TKW di Libya juga Tak Digaji & Dianiaya Majikan

Membahas pengalaman kerja orang di SAUDI pada umumnya dan kasus2 penganiayaan
terhdp TKW asal Indonesia di Malaysia, Saudi, pada khususnya.
Post Reply
User avatar
Jarum_Kudus
Posts: 1698
Joined: Tue Feb 28, 2006 9:49 am

TKW di Libya juga Tak Digaji & Dianiaya Majikan

Post by Jarum_Kudus »

TKW di Libya juga Tak Digaji & Dianiaya Majikan
Selasa, 28/06/2011 03:07 WIB
Irwan Nugroho - detikNews

Image
Rasmini & Marita (KBRI Tunisia)

Jakarta - Derita para tenaga kerja wanita (TKW) di Libya rupanya tidak hanya terancam menjadi korban perang berdarah di negara tersebut. Sebagian di antara mereka juga mengalami nasib seperti TKW di Arab Saudi, tidak digaji dan dianiaya oleh majikan.

Konflik yang terus memuncak antara pasukan pemimpin Libya Muammar Khadafi dengan oposisi yang dibantu oleh NATO membuat hari-hari TKW Libya sangat mencekam. Rentetan ledakan bom menjadi peristiwa yang sering disaksikan secara langsung oleh mereka.

Situasi tersebut membuat TKW yang merantau di Libya tak kuasa untuk terus bekerja dan ingin pulang ke tanah air. Namun, majikan mereka selalu bersikeras untuk menahan. Berbagai cara dilakukan para majikan di Libya, termasuk dengan menunda pembayaran gaji para TKW.

Contohnya seperti yang dialami oleh Rasmini Tawir (32), TKW asal Indramayu, Jawa Barat (Jabar). Rusmini sudah 14 bulan bekerja di Libya. Ia dibohongi oleh PJTKI yang mengurusnya. Saat mendaftar, Rasmini dijanjikan akan dipekerjakan di Dubai dengan gaji tinggi. Kenyataannya, setelah tiga hari di Dubai, dia langsung ditransfer ke Libya.

"Di mana dia bekerja dengan gaji LYD 200 per bulan, atau sekitar USD 160 dengan kurs sebelum perang. Dan saat ini malah turun menjadi sekitar 90 USD," kata staf KBRI Tunisia, M Yazid, dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (28/6/2011).

Dijelaskan Yazid, Rasmini tinggal di daerah Janzour yang terletak di pinggiran kota Tripoli. Ibu dua anak ini merasakan ketakutan yang sangat sehingga mendorongnya untuk meminta pulang. Namun, majikannya menolak untuk melepaskan Rasmini dengan cara menunda pembayaran gaji. Setelah 8 bulan berlalu, barulah pada 25 Juni lalu gajinya dibayarkan dan diizinkan pulang.

"Sayangnya, dengan jatuhnya nulai tukar Dinar Libya saat ini, uang yang diterimanya tidak lagi sesuai dengan yang seharusnya didapatkannya. Nilai tukar 200 Dinar Libya dahulunya sekitar USD 180, namun sekarang hanya dihargai USD 100," ucap Yazid sambil mengatakan suami Rasmini di kampung tidak bekerja.

Lain lagi duka yang dialami Marita BT Entang Abas (37), TKW asal Bandung. TKW yang semula juga dijanjikan bekerja di Dubai ini dianiaya oleh putra majikannya di Libya karena bersikukuh meminta pulang. Akibat penganiayaan tersebut, mata kanan Marita mengalami cidera. Mungkin karena takut terjadi apa-apa, majikan akhirnya melepaskan Marita.

Selama hampir 2 tahun, Marita tahun bekerja kepada salah seorang pejabat tinggi Libya dengan gaji sekitar LYD 235 (mendekati USD 200). Semasa konflik, di daerah tempat tinggalnya di kota Tripoli, Marita menyaksikan secara langsung pemboman dan adu tembak yang terjadi.

"Menurutnya, saat yang paling ditakutinya adalah saat dia menyaksikan 14 kali ledakan bom dalam tempo hanya kurang dari satu jam. Dikatakannya bahwa pemboman tersebut terjadi sangat dekat dari tempat kediamannya," kata Yazid.

Menurut Yazid, Rasmini dan Marita telah dievakuasi dari Libya dan berhasil masuk ke wilayah Tunisia sekitar pukul 11.00 pagi hari waktu setempat, Minggu, (26/6), lalu. Keduanya diantarkan oleh Mohamad Abdelhafiz, pemilik gedung KBRI Tripoli. Duta Besar RI untuk Tunisia, Muhammad Ibnu Said, menjemput langsung kedua TKW tersebut.

Tim Evakuasi KBRI Tunis mengetahui keberadaan Rasmini dan Marita setelah melalui proses yang cukup panjang. Setelah terlacak, keduanya kemudian dihubungi secara intensif. Selanjutnya, negosiasi dengan majikan memakan waktu sekitar 10 hari, baik itu dilakukan oleh Tim Evakuasi maupun oleh Mohamed Abdelhafiz, yang belum lama ini diangkat sebagai tenaga honorer KBRI Tripoli.

Dengan masuknya kedua TKW ke Tunisia, KBRI Tunis telah mengevakuasi 619 WNI dari Libya. Saat ini, 13 orang telah berada di penampungan di Wisma Duta RI di Tunis, satu orang berada di KBRI Tripoli. TKW yang terakhir tersebut sedianya akan diberangkatkan ke perbatasan bersama 2 TKW lainnya, namun karena tidak lagi memiliki paspor, maka Abdelhafiz memutuskan untuk tidak membawanya.

(irw/her)
mousstaheel
Posts: 153
Joined: Wed Aug 11, 2010 12:56 am

Re: TKW di Libya juga Tak Digaji & Dianiaya Majikan

Post by mousstaheel »

tapi yg di Libya apa ada ditikam majikannya, digorok lehernya spt di arab saudi??
Post Reply