Dolly ngga ditutup karena kaum minoritas Indonesia teriak jangan tutup dgn alasan kebebasan...
itu masaalahnya...
Indahnya poligami
-
- Posts: 4984
- Joined: Fri Mar 16, 2007 1:39 am
-
- Posts: 294
- Joined: Fri Jul 25, 2008 6:28 pm
kalau memang wanita nya memang mau itu namanya dosa, tapi itu masih lebih mending daripada perkosa atau poligami, sebab itu selain dosa zinah juga dosa menyakiti hati wanitaPembawa Pedang wrote:Barat lebih pahah lagi....sex dan bayar...wanita hanya dihargai dgn selembar kertas yg bernama uang!
KALAU DI ARAB BAHASA ELITNYA : PERKOSA DAN RAJAM
-
- Posts: 4984
- Joined: Fri Mar 16, 2007 1:39 am
-
- Posts: 294
- Joined: Fri Jul 25, 2008 6:28 pm
kalau anda di barat parah karena sex dan bayar
maka di negara islam ada istilah yang namanya "perkosa".
jadi "perkosa" di arab = zinah bagi perempuan, dan lagi hukum perkosa harus ada 4 saksi mata
bayangkan mana ada orang diperkosa ada saksi sebanyak itu?
bayangkan!
JADI SEBEJAD-BEJADNYA ORANG BARAT FREE SEX ITU DIDASARKAN SUKA SAMA SUKA, SEDANGKAN SUDAH BYK DAN MENJADI RAHASIA UMUM SEX CRIME DAN PENGANIAYAAN TERHADAP PEREMPUAN DI ARAB.
maka di negara islam ada istilah yang namanya "perkosa".
jadi "perkosa" di arab = zinah bagi perempuan, dan lagi hukum perkosa harus ada 4 saksi mata
bayangkan mana ada orang diperkosa ada saksi sebanyak itu?
bayangkan!
JADI SEBEJAD-BEJADNYA ORANG BARAT FREE SEX ITU DIDASARKAN SUKA SAMA SUKA, SEDANGKAN SUDAH BYK DAN MENJADI RAHASIA UMUM SEX CRIME DAN PENGANIAYAAN TERHADAP PEREMPUAN DI ARAB.
-
- Posts: 4984
- Joined: Fri Mar 16, 2007 1:39 am
hi..hi...geblek...ngga tahu hukum Islam..lagaknya kayak mufti..bayangkan mana ada orang diperkosa ada saksi sebanyak itu?
bayangkan!
Aku kasi tahu yah...dgr baik baik...saksi 4 orang itu zina bukan perkosa....perkosa dan zian itu beda!
Hukum perkosa ngga butuh 4 orang saksi...
Neh hadistnya..
Dari Abdul Jabbar bin Wa’il bin Hujr dari ayahnya berkata : “ Seorang wanita dimasa Rasulullah SAW masih hidup, dipaksa melakukan zina, lalu Rasulullah SAW membebaskan wanita tersebut dari had ( ketentuan hukum rajam atau dera ) dan Nabi SAW menghukum orang laki laki yang melakukan tanpa mengatakan bahwa laki laki tersebut membayar mahar kepada wanita tersebut ( HR Tarmidzi )
- kutukupret
- Posts: 6175
- Joined: Mon Dec 17, 2007 6:31 pm
-
- Posts: 4984
- Joined: Fri Mar 16, 2007 1:39 am
INDAHNYA POLIGAMI
Saya tak biasa membayangkan perasaan teman saya ini. Ya, ia sedang syok berat.. Suaminya meninggal tiba-tiba di jalan raya, akibat kecelakaan, hingga seketika ia harus mengasuh ketiga anak mereka sendirian. Namun tak cuma itu. Dalam proses penyelenggaraan jenazah, seorang perempuan muncul bersama dua orang anak dan berkata sambil menangis, “Suamimu telah menikah dengan saya 10 tahun lalu. Dan dua lelaki kecil ini anak kami.”
Teman saya itu ternganga, tertegun beberapa detik, sebelum kemudian pingsan. Orang-orang terpaksa memapah tubuhnya menjauhi kerumunan. Di tanah pekuburan yang basah, ketiga anaknya menjerit-jerit, menangis takut kehilangan ibu juga.
Ketika sadar, teman saya hanya menyatakan, sekujur tubuhnya nyeri. Nyeri itu bersumber dari hatinya yang lantas berdarah dan berkubang nanah. Bagaimana mungkin? Pikirnya. Suaminya lelaki terbaik yang pernah ia kenal di muka bumi. Ia bahkan tak pernah sedetik pun curiga. Suaminya lelaki alim dengan etos kerja tinggi. Karena itulah ia tak pernah punya firasat tertentu, ketika sepuluh tahun terakhir suaminya makin giat bekerja dan sering keluar kota atau keluar negeri. Apalagi mereka juga hampir tak pernah bertengkar. Apa yang terjadi, Cinta? Sebuah pertanyaan yang tak akan ia temukan jawabannya sekarang, mungkin sampai kapan pun....
Ah, tiba-tiba ia merasa suaminya menjelma orang yang sangat asing dalam hidupnya. Sepuluh tahun suaminya dan perempuan itu menikah, hingga punya dua anak, dan ia tak merasakan apapun! Ia menggigit bibirnya yang berdarah, seperti juga batinnya. Apa yang sesungguhnya terjadi, Tuhan? Apa salah saya? Pikir teman saya itu. Mengapa suaminya tak berkata apa pun? Semua seolah baik-baik saja.
“Ya Allah, kurasa sebentar lagi aku akan gila…” lirihnya.
Wanita yang datang tiba-tiba ke rumahnya dengan membawa dua anak usia SD itu, ternyata menuntut pembagian harta warisan suaminya. Ia tunjukkan surat-surat nikah yang lengkap dan sah. “Suamimu sangat mencintai saya. Ia juga sangat mencintai anak-anak kami….”
Teman saya nanar menatap tak percaya. Marah, tapi apa yang bisa ia lampiaskan? Perih. Jeri….
Rumah, mobil, tabungan di bank, segala yang dimiliki suaminya, yang telah lama menjadi miliknya bersama anak-anak…,tak bisa ia pertahankan. Semua harus dibagi.
“Aku tak bisa melindungi masa depan ketiga anakku lagi…,” kata teman saya, akhirnya.
“Seharusnya sejak awal barang berharga seperti rumah, mobil, itu atas namamu, bukan atas nama suamimu,” kata teman kami yang lain. “Jadi jatuhnya sejak awal adalah pemberian suami, yang jadi harta istri. Kita tidak pernah menduga ini akan terjadi, bukan?”
“Tapi aku bukan tipe yang seperti itu. Aku tidak mau dituduh materialistis,” kata teman saya lagi.
“Ini bukan soal materialis! Ini untuk melindungi kalian, khususnya anak-anak. Bukankah kalian adalah orang-orang tercintanya? Itu yang suami saya lakukan pada kami,” kata teman yang memberi saran itu lagi…"Justru suami-lah yang meyakinkan saya untuk hal ini. Ia takut suatu ketika ia mungkin tergoda, khilaf dan..."
Perempuan teman saya tersebut seperti tak mendengar apapun. Mata kacanya masih nanar, kosong, Ia hanya tak berhenti menyebut nama Allah…. Juga memanggil-manggil nama suami dan ketiga anaknya….
Berkali-kali wajah suaminya yang teduh muncul, tersenyum dan membentangkan kedua tangan seakan ingin memeluk dirinya dan anak-anak. Perempuan teman saya itu sesenggukan. Namun di telinganya, hanya terdengar suara perempuan madunya itu: “Suamimu lelaki yang luar biasa. Ia tak pernah berhenti mencintai saya dan anak-anaknya. Ia melimpahkan segalanya pada kami, tanpa pernah kau tahu. Katanya ia tak mau kau terluka. Jadi tolong, terima saja kenyataan itu…kita memang ditakdirkan untuk berbagi….”
Bayang suaminya melintas lagi, bersama cinta dan kenangan-kenangan indah yang dulu ia pikir tak akan pernah meninggalkan mereka selamanya. Tapi kini ia tak lagi pasti, apakah ada rumah di hatinya, untuk menyimpan semua memori yang tercabik dan bernanah itu. Apa yang sesungguhnya terjadi, Cinta? Duh, pentingkah lagi jawaban dari pertanyaan itu sekarang?
Perempuan teman saya itu pun merasa ia tak lagi punya denyut yang cukup untuk hidup..., hingga ia lihat mata ketiga anaknya dan sadar: ia harus bertahan demi menjaga nyala cinta di mata mereka....
(Buat LA, bangkit! Kamu bisa, sist!)
Saya tak biasa membayangkan perasaan teman saya ini. Ya, ia sedang syok berat.. Suaminya meninggal tiba-tiba di jalan raya, akibat kecelakaan, hingga seketika ia harus mengasuh ketiga anak mereka sendirian. Namun tak cuma itu. Dalam proses penyelenggaraan jenazah, seorang perempuan muncul bersama dua orang anak dan berkata sambil menangis, “Suamimu telah menikah dengan saya 10 tahun lalu. Dan dua lelaki kecil ini anak kami.”
Teman saya itu ternganga, tertegun beberapa detik, sebelum kemudian pingsan. Orang-orang terpaksa memapah tubuhnya menjauhi kerumunan. Di tanah pekuburan yang basah, ketiga anaknya menjerit-jerit, menangis takut kehilangan ibu juga.
Ketika sadar, teman saya hanya menyatakan, sekujur tubuhnya nyeri. Nyeri itu bersumber dari hatinya yang lantas berdarah dan berkubang nanah. Bagaimana mungkin? Pikirnya. Suaminya lelaki terbaik yang pernah ia kenal di muka bumi. Ia bahkan tak pernah sedetik pun curiga. Suaminya lelaki alim dengan etos kerja tinggi. Karena itulah ia tak pernah punya firasat tertentu, ketika sepuluh tahun terakhir suaminya makin giat bekerja dan sering keluar kota atau keluar negeri. Apalagi mereka juga hampir tak pernah bertengkar. Apa yang terjadi, Cinta? Sebuah pertanyaan yang tak akan ia temukan jawabannya sekarang, mungkin sampai kapan pun....
Ah, tiba-tiba ia merasa suaminya menjelma orang yang sangat asing dalam hidupnya. Sepuluh tahun suaminya dan perempuan itu menikah, hingga punya dua anak, dan ia tak merasakan apapun! Ia menggigit bibirnya yang berdarah, seperti juga batinnya. Apa yang sesungguhnya terjadi, Tuhan? Apa salah saya? Pikir teman saya itu. Mengapa suaminya tak berkata apa pun? Semua seolah baik-baik saja.
“Ya Allah, kurasa sebentar lagi aku akan gila…” lirihnya.
Wanita yang datang tiba-tiba ke rumahnya dengan membawa dua anak usia SD itu, ternyata menuntut pembagian harta warisan suaminya. Ia tunjukkan surat-surat nikah yang lengkap dan sah. “Suamimu sangat mencintai saya. Ia juga sangat mencintai anak-anak kami….”
Teman saya nanar menatap tak percaya. Marah, tapi apa yang bisa ia lampiaskan? Perih. Jeri….
Rumah, mobil, tabungan di bank, segala yang dimiliki suaminya, yang telah lama menjadi miliknya bersama anak-anak…,tak bisa ia pertahankan. Semua harus dibagi.
“Aku tak bisa melindungi masa depan ketiga anakku lagi…,” kata teman saya, akhirnya.
“Seharusnya sejak awal barang berharga seperti rumah, mobil, itu atas namamu, bukan atas nama suamimu,” kata teman kami yang lain. “Jadi jatuhnya sejak awal adalah pemberian suami, yang jadi harta istri. Kita tidak pernah menduga ini akan terjadi, bukan?”
“Tapi aku bukan tipe yang seperti itu. Aku tidak mau dituduh materialistis,” kata teman saya lagi.
“Ini bukan soal materialis! Ini untuk melindungi kalian, khususnya anak-anak. Bukankah kalian adalah orang-orang tercintanya? Itu yang suami saya lakukan pada kami,” kata teman yang memberi saran itu lagi…"Justru suami-lah yang meyakinkan saya untuk hal ini. Ia takut suatu ketika ia mungkin tergoda, khilaf dan..."
Perempuan teman saya tersebut seperti tak mendengar apapun. Mata kacanya masih nanar, kosong, Ia hanya tak berhenti menyebut nama Allah…. Juga memanggil-manggil nama suami dan ketiga anaknya….
Berkali-kali wajah suaminya yang teduh muncul, tersenyum dan membentangkan kedua tangan seakan ingin memeluk dirinya dan anak-anak. Perempuan teman saya itu sesenggukan. Namun di telinganya, hanya terdengar suara perempuan madunya itu: “Suamimu lelaki yang luar biasa. Ia tak pernah berhenti mencintai saya dan anak-anaknya. Ia melimpahkan segalanya pada kami, tanpa pernah kau tahu. Katanya ia tak mau kau terluka. Jadi tolong, terima saja kenyataan itu…kita memang ditakdirkan untuk berbagi….”
Bayang suaminya melintas lagi, bersama cinta dan kenangan-kenangan indah yang dulu ia pikir tak akan pernah meninggalkan mereka selamanya. Tapi kini ia tak lagi pasti, apakah ada rumah di hatinya, untuk menyimpan semua memori yang tercabik dan bernanah itu. Apa yang sesungguhnya terjadi, Cinta? Duh, pentingkah lagi jawaban dari pertanyaan itu sekarang?
Perempuan teman saya itu pun merasa ia tak lagi punya denyut yang cukup untuk hidup..., hingga ia lihat mata ketiga anaknya dan sadar: ia harus bertahan demi menjaga nyala cinta di mata mereka....
(Buat LA, bangkit! Kamu bisa, sist!)
- je_prince97
- Posts: 1082
- Joined: Wed Oct 01, 2008 1:44 pm
PP? Generasi manapun yang berasal dari islam ga ada berhasil di bidang manapun. Kecuali satu: Genjot terus ampe mampus!Pembawa Pedang wrote: Ya..ya...Kuat beranak!
Kalo bisa kasih contoh manusia islam jenis mana yang berhasil dalam hidupnya? Pola pikir cetek aja kok dibanggain. :twisted: :twisted:
BUWHAAHAHAHAHHA!!!!
- Zebra Cross
- Posts: 643
- Joined: Sat Jul 21, 2007 10:05 am
- Location: NETHER-LAND
-
- Posts: 664
- Joined: Thu Mar 19, 2009 9:39 pm
- Location: TIM HORE-HORE (COROLEADER) BASECAMP
- Contact:
Re: Indahnya poligami
aku dr kemarin mau post tapi baru register. Akhirnya sekarang bisa join deh..
Dari survei 10 wanita, aku yakin hampir 100 persen wanita akan menjawab: di-poligami itu menyakitkan! Pasti!
Nah, kelihatannya saudara PP ini ngga terlalu memusingkan ibunya disakiti. Apalagi dgn tegasnya ia mengatakan bukan urusan seorang anak. Coba deh PP perlu nanya hati nurani sendiri (sebagai seorang anak), apakah ada ketenangan dlm diri PP? Mau dijawab dan ga dijawab disini juga ga papa. Jawabannya cuma PP yang tau karena ga bisa membohongi hati nurani sendiri. Itu sih kalau masih punya hati nurani. hehehe.
Dari survei 10 wanita, aku yakin hampir 100 persen wanita akan menjawab: di-poligami itu menyakitkan! Pasti!
Nah, kelihatannya saudara PP ini ngga terlalu memusingkan ibunya disakiti. Apalagi dgn tegasnya ia mengatakan bukan urusan seorang anak. Coba deh PP perlu nanya hati nurani sendiri (sebagai seorang anak), apakah ada ketenangan dlm diri PP? Mau dijawab dan ga dijawab disini juga ga papa. Jawabannya cuma PP yang tau karena ga bisa membohongi hati nurani sendiri. Itu sih kalau masih punya hati nurani. hehehe.
- je_prince97
- Posts: 1082
- Joined: Wed Oct 01, 2008 1:44 pm
Re: Indahnya poligami
Siapapun yang masuk islam, hati nuraninya dikikis ampe habis. Jadi percuma nanya masih ada hati nurani ga. Si PP ma senang2 aja nyahutin ga keruan kaya begitu, wong isi dari hatinya udah ISLAM semua.
-
- Posts: 10
- Joined: Sun Feb 01, 2009 3:24 pm
Re: Indahnya poligami
kalian yg muslim tolol... mo ngebantah, mo mbunuh, mo ancem2 dgn argumentasi tetep aja tolol.. otake njeblok..
klo mo poligami silahkan... tuh liat ustad2 tolol mu....
klo mo poligami silahkan... tuh liat ustad2 tolol mu....
Re: Indahnya poligami
Saya kagum dgn Dr. Gina...masyaAllah..Saya ingin seperti dia. punya hati seluas samudra, dpt hilangkan rasa cemburu di hatinya....apa dikerjakan di dunia ini semata2 hanya karena Allah saja...Dr. Gina sy ingin tipsnya...hati saya masih penuh dengan hasrat dengki (cemburu)...saya ingin hidup aman, tenang, saya ingin dekat dengan Allah, saya ingin setiap tarikan nafas saya hanya ingat Allah...
- kutukupret
- Posts: 6175
- Joined: Mon Dec 17, 2007 6:31 pm
Re: Indahnya poligami
jika bisa dgn management syahwat, tentunya nggak ada poligami.
-
- Posts: 235
- Joined: Tue Aug 18, 2009 9:08 am
- Location: Jakarta-Tangerang
Re:
Perempuan yang lebih kuat daripada cowok juga banyak.
@PPPembawa Pedang wrote:Ya..ya...Kuat beranak!
sori nih balik ke atas2..tp pernyataan elo ini lucu deh..ini kan lg ngebahas soal kuat2an sex..emg elo ga tau ya klo cewe itu bs orgasm berkali2 dalam satu sesi hubungan sex, sedangkan cowok plg 1-3x..ngaku punya bini 3, kawin dibilang sex, masa yg bginian aja gatau..
salam kenal
@audy
thx utk link pemunculan pertama pp..thread yg menghibur..
salam kenal
peace, love, empathy
calon nabi
Re: Indahnya poligami
POLIGAMI itu pada hakikatnya merupakan bentuk pelegalan suami untuk berperilaku TIDAK SETIA terhadap istrinya, menganggap perbuatan serong atau menyeleweng dengan wanita lain itu sebagai bukan kejahatan.
Agama yang membuat aturan hitam di atas putih bahwa SUAMI BOLEH BERISTRI LEBIH DARI SATU adalah bukti AGAMA tersebut tidak bisa membedakan MANA YANG BAIK dan MANA YANG JAHAT.
Islam adalah agama ***** yang tidak mengerti kalau PERILAKU TIDAK SETIA, atau MENYELEWENG itu adalah JAHAT.
Agama yang membuat aturan hitam di atas putih bahwa SUAMI BOLEH BERISTRI LEBIH DARI SATU adalah bukti AGAMA tersebut tidak bisa membedakan MANA YANG BAIK dan MANA YANG JAHAT.
Islam adalah agama ***** yang tidak mengerti kalau PERILAKU TIDAK SETIA, atau MENYELEWENG itu adalah JAHAT.
-
- Posts: 235
- Joined: Tue Aug 18, 2009 9:08 am
- Location: Jakarta-Tangerang
Re: Indahnya poligami
ah bang dul ini gmana sih? kan menurut islam klo sudah dinikahi dlu ngga dianggap nyeleweng..Duladi wrote:POLIGAMI itu pada hakikatnya merupakan bentuk pelegalan suami untuk berperilaku TIDAK SETIA terhadap istrinya, menganggap perbuatan serong atau menyeleweng dengan wanita lain itu sebagai bukan kejahatan.
setujuDuladi wrote:Agama yang membuat aturan hitam di atas putih bahwa SUAMI BOLEH BERISTRI LEBIH DARI SATU adalah bukti AGAMA tersebut tidak bisa membedakan MANA YANG BAIK dan MANA YANG JAHAT.
100% benatDuladi wrote:Islam adalah agama ***** yang tidak mengerti kalau PERILAKU TIDAK SETIA, atau MENYELEWENG itu adalah JAHAT.
peace, love, empathy..
calon creative director