masing2 Hati Nurani manusia, maka bisa terjadi satu manusia masing2 memiliki satu Tuhan, kalau saja di dunia ini ada 5 Milyar manusia, maka harus ada 5 Milyar Tuhan yang harus bisa mengerti atas keinginan HATI NURANI tiap2 manusianya.
Bahkan, SYETAN dan IBLIS pun dalam melakukan segala perbuatannya mengikuti apa KATA HATI/NURANINYA juga, segala perbuatan baik dan benar dia salahkan, Sementara perbuatan yang buruk dan salah, dia benarkan. Itulah isi HATI NURANI nya IBLIS/SYETAN.
Maisaroh wrote:Doa saya selalu dikabulkan, sekalipun saya berdoa pakai bahasa saya sendiri.
Betul sekali setiap manusia yang berdoa, pasti akan ada yang dikabulkan dan ada juga yang tidak, Doa seorang Pelacur yang menginkan agar uang semakin banyak mengalir kepadanya, kadang permintaannya tsb terkabulkan juga, shingga si pelacurpun merasa bahwa perbuatan melacurnya dianggap sebuah kebenaran juga.
Begitu juga, do’a seorang Gay yang menginginkan agar pernikahanya agar direstui gereja, akhirnya pernikahannya tsb mendapatkan berkah dan restu juga, sehingga si gay pun merasa, bahwa perbuatan GAYnya adalah kebenaran juga, karena ada yang merestui dan menyetujui.
So, yang mengabulkan dan merencanakan atas segala keinginan bisa terjadi pada diri siapapun, sehingga bagi saya bukan sebuah keanehan. (Maaf bukan mau OOT, hanya perbandingan saja. Trims)
Maisaroh wrote:Asbunawas wrote:
Pertanyaan saya, kalau anda sendiri, apakah anda percaya akan keberadaan SURGA dan NERAKA nanti?
Hati nurani saya mengatakan, SURGA & NERAKA memang harus ada.
SURGA ada untuk orang-orang yang selama hidupnya di bumi dianiaya oleh orang-orang jahat, seperti ratusan orang-orang Yahudi yang dibunuh oleh Muhammad di Medinah.
Sedangkan NERAKA ada untuk orang-orang jahat seperti Muhammad dan para pengikutnya.
Darimana anda bisa tahu mengenai SURGA dan NERAKA seperti itu?. Apakah itu SURGA dan NERAKA hasil IMAJINASI atau KHAYALAN anda sendiri? Bisa disampaikan referensinya?
Para Kaum HEDONIS BARAT menciptakan Surga-Surga Dunia yang sesuai dengan keinginan hati dan Nuraninya sehingga menurut meraka Surga itu adalah Dentuman Suara Musik yang Hingar Bingar sambil disuguhi Penari Telanjang dan Berbagai jenis Minuman dan Obat2an yang memabukan, dan itulah Surga yang Sesuai dengan HATI NURANI sang Hedonis!. Mereka tidak mempercayai KEHIDUPAN setelah KEMATIAN, sehingga menurut HATI NURANI MEREKA, SURGA itu bisa mereka ciptakan juga di Dunia ini, dengan tanpa menunggu datangnya
KEMATIAN.
SURGA dan NERAKA bisa diciptakan Oleh HATI NURANI dan KEINGINAN MANUSIA sendiri, tanpa melihat mereka ada dipihak golongan Benar atau Salah, karena HATI NURANI bisa menciptakan Khayalan dan Angan2 sesuai dengan yang mereka inginkan, termasuk dengan mendefinikan tentang SURGA sekalipun.
So? Mari kita Lihat SURGA dan NERAKA setelah kita MATI, akan tetapi siap-siaplah dari sekarang untuk menghadapi SURGA dan NERAKA sesuai dengan “Referensi Bocoran” yang sudah kita dapatkan masing2, baik dari KETERANGAN2 dalam AGAMANYA, maupun dari “HATI NURANINYA”.

Selamat Sore.
asbunawas
Posts: 760
Joined: Thu Apr 27, 2006 1:48 pm
Location: underground
Contact:

Post by asbunawas »

Udah mau seminggu nih jawaban dari Maisaroh tidak kunjung tiba.

Untuk moderator,
apabila dalam kurun waktu 3 x 24 jam Maisaroh tidak memberikan jawaban dalam diskusi ini saya hanya menyarankan saja agar topik ini dilock dan disticky saja, sebagaimana forum admin telah memperlakukan terhadap diskusi2 pada topik lainnya. yang selalu dilakukan apabila tidak ada respon balik lagi.


Terima kasih.
User avatar
Maisaroh
Posts: 43
Joined: Sat Jun 02, 2007 1:08 pm

Maaf, saya terlambat menjawab....

Post by Maisaroh »

Yth. Moderator, maaf khan saya terlambat, karena saya sangat sibuk.

---------------------------

Yth. Mas Asbunawas di topik Maisaroh&Asbunawas (PartII): TUJUAN HIDUP & KEMATIAN

Saya tidak perlu membuat definisi tentang sifat-sifat Tuhan, Mas, karena bagi saya Tuhan ya Tuhan. Saya sudah melupakan semua ajaran nabi Arab tentang 99 asma Allah itu. Buat saya pribadi, yang namanya Tuhan, tidak perlu dibuat definisinya, toh Tuhan itu yang menciptakan kita.
Mas Asbun wrote: Kasihan sekali, anda yang katanya diberi Akal dan Nurani ternyata anda tidak sanggup mendefinisikan akan TUHAN anda sendiri? Apakah Tuhan anda tidak memberitahukan dan memperkenalkan Dirinya kepada anda?
Saya juga bertanya kepada Mas, apakah Allahnya orang Arab telah memberitahukan sendiri atau memperkenalkan dirinya kepada Mas sehingga Mas merasa yakin dan tahu sifat-sifat Allahnya orang Arab?

Setiap orang, bahkan yang tidak pernah beragama sekalipun, pasti bisa kalau cuma disuruh merinci kumpulan sifat-sifat Yang Maha Kuasa. Saya menganggap, apa yang diketahui Muhammad bukanlah hal yang luar biasa, karena bukan nabi juga bisa mengarang sifat-sifat Tuhannya.

Mas Asbun wrote: Kalau begitu apa FUNGSI AKAL dan NURANI anda sehingga kemampuan akal dan Nurani anda TIDAK SANGGUP untuk mengetahui akan sifat2 TUHAN dan DEFINISI Tuhan anda sendiri?
Saya sebenarnya malas menjawab ini, karena sama saja saya disuruh mengingat kembali ajaran Islam yang sudah 100% saya tinggalkan.
Karena Mas Asbun terus mendesak, saya akan coba memberitahu Mas sesuai dengan hati nurani saya yang terdalam, kalau sifat Tuhan yang Sejati adalah MAHAKASIH. Tentu sifat Mahakasih ini berbeda dengan maha pengasih dan maha penyayangnya Allah, karena maha pengasih dan maha penyayangnya Allah cuma untuk slogan saja, tetapi tidak ada bukti konkritnya. Mas tidak perlu heran kenapa Allah memiliki sifat yang membual, karena Allah = Muhammad. Pribadi Allah = Pribadi Muhammad. Kalau Muhammad marah, maka marahlah Allah dalam kayalan Muhammad.
Allah tidak ada, Allah adalah tuhan palsu hasil imajinasi Muhammad saja. Allah bukan Tuhan Yang Maha Kuasa, sekalipun dalam imajinasi Mas mengira Allah itu Tuhan, tapi Mas Asbun hanya berangan-angan saja dan nanti di alam baka Mas akan menyesal.
Mas Asbun wrote: Anda mengenal seseorang, maka seharusnya anda mengetahui sifat2 dari orang yang anda kenal tsb, kecuali anda hanya merasa SOK KENAL saja, padahal orang yang anda bilang kenal itu tidak mengenal anda sendiri.
Saya tahu Yang Maha Kuasa kenal diri saya, tapi untuk mengenal Tuhan yang Sejati saya masih perlu banyak belajar. Satu hal yang sudah saya mengerti, bahwa Tuhan yang Sejati tidak memiliki pribadi palsu semacam Allah. Tuhan itu tulus, dan tidak pernah mengharapkan pamrih apapun dari ciptaanNya seperti Allah dalam kayalan Islam.
Mas Asbun wrote: Sebenarnya Tuhan telah menjelaskan sifat2nya kepada Manusia, agar manusia tidak salah dalam berprasangkan terhadap Tuhannya, semua agama mempunyai Definisi dan mengetahui akan Sifat2 Tuhannya, meskipun penganutnya tidak pernah bertemu dengan Tuhannya secara langsung.
Sama seperti Muhammad, juga tidak pernah bertemu Tuhan secara langsung, semuanya hanya bualannya saja. Justru saya sekarang seharusnya bertanya kepada Mas, dari mana Mas tahu kalau Allah itu Tuhan? Itu khan cuma pengakuan orang Arab saja, dan setiap bangsa juga memiliki Tuhan mereka sendiri-sendiri. Saya tidak percaya dengan tuhannya orang Arab, saya tidak percaya dengan tuhannya orang Yahudi, saya tidak percaya dengan tuhannya orang Romawi, saya cuma percaya dengan Tuhan yang tidak membeda-bedakan umatnya berdasarkan agama. Agama itu palsu, bikinan manusia belaka.

Orang Arab silakan saja mengklaim Allah mereka adalah Tuhan Pencipta, tapi tidak usah mengajak-ngajak bangsa lain untuk menyembah tuhan palsu mereka, sebab sudah terbukti Allah adalah SYAITON.
Mas Asbun wrote:
Saya sendiri punya REFERENSI yang bisa saya JADIKAN DASAR untuk menjelaskan Definisi Tuhan saya, terlepas anda pasti akan mengatakannya bahwa itu karangan MUHAMMAD, tapi itulah REFERENSI yang Valid bagi saya akan TUHAN saya sendiri, dan sebagai “bekas Islam” saya kira andapun tahu, Sifat2 Tuhan di Al-Quran, banyak disebutkan.
Sifat-sifat Tuhan seperti yang diajarkan Muhammad adalah sifat-sifat Tuhan hasil definisi manusia belaka, yang setiap orang walau bukan nabi pun juga bisa mengarang sifat-sifat seperti itu.

Coba Mas Asbun pikir, adakah orang yang mengatakan Tuhan itu Mahakecil atau Mahabodoh? Tentu tidak ada, bukan? Nah, kalau manusia mengatakan Tuhan itu Maha besar atau Maha berilmu, itu wajar, sebab manusia memang ingin meninggi-ninggikan Tuhannya. Pengetahuan semacam itu tidak layak dibangga-banggakan apalagi sampai mengklaimnya sebagai wahyu dari ilahi, karena manusia yang paling primitif pun juga bisa membuat definisi Tuhan yang serba agung tanpa ada maksud merendahkannya.
Mas Asbunawas wrote: Darimana anda tahu bahwa Tuhan mempunyai Keinginan agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan.
Bolehkah anda sampaikan Referensi dari yang anda katakan ini, atau anda hanya menduga2 saja.?
Terima kasih untuk referensinya.
Maisaroh wrote: Tidak perlu referensi, Mas.
Mas Asbun wrote: Kalau semua orang berpikiran seperti anda, maka saya yakin semua manusia akan melaksanakan aturan2 dan hukum berdasarkan keinginannya sendiri-sendiri.
Setiap orang lebih baik memiliki aturan dan hukum berdasarkan hati nuraninya sendiri, daripada menjadikan BUKU JAHAT sebagai panduan hidup.

Saya sudah katakan sebelumnya, ada banyak cara untuk merusak hati nurani, dan salah satunya adalah dengan membaca Alquran. Itulah sebabnya kitab tak bernilai itu saya bakar untuk melampiaskan kebencian saya terhadap ajaran-ajaran Syaiton di dalamnya dan sebagai pengesahan bahwa saya sudah 100% lepas dari agama Arab.
Mas Asbun wrote: Contoh sederhana : Seorang lesbian bisa beranggapan, bahwa Lesbian adalah bukan sebuah Penyimpangan, karena dia bisa mengikuti kata hati dan nuraninya bahwa dia meskipun menjadi seorang lesbian tapi masih memiliki RASA CINTA sehingga dengan hanya berdasarkan kepada NURANINya, dia menganggap syah akan dirinya yang lesbian.
Seorang Lesbian yang masih punya hati nurani, tentu tahu kalau dirinya itu ada kelainan. Tidak benar bila ada hati nurani, sekalipun itu milik seorang Lesbian, menganggap perbuatan tak wajar itu sebagai hal yang layak dan normal, kecuali kalau orang itu sudah hilang AKALnya.
Mas Asbun wrote: Begitu juga Seorang Gay bisa beranggapan, bahwa Gay adalah bukan sebuah Penyimpangan, karena dia bisa mengikuti kata hati dan nuraninya bahwa dia meskipun menjadi seorang Gay, dia masih bisa saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan. Sehingga dia berpikir, selama NURANInya tidak Jahat terhadap sesama, maka kehidupan GAY dia jalani terus. Karena Nuraninyalah yang dia pakai untuk menjalani Kehidupannya.
Menurut saya, seorang Gay yang mencintai sesama tanpa peduli ras, golongan atau keyakinan, lebih mulia daripada seorang Muslim.
Orang tersebut sekalipun gay, bencong, homo atau apa saja Mas menyebutnya, dia lebih berhati nurani daripada seorang Muslim tulen yang telah menyerap seluruh ajaran Arab. Seorang gay yang masih punya hati nurani, akan selalu merasa dirinya tidak wajar dan tidak normal, itulah sebabnya golongan itu cenderung memisahkan diri dari masyarakat. Hati nurani diperlukan untuk membedakan mana jalan yang lurus dan mana jalan yang tidak benar. Bila nafsu lebih diutamakan daripada hati nurani, maka sama saja orang itu telah sampai pada derajat Muslim. Bila ada seorang gay masih peduli terhadap sesama tanpa melihat SARA, maka masih besar kemungkinan orang itu disembuhkan. Saya bukannya sok pintar, Mas, tapi sebelum saya menulis ini, saya sudah berkonsultasi kepada seorang teman yang kebetulan dia Dosen Psikologi di sebuah Perguruan Tinggi di kota saya.
Mas Asbun wrote: Itu artinya Referensi tentang KEBENARAN menurut HATI NURANI akan selalu berbeda, tergantung dari manusianya itu sendiri.
Tidak, Mas Asbun keliru. Hati Nurani setiap manusia pada hakikatnya adalah sama, yang membedakan mereka adalah nafsu dan kecerdasan berpikirnya. Jadi, apa yang Mas Asbun sebut sebagai HATI NURANI dalam tulisan Mas di atas, sebenarnya bukan hati nurani, melainkan "sudut pandang manusia". HATI NURANI tidak sama dengan SUDUT PANDANG.
Mas Asbun wrote: Dan begitu juga ketika HATI NURANI disuruh mendefinisikan Tentang Kebenaran dan TUHANnya sendiri, maka akan menjelma Tuhan-Tuhan hasil ciptaan HATI NURANI masing2. Lucu!
Saya ulangi lagi, ya Mas: HATI NURANI setiap manusia pada hakikatnya adalah SAMA. Yang berbeda itu adalah persepsi atau sudut pandang.
Mas Asbun telah membuat kacau arti kata Hati Nurani dengan arti kata Sudut Pandang.
Mas Asbun wrote: Saya setuju dengan usaha anda untuk selalu berbuat kebaikan, lalu bagaimana cara anda berbuat baik terhadap Tuhan mengingat anda juga ternyata masih Percaya sama TUHAN?
Maisaroh wrote:
Hati nurani saya mengatakan, bila saya menyayangi sesama, bahkan yang paling hina sekalipun, misal orang cacat atau pengemis yg menjijikkan, sama artinya saya telah berbuat baik terhadap Tuhan.
Mas Asbun wrote: Betul sekali, pribadi seorang GAY dan LESBIAN pun bisa melakukan hal yang sama seperti anda, yaitu mengikuti HATI NURANINYA UNTUK SELALU BERBUAT KEBAIKAN.
Menurut hati nurani saya, seorang GAY dan LESBIAN akan diterima Tuhan di Surga bila mereka berbuat kebaikan, sementara MUSLIM yang gemar sholat tiap hari akan masuk neraka karena hatinya JAHAT.

Saat ini, menjadi Muslim bukan untuk dibanggakan, tapi justru sebuah simbol yang sangat memalukan.
Maisaroh wrote: Hati nurani saya juga menyatakan setuju dengan situs ini, bahwa Tuhan yang Sejati tidak gila disembah-sembah.
Mas Asbun wrote: Lalu menurut anda, Tuhan yang Sejati itu seperti apa? Bisa anda jelaskan?
Tuhan yang Sejati adalah Tuhan yang Baik, yang selalu membimbing jiwa manusia untuk selalu mengasihi sesamanya, bukannya malah memerintahkan pembunuhan di sana-sini hanya karena mereka menolak utusanNya.
Mas ASbun wrote: Anda selalu menjelaskan sesuatu hal berdasarkan HATI NURANI, tapi saya tidak bisa mendapatkan Gambaran Luas tentang penjabaran dari yang saya pertanyakan. Apakah ini cuman andai andai anda atau bagaimana?, Saya yakin anda pasti punya gambaran tersendiri tentang Alam Akhirat itu berdasarkan hati nurani anda, dan begitu juga hati nurani orang lain, sehingga bisa dipastikan bahwa keyakinan hati nurani 1 Milyar Manusia, maka akan mempunyai 1 Milyar Definisi tentang Alam Akhirat dikarenakan berdasarkan hasil Ciptaan-dan Khayalan dari Hati Nuraninya masing2
Mas Asbun tidak usah berpura-pura ****. Saya yakin, hati nurani Mas pasti setuju dengan saya, karena HATI NURANI setiap manusia pada hakikatnya SATU, yang membedakan manusia adalah PERSEPSI dan SUDUT PANDANG masing-masing. Mas Asbun sangat terpengaruh oleh ajaran Arab, itulah sebabnya Mas Asbun berusaha menutupi kata-kata HATI NURANI Mas yang terdalam.
Mas Asbun wrote:
Seorang Pelacur yang yang berjuang dengan cara melacur untuk kelangsungan hidup anaknya akan membenarkan peran Melacurnya, karena Nuraninya mengatakan bahwa perbuatannya adalah untuk berjuang demi kelangsungan hidup anak-anaknya.
Lagi2, menurut "Hati Nurani" saya ini benar2 Lucu!
Mas ASbun salah, itu bukan hati nurani.
Saya yakin, hati nurani seorang pelacur seperti yang Mas ceritakan di atas pasti mengatakan bahwa perbuatannya adalah keliru, bejat dan tidak bermoral. Tetapi dia menerjang dan menentang hati nuraninya sendiri demi kesenangan syahwat atau karena alasan anak-anaknya.

Mas Asbun sangat rancu dan belum memahami sepenuhnya apa itu HATI NURANI. Apakah Mas Asbun bisa menjelaskan pada saya apa perbedaan kata-kata berikut:
1) HATI NURANI
2) NALURI
3) PENILAIAN
4) SUDUT PANDANG
5) PERSEPSI

Kalau Mas Asbun bingung, Mas boleh bertanya pada teman atau siapa saja yang mengerti tentang hal itu.
Mas Asbun wrote: Kalau begitu bagaimana kehidupan Akhirat menurut anda? dan tolong sampaikan referensi tentang penjelasan akan Kehidupan di Akhirat tsb seperti apa?
Mas Asbun wrote:
Saya belum mati, Mas, bagaimana saya bisa menggambarkan denah situasi di alam baka? Saya yakin, Mas Asbun pun tidak bisa menggambarkannya, kecuali menjiplak dari tulisannya Muhammad.

Mas Asbun wrote: Disinilah Fungsinya IMAN pada diri Manusia.
Rasul Muhammad di IMANI oleh ISLAM adalah sebagai Penyampai atas KABAR/ FIRMAN2 ALLAH SWT yang memberitakan berbagai Kehidupan, termasuk kehidupan Alam Baka dan Akhirat.
Mas, iman kepada Muhammad adalah iman yang keliru, karena Muhammad tidak bisa membuktikan apa-apa kecuali dengan memaksa orang pakai cara kekerasan. Muhammad tidak pernah bisa membuktikannya dengan mujizat, Muhammad cuma bisa berkoar-koar dengan lidahnya tanpa bisa menunjukkan kemahakuasaan Allahnya.

Mas mengatakan, Muhammad memberitakan kehidupan alam baka dan akhirat. Saya rasa, Mas belum mengerti kata-kata Muhammad. Muhammad dalam kitab karangannya pernah mengatakan bahwa dia itu tidak mengerti hal-hal yang ghaib. Tentang ayatnya saya lupa, silakan Mas Asbun cari sendiri.

Satu hal yang harus Mas ingat, Muhammad itu pembual. Dia tidak bisa apa-apa kecuali mengaku-ngaku sendiri dan memaksa orang lain percaya pada omongannya.
Mas Asbun wrote: Semua Agama Mempercayai atas keberadaan Alam Akhirat, Surga dan Neraka bukan dikarenakan manusia pernah SURVEY langsung ke tempat tsb, tapi dikarenakan Memiliki IMAN didalam hatinya atas Keterangan2 yang terdapat didalam Ajaran Agama tsb.
Saya pernah membaca tulisan salah seorang netter di FFI, intinya, iman agama lain bisa dibuktikan dari kesaksian orang-orang pada zamannya yg menyaksikan langsung mujizat sesuai dengan catatan sejarah. Sebaliknya, iman Islam adalah iman yang ****, yang percaya saja dengan membuta tanpa Muhammad bisa membuktikannya lewat mujizat.

Biasanya, untuk menutupi kealpaan mujizat dalam diri Muhammad ini, biasanya kita akan berkata, "Biarpun rasul-rasul zaman dahulu bisa melakukan mujizat, toh orang-orang tetap tidak mau percaya."

Ini keliru, Mas. Kita tidak semestinya melihat dari sisi orang-orang yang tidak mau percaya, tapi lihatlah dari sisi orang-orang yang percaya pada mujizat itu. Buktinya, berkat mujizat nabi Musa, ada umat agama Yahudi. Berkat mujizat nabi Isa, ada umat agama Nasroni. Nah, bagaimana dengan agama Arab? Orang-orang Arab yang masuk Islam pada zaman Muhammad bukan lantaran mereka melihat mujizat, tapi karena Muhammad menafkahi mereka dengan harta, seks dan ancaman.

Coba, Mas Asbun pikir:
Mana yang lebih sesuai dan lebih masuk akal, imannya orang Islam atau imannya umat agama lain?
Umat agama lain beriman, karena junjungan mereka bisa menunjukkan lewat mujizat.
Sementara pengikut agama Arab, mereka beriman bukan karena keajaiban Ilahi yang dibawa oleh sang junjungan, tapi karena harta, seks dan ancaman.

Dari sini saja sudah kelihatan sekali ketidakbenarannya. Islam itu tidak beres. Mana Allah yang digembar-gemborkan oleh Arab sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa? Mana Mas? Allah itu cuma fiksi, makhluk kayalannya Muhammad yang dibesar-besarkan menjadi Tuhan Pencipta, padahal itu semua dusta. Untuk menjadi mahakuasa, Allah Arab butuh Muhammad dan pengikutnya yang turun tangan. Tuhan macam apa itu, Mas?
Mas Asbun wrote:
Mari sekarang kita berandai2 antara Manusia yang tidak memiliki referensi dan yang mempunyai Referensi :
Andai2 ini anggap saja sebagai percakapan Imaginer antara TUHAN dengan Manusia. (Saya) :
Ketika saya mati, saya dihadapkan dengan Pengadilan dari Allah, dan didalam pengadilan tsb, saya ditanya akan siapa yang menjadi Tuhan yang selama saya hidup saya percayai :
Tuhan : "Siapa Tuhan anda, wahai Asbunawas?"
Asbunawas : "Tuhan saya Allah SWT, yang tidak beranak dan tidak diperanakan, yang tidak ada sesuatupun yang setara dengan Tuhanku itu".
Maisaroh: Tuhan saya adalah Engkau, karena Engkau-lah yang telah menciptakan saya dan memelihara saya hingga saya diwafatkan."

Sementara itu, Tuhan akan menjawab Mas Asbun begini: Siapa itu Allah SWT? Di sini tidak ada yang namanya Allah SWT. Allah SWT adalah tuhan palsu kayalannya Muhammad."
Mas Asbun wrote:
Tuhan : "Siapa yang memberitahukan bahwa Tuhan tidak memiliki anak dan bukan anak."
Asbunawas : "Dia adalah Rasul mulia Muhammad SAW, yang dia menyampaikan Keterangan tentang Engkau sendiri didalam Al-Quran".
112.3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 112.4 dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Menurut saya, Tuhan memiliki anak atau tidak memiliki anak adalah bukan urusan kita. Hal itu sepenuhnya adalah urusan Tuhan. Kalau pun Tuhan memiliki anak, kita mau apa? Marah pada Tuhan karena Tuhan punya anak? Atau, kalau Tuhan itu tidak punya anak, kemudian kita mau apa? Kita protes karena Tuhan tidak punya anak? Apa hak kita mengatur Tuhan?

Menurut saya, kepercayaan bangsa Arab dan kepercayaan bangsa Yahudi sama-sama konyol dan semata-mata hendak mengatur Tuhan.

Tapi, masih mending bangsa Yahudi, sekalipun mereka punya kepercayaan tentang Tuhan, mereka tidak pernah memaksakan keyakinan Tuhan mereka kepada orang lain seperti cara-cara yang dipakai oleh Muhammad dan para pengikutnya.
Mas Asbun wrote:
Tuhan : "Kenapa anda percaya dengan apa yang dikatakan oleh Muhammad itu?, darimana dia mendapatkan keterangan bahwa Tuhan itu adalah tidak beranak dan tiada diperanakan?"
Asbunawas: "Ya, saya percaya, karena dia adalah seorang Rasul selaku Utusan Tuhan, yang segala keterangannya dia dapatkan dari Tuhan sendiri yang sampaikan melalui perantaraan malaikan Jibril".
Tuhan menjawab Mas Asbun: "Tidak, Aku tidak pernah mengutus malaikat Jibril kepada orang yang bernama Muhammad. Muhammad telah membohongimu. Aku mengutus nabi pada zaman apapun, selalu Kubekali dengan mujizat sebagai tanda bahwa memang benar Aku telah mengutusnya. Tapi kepada Muhammad, Aku tidak pernah mengutusnya, itulah sebabnya Aku tidak pernah menunjukkan kemahakuasaan-Ku melalui penipu itu. Hanya si penipu itu saja yang mengaku-ngaku sendiri, dan memaksa orang lain percaya kepadanya lewat ancaman."
Mas Asbun wrote:
Tuhan : "Kenapa kamu percaya akan seorang Muhammad, bukankah ada Nabi2 lain yang juga dipercaya sebagian manusia?"
Asbunawas : "Muhammad adalah Nabi terakhir sekaligus sebagai Penutup para Nabi, sehingga walaupaun ada Nabi-Nabi setelah Rasul Muhammad, meskipun dengan atas nama Tuhan dan Kebenaran. Maka aku tidak mempercayainya.".
Tuhan menjawab Mas Asbun: "Hai manusia tak berakal, apa gunanya Aku menaruh OTAK di dalam kepalamu bila tidak kaugunakan? Siapa yang mengatakan Muhammad itu nabi terakhir? Aku tidak pernah mengatakannya, itu kata-kata Muhammad sendiri."
Mas Asbun wrote: Tuhan : "Tidak kah kamu tahu, sebelum Muhammad, bukankah ada para Nabi dan Rasul juga, yang sama-sama membawa Peringatan dan Berita2 dari Tuhan juga?"
Asbunawas : "Betul sekali, hanya saja didalam Firman Tuhan yang saya Imani, bahwa Umat Manusia yang terlahir pada zaman Nabi dan Rasul itu ada, maka wajib mengikuti akan Nabi-nabinya tersebut. Sehingga saya yang terlahir setelah keberadaan Rasul Muhammad, maka saya mempercayai atas segala apa yang dibawa oleh Muhammad."
Tuhan menjawab Mas Asbun: "Firman Tuhan apanya? Itu bukan Firman-Ku, itu kata-kata Muhammad sendiri. Betapa bodohnya dirimu. Apakah kamu pernah melihat atau mendengar dengan mata kepalamu sendiri ketika Aku berfirman kepada orang yang bernama Muhammad itu?"

Mas Asbun menjawab: "Oh Tuhanku, aku tidak pernah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Saya percaya saja berdasarkan apa-apa yang tertulis dalam kitabmu."

Tuhan menjawab: "Apa kau bilang? Alquran bukanlah kitabku. Aku tidak pernah menyuruh Muhammad membuat kitab, semua yang tertulis di dalamnya adalah kata-kata Muhammad sendiri. Hai Asbunawas, kenapa kamu tidak memakai AKAL SEHAT-mu untuk menyelidiki keabsahan klaim-klaim bohong dari Muhammad? Jika kamu tidak pernah melihat dengan mata kepalamu sendiri disebabkan karena kamu hidup 1400 tahun sesudah Muhammad, walau demikian, bukankah kamu masih bisa menelaahnya melalui tulisan sejarah dari orang-orang yang menulis riwayat hidup Muhammad? Apakah ada sejarah yang mencatat keberadaan saksi mata yang melihat sendiri ketika Aku berfirman kepada Muhammad atau mendengar dengan telinga mereka suara malaikat Jibril kepada Muhammad? Wahai Asbunawas, seharusnya dirimu menyadari akan ketololanmu itu, karena Aku memang tidak pernah mewahyukan apapun kepada Muhammad. Muhammad tidak bisa membuktikan apapun, mujizat pun tidak. Wahai Asbunawas, kamu senang menjadi pengikut Muhammad karena ajaran-ajaran jahatnya sesuai dengan seleramu."

Mas Asbun menjawab: "Oh Tuhanku, bila demikian kejadiannya, mengapa Engkau tidak memperingatkan aku akan hal ini?"

Tuhan menjawab: "Aku sudah memberimu OTAK di kepalamu, tapi selama ini kamu tidak pernah menggunakannya?"

Mas Asbun menjawab: "Tidak Tuhanku, karena Muhammad menyuruh kami agar TUNDUK PATUH SEPENUHNYA, dengan menyerahkan diri sepenuhnya, tanpa boleh bertanya ini itu. Otak kami hanya digunakan untuk hal-hal yang menyangkut masalah dunia saja, tapi kalau menyangkut agama Islam, kami dilarang menggunakannya."
Mas Asbun wrote: Tuhan : "Kalau kamu mempercayai dan taat atas apa yang dibawakan oleh Muhammad, silahkan kamu masuk kedalam himpunan Umat Muhammad, sampai pemimpin kalian mempertanggung jawaban atas segala apa yang telah disampaikannya Tentang kebenaran dan Aku (Tuhan)."
Mas Asbun bertanya: "Jadi, saya harus ke neraka?"

Tuhan menjawab: "Benar, dan kini pemimpinmu bernama Muhammad itu sedang mengalami siksaan pedih di dalam neraka sembari menantimu. Muhammad selalu berharap agar para pengikutnya menemani dirinya di dalam neraka, karena Muhammad takut menderita sendirian."
Mas Asbun wrote: Dialog diatas hanyalah Dialog sederhana yang mungkin akan saya jawab seandainya Tuhan mempertanyakan tentang Kebenaran2/Tuhan yang selama hidup saya jalani.
Semoga Mas Asbun masih memiliki akal sehat.
Mas Asbun wrote: Mari kita coba buat Dialog Imajiner tentang Anda (Maisaroh) dan Tuhan :
Tuhan : "Siapa Tuhan anda, wahai Maisaroh?"
Maisaroh : "Tuhan saya, adalah Ya Tuhan!. Tuhan saya ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan."
Tuhan : "Siapa yang memberitahukan bahwa Tuhan ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan."
Maisaroh : Hati Nurani Saya.
Tuhan : "Kenapa anda percaya dengan apa yang dikatakan Hati Nurani kamu?, darimana kamu mendapatkan keterangan bahwa Tuhan itu ingin agar manusia saling mengasihi, tidak peduli berbeda ras, berbeda golongan, atau pun berbeda keyakinan?"
Maisaroh: "Dari Hati Nurani Saya"
Tuhan : "Kenapa kamu percaya akan Hati Nurani anda sendiri, bukankah ada Nabi2 dan Utusan2 yang sudah dipercayai sebagian manusia yang menyampaikan tentang Aku (TUHAN) dan segala Kebenaran?"
Maisaroh : "Karena saya lebih mempercayai Hati Nurani daripada orang2 yang telah mengaku Nabi dan Utusan Tuhan."
Tuhan : Tidak kah kamu tahu, IBLIS dan SYETAN pun mengikuti HATI NURANI-nya untuk menyesatkan Manusia, karena Kebencian dan Rasa Dendamnya terhadap Adam, sehingga anak-anak cucu Adam telah Syetan dan Iblis sesatkan dengan cara-cara dan perbuatan2 yang dikarang2 dan diduga2 oleh HATI NURANI Syetan sendiri, agar manusia berada pada kesesatan?"
Saya menjawab: "Benar Tuhan, tapi HATI NURANI adalah ANUGERAH TERBESAR yang telah Engkau berikan kepada manusia. Manusia yang lebih mengedepankan hati nuraninya, akan mampu terbebas dari bisikan IBLIS."
Mas Asbun wrote: Tuhan : Kalau kamu mempercayai dan taat atas apa yang dikatakan oleh HATI NURANI ANDA sendiri, carilah Pemimpin yang bisa ikut mempertanggung jawaban atas segala kebenaran yang telah anda percayai itu, dan janganlah kamu masuk kedalam himpunan dan golongan atas umat-umat yang telah mempercayai dari para Rasul-Rasul KU.
Saya menjawab: "Terima kasih Tuhan atas anugerah-Mu."

Tuhan: "Berkumpullah bersama sanak saudara dan sanak keluargamu yang telah mendahuluimu ke surga. Selama ini dirimu selalu berdoa kepada-Ku menaruh harap agar kelak dirimu dipersatukan lagi sebagai satu keluarga yang bahagia di surga, dan dirimu selalu dengan tulus berbuat kebaikan dan kasih sayang terhadap sesama tanpa menuntut pahala apapun dari-Ku. Bahkan dirimu pun tidak pernah membangga-banggakan semua kebaikan yang telah engkau berikan kepada sesama. Semuanya kau lakukan tanpa pamrih. Maka, inilah surga-Ku, masuklah ke dalamnya, hiduplah dengan damai sejahtera."
Mas Asbun wrote: Anda sebegitu yakinnya bahwa Muslim disebut sebagai Hamba Muhammad dan Muslim telah dibohongi Muhammad, tidak bolehkah saya memiliki KEYAKINAN bahwa, KEYAKINAN anda tak lebih HANYALAH KHAYALAN DAN DUGAAN2 anda sendiri, karena tidak didukung referensi yang kuat. HATI NURANI saya mengatakan begitu lo neng!
Umat Hindu mendewakan SAPI, saya yakin mereka memiliki alasan kenapa Sapi mereka dijadikan Tuhan. Umat Kristen mereka Anggap Yesus adalah anak Tuhan, karena mereka memiliki referensi yang kuat untuk dijadikan alasan karena keterangan ayat2nya.
Lalu adakah Ayat Quran yang mengatakan : “Aku (Muhammad) memberikan atas segala perintah dan larangan, agar dipatuhi umat manusia, agar umat manusia menjadi hamba KU dan hanya menyembah kepada ku (Muhammad)?.”
Saya tunggu ayatnya dari anda, agar saya bisa “membenarkan” Fitnah anda tsb?
Mas, saya tidak memfitnah. Apa yang saya katakan adalah benar, kalau Muslim adalah hamba Muhammad dan penyembah Muhammad.
Saya akan kasih satu contoh kasus:
Bila suatu ketika, ada orang dari agama lain mengumpat Muhammad di hadapan Mas, apa yang Mas akan lakukan?
Sesuai dengan ajaran yang pernah saya terima dari guru agama saya, bahwa siapapun yang berani menghina nabi haruslah dibunuh!
Jadi, inilah bukti kalau Muhammad itu SANGAT KULTUS di mata Islam. Muhammad adalah Tuan dan Sesembahan Muslim, namun Muslim tidak menyadarinya karena hal itu tidak tersurat, tapi tersirat.
Mas Asbun wrote:
OK, sekarang mari kita berandai-andai lagi,…kita umpamakan saja begini, kalaupun SEANDAINYA saya dibohongi Muhammad (Astagfirullahaladzim),
Mas Asbun tidak usah takut, ngapain Mas pakai bilang "Astaghfirullah..." Mas tidak akan kena kutuk, karena Allah adalah fiksi.
Mas Asbun wrote: sehingga saya terbawa “salah” atas segala apa yang telah saya perbuat di Dunia ini, maka dengan sendirinya saya sudah punya jawaban terhadap Tuhan, bahwa Muhammadlah yang telah mengabarkan dan memberitahukan atas segala berbagai “Kesalahan2” tersebut sehingga saya ikut melakukannya.
Mas menjadikan Muhammad sebagai kambing-hitam, berarti hati Mas sendiri tidaklah terlalu benar. Maaf, Mas, saya telah menilai diri Mas.

Apakah tidak terpikir dalam benak Mas, Tuhan akan bertanya kepada Mas Asbun: "Kenapa kamu percaya saja kepada semua omongan nabi palsu dan penyesat terlaknat itu? Bukankah Aku telah mengaruniakan AKAL di dalam dirimu agar kamu bisa menimbang-nimbang mana yang benar dan mana yang salah? Aku menanamkan HATI NURANI ke setiap insan, tapi setiap insan yang enggan menggunakannya adalah tanggung jawabnya sendiri, dan kamu tidak bisa melemparkan tanggung jawab itu kepada Muhammad, sebab Muhammad sudah kuhukum lebih dahulu. Memang hukuman buat Muhammad lebih besar, sebab dia yang menjadi dalang penyesatan ini, tapi bukan berarti dirimu bebas dari hukuman."
Mas Asbun wrote:
Dan sebaliknya, apabila apa yang telah saya perbuat di Dunia ini, adalah memang Kebenaran yang telah dikabarkan oleh seorang Muhammad kepada saya, maka saya sangat beruntung mengikuti seorang Muhammad, karena dia telah membawa saya kepada kebenaran yang membawa kepada keselamatan dihadapan Tuhan.
Cara beriman yang demikian adalah cara beriman orang yang main untung-untungan, sama seperti para pelaku Jihad yang main untung-untungan dengan membunuh kafir maka dirinya "MUNGKIN" akan masuk surga, dikarenakan hidupnya di dunia sudah STRES BERAT.
Mas Asbun wrote:
Sekarang mari kita kembalikan kepada diri anda, akan andai-andai ini. Anda selalu meyakini akan sebuah KEBENARAN berdasarkan Hati Nurani ANDA SENDIRI, lantas ketika apa yang anda yakini sebagai kebenaran menurut anda tersebut TERNYATA SALAH, maka dengan sendirinya, anda tidak punya "sandaran" untuk dijadikan alasan atas kesalahan anda tsb, karena segala apa yang anda perbuat adalah CIPTAAN ANDA SENDIRI.
Kita harus bisa membedakan mana HATI NURANI dan mana PIKIRAN SETAN/NAFSU.
Orang yang berpikiran sehat, tentu bisa membedakan dengan baik kedua hal itu. Bila ternyata HATI NURANI itu SALAH, maka itu berarti TUHAN-lah yang menjadi biangnya, sebab HATI NURANI asalnya dari Tuhan. Namun saya percaya, Tuhan tidak akan memberi ROH SESAT dalam jiwa manusia, sebab ROH KEBENARAN itulah yang membuat kita hidup dan menjalani kehidupan di dunia yang diciptakanNya. HATI NURANI adalah ROH YANG SEJATI, yang berasal dari TUHAN langsung. Di dalamnya selalu ada benih-benih cinta dan kebaikan. Kadangkala, orang menganggap hati nurani itu sama dengan perasaan baik, respek, kepedulian, atau belas kasih. Tapi sebenarnya, hati nurani lebih dalam dari itu.
Mas Asbun wrote: Dalam andai2, ini bukan berarti kita tidak punya pendirian dalam menentukan sebuah pilihan, akan tetapi pilihan yang kita putuskan harus ada Referensi/Dasar yang jelas sehingga kita mempunyai alasan atas pengambilan Pilihan itu.
Ya, tapi referensi yang Mas pakai itu sesat dan membuat Mas celaka.

Kalau Mas Asbun mau barang sejenak saja menggunakan AKAL yang JERNIH, nanti Mas akan dapat mengetahui bahwa referensi yang Mas sangka kata-kata Tuhan ternyata itu tak lebih dari kata-kata Muhammad belaka. Secara nalar, Mas akan dapat menangkap hal itu, selama Mas mau jujur pada hati nurani sendiri.

Mas Asbun, sudah saatnya timbul pertanyaan dalam pikiran Mas sendiri:
- Masa kata-kata Tuhan seperti ini?
- Kok sepertinya lebih tepat bila ini adalah kata-kata Muhammad, karena isinya lebih mencerminkan emosi Muhammad?
- Firman Tuhan kok begini, inti cerita dan makna dari semua ayat-ayatnya adalah untuk hasrat pribadi Muhammad belaka?
- Kepentingan ego Muhammad sangat nampak sekali dari ayat-ayatnya, ego terbesarnya adalah keinginannya menjadi RASUL dan supaya dirinya itu diakui oleh semua orang.
- Tidak ada ajaran-ajaran baik di dalamnya, isinya cuma membicarakan Yahudi, Nasrani, dan kaum Munafik, hal mana sama sekali tidak mendidik para pembacanya, tapi malah menjerumuskan hati pembaca dalam konflik batin, baik yang berupa perasaan mau menang sendiri maupun kebencian.
- Ayat-ayatnya tidak jauh-jauh dari seputar kata-kata: kafir, beriman, kafir, beriman,dst. yang sama sekali tidak ada ajaran moral di dalamnya. Semua kata itu berkaitan erat dengan EGO Muhammad.
Mas Asbun wrote: Saya yakin kalau anda menjadi Presiden, mungkin yang namanya Lembaga Kehakiman, Kejaksaan, Kepolisian dan Lembaga Pemasyarakatan serta Penjara akan anda Bubarkan…, hahaha, karena menghukum manusia oleh manusia menurut anda adalah bukan Hak Manusia!. Hahahaah benar2 Kelihatan Konyolnya Nurani anda itu.
Semua sudah ada aturannya, kita harus mengikuti aturan itu. Kita tidak bisa berbuat main hakim sendiri, karena secara individu kita memang tidak berhak, sebab diri kita belum tentu lebih suci atau lebih mulia dari orang yang kita hakimi.
Mas Asbun wrote: Cara andapun dengan melakukan PENGUSIRAN adalah bentuk PENGHAKIMAN dari anda terhadap Pelacur itu sendiri, bukankah menurut anda kita tidak berhak menghakimi sesama, karena kita sendiri juga bukanlah orang yang suci. Jadi tidak usah sok-lah.
Anda ternyata termasuk manusia yang SOK SUCI juga ya? Sampai tega2nya mengusir pelacur itu dari rumah anda!.
Saya mengusir secara baik-baik, tidak seperti dalam angan-angan Mas Asbun, seolah saya menyeret atau memperlakukannya dengan aniaya.
Saya mantan Muslim, tapi saya bukan FPI, Mas.
Mas Asbun wrote: Justeru Itulah TANDANYA ISLAM, ISLAM memiliki satu Arah yang sama dalam menunjukan “tanda’ Keislamannya. Dan setiap Agama pasti memiliki ciri/tanda yang bisa mempersatukan keterikatan keagamaannya itu sendiri.
Pernyataan Mas justru membuktikan kalau ISLAM itu IDENTIK dengan ARAB, bangsa yang berambisi menguasai bumi lewat tameng agama.
Siapapun yang masuk Islam, berarti dia telah menyerahkan diri untuk diperbudak oleh bangsa Arab tanpa dia sendiri menyadari statusnya.
Mas Asbun wrote:
Sehingga ketika anda mengakui dan memiliki sebuah agama, maka anda terikat oleh suatu “ciri” yang tak bisa ditawar2 lagi yang harus anda ikuti, sebagai bukti keterlibatan/keterikatan/ketaklukan/kepatuhan anda sebagai bagian/Umat dari AGAMA tsb.
Di dunia ini, cuma Islam saja yang sangat kental CIRI BANGSA ASALNYA.
Bangsa Arab sangat senang karena tuhan mereka diakui oleh bangsa-bangsa lain, dan bukan cuma diakui, mereka pun juga menyembahnya. Hal itu semakin menambah kesombongan atau sikap arogan bangsa Arab terhadap bangsa-bangsa lain.

Hubungan horisontal dalam Islam pada dasarnya adalah ini: PERANG.
Apa yang saya yakini ini bukan pembelokan makna, tapi MAKNA yang sesungguhnya dari kata PERANG menurut Islam.
Coba saja Mas Asbun cari dalam Alquran, apakah ada Muhammad mengatakan bahwa PERANG yang dia maksud adalah PERANG MELAWAN HAWA NAFSU?
Tidak ada, Mas. Yang ada adalah PERANG UNTUK MEMBANTAI ORANG-ORANG YANG TIDAK MAU PERCAYA KEPADA MUHAMMAD.
Contohnya:
Surah Al-Anfal ayat 39
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Surah At-Taubah ayat 12
Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti.
Coba Mas perhatikan ayat 12 dari At-Taubah di atas, masa gara-gara merusak sumpah saja harus diperangi? Di mata nabi Arab, tidak ada jalan lain yang lebih bijaksana selain daripada PERANG. Nabi yang diutus Tuhan seharusnya mengajarkan kedamaian, tapi yang ini malah kebalikannya.

Surah At-Taubah ayat 14
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,
Surah At-Taubah ayat 29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Coba Mas pikir, masa orang yang tidak beriman kepada Allah harus diperangi? Lalu apa gunanya neraka? Bukankah Allah juga sudah menjanjikan neraka untuk orang-orang yang ingkar? Lalu kenapa di dunia mereka diperangi? Apakah Muslim ingin menguasai dunia ini? Apakah bumi ini harus dimiliki oleh Muhammad dan pengikutnya saja? Bila orang-orang yang tidak percaya kepada Allah itu dibunuh, berarti hukuman neraka itu menjadi tidak adil, karena Muhammad sudah menyiksa dan membunuhi mereka di dunia. Muhammad sudah melangkahi hak Allah.
Mas Asbun wrote: Hehehehe, pan ane udah jelasin masalah Perang ini diobrolan kita sebelumnya,
“Mari Kita perangi Narkoba untuk Menyelamatkan Anak Bangsa”
“Mari kita perangi Kemunafikan dengan Kejujuran”
“Mari kita perangi Kemiskinan”
“Mari kita Perangi Kekafiran dengan menegakan KeTauhidan”
“Mari kita Perangi segala Kemaksiatan dan perbuatan Syetan”
Ente selalu menganggap bahwa pengertian perang itu adalah harus jatuhnya Korban dan terjadinya pertumpahan darah, atau terjadinya Pemboman dari F16 atau dari Pesawat B2 atau jatuhnya Bom Atom, atau Tertancapnya Bambu Runcing di perut atau loncatnya kepala dari leher karena disambar pedang kayak di LOTR, begitu?
Apakah kondisi setiap Jaman harus berkecamuk dalam Perang? Seperti yang saya gambarkan diatas?.
Padahal ane sendiri sebenarnya dengan menulis atas replyan anda ini adalah lagi PERANG dengan Anda, Begitu juga Muslim yang lain yang selalu memberikan penjelasan dan sanggahan2an atas Tuduhan KAFIR disini, mereka sebenarnya sedang PERANG dengan saling memberikan argumen2 dan pendapat2bnya.
Tidak, Mas. Muhammad tidak pernah mengajarkan PERANG ROHANI atau PERANG INTELEKTUAL, melainkan PERANG dalam arti yang sesungguhnya, yaitu memancung, menyiksa, mengusir, menganiaya, menjarah, dlsb.

Contoh konkrit sudah dibuktikan oleh Ayatollah Khomeini. Sewaktu Salman Rushdie membuat novel tentang Alquran, Muslim bukannya membuat novel serupa untuk menyanggah atau menjawab, tapi justru mengancam si pembuat novel dengan ancaman PEMBUNUHAN. Inilah model Perang yang diajarkan oleh Muhammad. Islam tidak menghargai intelektual, Islam melarang manusia untuk bersikap kritis atau mengkritiknya, Islam adalah bentuk lain dari komunisme dan nazizme. Islam sebenarnya tidak memiliki Tuhan. Allah SWT hanyalah tuhan fiksi kayalan Muhammad belaka. Semua sepak terjang Islam bukan didasari atas tindakan Tuhan yang nyata, tapi tindakan brutal manusia yang nyata.
Jadi, Islam tidak bertuhankan TUHAN, tapi bertuhankan manusia, atau bertuhankan diri sendiri. Islam mengandalkan otot dan kekuatan manusia, karena Islam sesungguhnya tidak memiliki Tuhan.
Mas Asbun wrote: Saya berani mengajak kepada Muslim disini : MARI KITA PERANGI KAFIR-KAFIR FFI dengan PIKIRAN DAN ILMU YANG SUDAH KITA MILIKI, SESUAI KADAR DAN KEMAMPUAN MASING-MASING.
Itu khan PERANG menurut versi Mas sendiri. Kalau menurut versi Muhammad, PERANG = BUNUH KAFIR.
Mas Asbun wrote: Ketika saya mengatakan dan mengajak perang ini, apakah saya membawa2 Pedang, Pistol, Golok, atau Granat buatan Kafir..hehehehe?, tidak..saya hanya menyentuhkan jari-jari saya diatas Keypad Laptop saya.
Ok, mari kita lanjutan dan saya akan pakai jawaban anda sendiri untuk menjawab “Ayat Perang” ini kalau anda tidak puas dengan pejelasan saya diatas, dan saya akan coba jelaskan dengan memakai jawaban anda ketika anda menjelaskan atas sikap anda terhadap Pelacur yang saya tanyakan :
Pertanyaan saya kepada anda :
“Apakah yang anda maksud dengan tanpa pandang Bulu? Apakah anda mau menerima seorang Pelacur untuk Melacur di rumah anda?”

Maisaroh wrote:
“Saya akan berusaha untuk menyadarkan pelacur itu agar tidak lagi hidup dalam kenistaan. Bila dia tetap saja tidak mau mendengar, malah ingin melacur di rumah saya, saya akan usir dia secara baik-baik”.

Good!, saya hargai atas usaha anda menyadarkan si Pelacur itu, karena menurut Nurani /Keyakinan anda, Perbuatan Pelacur/Melacur adalah BERTENTANGAN DENGAN NURANI ANDA, sehingga andapun punya niat untuk menyadarkan si pelacur tsb dan andapun mengambil sikap dengan melakukan PENGUSIRAN terhadap si pelacur tsb, meskipun dengan embel2 secara baik-baik.
Sikap PENGUSIRAN anda merupakan tindakan TEGAS anda bagi PELACUR tsb karena anda tahu bahwa MELACUR adalah sebuah DOSA/PERBUATAN SALAH, menurut anda.
Akan tetapi kalau saja si PELACUR tsb Bandel, bahkan sampai tidak ingin pergi dari Rumah anda, dan membawa pelacur-pelacur lain untuk melacur juga di Rumah anda, maka sikap anda yang tadinya mengusir pelacur tsb dengan cara baik-baik , maka anda akan menggunakan cara lain, dari sekedar pengusiran secara baik-baik itu, sampai akhirnya kesabaran anda akan habis apabila berbagai cara sudah anda lakukan tapi tidak membuahkan hasil, dan sikap Si Pelacur tsb malah semakin menjadi-jadi.
Mudah2an anda bisa paham dengan memaknai arti kata “Perang” dengan saya pergunakan jawaban anda sendiri.
ISLAM melakukan PERANG terhadap KEKAFIRAN, karena KEKAFIRAN bertentangan dengan KETAUHIDAN ISLAM, sehingga KEKAFIRAN pantas untuk DIPERANGI.
Bukankah sama juga dengan tindakan anda terhadap si Pelacur itu:
ANDA melakukan PENGUSIRAN terhadap PELACUR, karena MELACUR bertentangan dengan NURANI ANDA, sehingga PELACUR pantas untuk di USIR.
Sekarang mari kita lihat atas SIKAP dan Tindakan dari kedua masalah diatas :
ISLAM MEMERANGI dan ANDA MENGUSIR!
Anda menggunakan Kata Mengusir Pelacur tsb dengan embel baik-baik, dan saya yakin Islampun bisa Memerangi dengan cara perang yang baik-baik.
Aduuuuh, Mas, lagi-lagi Mas Asbun bohong pada diri sendiri. Muhammad tidak pernah memerangi orang yang tidak mau beriman kepadanya dengan cara baik-baik, semuanya selalu berakhir dengan mengenaskan.
Maisaroh wrote: Hati nurani saya mengatakan, bahwa kelak yang dihukum di neraka adalah Muhammad dan para pengikutnya. Sedangkan orang-orang yang dibunuh oleh Muhammad akan beralih posisi ke surga, karena mereka belum sempat menikmati hidup mereka secara maksimal di bumi. Muhammad telah memperpendek usia mereka. Jadi, Muhammad-lah yang akan menggantikan posisi mereka di neraka.
Hati nurani saya mengatakan, bahwa hukuman neraka adalah hukuman yang telah disediakan Tuhan untuk orang-orang jahat semacam Muhammad dan para pengikutnya.
Mas Asbun wrote: Apakah benar seorang Pelacur akan menempati Surga daripada orang yang telah mengusir si Pelacur tsb? Sehingga si Pengusir Pelacur harus tinggal di Neraka?
Silahkan tanya Nurani anda.
Masalahnya, bila yang disangka pelacur ternyata bukan pelacur, yang disangka kafir, ternyata bukan kafir. Sebaliknya, si pengusir pelacur itulah orang jahat yang sesungguhnya. Maka tidak menutup kemungkinan, "SI PELACUR" (dalam tanda kutip) akan masuk surga, sementara "SI PENGUSIR" akan dimasukkan ke dalam neraka. Ini cuma kiasan untuk menggambarkan Muhammad.
Mas Asbun wrote: Saya setuju dengan anda, bahwa Tuhan-lah yang mengatur segala kejadian di muka bumi ini, baik kelahiran maupun kematian dan semua tidak ada yang kebetulan.
Akan tetapi, apakah benar setiap apa yang dikatakan Hati Nurani anda adalah juga keputusan Tuhan? Sehingga anda memiliki keyakinan bahwa KATEGORY KEMATIAN ala KHAYALAN anda tsb merupakan katagori2 yang jadi keputusan Tuhan juga?,
Bisakah anda menunjukan “SK Tuhan” tentang Katagori2 Kematian Versi Khayalan anda tsb? sehingga saya percaya bahwa Nurani Anda memang sesuai dengan Keputusan yang Tuhan buat.
Mas, saya tidak perlu membuat atau mengarang-ngarang SK, sebab saya tidak berambisi jadi nabi seperti Muhammad. Apa yang saya ketahui, cukuplah untuk bahan perenungan diri saya sendiri, atau untuk bahan pengetahuan orang lain yang setuju dengan saya. Kalau tidak setuju, ya tidak apa-apa, karena saya tidak memaksa orang lain untuk percaya pada saya.
Maisaroh wrote: Saya akan selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar saya dijauhkan dari cara-cara mati yang menghinakan itu.
Untuk itulah saya perlu juga bermawas diri. Selalu merenungi hari-hari saya di kala malam, dan mohon ampunan kepada Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya yang saya sadari maupun yang tidak. Sebab, ketakutan itu selalu menghantui diri saya, bila suatu ketika saya melenceng jauh dari kehendak Tuhan, saya bisa dihukumnya dengan model kematian yang hina, seperti yang dialami nabi Arab.
Mas Asbun wrote: KEHENDAK TUHAN? Syukurlah kalo anda masih sadar bahwa Tuhan anda punya kehendak juga dan anda masih merasa Takut dengan Hukuman dari Tuhan. Itu tandaya anda masih ada sikap KEPATUHAN terhadap TUHAN.
Saya patuh pada Tuhan yang benar, dan tidak lagi pada tuhan palsu yang tidak mahakuasa, yang kerjanya cuma minta disembah-sembah dan memaksa orang untuk beriman pada utusan palsunya.
Maisaroh wrote: Saya tahu, hati nurani saya yang menyatakannya, bahwa mata Yang Maha Kuasa selalu melihat gerak-gerik saya.
Bila suatu ketika sewaktu berjalan kaki saya tersandung, maka saya perlu mawas diri sejenak, mungkinkah Tuhan sedang merencanakan yang buruk buat saya? Mungkinkah barusan, atau kemarin, atau kemarinnya lagi saya pernah berbuat kesalahan kepada sesama sehingga saya hendak dicelakai oleh Yang Maha Kuasa.
Ingat, Mas, segala bentuk kecelakaan adalah merupakan kutukan. Mas tidak perlu malu mengakuinya.
Dan saya melihat, bahwa orang-orang yang baik hatinya, tidak akan pernah ditimpa kecelakaan, karena Yang Maha Kuasa selalu melindunginya.
Mas Asbun wrote: Apakah berbuat baik kepada sesama merupakan salah satu Kehendak Tuhan anda juga? Sehingga ketika anda berbuat salah kepada Manusia, maka anda akan dicelakakan/dikutuk Tuhan?
Apakah benar Tuhan anda memiliki SIFAT sebagai Tukang Kutuk?
Tuhan yang Sejati kalau mengutuk maka kutukannya adalah kutukan yang alami, tidak perlu Tuhan minta pertolongan manusia-manusia jahat untuk merealisasikan kutukannya itu.
Mas Asbun wrote: Kalau saja, orang seperti anda yang sudah berusaha dan berjuang untuk selalu berbuat baik dalam hari-hari yang anda jalani, siang dan malam anda selalu meminta ampunan dan pertolongan dari Yang Maha Kuasa agar anda selalu terhindar dari kutukan2 Tuhan.
Akan tetapi, bagaimana kalo seandainya, pada saat sebuah Bencana sedang terjadi, ternyata anda pada saat itu lagi berada di daerah Bencana tsb, atau ketika anda sedang terlelap tidur tiba2 didaerah anda terhadi GEMPA, sehingga andapun menjadi bagian dari KORBAN yang MUSNAH karena bencana tsb. Bukankah usaha dan perjuangan anda dalam melakukan segala kebaikan menjadi sia-sia, karena andapun tetap menjadi bagian dari MANUSIA yang mati TERKUTUK karena sebuah bencana?
Benar, itu tandanya saya telah gagal berbuat baik. Itu tandanya, saya telah gagal mengambil hati Tuhan.
Mas Asbun wrote:
Kalau keyakinan dan pandangan anda seperti itu, saya kira setiap Manusia yang telah berbuat baikpun bisa mengalami Mati secara TERKUTUK. Maka sia2 lah segala KEBAIKAN yang telah diperbuat manusia selama hidupnya hanya gara-gara MATI tertindih runtuhan tembok karena gempa.
Lagi-lagi, Menurut “Keyakinan Nurani” saya, keyakinan anda tsb benar2 KONYOL!., karena andapun bisa juga mati konyol!
Yang menentukan "baik" atau "tidaknya" seseorang bukan kita, tapi Tuhan. Bisa saja kita mengira orang itu baik, tapi Tuhan melihatnya berbeda.
Tuhan itu selalu melihat gerak-gerik kita, dan bila Tuhan sayang pada kita, Tuhan akan menghindarkan kita dari cara-cara kematian yang menghinakan. Mas, di dunia ini, tidak ada yang kebetulan. Semua kejadian adalah Tuhan yang menghendakinya.
Mas Asbun wrote: Anda mengatakan tidak jauh dari Tuhan, Kalau begitu, bagaimana cara anda mendekatkan diri terhadap Tuhan?
Apakah anda mempunyai aturan2 khusus/ tersendiri dalam mendekatkan diri terhadap Tuhan?
Saya berdoa dengan cara yang wajar. Saya tidak lagi melakukan ritual-ritual menggelikan seperti yang diajarkan dalam Islam.
Mas Asbun wrote: Apa yang anda maksud dengan Wajar?, sebab tingkat kewajaran manusia berbeda2, tergantung sudut pandang dan Nuraninya masing2 juga.
Sehingga seorang Gay dan Lesbianpun bisa berdoa agar dia diberikan Jodoh/pasangan yang baik yang sesuai dengan keinginannya, dan menurut dia ritual berdoa seperti itu adalah KEWAJARAN juga bagi, karena dia ingin mendapatkan pasangan sejenis yang sesuai dengan harapan2annya?
Kenapa dari tadi Mas sangat tertarik membahas GAY dan LESBIAN? Kenapa Mas tidak membahas tentang orang yang mengaku-ngaku nabi tapi punya kelainan seksual, suatu misal PEDOFIL?

Selamat Pagi.
User avatar
somad
Posts: 955
Joined: Tue Sep 20, 2005 11:25 pm
Location: Indo
Contact:

Post by somad »

Mohon maaf kepada moderator serta kepada Misaroh dan Asbun karena, saya post disini, bukan dengan maksud ikut berdiskusi.
Tetapi tidak sabar menanti kelanjutan diskusi, jika nak Maisaroh dulu lama menjawab saya maklum karena ia sibuk mengurus
pindah rumah, bayangkan betapa repotnya kalau kita pindah rumah.
Tetapi setelah Nak Maisaroh menjawab dan sudah 10 hari belum juga Sdr Asbun menjawab!
Bagaimana ini sdr Asbun apakah anda masih berniat melanjutkan diskusi atau sudah kewalahan.!

Maafkan saya,

Wassalam
Asbunawas-2
Posts: 74
Joined: Thu Aug 23, 2007 8:51 am

Post by Asbunawas-2 »

Ya elah bang somad, maen nyelonong aje nih hehehehe

bukannye ape-ape, ane kesusahan masuk ini Topik ampir 9 Harian lebih, sampai ane harus ganti Nick segala, tapi tetep juga engga bisa, baca2 disini dah : http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... hp?t=16806,

Dan hari ini sepertinya baru dibukain sama admin, jadi sabar yee...., dalam beberapa hari ini pasti bakalan ada replynya.


Dan tolong, bagi para Penonton untuk tetap menahan diri untuk tidak masuk ini Topik, demi terlaksananya obrolan ini sehingga tetap aman damai dan tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya tawuran antar supporter...hehehehe.

Oya, thanks buat admin yang udah bukain ane jalan lagi.
Asbunawas-2
Posts: 74
Joined: Thu Aug 23, 2007 8:51 am

Post by Asbunawas-2 »

Met sore Maisaroh,
Gimana sehat?..Udah makan belum? Hehehe.
Sorry nih telat balasnya, maklum ane ada masalah dengan Login, sampai ane engga bisa reply postingan ini secepatnya.
Thanks to Modi yang udah bantu bukain lagi access ane ke RBI, and I love you too… hehehe
Baik kita mulai lagi …
Maisaroh wrote:Saya juga bertanya kepada Mas, apakah Allahnya orang Arab telah memberitahukan sendiri atau memperkenalkan dirinya kepada Mas sehingga Mas merasa yakin dan tahu sifat-sifat Allahnya orang Arab?

Setiap orang, bahkan yang tidak pernah beragama sekalipun, pasti bisa kalau cuma disuruh merinci kumpulan sifat-sifat Yang Maha Kuasa. Saya menganggap, apa yang diketahui Muhammad bukanlah hal yang luar biasa, karena bukan nabi juga bisa mengarang sifat-sifat Tuhannya.
Saya mengetahui akan Sifat2 Allah berdasarkan Sumber yang saya IMANI. Saya menjadi tahu karena ada sumber yang bisa membuat saya banyak tahu tentang ISLAM. Dan begitu juga tentang Sifat2 Allah, sumber itulah yang membuat saya tahu akan sifat2 Allah sendiri, yaitu AL-QURAN.

BTW, saya sama tidak melihat kemampuan anda untuk merinci sifat2 Tuhan anda? meskipun anda mengatakan meskipun orang2 yang tidak beragama sekalipun. dan anda malah berputar2 dengan menyinggung2 tentang Muhammad.
Kalau saya ditanya akan kemampuan diri saya, maka saya akan jawab sesuai dengan apa yang saya bisa (kalau saya memang memiliki kemampuan) dan bukan saya malah menceritakan tentang hal yang tidak ada hubungan sama sekali dari jawaban yang seharusnya saya berikan.

Saya lihat anda selalu menutupi2 kekurangan dan ketidakmampuan anda untuk selalu lari ke masalah Islam dan Muhammad.
Itu sama saja, ketika saya bertanya, apakah anda mampu untuk membuat Kue Brownis?, Tapi jawaban anda. Anda malah bercerita tentang kue Brownis yang dibuat oleh orang lain dan bukanlah anda bercerita tentang brownis yang telah anda buat. Lalu Brownis buatan anda sendiri bagaimana? tapi saya maklum Standar KAFIR FFI kalau dibuat pertanyaan selalu memberikan jawaban seperti ini, untuk menutupi ketidak ada jawaban/ Solusi dari sebuah pertanyaan.
Oya, anda menjadi banyak tahu hal tentang ISLAM, karena anda pun “mempercayai” Sumber2 itu, dari proses hasil “membaca”, akan tetapi bedanya, anda menjadikan Sumber itu bertolak belakang dengan “IMAN” anda.
Maisaroh wrote:Saya sebenarnya malas menjawab ini, karena sama saja saya disuruh mengingat kembali ajaran Islam yang sudah 100% saya tinggalkan.
Karena Mas Asbun terus mendesak, saya akan coba memberitahu Mas sesuai dengan hati nurani saya yang terdalam, kalau sifat Tuhan yang Sejati adalah MAHAKASIH. Tentu sifat Mahakasih ini berbeda dengan maha pengasih dan maha penyayangnya Allah, karena maha pengasih dan maha penyayangnya Allah cuma untuk slogan saja, tetapi tidak ada bukti konkritnya.
Mas tidak perlu heran kenapa Allah memiliki sifat yang membual, karena Allah = Muhammad. Pribadi Allah = Pribadi Muhammad. Kalau Muhammad marah, maka marahlah Allah dalam kayalan Muhammad.
Allah tidak ada, Allah adalah tuhan palsu hasil imajinasi Muhammad saja. Allah bukan Tuhan Yang Maha Kuasa, sekalipun dalam imajinasi Mas mengira Allah itu Tuhan, tapi Mas Asbun hanya berangan-angan saja dan nanti di alam baka Mas akan menyesal.
Hahahahaha, lagi-lagi.. anda malah bercerita tentang Muhammad, tapi inti jawaban yang saya dapatkan dari anda, bahwa anda hanya mampu memberikan jawaban bahwa Tuhan anda adalah “HANYA” memiliki satu sifat yaitu MAHAKASIH. Pertanyaan saya, darimana anda tahu bahwa TUHAN memiliki sifat MAHAKASIH?.., apakah hasil khayalan anda atau Tuhan membisikannya kepada anda?.., bisa jelaskan..
Maaf, setiap komentar anda yang selalu lari kemasalah Islam dan Muhammad tidak akan saya gubris, karena jawaban itu tidak menyangkut akan DIRI ANDA SENDIRI secara langsung.
Normalkah menurut anda, ketika ada orang bertanya tentang diri kita sendiri, akan tetapi anda malah menjawab panjang lebar tentang tetangga anda?.
Maisaroh wrote:Saya tahu Yang Maha Kuasa kenal diri saya, tapi untuk mengenal Tuhan yang Sejati saya masih perlu banyak belajar. Satu hal yang sudah saya mengerti, bahwa Tuhan yang Sejati tidak memiliki pribadi palsu semacam Allah. Tuhan itu tulus, dan tidak pernah mengharapkan pamrih apapun dari ciptaanNya seperti Allah dalam kayalan Islam.
Saya baru dapat point2 dari jawaban anda, Tuhan anda tersebut ternyata memiliki Sifat MahaKasih, Maha Kuasa, Maha Tulus, dan Maha Tidak Pamrih?
Saya tertarik untuk mendapatkan penjelasan Anda tentang sifat Tuhan anda yang Tanpa Pamrih, bisa anda jelaskan, dalam hal apa Tuhan anda tidak mengharapkan pamrih?
Maisaroh wrote:Sama seperti Muhammad, juga tidak pernah bertemu Tuhan secara langsung, semuanya hanya bualannya saja. Justru saya sekarang seharusnya bertanya kepada Mas, dari mana Mas tahu kalau Allah itu Tuhan?
Itulah yang dinamakan dengan IMAN, saya merasa beruntung menjadi manusia yang diciptakan Tuhan dengan Memiliki IMAN. Keimanan saya “terangkum”dalam 5 Pilar Keislaman yang disebut RUKUN IMAN. Sehingga ketika orang lain mempertanyakan tentang Ketuhanan Saya, maka itulah HARGA MATI Keimanan saya, termasuk tentang Allah SWT.
Maisaroh wrote:Itu khan cuma pengakuan orang Arab saja, dan setiap bangsa juga memiliki Tuhan mereka sendiri-sendiri. Saya tidak percaya dengan tuhannya orang Arab, saya tidak percaya dengan tuhannya orang Yahudi, saya tidak percaya dengan tuhannya orang Romawi, saya cuma percaya dengan Tuhan yang tidak membeda-bedakan umatnya berdasarkan agama. Agama itu palsu, bikinan manusia belaka.
Betul sekali, “Tuhan” ternyata bisa diciptakan manusia sesuai dengan keinginannya sendiri2, sehingga munculah Tuhan2 bagi kaum / golongan dan dirinya sendiri. Dan Setiap hati Nuranipun menciptakan Tuhan2 Baru yang sesuai keinginannya, termasuk dengan menciptakan Tuhan yang menurutnya tidak membeda-bedakan umatnya berdasarkan agama . Tapi dalam ISLAM, Tuhan telah memberitahukan atas Jatidiri yang sebenarnya, dan Alhamdullilah saya mengimani atas Tuhan dengan sebutan sebagai Allah SWT dengan segala konsekwensinya.
Maisaroh wrote:Orang Arab silakan saja mengklaim Allah mereka adalah Tuhan Pencipta, tapi tidak usah mengajak-ngajak bangsa lain untuk menyembah tuhan palsu mereka, sebab sudah terbukti Allah adalah SYAITON.
Apakah mungkin kalau Allah adalah Syaiton selalu mengatakan dirinya sebagai Syaitan yang terkutuk?.
Alhamdulillah bagi kami sebagai orang ISLAM selalu memohon perlindungan dan pertolongan dari segala godaan dan perbuatan Syaitan yang terkutuk!. Allah kami menmberitahukan Bahwa Syetan merupakan Musuh yang Nyata bagi Manusia. Sehingga saya harus waspada atas segala Tipu daya Syetan.

Setau saya Syetan tidak memiliki Agama, tapi Syetan juga percaya terhadap Tuhan, dia percaya juga atas Kemaha Besaran Tuhan dan segala sifat2 yang disandang Tuhan. Dan saya juga jadi teringat, dengan ucapan anda, bahwa setiap orang bahkan yang tidak beragama sekalipun, pasti bisa kalau cuma disuruh merinci kumpulan sifat-sifat Yang Maha Kuasa, dan ternyata Sifat manusia tsb ada kesamaannya dengan Syetan juga.

Manusia yang tidak memiliki Agama, sama juga dengan Syetan. Karena Setan merupakan Mahluk yang tidak memiliki keterikatan dengan apapun, maka dia hanya mengikuti alur pikirannya sendiri untuk meninterpretasikan tentang segala kebenaran dan keburukan. Dan manusia yang tidak memiliki agamapun sama, tujuannya adalah, agar dia tidak memiliki keterikatan dengan berbagai jenis aturan, melainkan hanya mengikuti Nurani dan akalnya saja, dan begitu juga dengan SYETAN.

Anda selalu mengatakan Bahwa ALAH adalah Syaitan, seandainya anda sendiri dianggap sebagai ‘Tuhan’ oleh orang lain dan orang lain tsb berdoa kepada anda”.
“Aku berlindung kepada Maisaroh dari Godaan Maisaroh yang terkutuk”.
Ketika anda mengatakan, saya adalah adalah Tuhan, tapi ternyata diri anda sendiri ternyata selalu disebut2 sebagai sesuatu yang harus dijauhi karena segala perbuatan dan godaan2 anda sendiri yang terkutuk.
Pantaskah sesuatu yang disebut Tuhan, sementara dirinya sendiri mengaku2 sebagai sesuatu yang harus dihindari karena keterkutukannya?
Islam telah dituduh oleh Kafir bahwa Allah Islam dikatakan sebagai Syaitan, tapi bagi orang ISLAM sediri, dengan Do’a Taawudz yang selalu dibacakan, maka dengan sendirinya Tuduhan tsb tak lebih daripada Tuduhan yang tak mendasar dari para kaum yang ingin agar Syetan disebut sebagai Tuhan.
Maisaroh wrote:Sifat-sifat Tuhan seperti yang diajarkan Muhammad adalah sifat-sifat Tuhan hasil definisi manusia belaka, yang setiap orang walau bukan nabi pun juga bisa mengarang sifat-sifat seperti itu.
Coba Mas Asbun pikir, adakah orang yang mengatakan Tuhan itu Mahakecil atau Mahabodoh? Tentu tidak ada, bukan? Nah, kalau manusia mengatakan Tuhan itu Maha besar atau Maha berilmu, itu wajar, sebab manusia memang ingin meninggi-ninggikan Tuhannya. Pengetahuan semacam itu tidak layak dibangga-banggakan apalagi sampai mengklaimnya sebagai wahyu dari ilahi, karena manusia yang paling primitif pun juga bisa membuat definisi Tuhan yang serba agung tanpa ada maksud merendahkannya.
Anda bisa saja berkata seperti itu disaat segala informasi bisa anda dapatkan dengan mudah, termasuk dengan segala informasi tentang Tuhan yang sudah didefinisikan oleh setiap agama dan kepercayaan. Saya yakin Sifat2 Tuhan yang anda dapatkan pun sebagian dikarenakan anda mengetahuinya dari Kitab2 yang telah anda baca2 sebelumnya, dan dengan tanpa anda sadari, andapun tahu akan segala sifat2 Tuhan berdasarkan dari Sumber2 tsb.
Maisaroh wrote:Setiap orang lebih baik memiliki aturan dan hukum berdasarkan hati nuraninya sendiri, daripada menjadikan BUKU JAHAT sebagai panduan hidup.
Betul sekali, sebuah Agama bisa membuat manusia merasa dibatasi dalam keterikatan atas aturan2an yang ada didalamnya. Sehingga banyak manusia hidup dengan lepas dari aturan2 yang ada dalam Agama, agar manusia tsb bisa lebih bebas dalam membuat keputusan dengan dalih Hati Nurani. Dan saya juga faham, kenapa Syetan begitu bebas dalam melaksanakan aksi2nya, karena Syetanpun memang tidak dibatasi oleh aturan2 itu sendiri.
Maisaroh wrote:Seorang Lesbian yang masih punya hati nurani, tentu tahu kalau dirinya itu ada kelainan. Tidak benar bila ada hati nurani, sekalipun itu milik seorang Lesbian, menganggap perbuatan tak wajar itu sebagai hal yang layak dan normal, kecuali kalau orang itu sudah hilang AKALnya.
Anda sudah bisa memvonis orang lain Kehilangan Akal ketika orang lain menjalani Hidup Sebagai lesbian.Tapi anda sendiri harus membuka mata anda sendiri, kehidupan Kaum Lesbian kini tidak dianggap sebagai sebuah penyimpangan di Dunia Sekuler, karena dianggap sebagai Hak Azasi Manusia, Manusia berhak Memiliki dan Menentukan Pasangan sesuai dengan Hasrat dan Keinginanya sendiri2. Artinya apa? Hati Nurani Merekalah yang telah menggiring mereka, bahwa Lesbian bukanlah penyimpangan, melainkan Hak Azasi manusia.
Maisaroh wrote:Menurut saya, seorang Gay yang mencintai sesama tanpa peduli ras, golongan atau keyakinan, lebih mulia daripada seorang Muslim. Orang tersebut sekalipun gay, bencong, homo atau apa saja Mas menyebutnya, dia lebih berhati nurani daripada seorang Muslim tulen yang telah menyerap seluruh ajaran Arab.
Anda sepertinya mulai pro-sama Gay juga nih..hehehehehe
Maisaroh wrote:Seorang gay yang masih punya hati nurani, akan selalu merasa dirinya tidak wajar dan tidak normal, itulah sebabnya golongan itu cenderung memisahkan diri dari masyarakat. Hati nurani diperlukan untuk membedakan mana jalan yang lurus dan mana jalan yang tidak benar. Bila nafsu lebih diutamakan daripada hati nurani, maka sama saja orang itu telah sampai pada derajat Muslim. Bila ada seorang gay masih peduli terhadap sesama tanpa melihat SARA, maka masih besar kemungkinan orang itu disembuhkan. Saya bukannya sok pintar, Mas, tapi sebelum saya menulis ini, saya sudah berkonsultasi kepada seorang teman yang kebetulan dia Dosen Psikologi di sebuah Perguruan Tinggi di kota saya.
Komentar saya masih sama, Anda sendiri harus membuka mata anda sendiri, kehidupan Kaum Gay kini tidak dianggap sebagai sebuah penyimpangan di Dunia Sekuler, karena dianggap sebagai Hak Azasi Manusia, Manusia berhak Memiliki dan Menentukan Pasangan sesuai dengan Hasrat dan Keinginanya sendiri2. Artinya apa? Hati Nurani merekalah yang telah menggiring mereka, bahwa GAY bukanlah penyimpangan, melainkan Hak Azasi Manusia.
Maisaroh wrote:Tidak, Mas Asbun keliru. Hati Nurani setiap manusia pada hakikatnya adalah sama, yang membedakan mereka adalah nafsu dan kecerdasan berpikirnya. Jadi, apa yang Mas Asbun sebut sebagai HATI NURANI dalam tulisan Mas di atas, sebenarnya bukan hati nurani, melainkan "sudut pandang manusia". HATI NURANI tidak sama dengan SUDUT PANDANG.
Bukankah Hati Nurani itu adalah Panglima dari Sudut Pandang Manusia itu sendiri, Hati Nurani yang Baik dan Bersih, maka Sudut Pandang dari Manusia itu pun akan tertuju pada hal2 yang baik dan benar.
Akan tetapi sebaliknya Hati Nurani Yang Kotor, maka Sudut Pandang dari Manusia itu pun akan tertuju pada hal2 yang buruk dan dengan tanpa sadar dia pun akan menganggap bahwa Sudut Pandangnya adalah Kebaikan.
Jadi, Hati Nurani itu bisa berbeda, tergantung dari apa dan siapa yang mengisi akan Nurani tsb, makanya saya katakan, Syetan pun Memiliki Hati Nurani, akhirnya dia berimprovisasi untuk menjungkir balikan kebenaran dan keburukan sesuai dengan keinginnya dan nuraninya sendiri.
Maisaroh wrote:Saya ulangi lagi, ya Mas: HATI NURANI setiap manusia pada hakikatnya adalah SAMA. Yang berbeda itu adalah persepsi atau sudut pandang.
Mas Asbun telah membuat kacau arti kata Hati Nurani dengan arti kata Sudut Pandang.
Anda boleh mempunyai sudut pandang seperti itu, tapi bagi saya Hati Nurani adalah Panglima dari Sudut Pandang itu sendiri. Dan anda tahu, setiap Panglimaharus selalu percaya atas sikap yang akan diambilnya sendiri untuk menentukan sebuah keputusan. Akan tetapi apabila Panglima dalam melakukan keputusannya tidak berpatokan pada ‘Aturan/UNDANG2‘, maka akan kacau segala tindakan2 yang diambilnya.

Hanya Aturan/Hukum lah yang bisa membatasi sebuah Kekuasaan, termasuk dalam membatasi setiap keputusan Hati Nurani sekalipun, yaitu dengan AGAMA.
Maisaroh wrote:Menurut hati nurani saya, seorang GAY dan LESBIAN akan diterima Tuhan di Surga bila mereka berbuat kebaikan, sementara MUSLIM yang gemar sholat tiap hari akan masuk neraka karena hatinya JAHAT.
Betul, Sholat yang dilakukan MUSLIM tidak menjamin dan menentukan MUSLIM masuk SURGA, sebab ketika MUSLIM Sholat, yang namanya SYETAN yang TAK BERAGAMA selalu menghalang2i MUSLIM ketika dalam melaksanakan Sholat sekalipun. Tak jarang Muslim ketika Sholat pun segala konsentrasinya dibuat buyar, sehingga berpikirnya masih secara Duniawi. Padahal ketika SHOLAT, segenap jiwa dan raga adalah sepenuhnya sedang diserahkan dan dihadapkan kepada Sang Pencipta. Tapi yang namanya SYETAN tetap saja SYETAN, diapun menggoda manusia sampai memasuki pembuluh nadinya, agar manusia lalai ketika melaksanakan SHOLAT.

Jadi kesimpulannya Banyak orang ISLAM juga yang masih SHOLAT tapi masih berprilaku jahat, karena apa, Syetan yang jahat selalu memutarkan haluan disaat orang ISLAM sedang dalam SHOLAT. Lagi-lagi, si SYETAN lah biang kerok atas semua kejahatan ini. Karena ISLAM sendiri sudah menabuh genderang perang terhadap si Syetan ini, karena SYETAN itu adalah MUSUH yang paling nyata.
Maisaroh wrote:Saat ini, menjadi Muslim bukan untuk dibanggakan, tapi justru sebuah simbol yang sangat memalukan.
ISLAM buat saya memang bukan sebuah kebanggaan yang harus ditunjuk2an kepada Manusia. Saya tidak ingin mendapatkan pujian2 dari manusia dikarenakan saya seorang MUSLIM. Apa yang bisa saya harapkan dari Manusia? apabila saya selama menjadi MUSLIM selalu menunjukan KEBANGGAAN saya kepada Manusia?
Segala Puji Bagi Allah. Dan saya tidak layak mendapatkan pujian apapun dari manusia, termasuk merasa bangga dan mengharapkan pujian2 atas KeIslaman saya dari Manusia lainnya.
Penghargaan dan Kebanggaan yang hanya datang dari manusia, maka hanya akan berakhir ketika manusia itu tiada.
Sebagai contoh : Bagi Anda bisa jadi ketika anda melepaskan Jilbab anda, atau ketika anda telah mengakui anda “keluar dari ISLAM”, mungkin sebuah kebanggaan bagi anda, karena anda medapatkan puji2an dari Ali, dari Adadeh dan dari kafir2 lainnya di sini. Tapi begitu Ali mati, Adadeh Mati, dan Rekan2 Kafir lainnya pada mati, siapa lagi yang akan memberikan “pujian2an” bagi anda. Dan kalaupun keputusan anda salah dengan melepaskan Jilbab tsb dan merugikan anda, silahkan nanti anda cari2 Adadeh, Ali dan rekan2 kafir lainnya yang dulu sangat mendukung anda.
Dan keputusan saya dengan memiliki Agama (ISLAM) adalah keputusan Final saya. Sebab agama bagi manusia adalah sebagai pemisah yang membedakan antara MANUSIA dengan SYETAN.
Dan bukan tidak mungkin, SYETAN malah menciptakan Agama2 Baru, yang bertolak belakang dengan AGAMA YANG BENAR itu sendiri.
Maisaroh wrote:Tuhan yang Sejati adalah Tuhan yang Baik, yang selalu membimbing jiwa manusia untuk selalu mengasihi sesamanya, bukannya malah memerintahkan pembunuhan di sana-sini hanya karena mereka menolak utusanNya.
Saya sudah jelaskan dengan tindakan, ketika anda ternyata melakukan pengusiran terhadap si Pelacur.
Maisaroh wrote:Mas Asbun tidak usah berpura-pura ****. Saya yakin, hati nurani Mas pasti setuju dengan saya, karena HATI NURANI setiap manusia pada hakikatnya SATU, yang membedakan manusia adalah PERSEPSI dan SUDUT PANDANG masing-masing. Mas Asbun sangat terpengaruh oleh ajaran Arab, itulah sebabnya Mas Asbun berusaha menutupi kata-kata HATI NURANI Mas yang terdalam.
Alhamdulilah meskipun HATI NURANI saya anggap sebagai Panglima, tapi Hati Nurani saya MASIH TAAT AKAN HUKUM/ATURAN, sehingga saya tidak Percaya terhadap apa kata hati Nurani secara membabi buta dan membuta babi, sehingga sayapun tidak mau untuk makan babi. Hehehehe.
O ya, saya mau coba nanya sama anda? Apakah Hati Nurani anda membolehkan untuk makan Babi, Tikus, Ular atau Kelelawar?.
Maisaroh wrote:Mas Asbun salah, itu bukan hati nurani.
Saya yakin, hati nurani seorang pelacur seperti yang Mas ceritakan di atas pasti mengatakan bahwa perbuatannya adalah keliru, bejat dan tidak bermoral. Tetapi dia menerjang dan menentang hati nuraninya sendiri demi kesenangan syahwat atau karena alasan anak-anaknya.
Ah kata siapa? Anda coba sekali-sekali nonton Film Blue deh (Opps..jadi malu ni…, ane jadi buka kartu, sewaktu ane lagi jaman2 gilanya sewaktu sekolah dan kuliah dulu, untung sekarang udah tobat).
Ini cerita sewaktu jaman ane masih SMA nih, sewaktu ane masih bandel2nya, untuk saja dampak Film ini tidak membawa ane jadi orang yang kecanduan, tapi ane mengambil benang merahnya bahwa Kehidupan “Bule” diluar sana benar2 sama sekali tidak memiliki Hukum, melainkan Hukum itu adalah Dirinya sendiri (Hati Nurani).
Dalam satu Episode didalam Film tsb pernah diceritakan tentang Profile2 dari para Pelacur2nya, mulai dari pertama kali melacur, tidur dengan Bintang yang di Idola2kan, pertama kali dapat honor, Pertama kali memakai dan mendapatkan bonus mobil mewah, punya rumah mewah, sampai dia merasakan kepuasan klimaks ketika semua Bintang (pelacur) ikut “Berpesta”.
Dalam wawancara dengan si Pelacur tsb sama sekali dia tidak menyinggung masalah malu atau tidak malunya ketika dia dishoot dengan kamera pada saat “adegan2nnya”. Karena menurut dia, Di dunia ini tidak ada ketelanjangan, karena Tuhanpun Telanjang. Kalau Tuhan menghukum manusia dengan alasan telanjang, maka dia harus menghukum dirinya sendiri, bisa jadi onmongan ini adalah Kata HATI NURANINYA sendiri. Sehingga bagi dirinya mendapatkan Materi dari Hasil Ketelanjangan adalah sesuatu yang “halal”. Bahkan yang sangat mencengangkan ketika dia ditanya apakah anaknya mengetahui tentang profesi Ibunya?. Dia menjawab sambil tergelak, Ternyata dia berkeinginan dan bercita2 bahwa dengan Profesi yang sama mudah2an anaknya lebih terkenal dari ibunya (Naudzubillah).
Yang lebih gila lagi, Diakhir hidupnya dia bercita2 menginginkan mati ketika melakukan Sex dengan Idola-Idolanya nya secara sekaligus..(Naudzubillahh).
Menurut anda masih adakah HATI NURANI dari Pelacur ini ? Dimana segalanya perbuatan2 Nistapun dia anggap sesuatu yang biasa ? sampai ketika matipun dia masih mengharapkan dalam kondisi melacur ?

Dari sini bisa dilihat, yang namanya prilaku kebejatan moral akan terus bergeser menjadi sesuatu hal yang lumrah dan dianggap biasa, dan bukan lagi sebuah penyimpangan, dikarenakan HATI NURANI Manusiannya sendiri, sudah MEMBENARKAN atas prilaku2 tsb.

Sebagai contoh : Anda sendiri akan dikatakan MANUSIA yang TIDAK TAHU ATURAN, ketika anda memasuki sebuah NUDIST ISLAND, dengan masih mengenakan pakaian, karena di NUDIST ISLAND, hanya orang2 Telanjanglah yang mematuhi aturan. lalu dimanakah engkau wahai HATI NURANI ?

Mengenai Nudist Island, mudah2an anda tidak menuduh bahwa saya sudah main ke Nudist Island, sebab segala informasi dimanapun sudah bisa kita dapat dengan mudahnya, tapi mengenai kisah Wawancara si Pelacur itu, memang itu pernah ane tonton sendiri. Ah..jadi malu…..hehehehehe.

Tapi bener lho jeng, dulu sewaktu ane masih SMA bandelnya engga ketulungan.., tapi sebandel2nya ane masih mending dan masih terkesan bandel elite, engga urakan dan kampungan, meskipun ane terkena cap sebagai Playboy, ane engga pernah menyakiti perasaan wanita, tapi wanita2 itulah yang suka menyakiti ane. Lho koq jadi curhat ? hehehehe (Intermezo dikit engga papa kan ?)
Maisaroh wrote:Mas Asbun sangat rancu dan belum memahami sepenuhnya apa itu HATI NURANI. Apakah Mas Asbun bisa menjelaskan pada saya apa perbedaan kata-kata berikut:
1) HATI NURANI
2) NALURI
3) PENILAIAN
4) SUDUT PANDANG
5) PERSEPSI

Kalau Mas Asbun bingung, Mas boleh bertanya pada teman atau siapa saja yang mengerti tentang hal itu.
Saya katakan kepada anda, apapun namanya, apakah itu : NALURI, PENILAIAN
SUDUT PANDANG, PERSEPSI, maka HATI NURANI adalah PANGLIMA dari semuanya itu, yang bisa mempengaruhi dari segala keputusan yang melahirkan NALURI, PENILAIAN, SUDUT PANDANG, dan PERSEPSI.

Dan sebaik-baiknya PANGLIMA adalah PANGLIMA YANG TAAT DAN MEMILIKI SUMBER HUKUM dan ATURAN2 dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambilnya.

NALURI, PENILAIAN, SUDUT PANDANG, dan PERSEPSI dari MANUSIA yang tanpa dilandasi ATURAN DAN HUKUM yang jelas, maka tak lebih bagaikan KEPUTUSAN yang dibuat BINATANG/HEWAN juga.
Maisaroh wrote:Mas, iman kepada Muhammad adalah iman yang keliru, karena Muhammad tidak bisa membuktikan apa-apa kecuali dengan memaksa orang pakai cara kekerasan. Muhammad tidak pernah bisa membuktikannya dengan mujizat, Muhammad cuma bisa berkoar-koar dengan lidahnya tanpa bisa menunjukkan kemahakuasaan Allahnya.
Mas mengatakan, Muhammad memberitakan kehidupan alam baka dan akhirat. Saya rasa, Mas belum mengerti kata-kata Muhammad. Muhammad dalam kitab karangannya pernah mengatakan bahwa dia itu tidak mengerti hal-hal yang ghaib. Tentang ayatnya saya lupa, silakan Mas Asbun cari sendiri.
Saya tetap lebih memilih Mempercayai Muhammad daripada Percaya terhadap Anda, anda saya tanya tentang Tuhan saja anda tidak bisa menjelaskan secara pasti, tapi malah lari kesana kemari.

Apa yang bisa anda pastikan dengan anda tidak memiliki AGAMA? Sumber2 apa yang membuat anda dengan menyandarkan Diri anda terhadap HATI NURANI, Apakah TUHAN anda menyuruh anda untuk percaya terhadap HATI NURANI Diri anda sendiri?.
Atau, Adakah firman Tuhan anda, yang mengatakan “Hai Manusia, Ikutilah Hatinuranimu, karena itulah jalan kebenaran menuju Aku”.
Mempercayai terhadap segala apapun hanya berdasarkan HATI NURANI dengan sama sekali tidak memiliki dasar, melainkan cuman ANGAN-ANGAN DAN DUGAAN2 anda sendiri.
Maisaroh wrote:Saya pernah membaca tulisan salah seorang netter di FFI, intinya, iman agama lain bisa dibuktikan dari kesaksian orang-orang pada zamannya yg menyaksikan langsung mujizat sesuai dengan catatan sejarah. Sebaliknya, iman Islam adalah iman yang ****, yang percaya saja dengan membuta tanpa Muhammad bisa membuktikannya lewat mujizat.

Biasanya, untuk menutupi kealpaan mujizat dalam diri Muhammad ini, biasanya kita akan berkata, "Biarpun rasul-rasul zaman dahulu bisa melakukan mujizat, toh orang-orang tetap tidak mau percaya."

Ini keliru, Mas. Kita tidak semestinya melihat dari sisi orang-orang yang tidak mau percaya, tapi lihatlah dari sisi orang-orang yang percaya pada mujizat itu. Buktinya, berkat mujizat nabi Musa, ada umat agama Yahudi. Berkat mujizat nabi Isa, ada umat agama Nasroni. Nah, bagaimana dengan agama Arab? Orang-orang Arab yang masuk Islam pada zaman Muhammad bukan lantaran mereka melihat mujizat, tapi karena Muhammad menafkahi mereka dengan harta, seks dan ancaman.
Kalimat ini memang benar adanya, "Biarpun rasul-rasul zaman dahulu bisa melakukan mujizat, toh orang-orang tetap tidak mau percaya." Terbukti, ketika Musa menunjukan Mujizatnya didepan Fir’aun dan para pengikutnya, Mereka pun masih menyebutnya sebagai sebuah Sihir!, sehingga mereka pun tetap dalam Kekafirannya, Mukjizat dan Sihir bagi KAFIR tidak ada bedanya.

Jadi yang bisa membuat kemukjijatan dari setiap rasul menjadi RASA PERCAYA / IMAN bagi Manusia adalah ketika Rahmat dan Karunia Allah telah membuka Mata Hatinya, sehingga manusia bisa Beriman atas mukjizat yang telah diturunkan dan ditunjukan oleh Rasul itu sendiri.

Dan bagi Umat ISLAM, AL-Quran sendiri merupakan sebuah MUkJIZAT, dan Semua orang ISLAM PERCAYA akan ini. Dan berkat Mukzijat inilah ada orang ISLAM.
Tapi bagi anda, apakah Anda menganggap Al-Quran sebuah Mukzijat?. Saya yakin Tidak, sama seperti orang2 yang mengingkari akan Mukjizat dari Nabi Musa sendiri.
Maisaroh wrote:Maisaroh: Tuhan saya adalah Engkau, karena Engkau-lah yang telah menciptakan saya dan memelihara saya hingga saya diwafatkan."
Hahahaha, anda tidak tahu, bahwa Syetanpun bisa mengaku2 sebagai Tuhan, jadi ketika Syetan yang bertanya, maka anda dengan sendirinya telah mengaku bahwa yang bertanya itu (Syetan) adalah Tuhanmu sendiri, cocok lah kalau gitu Manusia yang Tidak Beragama bertemu dengan Syetan yang juga tidak beragama.
Maisaroh wrote:Sementara itu, Tuhan akan menjawab Mas Asbun begini: Siapa itu Allah SWT? Di sini tidak ada yang namanya Allah SWT. Allah SWT adalah tuhan palsu kayalannya Muhammad."
Saya akan menjawab lagi : Kalau begitu tunjukan terhadap saya akan Allah SWT, yang tiada beranak dan tidak diperanakan, yang jiwa seorang Muhammad berada didalam gengammannya. Dan yang menguasai akan Kalimat : Laillaha Illallah Muhammadarasulullah. dan aku ingin bertemu dengan Allah, yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk)Nya, tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Milik-Nya segala apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seizin-Nya. Allah Mengetahui apa-apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Sedangkan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah luasnya meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan adalah Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung”.


Maisaroh wrote:Menurut saya, Tuhan memiliki anak atau tidak memiliki anak adalah bukan urusan kita. Hal itu sepenuhnya adalah urusan Tuhan. Kalau pun Tuhan memiliki anak, kita mau apa? Marah pada Tuhan karena Tuhan punya anak? Atau, kalau Tuhan itu tidak punya anak, kemudian kita mau apa? Kita protes karena Tuhan tidak punya anak? Apa hak kita mengatur Tuhan?
Hahahaha, picik sekali dengan penjelasan anda ini.

Kita buat contoh yang sederhana saja:
Apakah anda mau kalau saya menyebut bahwa anda seorang pelacur padahal anda orang yang terpelajar?, apakah anda mau saya katakan bahwa anda sebagai orang buta padahal anda bisa melihat?, Apakah anda mau saya katakan anda bermuka bopeng padahal anda cantik?, apakah anda mau saya katakan berkaki buntung padahal anda sendiri Normal?.

Sesuatu yang tidak beralasan dan membuat manusia hanya menduga2 dan berasumsi akan diri kita secara utuh dan yang sebenarnya, maka bisa membuat kita menjadi murka, karena sama sekali asumsi2 yang praduga2 nya bertolak belakang dengan kondisi kita yang sebenarnya. sementara Informasi2 tentang diri kita sudah kita sebarkan dengan sebenarnya.
Maisaroh wrote:Menurut saya, kepercayaan bangsa Arab dan kepercayaan bangsa Yahudi sama-sama konyol dan semata-mata hendak mengatur Tuhan.

Tapi, masih mending bangsa Yahudi, sekalipun mereka punya kepercayaan tentang Tuhan, mereka tidak pernah memaksakan keyakinan Tuhan mereka kepada orang lain seperti cara-cara yang dipakai oleh Muhammad dan para pengikutnya.
Kalo YAHUDI sih memaksakan Keyakinan emang engga pernah, tapi MEMAKSAKAN KEHENDAK agar umat ISLAM meninggalkan ajarannya ..hohohohohohohoho, buanyak banget akalnya!.
Maisaroh wrote:Tuhan menjawab Mas Asbun: "Tidak, Aku tidak pernah mengutus malaikat Jibril kepada orang yang bernama Muhammad. Muhammad telah membohongimu. Aku mengutus nabi pada zaman apapun, selalu Kubekali dengan mujizat sebagai tanda bahwa memang benar Aku telah mengutusnya. Tapi kepada Muhammad, Aku tidak pernah mengutusnya, itulah sebabnya Aku tidak pernah menunjukkan kemahakuasaan-Ku melalui penipu itu. Hanya si penipu itu saja yang mengaku-ngaku sendiri, dan memaksa orang lain percaya kepadanya lewat ancaman."
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?.
Maisaroh wrote:Tuhan menjawab Mas Asbun: "Hai manusia tak berakal, apa gunanya Aku menaruh OTAK di dalam kepalamu bila tidak kaugunakan? Siapa yang mengatakan Muhammad itu nabi terakhir? Aku tidak pernah mengatakannya, itu kata-kata Muhammad sendiri."
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?.
Maisaroh wrote:Tuhan menjawab Mas Asbun: "Firman Tuhan apanya? Itu bukan Firman-Ku, itu kata-kata Muhammad sendiri. Betapa bodohnya dirimu. Apakah kamu pernah melihat atau mendengar dengan mata kepalamu sendiri ketika Aku berfirman kepada orang yang bernama Muhammad itu?"
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana?, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?.
Maisaroh wrote:Mas Asbun menjawab: "Oh Tuhanku, aku tidak pernah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Saya percaya saja berdasarkan apa-apa yang tertulis dalam kitabmu."

Tuhan menjawab: "Apa kau bilang? Alquran bukanlah kitabku. Aku tidak pernah menyuruh Muhammad membuat kitab, semua yang tertulis di dalamnya adalah kata-kata Muhammad sendiri. Hai Asbunawas, kenapa kamu tidak memakai AKAL SEHAT-mu untuk menyelidiki keabsahan klaim-klaim bohong dari Muhammad? Jika kamu tidak pernah melihat dengan mata kepalamu sendiri disebabkan karena kamu hidup 1400 tahun sesudah Muhammad, walau demikian, bukankah kamu masih bisa menelaahnya melalui tulisan sejarah dari orang-orang yang menulis riwayat hidup Muhammad? Apakah ada sejarah yang mencatat keberadaan saksi mata yang melihat sendiri ketika Aku berfirman kepada Muhammad atau mendengar dengan telinga mereka suara malaikat Jibril kepada Muhammad? Wahai Asbunawas, seharusnya dirimu menyadari akan ketololanmu itu, karena Aku memang tidak pernah mewahyukan apapun kepada Muhammad. Muhammad tidak bisa membuktikan apapun, mujizat pun tidak. Wahai Asbunawas, kamu senang menjadi pengikut Muhammad karena ajaran-ajaran jahatnya sesuai dengan seleramu."
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana?, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?.
Maisaroh wrote:Mas Asbun bertanya: "Jadi, saya harus ke neraka?"
Tuhan menjawab: "Benar, dan kini pemimpinmu bernama Muhammad itu sedang mengalami siksaan pedih di dalam neraka sembari menantimu. Muhammad selalu berharap agar para pengikutnya menemani dirinya di dalam neraka, karena Muhammad takut menderita sendirian."
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana?, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?.
Maisaroh wrote:Semoga Mas Asbun masih memiliki akal sehat.
Alhamdulillah saya masih memiliki akal sehat, karena akal saya selalu bersumber pada Sumber yang jelas, dan bukan pada angan-angan saja.
Maisaroh wrote:Saya menjawab: "Benar Tuhan, tapi HATI NURANI adalah ANUGERAH TERBESAR yang telah Engkau berikan kepada manusia. Manusia yang lebih mengedepankan hati nuraninya, akan mampu terbebas dari bisikan IBLIS."
IBLIS juga mendapatkan anugerah yang sama dengan diberikan hati Nurani, sehingga diapun mengikuti kata Hati Nuraninya disaat membangkan untuk Sujud terhadap Adam. Hati Nurani Iblis mengatakan, Adam dibuat dari tanah, aku dibuat dari api, kenapa pula aku harus menghormati ciptaan Allah yang lebih rendah dari dirinya sendiri. Dan sampai saat ini IBLIS dan SYETAN pun dalam berbuat dan berprilaku selalu mengikuti Akal dan HATI Nuraninya sendiri.
Koq engga ada bedanya dengan anda ya?..
Maisaroh wrote:Saya menjawab: "Terima kasih Tuhan atas anugerah-Mu."
Tuhan: "Berkumpullah bersama sanak saudara dan sanak keluargamu yang telah mendahuluimu ke surga. Selama ini dirimu selalu berdoa kepada-Ku menaruh harap agar kelak dirimu dipersatukan lagi sebagai satu keluarga yang bahagia di surga, dan dirimu selalu dengan tulus berbuat kebaikan dan kasih sayang terhadap sesama tanpa menuntut pahala apapun dari-Ku. Bahkan dirimu pun tidak pernah membangga-banggakan semua kebaikan yang telah engkau berikan kepada sesama. Semuanya kau lakukan tanpa pamrih. Maka, inilah surga-Ku, masuklah ke dalamnya, hiduplah dengan damai sejahtera."
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana?, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?. Apakah Tuhan anda pernah menyampaikan akan hal ini, atau cuman ANGAN-ANGAN dan Khayalan anda?

Oya di Wawancara Imajiner ini saya menangkap dari Tulisan anda ini, kalau anda sebenarnya adalah seorang laki2 yang sudah cukup umur dan dewasa munkin sudah punya anak dan berkeluarga. Karena dari gaya bahasanya tidak sebanding dengan apa yang ada pada foto kamu diavatar, apakah anda benar seorang laki2 dan sudah berkeluarga?..

Maaf cuman bertanya saja. karena saya punya KEYAKINAN seperti itu.
Maisaroh wrote:Mas, saya tidak memfitnah. Apa yang saya katakan adalah benar, kalau Muslim adalah hamba Muhammad dan penyembah Muhammad.
Saya akan kasih satu contoh kasus:
Bila suatu ketika, ada orang dari agama lain mengumpat Muhammad di hadapan Mas, apa yang Mas akan lakukan?
Sesuai dengan ajaran yang pernah saya terima dari guru agama saya, bahwa siapapun yang berani menghina nabi haruslah dibunuh!
Jadi, inilah bukti kalau Muhammad itu SANGAT KULTUS di mata Islam. Muhammad adalah Tuan dan Sesembahan Muslim, namun Muslim tidak menyadarinya karena hal itu tidak tersurat, tapi tersirat.
Saya pun akan mempertahankan, kalau perlu saya yang harus mati atau dia yang mati terlebih dahulu, kalau seandainya ada seseorang yang menghina dan mengancam keselamatan Ibu saya atau orang2 yang SAYA CINTAI.

Setiap orang yang memiliki RASA CINTA, pasti akan selalu menunjukan RASA CINTAnya itu, dengan caranya sendiri2.

Pertanyaan saya, Apa yang akan anda lakukan ketika muka/wajah anda Ibu sendiri ada yang meludahi atau melemparkan kotoran dan mencaci makinya didepan anda sendiri?
Maisaroh wrote:Mas Asbun tidak usah takut, ngapain Mas pakai bilang "Astaghfirullah..." Mas tidak akan kena kutuk, karena Allah adalah fiksi.
Itulah bedanya saya dengan anda, saya masih punya rasa malu terhadap orang yang saya cintai, karena saya masih memiliki rasa Cinta.
Maisaroh wrote:Mas menjadikan Muhammad sebagai kambing-hitam, berarti hati Mas sendiri tidaklah terlalu benar. Maaf, Mas, saya telah menilai diri Mas.

Apakah tidak terpikir dalam benak Mas, Tuhan akan bertanya kepada Mas Asbun: "Kenapa kamu percaya saja kepada semua omongan nabi palsu dan penyesat terlaknat itu? Bukankah Aku telah mengaruniakan AKAL di dalam dirimu agar kamu bisa menimbang-nimbang mana yang benar dan mana yang salah? Aku menanamkan HATI NURANI ke setiap insan, tapi setiap insan yang enggan menggunakannya adalah tanggung jawabnya sendiri, dan kamu tidak bisa melemparkan tanggung jawab itu kepada Muhammad, sebab Muhammad sudah kuhukum lebih dahulu. Memang hukuman buat Muhammad lebih besar, sebab dia yang menjadi dalang penyesatan ini, tapi bukan berarti dirimu bebas dari hukuman."
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana?, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?. Apakah memang benar Tuhan anda pernah menyampaikan akan hal ini, atau cuman ANGAN-ANGAN dan Khayalan anda?
Maisaroh wrote:Cara beriman yang demikian adalah cara beriman orang yang main untung-untungan, sama seperti para pelaku Jihad yang main untung-untungan dengan membunuh kafir maka dirinya "MUNGKIN" akan masuk surga, dikarenakan hidupnya di dunia sudah STRES BERAT.
Lho, bukankah semua manusia didunia ini lagi pada main untung2an, anda sendiri hanya mengandalkan HATI NURANI anda sendiri, dan kalau anda benar dengan apa yang anda percayai, sehingga membawa keselamatan bagi anda sendiri, bukankah anda SANGAT BERUNTUNG?.

Manusia ini pada Akhirnya hanya terbagi menjadi Dua Golongan, yaitu MANUSIA yang UNTUNG dan MANUSIA yang RUGI. Ingat, sesungguhnya Manusia berada didalam KERUGIAN.!
Maisaroh wrote:Kita harus bisa membedakan mana HATI NURANI dan mana PIKIRAN SETAN/NAFSU.
Orang yang berpikiran sehat, tentu bisa membedakan dengan baik kedua hal itu. Bila ternyata HATI NURANI itu SALAH, maka itu berarti TUHAN-lah yang menjadi biangnya, sebab HATI NURANI asalnya dari Tuhan. Namun saya percaya, Tuhan tidak akan memberi ROH SESAT dalam jiwa manusia, sebab ROH KEBENARAN itulah yang membuat kita hidup dan menjalani kehidupan di dunia yang diciptakanNya. HATI NURANI adalah ROH YANG SEJATI, yang berasal dari TUHAN langsung. Di dalamnya selalu ada benih-benih cinta dan kebaikan. Kadangkala, orang menganggap hati nurani itu sama dengan perasaan baik, respek, kepedulian, atau belas kasih. Tapi sebenarnya, hati nurani lebih dalam dari itu.
Anda bisa mempelajari kembali Kisah IBLIS yang mempercayai akan HATI NURANINYA sendiri ketika disuruh sujud terhadap Adam. Selamat belajar.
Maisaroh wrote:Ya, tapi referensi yang Mas pakai itu sesat dan membuat Mas celaka.

Kalau Mas Asbun mau barang sejenak saja menggunakan AKAL yang JERNIH, nanti Mas akan dapat mengetahui bahwa referensi yang Mas sangka kata-kata Tuhan ternyata itu tak lebih dari kata-kata Muhammad belaka. Secara nalar, Mas akan dapat menangkap hal itu, selama Mas mau jujur pada hati nurani sendiri.
Sekali lagi, saya tidak ingin menjadikan Hati Nurani menjadi Panglima bagi segalanya, agar saya terhindari dari Keputusan yang salah sebagaimana Ketika IBLIS membuat keputusan didepan Tuhannya.
Maisaroh wrote:Mas Asbun, sudah saatnya timbul pertanyaan dalam pikiran Mas sendiri:
- Masa kata-kata Tuhan seperti ini?
- Kok sepertinya lebih tepat bila ini adalah kata-kata Muhammad, karena isinya lebih mencerminkan emosi Muhammad?
- Firman Tuhan kok begini, inti cerita dan makna dari semua ayat-ayatnya adalah untuk hasrat pribadi Muhammad belaka?
- Kepentingan ego Muhammad sangat nampak sekali dari ayat-ayatnya, ego terbesarnya adalah keinginannya menjadi RASUL dan supaya dirinya itu diakui oleh semua orang.
- Tidak ada ajaran-ajaran baik di dalamnya, isinya cuma membicarakan Yahudi, Nasrani, dan kaum Munafik, hal mana sama sekali tidak mendidik para pembacanya, tapi malah menjerumuskan hati pembaca dalam konflik batin, baik yang berupa perasaan mau menang sendiri maupun kebencian.
- Ayat-ayatnya tidak jauh-jauh dari seputar kata-kata: kafir, beriman, kafir, beriman,dst. yang sama sekali tidak ada ajaran moral di dalamnya. Semua kata itu berkaitan erat dengan EGO Muhammad.
Loh itu kan ASUMSI anda sendiri. Saya sendiri bisa mengatakan kepada anda, Maisaroh, sudah saatnya tiimbul dalam diri anda sendiri :

IBLIS saja bisa terusir dari SURGA karena lebih mempercayai akan ISI HATI NURANINYA dari pada patuh terhadap perintah TUHAN yang telah menciptakan atas Hati Nuraninya itu. TUHAN saja sampai dilawan oleh IBLIS karena IBLIS lebih mempercayai Hati Nuraninya. Maka sampai kiamatpun IBLIS akan terus mempergunakan Hati Nuraninya itu untuk menyesatkan manusia.
Maisaroh wrote:Semua sudah ada aturannya, kita harus mengikuti aturan itu. Kita tidak bisa berbuat main hakim sendiri, karena secara individu kita memang tidak berhak, sebab diri kita belum tentu lebih suci atau lebih mulia dari orang yang kita hakimi.
Tumben anda sadar kalau manusia harus punya ATURAN-ATURAN, berarti HATI NURANI anda tidak berlaku dong?, karena anda pun dituntut untuk mematuhi atas aturan2an itu sendiri.
Maisaroh wrote:Saya mengusir secara baik-baik, tidak seperti dalam angan-angan Mas Asbun, seolah saya menyeret atau memperlakukannya dengan aniaya.
Saya mantan Muslim, tapi saya bukan FPI, Mas.
Tapi kan anda sendiri sudah memberlakukan HUKUMAN buat si PELACUR itu dengan cara MENGUSIRnya kan?..
Maisaroh wrote:Pernyataan Mas justru membuktikan kalau ISLAM itu IDENTIK dengan ARAB, bangsa yang berambisi menguasai bumi lewat tameng agama.
Siapapun yang masuk Islam, berarti dia telah menyerahkan diri untuk diperbudak oleh bangsa Arab tanpa dia sendiri menyadari statusnya.
Asumsinya koq amburadul gitu sih neng?,
Karena ISLAM memang lahir di ARAB secara otomatis sudah pasti Identik dengan ARAB..?, emang anehnya dimana?

Neng Maisaroh juga kalo Bapaknya Bule sudah pasti mukanya jadi Indo, hehehehe, gitu aja koq bingung neng..
Maisaroh wrote:Di dunia ini, cuma Islam saja yang sangat kental CIRI BANGSA ASALNYA.
Bangsa Arab sangat senang karena tuhan mereka diakui oleh bangsa-bangsa lain, dan bukan cuma diakui, mereka pun juga menyembahnya. Hal itu semakin menambah kesombongan atau sikap arogan bangsa Arab terhadap bangsa-bangsa lain.

Hubungan horisontal dalam Islam pada dasarnya adalah ini: PERANG.
Apa yang saya yakini ini bukan pembelokan makna, tapi MAKNA yang sesungguhnya dari kata PERANG menurut Islam.
Coba saja Mas Asbun cari dalam Alquran, apakah ada Muhammad mengatakan bahwa PERANG yang dia maksud adalah PERANG MELAWAN HAWA NAFSU?
Tidak ada, Mas. Yang ada adalah PERANG UNTUK MEMBANTAI ORANG-ORANG YANG TIDAK MAU PERCAYA KEPADA MUHAMMAD.
Contohnya:
Surah Al-Anfal ayat 39
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Surah At-Taubah ayat 12
Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti.
Coba Mas perhatikan ayat 12 dari At-Taubah di atas, masa gara-gara merusak sumpah saja harus diperangi? Di mata nabi Arab, tidak ada jalan lain yang lebih bijaksana selain daripada PERANG. Nabi yang diutus Tuhan seharusnya mengajarkan kedamaian, tapi yang ini malah kebalikannya.
Surah At-Taubah ayat 14
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,
Surah At-Taubah ayat 29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Coba Mas pikir, masa orang yang tidak beriman kepada Allah harus diperangi? Lalu apa gunanya neraka? Bukankah Allah juga sudah menjanjikan neraka untuk orang-orang yang ingkar? Lalu kenapa di dunia mereka diperangi? Apakah Muslim ingin menguasai dunia ini? Apakah bumi ini harus dimiliki oleh Muhammad dan pengikutnya saja? Bila orang-orang yang tidak percaya kepada Allah itu dibunuh, berarti hukuman neraka itu menjadi tidak adil, karena Muhammad sudah menyiksa dan membunuhi mereka di dunia. Muhammad sudah melangkahi hak Allah.
Hehehe, Koq lari kemasalah Perang sih neng? Jadi tujuan anda hidup itu untuk mempermasalahkan perang dalam ISLAM? hahahaha.

Kenapa engga sekalian aja bahas tentang PD I, PD ke 2, Perang Salib, Perang Iran Irak, Perang Amerika Vietnam, Perang Indonesia ama Belanda, Perang Indonesia Jepang..hehehehe.

Saya hanya ingin mengetahui saja, Apakah anda punya Ciri sebagai bukti keterlibatan/keterikatan/ketaklukan/kepatuhan anda sebagai bagian umat Manusia yang mempercayai HATI NURANI, that’s All!.
Maisaroh wrote:Tidak, Mas. Muhammad tidak pernah mengajarkan PERANG ROHANI atau PERANG INTELEKTUAL, melainkan PERANG dalam arti yang sesungguhnya, yaitu memancung, menyiksa, mengusir, menganiaya, menjarah, dlsb.

Contoh konkrit sudah dibuktikan oleh Ayatollah Khomeini. Sewaktu Salman Rushdie membuat novel tentang Alquran, Muslim bukannya membuat novel serupa untuk menyanggah atau menjawab, tapi justru mengancam si pembuat novel dengan ancaman PEMBUNUHAN. Inilah model Perang yang diajarkan oleh Muhammad. Islam tidak menghargai intelektual, Islam melarang manusia untuk bersikap kritis atau mengkritiknya, Islam adalah bentuk lain dari komunisme dan nazizme. Islam sebenarnya tidak memiliki Tuhan. Allah SWT hanyalah tuhan fiksi kayalan Muhammad belaka. Semua sepak terjang Islam bukan didasari atas tindakan Tuhan yang nyata, tapi tindakan brutal manusia yang nyata.
Jadi, Islam tidak bertuhankan TUHAN, tapi bertuhankan manusia, atau bertuhankan diri sendiri. Islam mengandalkan otot dan kekuatan manusia, karena Islam sesungguhnya tidak memiliki Tuhan.
Inilah ciri KAFIR sejati, ketika saya “berijtihad” tentang PERANG yang lebih Halus, anda masih juga tidak percaya, ketika ada Muslim lain yang mengartikan PERANG dengan Makna yang sesuai dengan kondisinya yang berlaku, maka Kafir masih mengatakan ISLAM itu SADIS..hehehehe. saya benar2 tidak habis pikir dengan jalan pikiran KAFIR ini.

Mengenai SALMAN RUSDIE dengan Fatwa Ayatollah Khomeini, saya sudah bahas diobrolan kita ditopik sebelumnya, silahkan anda baca2 lagi sikap saya di topik tsb.
Maisaroh wrote:Itu khan PERANG menurut versi Mas sendiri. Kalau menurut versi Muhammad, PERANG = BUNUH KAFIR.
YA!, Kita BUNUH ASUMSI2 KAFIR YANG SESAT TSB.
Maisaroh wrote:Aduuuuh, Mas, lagi-lagi Mas Asbun bohong pada diri sendiri. Muhammad tidak pernah memerangi orang yang tidak mau beriman kepadanya dengan cara baik-baik, semuanya selalu berakhir dengan mengenaskan.
Kalau gitu kenapa juga anda tega2nya MENGUSIR si PELACUR itu ?, Bukankah itu anda telah menabuh genderang PERANG atas sikap dan perbuatan MELACUR ? kalau anda mengijinkan dan merestui perbuatan MELACUR, kenapa si PELCUR itu tidak dipelihara saja di Rumah anda ?
Maisaroh wrote:Masalahnya, bila yang disangka pelacur ternyata bukan pelacur, yang disangka kafir, ternyata bukan kafir. Sebaliknya, si pengusir pelacur itulah orang jahat yang sesungguhnya. Maka tidak menutup kemungkinan, "SI PELACUR" (dalam tanda kutip) akan masuk surga, sementara "SI PENGUSIR" akan dimasukkan ke dalam neraka. Ini cuma kiasan untuk menggambarkan Muhammad.
Hehehehe, jadi anda ternyata masih kebingungan dengan sikap anda sendiri dengan mengusir si PELACUR itu?

Kalau begitu siapa dong sebenarnya yang jadi PELACUR itu, Anda atau orang yang telah anda usir itu ?..., Anda yang mengambil keputusan dengan mengusir si PELACUR itu tapi sekarang anda koq malah bingung sendiri.
Maisaroh wrote:Mas, saya tidak perlu membuat atau mengarang-ngarang SK, sebab saya tidak berambisi jadi nabi seperti Muhammad. Apa yang saya ketahui, cukuplah untuk bahan perenungan diri saya sendiri, atau untuk bahan pengetahuan orang lain yang setuju dengan saya. Kalau tidak setuju, ya tidak apa-apa, karena saya tidak memaksa orang lain untuk percaya pada saya.
Syukurlah, kalau anda sadar, bahwa anda memang tidak selevel dengan Nabi. Sehingga orang lainpun bisa membaca pandangan orang2 YANG HANYA punya Kemampuan, dengan mempercayakan jalan HIDUPnya kepada HATI NURANI.
Maisaroh wrote:Saya patuh pada Tuhan yang benar, dan tidak lagi pada tuhan palsu yang tidak mahakuasa, yang kerjanya cuma minta disembah-sembah dan memaksa orang untuk beriman pada utusan palsunya.
Anda ini gimana sih? Anda menuduh bahwa Tuhan Palsu itu minta disembah2 dan memaksa orang untuk beriman, tapi Tuhan anda sendiri ternyata meminta2 dan memaksa2 agar anda patuh sama Tuhannya?. Berarti Tuhan anda cuma minta dipatuh-patuhi sama anda juga dong?
Apa bedanya kalo gitu? Makin lucu aja si eneng ini hehehehe..
Maisaroh wrote:Tuhan yang Sejati kalau mengutuk maka kutukannya adalah kutukan yang alami, tidak perlu Tuhan minta pertolongan manusia-manusia jahat untuk merealisasikan kutukannya itu.
Kutukan yang alami???, seperti apa kutukan yang alami tsb?
Maisaroh wrote:Benar, itu tandanya saya telah gagal berbuat baik. Itu tandanya, saya telah gagal mengambil hati Tuhan.
Saya semakin bingung dengan anda, tapi saya maklum dikarenakan anda hanya menduga-duga saja dalam menjalani hidup anda, dikarenakan anda tidak memiliki PEDOMAN dan pegangan untuk dijadikan referensi, sehingga anda disini mengatakan, bahwa anda telah gagal mengambil hati Tuhan dikarenakan bencana tsb, tapi dilain pernyataan, anda sendiri mengatakan “Yang menentukan "baik" atau "tidaknya" seseorang bukan kita, tapi Tuhan. Bisa saja kita mengira orang itu baik, tapi Tuhan melihatnya berbeda”.
Lalu, darimana anda tahu bahwa Tuhan bisa melihat berbeda dari sebuah Sisi, sementara anda sendiri berada pada pandangan lain berdasarkan Hati Nurani?
Ini semakin membuktikan bahwa isi HATI NURANI anda sendiri, telah berbeda dengan Tuhan anda sendiri.
Maisaroh wrote:Yang menentukan "baik" atau "tidaknya" seseorang bukan kita, tapi Tuhan. Bisa saja kita mengira orang itu baik, tapi Tuhan melihatnya berbeda.
Mudah2an pandangan anda ini karena terinspirasi dari Ayat ini, bukankah anda “bekas” seorang ISLAM?

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal sebenarnya itu buruk bagimu, Allahlah yang maha tahu sedangkan kalian tidak mengetahui.” (Al Baqoroh: 216)
Maisaroh wrote:Tuhan itu selalu melihat gerak-gerik kita, dan bila Tuhan sayang pada kita, Tuhan akan menghindarkan kita dari cara-cara kematian yang menghinakan. Mas, di dunia ini, tidak ada yang kebetulan. Semua kejadian adalah Tuhan yang menghendakinya.
Kita satu pandangan dalam hal ini, “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk)Nya, tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Milik-Nya segala apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seizin-Nya. Allah Mengetahui apa-apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Sedangkan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah luasnya meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan adalah Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung”.
Maisaroh wrote:Kenapa dari tadi Mas sangat tertarik membahas GAY dan LESBIAN? Kenapa Mas tidak membahas tentang orang yang mengaku-ngaku nabi tapi punya kelainan seksual, suatu misal PEDOFIL?
Hehehe, Pertanyaan yang lucu, tapi kebanyakan tidak disadari oleh para penganut Ajaran HATI NURANI.

Saya selalu membawa2 Gay atau Lesbian itu bukan apa-apa, sebab saya yakin, Bahwa HATI NURANI GAY dan LESBIAN mengannggap bahwa tidak ada yang salah dengan Kehidupan mereka. Sama seperti IBLIS ketika membangkang terhadap Tuhan ketika disuruh hormat terhadap Adam, HATI NURANI IBLIS sanggup mengalahkan SANG KEBENARAN yang telah menganugerahkan HATI NURANI dan AKALNYA. Sehingga IBLISpun membalasnya dengan bentuk pembangkangan. Dan IBLIS lebih memilih mematuhi atas ISI HATI NURANINYA, daripada patuh terhadap perintah dari YANG TELAH MENCIPTAKAN akan HATI NURANINYA sendiri.
Selamat Siang.
User avatar
Maisaroh
Posts: 43
Joined: Sat Jun 02, 2007 1:08 pm

Jawaban untuk Mas Asbun (Maaf, saya terlambat)

Post by Maisaroh »

Mas Asbun,
Saya mengetahui akan Sifat2 Allah berdasarkan Sumber yang saya IMANI. Saya menjadi tahu karena ada sumber yang bisa membuat saya banyak tahu tentang ISLAM. Dan begitu juga tentang Sifat2 Allah, sumber itulah yang membuat saya tahu akan sifat2 Allah sendiri, yaitu AL-QURAN.
Sumber Mas adalah Alquran. Apakah Alquran itu benar? Maksud saya, apakah Alquran itu benar-benar bisa dipercaya?
Saya lihat anda selalu menutupi2 kekurangan dan ketidakmampuan anda untuk selalu lari ke masalah Islam dan Muhammad.
Itu sama saja, ketika saya bertanya, apakah anda mampu untuk membuat Kue Brownis?, Tapi jawaban anda. Anda malah bercerita tentang kue Brownis yang dibuat oleh orang lain dan bukanlah anda bercerita tentang brownis yang telah anda buat. Lalu Brownis buatan anda sendiri bagaimana?
Kenapa Mas sangat tertarik dengan jati diri saya setelah murtad?
Mas Asbun tampaknya punya rasa penasaran yang besar terhadap diri saya. Yang pasti, kehidupan saya lebih bermakna dibandingkan dahulu ketika masih terkungkung dalam dunia Islam.

Dahulu saya benci kafir, kini tidak lagi.
Dahulu saya merasa sebagai orang yang paling benar sendiri, dan semua kafir adalah sampah di mata Allah, tetapi kini mata saya telah terbuka dan saya tahu bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus kita hargai.
Hahahahaha, lagi-lagi.. anda malah bercerita tentang Muhammad, tapi inti jawaban yang saya dapatkan dari anda, bahwa anda hanya mampu memberikan jawaban bahwa Tuhan anda adalah “HANYA” memiliki satu sifat yaitu MAHAKASIH. Pertanyaan saya, darimana anda tahu bahwa TUHAN memiliki sifat MAHAKASIH?.., apakah hasil khayalan anda atau Tuhan membisikannya kepada anda?.., bisa jelaskan..
Saya tahu kalau Tuhan memiliki satu sifat, yaitu mahakasih, dari HATI NURANI saya yang mengatakannya. Saya tidak perlu berbohong seperti Muhammad, mengklaim Allah telah mengatakan itu. Sebab, tanpa diberitahu pun, manusia sudah bisa merasakan KASIH TUHAN YME terhadap dunia ini.
Saya baru dapat point2 dari jawaban anda, Tuhan anda tersebut ternyata memiliki Sifat MahaKasih, Maha Kuasa, Maha Tulus, dan Maha Tidak Pamrih?
Saya tertarik untuk mendapatkan penjelasan Anda tentang sifat Tuhan anda yang Tanpa Pamrih, bisa anda jelaskan, dalam hal apa Tuhan anda tidak mengharapkan pamrih?
Mas Asbun dipelihara oleh Tuhan hingga detik ini, diberi udara, diberi kesehatan dan makanan yang secukupnya agar Mas dapat terus hidup dengan baik. Tapi Tuhan tidak menuntut apapun dari Mas, karena Tuhan semata-mata memberikan itu semua untuk kita tanpa dasar pamrih.
saya merasa beruntung menjadi manusia yang diciptakan Tuhan dengan Memiliki IMAN. Keimanan saya “terangkum”dalam 5 Pilar Keislaman yang disebut RUKUN IMAN. Sehingga ketika orang lain mempertanyakan tentang Ketuhanan Saya, maka itulah HARGA MATI Keimanan saya, termasuk tentang Allah SWT.
Apakah Mas Asbun sudah yakin kalau IMAN ISLAM itu benar, dan bukannya malah membuat Mas masuk neraka?

Sudahkah Mas meneliti dengan seksama, bukan cuma beriman saja secara membuta?
Tapi dalam ISLAM, Tuhan telah memberitahukan atas Jatidiri yang sebenarnya, dan Alhamdullilah saya mengimani atas Tuhan dengan sebutan sebagai Allah SWT dengan segala konsekwensinya.
Benarkah Tuhan sendiri yang telah memberitahukan?
Dari mana Mas Asbun tahu kalau Allah SWT yang bicara?

Dari Muhammad yang bilang?

Sekarang, untuk membuktikan Muhammad itu benar atau salah, jujur atau berbohong, kita bisa melihat dari sepak terjang dan perilakunya sehari-hari semasa ia hidup.

Apakah Muhammad itu orang baik? Bukan. Muhammad adalah orang jahat.

Apakah Muhammad itu mengatakan kepada orang-orang bahwa dirinya utusan Allah? Ya, dan ini bukti bahwa Muhammad sedang berambisi menjadi nabi. Dia ingin diakui sebagai utusan Allah, bukankah ini bukti kalau manusia ini tidak beres?

Apakah Muhammad memaksa orang-orang supaya percaya bahwa dirinya utusan Allah? Ya. Tidak hanya dengan sumpah serapah dan ancaman, tapi juga dengan tindakan kekerasan.

Apa yang didapat oleh Muhammad bila orang-orang itu percaya bahwa dirinya utusan Allah? Dia akan menjadi tokoh sentral dalam kehidupan pengikutnya, selalu didoakan, selalu dipatuhi dan selalu dicintai. Apapun yang dia inginkan akan selalu dituruti dan terlaksana. Apalagi, dia juga mengklaim bahwa kata-katanya sama dengan kata-kata Allah. Barangsiapa menghormati dia, sama juga menghormati Allah.

Apa saja yang telah Muhammad dapatkan semasa dia berprofesi sebagai utusan Allah? Kekayaan, kekuasaan dan wanita.

Islam dan Alquran diciptakan oleh Muhammad adalah semata-mata untuk kepentingannya pribadi.

Apakah dia berambisi menguasai seluruh bumi di bawah kekuasaannya dengan atas nama Islam? Ya.
Apakah dia mengajarkan kebaikan untuk umat manusia? Tidak.

Bila kita sudah tahu kredensial orang yang bernama Muhammad ini adalah sedemikian buruk dan sangat meragukan, bagaimana kita masih bisa yakin bahwa apa-apa yang dia klaim dan omongkan adalah kata-kata Tuhan?

Mas Asbun lebih percaya pada kata-kata orang jahat daripada kata-kata HATI NURANI.
Apakah mungkin kalau Allah adalah Syaiton selalu mengatakan dirinya sebagai Syaitan yang terkutuk?
Mas sangat naif. Bukankah untuk mengelabuhi manusia, dia rela mengutuki dirinya sendiri agar tampak asli?
Alhamdulillah bagi kami sebagai orang ISLAM selalu memohon perlindungan dan pertolongan dari segala godaan dan perbuatan Syaitan yang terkutuk!
Tapi sayang, justru setan-lah yang telah berhasil menggoda dan membujuk Mas supaya mengikuti langkah-langkahnya yang jahat. Sangat ironi sekali. Alquran memang penuh dengan sindiran-sindiran setan yang tidak pernah disadari oleh kita.

Dengan bangga dan membusungkan dada, Mas mengatakan sebagai orang Islam selalu memohon perlindungan dan pertolongan dari segala godaan dan perbuatan syaitan yang terkutuk. Tapi tanpa disadari, Mas justru memberikan diri Mas untuk digoda dan jatuh dalam pelukan Syaitan yang terkutuk itu. Syaitan mungkin saja saat ini sedang ketawa cekikikan melihat kebodohan Mas Asbun yang masih Muslim.

Ayat-ayat Alquran adalah ayat-ayat yang diciptakan setan untuk menertawakan manusia karena kebodohannya.
Allah kami memberitahukan Bahwa Syetan merupakan Musuh yang Nyata bagi Manusia. Sehingga saya harus waspada atas segala Tipu daya Syetan.
Dan tanpa disadari, setan memang telah menipu kita.

Syaiton yang telah mengelabuhi Muslim, berkata sambil ketawa cekikikan, “Sesungguhnya musuhmu yang nyata adalah Syaiton.” Benar-benar sangat ironis sekali. Syaiton berkata, “Kalian harus waspada terhadap segala tipu daya Syaiton.” Syaiton berkata demikian karena dia telah berhasil menipu Muslim.

Mas, betapa banyak kata-kata sindiran Setan dalam Alquran, tapi Mas tidak menyadarinya.

Kita yang masih Muslim sesungguhnya sedang dipermainkan oleh Syaiton, hanya kita tidak menyadarinya.
Setau saya Syetan tidak memiliki Agama, tapi Syetan juga percaya terhadap Tuhan, dia percaya juga atas Kemaha Besaran Tuhan dan segala sifat2 yang disandang Tuhan. Dan saya juga jadi teringat, dengan ucapan anda, bahwa setiap orang bahkan yang tidak beragama sekalipun, pasti bisa kalau cuma disuruh merinci kumpulan sifat-sifat Yang Maha Kuasa, dan ternyata Sifat manusia tsb ada kesamaannya dengan Syetan juga.
Benar Mas, dan Syaiton pun juga bisa mengutuki dirinya sendiri, agar semua tujuannya tercapai.
Manusia yang tidak memiliki Agama, sama juga dengan Syetan.
Salah, Mas. Manusia yang tidak memiliki agama bukan Setan. Manusia yang tidak memiliki HATI NURANI itulah ANAK SETAN yang sesungguhnya.

Setan juga beragama. Agama Setan adalah Islam. Karena setan beragama Islam, maka dia menuntut semua manusia beragama Islam sama seperti dirinya.

Islam artinya TUNDUK. Dan setiap orang yang masuk Islam, berarti dia HARUS TUNDUK kepada SETAN, menyerahkan harga diri dan segenap jiwa hanya untuk SETAN.

Jadi tidak salah ungkapan orang-orang di sini, kalau menjadi Muslim sama saja menjadi ZOMBIE.

Manusia yang tidak memiliki HATI NURANI adalah SETAN. Sebab setan pun tidak memiliki hati nurani.
manusia yang tidak memiliki agamapun sama, tujuannya adalah, agar dia tidak memiliki keterikatan dengan berbagai jenis aturan, melainkan hanya mengikuti Nurani dan akalnya saja
Islam melarang manusia menggunakan NURANI, sebab NURANI bertentangan dengan kehendak setan.

Setan menghalalkan segala cara, sebab setan tidak memiliki NURANI. Setan sama dengan binatang, yang hanya mengandalkan insting saja.

Mas Asbun tidak setuju bila manusia menggunakan akal. Ini aneh. Bukankah Muhammad seringkali mengatakan bahwa manusia diharuskan menggunakan akalnya? Ketika Muhammad mengkritik orang-orang yang dicapnya kafir, dia menuduh orang-orang itu tidak berakal. Tapi sebaliknya, ketika orang-orang itu mengkritik dirinya, dia melarang orang-orang itu menggunakan akal. Bukankah ini sikap yang tidak konsisten? Mas telah mempertaruhkan hidup dan mati Mas kepada orang gila yang tidak konsisten.
Anda selalu mengatakan Bahwa ALAH adalah Syaitan, seandainya anda sendiri dianggap sebagai ‘Tuhan’ oleh orang lain dan orang lain tsb berdoa kepada anda”.
“Aku berlindung kepada Maisaroh dari Godaan Maisaroh yang terkutuk”.
Ketika anda mengatakan, saya adalah Tuhan, tapi ternyata diri anda sendiri ternyata selalu disebut2 sebagai sesuatu yang harus dijauhi karena segala perbuatan dan godaan2 anda sendiri yang terkutuk.
Kebalik, Mas. Syaiton itulah Allah yang disembah oleh Muhammad. Syaiton merubah namanya dengan sebutan Allah, supaya orang tidak mengetahui kalau dia adalah Syaiton.

Muhammad berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari Godaan Syaiton yang terkutuk”

Padahal, Allah adalah sama dengan Syaiton. Benar-benar sangat miris dan ironi sekali.
Syaiton telah mempermainkan Muslim. Diam-diam, Syaiton tertawa cekikikan menyaksikan kebodohan kita ini.
Pantaskah sesuatu yang disebut Tuhan, sementara dirinya sendiri mengaku2 sebagai sesuatu yang harus dihindari karena keterkutukannya?
Logika Mas Asbun kacau. Bukan begitu cara berpikirnya.

Syaiton mengaku-ngaku kalau dirinya adalah Tuhan. Dia memakai nama samaran “Allah SWT”.

Dia bisa saja membuat ayat-ayat kutukan untuk dirinya sendiri, toh semua tujuannya akhirnya tercapai. Bila Syaiton tidak berbuat begitu, tentu sulit bagi Syaiton untuk menipu umat manusia. Syaiton adalah makhluk yang sangat hina, tidak punya harga diri, begitu rendah dan rela berbuat apa saja asal semua tujuannya tercapai. Apa sih sulitnya mengutuki diri sendiri? Apakah Syaiton enggan mengutuki dirinya sendiri, padahal hasil yang akan dicapai sedemikian gemilang? Toh yang membuat kata-kata kutukan itu bukan TUHAN, tapi Syaiton sendiri, tidak akan berdampak apapun baginya. Itu cuma akal-akalan Syaiton saja untuk menipu manusia.

Apalagi, sekalipun Syaiton tidak mengutuki diri sendiri, Syaiton memang sudah TERKUTUK dari sejak zaman dahulu dan sudah ditetapkan menjadi calon penghuni neraka.
Islam telah dituduh oleh Kafir bahwa Allah Islam dikatakan sebagai Syaitan
Semua itu ada dasarnya.
Bisakah Mas Asbun membuktikan kalau Allah SWT bukan setan?
Sekarang mari kita tilik dari ajaran-ajarannya. Apakah Allah SWT itu baik?
Tidak. Allah SWT cuma cecunguknya Muhammad. Masa sih ada Tuhan yang mau dijadikan kacung sama utusannya?
Agama bisa membuat manusia merasa dibatasi dalam keterikatan atas aturan2an yang ada didalamnya. Sehingga banyak manusia hidup dengan lepas dari aturan2 yang ada dalam Agama, agar manusia tsb bisa lebih bebas dalam membuat keputusan dengan dalih Hati Nurani. Dan saya juga faham, kenapa Syetan begitu bebas dalam melaksanakan aksi2nya, karena Syetanpun memang tidak dibatasi oleh aturan2 itu sendiri.
Mas sedang membicarakan Islam. Sebab Islam tidak dibatasi oleh aturan-aturan NURANI, tapi begitu bebas tidak terikat, berbuat semau sendiri menurut cara berpikir SETAN yang JAHAT. Apapun dilakukan tanpa ada rasa bersalah, bila dilakukan atas nama Allah dan Muhammad. Semuanya demi Allah dan Muhammad, tidak ada aturan yang mengikat, tidak ada HUKUM KEBAIKAN yang menuntun, segala sesuatu adalah untuk kepentingan dan keuntungan pribadi Muhammad. Yang disebut jahat dalam Islam, adalah bila Mas menghujat atau menghina Muhammad. Selama Mas cinta pada Muhammad, maka semua perbuatan bejat akan dianggap baik, termasuk membunuh dan memperkosa.

Segala sesuatu halal dilakukan dalam Islam, asal dilakukan demi Muhammad. Asal dirimu tidak menentang Allah dan Rasulnya, tidak ada hukum apapun yang mengikat dirimu. Bukankah ISLAM sama dengan setan yang Mas Asbun ceritakan?
Anda sudah bisa memvonis orang lain Kehilangan Akal ketika orang lain menjalani Hidup Sebagai lesbian.Tapi anda sendiri harus membuka mata anda sendiri, kehidupan Kaum Lesbian kini tidak dianggap sebagai sebuah penyimpangan di Dunia Sekuler, karena dianggap sebagai Hak Azasi Manusia, Manusia berhak Memiliki dan Menentukan Pasangan sesuai dengan Hasrat dan Keinginanya sendiri2. Artinya apa? Hati Nurani Merekalah yang telah menggiring mereka, bahwa Lesbian bukanlah penyimpangan, melainkan Hak Azasi manusia.
Sekalipun orang berbicara atas nama Hak Azasi, sebenarnya di dalam hati nuraninya tahu kalau LESBIAN itu penyimpangan.

HATI NURANI adalah DASAR HUKUM TERTINGGI untuk menilai baik dan buruknya sesuatu hal.
Bukankah Hati Nurani itu adalah Panglima dari Sudut Pandang Manusia itu sendiri, Hati Nurani yang Baik dan Bersih, maka Sudut Pandang dari Manusia itu pun akan tertuju pada hal2 yang baik dan benar.
Mas memiliki pengertian HATI NURANI yang berbeda dengan saya. HATI NURANI itu baik. Tidak ada HATI NURANI yang jahat. Bila Mas mengatakan “hati nurani yang baik dan bersih”, itu sebuah kata yang berlebih-lebihan, sebab yang namanya HATI NURANI sudah pasti baik. Yang belum tentu baik adalah JIWA seseorang.

Kalau ada orang yang berhati jahat, maka itu berarti hati nuraninya telah tertutup dengan keinginan jiwanya yang jahat. HATI berbeda dengan NURANI.
Akan tetapi sebaliknya Hati Nurani Yang Kotor, maka Sudut Pandang dari Manusia itu pun akan tertuju pada hal2 yang buruk dan dengan tanpa sadar dia pun akan menganggap bahwa Sudut Pandangnya adalah Kebaikan.
Bukan hati nurani yang kotor, tapi jiwa manusianya yang kotor. HATI berbeda dengan NURANI.
Jadi, Hati Nurani itu bisa berbeda, tergantung dari apa dan siapa yang mengisi akan Nurani tsb, makanya saya katakan, Syetan pun Memiliki Hati Nurani, akhirnya dia berimprovisasi untuk menjungkir balikan kebenaran dan keburukan sesuai dengan keinginnya dan nuraninya sendiri.
Mas Asbun masih bingung dengan apa itu HATI NURANI. Disangka Mas, HATI NURANI = HATI. Agar Mas tidak bingung, saya akan ubah istilah HATI NURANI dengan NURANI saja.
Betul, Sholat yang dilakukan MUSLIM tidak menjamin dan menentukan MUSLIM masuk SURGA, sebab ketika MUSLIM Sholat, yang namanya SYETAN yang TAK BERAGAMA selalu menghalang2i MUSLIM ketika dalam melaksanakan Sholat sekalipun.
Perlu saya garis bawahi:

1) Setan pun juga beragama. Agama Setan adalah Islam. Jadi, Mas Asbun keliru bila mengatakan Setan tidak beragama.
2) Sholat adalah bentuk penyembahan kepada Setan. Pusatnya di Kaabah Mekkah, yang oleh Muhammad disebut Mekkah Al-Mukaromah.
3) Setan sebenarnya malah girang bila pengikutnya sholat. Tapi setan menyebar fitnah, seolah ada pihak-pihak tertentu yang melarang Muslim sholat, tujuannya adalah untuk membakar hati Muslim agar dilanda dengki dan kemarahan. Sebenarnya ini ego setan. Setan marah bila dirinya tidak disembah. Karena itu, setan membujuk Muslim agar memerangi siapapun yang menghalangi ritual penyembahan kepada dirinya itu.
4) Karena sholat adalah sebuah bentuk ritual penyembahan kepada setan, maka tidak ada pahala apapun yang akan diterima oleh si pelaku, justru kutukan Tuhan di neraka, sebab perbuatan itu adalah perbuatan yang terkutuk, yang menista Tuhan.
Padahal ketika SHOLAT, segenap jiwa dan raga adalah sepenuhnya sedang diserahkan dan dihadapkan kepada Sang Pencipta.
Sekalipun Muslim mengarahkan segenap pikirannya untuk Tuhan, tapi sesungguhnya bukan Tuhan yang dituju, melainkan SETAN yang bernama Allah, yang titik fokus penyembahannya berada di kota Mekkah.

Muslim telah tertipu. Ini semua adalah ulah Syaiton yang terkutuk. Maka dari itu, Mas, marilah kita bersama-sama memerangi Syaiton, jangan biarkan Syaiton terus tertawa cekikikan di balik layar menyaksikan kebodohan saudara-saudara kita yang telah diperdaya oleh Syaiton dengan mengikuti agama Islam.
Jadi kesimpulannya Banyak orang ISLAM juga yang masih SHOLAT tapi masih berprilaku jahat, karena apa, Syetan yang jahat selalu memutarkan haluan disaat orang ISLAM sedang dalam SHOLAT.
Sholat tidak mengubah pribadi seseorang menjadi baik, justru sebaliknya, sholat membentuk ZOMBIE-ZOMBIE yang makin lama makin patuh pada Syaiton.

Amrozi cs tidak kurang sholatnya, bahkan mungkin 7 kali sehari demi mengikuti sunnah Muhammad. Dan bukan kebaikan yang dia dapatkan, justru KEBUSUKAN HATI DAN DENGKI.

Dulu saya sewaktu masih aktif melakukan sholat, saya merasa diri saya telah berbuat baik untuk Allah SWT, dan oleh karenanya saya menjadi semakin fanatik, sok suci, dan makin cinta kepada Muhammad. Tapi, sebagai konsekuensinya, hati saya justru makin benci kepada orang-orang lain yang tidak sepandangan dengan saya, suatu misal kepada mereka yang dicap kafir oleh Muhammad. Bagaimana ini? Semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, hati bukannya makin tentram, tapi makin dilanda kebencian dan dengki? Saya tidak bisa memahami itu sampai akhirnya saya mengerti, kalau Allah SWT sesungguhnya adalah Syaiton yang menyamar. Dia-lah yang menggiring hati dan kepribadian para Muslim agar menjadi jahat dan pemarah. Tidak hanya lewat pencucian otak lewat sholat, tapi juga melalui pembacaan ayat-ayat setannya melalui acara-acara Tadarus atau Jamiyah yang dahulu kerap saya ikuti.
Karena ISLAM sendiri sudah menabuh genderang perang terhadap si Syetan ini, karena SYETAN itu adalah MUSUH yang paling nyata.
Itu sebuah ironi, Mas. Sebab, justru Islam itulah SETAN-nya.
Bagaimana Setan menabuh genderang perang untuk melawan dirinya sendiri? Itu hanya trik saja untuk mempermainkan kita.

Setan membakar hati tiap pengikutnya, mengobarkan perang terhadap orang-orang yang tidak mau menyembah dirinya atau mereka yang tidak mau mengakui nabi palsunya, dengan cara SETAN teriak SETAN, sebagaimana manusia MALING teriak MALING.
ISLAM buat saya memang bukan sebuah kebanggaan yang harus ditunjuk2an kepada Manusia. Saya tidak ingin mendapatkan pujian2 dari manusia dikarenakan saya seorang MUSLIM. Apa yang bisa saya harapkan dari Manusia? apabila saya selama menjadi MUSLIM selalu menunjukan KEBANGGAAN saya kepada Manusia?
Segala Puji Bagi Allah. Dan saya tidak layak mendapatkan pujian apapun dari manusia, termasuk merasa bangga dan mengharapkan pujian2 atas KeIslaman saya dari Manusia lainnya.
Penghargaan dan Kebanggaan yang hanya datang dari manusia, maka hanya akan berakhir ketika manusia itu tiada.
Sebagai contoh : Bagi Anda bisa jadi ketika anda melepaskan Jilbab anda, atau ketika anda telah mengakui anda “keluar dari ISLAM”, mungkin sebuah kebanggaan bagi anda, karena anda medapatkan puji2an dari Ali, dari Adadeh dan dari kafir2 lainnya di sini. Tapi begitu Ali mati, Adadeh Mati, dan Rekan2 Kafir lainnya pada mati, siapa lagi yang akan memberikan “pujian2an” bagi anda. Dan kalaupun keputusan anda salah dengan melepaskan Jilbab tsb dan merugikan anda, silahkan nanti anda cari2 Adadeh, Ali dan rekan2 kafir lainnya yang dulu sangat mendukung anda.
Mas Asbun salah sangka. Saya bersaksi di forum ini bukan karena saya ingin mendapat puji-pujian dari Om Ali, Om Adadeh, atau Om-om yang lain, tapi semata-mata untuk mengeluarkan semua uneg-uneg di hati yang selama ini hanya bisa saya ceritakan dengan sembunyi-sembunyi kepada teman-teman dekat.

Pengetahuan ini adalah pengetahuan yang sangat luar biasa. Betapa tidak, seorang yang selama 1400 tahun dianggap nabi mulia, ternyata dia cuma seorang pecundang berandalan kelas teri yang beraninya main keroyok dan potong leher orang?

Bagi saya ini sangat luar biasa, karena seperti itulah para pengikutnya bertabiat sampai saat ini. Kita tidak bisa menyalahkan Muslim karena tabiatnya yang suka main kekerasan, keroyokan dan menghalalkan segala cara untuk membela nabi dan agamanya, karena mereka cuma meniru tingkah Muhammad.

Seperti apa junjungannya, seperti itulah pengikutnya.

Mas Asbun, sekali lagi saya katakan ya, Muhammad telah menipu Mas. Saya harap Mas segera sadar akan hal ini.
Dan keputusan saya dengan memiliki Agama (ISLAM) adalah keputusan Final saya. Sebab agama bagi manusia adalah sebagai pemisah yang membedakan antara MANUSIA dengan SYETAN.
Yang membedakan manusia dengan setan adalah agamanya.
Bila manusia itu memeluk agama Islam, berarti dia telah menjadi pengikut Setan tanpa dia sendiri menyadarinya.
Dan bukan tidak mungkin, SYETAN malah menciptakan Agama2 Baru, yang bertolak belakang dengan AGAMA YANG BENAR itu sendiri.
Islam bukanlah agama yang benar. Kebenaran dalam Islam hanya PEMAKSAAN & KETUNDUKAN PENUH, tanpa boleh bertanya atau meneliti lebih lanjut.

Itu artinya, tidak ada kebenaran dalam Islam. Islam adalah agama hasil pemaksaan dan tipu muslihat bangsa Arab.

Bila Mas Asbun masih tetap ngotot menganggap Islam itu agama yang benar, dakwahi saya. Bukankah saya dahulu telah meminta kepada Mas untuk melakukannya? Tapi Mas tidak bersedia atau menyerah, setelah tahu bahwa Islam itu agama yang konyol, tidak masuk akal, tidak sesuai akal sehat, tidak benar.

Islam penuh dengan klaim-klaim buta, yang tidak bisa dijelaskan secara riil dan logis.

Suatu misal: Klaim bahwa Islam itu agama penuh rahmat. Tapi ketika disuruh menjelaskan secara logis, bagaimana bentuk rahmat yang dibawa oleh Islam? Tak ada seorang pun yang bisa menjelaskannya. Jadi, Islam itu agama yang penuh dengan bualan-bualan kosong.

Contoh bualan yang lain: Agama Islam itu agama yang benar, dan agama lain adalah salah. Tapi ketika disuruh menjelaskan kebenaran mutlak dalam Islam, Muslim hanya bisa menunjukkan kata-kata Muhammad dalam Alquran. Siapakah yang tidak bisa, kalau cuma menjadikan klaim-klaim sepihak dari masing-masing agama sebagai bahan rujukan kebenaran agamanya?
Kalimat ini memang benar adanya, "Biarpun rasul-rasul zaman dahulu bisa melakukan mujizat, toh orang-orang tetap tidak mau percaya." Terbukti, ketika Musa menunjukan Mujizatnya didepan Fir’aun dan para pengikutnya, Mereka pun masih menyebutnya sebagai sebuah Sihir!, sehingga mereka pun tetap dalam Kekafirannya, Mukjizat dan Sihir bagi KAFIR tidak ada bedanya.
Mujizat dapat kita jadikan landasan iman, apakah orang itu benar nabi atau bukan.
Apa yang Muhammad katakan itu adalah sebuah alasan untuk menutupi dirinya yang tidak bisa ber-mujizat. Secara intelek, seharusnya Mas Asbun sudah bisa menebak, kalau Muhammad itu seorang nabi gadungan.
Jadi yang bisa membuat kemukjijatan dari setiap rasul menjadi RASA PERCAYA / IMAN bagi Manusia adalah ketika Rahmat dan Karunia Allah telah membuka Mata Hatinya, sehingga manusia bisa Beriman atas mukjizat yang telah diturunkan dan ditunjukan oleh Rasul itu sendiri.
Orang masuk Islam bukan karena hatinya dibuka oleh Allah, tapi karena Muhammad memaksakan kehendaknya kepada mereka. Kepada orang-orang yang memang sudah bejat akal budinya, Muhammad tidak perlu main paksa, cukup dia iming-imingi dengan harta jarahan dan seks.

Orang-orang Muslim zaman sekarang adalah korban dari fallacy, cara pandang tentang Muhammad yang sudah dimanipulasi agar kelihatan baik-baiknya saja.
Dan bagi Umat ISLAM, AL-Quran sendiri merupakan sebuah MUkJIZAT
Mas Asbun konyol, bila ikut-ikutan mengklaim tulisan Muhammad sebagai sebuah mujizat. Siapa sih, Mas, orang di dunia ini yang tidak bisa mengatakan, “Buku karanganku adalah sebuah mujizat.” Karena dia tidak mampu memberikan mujizat yang riil kepada orang-orang yang memintanya?
Semua orang ISLAM PERCAYA akan ini. Dan berkat Mukzijat inilah ada orang ISLAM.
Anda salah, Mas.
Nabi Musa tidak gagal. Berkat mujizat nabi Musa, ada umat Yahudi.
Nabi Isa juga tidak gagal. Berkat mujizat nabi Isa, ada umat Nasroni.

Nah, bagaimana dengan Muhammad? Bukan berkat mujizat, sehingga ada umat Islam. Tapi berkat PEMAKSAAN dan PERANG yang dilancarkan Muhammad dan para pengikutnya di masa lampau, sehingga Islam ada.

Bukankah ini satu bukti bahwa Islam itu agama yang memalukan?

Semua agama ada dan didirikan, berkat kebaikan-kebaikan dari sang junjungan.
Tapi Islam ada, berkat keberingasan dari sang junjungan dalam menyebarkan ideologinya, dan di kemudian hari, Islam disebarkan dengan fallacy, pandangan-pandangan dan cerita-cerita tentang Muhammad yang sudah dimodifikasi dan direkayasa sedemikian rupa untuk menimbulkan kesan Muhammad orang baik dan makhluk paling sempurna.

Kita semua yang hidup pada era abad ini, menjadi Muslim bukan karena paksaan, tapi karena fallacy. Kita semua telah tertipu. Saya bahagia, karena mata saya kini telah terbuka lebar. Dan saya berharap, Mas Asbun pun bisa menjadi orang yang terbebas dari tipu-tipu bangsa Arab ini.
Maisaroh: Tuhan saya adalah Engkau, karena Engkau-lah yang telah menciptakan saya dan memelihara saya hingga saya diwafatkan."
Hahahaha, anda tidak tahu, bahwa Syetanpun bisa mengaku2 sebagai Tuhan, jadi ketika Syetan yang bertanya, maka anda dengan sendirinya telah mengaku bahwa yang bertanya itu (Syetan) adalah Tuhanmu sendiri, cocok lah kalau gitu Manusia yang Tidak Beragama bertemu dengan Syetan yang juga tidak beragama.
Pada hari berbangkit, yang bertanya kepada saya bukan Syaiton, sebab Syaiton sendiri sudah dijebloskan kepada neraka. Yang bertanya kepada saya adalah Tuhan yang Sejati.
Maisaroh: Sementara itu, Tuhan akan menjawab Mas Asbun begini: Siapa itu Allah SWT? Di sini tidak ada yang namanya Allah SWT. Allah SWT adalah tuhan palsu kayalannya Muhammad."
Saya akan menjawab lagi : Kalau begitu tunjukan terhadap saya akan Allah SWT, yang tiada beranak dan tidak diperanakan, yang jiwa seorang Muhammad berada didalam gengammannya. Dan yang menguasai akan Kalimat : Laillaha Illallah Muhammadarasulullah. dan aku ingin bertemu dengan Allah, yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk)Nya, tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Milik-Nya segala apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seizin-Nya. Allah Mengetahui apa-apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Sedangkan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah luasnya meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan adalah Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung”.
Tuhan akan menjawab Mas Asbun: “Kurang ajar, kau telah menyamakan Allah SWT dengan diri-KU? Siapa bilang Allah sembahan Muhammad adalah Tuhan yang Hidup Kekal? Kini Allah sembahan Muhammad itu telah kujebloskan kepada neraka abadi, tidak akan bangkit-bangkit lagi dia dari sana untuk selamanya. Kau mengatakan Allah sembahan Muhammad itu pemilik segala apa yang ada di langit dan di bumi. Beraninya kau menyekutukan Aku dengan Syaiton? Pemilik segala apa yang ada di langit dan di bumi cuma Aku, sebab Aku-lah yang menciptakan dan memeliharanya, bukan Allah sembahan Muhammad. Wahai orang-orang yang telah disesatkan, betapa bodohnya dirimu.”
Kalo YAHUDI sih memaksakan Keyakinan emang engga pernah, tapi MEMAKSAKAN KEHENDAK agar umat ISLAM meninggalkan ajarannya ..hohohohohohohoho, buanyak banget akalnya!.
Kalau yang terjadi pada bani Yahudi di Arab pada abad ke-7, bukan orang Yahudi yang memaksakan kehendak agar umat Islam meninggalkan ajarannya, tapi justru Muhammad-lah yang memaksakan kehendak agar orang-orang Yahudi itu masuk Islam. Tapi karena orang-orang Yahudi itu menolak, mereka diusir dari kampung halaman mereka, sebagian yang lain dibunuh atau dijadikan budak.

Sumber saya adalah dari catatan sejarawan Muslim. Nah, kalau Mas Asbun, darimanakah sumbernya? Apakah sahih? Mas adalah korban dari fallacy. Mas telah dijejali dengan catatan-catatan sejarah palsu untuk menutupi kebusukan-kebusukan Islam pada awal pendiriannya.
Alhamdulillah saya masih memiliki akal sehat, karena akal saya selalu bersumber pada Sumber yang jelas, dan bukan pada angan-angan saja.
Apakah Mas maksudkan itu Alquran?
Alquran itu jelas, karena dia ditulis dan dikarang oleh Muhammad.
Itu artinya, Mas percaya dengan bualan dan angan-angan Muhammad.
Setiap orang yang memiliki RASA CINTA, pasti akan selalu menunjukan RASA CINTAnya itu, dengan caranya sendiri2.

Pertanyaan saya, Apa yang akan anda lakukan ketika muka/wajah anda Ibu sendiri ada yang meludahi atau melemparkan kotoran dan mencaci makinya di depan anda sendiri?
Ibu saya adalah orang yang telah melahirkan dan membesarkan saya. Saya akan tersinggung dan membela ibu saya mati-matian.

Tapi bagaimana dengan kecintaan Mas kepada Muhammad, orang jahat itu? Apakah Muhammad itu bapak yang telah melahirkan Mas Asbun?
Maisaroh: Mas Asbun tidak usah takut, ngapain Mas pakai bilang "Astaghfirullah..." Mas tidak akan kena kutuk, karena Allah adalah fiksi.
Itulah bedanya saya dengan anda, saya masih punya rasa malu terhadap orang yang saya cintai, karena saya masih memiliki rasa Cinta.
Layakkah orang jahat dicintai?
Maisaroh: Apakah tidak terpikir dalam benak Mas, Tuhan akan bertanya kepada Mas Asbun: "Kenapa kamu percaya saja kepada semua omongan nabi palsu dan penyesat terlaknat itu? Bukankah Aku telah mengaruniakan AKAL di dalam dirimu agar kamu bisa menimbang-nimbang mana yang benar dan mana yang salah? Aku menanamkan HATI NURANI ke setiap insan, tapi setiap insan yang enggan menggunakannya adalah tanggung jawabnya sendiri, dan kamu tidak bisa melemparkan tanggung jawab itu kepada Muhammad, sebab Muhammad sudah kuhukum lebih dahulu. Memang hukuman buat Muhammad lebih besar, sebab dia yang menjadi dalang penyesatan ini, tapi bukan berarti dirimu bebas dari hukuman."

Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana?, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?. Apakah memang benar Tuhan anda pernah menyampaikan akan hal ini, atau cuman ANGAN-ANGAN dan Khayalan anda?
Saya pun juga bertanya kepada Mas, apakah keyakinan Mas kepada kata-kata Muhammad sebagai kata-kata Tuhan itu bukan kayalan? Apakah Mas tahu sendiri bahwa Tuhan telah berbicara kepada Muhammad? Atau setidak-tidaknya, ada catatan dari sejarawan yang mengisahkan orang-orang menyaksikan percakapan antara Allah dengan Muhammad? Bila tidak ada, bukankah kepercayaan Mas kepada kata-kata Muhammad sama dengan kebodohan?

Mas Asbun, sudah saatnya timbul pertanyaan dalam pikiran Mas sendiri:
- Masa kata-kata Tuhan seperti ini?
- Kok sepertinya lebih tepat bila ini adalah kata-kata Muhammad, karena isinya lebih mencerminkan emosi Muhammad?
- Firman Tuhan kok begini, inti cerita dan makna dari semua ayat-ayatnya adalah untuk hasrat pribadi Muhammad belaka?
- Kepentingan ego Muhammad sangat nampak sekali dari ayat-ayatnya, ego terbesarnya adalah keinginannya menjadi RASUL dan supaya dirinya itu diakui oleh semua orang.
- Tidak ada ajaran-ajaran baik di dalamnya, isinya cuma membicarakan Yahudi, Nasrani, dan kaum Munafik, hal mana sama sekali tidak mendidik para pembacanya, tapi malah menjerumuskan hati pembaca dalam konflik batin, baik yang berupa perasaan mau menang sendiri maupun kebencian.
- Ayat-ayatnya tidak jauh-jauh dari seputar kata-kata: kafir, beriman, kafir, beriman,dst. yang sama sekali tidak ada ajaran moral di dalamnya. Semua kata itu berkaitan erat dengan EGO Muhammad.
Loh itu kan ASUMSI anda sendiri.
Saya tidak berasumsi, tapi semua itu tercermin dalam ayat-ayat Alquran. Saya jadi punya firasat, Mas tidak pernah berani membaca kitab setan itu. Ya, khan?
Asumsinya koq amburadul gitu sih neng?,
Karena ISLAM memang lahir di ARAB secara otomatis sudah pasti Identik dengan ARAB..?, emang anehnya dimana?
Kenapa Mas Asbun tidak ada menaruh curiga, bahwa ISLAM adalah agama bentukan bangsa Arab untuk menipu bangsa-bangsa lain?

Kalau Islam adalah benar-benar agama universal, untuk segala bangsa, kenapa semuanya harus serba Arab dan untuk kemuliaan bangsa Arab?

Tidakkah Mas seharusnya berpikir, bahwa kita ini telah dibodohi oleh mereka, kita telah ditipu oleh mereka!

Saya yakin, Mas lebih intelek dari saya. Sudah seharusnya Mas punya daya berpikir yang tajam dan bukannya bersikap seperti seekor kerbau yang bloon. Apakah Mas Asbun harus mengalami nasib buruk kehilangan satu anggota keluarga dibunuh Muslim barulah Mas mau membuka otak Mas?

Kalau Islam itu untuk segala bangsa, buktikan dengan praktek, bukan cuma dengan bualan-bualan kosong dan klaim-klaim saja.

Berdoa dan sembahyang, harus pakai bahasa Arab dengan alasan bahasa pemersatu. Pemersatu apanya? Agama lain juga berdoa bagi bahasa lokal, toh mereka bisa bersatu.

Kenapa harus pakai sarung dan pakaian ala Timur Tengah, kalau tidak ingin dicap sebagai agama Arab?

Kenapa Muhammad mengklaim penghuni surga memakai bahasa Arab, bukankah ini cuma akal-akalannya saja untuk meninggi-ninggikan derajat bangsanya sendiri?

Kalau Allah itu Tuhan Pencipta Alam Raya, kenapa dia cuma ada di Mekkah saja dan semua orang disuruh sujud menghadap kota itu?

Secara intelek, seharusnya Mas menyadari kekonyolan itu, dan segera tahu kalau ISLAM adalah agama akal-akalan bangsa Arab. Bangsa Arab telah membodohi bangsa-bangsa lain, agar mereka bisa mendominasi dan menguasai bumi ini dibalik nama agama.
Hehehe, Koq lari kemasalah Perang sih neng? Jadi tujuan anda hidup itu untuk mempermasalahkan perang dalam ISLAM? hahahaha.

Kenapa engga sekalian aja bahas tentang PD I, PD ke 2, Perang Salib, Perang Iran Irak, Perang Amerika Vietnam, Perang Indonesia ama Belanda, Perang Indonesia Jepang..hehehehe.

Saya hanya ingin mengetahui saja, Apakah anda punya Ciri sebagai bukti keterlibatan/keterikatan/ketaklukan/kepatuhan anda sebagai bagian umat Manusia yang mempercayai HATI NURANI, that’s All!.
Mas Asbun, saya sudah kerap membaca diskusi-diskusi di forum-forum. Dan satu ciri khas Muslim yang ketahuan bodohnya, adalah dengan tertawa terkekeh seperti yang Mas Asbun lakukan: HE HE HE.

Gaya tertawa terkekeh adalah suatu bentuk trik untuk menstimulan diri sendiri agar tidak peduli terhadap pernyataan lawan yang menohok keimanannya. Ini ibarat Muslim menelan pil koplo atau pil ekstasi untuk melupakan apa yang baru saja dibicarakan barusan.

Jadi, hasil yang didapat dari ketawa Muslim yang HE HE HE itu sama seperti hasil yang diperoleh seorang pecandu pil koplo.

Tentang gaya ketawa Muslim ini, bisa Mas Asbun buktikan sendiri di forum-forum tetangga.
Mas perhatikan, kapan Muslim mulai terkekeh, dan kapan mulai marah-marah. Saya tidak hanya berasumsi.

Selamat Siang.
asbunawas
Posts: 760
Joined: Thu Apr 27, 2006 1:48 pm
Location: underground
Contact:

Post by asbunawas »

Panjang juga sebenarnya, quote dari Maisaroh, tapi setelah diperhatikan, banyak pertanyaan2 & statement ane yang tidak dijawab.

Dan ciri khas dari jawaban Maisaroh tak lebih hanyalah seperti membalik-balikan dua kutub listrik, yaitu Negatif dan Positif, dan tidak ada jawab2an yang merefer kepada sumber yang jelas tapi hanya berdasarkan pemikiran pembolak-balikan kalimat dan makna saja.

Kalau Diskusi seperti ini, saya kira diskusi seperti ini sangat mudah, saya pun hanya tinggal merubah statement positif anda menjadi negatif, its very easy!

Dan, obrolan seperti ini masih mending obrolan yang terjadi baru sebatas diantara 2 orang saja, bisa dibayangkan kalo seandainya saya ngobrol dengan 10 orang seperti anda, maka saya akan mendapatkan 10 Jawaban2 dan pemikiran2 yang berbeda, dikarenkan jawaban2 yang saya dapatkan selalu berdasarkan "NURANI" masing2. dan bukan kepada SUMBER yang JELAS yang dianut oleh dirinya masing2.

Lucu memang.

Dan ada point terakhir yang sebenarnya ingin saya mendapatkan jawaban yang jelas dari anda, yaitu mengenai NURANI IBLIS, yang berontak dan membangkang terhadap TUHAN? dengan mengatas namakan NURANI, IBLIS akhirnya terusir dari Surga.

Saya tidak melihat ada jawabannya, dan saya masih menunggu tentang jawaban tsb.

Dan kalo diperhatikan banyak statement2 saya yang luput dan tidak mendapatkan jawaban, apakah memang anda anggap tidak penting untuk dijawab, atau memang ketidak sanggupan anda untuk menjelaskannya?

Diskusi dengan saya tidak usah tanggung2, agar sayapun tidak akan tanggung2 untuk menkomentari setiap postingan anda.

So, apakah anda bersedia untuk melengkapi statement2 saya yang berlum terjawab?, silahkan anda simak lagi dengan seksama atas postingan2an saya sebelumnya.

Saya kira waktu yang hampir sebulan, seharusnya sudah lebih dari cukup bagi anda untuk bisa melengkapi atas statement yang saya buat untuk anda. tapi sayang, yang saya lihat jawaban2 anda hanya memindahkan kutub positif menjadi negatif saja.

Saya tunggu kelengkapannya.
FFI Admin
Posts: 335
Joined: Wed Mar 15, 2006 1:25 pm

Post by FFI Admin »

asbunawas wrote:Panjang juga sebenarnya, quote dari Maisaroh, tapi setelah diperhatikan, banyak pertanyaan2 & statement ane yang tidak dijawab.
Silakan tunjukkan pertanyaan2 apa saja yang tidak dijawab Maisaroh.
Kalau Diskusi seperti ini, saya kira diskusi seperti ini sangat mudah, saya pun hanya tinggal merubah statement positif anda menjadi negatif, its very easy!
Jika sangat mudah, maka jawab pertanyaan Maisaroh:
[1] Tapi bagaimana dengan kecintaan Mas kepada Muhammad, orang jahat itu? Apakah Muhammad itu bapak yang telah melahirkan Mas Asbun?
Juga yang ini:
[2] Layakkah orang jahat dicintai?
[3] Kenapa Mas Asbun tidak ada menaruh curiga, bahwa ISLAM adalah agama bentukan bangsa Arab untuk menipu bangsa-bangsa lain?
[4] Kalau Islam adalah benar-benar agama universal, untuk segala bangsa, kenapa semuanya harus serba Arab dan untuk kemuliaan bangsa Arab?
[5] Berdoa dan sembahyang, harus pakai bahasa Arab dengan alasan bahasa pemersatu. Pemersatu apanya? Agama lain juga berdoa bagi bahasa lokal, toh mereka bisa bersatu.
[6] Kenapa harus pakai sarung dan pakaian ala Timur Tengah, kalau tidak ingin dicap sebagai agama Arab?
[7] Kenapa Muhammad mengklaim penghuni surga memakai bahasa Arab, bukankah ini cuma akal-akalannya saja untuk meninggi-ninggikan derajat bangsanya sendiri?
[8] Kalau Allah itu Tuhan Pencipta Alam Raya, kenapa dia cuma ada di Mekkah saja dan semua orang disuruh sujud menghadap kota itu?

Pertanyaan2 inilah yang menjadi intisari mengapa Maisaroh tidak mengikuti ajaran Muhammad lagi. Sambil menunggu tanggapan Maisaroh atas pertanyaan2mu yang kau rasa belum terjawab, silakan jawab dahulu pertanyaan2 penting dan valid dari Maisaroh tersebut.
asbunawas
Posts: 760
Joined: Thu Apr 27, 2006 1:48 pm
Location: underground
Contact:

Post by asbunawas »

Dear Forum Admin, anda sepertinya sama saja dengan Maisaroh juga, seharusnya sebelum anda mengajukan pertanyaan2 tsb kepada saya, seharusnya anda bisa mengajukan pertanyaan saya yang tidak terjawab oleh maisaroh, agar semua argument yang ada ditopik ini memiliki tanggapan dan jawaban yang seimbang, tidak loncat2.

Berikut ini pertanyaan2 saya yang masih menggantung :

1. Mengenai Keputusan dan jawaban hati Nurani Maisaroh untuk memakan babi, Ular & kelelawar :
Asbunawas wrote: Alhamdulilah meskipun HATI NURANI saya anggap sebagai Panglima, tapi Hati Nurani saya MASIH TAAT AKAN HUKUM/ATURAN, sehingga saya tidak Percaya terhadap apa kata hati Nurani secara membabi buta dan membuta babi, sehingga sayapun tidak mau untuk makan babi. Hehehehe.

O ya, saya mau coba nanya sama anda? Apakah Hati Nurani anda membolehkan untuk makan Babi, Tikus, Ular atau Kelelawar?. .

2. Dasar Maisaroh tidak memiliki Agama :
Asbunawas wrote: Apa yang bisa anda pastikan dengan anda tidak memiliki AGAMA? Sumber2 apa yang membuat anda dengan menyandarkan Diri anda terhadap HATI NURANI, Apakah TUHAN anda menyuruh anda untuk percaya terhadap HATI NURANI Diri anda sendiri?. .
3: Mengenai Tuhan tidak berbuat apa2 atas tuduhan2 yang dilakukan oleh manusia :

Maisaroh wrote:
Menurut saya, Tuhan memiliki anak atau tidak memiliki anak adalah bukan urusan kita. Hal itu sepenuhnya adalah urusan Tuhan. Kalau pun Tuhan memiliki anak, kita mau apa? Marah pada Tuhan karena Tuhan punya anak? Atau, kalau Tuhan itu tidak punya anak, kemudian kita mau apa? Kita protes karena Tuhan tidak punya anak? Apa hak kita mengatur Tuhan?
Asbunawas wrote:
Hahahaha, picik sekali dengan penjelasan anda ini.

Kita buat contoh yang sederhana saja:
Apakah anda mau kalau saya menyebut bahwa anda seorang pelacur padahal anda orang yang terpelajar?, apakah anda mau saya katakan bahwa anda sebagai orang buta padahal anda bisa melihat?, Apakah anda mau saya katakan anda bermuka bopeng padahal anda cantik?, apakah anda mau saya katakan berkaki buntung padahal anda sendiri Normal?. .

4. Mengenai Jawaban2 Maisaroh dalam isi DIALOG IMANJINER, saya ingin mengetahui, dari mana dasar dia menuliskan pernyataan2nya tsb?, apakah dia hanya mengarang2 dan menduga2 saja sebagaimana layaknya orang menghayal cerita untuk sebuah Novel?

Ini argument2 yang saya ingin ketahui dasarnya tsb :

Maisaroh wrote:
Tuhan menjawab Mas Asbun: "Tidak, Aku tidak pernah mengutus malaikat Jibril kepada orang yang bernama Muhammad. Muhammad telah membohongimu. Aku mengutus nabi pada zaman apapun, selalu Kubekali dengan mujizat sebagai tanda bahwa memang benar Aku telah mengutusnya. Tapi kepada Muhammad, Aku tidak pernah mengutusnya, itulah sebabnya Aku tidak pernah menunjukkan kemahakuasaan-Ku melalui penipu itu. Hanya si penipu itu saja yang mengaku-ngaku sendiri, dan memaksa orang lain percaya kepadanya lewat ancaman."
Asbunawas wrote:
Pertanyaan saya :
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?. .
Maisaroh wrote:
Tuhan menjawab Mas Asbun: "Hai manusia tak berakal, apa gunanya Aku menaruh OTAK di dalam kepalamu bila tidak kaugunakan? Siapa yang mengatakan Muhammad itu nabi terakhir? Aku tidak pernah mengatakannya, itu kata-kata Muhammad sendiri."
Asbunawas wrote:
Pertanyaan saya :
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?. .
Maisaroh wrote:
Tuhan menjawab Mas Asbun: "Firman Tuhan apanya? Itu bukan Firman-Ku, itu kata-kata Muhammad sendiri. Betapa bodohnya dirimu. Apakah kamu pernah melihat atau mendengar dengan mata kepalamu sendiri ketika Aku berfirman kepada orang yang bernama Muhammad itu?"
Asbunawas wrote:
Pertanyaan saya :
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana?, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?. .
Maisaroh wrote:
Mas Asbun menjawab: "Oh Tuhanku, aku tidak pernah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Saya percaya saja berdasarkan apa-apa yang tertulis dalam kitabmu."

Tuhan menjawab: "Apa kau bilang? Alquran bukanlah kitabku. Aku tidak pernah menyuruh Muhammad membuat kitab, semua yang tertulis di dalamnya adalah kata-kata Muhammad sendiri. Hai Asbunawas, kenapa kamu tidak memakai AKAL SEHAT-mu untuk menyelidiki keabsahan klaim-klaim bohong dari Muhammad? Jika kamu tidak pernah melihat dengan mata kepalamu sendiri disebabkan karena kamu hidup 1400 tahun sesudah Muhammad, walau demikian, bukankah kamu masih bisa menelaahnya melalui tulisan sejarah dari orang-orang yang menulis riwayat hidup Muhammad? Apakah ada sejarah yang mencatat keberadaan saksi mata yang melihat sendiri ketika Aku berfirman kepada Muhammad atau mendengar dengan telinga mereka suara malaikat Jibril kepada Muhammad? Wahai Asbunawas, seharusnya dirimu menyadari akan ketololanmu itu, karena Aku memang tidak pernah mewahyukan apapun kepada Muhammad. Muhammad tidak bisa membuktikan apapun, mujizat pun tidak. Wahai Asbunawas, kamu senang menjadi pengikut Muhammad karena ajaran-ajaran jahatnya sesuai dengan seleramu."
Asbunawas wrote: Pertanyaan saya :
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana?, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?. .
Maisaroh wrote:
Mas Asbun bertanya: "Jadi, saya harus ke neraka?"
Tuhan menjawab: "Benar, dan kini pemimpinmu bernama Muhammad itu sedang mengalami siksaan pedih di dalam neraka sembari menantimu. Muhammad selalu berharap agar para pengikutnya menemani dirinya di dalam neraka, karena Muhammad takut menderita sendirian."
Asbunawas wrote:
Pertanyaan saya :
Boleh tahu, penjelasan ini datangnya darimana?, ada diayat keberapa dalam Kitab Hati Nurani anda ?. .

5. Tentang IBLIS yang ‘dianugerahi’ Hati Nurani/Nurani :
Asbunawas wrote: IBLIS juga mendapatkan anugerah yang sama dengan diberikan hati Nurani, sehingga diapun mengikuti kata Hati Nuraninya disaat membangkan untuk Sujud terhadap Adam. Hati Nurani Iblis mengatakan, Adam dibuat dari tanah, aku dibuat dari api, kenapa pula aku harus menghormati ciptaan Allah yang lebih rendah dari dirinya sendiri. Dan sampai saat ini IBLIS dan SYETAN pun dalam berbuat dan berprilaku selalu mengikuti Akal dan HATI Nuraninya sendiri.
Koq engga ada bedanya dengan anda ya?.. .
(Yang ini tidak dijawab tidak apa2, dan seandainya tidak ada jawaban maka saya anggap, maisaroh sependapat dengan argument saya tsb).

6. Tentang pertanyaan dan tuduhan saya terhadap maisaroh sendiri :
Asbunawas wrote: Oya di Wawancara Imajiner ini saya menangkap dari Tulisan anda ini, kalau anda sebenarnya adalah seorang laki2 yang sudah cukup umur dan dewasa, munkin sudah punya anak dan berkeluarga. Karena dari gaya bahasanya tidak sebanding dengan apa yang ada pada foto kamu diavatar, apakah anda benar seorang laki2 dan sudah berkeluarga?.
Maaf cuman bertanya saja. karena saya punya KEYAKINAN seperti itu.
.
Kalau maisaroh tidak memberikan tanggapan, artinya Tuduhan saya adalah benar.

6. Lagi2, mengenai IBLIS yang tadinya memiliki Nurani namun akhirnya membangkan terhadap Perintah Tuhan untuk Sujud terhadap Adam, maisaroh tidak memberikan tanggapan, seandainya tidak memberikan tanggapan, maka saya angga dia setuju, bahwa IBLIS sama dengan MAISAROH yang juga hanya mengandalkan HATI NURANInya dalam mengambil keputusan dan memilih sebuah keputusan.

Ini dia statement saya yang saya anggap disetujui dan spendapat dengan Maisaroh, karena tidak memberikan tanggapan :

Maisaroh wrote:
Saya menjawab: "Benar Tuhan, tapi HATI NURANI adalah ANUGERAH TERBESAR yang telah Engkau berikan kepada manusia. Manusia yang lebih mengedepankan hati nuraninya, akan mampu terbebas dari bisikan IBLIS."
Asbunawas wrote:
IBLIS juga mendapatkan anugerah yang sama dengan diberikan hati Nurani, sehingga diapun mengikuti kata Hati Nuraninya disaat membangkan untuk Sujud terhadap Adam. Hati Nurani Iblis mengatakan, Adam dibuat dari tanah, aku dibuat dari api, kenapa pula aku harus menghormati ciptaan Allah yang lebih rendah dari dirinya sendiri. Dan sampai saat ini IBLIS dan SYETAN pun dalam berbuat dan berprilaku selalu mengikuti Akal dan HATI Nuraninya sendiri.
Koq engga ada bedanya dengan anda ya?.. .
Asbunawas wrote: Anda bisa mempelajari kembali Kisah IBLIS yang mempercayai akan HATI NURANINYA sendiri ketika disuruh sujud terhadap Adam. Selamat belajar. .
Asbunawas wrote: Sekali lagi, saya tidak ingin menjadikan Hati Nurani menjadi Panglima bagi segalanya, agar saya terhindari dari Keputusan yang salah sebagaimana Ketika IBLIS membuat keputusan didepan Tuhannya. .
Asbunawas wrote: IBLIS saja bisa terusir dari SURGA karena lebih mempercayai akan ISI HATI NURANINYA dari pada patuh terhadap perintah TUHAN yang telah menciptakan atas Hati Nuraninya itu. TUHAN saja sampai dilawan oleh IBLIS karena IBLIS lebih mempercayai Hati Nuraninya. Maka sampai kiamatpun IBLIS akan terus mempergunakan Hati Nuraninya itu untuk menyesatkan manusia. .
Seandainya tidak ada tanggapan mengenai hal ini, maka saya anggap Maisaroh setuju dan sependapat.

Trims.

PS:
Untuk Forum Admin, terima kasih atas rangkuman pertanyaannya, sebab saya juga sedikit bingung dengan argument2 Maisaroh yang panjang2 tapi hanya membalik-balikan “dua arah kutub listrik”, positif diputar menjadi negatif, negatif diputar menjadi positif.
Hehehehe (maaf ketawa, habis emang lucu! Bukan gara2 ane minum pil koplo lho, sebab dalam islam Mabuk itu Haram, kecuali Mabuk darat, laut dan Udara :D :D )

Saya tunggu tanggapannya.
Post Reply