Page 1 of 3

Kabar terbaru Aa Gym, Teh Ninih dan Teh Rini

Posted: Fri May 18, 2007 11:16 am
by Muffakir
Bagaimana kabar terbaru Aa Gym setelah hiruk pikuk pernikahannya yang kedua dengan Teh Rini-Alfarini Eridani ?

(dari : http://www.gatra.com/artikel.php?id=104138)


Semalam Rasanya Setahun...

AA Gym (GATRA) Saat Teh Ninih muncul dari balik pintu saung, wajah-wajah sumringah sudah menunggu. Mengenakan setelan baju muslim warna ungu, ia melangkah menemui mereka --para tamu yang sudah menunggu. "Mau foto sama saya atau sama Aa? Aa-nya lagi di-WC," Teh Ninih menyapa ramah. "Nggak ah, ama Teteh saja," kata seorang ibu. Kemudian kerumunan ibu-ibu itu satu per satu berpose bersama.

Usai acara foto bersama, Teh Ninih beranjak memasuki gedung Muslimah Centre. Tak lama kemudian, Aa Gym muncul dengan tergesa: "Mana Teh Ninih?" Langkah Aa Gym terhenti. Kerumunan pengunjung yang ingin berfoto, kali ini lebih dominan laki-laki, mencegat. "Saya sudah lapar," ujar Aa sambil memasuki gedung yang sama.

Minggu pagi itu, Aa Gym dan Teh Ninih dijadwalkan memberi ceramah kepada para peserta bimbingan spiritual muslimah. Dari sana, dengan bersepeda Aa Gym memboncengkan Teh Ninih menuju Darul Jannah. Ada 47 jamaah yang sudah menunggu di tempat itu. "Mereka ngasih tausiah di tiga tempat hari ini," kata seorang staf Aa Gym.

Aa Gym didampingi Teh Ninih silih berganti memberikan tausiah. Aa kerap menjadi pengumpan sang istri. Tak jarang pula Aa membiarkan Teh Ninih bicara sendirian. "Aa mau buang air," begitu Aa berujar, seraya meninggalkan podium.

Teh Ninih tidak gentar ditinggal sendirian di podium. Dengan lancar ia berbagi jawaban. Dengan tenang pula ia memberikan nasihat kepada jamaah. Soal bagaimana cara awet muda, misalnya. Hadirin pun bersemangat bertanya dan menyimak.

Tanpa didampingi suami, pemilik nama lengkap Ninih Muthmainah itu hadir dengan gaya ceramah yang lembut, tenang, dan sederhana. Lancar karena, menurut dia, dakwah sudah digelutinya sejak ia masih anak-anak. "Saya lebih banyak dakwah lewat baca Quran," katanya kepada Gatra. Pernikahannya dengan Abdullah Gymnastiar membuat kemampuan dakwahnya makin terasah.

Ditemui di perpustakaan di rumahnya, Aa Gym menyimak Teh Ninih yang tengah membaca sebuah materi dakwah dari buku. Jika ada perihal yang tidak dimengerti, Teh Ninih bertanya pada sang suami yang tengah menyuapi anaknya. Di sela-sela itu pula, mereka berdua secara bergantian menjawab pertanyaan wartawan Gatra, Bambang Sulistiyo dan Wisnu Wage Pamungkas serta pewarta foto Niko Fajar Utama. Petikannya:

Apa kabar Aa Gym dan Teh Ninih sekarang?
Teh Ninih: Jauh lebih nyaman sekarang. Saya yakin, ini semua hasil dari sebuah proses.

Aa Gym: Alhamdulillah, baik-baik saja. Saya lebih menikmati kehidupan saya sekarang. Popularitas itu seperti penjara. Dulu saya tidak punya banyak waktu untuk seperti ini (menyuapi anak). Setiap hari, saya bisa berfoto sampai 2.000 orang. Tamu tak pernah berhenti. Tidak bisa libur. Saya sudah seperti robot. Sampai saya bertanya, sampai kapan saya akan seperti ini?

Pernah menduga bahwa keputusan poligami Anda berdampak sampai seperti ini?
Aa Gym: Tidak. Saya memang berusaha memperhitungkan dampaknya, tapi tidak menduga reaksi publik sampai sedahsyat ini, seheboh ini. Tapi saya yakin menjalaninya, karena saya tidak berbuat kriminal, saya tidak berzina atau mencuri. Saya melakukan sesuatu yang jelas dan dibolehkan di dalam Al-Quran yang saya yakini. Juga tidak melanggar undang-undang. Ini memang episode yang harus dijalani, dan mudah-mudahan suatu saat banyak yang dapat mengambil hikmah dari semua ini.

Periode mana yang terasa paling nyaman dalam kehidupan Anda?
Aa Gym: Saya tidak punya kesempatan untuk berpikir negatif, karena saya yakin hidup ini memiliki episode-episodenya sendiri. Yang paling penting bahwa setiap kejadian harus mengubah diri kita menjadi lebih baik. Jadi, tidak ada yang namanya kejadian buruk. Yang buruk adalah saat kita tidak bisa berubah atau berubah ke arah yang lebih jelek.

Apa yang begitu menyenangkan dalam periode sekarang ini?
Aa Gym: Hampir setiap hari, kalau sedang di Bandung, saya bisa menemui kedua orangtua saya. Saya bisa lebih rajin dan khusus mengantar anak-anak saya. Dan yang paling khusus lagi, saya jadi punya cukup banyak waktu untuk belajar, silaturahmi dengan para ulama secara leluasa. Mengurus pesantren juga jadi lebih santai namun khusyuk. Ibadah juga jauh lebih nikmat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Apakah poligami menjadi semacam trigger untuk membuat hidup Aa bisa serileks sekarang?
Aa Gym: Betul, barangkali harus ada semacam trigger. Tapi, saya pikir, sunnatullah-nya memang harus sudah begitu.

Belakangan Aa sering menyisipkan tema poligami sebagai bahan dakwah yang lumayan segar. Apakah itu menjadi salah satu keuntungan?
Aa Gym: Memang apa yang terjadi pada Aa sekarang menjadi bahan dakwah. Pengalaman ini menjadi sesuatu yang sangat penting. Proses ini dikarunia Allah, dan apa yang Aa sampaikan sekarang menjadi terasa lebih realistis.

Kualitas hubungan suami-istri antara Teteh dan Aa sekarang seperti apa?
Teh Ninih: Kami seperti ada magnet. Kalau sudah saling mencintai, tidak lagi melihat ada kejadian (poligami) atau tidak. Apa yang terjadi pada kami ini hanya karena Allah.

Tidak merasa cemburu dengan kehadiran Teh Rini?
Teh Ninih: Ya iya saya cemburu awalnya karena ada yang lain. Tapi Teteh jadi tidak terlalu banyak memikirkan soal Aa. Kalau lupa mengingatkan Aa makan siang, sudah ada yang mengingatkan... (Teh Ninih tertawa). Saya sudah jauh lebih bisa menerima.

Teh Ninih sekarang lebih banyak muncul di publik. Kira-kira, apa ini disebabkan dukungan pada Teteh sebagai "korban" poligami?
Aa Gym: Tidak. Kami tidak ada waktu buat berpikir negatif dan rumit. Sederhana saja, karena saya hendak mengurangi tugas dakwah, sedangkan kebutuhan orang mendengarkan masih ada. Kemunculan Teteh ini sudah di-setting sejak awal. Pada usia 40 tahun, Teteh mesti menjadi ulama wanita. Tapi fokusnya pada tafsir Al-Quran.

Persiapannya sepanjang apa?
Aa Gym: Kami persiapkan sudah lama sekali, sejak enam tahun lalu. Bahan-bahannya kami kumpulkan. Saya ikutkan Teteh pada kursus-kursus tafsir, komunikasi publik, dan ilmu-ilmu lain. Usia 40 tahun itu pas.

Teh Ninih: Awalnya saya cuma mengurus Muslimah Centre, MQ Fashion, dan kegiatan anak yatim. Sebelum ini, saya lebih banyak di belakang layar.

Ada kesulitan saat Teteh pertama kali muncul berdakwah?
Teh Ninih: Nggak kerasa sih pas pertama kali muncul. Karena awalnya kan sudah sering ditandem dulu sama Aa untuk berhadapan dengan publik.

Apa perbedaan antara gaya dakwah Aa dan Teteh?
Aa Gym: Saya tidak berharap Teh Ninih menjiplak gaya dakwah Aa.

Teh Ninih: Aa itu lucu dan mahir menceritakan anekdot di sela-sela isi dakwah yang serius. Kesannya jadi santai. Sementara saya perlu lebih banyak belajar.

Teh Ninih semakin dekat untuk memenuhi peran yang sudah dipersiapkan untuknya. Bagaimana dengan Teh Rini? Dibimbing jadi juru dakwah juga?
Aa Gym: Rini juga akan memiliki peran, tapi sekarang Rini fokusnya belajar. Nanti, pas usia 40 tahun (Rini sekarang 38 tahun), mudah-mudahan sudah bisa tampil sesuai dengan "pos"-nya. Belum terlihat ke arah mana aktualisasinya. Yang jelas, akan disesuaikan dengan kemampuan dan bidangnya. Sejauh ini, kelihatannya Rini lebih tertarik ke pekerjaan sosial, membantu orang.

Seperti apa hubungan Teh Ninih dan Teh Rini sekarang?
Teh Ninih: Baik. Kami berkomunikasi secara intensif kalau dua-duanya lagi bete (tertawa).

Aa Gym: Kadang hal-hal kecil dikomunikasikan. Rini kan lagi kuliah. Dia suka SMS Teh Ninih, "Lapor, Teh, saya lagi ngantuk." Sekarang saya suka curiga, kalau mereka kompak, berdua ketawa-ketawa, pasti lagi merencanakan sesuatu. Apalagi kalau saya baru dapat uang, ha, ha, ha....

Aa merancang strategi tertentu untuk mempererat komunikasi di antara dua istri?
Aa Gym: Saya tidak suka rekayasa. Semuanya tidak dalam proses rekayasa atau dalam tekanan tertentu. Itu tidak dewasa. Jadi, caranya sederhana: saya harus makin dekat dengan Allah. Dengan begitu, Teh Nini dan Teh Rini dipacu untuk semakin dekat dengan Allah. Kalau semuanya mengarah ke Allah, semua akan dekat satu sama lain dengan sendirinya. Allah yang mendekatkan.

Selain menempatkan Allah sebagai tujuan bersama, adakah konsep yang lebih operasional untuk mendekatkan mereka?
Aa Gym: Syariatnya tidak luar biasa. Seminggu sekali kami berkumpul bertiga. Biasanya hari Kamis. Kami jalan bareng. Kadang dengan anak-anak.

Sejauh ini, konsep operasional itu berjalan baik?
Aa Gym: Ya, harus terus disempurnakan. Karena kan dalam hal ini saya pemula, banyak hal yang tidak saya ketahui sebelumnya.

Soal prinsip keadilan dalam poligami, bagaimana Aa menerapkannya?
Aa Gym: Karena kami masih pemula, Aa, Rini, dan Teteh (Ninih) mencoba untuk saling mengerti. Kami terus mengomunikasikan berbagai hal.

Teh Ninih: Teteh takut Aa di akhirat jalannya miring kalau tidak adil. Sebagai istri, saya mesti memotivasi suami untuk berbuat adil pada dua belah pihak. Kami punya prinsip tidak menuntut orang lain. Aa tidak menuntut Teteh ataupun sebaliknya.

Teh, ada yang berubah dari Aa setelah memiliki dua istri?
Teh Ninih: Aa jauh lebih ngirit sekarang (tertawa).

Aa cemburu dengan ketenaran Teh Ninih sekarang?
Aa Gym: Cemburu atuh? apalagi kalau banyak lelaki yang mau konsultasi (tertawa).

Bagaimana dengan MQ Corporation, apakah juga terpengaruh banyak oleh keputusan poligami Aa?
Aa Gym: Betul, kejadian ini berpengaruh. Memang ada penurunan 20%-40%, dan hal itu menjadi momentum kami untuk memandirikan MQ. Selama tiga tahun ini dipikirkan agar brand MQ bisa lebih profesional tanpa saya. Jadi, ini adalah proses pendewasaan. Selama ini, kami maju tapi kurang sehat. Ketergantungan terhadap figur saya masih terlalu tinggi, baik pada perusahaan MQ maupun pesantren ini. Jadi, kalau tidak ada saya, mereka merasa cemas dan itu membuat saya seperti di penjara.

Sudah punya dua istri, terpikirkan memiliki istri ketiga?
Aa Gym: Saya nggak bisa memikirkan itu, ha, ha, ha....

Teh, bagaimana kalau Aa tambah istri lagi?
Teh Ninih: Mungkin lebih ringan karena keran itu sudah lebih terbuka.

Pada awalnya pasti Teh Ninih memiliki beban sebagai istri pertama. Saat ini seperti apa kondisinya?
Teh Ninih: Kalau kami tengah bertiga, kami saling belajar satu sama lain. Saya dan Teh Rini sama-sama istri Aa. Saya tidak pernah menasihati Rini, mentang-mentang saya istri pertama. Tidak. Kami sharing saja. Urusan menasihati Teh Rini, itu menjadi kewajiban suaminya, bukan saya. Saya merasa mesti berproses terus.

Apakah Teh Ninih suka kangen kalau Aa lagi bersama Teh Rini? Bagaimana cara mengobatinya?
Teh Ninih: Wah, semalam rasanya setahun (tertawa). Teteh sibukin dakwah saja dan mengurus anak. Dampak mikirin cemburu arahnya jadi positif.

Posted: Fri May 18, 2007 1:21 pm
by widon
muka-muka orang munafik

Posted: Fri May 18, 2007 4:01 pm
by mr. Hercule Poirot
wah.. kalo emang bener teh ninih ikhlas... hebat banget ya...
beberapa minggu yang lalu gosipnya tepar di rumah sakit kan????
gw salut tuh.... tapi kayaknya sih boongan..

Posted: Fri May 18, 2007 4:27 pm
by Phoenix
Ya masak si ninih mau ngomong sebenarnya?? Kan malu nantinya..trus ada hukumnya dlm islam kalau suami boleh mukul istri katanya...nah gimana si ninih ini nggak takut???

Posted: Sat May 19, 2007 9:52 pm
by openyourmind
Yah jalanin nasib aja lah, mau protes juga ini kan suatu ajaran agama.

Posted: Sun May 20, 2007 4:29 pm
by MadinaSyarif
Phoenix wrote:Ya masak si ninih mau ngomong sebenarnya?? Kan malu nantinya..trus ada hukumnya dlm islam kalau suami boleh mukul istri katanya...nah gimana si ninih ini nggak takut???
kata papaku, kalo kamu nikah dan suamimu pukul kamu, banting aja dia... gak ada larangan bales kan dan itu salah satu gunanya papa mahal-mahal masukin kamu aikido

btw, saya pikir emang teh ninih malu ngakuin yang sebenernya, kadang suka heran deh... tekanan batin itu, kasian anak-anaknya. bapaknya asik sama istri kedua mamanya setres..

Posted: Sun May 20, 2007 5:15 pm
by Phoenix
MAdina, emang bagus kalau ceweq belajar bela diri. Jadi kalau si suami mukulin kamu, kamu bisa lawan.

MAsalahnya kan nggak smeua orang seperti kamu dan papa kamu yg nggak islami banget. Ade yg bilang kalian mungkin adalah islam kontemporer...he..he..he...

Nah skearang kalau mereka yg tidak bisa ngapa-ngapain? Trus kadang ada yg namanya honor killing, si ayah dari si ceweq malahan yg melakukan karena malu anak ceweqnya lari dari suaminya.

Aku pernah lihat dokumentasi film ttg gadis arab Islam yg tinggal di ISrael. Dia belajar KARATE dan sudah maju dalam kejuaraan Eropa. Ayah dan kakak serta adiknya mendukung. Die nggak suka sholat. Nah lama-lama si kakak risih karena diomongin temennya soal adiknya yg kelaki-lakian itu. treus die berusaha agar si adik cepet kawin. Alesannya biar si ceweq nggak jejingkrakkan kayak cowoq..malu-maluin katanya.

Abis kawin, si ceweq sama sekali ndak boleh latihan Karate lagi. Padahal die sempet juara loh.

Sekarang kerjaannya cuman ngurur rumah, ngurus anak dan ngurus suami. KAsihan sekali. Die bilang, dia kangen utk ber-karate lagi..tapi nggak diijinkan suaminya...

Jadi beruntung deh kamu kalau suamimu masih baik. Karena artinya suamimu tidak islami banget.

Posted: Sun May 20, 2007 5:39 pm
by MadinaSyarif
HE..HE... siapa yang bilang gitu..
gak papa bilang kami islam apa aja, asal jangan bilang aku murtad ya, karena aku belum murtad dan belum punya niat untuk murtad....

(tapi biasanya sih orang-orang kaya kami seringnya di murtad-murtadin dan di kafir-kafirin sama orang islam, gerah kali kita suka protes ke dalem...) banyak orang bilang...itu emang gak enak, tapi jangan dibongkar, malu.... boleh protes asal jangan protes mengenai agama sendiri jangan kritik keyakinan sendiri... papaku sering digituin
...

Posted: Sun May 20, 2007 5:57 pm
by MadinaSyarif
Phoenix wrote: Aku pernah lihat dokumentasi film ttg gadis arab Islam yg tinggal di ISrael. Dia belajar KARATE dan sudah maju dalam kejuaraan Eropa. Ayah dan kakak serta adiknya mendukung. Die nggak suka sholat. Nah lama-lama si kakak risih karena diomongin temennya soal adiknya yg kelaki-lakian itu. treus die berusaha agar si adik cepet kawin. Alesannya biar si ceweq nggak jejingkrakkan kayak cowoq..malu-maluin katanya.

Abis kawin, si ceweq sama sekali ndak boleh latihan Karate lagi. Padahal die sempet juara loh.

Sekarang kerjaannya cuman ngurur rumah, ngurus anak dan ngurus suami. KAsihan sekali. Die bilang, dia kangen utk ber-karate lagi..tapi nggak diijinkan suaminya...

Jadi beruntung deh kamu kalau suamimu masih baik. Karena artinya suamimu tidak islami banget.
wah cerita-cerita kayak gitu emang banyak bu..makanya papaku bilang, jalan satu-satunya ya didik anak perempuan yang baik. ajarkan dia untuk berani. kasih modal yang banyak (pendidikan dan kemampuan melindungi dirinya sendiri). lagian menurut islam kan tugasnya laki-laki mencari nafkah, tugasnya perempuan mendidik anak. tapi pendidikan buat perempuan malah dibatasi, gak nyambung kan? tambah ***** dong umat islam dari zaman ke zaman kalo gitu pola pikirnya....ya gak aneh kalo kita gak pernah maju-maju.

pernah baca name of honornya muchtar mae gak bu, tentang seorang perempuan pakistan yang dihukum perkosa ramai-ramai karena melawan adat (adeknya negor perempuan yang kastanya lebih tinggi, jadi dia dihukum adat). sebenernya dia bisa aja minta perlindungan polisi syariah saat itu (dan memang dia akhirnya dapat keadilan dari pengadilan islam khusus UU anti teroris...tidakan perkosaan ramai-ramai dipandang sebagai kejahatan teror di sana) tapi masalahnya dia gak tau. dia gak tahu kalo dia punya hak. dan hal tersebut menurut dia banyak terjadi...seorang perempuan bahkan gak tahu kalo dia punya hak atas sesuatu, karena mereka tidak pernah mendapat pendidikan
.

Posted: Sun May 20, 2007 6:11 pm
by SITI_AISYAH
MadinaSyarif wrote:HE..HE... siapa yang bilang gitu..
gak papa bilang kami islam apa aja, asal jangan bilang aku murtad ya, karena aku belum murtad dan belum punya niat untuk murtad....

(tapi biasanya sih orang-orang kaya kami seringnya di murtad-murtadin dan di kafir-kafirin sama orang islam, gerah kali kita suka protes ke dalem...) banyak orang bilang...itu emang gak enak, tapi jangan dibongkar, malu.... boleh protes asal jangan protes mengenai agama sendiri jangan kritik keyakinan sendiri... papaku sering digituin
...
Dik medina yang pinter,... Usia adik ini memang usia yang pas dalam mendalami sesuatu, saya salut sama kamu yang semuda ini sudah berani dan berpartisipasi dalam forum yang bisa dikatakan keras ini.
Suatu saat nanti, saya gak peduli kamu apa memang bertahan menjadi muslim ataupun murtad, kamu akan menjadi orang yang sudah matang di usia dewasa kelak sehingga kamu akan lebih bisa memilah-milah ajaran apa sebenarnya yang paling baik dan masuk akal.
Forum ini kiranya menjadi salah satu pendewasa pikiran adik untuk lebih mengenal bagaimana sebenarnya ajaran islam itu.
Coba sekarang adik fikirkan, seandainya papa-mu tiba-tiba mempunyai simpanan cewek yang lebih cakep dan lebih muda daripada mama-mu. Apakah dari pandangan seorang anak, hal itu adil?

Posted: Sat May 26, 2007 3:19 pm
by Trully_78
BEDEBAH wrote: Dik medina yang pinter,... Usia adik ini memang usia yang pas dalam mendalami sesuatu, saya salut sama kamu yang semuda ini sudah berani dan berpartisipasi dalam forum yang bisa dikatakan keras ini.
Suatu saat nanti, saya gak peduli kamu apa memang bertahan menjadi muslim ataupun murtad, kamu akan menjadi orang yang sudah matang di usia dewasa kelak sehingga kamu akan lebih bisa memilah-milah ajaran apa sebenarnya yang paling baik dan masuk akal.
Forum ini kiranya menjadi salah satu pendewasa pikiran adik untuk lebih mengenal bagaimana sebenarnya ajaran islam itu.
Coba sekarang adik fikirkan, seandainya papa-mu tiba-tiba mempunyai simpanan cewek yang lebih cakep dan lebih muda daripada mama-mu. Apakah dari pandangan seorang anak, hal itu adil?
Kalo aku, gak yakin banget si Madina itu masih anak sekolahan...
Tapi.... Masih kecil or dewasa, yang penting kamu murtad segera deh...hehe...

Posted: Sat May 26, 2007 9:40 pm
by Tanjidin
hmmm madina seperti domba kecil ditengah Srigala Lapar,... :D

Posted: Sun May 27, 2007 3:06 am
by ali5196
MadinaSyarif wrote:(tapi biasanya sih orang-orang kaya kami seringnya di murtad-murtadin dan di kafir-kafirin sama orang islam, gerah kali kita suka protes ke dalem...) banyak orang bilang...itu emang gak enak, tapi jangan dibongkar, malu.... boleh protes asal jangan protes mengenai agama sendiri jangan kritik keyakinan sendiri... papaku sering digituin...
Perhatikan bagian kalimat yg gua garisbawahi. Sebenarnya dik Madina dan keluarganya memang sudah dicap MURTAD. Jadi tanpa FFIpun, Madina sudah dicap murtad. Madina memang tidak suka, tapi kenyataannya : menurut orang ISLAM yg benar2 Islami, kau sudah murtad.

Kenapa kau tidak bertanya pada orang2 Islam itu mengapa mereka menganggap keluargamu murtad ? Kau akan mendapat jawabannya sendiri yg memuaskan langsung dari mulut Muslim. Tanya pada mereka : kenapa tidak boleh mengritik agama sendiri ??? Takut yah, ketahuan borok2nya ?

Sadarlah nak, kau itu bukan pengikut Islam asli. Kau itu cuma orang Islam KTP, Islam abangan, Islam moderat, Islam yg sudah dilunakkan oleh rasa tepo seliro ala Indonesia, alias Muslim dgn kadar Islam yg sangat minim. Kau itu spt ratusan juta Muslim lainnya yang lebih senang bermimpi bahwa Islam sangat manusiawi. Silahkan mimpi nak. Ingat kata2 Ibn Warraq : Muslim mungkin moderat, tapi Islam JELAS TIDAK.

Welcome dalam dunia murtad. Sekali lagi gua bilang, kau sendiri secara tidak sadar mengatakan bahwa kau sudah dicap murtad oleh orang ISLAM sendiri yg lebih memilih utk menyembunyikan ketimbang menghadapi kenyataan.

(bagian ini gua masukan dlm Pengakuan Murtadin di Forum ini. Tenks Madina ! :wink: )

Selamat belajar nak. Perjalananmu masih jauh dan panjang dan berduri.

Posted: Sun May 27, 2007 3:19 am
by ali5196
MadinaSyarif wrote:lagian menurut islam kan tugasnya laki-laki mencari nafkah, tugasnya perempuan mendidik anak. tapi pendidikan buat perempuan malah dibatasi, gak nyambung kan?
Memang betul ! Ajaran Islam memang nggak nyambung. Baca QUran lagi deh. Ada ayat yg bilang bahwa intelektualitas wanita = 1/2 dari lelaki. Oleh karena itu di pengadilan kesaksian 2 wanita dianggap = kesaksian 1 lelaki. Sampai keluar rumah aja harus ditemani lelaki se-muhrim. Sebegitu goblogkah wanita sampai nggak bisa pulang sendiri ? Jawabannya menurut Islam : YA ! Wanita memang *****. Wanita = ladang bagi lelaki, jadi perlakukanlah ladangmu sesukamu (Itu juga ada ayatnya di Quran).

Cari sendiri ah ayat2nya dlm Quran, jangan tergantung info FFI.

SO ... Jadi, utk apa wanita disekolahin kalau dari sononya Allah sudah bilang bahwa otak wanita JEBLAK ? Jelas Muslim tidak salah kalau tidak menyekolahkan anak perempuan mereka. Wong kitab sucinya sendiri yg bilang. Emangnya mau dilawan ?

Yg disalahkan harusnya ajarannya, bukan Muslimnya. Muslim cuma mengikuti ajarannya.

Mudah2an sampe sini kau mengerti. :wink:

Re: Kabar terbaru Aa Gym, Teh Ninih dan Teh Rini

Posted: Sun May 27, 2007 5:10 am
by dreamtheater
Aa Gym dan Teh Ninih wrote: Teh Ninih: Jauh lebih nyaman sekarang. Saya yakin, ini semua hasil dari sebuah proses.
Yah proses menerima untuk dimadu, memang tidak muda teh.
Aa Gym: Alhamdulillah, baik-baik saja. Saya lebih menikmati kehidupan saya sekarang. Popularitas itu seperti penjara. Dulu saya tidak punya banyak waktu untuk seperti ini (menyuapi anak). Setiap hari, saya bisa berfoto sampai 2.000 orang. Tamu tak pernah berhenti. Tidak bisa libur. Saya sudah seperti robot. Sampai saya bertanya, sampai kapan saya akan seperti ini?
Ini berarti salah satu dampak positif dari polygamy, cuma kalo yang poligami siudin pedagang bakso?
Pernah menduga bahwa keputusan poligami Anda berdampak sampai seperti ini?
Aa Gym: Tidak. Saya memang berusaha memperhitungkan dampaknya, tapi tidak menduga reaksi publik sampai sedahsyat ini, seheboh ini. Tapi saya yakin menjalaninya, karena saya tidak berbuat kriminal, saya tidak berzina atau mencuri. Saya melakukan sesuatu yang jelas dan dibolehkan di dalam Al-Quran yang saya yakini. Juga tidak melanggar undang-undang. Ini memang episode yang harus dijalani, dan mudah-mudahan suatu saat banyak yang dapat mengambil hikmah dari semua ini.
tidak menduga reaksi publik? sepertinya Aa ini suka mendongeng, Aa kan adalah public figure yang menjadi contoh bagi muslimin dan muslimah. Apa Aa suka berpura2 gitu? atau karena urusan syahwat sudah tidak mampu lagi ditahan? Yang pasti episodnya Aa sendiri yang buat dan hikmah yang diperoleh adalah Aa menikahi wanita yang lebih muda dari bini tua Aa.
Periode mana yang terasa paling nyaman dalam kehidupan Anda?
Aa Gym: Saya tidak punya kesempatan untuk berpikir negatif, karena saya yakin hidup ini memiliki episode-episodenya sendiri. Yang paling penting bahwa setiap kejadian harus mengubah diri kita menjadi lebih baik. Jadi, tidak ada yang namanya kejadian buruk. Yang buruk adalah saat kita tidak bisa berubah atau berubah ke arah yang lebih jelek
.

Aa ini gimana seh? pure2 **** apa ema **** karena mohammed? episode kan ente yang buat sendiri dan yang pasti kejadian Aa berpoligami membuat Aa menjadi lebih tidak baik dihadapan publik! kalo buat arus bawah syahwat Aa mungkin lebih baik. yah variasi gitu loch.
Apa yang begitu menyenangkan dalam periode sekarang ini?
Aa Gym: Hampir setiap hari, kalau sedang di Bandung, saya bisa menemui kedua orangtua saya. Saya bisa lebih rajin dan khusus mengantar anak-anak saya. Dan yang paling khusus lagi, saya jadi punya cukup banyak waktu untuk belajar, silaturahmi dengan para ulama secara leluasa. Mengurus pesantren juga jadi lebih santai namun khusyuk. Ibadah juga jauh lebih nikmat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
Hehehe.. order berkurang nie, income menurun dong Aa.. memang selalu ada hikmahnya, termasuk poligami membuat Aa lebih santai, tentunya power Aa untuk menggilir bini lebih dahsyat lagi.
Apakah poligami menjadi semacam trigger untuk membuat hidup Aa bisa serileks sekarang?
Aa Gym: Betul, barangkali harus ada semacam trigger. Tapi, saya pikir, sunnatullah-nya memang harus sudah begitu.
Apa hubungannya rileks dgn poligami? maksudnya sunah auloh hidup semakin rileks dgn berpoligami gitu yah A?
Belakangan Aa sering menyisipkan tema poligami sebagai bahan dakwah yang lumayan segar. Apakah itu menjadi salah satu keuntungan?
Aa Gym: Memang apa yang terjadi pada Aa sekarang menjadi bahan dakwah. Pengalaman ini menjadi sesuatu yang sangat penting. Proses ini dikarunia Allah, dan apa yang Aa sampaikan sekarang menjadi terasa lebih realistis.
Yah lebih realisitis karena sudah menjalankan sunahaulo yaitu berpoligami. hidup poligami!! hidup nabi junjungan muhammad penjahat kelamin.
Kualitas hubungan suami-istri antara Teteh dan Aa sekarang seperti apa?
Teh Ninih: Kami seperti ada magnet. Kalau sudah saling mencintai, tidak lagi melihat ada kejadian (poligami) atau tidak. Apa yang terjadi pada kami ini hanya karena Allah.
Teh.. emang Aulo teteh dahsyat, laki yang berpoligami karena syahwat dapet perlindungan Aulo. sayang sekali teteh jadi dungu gara2 aulo. :lol: :lol:
Tidak merasa cemburu dengan kehadiran Teh Rini?
Teh Ninih: Ya iya saya cemburu awalnya karena ada yang lain. Tapi Teteh jadi tidak terlalu banyak memikirkan soal Aa. Kalau lupa mengingatkan Aa makan siang, sudah ada yang mengingatkan... (Teh Ninih tertawa). Saya sudah jauh lebih bisa menerima.
Tetah tertawa... bisa aja teteh.. tapi kite yakin seyakinnye kalo teteh bisa memilih teteh ga bakal pernah mau dimadu.. tapi karena sunah aulo teteh jadi dungu.. :lol: :lol: . kira2 kalo Aa lupa ngelonin teh rini, teteh ingetin ga? ato ada acara bareng2 dikelonin Aa? :lol:
Teh Ninih sekarang lebih banyak muncul di publik. Kira-kira, apa ini disebabkan dukungan pada Teteh sebagai "korban" poligami?
Aa Gym: Tidak. Kami tidak ada waktu buat berpikir negatif dan rumit. Sederhana saja, karena saya hendak mengurangi tugas dakwah, sedangkan kebutuhan orang mendengarkan masih ada. Kemunculan Teteh ini sudah di-setting sejak awal. Pada usia 40 tahun, Teteh mesti menjadi ulama wanita. Tapi fokusnya pada tafsir Al-Quran.
Yang wawancarai gimana seh ini, masak ngomong depan Aa "korban" poligami? harusnya sebagai "penerima "nikmat" poligami. Ternyata kalo yang dipoligamiin dinamain korban yah? :lol: :lol:

Seperti apa hubungan Teh Ninih dan Teh Rini sekarang?
Teh Ninih: Baik. Kami berkomunikasi secara intensif kalau dua-duanya lagi bete (tertawa).
hihihihi... intensif kalo lagi bete nie... eh ngomongin kedahsyatan Aa diranjang ga? ato ada sesi bareng2??.. :lol: :lol:
Aa Gym: Kadang hal-hal kecil dikomunikasikan. Rini kan lagi kuliah. Dia suka SMS Teh Ninih, "Lapor, Teh, saya lagi ngantuk." Sekarang saya suka curiga, kalau mereka kompak, berdua ketawa-ketawa, pasti lagi merencanakan sesuatu. Apalagi kalau saya baru dapat uang, ha, ha, ha....
ha, ha, ha.. Aa emang badut, dari dulu lucunya ga pernah ilang!!! gw aja ampe ngakak baca komen Aa.. lapor neh A.. gw pengen ngeraup muke Aa. :lol:
Aa merancang strategi tertentu untuk mempererat komunikasi di antara dua istri?
Aa Gym: Saya tidak suka rekayasa. Semuanya tidak dalam proses rekayasa atau dalam tekanan tertentu. Itu tidak dewasa. Jadi, caranya sederhana: saya harus makin dekat dengan Allah. Dengan begitu, Teh Nini dan Teh Rini dipacu untuk semakin dekat dengan Allah. Kalau semuanya mengarah ke Allah, semua akan dekat satu sama lain dengan sendirinya. Allah yang mendekatkan.
Aulo lagi.. aulo lagi... :lol: :lol:

Soal prinsip keadilan dalam poligami, bagaimana Aa menerapkannya?
Aa Gym: Karena kami masih pemula, Aa, Rini, dan Teteh (Ninih) mencoba untuk saling mengerti. Kami terus mengomunikasikan berbagai hal.
Aa sebagai pemula ga perlu takut, Aa bisa mempelajari cara berpoligami dari Raja Diraja bin Poligami Muhammad penjahat kelamin.
Teh Ninih: Teteh takut Aa di akhirat jalannya miring kalau tidak adil. Sebagai istri, saya mesti memotivasi suami untuk berbuat adil pada dua belah pihak. Kami punya prinsip tidak menuntut orang lain. Aa tidak menuntut Teteh ataupun sebaliknya.
Yah, korban poligami paling takut dengan ketidak adilan... adil bukan sebatas materi, tapi juga batin. tidak ada satupun pelaku poligami yang bisa berbuat adil. Aulo bin Muhammad sendiri sudah menyatakan dalam surat an'nisa. sayangnya aulo ini juga kena penyakit dungu, jadi suka ambivalen dan bertolak belakang omongannya

Teh, ada yang berubah dari Aa setelah memiliki dua istri?
Teh Ninih: Aa jauh lebih ngirit sekarang (tertawa).
Lah terang aja teh, kan Aa musti kudu beliin celana dalem ama softexnya teh rina juga. gimane sih, kan udah 2 pos alokasi keuangan!
Aa cemburu dengan ketenaran Teh Ninih sekarang?
Aa Gym: Cemburu atuh? apalagi kalau banyak lelaki yang mau konsultasi (tertawa).

Hahahaha (gw tertawa), tapi tenang aja A, Aulo tidak memperbolehkan poliandri!

Bagaimana dengan MQ Corporation, apakah juga terpengaruh banyak oleh keputusan poligami Aa?
Aa Gym: Betul, kejadian ini berpengaruh. Memang ada penurunan 20%-40%.
Gpp A, yang penting ada peningkatan dalam syahwat Aa!
Sudah punya dua istri, terpikirkan memiliki istri ketiga?
Aa Gym: Saya nggak bisa memikirkan itu, ha, ha, ha....
Masak sih A? Nabi junjungan aje punya bini 14.. kan Aa pengikut sejati mahomed bin penjahat kelamin. Hayu A.. kamu bisa!
Teh, bagaimana kalau Aa tambah istri lagi?
Teh Ninih: Mungkin lebih ringan karena keran itu sudah lebih terbuka.
Maksudnya keran anunya Aa? :lol: :lol: :lol: , bener teh, bentar lagi kan teteh udah menjadi tua, jadi teteh ga perlu kepikiran lagi bagaimana memuaskan syahwat Aa. :lol:
Pada awalnya pasti Teh Ninih memiliki beban sebagai istri pertama. Saat ini seperti apa kondisinya?
Teh Ninih: Kalau kami tengah bertiga, kami saling belajar satu sama lain. Saya dan Teh Rini sama-sama istri Aa. Saya tidak pernah menasihati Rini, mentang-mentang saya istri pertama. Tidak. Kami sharing saja. Urusan menasihati Teh Rini, itu menjadi kewajiban suaminya, bukan saya. Saya merasa mesti berproses terus.
Kasihan yah teh ninih, tugas menasehati ten rini adalah tugas suaminya.. hiks.. gara2 sunahtulloh bin syaitan!
Apakah Teh Ninih suka kangen kalau Aa lagi bersama Teh Rini? Bagaimana cara mengobatinya?
Teh Ninih: Wah, semalam rasanya setahun (tertawa). Teteh sibukin dakwah saja dan mengurus anak. Dampak mikirin cemburu arahnya jadi positif.


masa sih teteh ngomong semalam rasanya setahun sambil tertawa? duh teteh kasihan banget deh gara-gara Aa ga bisa ngurusin syahwatnya. Yah begitulah teh mau aja dibego2in Aullo Muhammad alsyaitan, dimane2 lim muslim berpoligami dengan yang lebih muda dan energic, ga ada tuh lim muslim berpoligami dengan wanita miskin, jelek or gelandangan, Sunahtuloh emang disesuaikan kebutuhan muhammed. bahkan aulo ampe tutup mata melihat kebiadaban muhammad, ga peduli aisya yang 9 taon, ga peduli zainab yang mantan istrinya zaid, ga perduli safiyah yang babenye dan suaminya abis dibunuh muhammed, ga peduli budak2 yg diembat muhammed, pokoknya izin diberikan untuk nabi junjungan muhammad penjahat kelamin al syaitan! Biadab kaw muhammad!

adakah moral kita2 lebih rendah dari muhammad?

Posted: Sun May 27, 2007 6:36 am
by Phoenix
MadinaSyarif wrote:wah cerita-cerita kayak gitu emang banyak bu..makanya papaku bilang, jalan satu-satunya ya didik anak perempuan yang baik. ajarkan dia untuk berani. kasih modal yang banyak (pendidikan dan kemampuan melindungi dirinya sendiri). lagian menurut islam kan tugasnya laki-laki mencari nafkah, tugasnya perempuan mendidik anak. tapi pendidikan buat perempuan malah dibatasi, gak nyambung kan? tambah ***** dong umat islam dari zaman ke zaman kalo gitu pola pikirnya....ya gak aneh kalo kita gak pernah maju-maju.

pernah baca name of honornya muchtar mae gak bu, tentang seorang perempuan pakistan yang dihukum perkosa ramai-ramai karena melawan adat (adeknya negor perempuan yang kastanya lebih tinggi, jadi dia dihukum adat). sebenernya dia bisa aja minta perlindungan polisi syariah saat itu (dan memang dia akhirnya dapat keadilan dari pengadilan islam khusus UU anti teroris...tidakan perkosaan ramai-ramai dipandang sebagai kejahatan teror di sana) tapi masalahnya dia gak tau. dia gak tahu kalo dia punya hak. dan hal tersebut menurut dia banyak terjadi...seorang perempuan bahkan gak tahu kalo dia punya hak atas sesuatu, karena mereka tidak pernah mendapat pendidikan
.
Madina, gue belum baca bukunya. nanti kalau dapet bukunya kubaca deh.

Dan memang, salah satu hal yg paling ditakuti negara islam adalah jika para wanitanya mendapat pendidikan lebih tinggi dan berani melawan peraturan yg membuat derajat wanita jauh lebih rendah dari pria.

Makanya beruntung banget kalau suami dan papa kamu begitu. Mungkin kamu bisa dibilang : islam protestan atau liberal kali ye?

Dan satu lagi..jangan pernah mau dianggap harga kamu HANYA ½ dari PRIA!

Ini kata-kata saya, walau mungkin tidak nyangkut ke quran, tetapi :

WANITA diciptakan dari rusuk pria,

bukan dari kepalanya utk menjadi atasannya

bukan dari kakinya utk menjadi bawahannya/budaknya

Melainkan dari rusuknya UNTUk MENJADI TEMAN PENDAMPING HIDUPNYA YG SEPADAN.

Posted: Sun May 27, 2007 6:43 am
by Phoenix
numpang mancigok wrote:hmmm madina seperti domba kecil ditengah Srigala Lapar,... :D
Betul!! KAlianlah serigalanya..

BACA TULISAN MADINA sendiri:

MADINA wrote:(tapi biasanya sih orang-orang kaya kami seringnya di murtad-murtadin dan di kafir-kafirin sama orang islam, gerah kali kita suka protes ke dalem...) banyak orang bilang...itu emang gak enak, tapi jangan dibongkar, malu.... boleh protes asal jangan protes mengenai agama sendiri jangan kritik keyakinan sendiri... papaku sering digituin...
Thanks udah ngaku sendiri kalau kalian itu adalah SERIGALA!

Posted: Mon May 28, 2007 9:39 am
by stroberi
madina syarif masih 14 taun.:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D:D::D:D:D:D:D:D

Posted: Wed May 30, 2007 5:51 pm
by mr. Hercule Poirot
ya emang gitu.. papanya sih yang suka di bilang aneh. kayaknya para haji kampun kite jejinkrakan tuh keluaranya madina pindah...

Posted: Thu May 31, 2007 10:35 am
by noislam_worldpeace
Setelah membaca kronologis penciptaan manusia pertama berdasarkan ajaran agama Yahudi, Kristen dan Islam, semuanya sama. Ketika menciptakan pasangan bagi si Adam itu, Tuhan (mereka) itu tidak pernah bilang ke si Adam, "Adam, Saya ciptakan juga 3 cewe lagi buat TTM-mu." (TTM = Teman Tapi Mesra).
Tuhan (mereka) juga ndak pernah bilang, "'dam. Adam, kira-kira engkau merasa si Hawa (Eva) itu kurang memuaskan bagimu tidak? Kalau tidak memuaskan, ntar Saya ciptakan lagi 3 orang wanita seabgai istri ke-2, ke-3, ke-4."
Tapi kok sekarang, baik pemeluk agama Yahudi, Kristen, dan yang jauh ebih parah adalah Islam: dgn gampangnya Cerai. Karena memang ajaran agama mereka mengizinkan. Kalau Yahudi dan Kristen dilarang cerai hidup trus kawin lagi, tapi di Islam parah benerrrrr, belum cerai tapi udah kawin mawin. Punya bini 2, 3, 4 bahkan kalau masih kurang, bikin simpedes/simaskot. (Simpedes = simpanan perempuan desa / Simaskot = Simpanan Perempuan Kota).