Apa Yang Allah Lakukan Sebelum Penciptaan Pertama

Khusus bagi debat-diskusi one-to-one secara serius dan intelektual seputar Islam yang dimoderasi dengan ketat. Anggota yang melontarkan caci-maki dan hinaan yang bersifat ad-hominem akan dikeluarkan dari forum khusus ini. Silakan kontak Forum Admin atau Moderator untuk mendapatkan akses di Ruang Bedah Islam.
Valkyrie
Posts: 707
Joined: Thu Sep 28, 2006 9:59 am

Post by Valkyrie »

Sibodoh wrote:Allah tidak dapat dipahami hanya dengan hukum fisika, hanya bisa diterima di dalam human conscience (berupa iman / faith). Jika menggunakan hukum2 alam semesta, bisa dua kemungkinan: makin mendekat, dan makin menjauh dari Allah.

Hukum (penjelasan terhadap karakter dan mekanisme) alam semesta berorientasi materialistik: bisa dinyatakan sebagai benar jika logika menerima, dan fakta (evidence) untuk membuktikan kebenarannya tersedia. Allah (dan sebenarnya semua konsep Tuhan) tidak pernah bisa dibuktikan secara scientific (by material evidence).

Tuhan hanya bisa diterima oleh manusia sebagai iman (faith : belief without 'material' evidence). Dan jalan menuju keimanan adalah dengan menjernihkan hati dan pikiran secara simultan. Matematika bisa membantu , namun matematika bukan kendaraan utama sampai ke sana.
Terima kasih, jawabanmu yang ini bagiku have a good point sangat dapat dipertanggungjawabkan.

Tapi bolehkah aku bertanya tentang bagaimana konsep takdir dalam Islam (melanjutkan pertanyaan Athan)?

Salam
SiBodoh
Posts: 335
Joined: Tue May 23, 2006 10:03 am

Post by SiBodoh »

Ada 2 pendapat utama mengenai takdir :

1. Predestination, yang menganggap semua sudah diatur, sehingga usaha manusia seolah-olah sudah diarahkan

2. Free will, yaitu bahwa pengaturan hanya menyangkut "programmed destiny', yaitu semua usaha pasti sudah ada hasilnya, namun dengan free will, usaha, dan do'a, kita bisa 'mengupayakan' takdir mana yang akan kita capai.

Menurut pendapat saya pribadi:

predestination adalah terjemahan dari qadha (segala yang sudah ditentukan), yang tidak mungkin diubah oleh manusia, ini antara lain kelahiran (eksistensi setiap pribadi di dunia), dan hukum alam.. itu sudah ditentukan, kita bergerak dalam arah yang sudah ditentukan itu (sesuai eksistensi dan hukum alam).

Sedangkan takdir (Qadar) diterjemahkan sebagai "free will, usaha dan doa". Namun seberapa kuatpun kita berupaya, seberapa besar pun tenaga yang kita keluarkan, seberapa kuat kemauan kita, kita tetap berhadapan dengan qadha (ketentuan, predestined existence).
asbunawas
Posts: 760
Joined: Thu Apr 27, 2006 1:48 pm
Location: underground
Contact:

Post by asbunawas »

Saya tertarik dengan yang ini :
Duh.... mikir yang dekat-dekat aja dehhh....
ngapain sih nanyain apa yang Allah lakuin???????
Hehehehe, betul sekali mas ****, sepertinya koq kita ini sedang lagi Sok Gagah dengan menjadi jadi "Hakim" yang selalu bikin pertanyaan2 buat Allah, Kenapa Allah begini, kenapa Allah begitu, sampai kita lupa mempersiapkan jawaban2 pada saat nanti Allah bertanya kepada kita.

Padahal sebenarnya, kitalah nanti yang jadi TERDAKWA untuk menjawab atas pertanyaan2 Allah.

BTW, saya tertarik nih dengan postingan2 mas ****..., mengenai menjelasan Takdirnya,..silahkan lanjut mas...
SiBodoh
Posts: 335
Joined: Tue May 23, 2006 10:03 am

Post by SiBodoh »

Duh... saya hanya menjawab pertanyaan di opening post, malah melebar ke takdir...

qadha, artinya ketetapan, keputusan. Kita kenal qadhi (hakim), fungsinya memutuskan. Ada unsur "menerima" di sini.

qadr, mengukur, menilai, mengambil kesimpulan. Ada unsur "usaha" di sini. Secara fisika, ada usaha, pasti ada gaya yang bekerja, dan ada hasil (result) atas usaha tersebut. Kita kenal hukum "sebab akibat (causality)".

Seluruh kejadian di dunia merupakan kombinasi kedua hal tersebut (sebagian sudah berupa ketetapan Allah, sebagian berupa hasil usaha manusia).


Allah adalah "sebab dari segala sebab", juga berfungsi sebagai 'sebab pertama (first cause)", sekaligus "ultimate cause", yang bersifat singular (maha esa).

Pemahaman Allah sebagai "first cause", mengarahkan orang kepada pendapat bahwa kejadian2 selanjtunya, berjalan secara berantai (2nd cause dst), merupakan "hukum yang sudah ditetapkan Allah", sehingga sesuatu yang terjadi pasti ada sebabnya, dan akan mengakibatkan (menjadi suatu sebab) terjadi peristiwa lain.

Ini bagus bagus saja.

Masalah muncul ketika pemahaman terhadap Allah sebagai "ulitmate cause", yang menyebabkan terjadi interpretasi yang berbeda:

1. Menyatakan bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah, dengan atau tanpa usaha manusia, pasti akan terjadi.

2. Menyatakan bahwa segala sesuatu memang terjadi karena kehendak Allah, tapi bukan terhadap setiap single item, namun segala yang terjadi, pasti ada hukum (ketentuan) yang ketika ditrigger oleh sesuatu akan terjadi, atau dengan kata lain, ada "penyebab spesifik" pada suatu item kejadian.

Jika dirurut-urut kebelakang, akhirnya penyebab itu akan sampai kepada first cause.

Kelompok yang berpendapat takdir adalah "predestination", menganggap bahwa Allah campur tangan terhadap setiap "specific single cause'. Artinya, suatu peristiwa tidak tergantung pada peristiwa sebelumnya (disjoint), semua diatur Allah.

Sedangkan yang lainnya beranggapan campur tangan Allah adalah pada cakupan yang lebih besar, yaitu keberadaan alam semesta dengan hukum kausalitas nya. Suatu peristiwa terjadi pasti karena ada penyebab atau ada suatu peristiwa atau kejadian atau tindakan yang mentriggernya.


Ketika orang menyatakan "sudah takdirnya begitu"... bisa diartikan dua hal:

1. bisa berupa pendapat predestination, atau dengan kata lain pasrah bongkok.

2. Bisa berupa pendapat golongan 'free will", kalimat tersebut bisa merupakan "penerimaan" terhadap ketentuan Allah, artinya upaya yang dilakukan belum mencukupi untuk menjadi penyebab (cause) untuk terjadinya hasil yang diharapkan. Artinya, masih perlu upaya lain untuk menemukan sehingga prasyarat terjadinya hasil yang diharapkan terpenuhi.
SiBodoh
Posts: 335
Joined: Tue May 23, 2006 10:03 am

Post by SiBodoh »

Ada ayat yang menyatakan "Tidak mengubah Allah akan nasib suatu bangsa jika tidak bangsa tersebut mengubahnya sendiri"

Ada indikasi campur tangan Allah, namun ada perintah untuk usaha.
Jika suatu bangsa meminta kepada Allah, mungkin Allah akan mendengar, dan menilai, apakah pantas diberikan atau tidak.

Jika usaha2 bangsa tersebut diniai cukup, mungkin Allah akan campur tangan untuk 'menggerakkan" berbagai penyebab suatu bangsa menjadi maju, yang dalam realitasnya, tidak akan mungkin dilakukan oleh bangsa itu sendiri. Jadi Allah menyediakan kondisi yang lebih "kondusif".

Ini yang saya maksud, campur tangan Allah tidak pada setiap single specific item, namun pada cakupan lebih besar yang bersifat memberi jalan atau kemudahan.... kita tidak tau di mana letak jalan dan kemudahan itu... kecuali kita selalu mencari mencari ... berusaha terus.
User avatar
taufik_effendi
Posts: 32
Joined: Sun Sep 10, 2006 10:20 am
Location: SURABAYA
Contact:

Post by taufik_effendi »

ASSALAMU'ALAIKUM
SAYA AKAN COBA JAWAB SATU PER SATU YA :

1. Apa itu Lauhul Mahfudz?
LAUHIL MAHFUDZ ADALAH KITAB LANGIT DI MANA ALLAH MENULIS SEMUA YANG AKAN DI KEHENDAKINYA SEBELUM MELAKUKAN PENCIPTAAN SUATU MAKHLUK.
2. Apakah singgasana Allah itu tidak Allah ciptakan (sudah ada)?
SINGGASANANYA ALLAH ITU SUDAH ADA DARI DAHULU.
3. Apakah Alquran itupun tidak Allah ciptakan (sudah ada)?
AL QUR-AN ITU ADALAH CIPTAAN ALLAH,SEMUANYA ADALAH CIPTAAN ALLAH SWT DAN TIDAK ADA YANG TIDAK.
WASSALAMU'ALAIKUM.
User avatar
Basman
Posts: 1011
Joined: Tue May 22, 2007 9:54 pm

Post by Basman »

ikutan neh...

1. Lauhil mahfudz itu apa seperti buku..? apa juga diciptakan?
2. Singgasana allah swt itu apa berbentuk materi? kira2 sebesar apa ukurannya? dengar2 allah swt bersemayam di kabah? dan apa singgasana allah itu juga diciptakan?
3. Kalo alquran (firman allah swt) itu ciptaan berarti kan tidak abadi? mengapa juga allah swt tidak menjaga kitab lainnya?
4. Allah swt menciptakan sesuatu dengan apa kalo firman itu diciptakan (3)?
User avatar
taufik_effendi
Posts: 32
Joined: Sun Sep 10, 2006 10:20 am
Location: SURABAYA
Contact:

Post by taufik_effendi »

Basman wrote:ikutan neh...

1. Lauhil mahfudz itu apa seperti buku..? apa juga diciptakan?
2. Singgasana allah swt itu apa berbentuk materi? kira2 sebesar apa ukurannya? dengar2 allah swt bersemayam di kabah? dan apa singgasana allah itu juga diciptakan?
3. Kalo alquran (firman allah swt) itu ciptaan berarti kan tidak abadi? mengapa juga allah swt tidak menjaga kitab lainnya?
4. Allah swt menciptakan sesuatu dengan apa kalo firman itu diciptakan (3)?
ASSALAMU'ALAIKUM
SAYA COBA MENJAWABNYA :

1. Lauhil mahfudz itu apa seperti buku..? apa juga diciptakan?
BENAR,LAUHIL MAHFUDZ ADALAH SEBUAH BUKU DAN JUGA CIPTAAN ALLAH.
2. Singgasana allah swt itu apa berbentuk materi? kira2 sebesar apa ukurannya? dengar2 allah swt bersemayam di kabah? dan apa singgasana allah itu juga diciptakan?
KALAU SINGGASANA,HANYA ALLAHLAH YANG MAHA TAU.DI KA'BAH ITU ADALAH RUMAHNYA ALLAH JUGA,DAN SINGGASANA ITU ALLAH JUGA MENCIPTAKANNYA.
3. Kalo alquran (firman allah swt) itu ciptaan berarti kan tidak abadi? mengapa juga allah swt tidak menjaga kitab lainnya?
ALLAH MENJAGA AL-QUR'AN BESERTA ISINYA SAMPAI HARI KIAMAT,MENJELANG KIAMAT,TULISAN YANG ADA HUBUNGANNYA DENGAN AL-QUR'AN AKAN HILANG DENGAN SENDIRINYA,BAIK DI KERTAS MAUPUN YANG ADA DI DALAM HATI MUSLIM/MANUSIA,JADI SEMULA BISA MEMBACA AL-QUR'AN,PAGI ITU JUGA MEREKA LUPA DENGAN BACAAN AL-QUR'AN,KARENA DI ANGKAT WAKTU MALAM HARI TEPATNYA WAKTU MANUSIA SEDANG TIDUR TERLELAP.DAN ALLAH TIDAK MENJAGA KITAB LAIN,KARENA KITAB LAIN SEPERTI INJIL ADALAH SUDAH DI MONOPOLI OLEH MANUSIA,TAPI SEBAGIAN MASIH TETAP.ASLINYA MENYURUH MENYEMBAH ALLAH,MALAH DIGANTI MENYEMBAH YESUS.DAN ADA ISTILAH PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU DI INJIL,COBA BUKALAH.NAMUN SEMUA ITU DI TERANGKAN OLEH AL-QUR'AN,DAN KAREANA AL-QUR'ANLAH KITAB YANG PALING LENGKAP DI AKHIR ZAMAN.
4. Allah swt menciptakan sesuatu dengan apa kalo firman itu diciptakan
ALLAH ITU CUKUP BERKATA KUN FAYAKUN,ARTINYA JADILAH KAMU.COBA BACA QS.YASIN AYAT 83

WASSALAMU'ALAIKUM.
luv_nice
Posts: 579
Joined: Tue Aug 15, 2006 11:08 am

Post by luv_nice »

Berarti berupa materi?
2. Singgasana allah swt itu apa berbentuk materi? kira2 sebesar apa ukurannya? dengar2 allah swt bersemayam di kabah? dan apa singgasana allah itu juga diciptakan?
KALAU SINGGASANA,HANYA ALLAHLAH YANG MAHA TAU.DI KA'BAH ITU ADALAH RUMAHNYA ALLAH JUGA,DAN SINGGASANA ITU ALLAH JUGA MENCIPTAKANNYA.
Sampai di sini, anda juga memhami semua itu secara literer??
3. Kalo alquran (firman allah swt) itu ciptaan berarti kan tidak abadi? mengapa juga allah swt tidak menjaga kitab lainnya?
ALLAH MENJAGA AL-QUR'AN BESERTA ISINYA SAMPAI HARI KIAMAT,MENJELANG KIAMAT,TULISAN YANG ADA HUBUNGANNYA DENGAN AL-QUR'AN AKAN HILANG DENGAN SENDIRINYA,BAIK DI KERTAS MAUPUN YANG ADA DI DALAM HATI MUSLIM/MANUSIA,JADI SEMULA BISA MEMBACA AL-QUR'AN,PAGI ITU JUGA MEREKA LUPA DENGAN BACAAN AL-QUR'AN,KARENA DI ANGKAT WAKTU MALAM HARI TEPATNYA WAKTU MANUSIA SEDANG TIDUR TERLELAP.
Apakah berarti pula seluruh kandungan makna dan nilai2 kebenaran yg ada di dalamnya lenyap??
DAN ALLAH TIDAK MENJAGA KITAB LAIN,KARENA KITAB LAIN SEPERTI INJIL ADALAH SUDAH DI MONOPOLI OLEH MANUSIA,TAPI SEBAGIAN MASIH TETAP.ASLINYA MENYURUH MENYEMBAH ALLAH,MALAH DIGANTI MENYEMBAH YESUS.DAN ADA ISTILAH PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU DI INJIL,COBA BUKALAH.NAMUN SEMUA ITU DI TERANGKAN OLEH AL-QUR'AN,DAN KAREANA AL-QUR'ANLAH KITAB YANG PALING LENGKAP DI AKHIR ZAMAN.
Menagapa allah tidk menjaga supaya tidak sampai dimonopoli oleh manusia. Mengapa allah terlambat bertindak??
4. Allah swt menciptakan sesuatu dengan apa kalo firman itu diciptakan
ALLAH ITU CUKUP BERKATA KUN FAYAKUN,ARTINYA JADILAH KAMU.COBA BACA QS.YASIN AYAT 83

WASSALAMU'ALAIKUM.
Kun fayakun bukan firman??
Valkyrie
Posts: 707
Joined: Thu Sep 28, 2006 9:59 am

Post by Valkyrie »

Untuk Sibodoh

Sibodoh, terima kasih atas penjelasannya, akan aku pelajari dulu lebih lanjut.



Untuk Taufik Effendy
Taufik wrote:KALAU SINGGASANA,HANYA ALLAHLAH YANG MAHA TAU.DI KA'BAH ITU ADALAH RUMAHNYA ALLAH JUGA,DAN SINGGASANA ITU ALLAH JUGA MENCIPTAKANNYA.
Contradiksi Taufik, pertama kamu bilang:
2. Apakah singgasana Allah itu tidak Allah ciptakan (sudah ada)?
SINGGASANANYA ALLAH ITU SUDAH ADA DARI DAHULU.
Tapi tiba2 kamu blang "singgasana juga diciptakan", Bisa dijelaskan yang benar yang mana? Nah,kalau Singgasana ternyata Allah Ciptakan, maka menurutmu, Apa yang Allah lakukan sebelum penciptaan pertama? tapi kalau "sudah ada", maka dapat dikatakan ada yang keabadiannya setara dengan Allah kArena sama2 tidak diciptakan (Walau kodratnya tetap tidak sama)
DAN ALLAH TIDAK MENJAGA KITAB LAIN,KARENA KITAB LAIN SEPERTI INJIL ADALAH SUDAH DI MONOPOLI OLEH MANUSIA,TAPI SEBAGIAN MASIH TETAP.ASLINYA MENYURUH MENYEMBAH ALLAH,MALAH DIGANTI MENYEMBAH YESUS.DAN ADA ISTILAH PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU DI INJIL,COBA BUKALAH.NAMUN SEMUA ITU DI TERANGKAN OLEH AL-QUR'AN,DAN KAREANA AL-QUR'ANLAH KITAB YANG PALING LENGKAP DI AKHIR ZAMAM
1. Kalau kamu berdalih "karena sudah dimonopili manusia," berarti menurutmu Allah sempat gagal/terlambat? apa menurutmu kegagalan itu sifat Allah? nah, Kalau Allah gagal menjaga kitab Lain, maka aku ragu Allah yang sama berhasil menjaga kitab Barunya.

2. Kalau Alquran kitab yang paling lengkap, seharusnya kalian tidak membutuhkan Hadits hanya untuk bercerita tentang Nabi Muhammad SAW dan mengurusi/menjelaskan banyak aturan2 tambahan Islam.

3. Bagaimana kalau aku kasih jaminan dari Alquran bahwa Sabda Allah tidak pernah bisa dipalsu?
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... highlight=

Salam
Ps: mohon diskusi tetap teratur dan sopan tanpa melakukan serangan fontal terhadap agama lain.
Athan
Posts: 967
Joined: Mon Jul 03, 2006 10:40 am

Post by Athan »

Wah, saya pada dasarnya tidak ingin membahas mengenai masalah takdir secara tunggal, namun harus digabungkan dengan masalah konsep waktu :) Karena Harun Yahya menekankan bahwa waktu itu sangat relatif karena hal ini bertautan dengan konsep takdir—yang merupakan pengetahuan sempurna Allah tentang peristiwa masa lalu dan masa mendatang

Ok supaya kembali lagi pada diskusi maka saya akan mengutip kembali tulisan dari Harun Yahya:
waktu bukanlah kenyataan mutlak seperti yang disangka para materialis, melainkan hanya merupakan persepsi relatif
Nah seperti yang anda tuliskan bahwa ada yang dinamakan qadha, suatu yang statis dan tidak bisa diubah atau berubah. Pertanyaan saya adalah:

1. Apakah waktu masuk dalam golongan Qadar? Jika benar maka akan terjadi kontradiksi atas apa yang disampaikan oleh Harun Yahya, karena beliau mengatakan lebih lanjut:
"Fakta yang terbukti secara ilmiah bahwa waktu merupakan persepsi psikologis yang bergantung pada peristiwa, latar, dan kondisi, dapat dilihat di dalam banyak ayat al-Qur'an"
"Dengan demikian, sangatlah tidak masuk akal untuk mempertahankan pernyataan bahwa waktu adalah mutlak—sebagaimana keyakinan para penganut Materialisme."
2. Bagaimana eksistensi dari pemahaman konsep Takdir dalam islam sendiri(terutama dalam konsep waktu), mengingat dalam Islam ada beberapa aliran keyakinan tentang Takdir itu yang berbeda stereotif pemikirannya:
a. Aliran Mu'tazilah = sama sekali menolak takdir
b. Aliran Qadariah = sama sekali menolak free will
c. Aliran Asy'ariyah = mencoba menengahi kedua aliran di atas, dengan prinsip dasar "Manusia berihtiar sekuat akal-budi, dan selebihnya pasrahkan ketentuannya kepadaNYA"... manusia berihtiar, Allah yang menentukan.....

Ditambah lagi dalam suatu diskusi seorang rekan muslim juga menuliskan suatu yang ebrtentangan dengan konsep Takdir yang rekan2 sampaikan di sini. Dari diskusi tersebut terlihat suatu perbedaan menurut rekan muslim yang lain TAKDIR adalah:

"Kehendak Tuhan yang SUDAH terjadi dan tidak bisa diubah". Jadi, bukan meramalkan sesuatu di masa depan, tetapi menunjuk kepada hal yang SUDAH terjadi."

Sedangkan mengenai Qadla dan Qadar:
secara terminologi Ar-Ragib menyatakan:
"Qadar ialah menentukan batas (ukuran) sebuah rancangan; seperti besar dan umur alam semesta, lamanya siang dan malam, anatomi dan fisicylogi makhluk nabati dan hewani, dan lain2. Sedang Qadla ialah menetapkan rancangan tersebut."

Jadi,
1. Qadla adalah ketetapan Allah yang telah ditetapkan (tetapi tidak kita ketahui)
2. Qadar adalah ketetapan Allah yang telah terjadi (diketahui setelah terjadi)

Dari sini rekan muslim itu merumuskan:
1.TAKDIR adalah kehendak Allah yang sudah terjadi....
2. Qadha adalah kehendak Allah yang sudah direncanakan (paper plan)
3. Qadar adalah kehendak Allah yang sudah ditetapkan

Jd, bagaimana eksistensi dari pemahaman Islam sendiri mengenai Takdir terutama dihubungkan dengan konsep Waktu?

Salam,
Athan FFI
User avatar
moslem
Posts: 395
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village

Post by moslem »

Aq ingin beri masukan disini. Pendapat saya mungkin bertentangan dgn muslim lain. Tidak mengapa, sebab tidak semua orang suka (baca: familiar) dgn abstraksi-abstraksi dan lebih menyukai "menghindari kesalahan "....

Ok, kapasitas saya disini bukan dalam kapasitas penasehat/pewejang, tapi sharing ilmu belaka.

Tapi nggak apa-apa kan jika saya punya pendapat yg berlainan dgn para muslim disini? :)
Valkyrie wrote: Aku bingung sama yang ini, bisa dibuat lebih sederhana tanpa mengorbankan content?
Athan wrote:Dari info yang saya dapatkan ada pandangan dari seorang tokoh ilmuwan islam yaitu Harun Yahya dikatakan waktu itu bersifat relatif, yang meniscayakan adanya Sang Pencipta. Hal ini tak hanya diberitakan dalam al-Qur'an, tapi juga diperkuat dengan pendapat para fisikawan modern.

Menurut Ilmuwan asal Turki ini, dari penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern disimpulkan bahwa waktu bukanlah kenyataan mutlak seperti yang disangka para materialis, melainkan hanya merupakan persepsi relatif, katanya seh ada berbagai referensi dalam al-Qur'an mengenai relativitas waktu ini, namun saya belum bisa mendapatkannya secara detail mengenai hal ini.

Dari buku Ketiadaan Waktu dan Realitas Takdir , Harun Yahya (Penulis), Aminah Mustari (Penj), Dadi M.H. Basri (Peny.), Robbani Press (Telp. 87780250), Rabi'ul Awwal 1424 H/Mei 2003 M, Rp. 17.000, xvii + 213 hlm. dijelaskan juga sebagai berikut:

Mengapa Harun Yahya, penulis produktif ini tergugah untuk meluruskan konsep waktu, dan menekankan bahwa waktu itu sangat relatif? Karena hal ini bertautan dengan konsep takdir—yang merupakan pengetahuan sempurna Allah tentang peristiwa masa lalu dan masa mendatang

Sementara Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, karena Ia yang menciptakan semua itu. Karena alasan inilah, maka masa lalu, masa depan, dan masa kini, semuanya adalah sama saja bagi Allah; bagi-Nya, segala sesuatu telah terjadi dan berakhir.
Dari pendapat Harun Yahya, saya bandingkan dengan citra berikut:

Image
Athan wrote:Kita juga memahami dari apa yang Allah kaitkan dalam al-Qur'an, yakni bahwa waktu itu satu bagi Allah. Banyak kejadian yang tampaknya akan terjadi di masa datang disebutkan dalam al-Qur'an dengan cara demikian, seakan-akan ia telah berlangsung jauh sebelum itu. Dan hal ini hanya bisa dipahami kalau seseorang memahami secara benar konsep takdir, yang—sekali lagi— merupakan pengetahuan sempurna Allah tentang peristiwa masa lalu dan masa mendatang.

nah dari pandangan di atas apakah yang disampaikan oleh Harun Yahya:

1. Merupakan suatu hal yang sesuai dengan iman islam?
Sejauh yg aq pahami pernyataan Athan diatas sesuai dengan iman Islam (lihat visualisasi gambar). Hanya yg tidak sesuai adalah kalimat "Dan hal ini hanya bisa dipahami kalau seseorang memahami secara benar konsep takdir". Pernyataan ini, tidak ada sangkutpautnya dgn awal dan akhir.
Athan wrote:2. Bagaimana konsep waktu dan takdir sehubungan dengan waktu sebagai ciptaan Allah sendiri (jika memang point no 1 dikatakan sesuai dengan iman islam ) Karena bukankah dengan takdir berarti ada konsekuensi logis lain yang mana manusia tidak akan bisa melakukan apapun lagi atau minimal tidak akan berguna karena semuanya sudah "tertulis?"
Sudah tertulis tapi penerapannya tidak dipaksakan. Kasusnya sama dengan seorang ibu yang bermimpi tentang nasib anaknya. Tidak ada yg tahu mimpi tsb kecuali sang ibu. Sang anak menjalani kehidupan yang sejalan dgn mimpi ibu. Jika sang anak melakukan prestasi itulah gambaran mimpi sang ibu, jika sang anak melakukan pelanggaran, itulah juga gambaran mimpi ibu. Jadi rekaman kaset teropong mimpi ibu sebenarnya diambil dari aktualisasi sang anak selama hidup didunia dan bukannya tindakan sang anak telah ditentukan (direkam) sebelumnya oleh Allah SWT.

Lihat sekali lagi gambar. Saya setuju sekali dgn pendapat Harun Yahya bahwa kehidupan dunia sebenarnya sudah berakhir disisi Allah (Allah's present time), akan tetapi belum berakhir disisi manusia (Human's time) sebab adanya perbedaan/dilatasi waktu antara waktu manusia dengan waktu tuhan (paralelisasi waktu dari dua sudut pandang, yaitu pandangan yg dibawah/pandangan manusia dan pandangan yg diatas/pandangan Allah SWT).

Tapi jangan dianggap bahwa Allah sedang memutar kaset. Tidak ada waktu atau kejadian yang diputar. Jadi konsep reinkarnasi, dunia paralel (kecuali dunia jin dan alam kubur), sebenarnya sejauh pemahaman saya tidak dikenal dalam konsep Islam. Yang ada adalah paralelisasi waktu, yaitu waktu Allah dengan waktu mahkluk....... :)

Karena itu waktu nabi SAW melakukan perjalanan Isra Miraj, sebenarnya, sekali lagi dalam penafsiran saya, nabi SAW telah pergi ke akhir jaman (akhir dunia) di sisi Allah...

Nah karena aktualisasi manusia sudah diteropong dalam waktu Allah, maka sikap manusia di dunia adalah mengambil aktualisasi kearah perbaikan, sehingga ketika manusia telah berpulang dia akan mendapati catatan amalnya dalam keadaan baik dan bersesuaian dengan teropong atau rekaman disisi Allah.

Ok deh moga kamu puas dgn apa yg dapat saya sampaikan...


Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (QS. 10:44 )

Berdasar firman Allah SWT diatas, sebenarnya catatan Allah SWT di Lauhul Mahfudz, diambil dari peneropongan Allah terhadap hidup manusia di dunia (Allah time vs Human time). Hanya Allah SWT yang tahu isi catatan tsb. Manusia hanya berusaha, agar aktualisasinya didunia mengarah ke arah perbaikan.

Valkyrie wrote:Dan karenanya, apabila ada orang yang menggunakan rumusan matematika (atau hukum2 Allam) untuk berbicara tentang esensi Allah sendiri (bukannya sifat2 Allah), bagiku adalah tindakan yang destruktif terhadap keimanannya sendiri yang meyakini Allah sebagai MAHA PENCIPTA/ MAHA BESAR.
SiBodoh wrote: Allah tidak dapat dipahami hanya dengan hukum fisika, hanya bisa diterima di dalam human conscience (berupa iman / faith). Jika menggunakan hukum2 alam semesta, bisa dua kemungkinan: makin mendekat, dan makin menjauh dari Allah.

Hukum (penjelasan terhadap karakter dan mekanisme) alam semesta berorientasi materialistik: bisa dinyatakan sebagai benar jika logika menerima, dan fakta (evidence) untuk membuktikan kebenarannya tersedia. Allah (dan sebenarnya semua konsep Tuhan) tidak pernah bisa dibuktikan secara scientific (by material evidence).

Tuhan hanya bisa diterima oleh manusia sebagai iman (faith : belief without 'material' evidence). Dan jalan menuju keimanan adalah dengan menjernihkan hati dan pikiran secara simultan. Matematika bisa membantu , namun matematika bukan kendaraan utama sampai ke sana.
Saya kurang sependapat dgn pemahaman diatas. Tidak ada yg salah bahkan tidak dilarang utk menggunakan ilmu-ilmu dunia dalam memahami Allah SWT. Hanya sebelumnya perlu dilandasi oleh wawasan ilmu islam sehingga tidak salah arah... Bagaimana mengkombinasikan kedua hal ini, maka itulah poin yg perlu dicari. Jadi permasalahan ini bukan pada poin tidak mau menggunakan ilmu-2 manusia untuk mengenal Allah, akan tetapi pada poin bagaimana menggabungkan agama dengan ilmu manusia... :)

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (QS. 55:33 )

Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." (QS. 6:65)

SiBodoh wrote: predestination adalah terjemahan dari qadha (segala yang sudah ditentukan), yang tidak mungkin diubah oleh manusia, ini antara lain kelahiran (eksistensi setiap pribadi di dunia), dan hukum alam.. itu sudah ditentukan, kita bergerak dalam arah yang sudah ditentukan itu (sesuai eksistensi dan hukum alam).

Sedangkan takdir (Qadar) diterjemahkan sebagai "free will, usaha dan doa". Namun seberapa kuatpun kita berupaya, seberapa besar pun tenaga yang kita keluarkan, seberapa kuat kemauan kita, kita tetap berhadapan dengan qadha (ketentuan, predestined existence).

qadha, artinya ketetapan, keputusan. Kita kenal qadhi (hakim), fungsinya memutuskan. Ada unsur "menerima" di sini.

qadr, mengukur, menilai, mengambil kesimpulan. Ada unsur "usaha" di sini. Secara fisika, ada usaha, pasti ada gaya yang bekerja, dan ada hasil (result) atas usaha tersebut. Kita kenal hukum "sebab akibat (causality)".

Ada ayat yang menyatakan "Tidak mengubah Allah akan nasib suatu bangsa jika tidak bangsa tersebut mengubahnya sendiri"
Terima kasih SiBodoh. Jadi buat non muslim, pengertian Qodho dan Qodhar kurang lebih seperti itu Saya agak lupa dgn definisi istilah-2 ini... :)

Namun istilah-istilah ini diambil dari ayat-2 Quran dan dipertegas dalam hadis...
Basman wrote:ikutan neh...

1. Lauhil mahfudz itu apa seperti buku..? apa juga diciptakan?
2. Singgasana allah swt itu apa berbentuk materi? kira2 sebesar apa ukurannya? dengar2 allah swt bersemayam di kabah? dan apa singgasana allah itu juga diciptakan?
3. Kalo alquran (firman allah swt) itu ciptaan berarti kan tidak abadi? mengapa juga allah swt tidak menjaga kitab lainnya?
4. Allah swt menciptakan sesuatu dengan apa kalo firman itu diciptakan (3)?
Basman, disini bukan utk forum mencaci. Jadi plis pernyataanmu bahwa Allah bersemayam di Kabah itu diralat. Saya pikir semua org, baik muslim dan non muslim seharusnya sudah paham bahwa Allah SWT tidak bersemayam di Kabah. Kabah hanyalah simbol rumah Allah. Apalagi kamu kan udah lama di FFI ini.....

Memang bisa saja terjadi bahwa Allah SWT mendatangi Kabah, tapi bukan dalam pengertian Allah berada di dalam Ka'bah terus tinggal didalamnya. Masjid-masjid juga merupakan rumah Allah, tempat orang berzikir dan shalat...
Wallahu Alam Bishawab.

Ok, saya hanya menjawab pertanyaanmu yg nomor 3. Benar bahwa Al-Quran tidak abadi (secara fisik) kelak. Akan tetapi nubuat-nubuat dalam Quran akan bersifat abadi...
luv_nice wrote: Berarti berupa materi?
hi luv, udah lama kita nggak ngobrol.... but aq nggak bisa jawab ini. Sebaiknya bertanyalah hal-2 yg lebih penting dan jelas utk ditanyakan.. Aq sendiri nggak ngerti maksudmu...
luv_nice wrote: Apakah berarti pula seluruh kandungan makna dan nilai2 kebenaran yg ada di dalamnya lenyap??
Lihat kembali jawaban saya pada Basman...
luv_nice wrote: Menagapa allah tidk menjaga supaya tidak sampai dimonopoli oleh manusia. Mengapa allah terlambat bertindak??
Dalam perspektif Islam, bukan masalah Allah SWT lambat bertindak. Akan tetapi sudah waktunya buku-2 kitab tsb diganti dgn Quran. Bahkan seandainya kitab-2 sebelum Quran tidak berubah sekalipun (tercemari) maka tetap saja seharusnya Quran yg dipakai.

Salah satu alasan disini adalah kitab-2 tsb hanya sesuai dgn kondisi kelompok-2 manusia saat itu.

Cth:
kitab Taurat sebenarnya hanya bercerita ttg kondisi-2 bani Israel saat itu. Dalam pembagian warisan misalnya. Ajaran Taurat hanya memberikan hak waris kepada pihak laki-2.

Sementara Quran telah mengupdatenya bahwa wanita juga berhak mendapat bagian.

Kitab Weda juga misalnya hanya boleh dibaca oleh kalangan-2 raja. Sedangkan kalangan Sudra tidak punya hak utk membaca kitab.

Sementara Quran menganjurkan bahwa setiap org (laki perempuan) yg membaca Quran akan mendapat ganjaran pahala. Apakah ada ganjaran pahala yg diberikan oleh Allah terhadap pembaca Injil misalnya?

Ajaran Taurat juga tidak mengajarkan bagaimana membebaskan budak. Budak justru dibebaskan oleh ajaran Quran/Hadis.

Ini baru berbicara dari segi kekinian, mengapa sih AlQuran perlu diturunkan utk mengupdate ajaran-2 terdahulu....

Islam dan Quran datang dgn memberikan pencerahan thd agama-2 terdahulu. Tapi bagaimanapun, Islam tidak memaksakan ajarannya. Allah SWT membebaskan manusia utk menentukan pilihan, akan tetapi semuanya berpulang pada diri sendiri:

"Let there be no compulsion in religion: truth stands out clear from error."
The Qur'an 2:256

"And you shall know the truth, and the truth shall make you free."
John 8:32


Sorry, gw tidak dalam rangka membahas "kontradiksi-2 dlm Quran", bukan disini tempatnya...
Valkyrie wrote: Tapi tiba2 kamu blang "singgasana juga diciptakan", Bisa dijelaskan yang benar yang mana? Nah,kalau Singgasana ternyata Allah Ciptakan, maka menurutmu, Apa yang Allah lakukan sebelum penciptaan pertama? tapi kalau "sudah ada", maka dapat dikatakan ada yang keabadiannya setara dengan Allah kArena sama2 tidak diciptakan (Walau kodratnya tetap tidak sama)
Valkyrie mungkin ada salah tulis/persepsi aja. Soal singgasana itu biarlah itu urusan Allah SWT kapan adanya, bentuknya gimana. Memang sih ada hadisnya, tp sementara ini aq bicara nggak pakai hadis dulu. Lebih baik bicara hal-2 yg prinsip saja (yg mudah dicerna dan yg lebih mengena)..
Valkyrie wrote:1. Kalau kamu berdalih "karena sudah dimonopili manusia," berarti menurutmu Allah sempat gagal/terlambat? apa menurutmu kegagalan itu sifat Allah? nah, Kalau Allah gagal menjaga kitab Lain, maka aku ragu Allah yang sama berhasil menjaga kitab Barunya.
Hmm gw banyak komentar di thread "siapa penulis Al-Quran", utk menunjukkan bahwa Quran tetap terpelihara oleh sistem dan mekanisme .... :) threadnya disini: viewtopic.php?p=15601, ikuti juga deh komentar rekan-2 muslim lainnya di thread tsb...

Permasalahan mendasar adalah adanya perbedaan dialek dalam penyusunan Quran (tapi telah disupport hadis) tapi tidak merubah arti, apakah dialek: "sopo mangan" dan "siape makan" sudah merubah arti? tentu saja tidak krn kalimat aslinya adalah: "saya makan". Jika kalimat "saya makan" berubah menjadi "saya minum", ini baru merubah arti...
Valkyrie wrote:Kalau Alquran kitab yang paling lengkap, seharusnya kalian tidak membutuhkan Hadits hanya untuk bercerita tentang Nabi Muhammad SAW dan mengurusi/menjelaskan banyak aturan2 tambahan Islam.
lo ayat Quran/Allah SWT sendiri menyebut agar umat islam menjadikan Quran dan hadis sebagai sumber hukum. definisi ini sudah disebut dalam Quran. kamu baca aja deh web ini, udah ditampung disini pengertiannya: http://mrdnet.110mb.com/ffi/hukum2.htm

Allah SWT adalah pemberi hukum global, nabi SAW interpreternya baik dari segi ucapan, pemikiran dan tindakan, para sahabat adalah pengembang dan interpreter dari generasi sesudah nabi, sebab ada hal-2 yg belum terekspos saat nabi SAW masih hidup.

Sesudah masa-2 tsb lewat, maka para ulama adalah penerus nabi dan sahabat dgn membuat fatwa-2 dan ijma berdasar interpretasi Quran dan juga intepretas yg didapat oleh nabi dan para sahabat...
Valkyrie wrote:3. Bagaimana kalau aku kasih jaminan dari Alquran bahwa Sabda Allah tidak pernah bisa dipalsu?
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 11159&high light=
coba lihat kontradiksi ini:

Quran says:

dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS. 4:157)

Bible says:

kisah para rasul 2:36

Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

mana yg asli mana yg palsu???.... (ok, pembahasan palsu atau tidak palsu cukup sekian, fokus thread ini ada pada Allah's time)
Athan wrote:2. Bagaimana eksistensi dari pemahaman konsep Takdir dalam islam sendiri(terutama dalam konsep waktu), mengingat dalam Islam ada beberapa aliran keyakinan tentang Takdir itu yang berbeda stereotif pemikirannya:
a. Aliran Mu'tazilah = sama sekali menolak takdir
b. Aliran Qadariah = sama sekali menolak free will
c. Aliran Asy'ariyah = mencoba menengahi kedua aliran di atas, dengan prinsip dasar "Manusia berihtiar sekuat akal-budi, dan selebihnya pasrahkan ketentuannya kepadaNYA"... manusia berihtiar, Allah yang menentukan.....
nomor 2c yg benar, sebab ini disupport oleh hadis (blom aq sempat tampilkan ada hadis yg bunyinya seperti itu)
Athan wrote:Sedangkan mengenai Qadla dan Qadar:
secara terminologi Ar-Ragib menyatakan:
"Qadar ialah menentukan batas (ukuran) sebuah rancangan; seperti besar dan umur alam semesta, lamanya siang dan malam, anatomi dan fisicylogi makhluk nabati dan hewani, dan lain2. Sedang Qadla ialah menetapkan rancangan tersebut."

Jadi,
1. Qadla adalah ketetapan Allah yang telah ditetapkan (tetapi tidak kita ketahui)
2. Qadar adalah ketetapan Allah yang telah terjadi (diketahui setelah terjadi)
soal definisi harap maklum, biasanya para muslim hanya mengingat-2 saja. aq sendiri lupa ttg definisi ini. jadi aku ikutin dah definisi Qadha dan Qadhar dari Ar-Ragib.
Athan wrote:Jd, bagaimana eksistensi dari pemahaman Islam sendiri mengenai Takdir terutama dihubungkan dengan konsep Waktu?
sudah saya jawab dibagian atas postingan saya....
SiBodoh
Posts: 335
Joined: Tue May 23, 2006 10:03 am

Post by SiBodoh »

waktu merupakan atribut yang muncul akibat perubahan suatu keadaan menjadi keadaan berikutnya.
Jika seluruh aktifitas berhenti, tidak ada yang disebut waktu.
Jadi: aktifitas (dinamik) adalah pre-requisite bagi waktu.

Qadar adalah destiny, atau akibat bagi suatu inisiasi yang berupa sikap atau aksi. Jika tidak ada awal (inisiasi), maka tidak terjadi akhir (destiny), atau disebut eternal (abadi). Abadi bisa berarti tidak pernah akan habis (dengan asumsi ada aktifitas --> ada waktu), bisa juga berarti tiada aktifitas (statis absolut, sehingga tidak ada waktu).

Kita tidak pernah tahu dimensi Pencipta, sehingga kita juga tidak bisa membayangkan karakter aktifitas dan waktu di dalam dimensi Sang Pencipta.

Bisa saja semesta manusia ini hanya sebuah kotak tertutup, sebuah sistem terisolasi, yang terpisah dari dimensi Pencipta.

Di dalam sistem terisolasi tersebut, terjadi dinamika, aktifitas, thus muncul waktu, yang sama sekali independent dengan dimensi Sang Pencipta. Atau, dengan kata lain, waktu dalam sistem terisolasi tersebut, sama sekali berbeda dengan waktu di luarnya.

Dalam sistem terisolasi tersebut, diberlakukan hukum kausalitas, hukum sebab akibat, namun semuanya dilingkupi oleh ketentuan yang mengatur proses dan mekanisme yang dapat berlangsung dalam sistem tersebut.

Takdir, atau qadar, atau destiny, harus dilihat dari hukum kausalitas, sedangkan qadha, adalah ketentuan yang mengatur dan mengendalikan bagaiamana hukum kausalitas itu bekerja.

Kausalitas, berkonsekuensi munculnya waktu, karena terjadi perubahan keadaan (changes of state), di dalam sistem terisolasi tersebut.

Sedangkan dari luar sistem itu, mungkin saja sama sekali tidak terdapat perubahan keadaan, hanya terlihat sebuah bungkusan (isolated box) saja dalam keadaan diam.

Singkatnya, bisa saja bahwa semesta kita, yang bersifat spatial-temporal, dibungkus oleh suatu sistem yang bersifat non-temporal.

Terus, apa gunanya berdoa, meminta kepada Tuhan untuk campur tangan, artinya mengimplisitkan Tuhan berkegiatan, thus, mengalami waktu?

Bisa saja, bahkan do'a pun, sudah termasuk sebagai bagian dari aturan yang bekerja dalam sistem yang tersiolasi tersebut. Artinya, terdapat perangkat yang mendengar dan menilai do'a, dan melakukan judgement untuk kemudian memutuskan apakah perlu melakukan intervensi terhadap standard law of nature.

Wallahu alam.
Valkyrie
Posts: 707
Joined: Thu Sep 28, 2006 9:59 am

Post by Valkyrie »

Moslem wrote:Saya kurang sependapat dgn pemahaman diatas. Tidak ada yg salah bahkan tidak dilarang utk menggunakan ilmu-ilmu dunia dalam memahami Allah SWT. Hanya sebelumnya perlu dilandasi oleh wawasan ilmu islam sehingga tidak salah arah... Bagaimana mengkombinasikan kedua hal ini, maka itulah poin yg perlu dicari. Jadi permasalahan ini bukan pada poin tidak mau menggunakan ilmu-2 manusia untuk mengenal Allah, akan tetapi pada poin bagaimana menggabungkan agama dengan ilmu manusia... Smile

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (QS. 55:33 )

Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." (QS. 6:65)
1. Aku rasa yang dimaksud Alquran yang kamu kutip adalah pemahaman akan Karya2 Allah, bukan pemahaman akan Allah sendiri (kata kunci "Memahami(nya)", bukan "memahami (Kami)").

2. Masalahnya, Ilmu2 manusia sendiri (termasuk matematika misalnya) tidak bebas dari Error, slelau berkembang dan selalu dikritik. Aku ragu ilmu Alam betul2 bisa dianalogykan kepada Allah, sebab Ilmu Alam lahir dari interpretasi manusia terhadap Alam, bukan terhadap Allah. Alam (diciptakan) =/= Allah (pencipta), konsekuensinya memahami Allah dnegan sebatas ilmu yang seharusnya untuk Alam menurutku adalah suatu perbuatan yang sia-sia. Bahkan ternyata Matematikapun tidak bebas dari Kritik:
http://members.aol.com/crebigsol/awards.htm
Valkyrie mungkin ada salah tulis/persepsi aja. Soal singgasana itu biarlah itu urusan Allah SWT kapan adanya, bentuknya gimana. Memang sih ada hadisnya, tp sementara ini aq bicara nggak pakai hadis dulu. Lebih baik bicara hal-2 yg prinsip saja (yg mudah dicerna dan yg lebih mengena)..
Baiklah
Hmm gw banyak komentar di thread "siapa penulis Al-Quran", utk menunjukkan bahwa Quran tetap terpelihara oleh sistem dan mekanisme .... Smile threadnya disini: viewtopic.php?p=15601, ikuti juga deh komentar rekan-2 muslim lainnya di thread tsb...

Permasalahan mendasar adalah adanya perbedaan dialek dalam penyusunan Quran (tapi telah disupport hadis) tapi tidak merubah arti, apakah dialek: "sopo mangan" dan "siape makan" sudah merubah arti? tentu saja tidak krn kalimat aslinya adalah: "saya makan". Jika kalimat "saya makan" berubah menjadi "saya minum", ini baru merubah arti...
oke, akan aku coba pelajari (tetapi setuju atau tidak, kemungkinan besar tidak akan aku postkan di treads itu karena kesibukanku), Aku rasa diskusi tentang ini kita kesampingkan saja dulu supaya Fokus ke isu2 yang hendak diangkat di treads ini. Mohon member lain juga tidak mengungkit lagi masalah "Penggantian Kitab suci oleh Allah"
lo ayat Quran/Allah SWT sendiri menyebut agar umat islam menjadikan Quran dan hadis sebagai sumber hukum. definisi ini sudah disebut dalam Quran. kamu baca aja deh web ini, udah ditampung disini pengertiannya: http://mrdnet.110mb.com/ffi/hukum2.htm

Allah SWT adalah pemberi hukum global, nabi SAW interpreternya baik dari segi ucapan, pemikiran dan tindakan, para sahabat adalah pengembang dan interpreter dari generasi sesudah nabi, sebab ada hal-2 yg belum terekspos saat nabi SAW masih hidup.

Sesudah masa-2 tsb lewat, maka para ulama adalah penerus nabi dan sahabat dgn membuat fatwa-2 dan ijma berdasar interpretasi Quran dan juga intepretas yg didapat oleh nabi dan para sahabat...
Kalau melihat dalil itu, Aku justru semakin yakin kalau berarti Alquran belum lengkap sehingga Alquran sendiri akhirnya merekomendasikan Hadits. tetapi kalau justru keimanan Islam semakin yakin kelengkapan Alquran, aku tetap menghargainya.

Oh ya, apakah Muhamamd atau Alquran sempat menunjuk seorang/ Kelompok Sahabat yang mewarisi Ajaran islam untuk dipelihara dan dijaga secara infallible?
coba lihat kontradiksi ini:

Quran says:

dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (QS. 4:157)

Bible says:

kisah para rasul 2:36

Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

mana yg asli mana yg palsu???.... (ok, pembahasan palsu atau tidak palsu cukup sekian, fokus thread ini ada pada Allah's time)
Betul sekali, ternyata ada kendala semacam ini. Dari Alquran (yang sebenarnya tidak aku imani) aku menujukkan dalil bahwa Sabda Allah tidak dapat diubah, tetapi dari Alquran yang sama kamupun membuat dalil bahwa menurut Alquran Sabda allah dapat diubah.

Baiklah kita fokuskan sesuai topik, kita bahas hal ini di lain waktu saja.

Mengenai Waktu

Aku masih bingung tentang gambarmu, tetapi aku melihat ada dua kemungkinan yang bisa ditarik (CMIIW):

1. Allahpun terikat oleh dimensi waktu, walauphun dimensi WaktuNya berbeda dengan dimensi Waktu makhluk2 lainnya?

2. Allah menciptakan waktu, itulah sebabya ada ungkapan" Awal dan Akhir)---> Hal ini diyakini SB, Aku, dan Athan

Yang mana yang benar, atau dua2nya keliru?

Salam.
User avatar
stroberi
Posts: 626
Joined: Wed Dec 13, 2006 9:15 am

Post by stroberi »

jawabannya hanya simpel dan tidak perlu dirumitkan. seperti saat kau akan menulis di sebuah kertas, kira2 apa yg kau butuhkan untuk itu?

pena, tapi ini pena dalam arti Qalam dan takdir. takdir tentang ruh, kelahiran, sampai kematian. seperti didalm buku yg stro baca ini. silahkan beli sendiri tentang Qadha dan Qadhar , kupas tuntas masalah takdir.

Image

didalam buku ini banyak sekali pertanyaan dari ruang bedah islam yg ditulis, jawabannya ada disini semua. so..stro baca ini langsung deh....tahu bahwa banyak diantara umat islam saling berdebat mengenai kupas masalah takdir ini.

silahkan beli, harga 87 ribu.
User avatar
moslem
Posts: 395
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village

Post by moslem »

Valkyrie wrote:1. Aku rasa yang dimaksud Alquran yang kamu kutip adalah pemahaman akan Karya2 Allah, bukan pemahaman akan Allah sendiri (kata kunci "Memahami(nya)", bukan "memahami (Kami)").
Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 3:68 )

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (QS. 88:17-18 )

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. 58:11)


yg manusia lakukan adalah tidak memikirkan apa zat Allah sebenarnya, krn kalau nggak salah hadis telah mencegahnya... Namun mekanisme kerja alam dan Tuhan, tidak ada ayat yg melarangnya.....

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (QS. 42:11)

Kalau Allah SWt melarang menggunakan ilmu-2 manusia, maka orang-orang di barat yg menggunakan ilmu astonomi untuk mencari Tuhan, dapat disebut orang yang melanggar hukum Tuhan dong? Kenyataannya tidak ada ayat Quran yang mencegahnya....

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (QS. 67:3 )

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)

Valkyrie wrote:2. Masalahnya, Ilmu2 manusia sendiri (termasuk matematika misalnya) tidak bebas dari Error, slelau berkembang dan selalu dikritik. Aku ragu ilmu Alam betul2 bisa dianalogykan kepada Allah, sebab Ilmu Alam lahir dari interpretasi manusia terhadap Alam, bukan terhadap Allah. Alam (diciptakan) =/= Allah (pencipta), konsekuensinya memahami Allah dnegan sebatas ilmu yang seharusnya untuk Alam menurutku adalah suatu perbuatan yang sia-sia. Bahkan ternyata Matematikapun tidak bebas dari Kritik:
http://members.aol.com/crebigsol/awards.htm


Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. 22:47 )

Apakah Allah SWT salah menghitung? (seperti dalam hukum warisannya rebeca?) Tentu saja tidak. Ilmu matematika hanyalah salah satu ilmu yg digunakan untuk mengukur perhitungan ayat 22:47 diatas. Ilmu matematika memang bisa salah, tapi bagaimana manusia dapat memahami ayat 22:47 diatas jika tidak menggunakan ilmu matematika (ilmunya manusia)?

Allah SWT tidak hendak memasung manusia untuk berpikir, malah mendorong manusia untuk berpikir....

Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." (QS. 6:65)


Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam." (QS. 41:9)

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. 41:12)

Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, (QS. 11:7)


Allah menciptakan bumi dalam 2 masa, kemudian langit 2 masa. Tapi ayat berikutnya menunjukkan bahwa langit dan bumi dicipta dalam 6 masa. Klo nggak pakai ilmu matematik bagaimana memahami perhitungan Allah diatas??? Org yg nggak ngerti akan ngomong "kontradiksi dalam Quran".... :)

Valkyrie wrote:Kalau melihat dalil itu, Aku justru semakin yakin kalau berarti Alquran belum lengkap sehingga Alquran sendiri akhirnya merekomendasikan Hadits. tetapi kalau justru keimanan Islam semakin yakin kelengkapan Alquran, aku tetap menghargainya.

Oh ya, apakah Muhamamd atau Alquran sempat menunjuk seorang/ Kelompok Sahabat yang mewarisi Ajaran islam untuk dipelihara dan dijaga secara infallible?
Yang menyatakan belum lengkap adalah Valkyrie bukan umat Islam. Sistem yg digunakan oleh Allah SWT memang sudah ditentukan menggunakan format seperti itu dan itu adalah hak Allah utk memakai style seperti itu, yaitu Quran dan Hadis. Manusia tidak dapat memprotes. Pentateuch sendiri terdiri dari 5 kitab. Tentu saja manusia tidak dapat memprotes kenapa nggak dijadikan 1 kitab aja saat itu (saat Musa masih hidup)?

Tidak efisien kalo semua hal ditulis dalam Quran. Quran akan menjadi sangat tebal, bahkan bisa tebal dari PL. Dan juga merusak ciri khas Quran, yaitu kitab yg banyak menggunakan perumpamaan dan bacaan dalam shalat. Tata cara shalat sendiri nggak ditulis dalam Quran, tapi dalam hadis. Belum lagi ada hadis Qudsi, yaitu firman Allah SWT yg tdk dicatat dlm Quran.

Pertanyaan kedua baca disini saja, http://mrdnet.110mb.com/ffi/hukum2.htm
Valkyrie wrote:Mengenai Waktu

Aku masih bingung tentang gambarmu, tetapi aku melihat ada dua kemungkinan yang bisa ditarik (CMIIW):

1. Allahpun terikat oleh dimensi waktu, walauphun dimensi WaktuNya berbeda dengan dimensi Waktu makhluk2 lainnya?

2. Allah menciptakan waktu, itulah sebabya ada ungkapan" Awal dan Akhir)---> Hal ini diyakini SB, Aku, dan Athan

Yang mana yang benar, atau dua2nya keliru?
Terikat ato tidak saya tidak tahu! Itu cuman bagaimana persepsimu saja sebenarnya bagaimana melihat masalahnya.

Sahih Muslim Book 033, Number 6416:
Abdullah b. 'Amr b. al-'As reported: I heard Allah's Messenger (may peace be upon him) as saying: Allah ordained the measures (of quality) of the creation fifty thousand years before He created the heavens and the earth, as His Throne was upon water.


Bagaimana kamu memahami hal ini, bahwa Allah SWT telah menetapkan ukuran-2, 50.000 tahun sebelum langit dan bumi dicipta? 50.000 tahun sebelum langit/bumi dicipta??? Tidakkah hal ini menunjukkan ada waktu yg berjalan disisi Allah sebelum ada langit dan bumi?

Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan (QS. 55:29 )


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (QS. 7:172)



Bagaimana dgn keadaan roh manusia dan roh segala mahkluk? Darimana roh-2 tsb berasal? Apakah roh-2 tsb tdk saling komplain satu sama lain krn roh tsb "diciptakan" ada yg "pintar" ada yg "tidak"? Mereka tentu bisa jadi protes kenapa aku lahir dari ortu "orang jahat" (saat didunia) dan bukannya ortuku "kyai" misalnya? Apakah ada suatu penafsiran yg adil ttg hal ini? Kemungkinan itu tetap ada....


Ada gambaran kedua selain gambar saya diatas, yaitu sbb:


0 ==== waktu sebelum ada langit/bumi ==== waktu saat ada langit/bumi ==== waktu saat ada surga/neraka ==== 1

Dari 0-1 hanya satu kelebatan bagi Allah SWT atau awal=akhir disisi Allah. Tapi penafsiran seperti ini belum bisa aq urai letak hubungan-2nya....., terkecuali ada sekat waktu diantara masing-2 kejadian dan "bisa" dijelaskan dgn pendekatan iptek, maka abstraksi diatas telah "membatalkan" gambar saya sebelumnya...


tapi soal takdir seharusnya sudah jelas pengertiannya termasuk qodha/qodhar.... dan ini tidak ada hubungannya dengan awal atau akhir atau waktu disini Allah...

prinsipnya dalam hubungannya dgn sikap/aktualisasi org, maka kembali atas takdir yg dipilihnya krn manusia dikasih akal utk memilih...., sementara qodho (ketetapan) yaitu misal si A cewek atau si B cowok, si A anaknya si Anu, si B anaknya si anu, itu sudah "ditetapkan" sejak semula...

Utk saat ini cukup segini dulu deh pendapat aq di thread ini.... aku stop penjelasan aku ttg dimensi waktu Allah ini sampai disini saja...

wallahu alam...

hai stroberi ceritain dong isi bukunya.... :)
User avatar
stroberi
Posts: 626
Joined: Wed Dec 13, 2006 9:15 am

Post by stroberi »

hai stroberi ceritain dong isi bukunya
stro belum selesai bacanya kok....tebalnya lebih dari Qur'an, 696 halaman.
Valkyrie
Posts: 707
Joined: Thu Sep 28, 2006 9:59 am

Post by Valkyrie »

Moslem wrote:perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 3:68 )

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (QS. 88:17-18 )

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. 58:11)

yg manusia lakukan adalah tidak memikirkan apa zat Allah sebenarnya, krn kalau nggak salah hadis telah mencegahnya... Namun mekanisme kerja alam dan Tuhan, tidak ada ayat yg melarangnya.....

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (QS. 42:11)

Kalau Allah SWt melarang menggunakan ilmu-2 manusia, maka orang-orang di barat yg menggunakan ilmu astonomi untuk mencari Tuhan, dapat disebut orang yang melanggar hukum Tuhan dong? Kenyataannya tidak ada ayat Quran yang mencegahnya....

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (QS. 67:3 )

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)
Mungkin kita perlu menyamakan persepsi dulu:
Keberatanku (dan mungkin SB) dalam penggunaan ilmu manusia adalah menggunakannya untuk mengenali Dzat Allah, bukan mengenali Pekerjaan2Nya, hanya ini saja intinya.

Kalau aku lihat dari tulisanmu di atas, tersirat dari Tulisamu, kita hanya bisa memahami CiptaanNya bukan? jadi kita tidak dapat memahami Allah sendiri (istilahnya "Dzat"Nya Allah tidak bisa kita pahami). kalau betul begitu, dalam hal ini sebenarnya kita sepakat.

Tetapi bahwa kita boleh menggunakan ilmu manusiawi untuk mengetahui Ciptaan2Nya, aku sepakat tidak ada masalah untuk ini

Adapun alasan kita tidak bisa menggunakan ilmu manusiawi untuk mengenal Allah secara jelas adalah karena ilmu manusiawi tidak bebas dari error (sementara kita tentu yakin Allah bebas dari Error).
Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. 22:47 )

Apakah Allah SWT salah menghitung? (seperti dalam hukum warisannya rebeca?) Tentu saja tidak. Ilmu matematika hanyalah salah satu ilmu yg digunakan untuk mengukur perhitungan ayat 22:47 diatas. Ilmu matematika memang bisa salah, tapi bagaimana manusia dapat memahami ayat 22:47 diatas jika tidak menggunakan ilmu matematika (ilmunya manusia)?

Allah SWT tidak hendak memasung manusia untuk berpikir, malah mendorong manusia untuk berpikir....

Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." (QS. 6:65)


Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam." (QS. 41:9)

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. 41:12)

Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, (QS. 11:7)

Allah menciptakan bumi dalam 2 masa, kemudian langit 2 masa. Tapi ayat berikutnya menunjukkan bahwa langit dan bumi dicipta dalam 6 masa. Klo nggak pakai ilmu matematik bagaimana memahami perhitungan Allah diatas??? Org yg nggak ngerti akan ngomong "kontradiksi dalam Quran".... Smile
tanggapanku sama dengan di atas
Yang menyatakan belum lengkap adalah Valkyrie bukan umat Islam. Sistem yg digunakan oleh Allah SWT memang sudah ditentukan menggunakan format seperti itu dan itu adalah hak Allah utk memakai style seperti itu, yaitu Quran dan Hadis. Manusia tidak dapat memprotes. Pentateuch sendiri terdiri dari 5 kitab. Tentu saja manusia tidak dapat memprotes kenapa nggak dijadikan 1 kitab aja saat itu (saat Musa masih hidup)?
Analogy Pentateuch aku rasa tidak tepat, sebab Pentateuch terdiri dari lima kitab dan masing2nya tidak bernama Pentateuch. artinya Kitab Genesis misalnya bukanlah "Pentateuch" sendiri, melainkan "bagian dari Pentateuch". Sementara untuk masalah Alquran, Seluruh buku Alquran saja (tanpa disertai Hadits) disebut sebagai "Alquran", bukan "bagian dari Alquran"
Disamping itu, sejauh yang aku tahu, memang ada pembedaan Tegas/ definitif antara Alquran (Wahyu Allah) dengan Hadits (catatan sejarah/ kesaksian Sahabat Muhammad).

oh iya, aku juga ingat ada seorang Guru Syariahku mengajarkan kalau dalam Islam ada wahyu tertulis (yaitu Alquran) dan Wahyu tidak tertulis (aku lupa namanya), sebenarnya dia menarik dalil dari Alquran sih, cuma aku lupa ayat2nya. menurutmu perkataannya ini tepat atau tidak?
Tidak efisien kalo semua hal ditulis dalam Quran. Quran akan menjadi sangat tebal, bahkan bisa tebal dari PL. Dan juga merusak ciri khas Quran, yaitu kitab yg banyak menggunakan perumpamaan dan bacaan dalam shalat. Tata cara shalat sendiri nggak ditulis dalam Quran, tapi dalam hadis. Belum lagi ada hadis Qudsi, yaitu firman Allah SWT yg tdk dicatat dlm Quran.
Baiklah aku mengerti. Aku rasa ada perbedaan pandangan diantara kita:

Aku (dan sebenarnya ada beberapa Muslim di tempatku) mengatakan Alquran tidak lengkap dikarenakan masih merekomendasikan buku lain (namun ketidaklengkapan sebenarnya tidak mengganggu klaim kesempurnaan)

Sebaliknya agaknya bagimu Alquran lengkap, denga pembuktian Alquran merekomendasikan buku lain (ie. Hadits).

Aku hargai perbedaan pandangan di antara kita.
Valkyrie
Posts: 707
Joined: Thu Sep 28, 2006 9:59 am

Post by Valkyrie »

Moslem wrote:terikat ato tidak saya tidak tahu! Itu cuman bagaimana persepsimu saja sebenarnya bagaimana melihat masalahnya.

Sahih Muslim Book 033, Number 6416:
Abdullah b. 'Amr b. al-'As reported: I heard Allah's Messenger (may peace be upon him) as saying: Allah ordained the measures (of quality) of the creation fifty thousand years before He created the heavens and the earth, as His Throne was upon water.

Bagaimana kamu memahami hal ini, bahwa Allah SWT telah menetapkan ukuran-2, 50.000 tahun sebelum langit dan bumi dicipta? 50.000 tahun sebelum langit/bumi dicipta??? Tidakkah hal ini menunjukkan ada waktu yg berjalan disisi Allah sebelum ada langit dan bumi?

Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan (QS. 55:29 )


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (QS. 7:172)


Bagaimana dgn keadaan roh manusia dan roh segala mahkluk? Darimana roh-2 tsb berasal? Apakah roh-2 tsb tdk saling komplain satu sama lain krn roh tsb "diciptakan" ada yg "pintar" ada yg "tidak"? Mereka tentu bisa jadi protes kenapa aku lahir dari ortu "orang jahat" (saat didunia) dan bukannya ortuku "kyai" misalnya? Apakah ada suatu penafsiran yg adil ttg hal ini? Kemungkinan itu tetap ada....
Dengan dalil semacam ini, aku melihat bahwa menurutmu Allahpun terkondisi oleh waktu (Setidaknya waktuNya sendiri).

Baiklah aku rasa sudah jelas masalah "waktu Allah" ini, silahkan kalau ada yang mau menambahkan.
User avatar
moslem
Posts: 395
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:13 pm
Location: antah berantah, small village

Post by moslem »

stroberi wrote:stro belum selesai bacanya kok....tebalnya lebih dari Qur'an, 696 halaman.
wadoh... isinya apa'an tuh buku.... kasih deh daftar isinya di masjid.phpbb24.com, barangkali bermanfaat buat pembaca lain....katanya mo buat buku ttg FFI, udah kelar nggak.... :)
Valkyrie wrote:Mungkin kita perlu menyamakan persepsi dulu:
Keberatanku (dan mungkin SB) dalam penggunaan ilmu manusia adalah menggunakannya untuk mengenali Dzat Allah, bukan mengenali Pekerjaan2Nya, hanya ini saja intinya.
Selama ini saya tidak menggunakan perhitungan matematis untuk mengenali zat Allah. Saya hanya menggunakan hitungan-2 untuk memahami cara bekerja Allah dan cara kerja alam semesta untuk lebih memahami Allah SWT. That's all. Sifat-sifat Allah SWT sudah jelas disebutkan dalam Quran, jadi saya tidak perlu mempermasalahkan lagi ttg sifat Allah:

Baik saya sebutkan sifat-sifat Allah (juga penjelasan buat forum FFI):

Allah mempunyai 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil, sifat Jaiz dan 99 nama/julukan bai Allah SWt. Terma-2 ini diambil dari ayat-2 Quran.

Beberapa sifat Allah:

1. Qidam, artinya Allah itu Zat Yang Terdahulu, tidak bermula dan tidak ada yang mendahului wujud Allah

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 57:3 )

2. Baqa', atau kekal.

3. Qityamuhu Binafsihi, artinya Allah wujud (ada) dengan diri-Nya sendiri, tidak membutuhkan bantuan yang lain.

4. Iradah, artinya Allah SWT itu Zat Yang Berkehendak, dan kehendak Allah itu tidak terbatas.

cukup...

Ada beberapa tambahan penjelasan misal:

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (QS. 42:11)

Dia tidak beranak dan juga tidak diperanakkan, (QS. 112:3 )


Cukup jelas pernyataan Quran.... Jadi setiap muslim mengetahui prinsip ini dan berpegang padanya. Jika ada prinsip diluar kedua prinsip tsb, maka muslim menyakini itu bukan sifat Allah.
Valkyrie wrote:Adapun alasan kita tidak bisa menggunakan ilmu manusiawi untuk mengenal Allah secara jelas adalah karena ilmu manusiawi tidak bebas dari error (sementara kita tentu yakin Allah bebas dari Error).
Allah SWT sudah menunjukkan sifat-2Nya dalam ayat-2 Quran. Kaum muslimin tidak perlu mencari-2nya lagi. Ilmu matematis hanya saya gunakan utk memahami mekanisme kerja dan hukum Allah.
Valkyrie wrote:Analogy Pentateuch aku rasa tidak tepat, sebab Pentateuch terdiri dari lima kitab dan masing2nya tidak bernama Pentateuch. artinya Kitab Genesis misalnya bukanlah "Pentateuch" sendiri, melainkan "bagian dari Pentateuch".
Valkyrie wrote:Aku (dan sebenarnya ada beberapa Muslim di tempatku) mengatakan Alquran tidak lengkap dikarenakan masih merekomendasikan buku lain (namun ketidaklengkapan sebenarnya tidak mengganggu klaim kesempurnaan)
..Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu yaitu Al-Kitab dan Al-Hikmah. Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu.. (QS. 2:231)

membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali Imran/Keluarga Imran 3:164)


ini hanya masalah sudut pandang/definitif belaka. Jika Al-Quran tidak memuat pernyataan untuk menggunakan referensi kitab lain (yaitu Hadis), maka bolehlah seseorang menyebut Al-Quran tidak lengkap... :)

Kenyataannya ayat Quran telah menempatkan jati-dirinya untuk merefer ke kitab lain... Jika pernyataan Quran tidak memuat link ke ref. lain barulah bisa disebut Quran tsb tidak lengkap.... :)

ayat-2 yg lain bisa dilihat di: http://mrdnet.110mb.com/ffi/hukum2.htm

analoginya misal ada halam web site yg hanya berisi 1 topik (garis-2 besar/outline), tapi web site tsb telah merefer/memecah topik-2nya ke dalam sub-2 topik yg lebih terinci dan panas ke web site/halaman lain dalam satu kesatuan. Apakah web site/halaman tsb disebut tidak lengkap hanya krn mengacu ke web/halaman lain yg direfernya, padahal mereka satu kesatuan? Jika link tsb tidak ada barulah disebut web tsb tidak lengkap identitasnya.

cek this: http://www.al-firdaus.com/20hujah/hujah1.htm#h1 , "Al-Qur’an adalah lengkap lagi sempurna".

sebaiknya mengambil ilmu islam dari ahlinya, alih-2 dari ahli syubhat atau pembuat bid'ah, ...
Valkyrie wrote:Dengan dalil semacam ini, aku melihat bahwa menurutmu Allahpun terkondisi oleh waktu (Setidaknya waktuNya sendiri).


saya tidak tahu... lihat kembali sifat-2 Allah diatas tapi sebutan Allah sebagai yang Awal dan Akhir telah disebutkan dalam ayat Quran:

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 57:3 )

waktu hanyalah sebuah besaran untuk menunjukkan suatu pengertian sebuah ukuran dan tidak selalu waktu berarti suatu atribut yg menempel pada suatu zat yg menunjukkan suatu pembatas (dimension) belaka....
Post Reply