Anwar Ibrahim: Kebijakan soal TKI di Malaysia tidak Islami
Selasa, 19 Desember 2006
Dalam ceramahnya di Jakarta kemarin, Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengaku malu dengan kebijakan Pemerintah Malaysia terhadap TKI
Hidayatullah.com--Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengaku malu dengan kebijakan Pemerintah Malaysia yang memperlakukan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negara itu dengan tidak wajar seperti adanya hukuman cambuk terhadap TKI yang melakukan pelanggaran tertentu.
“Saya malu sebagai rakyat Malaysia menyaksikan mereka. Saya secara terbuka tidak setuju dengan yang diamanatkan Malaysia, tidak adil, tidak Islami, angkuh, sombong, dan beberapa aspek tertentu keterlaluan termasuk untuk hukum cambuk,” kata Anwar dalam sesi tanya jawab kuliah umum di Auditorium Universitas Al Azhar Indonesia, di Jakarta, Senin (18/12) kemarin.
Anwar menjelaskan, Malaysia seperti melupakan jasa Indonesia yang telah membantu pertumbuhan Malaysia. “Semasa kita (Malaysia-red) susah, kita perlu dokter, dosen, dan ribuan dokter, guru, profesor dan mereka yang kemahiran tertentu dikirim ke Malaysia. Setelah kita mewah kita tidak butuh, kita sia-siakan mereka,” ujarnya.
Seharusnya, lanjut Anwar, Pemerintah Malaysia tidak memperlakukan TKI yang melakukan pelanggaran tertentu dengan tidak wajar, karena seharusnya jika Malaysia sudah tidak memerlukannya bisa dikirim atau dipulangkan dengan baik-baik.
“Seharusnya dikirim pulang dengan baik, tidak perlu dizalimi dan dikerjakan sedemikian rupa. Saya berterima kasih, Indonesia lebih bijaksana dan sabar menangani masalah ini. Saya dapat mengerti rakyat Indonesia marah,” ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, Anwar juga mengaku pernah mengirimkan surat kepada PM Malaysia Abdullah Badawi untuk menanyakan perihal kebijakan tersebut. “Istri saya Wan Azizah juga pernah bangkitkan hal ini di parlemen dengan mengatakan tidak adil. Jika TKI salah, dikirim pulang saja baik-baik,” katanya.
Anwar juga mengaku pernah dinilai seolah-olah mengkhianati nasionalisme dengan pergi ke Jakarta untuk mempertahankan dan membela kemanusiaan. “Saya manusia, saya mempertahankan kemanusiaan dan saya tidak mau mempertahankan kebiadaban,” kata Anwar.
Anwar Ibrahim dipecat sebagai Deputi PM Malaysia pada September 1998 menyusul pertikaiannya dengan PM waktu itu, Mahathir Mohamad mengenai kebijakan ekonomi. Anwar ditahan, diadili untuk kasus korupsi dan sodomi, kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan baru dibebaskan pada September 2004 setelah pengadilan menyatakan Anwar tidak terbukti bersalah dalam kasus sodomi. Saat ini Anwar menjabat sebagai pemimpin oposisi Malaysia. [ant]
http://hidayatullah.com/index.php?optio ... &Itemid=66
Anwar Ibrahim: Kebijakan soal TKI di Malaysia tidak Islami
Re: Anwar Ibrahim: Kebijakan soal TKI di Malaysia tidak Isla
Hahaha... emang itulah sifat muslim, bukan?Laurent wrote:Anwar Ibrahim: Kebijakan soal TKI di Malaysia tidak Islami
Anwar menjelaskan, Malaysia seperti melupakan jasa Indonesia yang telah membantu pertumbuhan Malaysia. “Semasa kita (Malaysia-red) susah, kita perlu dokter, dosen, dan ribuan dokter, guru, profesor dan mereka yang kemahiran tertentu dikirim ke Malaysia. Setelah kita mewah kita tidak butuh, kita sia-siakan mereka,” ujarnya.
Seharusnya, lanjut Anwar, Pemerintah Malaysia tidak memperlakukan TKI yang melakukan pelanggaran tertentu dengan tidak wajar, karena seharusnya jika Malaysia sudah tidak memerlukannya bisa dikirim atau dipulangkan dengan baik-baik.
Dibaik2in, udah sukses, nglunjak....
Makin haji rasanya sifat kehajingan muslim itu makin nampak aja ya....
- openyourmind
- Posts: 2967
- Joined: Fri Oct 20, 2006 8:42 am
@atas, Hihihi, bro, sayang daftarnya telat. Coba daftar pas Desember/Jan kemaren, lagi rame2nya tuh MAlingsial2 yang muslim2 dongok ke sini. Sekarang udah pada gak ada, diusir ama Admin, habis kerjaannya nyampah doang sih. Mungkin Anda kenal dg netter Toyib... (si tolol yang penuh aib..). Heheh.....