SAUDI: perbudakan perempuan dan migran (Indonesia)

Membahas pengalaman kerja orang di SAUDI pada umumnya dan kasus2 penganiayaan
terhdp TKW asal Indonesia di Malaysia, Saudi, pada khususnya.
Post Reply
newgamers
Posts: 5
Joined: Mon Nov 07, 2005 8:54 am

SAUDI: perbudakan perempuan dan migran (Indonesia)

Post by newgamers »

Lihat artikel di bawah ini, jangankan orang non-Muslim - sesama Muslim juga bisa diperbudak dan diperlakukan seperti bukan manusia:

http://www.boston.com/news/local/massac ... _servants/

Terjemahan:

Putri Saudi Dituduh Memaksa Wanita Menjadi PRT
Oleh: Michael Kunzelman, penulis Associated Press - 30 Maret 2005

Boston - Seorang putri Saudi ditangkap polisi hari Rabu dengan tuduhan memaksa dua wanita menjadi pembantu rumah tangganya dan mengancam akan menyakiti mereka jika berani meninggalkan dia.

Hana Al Jader, warganegara Saudi, menikah dengan Pangeran Muhamad Bin Turki Al-Saud menurut sumber yang tidak ingin diungkapkan identitasnya. Dengan demikian tidak jelas apakah hubungan pasangan tersebut dengan keluarga kerajaan Saudi.

Al Jader, berusia 39 tahun dituduh menyita paspor dua wanita Indonesia yang bekerja sebagai PRT di rumah keluarganya di Arlington dan Winchester antara Feb 2003 dan Nov 2004.

Al Jader menipu kedua wanita tersebut dengan menyatakan bahwa mereka akan menderita / disakiti jika mereka tidak bekerja sesuai keinginannya. Dia juga membayar kedua wanita tersebut $300 / bulan dan memaksa mereka bekerja tanpa batas waktu walaupun dia mengaku kepada badan imigrasi AS pada saat mengurus visa kedua wanita tersebut diberikan gaji $1500 / bulan dan hanya bekerja 8 jam per hari.

Agen FBI meringkus Al Jader di rumahnya dekat Winchester pada pagi hari. Beberapa jam kemudian, hakim Joyce London Alexander memerintahkan supaya dia ditahan tanpa kemungkinan ditebus sampai hari Jumat dimana akan ada persidangan awal atas kasus ini.

Jurubicara kedutaan besar Saudi Arabia menolak untuk berkomentar pada hari Rabu. Pembela Jader, James Michael Merberg juga menolak untuk memberikan konfirmasi tentang hubungan Al Jader dan suaminya dengan keluarga kerajaan Saudi. Jurubicara Kejaksaan Amerika, Samantha Martin, hanya memberi komentar bahwa Al Jader berasal dari keluarga petinggi di Saudi.

Al Jader mungkin akan mendapat hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan kerja paksa, 15 tahun penjara atas tuduhan penipuan untuk mendapatkan visa dan 10 tahun penjara atas tuduhan menampung penduduk gelap / ilegal di AS.

Samantha Martin tidak memberikan komentar tentang keberadaan PRT Al Jader yang hanya diidentifikasikan dengan inisial "Tri" dan "Ro" dalam laporan tuntutan hukum.

-----

NB: Kemungkinan besar nama kedua gadis Indonesia yang malang tersebut adalah Triastuti dan Rohana ... berdasarkan singkatan nama mereka Tri dan Ro diatas.
newgamers
Posts: 5
Joined: Mon Nov 07, 2005 8:54 am

Human Right Watch - Perbudakan dibantu Hukum Sharia Saudi

Post by newgamers »

Lihat artikel asli:

http://hrw.org/mideast/saudi/labor/

Terjemahan:

Exploitasi dan Penindasan Pekerja Migran di Saudi Arabia

"Seperti mimpi buruk" adalah ungkapan seorang pekerja migran dari Filipina tentang pengalamannya di Saudi Arabia. Pekerja lain dari Banglades mengatakan:"Saya sering tidur di pinggir jalan dan berhari-hari tidak makan. Sungguh hidup yang sulit sehingga saya tak dapat menjelaskan betapa sulitnya." Seorang wanita dari desa di India yang putranya dipenggal setelah pengadilan rahasia hanya dapat berkata:"Kami tidak mempunyai air mata lagi, semua sudah kering." Dia meminta suaminya menceritakan kisah putranya yang dipenjara dan dihukum mati di Jeddah.

Tak dapat disangkal bahwa banyak orang asing bekerja di Saudi, mulai dari pekerjaan ringan sampai yang memerlukan keahlian, kemudian pulang ke negara asalnya tanpa keluhan. Tetapi untuk beberapa yang menghadapi kondisi kerja yang sulit / keras, serangan seksual, dan pelanggaran hak asasi dan berurusan dengan sistem pengadilan kriminal di sana, Saudi Arabia merupakan mimpi buruk.

Pada tahun 1962 Raja Faisal menghapuskan praktek perbudakan di Saudi Arabia dengan dekrit kerajaan. Selama 40 tahun kemudian banyak pekerja migran di sana tetap menderita dari bentuk pemerahan tenaga kerja yang luar biasa sehingga sering dianggap sebagai praktek perbudakan. Hidup mereka lebih sulit lagi karena praktek diskriminasi agama, ras dan jenis kelamin yang berlaku. Semua itu menjadi penyebab dari kebijakan publik dan peraturan pemerintah yang tidak adil, tindakan memalukan dari para majikan, dan proses hukum tak adil yang menyebabkan hukuman mati.

Laporan ini memberikan contoh beberapa kisah penderitaan mereka.

Laporan ini dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh dari para pekerja migran dan keluarganya yang berasal dari daerah pertanian miskin di India, kawasan padat penduduk di kota Manila, dan desa kecil di Banglades. Para korban mencakup pekerja dengan dan tanpa keahlian; Muslim, Hindu, dan Kristen; orang yang baru pertama kali ke luar negeri; dan pria berkeluarga, dan lajang dan wanita yang telah bercerai, dengan anak yang perlu biaya.

Di Saudi Arabia, para pekerja ini mengantar produk makanan, membersihkan rumah sakit pemerintah, memperbaiki pipa air, mengumpulkan sampah, dan memasang beton bangunan. Beberapa bekerja di toko roti dan restoran; yang lain di toko daging, pemangkas rambut, tukang kayu, dan tukang pipa. Wanita melakukan pekerjaan membersihkan, memasak, menjaga anak, di salon kecantikan dan tukang jahit pakaian. Kebanyakan dari mereka adalah penganggur di negara asalnya dan miskin sehingga mereka berusaha mencari kesempatan mendapatkan upah demi meningkatkan situasi ekonomi keluarga mereka.

Laporan ini adalah laporan lengkap pertama tentang berbagai pelanggaran hak asasi yang dialami para pekerja migran di Saudi Arabia. Suara para migran ini memberikan gambaran tentang suatu negara dimana penguasa yang tak dipilih dan turun-temurun terus memilih rahasia diatas keterbukaan dengan akibat buruk terhadap keadilan. Kisah-kisah dalam laporan ini menggambarkan penyebab megapa banyak pekerja migran, termasuk yang Muslim, kembali ke negara asalnya dalam kesedihan mendalam oleh karena ketidakadilan hukum di kerajaan tersebut.

Beberapa dari kisah tersebut yang paling mengerikan biasanya berhubungan dengan perlakuan buruk terhadap pekerja migran wanita, baik di tempat kerja maupun di penjara Saudi. Laporan ini juga memberikan gambaran lengkap dari praktek sistem pengadilan kriminal di Saudi Arabia yang dialami oleh para pekerja migran. Banyak keluarga dan kawan dari pekerja migran yang dipenggal karena proses pengadilan menggambarkan bagaimana penguasa di Saudi merahasiakan proses hukuman mati tersebut dari mereka dan pihak konsulat negara mereka sampai hukuman tersebut terjadi. Mayat mereka juga tidak pernah dikembalikan kepada pihak keluarga yang sampai sekarang tidak mengerti tentang apa yang terjadi dengan mayat para terhukum tersebut.

Bersambung...
wix
Posts: 255
Joined: Sat Sep 23, 2006 1:58 pm
Location: Heaven and Earth

Post by wix »

Sesama muslim aja masih terjadi beginian...ampuuuuuuuuuuuuuun deh arab!!!
Post Reply