Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Membahas pengalaman kerja orang di SAUDI pada umumnya dan kasus2 penganiayaan
terhdp TKW asal Indonesia di Malaysia, Saudi, pada khususnya.
Post Reply
User avatar
duren
Posts: 11117
Joined: Mon Aug 17, 2009 9:35 pm
Contact:

Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by duren »

"Butuh Mukjizat Agar Tuti Lolos dari Pancung"

Keluarga korban menolak diyat.

Mereka minta Tuti segera dieksekusi pasca musim haji 2011.



Image

Warjuki, ayahanda TKW Tuti Tursilawati yang terancam hukuman mati di Arab Saudi, menuturkan keberangkatan anaknya ke Arab Saudi adalah keberangkatan kedua. Keberangkatan Tuti sebagai TKW di Arab Saudi itu pertama kali setelah menyelesaikan pendidikan SMP.

"Dulu Tuti sekolah sampai SMP, ambil sekolah khusus jadi baby sitter satu tahun. Setelah sekolah baby sitter setahun itu selesai, dia berangkat ke sana (Arab Saudi) buat kerja," ujar Warjuki dalam perbincangan telepon dengan VIVAnews, Kamis 20 Oktober 2011.

Selama dua tahun bekerja di Arab Saudi, Tuti kembali ke tanah air dan menikah. Dari pernikahannya itu, Tuti melahirkan seorang anak laki-laki. Namun akhirnya Tuti bercerai dari suaminya itu karena alasan ekonomi. Setelah bercerai, Tuti berkerja lagi ke Arab Saudi sebagai TKW.

"Dia masih gadis kok waktu itu. Dua tahun dia kerja di sana. Setelah dua tahun itu dia disuruh pulang karena nikah. Habis nikah itu dia lama gak berangkat lagi. Tapi karena usaha suaminya bangkrut, banyak hutang, mungkin dia stress. Lalu dia mau kerja lagi ke Saudi, tapi minta diceraikan dulu oleh suaminya. Setelah diceraikan, dia berangkat lagi kerja ke Saudi. Anaknya ditinggal," kata Warjuki.

Keberangkatan Tuti ke Arab Saudi yang kedua itu, menurut Warjuki adalah tahun 2009. Berdasarkan data yang VIVAnews peroleh dari Serikat Buruh Migran Indonesia, juga dijelaskan Tuti berangkat ke Arab Saudi pada 5 September 2009 sebagai TKI yang disalurkan PJTKI PT. Arunda Bayu kepada majikan bernama Naif al-Oteibi yang beralamat di al-Thaif, Arab Saudi.

Warjuki mengaku terus berdoa agar Tuhan memberi keajaiban berupa kebebasan Tuti dari hukuman mati. "Ya saya terus berdoa. Mohon kepada Allah agar diberi keajaiban, Tuti bisa dibebaskan," kata Warjuki.

Pemerintah sedang berupaya keras membebaskan Tuti dari hukuman mati dengan meminta pengampunan atau pemaafan dari pihak keluarga majikan Tuti yang terbunuh. "Saya juga doakan semoga pemerintah yang mengurus permohonan maaf dari pihak keluarga sana urusannya dimudahkan dan kerjanya diringankan. Saya mengharap mukjizat, semoga ada keajaiban, keluarga sana memaafkan dan Tuti bebas," kata Warjuki.

Untuk diketahui, Tuti membunuh majikannya pada Selasa 11 Mei 2010. Dengan kayu ia menghabisi pria yang kerap memerkosanya itu. Setelah memukul majikannya, Tuti lari, membawa uang gaji senilai 31.500 real Saudi dan sebuah jam tangan dari rumah keluarga majikannya. Namun nahas, pria yang ia harapkan jadi penolong bahkan lebih bejat dan menjebaknya. Ia lalu diperkosa sembilan pria.

Demi membebaskan Tuti, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah melayangkan surat pada Raja Arab, untuk melakukan pendekatan pada keluarga korban yang masih menolak menerima diyat atau 'uang darah'. Mereka bahkan meminta Tuti dieksekusi secepatnya, usai musim haji tahun ini.



==================

Tuti Menuju Pancung, Berikutnya Siapa?

Saat ini ada empat TKI lain yang sudah divonis mati dan sedang menunggu hari eksekusi.


Lima pocong itu tergantung di depan Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta Timur, Kamis 20 Oktober 2011. Pocong-pocong itu tak datang sendiri, bersama sekitar 20 orang. Bukan pocong sungguhan, tetapi hanya boneka, simbol tuntutan orang-orang yang membawanya.

Mereka menggelar unjuk rasa, mendesak Arab Saudi menghentikan hukuman pancung kepada para Tenaga Kerja Indonedia (TKI) di sana. Salah satu peserta demonstran juga merupakan anak dari TKW yang akan dipancung. Poster dan spanduk yang digelar bertuliskan desakan kepada negeri Raja Abdullah bin Abdul Aziz itu untuk menghentikan eksekusi.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, yang ikut dalam aksi ini mengatakan eksekusi mati oleh Arab Saudi akan berdampak luas bagi masyarakat. "Konsekuensinya besar, kecaman dari masyarakat akan besar kalau sampai Arab melakukan hukuman mati," kata Anis dalam perbincangan dengan VIVAnews.com.

Menurut Anis, bila eksekusi pancung kembali dilakukan Arab Saudi, kecaman tidak hanya datang dari Indonesia. Tapi juga dari seluruh dunia. Tak hanya di depan Kedubes Arab Saudi, orang-orang ini juga menggelar demonstrasi di depan Istana Merdeka. Mereka meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperjuangkan para TKI yang terancam hukuman mati itu.

Salah satu TKI tang terancam pancung di Arab Saudi adalah Tuti Tursilawati. TKW asal Majalengka, Jawa Barat, itu kini tengah meringkuk di penjara Kota Thaif, Arab Saudi. Dia dipenjara karena membunuh majikannya pada 11 Mei 2010 lalu.

Tindakan itu dilakukan Tuti bukan tanpa alasan. Ia membunuh dengan memukulkan kayu ke sang majikan karena berulang kali memperkosanya.

Setelah menghantam majikannya, Tuti lari dengan membawa uang gaji senilai 31.500 real Saudi dan sebuah jam tangan dari rumah keluarga majikannya. Di tengah jalan, dia bertemu dengan seorang lelaki yang berjanji memberikan pertolongan. Namun, nahas baginya, pria itu malah menyekapnya. Tuti lalu beramai-ramai diperkosa oleh 9 pria. ( Muslim mode on : Pasti mereka lagi mengamalkan ajaran JESUS =D> )


Waktu eksekusi itu tinggal menunggu hitungan hari. Yang lebih miris lagi, Tuti sama sekali tak tahu bahwa pedang tajam algojo menantinya. Ibu dua anak itu bahkan tak menyadari vonis mati telah dijatuhkan untuknya.

Dua hari lalu, atas bantuan Kementerian Luar Negeri, ia berkomunikasi dengan orang tuanya, Warjuki dan Iti Sarmini. Tuti yang mengaku sehat dan dalam kondisi baik justru heran, mendengar suara sang ibu yang sesenggukan di ujung telepon. Warjuki menceritakan, pada Selasa kemarin ia telah menelepon putrinya. "Tuti mengatakan keadaannya sehat-sehat saja. Tidak ada keluhan," kata dia kepada VIVAnews.com.

Namun, Tuti sempat mendengar suara sesenggukan ibunya, Iti Sarmini. "Dia bertanya: 'kenapa Mamah nangis terus?'." Warjuki mengisahkan, sambil menahan tangis.

Petani dari Desa Cikeusik itu mengatakan, hingga saat ini putrinya tak tahu dia dihukum mati, apalagi terancam pancung. "Saya hanya bilang, oleh bapak dan mamah, sedang diperjuangkan melalui pemerintah agar Tuti bisa dibebaskan'," kata Warjudi.

Surat SBY

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemerintah telah lama mengantisipasi ancaman hukuman mati Tuti. Menurut dia, pemerintah, baik dari Kemlu maupun Satgas TKI, sudah berupaya meminta keringanan hukuman untuk Tuti.

"Namun beberapa hari terakhir ini ancaman terhadap pelaksanaan hukuman mati semakin meningkat, dengan adanya kepastian putusan pengadilan atas beliau," kata Marty usai menerima kunjungan Menlu Jepang, Koichiro Gembam, di Jakarta.

Bahkan, dia mengatakan, SBY juga telah mengirim surat pada Raja Arab. Surat dikirim 7 Oktober 2011 lalu. "Pemerintah meminta bantuan Raja agar upaya pemaafan dari keluarga [korban] dapat diperoleh. Surat dari kami juga dikirimkan kepada Menlu Arab Saudi," kata dia. ( Duren : Surat SBY dianggap TA-I AJA sama muslim ARAB ) \:D/


Di Arab Saudi, tambah Marty, Dubes dan Konjen RI juga terus berupaya menfasilitasi permintaan maaf itu dengan cara melakukan pertemuan dengan Gubernur Mekkah.

"Saudi telah memberikan semacam komitmen atau indikasi bahwa mereka akan berupaya semaksimal mungkin memfasilitasi pemaafan dari keluarga," kata Marty. Pihak keluarga korban juga sedang didekati.

Marty menegaskan kata kunci dari kasus Tuti adalah 'pemaafan dari keluarga'. Ini juga yang menjadi harapan satu-satunya bagi Tuti untuk lolos dari pedang tajam algojo Arab. "Satgas ancaman hukuman mati juga sudah berada di Timur Tengah, Alwi Shihab yang memimpin sudah berada di sana untuk meminta pemaafan".

SBY dalam berbagai kesempatan telah menyoroti isu TKI. Terakhir, adalah saat memberikan policy speech usai melantik para menteri hasil reshuffle di Istana Negara, Rabu 19 Oktober 2011. Menurut dia, meski telah dilakukan usaha perbaikan di sektor ketenagakerjaan, kasus-kasus yang menimpa TKI tetap saja terjadi.

"Atensi saya, yang akan berangkat ke luar negeri dan sudah di sana, mari kita siapkan di dalam negeri sebaik-baiknya, berikan bekal yang lengkap," kata SBY. "Jangan berbisik, akibat kelalaian, kesalahan agen-agen pengirim, malapetaka terjadi di negara-negara sahabat."

Antre dipancung

Menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Taufik Kurniawan, saat ini terdapat 218 warga negara Indonesia yang terancam hukuman mati di sejumlah negara. Lima orang sudah divonis. Selebihnya, masih dalam proses hukum. "Di Malaysia 151 orang, Arab Saudi 43 orang, China 22 orang, Singapura 2 orang," ujar Taufik di Gedung DPR, Rabu 19 Oktober 2011.

Data itu, kata dia, baru saja masuk pembahasan rapat pimpinan DPR. Menurut legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu DPR sudah meminta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi agar segera mengambil tindakan. "Dalam rapat pimpinan sudah kita sampaikan. Terus dibahas di Timwas TKI DPR dan Timwas TKI Kemenakertrans. Kita harus menyelamatkan mereka," katanya.

Sedangkan, di Malaysia, berdasarkan data per Oktober 2010 yang didapat anggota Komisi IX DPR, Rieke Diah Pitaloka, menyebutkan ada sekitar 6.000 TKI yang meringkuk dalam penjara, 177 diantaranya terjerat kasus pidana berat, rinciannya 142 orang terlibat pengedaran narkoba, 35 orang terlibat pembunuhan. Sebanyak 50 orang sudah divonis hukuman mati (46 kasus narkoba, 3 kasus pembunuhan, 1 perdagangan senjata).

Masalah TKI, menurut Rieke, tak hanya Tuti saja. Di luar negeri, sangat banyak yang terancam hukuman mati. "Jadi Tuti ini hanya sebagian saja," kata dia.

Kasus hukuman mati itu, lanjut Rieke, bisa dihindari jika pemerintah, bisa bekerja dengan maksimal. Pemancungan, tambah dia, bisa terjadi karena pemerintah tidak memberikan pendampingan hukum yang maksimal kepada para TKI yang terancam mati itu.

Dengan kata lain, menurut Rieke, pemerintah sangat mandul dalam hal perlindungan TKI. Presiden harus bertemu dengan pemerintah Saudi dan negara lainnya untuk mencegah hukuman mati itu. "Kalau tetap seperti ini, hukuman mati tak bisa dihindari. Kemarin Ruyati, sekarang Tuti, selanjutnya siapa lagi. Masih banyak yang terancam mati," kata dia.

Anis Hidayah menjelaskan, saat ini ada empat TKI lainnya yang sudah divonis mati dan sedang menunggu hari eksekusi mati. Mereka adalah, Siti Zaenab, Aminah, Darnawati dan Fatinah. "Kalau sampai terlambat, sama seperti Ruyati," kata direktur Migrant Care itu.

Seiring dengan maraknya TKI terancam hukuman mati, terhitung 1 Agustus 2011, Indonesia resmi memberlakukan moratorium atau penghentian sementara pengiriman tenaga kerja ke Arab Saudi. Keputusan itu diambil setelah muncul gelombang amarah publik atas pemancungan Ruyati binti Satubi, TKI asal Bekasi, di Arab Saudi.

Moratorium serupa pernah diberlakukan terhadap Malaysia, Kuwait, dan Yordania. Bahkan, untuk dua negara terakhir, kebijakan itu mengarah pada penghentian pengiriman TKI secara permanen. Moratorium untuk Malaysia berakhir Juni kemarin.

Taufik menilai, moratorium pengiriman TKI itu perlu diperluas, bukan hanya Arab Saudi saja. Selain itu, selama moratorium perlu penataan agar setiap negara yang dikirimi TKI sudah ada garansi. "Harus ada agen-agen yang bertanggung jawab penuh," ucapnya.

Tenaga kerja yang dikirim harus terlebih dulu dibekali wawasan, kaidah-kaidah dan aturan hukum negara tujuan. "Seperti di Arab Saudi misalnya, di sana hukumannya berat bila melanggar," katanya.


=================

Tuti Jadi Budak Seks, Lalu Terancam Pancung


Dia melawan ketika diperkosa majikan. Sang majikan tewas. Kabur lalu diperkosa 9 bandit.


Mata pria ini sayu berkaca-kaca. Ia seorang buruh tani. Datang jauh dari Desa Cikeusik, Majalengka Jawa Barat, Kamis 13 Oktober 2011, berjam-jam ia di Kementerian Luar Negeri Jakarta. Warjuki, begitu nama pria paruh baya ini, meminta bantuan atas nasib anaknya, Tuti Tursilawati. "Selamatkan anak saya dari hukum gantung," katanya dengan suara bergetar.

Sang anak, yang mengantang nasib di Arab Saudi menjadi pembantu rumah tangga itu, kini di pintu kematian. Ia sudah masuk dalam daftar tunggu siap dipenggal Algojo Arab Saudi. Wanita pendiam ini dijatuhi hukuman mati alias qhisas atas perbuatannya membunuh majikan pria.

Dan hari kematian itu sudah ditentukan. Tinggal menghitung hari. Keluarga korban yang bersikeras tidak memberi ampun dan menolak diyat atau ‘uang darah’, menuntut Tuti segera dieksekusi usai musim haji tahun ini, atau sekitar 6 November 2011 mendatang.

Menurut Warjuki, putrinya tak tahu ancaman eksekusi pancung itu. “Di sana dia tidak tahu bahwa akan dipancung. Dia tidak akan tahu, yang tahu keluarga di Indonesia saja," ungkap Warjuki, dengan mata sendu.

Duka dan bingung juga dirasakan sang ibu, Iti Sarmini. Kabar putrinya bakal dipancung bagai petir di siang bolong. Sama seperti Warjuki, Iti juga sudah memutuskan bahwa kegelisahan dan tangis keluarga di Majalengka tidak ditularkan kepada Tuti yang sedang mendekam di penjara Kota Thaif. "Ayahnya cuma tanya kabar. Tidak tanya bagaimana hukuman. Takut dia nggak kuat terima omongan dari bapaknya," kisah Iti sembari menangis.

Iti mengaku memendam rindu pada putrinya. "Terakhir ketemu ya dulu, waktu berangkat saja, sampai sekarang belum ketemu lagi. Sudah sekitar 2 tahun 1 bulan,"katanya. Putra semata wayang Tuti juga belum mengetahui nasib tragis yang mengancam ibunya. "Dia belum tahu ibunya dimana atau bagaimana, karena dia masih kecil, belum tahu apa-apa," kata Iti. Kini baik Warjuki, maupun Iti hanya bisa berharap pada pemerintah.

Lalu, bagaimana jawaban Menlu? "Pak Menlu siap untuk menyelamatkan. Pak Menlu akan berjuang semaksimal mungkin, tapi semua tergantung dari keluarga Arab Saudi," kata Warjuki. Meski mengaku puas dengan jawaban Menlu, namun Warjuki mengatakan tidak ada janji dari pemerintah, soal pembayaran denda agar Tuti terbebas dari hukuman pancung.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan pemerintah terus berupaya agar Tuti memperoleh keringanan hukuman. "Pihak Konjen kita dan Dubes sudah mengadakan pertemuan dengan Gubernur Mekah. Intinya meminta memfasilitasi pemaafan dari pihak keluarga. Karena kalau sudah titik seperti ini, sesuatu yang bisa ditunda atau dikurangi hukuman itu adalah pemaafan dari keluarga," ujar Marty di DPR RI, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2011.

Diperkosa majikan dan 9 pria bejat

Keputusan Turi mengais rejeki di negeri orang, Arab Saudi mengikuti langkah orang tuanya. Warjuki pernah menjadi supir di negeri 'petro dolar' itu. Sementara Iti bekerja sebagai pembantu.

Warjuki menceritakan, Tuti mulai bekerja di Arab Saudi tahun 2009 lalu. Tugasnya, mengurus orang jompo di keluarga majikannya. Dua bulan pertama, ia mengaku betah. Pada November 2009, ia menelepon rumah, mengaku sehat dan dalam kondisi baik.

Namun, tiga bulan kemudian, Tuti kembali menelepon, mengaku lelah dan ingin kabur. Sekitar Mei 2010, Tuti menelpon ke orangtuanya dan mengatakan akan mengirim uang. Namun, uang tersebut tak pernah sampai.

Meski membuat nyawa majikan melayang, menurut orang tuanya, Tuti tidak bermaksud membunuh. Ia hanya membela diri atas kekerasan seksual yang dilakukan sang majikan. "Perlawanan inilah yang menyebabkan majikannya terbunuh." Setiap kali Tuti melaksanakan tugas, majikan lelakinya selalu menggeranyang. "Mencium, bahkan memperkosanya saat bekerja."

Lalu terjadilah malapetaka itu. Pada Selasa 11 Mei 2010, Tuti memukul majikannya itu dengan kayu, menghindari pemerkosaan. Ia mengikat kaki dan tangan pria tersebut, juga menutup matanya. Saat itu dia belum meninggal. "Kabar menyebutkan bahwa majikannya itu baru meninggal 3 jam kemudian di rumah sakit," demikian pengakuan Tuti pada rekannya, Rohidin.

Setelah memukul majikannya, Tuti lari, membawa uang gaji senilai 31.500 real Saudi dan sebuah jam tangan dari rumah keluarga majikannya itu. Dalam pelariannya, ia dihampiri oleh seorang laki-laki asli Arab Saudi yang mengendarai mobil sedan berwarna putih. Singkat cerita, ia yang sedang panik memutuskan ikut karena dijanjikan diantar sampai Mekkah.

"Tapi dalam perjalanan orang tersebut bukannya mengantarkan Tuti ke Mekah tapi malah membawa dan menaruh Tuti di rumah kosong. Kemudian orang tersebut menjemput 8 orang temannya."

Nestapa itu kembali menimpa Tuti. "Tuti diperkosa secara bergantian hingga waktu subuh tiba. Setelah 9 orang ini memperkosa, Tuti baru diantar ke Mekkah dan diturunkan di dekat Masjidil Haram, kemudian 9 orang tersebut langsung pergi dengan membawa tasnya." Kini, keluarga Tuti hanya bisa berharap bantuan pemerintah untuk merayu keluarga korban. "Tinggal satu lagi yang belum terima dan memaafkan Tuti yaitu yang bernama Naif Al-Otaeibi."

Presiden diminta turun tangan

Wakil Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Ramses D Aruan, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan dan bicara terkait vonis hukuman pancung, yang mengancam nyawa pekerja Indonesia di Arab Saudi, Tuti Tursilawati.

"Pemerintah harus kuat. Presiden harus turun tangan dan bicara soal itu. Tidak bisa hanya sekelas Menteri atau Satgas. Ini bukan hanya persoalan Kemenlu dan Satgas, tapi persoalan bangsa, dan Presiden harus bicara," ujarnya di Gedung Kemenlu, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Oktober 2011.

Keringanan hukuman untuk Tuti saat ini terhalang maaf keluarga sang majikan. Menurut Ramses, kendala itu bisa diatasi. Caranya, Presiden bisa menghubungi keluarga korban lewat Raja Arab Saudi. Kata dia, mungkin dengan itu keluarga bisa memaafkan dan membatalkan hukuman pancung terhadap Tuti. "Itu sudah dilakukan oleh Gus Dur. Tapi itu belum dilakukan sekarang, nggak tahu kenapa," kata dia. Pemerintah juga diharapkan bisa menfasilitasi agar keluarga Tuti bisa meminta maaf kepada keluarga korban di Arab Saudi.

Sementara di Senayan, nasib Tuti juga jadi perhatian para wakil rakyat. Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengatakan DPR akan membantu pemerintah memintakan pengampunan baginya.

Taufik mengatakan, tim khusus TKI yang dipimpinnya sudah menyepakati, DPR mengirim surat pada parlemen Arab untuk memintakan pengampunan dari keluarga korban pembunuhan, atau majikan Tuti. "Surat resmi dari DPR itu akan disampaikan pada parlemen sana atau dewan syuro, yang dijadikan bahan pertimbangan disampaikan pada Raja Arab Saudi," kata Taufik di DPR, Kamis 13 Oktober 2011.

Menurut dia, sebenarnya upaya pemerintah telah maksimal. Namun, persoalan ada di hilir. Yakni, pengampunan dari keluarga majikan. "Ini dari hasil rapat kemarin, posisi dari Raja Arab sudah membantu pengampunan itu tapi masalahnya keluarga sana belum mau berikan pengampunan. Dari kerajaan saudi pun sudah ajukan permintaan pengampunan dari keluarga sana. “

26 WNI menanti pancung

Tak hanya Tuti yang terancam pancung. Wakil Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Ramses D Aruan mengatakan ada 41 orang warga negara Indonesia yang terancam hukuman mati di Arab Saudi. Dari jumlah itu, 26 orang segera dieksekusi oleh pengadilan setempat.

"Sudah vonis semua. Tuti adalah salah satu WNI yang benar-benar dalam posisi kritis dan akan sangat sulit diselamatkan," kata Ramses.

Menutut data SBMI, lanjut Ramses, sejak tahun 1999 hingga 2011 sudah ada 303 buruh migran Indonesia yang terancam hukuman mati di luar negeri. "Sampai saat ini, belum ada informasi tertulis yang didapatkan oleh keluarga mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan oleh BNP2TKI, Kemenlu, Kemenakertrans, dan Satgas Hukuman Mati," kata dia.

Berdasarkan temuan SBMI, lanjut Ramses, pada Juli 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengirim surat kepada Raja Saudi, Malik Abdullah Bin Abdul Aziz terkait hukuman mati WNI. Isi surat itu tentang permintaan pengampunan kepada empat orang TKW yang dipidana mati atas tuduhan sihir. Keempat WNI itu adalah Warnah Bin Warta Niing, Sumartini Binti Manaungi Galisung, Aminah Binti H. Budi, dan Darmawati Binti Tarjani.
User avatar
duren
Posts: 11117
Joined: Mon Aug 17, 2009 9:35 pm
Contact:

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by duren »

Mengapa TKW Rentan Diperkosa di Arab


Rata-rata TKW yang bunuh majikannya di Arab adalah korban kekerasan dan pelecehan seksual.


Lima tenaga kerja perempuan asal Indonesia di Arab Saudi kini mendekam di sel tahanan. Kondisi mereka kritis. Hukuman mati atau qhisas telah dijatuhkan, tinggal menunggu kapan eksekusi akan dilakukan.

Mereka didakwa dengan kasus pembunuhan. Di Arab – di mana nyawa dibayar dengan nyawa- satu-satunya cara untuk lolos, mereka harus mendapatkan maaf dari keluarga korban. Lalu membayar diyat atau ‘uang darah’.

Direktur Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan, meski mereka menghilangkan nyawa orang lain, jangan lantas menyebut para TKW itu kriminal. Harus dilihat latar belakang mengapa mereka melakukannya. “Rata-rata melakukannya dalam kondisi terpaksa, untuk membela diri,” kata dia kepada VIVAnews.com. Selain menjadi korban kekerasan majikan, banyak di antara TKW menjadi korban pelecehan seksual sampai pemerkosaan.

Seperti Tuti Tursilawati misalnya. Ia menghilangkan nyawa majikan yang kerap memerkosanya. Saat lari, ia juga jadi korban kebiadaban sembilan laki-laki yang menggilirnya. Juga Darsem, TKW yang berhasil lolos dari algojo pancung karena membela diri dari ulah mesum majikannya.

Yang jadi pertanyaan, mengapa TKW pembantu rumah tangga di Arab rentan diperkosa?

Anis mengatakan, itu karena tidak adanya perlindungan hukum pada pembantu rumah tangga. “Makanya saya kira penting bagi Arab Saudi juga pemerintah untuk meratifikasi konvensi ILO 169 tentang pekerja domestik,” kata Anis.

Konvensi ini dikeluarkan organisasi buruh internasional karena melihat rentannya perlindungan hukum bagi pembantu rumah tangga.

Dalam konvensi itu, Anis menjelaskan, diwajibkan standar pendidikan, baik bagi buruh migran maupun domestik. ” Termasuk pendidikan paralegal, bagaimana pemahanan dan penyadaran tentang sistem hukum negara tempatan, risiko konsekuensi hukum jika mereka lakukan suatu tindakan,” kata dia.

Misalkan dalam kondisi terpaksa, di mana TKW terjepit, mereka bisa melakukan upaya yang bisa mengurangi risiko hukuman mati.

Anis mengungkapkan, berdasarkan sejumlah hasil penelitian, kerentanan di Arab Saudi sangat tinggi, terutama potensi pelecehan seksual. “Kerentanan disebabkan Arab sangat patriarki, sangat diskriminatif. Menyetir saja perempuan baru dibolehkan akhir-akhir ini. Ada jurang perbedaan Arab dalam memperlakukan perempuan,” kata dia. (Duren : TOLOL .. itu sudah sesuai dengan kemauan si BERHALA awlloh )

Selain itu banyak batasan yang diberlakukan di Arab dibandingkan negara lain. “ Tak ada akses publik, banyak larangan. TKW kita tak bisa ngapa-ngapain, nggak bisa keluar rumah,” kata dia. Bahkan ketika menjadi korban kekerasan, mereka tak tahu ke mana harus melapor.

Diungkapkan Anis, derita tak terperi dirasakan para TKW yang diperkosa dan terpaksa membunuh untuk membela diri. Selain ancaman mati, mereka juga mengalami trauma.

Duka juga dirasakan TKW yang hamil akibat pemerkosaan. "Kalau Hamis itu, di bandara kepulangan TKI yang bebas dari hukuman, ada yang bawa anak, banyak yang hamil," kata dia.

Menurut Anis, tak jarang TKW yang dihamili justru dikriminalisasi. “Dipenjara dengan tuduhan macam-macam – sihir, mencuri, selalu dipakai. Untuk itulah meski dinyatakan bersalah oleh pengadilan Arab. Masyarakat harus mendukung, mereka layak dibela.”

Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia, Ramses D. Aruan mengatakan, sebenarnya tak hanya di Arab. Di manapun persoalan pekerja domestik sulit diintervensi, diakses hukum.

“Meski di negara yang hukumnya bagus, acapkali kekerasan pekerja domestik gampang terjadi. Mereka rentan kekerasan," kata dia.

Sebagai solusinya, perlu diatur jam kerja, detail kontrak kerja yang jelas. "Kalau bisa saya setuju jangan tinggal di rumah majikan. Kalaupun tinggal serumah, kunci kamar dipegang sendiri." (eh)


==============

Pocong Demo 'Stop Pancung' Kedubes Arab Saudi


Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta Timur kembali menjadi sasaran aksi unjuk rasa. Massa berdemo menuntut Arab Saudi menghentikan hukum pancung kepada para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di negara itu.

Pantauan VIVAnews.com, sekitar 20 orang berdemo di depan kantor Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Jakarta Timur, Kamis 20 Oktober 2011. Massa berdemo menebarkan spanduk dan poster-poster.

Tidak hanya itu, dalam aksinya massa juga memboyong empat boneka pocong dan digantung di depan kedutaan. Salah satu peserta demonstran juga merupakan anak dari TKW yang akan dipancung.

Spanduk dan poster-poster yang dibentangkan berbunyi desakan penghentian pemancungan tenaga kerja Indonesia. Menurut Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, demonstrasi itu bertujuan agar tak ada lagi eksekusi pancung di Arab Saudi terhadap tenaga kerja Indonesia.

"Konsekuensinya besar, kecaman dari masyarakat akan besar kalau sampai Arab melakukan hukuman mati," kata Anis yang juga turut dalam aksi demo dalam perbincangan dengan VIVAnews.com.

Menurut Anis, bila eksekusi pancung kembali dilakukan Arab Saudi, kecaman tidak hanya datang dari Indonesia. Tapi juga dari seluruh dunia. " Nanti sore kami akan melakukan aksi jam 4 di Istana," ujar Anis.

Salah satu TKW yang terancam pancung di Arab Saudi adalah Tuti Tursilawati. Tuti kini mendekam di penjara Kota Thaif, Arab Saudi. Dia dituduh membunuh majikannya pada Selasa 11 Mei 2010. Dengan kayu ia menghabisi pria yang kerap memerkosanya itu.

Setelah memukul majikannya, Tuti lari, membawa uang gaji senilai 31.500 real Saudi dan sebuah jam tangan dari rumah keluarga majikannya. Namun nahas, pria yang ia harapkan jadi penolong bahkan lebih bejat dan menjebaknya. Ia lalu diperkosa sembilan pria.

Demi membebaskan Tuti, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah melayangkan surat pada Raja Arab, untuk melakukan pendekatan pada keluarga korban yang masih menolak menerima diyat atau 'uang darah'. Mereka bahkan meminta Tuti dieksekusi secepatnya, usai musim haji tahun ini. (umi)

==============
Ayo para MUSLIM BANCI ... klo elo berani , BAKAR AJA KEDUBES ARAB tuhh \:D/
User avatar
Topsy KreeT
Posts: 2102
Joined: Tue Sep 22, 2009 8:32 pm
Location: Somewhere Far Away
Contact:

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by Topsy KreeT »

Tuti Menuju Pancung, Berikutnya Siapa?
kok yakin betul akan ada yang berikutnya..? :lol:
Tuti Jadi Budak Seks, Lalu Terancam Pancung
Pembokat = Budak Seks :prayer:
Rata-rata TKW yang bunuh majikannya di Arab adalah korban kekerasan dan pelecehan seksual.
Yang diperkosa yang dihukum. =D>
Ada jurang perbedaan Arab dalam memperlakukan perempuan
](*,) Masih belum nyadaar juga ya kalo islam "MENGHARGAI" perempuan
User avatar
duren
Posts: 11117
Joined: Mon Aug 17, 2009 9:35 pm
Contact:

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by duren »

Halo para slimer ... singgah kemari dunk

Ada bonusnya lohh :
Ntar selesai dipenggal , tubuh si Tuti akan diarak arak pake helikopter =D>
User avatar
harahap
Posts: 2129
Joined: Mon Sep 27, 2010 12:09 pm

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by harahap »

wadduh Bang Duren ...
ini mesti akibat AJIAN ALUNGORO
jadinya gak cuma disayang istri tp jg dibenci pembantu

tobat :axe: tobat :axe: ....
GoodSniper
Posts: 724
Joined: Wed Apr 20, 2011 4:38 pm

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by GoodSniper »

Anis mengungkapkan, berdasarkan sejumlah hasil penelitian, kerentanan di Arab Saudi sangat tinggi, terutama potensi pelecehan seksual. “Kerentanan disebabkan Arab sangat patriarki, sangat diskriminatif. Menyetir saja perempuan baru dibolehkan akhir-akhir ini. Ada jurang perbedaan Arab dalam memperlakukan perempuan,” kata dia.

Tetapi manusia-manusia **** muslim/ah indonesia setiap tahun pergi menyembah berhala Hajar Aswad di Arab Saudi negara dengan potensi pelecehan seksual yang sangat tinggi dan Negara Islam PELANGGAR HAM kelas wahid.

Mana muslim/ah yang tolol-tolol itu, mari kemareee...belalah Arab Saudi yang menerapkan hukum islam yang kau agung-agungkan itu..!!
User avatar
Berto@
Posts: 748
Joined: Thu May 05, 2011 1:27 pm

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by Berto@ »

Mana nih muslim yang bangga-banggain Hukum syariah Nyawa ganti nyawa itu hukum yang adil :vom:
Tuti tidak bermaksud membunuh. Ia hanya membela diri atas kekerasan seksual yang dilakukan sang majikan. "Perlawanan inilah yang menyebabkan majikannya terbunuh."
Orang yang membunuh karena terpaksa membela diri = berbuat kejahatan = harus di hukum pancung :stun:
itukah hukum yang adil ?
HUKUM ISLAM MEMBUNUH KARENA TERPAKSA MEMBELA DIRI TERHADAP ORANG YANG BERBUAT KEJAHATAN TERHADAP KITA = HUKUM PANCUNG = HUKUM YANG TIDAK LEBIH RENDAH DARI BINATANG BAHKAN TIDAK DAPAT DISEBUT SEBAGAI PILAR HUKUM
Last edited by Berto@ on Sat Oct 22, 2011 12:02 am, edited 1 time in total.
User avatar
Topsy KreeT
Posts: 2102
Joined: Tue Sep 22, 2009 8:32 pm
Location: Somewhere Far Away
Contact:

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by Topsy KreeT »

Katanya sih: Muslimah RACUN DUNIA..! :finga:

jangan salahkan pemerkosa, salahkan muslimah gak pake burqa.
kuncipintu
Posts: 69
Joined: Wed Jun 22, 2011 2:16 pm

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by kuncipintu »

Point tambahan dari berita diatas:
muslim kok nikahnya kaya sewa psk ya? Kalau suami udah ga punya uang (banyak utang), ceraikan.. Ckckck..
bluelotusfriend
Posts: 957
Joined: Fri Oct 07, 2011 4:32 pm

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by bluelotusfriend »

ngapain sih meributkan bahan bakar neraka dan mahluk yang kurang kecerdasannya ... mati satu masih banyak kok (muslim mode : off) :rofl: :rofl:

ini perlu dibuka di forum2 laen, biar pada MELEK SEMUA, SYARIAH SAMPAH itu seperti APA !!! :rofl:
User avatar
kucinggarong
Posts: 963
Joined: Thu Aug 02, 2007 12:33 pm
Location: Kapir Aseli.., Mangstab !

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by kucinggarong »

:shock: Kasihan banget si Tuti. Dateng jauh-jauh ke Arab cuma untuk mengantar kepala (baca: nyawa).

Yah mau gimana lagi, kita di FFI sudah berbusa-busa untuk mengatakan HINDARI ARAB DAN JAUHI ISLAM. Tapi pesan FFI belum merata sampai di seluruh wilayah Indonesia.

Kita harus lebih kerja keras lagi untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya Islam.
User avatar
GUNTUR LANGIT
Posts: 842
Joined: Fri Feb 12, 2010 10:40 am

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by GUNTUR LANGIT »

Mind set pemerintah untuk TKW mesti dirubah.
Pemerintah taunya mengirim TKW (tenaga kerja wanita), Arab Saudi taunya dikirimin budak.
Mind set Arab , TKW = budak
User avatar
momed_xxx3
Posts: 608
Joined: Fri Aug 31, 2012 11:15 am
Location: di Surga bersama anak2 kecil perawan

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by momed_xxx3 »

ternyata slimer indonesia bukan cuma kasih duit ke arab (naik haji) ditambah kasih kenikmatan juga buat para juragan2 arab......... emang slimer indonesia ini benar2 potensi yg akan terus dipelihara oleh arab untuk dijadikan budak (termasuk budak seks),,,, nanti usai musim haji langsung dikorbankankan tuh ternak (juga budak org indonesia) sama Allah sang Maha Besar, Olohu barbar :prayer: :prayer: :prayer:
User avatar
Pembawa_Pete
Posts: 766
Joined: Mon Aug 09, 2010 11:26 am

Re: Usai Musim Haji : Pale si Tuti Ditumbal Tuk Berhala Arab

Post by Pembawa_Pete »

Menurut hukum saudi, majikan boleh merkosa TKI.
TKI kayak budak di sana yang masih megang teguh ajaran Muhammad.
Dan kalo TKI membela diri sampai membunuh majikan, si TKI kena pancung.

Kenapa hal sesimpel ini susah sekali diterima sama calon2 TKI ??? :axe:
Post Reply