Lagu Poligami Ahmad Dhani "Madu 3" jadi kontroversi
Posted: Thu Feb 26, 2009 1:58 pm
Kok temen-temen di FFI kagak ada nyang komentar soal lagu Poligami-nya Ahmad Dhani ?
Itu juga kenape LSM Perempuan minta lagu Madu 3 dilarang beredar ? Apa kagak belajar agama Islam yang bener ? Pan emang Islam boleh punya isteri 4. Malahan nanti di syurganya sono dikasih sampe 72 isteri.
Kite lihat aja ribut-ribut soal poligami ini, emang ajaran preman pasar si Muhammad ini akan terus jadi kontroversi sampai akhir jaman.
---
LSM Perempuan Minta Lagu Madu 3 Ahmad Dhani Dilarang Edar
http://www.detiknews.com/read/2009/02/2 ... arang-edar" onclick="window.open(this.href);return false;
Jakarta - Lagu Ahmad Dhani, 'Madu 3' yang menceritakan enaknya berpoligami dinilai sangat provokatif. Lagu Malaysia yang didaur ulang pentolan grup band Dewa itu pun diminta tidak beredar.
"Seharusnya dilarang beredar karena ada hak-hak kelompok lain yang dilanggar," kata Manager Riset LSM Perempuan Kalyanamitra Hegel Terome saat dihubungi detikcom, Kamis (26/2/2009).
Selain provokatif, lagu 'Madu 3' juga dapat membahayakan kalangan remaja. "Itu kan Band Dewa disukai remaja. Lagu itu bisa jadi legitimasi baru buat mereka. Itu sangat bahaya," tandasnya.
Menurut Hegel, jika lagu tersebut benar-benar tersebar ke publik, pihak-pihak tertentu bisa menggugat Dani. "Kaum perempuan bisa menggugat dia karena lagu ini melanggar hak-hak perempuan. Selain itu, para seniman yang berkesenian secara baik bisa juga merasa terganggu dengan lagu ini. Mereka bisa saja menggugat," tandas pria peduli gender ini.
Hegel menilai, lagu yang menceritakan seorang pria yang memiliki istri dua itu adalah persoalan pribadi Ahmad Dhani. Sebagai seorang seniman, tidak seharusnya mantan suami Maia Estianty itu menjadikan persoalan pribadi dalam karya seninya.
"Kalau saya melihat, itu (lagu Madu 3) kompensasi dari seorang laki-laki yang tidak mampu mengobati sakit hatinya," ujarnya. (ken/iy)
Lagu 'Madu 3' Ahmad Dhani
Musdah Mulia: Itu Lagu Sampah dan Kampungan
http://www.detiknews.com/read/2009/02/2 ... -kampungan" onclick="window.open(this.href);return false;
Jakarta - Meski belum rilis, lagu 'Madu 3' yang dinyanyikan oleh Ahmad Dhani menuai kontroversi. Lagu tersebut dianggap lagu sampah, kampungan dan tidak layak untuk dibeli.
"Orang sehat akan menilai itu lagu sampah," ujar cendikiawan muslim Siti Musdah Mulia dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (26/2/2009).
Namun, menurut Musdah tidak perlu ada seruan agar lagu itu diboikot. Karena negara menjamin kebebasan berekspresi warganya, termasuk kebebasan dalam memilih sebuah lagu untuk dinyanyikan.
"Kebebasan berekspersi dijamin negara, sepanjang tidak memaksakan orang lain untuk mendengar, silakan berkompetisi dalam bermusik," kata perempuan Indonesia pertama yang meraih gelar doktor di bidang pemikiran politik Islam ini.
Meski tidak harus memboikot lagu nyentrik ini, Musdah menilai harus ada advokasi bagi masyarakat. Masyarakat diharapkan diberi pengertian yang baik serta harus pandai-pandai memilah-milah mana lagu yang baik untuk didengar atau sebaliknya.
"Kita harus memberi pendidikan kesadaran moralitas, memilih dan memilah lagu. Memang susah juga melarang, tapi buat saya pendidikan kepada publik harus diperkuat," imbuhnya.
"Jadi nggak usah dilarang. Makin dilarang makin jadi," kata pejuang gender ini sambil tertawa.
Musdah mencontohkan, tindakan-tindakan yang terkesan mengeksploitasi perempuan lama-lama tidak akan laku. Bahkan, dia menganggap tindakan itu sebagai perbuatan kampungan.
"Nggak usah ada seruan memboikot. Warung Ayam Bakar Wong Solo yang warung poligami aja sekarang nggak laku. Itu kampungan, nggak dewasa," pungkas Musdah. (anw/iy)
Itu juga kenape LSM Perempuan minta lagu Madu 3 dilarang beredar ? Apa kagak belajar agama Islam yang bener ? Pan emang Islam boleh punya isteri 4. Malahan nanti di syurganya sono dikasih sampe 72 isteri.
Kite lihat aja ribut-ribut soal poligami ini, emang ajaran preman pasar si Muhammad ini akan terus jadi kontroversi sampai akhir jaman.
---
LSM Perempuan Minta Lagu Madu 3 Ahmad Dhani Dilarang Edar
http://www.detiknews.com/read/2009/02/2 ... arang-edar" onclick="window.open(this.href);return false;
Jakarta - Lagu Ahmad Dhani, 'Madu 3' yang menceritakan enaknya berpoligami dinilai sangat provokatif. Lagu Malaysia yang didaur ulang pentolan grup band Dewa itu pun diminta tidak beredar.
"Seharusnya dilarang beredar karena ada hak-hak kelompok lain yang dilanggar," kata Manager Riset LSM Perempuan Kalyanamitra Hegel Terome saat dihubungi detikcom, Kamis (26/2/2009).
Selain provokatif, lagu 'Madu 3' juga dapat membahayakan kalangan remaja. "Itu kan Band Dewa disukai remaja. Lagu itu bisa jadi legitimasi baru buat mereka. Itu sangat bahaya," tandasnya.
Menurut Hegel, jika lagu tersebut benar-benar tersebar ke publik, pihak-pihak tertentu bisa menggugat Dani. "Kaum perempuan bisa menggugat dia karena lagu ini melanggar hak-hak perempuan. Selain itu, para seniman yang berkesenian secara baik bisa juga merasa terganggu dengan lagu ini. Mereka bisa saja menggugat," tandas pria peduli gender ini.
Hegel menilai, lagu yang menceritakan seorang pria yang memiliki istri dua itu adalah persoalan pribadi Ahmad Dhani. Sebagai seorang seniman, tidak seharusnya mantan suami Maia Estianty itu menjadikan persoalan pribadi dalam karya seninya.
"Kalau saya melihat, itu (lagu Madu 3) kompensasi dari seorang laki-laki yang tidak mampu mengobati sakit hatinya," ujarnya. (ken/iy)
Lagu 'Madu 3' Ahmad Dhani
Musdah Mulia: Itu Lagu Sampah dan Kampungan
http://www.detiknews.com/read/2009/02/2 ... -kampungan" onclick="window.open(this.href);return false;
Jakarta - Meski belum rilis, lagu 'Madu 3' yang dinyanyikan oleh Ahmad Dhani menuai kontroversi. Lagu tersebut dianggap lagu sampah, kampungan dan tidak layak untuk dibeli.
"Orang sehat akan menilai itu lagu sampah," ujar cendikiawan muslim Siti Musdah Mulia dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (26/2/2009).
Namun, menurut Musdah tidak perlu ada seruan agar lagu itu diboikot. Karena negara menjamin kebebasan berekspresi warganya, termasuk kebebasan dalam memilih sebuah lagu untuk dinyanyikan.
"Kebebasan berekspersi dijamin negara, sepanjang tidak memaksakan orang lain untuk mendengar, silakan berkompetisi dalam bermusik," kata perempuan Indonesia pertama yang meraih gelar doktor di bidang pemikiran politik Islam ini.
Meski tidak harus memboikot lagu nyentrik ini, Musdah menilai harus ada advokasi bagi masyarakat. Masyarakat diharapkan diberi pengertian yang baik serta harus pandai-pandai memilah-milah mana lagu yang baik untuk didengar atau sebaliknya.
"Kita harus memberi pendidikan kesadaran moralitas, memilih dan memilah lagu. Memang susah juga melarang, tapi buat saya pendidikan kepada publik harus diperkuat," imbuhnya.
"Jadi nggak usah dilarang. Makin dilarang makin jadi," kata pejuang gender ini sambil tertawa.
Musdah mencontohkan, tindakan-tindakan yang terkesan mengeksploitasi perempuan lama-lama tidak akan laku. Bahkan, dia menganggap tindakan itu sebagai perbuatan kampungan.
"Nggak usah ada seruan memboikot. Warung Ayam Bakar Wong Solo yang warung poligami aja sekarang nggak laku. Itu kampungan, nggak dewasa," pungkas Musdah. (anw/iy)