Faith Freedom International - Forum Indonesia

muslim_netral wrote:coba misalkan anda orang pintar, berprilaku baik, berpakaian sederhana, kemudian saya misalkan orang kaya, banyak duit, berpakaian mewah, kita kebetulan bareng masuk hotel mewah, saya turun dari mobil mewah, anda turun dari angkot, kira-kira penjaga hotel akan menyambut siapa?

muslim_netral wrote:Ya, ampuuunn... liat konteks dong , jangan mengambil kesimpulan generalisasi, saya menyebutkan duit bisa mengangkat martabat, ini bukan dalam hal ruang lingkup moral, idealisme, religius ataupun apalah, duit memang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya pake duit, coba misalkan anda orang pintar, berprilaku baik, berpakaian sederhana, kemudian saya misalkan orang kaya, banyak duit, berpakaian mewah, kita kebetulan bareng masuk hotel mewah, saya turun dari mobil mewah, anda turun dari angkot, kira-kira penjaga hotel akan menyambut siapa? mungkin mereka tidak akan menyapa Anda karena dikira mau minta sumbangan, sebaliknya saya akan disambut dengan keramahtamahan, senyuman, barang bawaanya mereka jinjing.... itu karena apa? mereka lihat ada DUIT di kedatanganku, duit mengangkat posisi orang menjadi lebih tinggi, mengangkat derajat, begitu juga dengan Khadijah, jadi di konteks ini kita sedang membicarakan posisi Khadijah, bukan bikin thread baru mengenai "tolak ukur kriteria martabat", bukan hal itu yang sedang diperdebatkan, kalau mau ngotot debat martabat, ada tuh depan rumahku, mau? ada martabat rasa coklat, martabat rasa keju, satu porsi 8000 rupiah, kalau saya pribadi sukanya martabat yang pake ketan item... gurih...

CRESCENT-STAR wrote:ya situasi dan kondisi sosial yang dihadapi nabi memang parah. perlakuan terhadap wanita sangat buruk. bersikap lembut pada wanita adalah AIB bagi mereka, apatah lagi untuk bantu-bantu urusan dapur.

Bangsa Arab sebelum Islam tidak menyukai kelahiran anak-anak perempuan. Hal ini tergambar dalam An Nahl 58 dan Az Zukruf 17. [/size=200]
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
[/size]“Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan ia sangat marah.”

Untuk mempertahankan kehormatan diri dan kabilahnya disamping takut jatuh miskin, mereka tidak segan-segan membunuh anak wanitanya dengan menguburnya hidup-hidup. dan wanita pun tidak mendapat HAK WARIS.

duren wrote:Agar jangan ada fitnah kepada para wanita Arab di JAMAN PRA ISLAM
Pertanyaan ku yang ga pernah bisa dijawab oleh muslim ( tuhh , netter muslim yang pake avatar Jesus pernah kabur ketika kutanyain ) :

1.Kalau posisi wanita pra Islam SEDEMIKIAN BURUKNYA ... mengapa Khadijah bisa menjadi seorang pengusaha sukses dan terhormat .

2. Kalau kaum jahiliyah pra Islam TUKANG MEMBUNUH ANAK WANITA ... mengapa mereka masih punya nenek , emak , bini , dll ....
Emangnya bini Abu Thalib bukan perempuan
Emangnya bini Abdullah yaitu Aminah bukan perempuan
Emangnya nenek si Umar bencong

Logika apa yang harus kita gunakan sehingga yakin bahwa telah terjadi pemusnahan " anak perempuan " oleh kaum Jahiliyah

3 .Kalau posisi wanita SEDEMIKIAN BAIKNYA setelah datangnya Islam... mengapa pengusaha wanita arab sekaliber Khadijah ga pernah ada lagi tercatat . Yang ada malah perang abadi yang dipicu Aisha dengan Fatima

Mungkin Khadijah lahirnya bukan di Arab tapi di Eropa, sehingga pas lahir lolos dari pembunuhan orang tua jahiliyahnya yg anti anak perempuan.

mbah.erott wrote: Sudahkah metal membaca kembali pertanyaan bro duren dan mencernanya dgn baik?
Intinya, sesuai analogi netral, "kenapa netral bisa mendapat mobil mewah dll?".
Kenapa khatijah bisa menjadi kaya dan sukses di masa jahiliyah?

Yuu.. review lagi... kekekeh...

muslim_netral wrote:Lah, karena usahanya yang ulet lah, jiwa pedagang, jelas saja bisa sukses,
tidak semua orang tua membunuh anak perempuannya kok, saya kira cuma trend nya aja yang malu punya anak perempuan pada jaman itu,
tidak ada larangan untuk tidak membunuh anak perempuan, jadi anak-anak perempuan yah masih banyak yang hidup.

Kalau posisi wanita pra Islam SEDEMIKIAN BURUKNYA ... mengapa Khadijah bisa menjadi seorang pengusaha sukses dan terhormat .

mbah.erott wrote: @Netral,
Jadi, posisi wanita, sebelum islam, buruk atau tidak?

Nah, bro duren, silakan lanjutkan...!

mbah.erott wrote: @Netral,
Jadi, posisi wanita, sebelum islam, buruk atau tidak?

Nah, bro duren, silakan lanjutkan...!

muslim_netral wrote:Ya, orang pada jaman itu tidak respek terhadap keluarga yang punya anak perempuan, tetapi tentu saja dalam setiap hal selalu saja ada pengecualian.
sudah bisa menyimpulkan sendiri?

mbah.erott wrote: Soalnya bro duren pasti menang, dan itu akan membuat netral tetap menjadi muslimah soleh...

muslim_netral wrote:Maaf mbah erot, bukan gak mau jawab...
pegel ngetik... mau hiburan dulu...
dah malam lagi..., ouw esok libur.... tidur panjang...

saia wrote:ps : jangan dijawab komentar saia. jikapun ada, tolong ditunjukkan untuk pribadi mbak aja
wassalam

mbah.erott wrote:Adow... mbah benar2 dicuekin nih, apakah karena sudah terlalu banyak beras karungan di rumah mbah yah?
Kekekeh...

muslim_netral wrote:Silahkan tanya, tapi jangan panjang-panjang yah...

mbah.erott wrote:Tral, saya ini sorang pria. Sebenarnya saya mau lanjutkan nih... tapi saya tanya dulu kesiapan dan kesediaan netral.
Nanti seandainya saya mengaku kalah dalam diskusi ini - dalam hal agama dan intelektualitas - apakah netral tidak akan merasa melanggar perkataan nabi netral sendiri?
"Saya belum pernah melihat kaum yang begitu rendah dalam tingkat intelektualitas dan agama selain kalian."
Bersediakah netral ?

Atau mau dilanjutkan dengan bro duren? Soalnya bro duren pasti menang, dan itu akan membuat netral tetap menjadi muslimah soleh...

muslim_netral wrote:
Silahkan, ini kan diskusi, gak perlu ada istilah menang - kalah, kecuali kalo mbah mau ngajak saya tinju.

muslim_netral wrote:Silahkan, ini kan diskusi, gak perlu ada istilah menang - kalah, kecuali kalo mbah mau ngajak saya tinju.