Page 1 of 15

Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Fri Nov 19, 2010 11:13 pm
by Sabilla
Migrant CareTuding Arab Saudi Tutup Mata terhadap Penyiksaan
Jum'at, 19 November 2010 | 08:11 WIB
Image
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi, Abdurrahman Mohammed Amen al-Khayyath. Foto : TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pernyataan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Abdurrahman Muhammad Amen Alkhayat tentang kasus Sumiati merupakan kasus yang jarang terjadi dinilai Migrant Care sebagai kebohongan.

"Saudi Arabia sungguh menunjukkan mereka telah menutup mata terhadap berbagai macam pelanggaran yang telah terjadi," kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, dalam keterangannya persnya, Jumat (19/10).

Kemarin Duta Besar Abdurrahman dalam keterangan persnya mengatakan di antara sejuta lebih pekerja migran asal Indonesia di Saudi, kasus Sumiati merupakan hal yang jarang terjadi. Faktanya, kata Anis, sepanjang 2010, Migrant CARE mencatat ada 5.563 pekerja rumah tangga yang bermasalah di Saudi.


Rinciannya, korban penganiayaan 1097 orang, 3.568 orang sakit akibat situasi kerja tidak layak, dan 898 orang korban kekerasan seksual dan tidak digaji.

Sementara pada 18 November 2010, pada pukul 22.30 Wib, Migrant CARE mendapatkan informasi bahwa di Arab Saudi Arabia, Kikim Komalasari binti Uko Marta (No Pasport AN 010821), pekerja rumah tangga asal Cianjur Jawa Barat meninggal dunia. Kikim meninggal akibat disiksa, diperkosa dan jenazahnya dibuang di tempat sampah umum.


Di sisi lain, kekerasan terhadap Sumiati binti Salam Mustapa (23 tahun) sudah sepuluh hari terungkap ke publik, tapi hingga 18 November 2010,kepolisian Saudi belum menahan majikan Tenaga Kerja Wanita asal Nusa Tenggara Barat ini. Padahal tenaga kerja yang dikirim PT. Rajana Falam Putri yang beralamatkan di Jl H. Saidi 46 Tanjung Barat Jakarta Selatan, mengalami penyiksaan hingga mulutnya digunting.

Situasi ini, Anis menambahkan, menunjukkan pembiaran terhadap berbagai kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap pekerja rumah tangga migran. Pemerintah, kata dia, tampaknya tak menganggap persoalan serius sehingga seharusnya tidak lagi ada korban yang berjatuhan.

Sayangnya, kata Anis, Saudi dan Indonesia, seia sekata menolak konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tentang perlindungan pekerja rumah tangga yang dikemukakan dalam Konferensi Perburuhan Internasional di Jenewa pada Juni 2010.

"Untuk itu, kami menegaskan bahwa kasus Sumiati dan Kikim Komalasari merupakan kejahatan kemanusiaan yang pelakunya tidak tunggal," kata Anis. Kami di sini adalah Migrant CARE, ATKI, IMWU, SBMI, JRMK, JALA PRT, FSPI Reformasi, FPTSK, Kapal Perempuan, E-Net for Justice, Sekolah Perempuan Ciliwung, SARI, dan INFID.

Menurut mereka, pemerintah Indonesia dinilai menjadi pihak yang bertanggung jawab terhadap berulangnya kejahatan kemanusiaan terhadap pekerja migrant Indonesia di Saudi.

Kerajaan Arab Saudi mengaku sedih atas kasus penyiksaan yang menimpa Sumiati binti Salan Mustapa di Arab Saudi. "Kegembiraan mereka adalah kegembiraan kami, kesedihan mereka juga kesedihan kami," kata Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Abdurrahman Mohammed Amen al-Khayyath, di kediamannya kemarin.

Penyiksaan yang dialami Sumiati, kata Abdurrahman, merupakan kekejaman yang tak bisa diterima. "Perbuatan ini bertentangan dengan ajaran Islam dan hukum dunia," ujarnya. Dia menambahkan, Khalid Saleh al-Akhmin, majikan korban, yang diduga menyiksa


Dianing Sari
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra ... 78,id.html

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Fri Nov 19, 2010 11:28 pm
by Sabilla
NTB Hentikan Pengiriman TKW ke Timur Tengah
Jum'at, 19 November 2010 | 10:28 WIB
Image
Selvia Khadijah, TKW asal NTB, Mataram, menderita kelumpuhan sepulang bekerja di Tabuk, Saudi Arabia. ANTARA/Budi Afandi

TEMPO Interaktif, Mataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai Kamis (18/11) kemarin mengeluarkan kebijakan moratorium (penghentian) pemberangkatan tenaga kerja wanita (TKW) ke luar negeri. Ketentuan baru ini diberlakukan selama tiga bulan hingga ada perbaikan perlindungan terhadap mereka. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang menempatkan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Timur Tengah juga akan dievaluasi.

’Moratorium ini sebagai bentuk tanggap darurat adanya penganiayaan terhadap TKW NTB,” kata Asisten Sekretaris Daerah bidang Tata Praja dan Aparatur Pemprov NTB, Nasibun, kepada Tempo, Jum’at (19/11) pagi tadi.

Menurut Nasibun, penghentian pemberangkatan TKI tersebut untuk perbaikan internal dan pendekatan ke Kementerian Tenaga Kerja Transmigrasi di Jakarta. Selama tiga bulan moratorium pengiriman TKW, Pemprov NTB akan mengkaji dan melakukan kordinasi perbaikan terhadap PPTKIS.


Selama tahun 2009, di NTB tercatat 244 kasus TKI, dengan jumlah 310 TKI bermasalah. Saat ini, 154 kasus sedang diproses yang melibatkan 220 TKI dengan 90 kasus sudah diselesaikan. Pada periode Januari - Oktober 2010 ada 193 kasus yang melibatkan 229 TKI. Dari sejumlah kasus tersebut, 113 kasus melibatkan 146 TKI dan 80 kasus yang melibatkan 83 TKW.

Saat ini jumlah PPTKIS yang beroperasi di NTB sebanyak 272 buah, dan 11 PPTKIS berkantor pusat di NTB. Selama 10 bulan terakhir, NTB telah memberangkatkan 48.477 orang calon TKI, dengan rincian 21.194 orang bekerja di sektor formal dan 17.283 orang di sektor informal (PRT).

Moratorium ini dilakukan menyusul adanya tindakan kekerasan yang menimpa Sumiati, TKW asal Dusun Jala Desa Rasabou Kecamatan Huu Kabupaten Dompu. Perempuan berusia 23 tahun menderita luka di sekujur tubuh dan wajahnya karena disiksa oleh ibu dan anak perempuan majikannya di Saudi Arabia.

SUPRIYANTHO KHAFID
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra ... 94,id.html

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sat Nov 20, 2010 10:59 am
by Topsy KreeT
Akhirnya ada juga yang sadar sudah ditipu arab tapi mana nih kok belum ada reaksi oleh pemerintah indonesia..?
Apa pemerintah kita tertipu sama itu arab kalau Kejadian ini jarang terjadi dibanding jumlah 1 juta TKI?
:lol: Perbandingan memang kecil cuma 0,5 %
Tapi Jangan Dilihat Perbandingannya dong, LIHAT JUMLAHNYA sudah lebih 5000 kasus (Tahun 2010), Apa masih mau dibilang jarang?

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 1:11 am
by Sabilla
TKW Cianjur Diperkosa & Dibunuh di Arab
Jumat, 19 November 2010 | 03:02 WIB
Image
RIZA FATHONI/HARIAN KOMPAS
Ilustrasi


JAKARTA, KOMPAS.com - Mengenaskan. Nasib Kikim Komalasari, tenaga kerja asal Cianjur, Jawa Barat, ditemukan di tong sampah kawasan Abha Asir, Arab Saudi. Ia diduga diperkosa terlebih dulu, kemudian dibunuh.

Lebih dari itu, bekas-bekas penganiayaan juga masih tampak ditemukan di sekujur tubuh Kikim yang penuh lebam. Nasibnya lebih tragis dari Sumiati TKW asal Dompu NTB yang juga mendapat penyiksaan kejam hingga bibirnya digunting.

"Saya mendapat informasi ada lebam-lebam di seluruh tubuhnya. Tidak hanya bukti bahwa Kikim telah disiksa majikannya, tapi juga ada indikasi Kikim diperkosa sebelum dibunuh," ujar Anis Hidayah dari LSM Migrant Care melalui sambungan telepon, Jumat (19/11/2010) dini hari.


Anis mengatakan, saat ini para pelaku pembunuhan sudah ditahan aparat setempat dan sedang menjalani proses pemeriksaan.

Sementara, keberadaan jenazah TKW asal Cianjur tersebut masih berada di bawah tanggungjawab Kepolisian Arab Saudi, guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut. (Alie Usman)

Saya mendapat informasi ada lebam-lebam di seluruh tubuhnya. Tidak hanya bukti bahwa Kikim telah disiksa majikannya, tapi juga ada indikasi Kikim diperkosa sebelum dibunuh.
-- Anis Hidayah, LSM Migrant Care



tribunnews.com
Sumber :
Editor: yuli
Dibaca : 5901

http://regional.kompas.com/read/2010/11 ... uh.di.Arab


Ada 23 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda

cak adill
Sabtu, 20 November 2010 | 03:59 WIB
Mas Anas Partai Demokrat Bilang : "ini bukan TanggungJawab Presiden"
Balas tanggapan

Gatotkaca Satria
Sabtu, 20 November 2010 | 00:21 WIB
TKI kita sudah disejajarkan dg binatang, sementara kita masih mendewa-dewa kan orang Arab, jangan anggap semua orang Arab itu suci. semua ada porsinya masing2 jangan dicampur adukan dg agama. hukum hrs ditegakkan!
Balas tanggapan

Oedin Qecil
Jumat, 19 November 2010 | 23:17 WIB
tragis bener!! sedih bacanya..
Balas tanggapan

rudy satria
Jumat, 19 November 2010 | 19:27 WIB
Kenapa belum ada demo ke kedutaan Arab?
Balas tanggapan

vincent chandra
Jumat, 19 November 2010 | 19:22 WIB
ini pasti gara2x israel dan amerika nih...
Balas tanggapan

joopie teintang
Jumat, 19 November 2010 | 15:34 WIB
hai ..."Saudara2" ku sampai hatimu berbuat sekedji dengan saudara mu sendiri Why.......................!
Balas tanggapan

achmadi surya
Jumat, 19 November 2010 | 10:21 WIB
Pak Presiden/depnaker, bukti2 kekejaman/pemerkosaan dll hingga TKW/TKI kita banyak yang mati,cacat dlsb sudah banyak terbukti, hentikan pengiriman TKI2 ke arab, jangan mentang2 negara muslim namanya, bukti2 dari dulu sudah terlalu banyak apa nunggu sampai ribuan korban,baru berbicara. Buktikan kepedulian kita sebagai bangsa yang besar dan bermartabat.
Balas tanggapan

sunacan -
Jumat, 19 November 2010 | 07:49 WIB
Di negara sendiri tidak di hargai, apalagi di luar. Ternyata manusia lebih buas dari binatang.
Balas tanggapan

religion love
Jumat, 19 November 2010 | 07:28 WIB
Semoga dengan kasus ini banyak orang2 Indonesia pada sadar, bahwa negara yg dipuja2nya itu adalah negara biadab.
Balas tanggapan

Setyawan Widyarto
Jumat, 19 November 2010 | 07:21 WIB
Masalah yang selalu timbil di Arab Saudi. Duta Besar kita yang pertama kali harus ditanya.
Balas tanggapan

yudi yudi
Jumat, 19 November 2010 | 07:12 WIB
gile bener, TKI di Arab dianggap kayak sampah aja, habis disiksa, dibunuh trus dibuang ke tong sampah...
Balas tanggapan

aggung jnnluv
Jumat, 19 November 2010 | 07:05 WIB
ayoooo...kirim lagi tkw ke luar negri.....LANJUTKAN ...!!!!!!!!!
Balas tanggapan

pipit priyok
Jumat, 19 November 2010 | 07:03 WIB
hai oarang arab teruskanlah perbuatanmu sampai ada pembalasan dari alloh
Balas tanggapan

Joe Perry
Jumat, 19 November 2010 | 06:50 WIB
HAHAHAHAHAHA Itulah panutan QTA!!!!!!! Mana tuh Solidaritas untuk bangsa sendiri?
Balas tanggapan

Els Sety
Jumat, 19 November 2010 | 06:36 WIB
Weleh weleh weleh Kok terus-terusan terjadi ya kasus seperti ini? Katanya bangsa yang beradab? Apakah penegakan hukum berfungsi dengan baik di Arab? Mudah2 an saja.
Balas tanggapan

tri winardi
Jumat, 19 November 2010 | 06:12 WIB
urus sampai tuntas kasus ini.......bangsa Indonesia masih punya harga diri.
Balas tanggapan

Timgo
Jumat, 19 November 2010 | 05:50 WIB
Kasus ini sangat tidak berkeprimanusiaan. Disiksa, diperkosa, dibunuh, dibuang ke tong sampah. Memangnya manusia itu apaan. Semoga pemerintah dan media massa terus membongkar kasus2 seperti ini dan meminta pertanggung jawaban arab saudi, agar tidak terjadi lagi kasus seperti ini.
Balas tanggapan

datuk danuwiryo
Jumat, 19 November 2010 | 05:27 WIB
Ayo mana komentar org2 yg selalu pro Arab? jangan bilang ini rekayasa negara barat.
Balas tanggapan

Brindil Mas
Jumat, 19 November 2010 | 05:12 WIB
Memang lebih dari sekedar jaman perbudakan. Pemerintah RI harus berani bertindak.
Balas tanggapan

SKWS IJKMS
Jumat, 19 November 2010 | 04:23 WIB
Kasus kemanusiaan seperti ini sebenarnya bukan hal baru bagi TKW kita. KJRI/Deplu dan pemerintah wajib ikut tanggung jawab atas pembiaran kasus selama ini. Mereka tidak punya hati! Nasionalisme kalian sudah hancur! Tidak punya skill diplomasi! sebagaimana diplomat yang sebenarnya. Coba bandingkan dengan Phillipines.
Balas tanggapan

joopie teintang
Jumat, 19 November 2010 | 15:38 WIB
sabar SKWS....ngga gampang mau lawan/bertindak sama saudara sendiri hehehe
Balas tanggapan

haposan sianipar
Jumat, 19 November 2010 | 03:33 WIB
Wah..preman bersorban kok belum demo ke Kedutaan Arab yah..sama-sama satu aliran ya...
Balas tanggapan

joopie teintang
Jumat, 19 November 2010 | 15:35 WIB
saudara sendiri mau di Demo....hehehe
Balas tanggapan

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 1:27 am
by Sabilla
TKW Blitar Disiksa Bos Arab Hingga Buta
Jumat, 19 November 2010 | 01:28 WIB
Image
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Langkanya lapangan kerja di dalam negeri dan dominannya struktur tenaga kerja tak terdidik membuat Indonesia masih mengandalkan TKW sebagai sumber devisa penting


SURABAYA, KOMPAS.com - Keluarga Haryatin, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Blitar, Jawa Timur, yang disiksa bosnya saat di Arab Saudi hingga mengalami kebutaan, mengharapkan bantuan dari pemerintah Indonesia.

Saya harap pemerintah memberi keadilan dan syukur-syukur bisa membantu memulihkan mata istri saya hingga sembuh seperti dulu.
-- Samsul Huda, suami korban


Suami Haryatin, Samsul Huda, saat ditemui di Rumah Sakit Mata Undaan, Surabaya, Kamis (18/11/2010), mengatakan, pihaknya meminta perhatian pemerintah tentang kejadian yang menimpa istrinya selama bekerja di negeri orang.

"Saya harap pemerintah memberi keadilan dan syukur-syukur bisa membantu memulihkan mata istri saya hingga sembuh seperti dulu," ujarnya.

Saat ini, kedua mata istrinya sudah tidak bisa melihat apapun. Dari hasil pemeriksaan dokter, katanya, bola mata sebelah kiri Haryatin sudah rusak, sedangkan mata sebelah kanan, syarafnya juga sudah mengalami kerusakan.

Haryatin bekerja di Riyadh, Arab Saudi pada Desember 2006. Selama bekerja, perlakuan kasar dan siksaan dari majikan dialaminya, bahkan karena terlalu seringnya, mata ibu satu anak itu buta total.

"Sudah sekitar tiga tahun saya tidak bisa melihat apapun. Yang ada dalam penglihatan hanyalah gelap," ucap Haryatin sembari berlinang air mata.

Ia menceritakan, sang majikan selalu memukulnya tepat di bagian mata, bahkan tidak mengerti alasan pasti dari majikan hingga tega memukul dengan selang air.


Pada Jumat (19/11/2010) sekitar pukul 09.00 WIB, Haryati akan menjalani operasi katarak di RS Mata Undaan. Ia berharap, operasi berjalan lancar dan matanya bisa sembuh.

"Semoga saya bisa melihat lagi seperti dulu. Saya kangen melihat anak saya, Wulan Asna Ningrum. Terakhir saya melihatnya ketika usianya baru menginjak tiga tahun," tutur wanita yang tinggal di Desa Bakalan RT 03/RW 05, Kecamatan Wonodadi, Blitar tersebut.

Haryatin berhasil pulang ke Indonesia pada 4 Agustus lalu berkat bantuan saudara sang majikan. Di Blitar, ia langsung berobat ke Rumah Sakit Wlingi. Namun, karena keterbatasan alat, Haryatin dirujuk untuk berobat ke RS Mata Undaan, Surabaya.

ANT
Sumber :
Editor: yuli
Dibaca : 2872

http://regional.kompas.com/read/2010/11 ... ingga.Buta


Ada 10 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda

Birong Gallot
Sabtu, 20 November 2010 | 07:38 WIB
Kebanyakan TKI/TKW yang disiksa dan diperlakukan tidak adil di negara Islam. Tanya kenapa??????
Balas tanggapan

joopie teintang
Jumat, 19 November 2010 | 15:39 WIB
kok sama "Saudara" sendiri sampai hati jaaa......!
Balas tanggapan

Master Piece
Sabtu, 20 November 2010 | 05:52 WIB
Saudara dari mana? Jangan ngaku-ngaku deh. Belum tentu dia anggep lu saudara.
Balas tanggapan

achmadi surya
Jumat, 19 November 2010 | 10:25 WIB
Depnaker harap turun tangan dengan bukti2 korban yang telah buta,harap ditelusuri siapa majikannya dengan bukti2 yang ada, teruskan kekedubes arab untuk ditindak lanjutkan berdasarkan hukum,begitu juga penggantian kerugian sampai mata TKI tsb diobati. BUKTIKAN SEGERA TUGASMU>
Balas tanggapan

Timgo
Jumat, 19 November 2010 | 05:44 WIB
Kasus2 penyiksaan terhadap TKI di Arab Saudi memang harus diungkapkan, jadi duta besar Arab Saudi gak bisa bilang, kalau kasus Sumiati itu kasus kecil.
Balas tanggapan

supran
Jumat, 19 November 2010 | 05:43 WIB
ini pelajaran bagi kita yg terlalu berkiblat pada Arab, semua serba Arab...kita adalah Indonesia bukan Arab.....kalau saja Gusdur masih hidup....
Balas tanggapan

Edi Mossad
Jumat, 19 November 2010 | 05:02 WIB
Kok negara2 arab doyannya menyiksa orang ya? katanya negara beragama tapi kok orang2 seperti ini masih dilindungi oleh negara2 tersebut. Ada indikasi kasih bahwa negara indonesia masih dianggap sebelah mata oleh pemerintah Arab. Kasihan...
Balas tanggapan

Diane Calico
Jumat, 19 November 2010 | 02:39 WIB
Menurut aku sih bukan karena langkanya lapangan kerja didalam negeri. Toh kenyataannya yg di Indonesia susah banget sekarang mencari pembantu rumah tangga karena mereka lebih tertarik untuk kerja di luar negeri.
Balas tanggapan

Anna Alia
Sabtu, 20 November 2010 | 01:22 WIB
Siapa yg mau jadi RT di negara kita? kerjaan 24 jam; bersih2, masak, ngurusin anak, antar jemput anak sekolah, belanja, mijit sang nyonya, bikin minum buat tamu. Pagi2 udah dipanggil2 utk bikin kopi, malam2 dibangunin karena si kecil pipis. Gaji 500rb/bulan. Yg cowok kalo jadi supir, begitu urusan sang majikan selesai eh sang majikan dg enaknya berkata sama temennya, "tuh gue ada supir, pake aja. Ngak perlu ngasih tip, udah gue bayar kok".
Balas tanggapan

Mang Gito
Jumat, 19 November 2010 | 02:17 WIB
FPI dimana ya, amar ma'ruf nahi munkar perlu di tegakkan biar kaga dibilang pilih kasih ama yg lain. Arab bahlul gitu perlu di qishas, bener2 MERAKBAL, ente jahiliyah
Balas tanggapan

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 1:43 am
by Sabilla
Penyiksaan TKW
Dubes Arab: Sumiati adalah Kasus Khusus

Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liu
Kamis, 18 November 2010 | 14:12 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Abdurrahman Muhamad Amin Al-Khayyat menyesalkan kasus penganiayaan oleh warga Arab Saudi terhadap tenaga kerja Indonesia asal Dompu, Bima, Nusa Tenggara Barat, Sumiati binti Salan Mustapa.

Namun, ditegaskannya, kasus tersebut bersifat khusus dan nyeleneh. "Kasus ini kecil jika dibandingkan dengan jumlah TKI di Indonesia yang sangat besar. Kasus ini juga bisa terjadi di Arab Saudi, Indonesia, dan negara lainnya di dunia," kata Dubes Abdurrahman seperti yang diterjemahkan penerjemahnya, Kamis (18/11/2010) di kediamannya di Menteng, Jakarta.


Namun, Kerajaan Arab Saudi tetap peduli dengan perlakuan kekejaman yang diderita Sumiati binti Salan Mustapa (23), TKI asal Dompu, Bima, Nusa Tenggara Barat oleh keluarga Khaled Salem M al-Khamimisering di Madinah, Arab Saudi.

Dubes Abdurrahman mengaku telah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kedubes Arab Saudi juga telah memberikan visa kepada seorang anggota keluarga Sumiati untuk datang ke Arab Saudi. "Kita juga berharap agar pelaku ditindak sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku di Arab Saudi," katanya.

Editor: Glori K. Wadrianto
Dibaca : 5538

http://regional.kompas.com/read/2010/11 ... sus.Khusus

Ada 41 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda

romie 4doen
Sabtu, 20 November 2010 | 09:28 WIB
Ini tanda komitmen berNEGARA kita PERLU TEGAS dengan Masyarakat seperti ini (ARAB SAUDI)... NGAK JAMAN lg pemerintah main cuek, Panggil terus DUBESnya sampe CAPEK, tanya terus perkembangan KASUSnya... NGAK ADA RESPON, Putus hubungan Diplomatik aja, secara ekonomi perdagangan kita hanya ngirim PEMBANTU kesana, bukan produk yang bermutu... bisa dialihkan ke negara lain yang bertetangga, ada demand pasti ada supply...
Balas tanggapan

Mikoyan Gurevich
Jumat, 19 November 2010 | 23:40 WIB
ini Dubes harus dikirim balik tapi bibirnya ditinggal disini. ngomong seenaknya dasar setan!!!.
Balas tanggapan

niko niki
Jumat, 19 November 2010 | 20:42 WIB
Semua jln yg ditempuh apapun utk mengurangi pengangguran selalu ada resiko-nya, ttp kalo jumlah penganiayaan LEBIH DARI JARI2 SETANGAN, ya hrs dicermati, jangan hanya duga2 asumsi tok. Hal2 yg perlu diselidiki: 1/perbedaan budaya 2/watak majikan2 di lokasi setempat 3/penegasan kuat hak2 TKW/I 4/penyiapan/pddkan TKW tak hanya dlm penguasaan bahasa...(banyak yg hrs dipersiapkan kalau masuk kedlm budaya lain, termasuk kebiasaan2 se-hari2 yg mungkin kurang sesuai) 5/Juga mungkin bisa dipertimbangkan: apakah TKW akan menguasai skills/berkah yg berguna utk Indonesia setelah pulang akhirnya kmd? Krn kalo tidak: berarti negara hanya produksi tenaga kerja basic terus menerus tanpa ada kemajuan tambahan. What a waste of potentials/ daya manusia yg sebetulnya kalo dididik sesuai dng lingkungan Indonesia sendiri secara efisien, pasti lebih bagus utk memajukan negara dan masyarakat sendiri di Indonesia. Indonesia penuh dng orang2 yg kreatif dan pintar. Banting stir, dan arahkan utk pendidikan ke hal2 yg berguna utk masa depan Indonesia.
Balas tanggapan

herman bagong
Jumat, 19 November 2010 | 17:23 WIB
ARAB GITU LHO
Balas tanggapan

Oedin Qecil
Jumat, 19 November 2010 | 15:40 WIB
Kasus Kecil? tuh kaaan.. dubesnya aja gitu ngomongnya. Kasusnya mungkin satu ini khusus tapi liat donk cara menganiayanya? Itu majikan sumiati orang apa iblis? kalo nggak suka sama pembantunya ya balikin aja ke Agentnya!!! Disini ada kog perjanjian kalo dalam jangka 6 bulan nggak suka sama PRT bisa dibalikin ke agent en diganti sama PRT lain. Pak dubesnya sontoloyo!
Balas tanggapan

Genthology Indonesia
Jumat, 19 November 2010 | 15:11 WIB
Sorry, copy paste dari wikipedia. Pada zaman pemerintahan Kertanegara, seorang utusan daripada Kublai Khan, pemerintah Mongol datang ke Singhasari dan menuntut Singhasari membayar ufti. Kertanegara menganggapnya sebagai satu penghinaan dan menampar muka utusan itu sebelum membenarkan mereka kembali ke Beijing. Tidak sekedar muka, kupingnya tinggal satu, dalam satu versi.
Balas tanggapan

ahmad lutfi
Jumat, 19 November 2010 | 13:17 WIB
ternyata orang-orang wahabi gak beradab....
Balas tanggapan

jay zaaky
Jumat, 19 November 2010 | 09:39 WIB
Kenapa bangsa lain seolah olah begitu jijik melihat bangsa kita ya...?
Balas tanggapan

Sagit Tarius
Jumat, 19 November 2010 | 07:33 WIB
FPI kemana yaaaa...???
Balas tanggapan

dedy gunawan
Sabtu, 20 November 2010 | 10:05 WIB
ada,tapi urusan begini kan ngak ada duitnya?jadi mendingan tunggu mau bulan puasa,biasa sweeping tempat maksit,minuman keras,tempat billiard gitu,katanya selalu membela umatnya,tapi kenyataannya mrk lebih mementingkan FULUS,yg heran ini selalu kejadiannya di Tanah Suci,apa Arab itu sudah bejat Moralnya atau apa ya?sampai di Tanah Suci saja mrk berani,
Balas tanggapan

Setyawan Widyarto
Jumat, 19 November 2010 | 07:23 WIB
Tipikal pejabat kita kalau tidak mau bertanggungjawab maka akan mengecilkan permasalahan.
Balas tanggapan

Timgo
Jumat, 19 November 2010 | 05:42 WIB
Arab saudi pikir udah kasih uang banyak ke Indonesia melalui TKI, jadi mereka bisa berbuat seenaknya. Tapi mereka lupa kalau Indonesia juga udah kasih uang banyak ke Arab saudi melalui ziarah haji ke Mekkah dan Madinah.
Balas tanggapan

edhy van Kampung
Jumat, 19 November 2010 | 03:51 WIB
Wah apa yang forum2 yang sok suci suka sweeping nggak malu ya, dedengkot leluhurnya masih hidup di jaman jahiliah
Balas tanggapan

ramlius manting
Jumat, 19 November 2010 | 13:16 WIB
ya memang hoby nya kekerasan tuh...liat FPI..........
Balas tanggapan

Anugrah Kusumo
Jumat, 19 November 2010 | 03:35 WIB
Ini dubes minta diusir dalam keadaan tanpa bibir ?
Balas tanggapan

keren
Jumat, 19 November 2010 | 02:59 WIB
pada kemane ???? ormas pembela islam, kalau giliran amerike aje pade sok demo. gue tinggal di america cing 12 thn enggak punya surat2 izin tinggal tapi anak gue lahir langsung cing ditolongin enggak pake tanye2 ktp segala engga bayar lagi pikirin toh jangan pade sok pinter.
Balas tanggapan

ahmad lutfi
Jumat, 19 November 2010 | 13:23 WIB
katanya negeri yang berdasar qur'an dan hadist dan mengikuti perilaku salufusaleh...lah kok kelakuan masyarakatnya kayak jaman jahiliyah gitu?
Balas tanggapan

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 1:50 am
by Sabilla
Ketenagakerjaan
Migrant Care: Jangan Pojokkan TKI!

Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liu
Kamis, 18 November 2010 | 10:35 WIB

Image
SHUTTERSTOCK

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan, pernyataan bahwa tindak kekerasan yang menimpa tenaga kerja Indonesia berkaitan dengan ketidakterampilan mereka adalah pernyataan yang tak relevan. Tindak kekerasan yang menimpa TKI, seperti yang dialami Sumiati binti Salan Mustapa (23) di Arab Saudi, terjadi karena pemerintah gagal memberikan proteksi hukum.

"Sebaik apa pun, jika di negara penempatan, seperti Arab Saudi, tak memiliki nota kesepahaman bersama tentang perlindungan TKI, tenaga kerja kita tetap berpotensi mengalami tindak kekerasan. Jika memang TKI tak memiliki keterampilan, salahkan PJTKI. Pasalnya, setiap TKI yang hendak dikirim harus melewati uji kompetensi PJTKI. Jadi, jangan pojokkan TKI," kata Anis ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (18/11/2010).


Sebelumnya, Ketua Komisi I Mahfud Shiddiq meminta pemerintah segera menghentikan pengiriman TKI yang tak memiliki keterampilan. Anis mendorong Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Kementerian Luar Negeri bertindak proaktif untuk mendorong Kerajaan Arab Saudi menandatangani nota kesepahaman bersama perlindungan TKI berdasarkan prinsip hak asasi manusia dan pekerjaan layak.

Saat ini, sambung Anis, TKI di Arab Saudi tak memiliki perlindungan hukum. Banyak TKI yang dikurung di rumah, tak memiliki hari libur, tak diberikan izin untuk berorganisasi, dan tak memiliki kesempatan untuk melapor ke KBRI ketika mendapat tindak kekerasan dan lainnya. Hal ini perlu segera dituntaskan. "Ini momen bagi kedua negara untuk mengevaluasi kerja sama di bidang ketenagakerjaan," kata Anis.

Anis berharap, pemerintah terus memberikan pendampingan kepada Sumiati ketika menghadapi persidangan nanti. Pasalnya, pada banyak kasus, proses persidangan tak tuntas dan diselesaikan melalui lobi-lobi kekeluargaan.

Anis juga mengaku ragu pada tim yang dibentuk Presiden guna mendampingi Sumiati. "Pada tahun 2008, ada TKI yang dihukum mati, Yanti Iriati. SBY hanya bisa terkejut dan meminta agar jenazah dipulangkan ke Indonesia. Tapi, sampai sekarang jenazah itu masih ada di Arab Saudi," katanya.

Editor: Ignatius Sawabi
Dibaca : 3360

http://regional.kompas.com/read/2010/11 ... jokkan.TKI.

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 2:09 am
by Sabilla
DERITA TKW
Amnesty Desak Saudi Soal TKW

Kamis, 18 November 2010 | 13:09 WIB
Image
KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN
Ilustrasi: TKI


LONDON, KOMPAS.com - Amnesty International mendesak Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya, Rabu (17/11), untuk berbuat lebih banyak dalam melindungi pekerja rumah tangga migran setelah dugaan penganiayaan terhadap seorang pembantu asal Indonesia, Sumiati Binti Salan Mustapa, di kerajaan kaya minyak itu.

Lembaga pemantau hak asasi manusia (HAM) yang berbasis di London itu mengatakan, perlakukan terhadap pembantu asal Indonesia itu, yang digambarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Selasa, sebagai penyiksaan yang luar biasa, merupakan karakteristik penderitaan pekerja asing di wilayah tersebut. "Perempuan yang pergi ke Arab Saudi dan negara-negara Teluk sebagai pekerja rumah tangga menghadapi pelecehan dan eksploitasi," kata Direktur Amnesty International untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, Malcolm Smart.

"Akar masalahnya adalah kegagalan pemerintah negara-negara Teluk untuk menegakkan hak-hak pekerja rumah tangga perempuan migran. Pekerja dari negara-negara seperti Indonesia, India, Pakistan dan Sri Lanka menyokong perekonomian negara-negara Teluk, sudah selayaknya mereka mendapat perlakuan yang adil," katanya.


Sumiati Binti Salan Mustapa, 23 tahun, dilaporkan berada dalam kondisi stabil, Selasa, di sebuah rumah sakit di kota Madinah, Saudi. Di rumah sakit itu Sumiati telah menerima pengobatan sejak 8 November untuk luka-luka, termasuk luka-luka di bibir dan wajah, yang disebabkan gunting.

Presiden SBY telah mengatakan, akan mengirim tim ke Arab Saudi untuk menindaklanjuti kasus itu, sehari setelah pemerintah memanggil duta besar Saudi untuk menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kasus tersebut.

AFP
Sumber :
Penulis: Egidius Patnistik | Editor: Egidius Patnistik
Dibaca : 2646

http://regional.kompas.com/read/2010/11 ... i.Soal.TKW


Ada 16 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda

wibisono wahyu
Jumat, 19 November 2010 | 11:34 WIB
begitu sering begitu sadis.... apa yang salah ??? ...
Balas tanggapan

angin tenggara
Jumat, 19 November 2010 | 10:56 WIB
baru tau ya A?anti????? jadi bagaimana kalau kita samakan saja amrik dgn negara2 teluk itu? atau malah negara2 teluk lebih paraaaaahhhh, pake perkosa segala.....ngeri ngebayanginnya...ga sanggup n ga tega aja. ada data ga sih dalam setahun berapa org indonesia yg diperkosa di amrik n berapa org indonesia yg diperkosa di arab saudi????? jadi apa komentar anda???? negara manakan yg harusnya lebih sering kita demo????? ato minimal cobalah berlaku proporsional terhadap arab saudi. tul ga?
Balas tanggapan

nurul indrawati
Jumat, 19 November 2010 | 15:48 WIB
Sampai sekarang klo lihat orang berjubah hitam mayoritas nggak ngerti hukum Islam kayak negara Arab penuh dengan munafik. Aku lihat aza dah buang muka.
Balas tanggapan

Ã?anti Ã?anti
Jumat, 19 November 2010 | 15:24 WIB
Apakah orang palestina atau afganistan akan demo ke kedutaan arab melihat penderitaan tkw kita yang disiksa, diperkosa bahkan dibunuh di Arab?. Tadi saya liat di TV, TKW yang meninggal di Arab dalam rangka bekerja (Bukan naik Haji) ternyata ribuan. wuihhh merinding saya nontonnya.
Balas tanggapan

a beng
Jumat, 19 November 2010 | 07:50 WIB
ayoo mana komen2 lainnya? sekarang merasa malu yaaaaaa....
Balas tanggapan

indra gunawan
Jumat, 19 November 2010 | 06:56 WIB
Pemerintah harus kirim nota politik dan protes keras ke Pemerintahan Arab Saudi. Panggil Dubes-nya untuk klarifikasi dan jaminan yang adil bagi korban Sumiati dan korban pelecehan TKW yang lain-lainnya. Hentikan pengiriman TKW ke Negara-negara teluk, malaysia dan hongkong yang sering melecehkan TKW serta harga diri bangsa Kita.
Balas tanggapan

pagan pambudi
Jumat, 19 November 2010 | 06:37 WIB
Manusia-manusia di Saudi memang masih banyak yang jahiliyah, pemerintah harus tegas soal ini
Balas tanggapan

Syrianus Poto Sola
Jumat, 19 November 2010 | 05:33 WIB
Pengiriman TKI sebagai pekerja tak terdidik, tak ada MOU yang tegas dan jela antara kedua negara sepertinya kitapun mendukung secara sistimatis warga kita menjadi pengemis struktural di negri orang, ah budak belia dan merendahkan martabat bangsa. Ah masa pemimpin sebagai bapak kok biarkan anaknya diperbudak?
Balas tanggapan

kurdi naufal
Jumat, 19 November 2010 | 04:53 WIB
YANG PATUT DI PERSALAHKAN ADALAH BANGSA DAN PEMERINTAH SENDIRI KENAPA TIDAK BISA MEMBERI PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN KEPADA RAKYATNYA
Balas tanggapan

kurdi naufal
Jumat, 19 November 2010 | 04:51 WIB
MANA ORANG ORANG INDONESIA YANG SOK GAGAH KOK NGAK KELUAR DEMMO DI KEDUTAAN ARAB SAUDI ? GILIRANG DENGA MALAYSIA ATAU ISRAEL AJA SOK GAGAH DAN SUCI
Balas tanggapan

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 2:13 am
by Sabilla
Bibir TKI Dipotong
Presiden: Ini Kasus Luar Biasa

Selasa, 16 November 2010 | 20:27 WIB
Image
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


JAKARTA, KOMPAS.com- Kasus kekerasan yang dialami Sumiati, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Bima, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang mengalami penyiksaan kejam oleh majikannya, di Madinah, Arab Saudi, mendapat perhatian serius dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Selasa (16/11/2010), Presiden SBY menyebut kasus Sumiati adalah kasus luar biasa, sebagai berita yang mengejutkan.

"Secara lisan, saya sudah berbicara kepada Menlu (Marty Natalegawa) agar ditangani sangat serius. Itu luar biasa, penyiksaan yang dilakukan terhadap saudara kita, saudari Sumiati. Saya ingin hukum ditegakkan, saya ingin diplomasi all out," kata presiden.


Presiden SBY kemudian menginginkan adanya sebuah misi yang berangkat ke Arab Saudi untuk membantu, sekaligus melihat kondisi Sumiati. Memastikan, Sumiati mendapatkan perawatan dan pengobatan terbaik.

"Penegakan hukumnya. Saya dengar berita katanya ada upaya-upaya untuk mengaburkan. Jangan sampai terjadi, kebenaran harus ditegakkan. Dan di atas segalanya, segera dilakukan langkah-langkah yang tepat," tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden SBY mengaku kerap bertemu dengan para TKI yang bekerja di Arab Saudi. Saat ia bertanya kepada para TKI, baik saat di perjalanan maupun saat berada di Arab Saudi, presiden mengaku secara umum, TKI diperlakukan dengan baik, malah berkeinginan kembali lagi, bekerja di Arab Saudi.

"Tetapi, tentu tidak berarti, meskipun kasus ini sangat langka, terus kita abaikan. Mari kita lakukan langkah-langkah semestinya. Ditangani dengan cepat dan tepat," Presiden SBY menandaskan.


Sumiati (23 th), merupakan TKI asal Dompu, Bima, Nusa Tenggara Barat. Sejak bekerja 18 Juli 2010, Sumiati kerap menerima penyiksaan dari istri dan anak majikannya.

Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Madinah baru menerima laporan penganiayaan Sumiati pada 8 November 2010. Perwakilan KJRI langsung mengunjungi Sumiati yang tengah dirawat di RS Kings Fahd Madinah.

Dari kunjungan itu diketahui, bahwa kondisi Sumiyati sangat memperihatinkan. Hampir seluruh bagian tubuh, wajah, dan kedua kakinya mengalami luka-luka.

Media massa setempat memberitakan bahwa Sumiati mengalami luka bakar di beberapa titik, kedua kaki nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepala terkelupas, jari tengah tangan retak, alis mata rusak. Paling mengenaskan, adalah bagian atas bibir putus yang diduga akibat digunting majikannya. (Tribunnews.com/rachmat hidayat)

tribunnews.com
Sumber :
Editor: Marcus Suprihadi
Dibaca : 17207

http://regional.kompas.com/read/2010/11 ... Luar.Biasa

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 2:17 am
by Sabilla
TKI Dipotong Bibirnya
Sekujur Tubuh Sumiati Penuh Luka

Senin, 15 November 2010 | 19:41 WIB
Image
TRIBUNNEWS.COM/IMAN SURYANTO
Ilustrasi


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia mengecam keras aksi potong bibir TKI Sumiati oleh majikannya di Madinah, Arab Saudi. "Pemerintah Indonesia mengutuk penganiayaan terhadap Sumiati," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene dalam jumpa pers di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (15/11/2010).

Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Madinah baru menerima laporan penganiayaan Sumiati pada 8 November 2010. Perwakilan KJRI langsung mengunjungi Sumiati yang tengah dirawat di RS Kings Fahd Madinah.

Dari kunjungan itu diketahui bahwa kondisi Sumiyati sangat memperihatinkan. Hampir semua bagian tubuh, wajah, dan kedua kakinya mengalami luka-luka.

Media massa setempat memberitakan bahwa Sumiati mengalami luka bakar di beberapa titik, kedua kaki nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepala terkelupas, tulang jari tengah tangan retak, dan alis mata rusak. Yang paling mengenaskan adalah bagian atas bibirnya dipotong.


Pemerintah Indonesia menyebut perbuatan majikan Sumiati sangatlah tidak berperikemanusiaan. Oleh karena itu, Kemlu telah memanggil Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia di Jakarta, Abdulrahman Mohammad Amen Al Khayyat. Dalam pertemuan itu, Pemerintah Indonesia melalui Kemlu mendesak Pemerintah Arab Saudi untuk membawa pelaku ke pengadilan.

Langkah konkret Pemerintah Indonesia lainnya adalah melaporkan kasus ini melalui KJRI ke kepolisian setempat dan mempersiapkan pendamping pengacara kepada korban untuk proses hukum lebih lanjut.

Sebagai informasi, Sumiati (23) merupakan TKI asal Dompu, Bima, Nusa Tenggara Barat. Sejak bekerja pada 18 Juli 2010, Sumiati kerap menerima penyiksaan dari istri dan anak majikannya.

"Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri akan terus memastikan langkah-langkah efektif untuk perlindungan WNI di luar negeri," ujar Michael. (Tribunnews.com/Abdul Qodir)

tribunnews.com
Sumber :
Editor: Marcus Suprihadi
Dibaca : 17955

http://regional.kompas.com/read/2010/11 ... Penuh.Luka

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 2:52 am
by Sabilla
Image
Foto Sumiati sebelum digunting sang majikan. (Dok Istimewa)

Image
Sumiati pasca mengalami penyiksaan. (Dok Istimewa)

http://foto.detik.com/readfoto/2010/11/ ... 801/157/2/

Komentar terkini (27 Komentar)

roy indonesia raya
kita habisin arab di indonesia.....merdeka
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Jimmi -
biadab majikan sumiati tingkahnya sama dengan binatang,gak ada otak dan tdk manusiawi.
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
memed
majikannya meniru nabinya..iya gak??? hehehehee iya
6 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Debbie Indashwari
ish, jaHatt banget . . . Indonesia jangan mau kirim pahLawan ke Arab Lagy . caRi negara yg Lebih makmur . . buat mbak sumiaty, sabar ya . .
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Rudi
KLUarga sumyati yg tabAH y..biar TUHan yg MemBalas SmUA itU..allah gx bAKalan tidur...
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
ahmad shalahuddin
udahlah mendingan ga usah ngirim TKW lagi ke saudi. Seharusnya kita malu dianggap bangsa 'budak'. Orang arab emang biadab, ga ada otaknya ..
1 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Bima Ernesto
pantas....kenapa agama di turunkan di arab, karena saking bejatnya bangsa tersebut, dari jaman jahiliyah sampai sekarang tetap barbar
6 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Kak Guntur
sunnguh setan biadap * majikan penyiksa tersebut.
1 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Kak Guntur
setaaaan, biadap, hukuman harus sama, sobek wajah majikan nya.
1 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
astrajingga
alloh akan membalas dengan seadil adilnya, apakah itu di dunia ataupun diakhirat kelak
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Goendal
Pemerintah juga kurang perhatian terhadap TKI nya.., coba saja jika pemerintah membuat pertemuan terhadap seluruh TKI di tiap negara, dan kemudian curhat tentang maslah dan kendala yang di hadapi.,.,
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
anna
emang biadab majikan sumiati tuuuuu
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
trust_no1
BANGSA ARAB MEMANG !!!
3 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
ronggeng
ini cuma nyiksa gak sampe mati, lah nabinya membunuh tetap diagungkan iya kan? heheh ngaku aja hayo jangan malu malu
5 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Laogie Vhendrank
INDONESIA DI MATA DUNIA TIDAK ADA APA2NYA JADI WARGANYA DIAPAIN AJA G P2 : SAMPEL ~ NELAYAN DAN PEGAWAI PERIKANAN DITANGKAP DI MALAYSIA .......... ~ TKI DISIKSA DI ARAB ........ ~ PEJABATNYA PADA KORUPSI .......... ~ POLISINYA GAMPANG DISOGOK ......... ~ PIMPINANNYA G BERANI AMBIL TINDAKAN ... JADI G ADA YANG TAKUT AMA NEGERI TERCINTA KITA INI \'PUUUUUUUUSIIIIIIIIIIN G N GREGETANNNNNNN\'
4 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Rudi
KLUarga sumyati yg tabAH y..biar TUHan yg MemBalas SmUA itU..allah gx bAKalan tidur...
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Debbie Indashwari
ish, jaHatt banget . . . Indonesia jangan mau kirim pahLawan ke Arab Lagy . caRi negara yg Lebih makmur . . buat mbak sumiaty, sabar ya . .
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
memed
majikannya meniru nabinya..iya gak??? hehehehee iya
6 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
roy indonesia raya
kita habisin arab di indonesia.....merdeka
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Jimmi -
biadab majikan sumiati tingkahnya sama dengan binatang,gak ada otak dan tdk manusiawi.
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
ahmad shalahuddin
udahlah mendingan ga usah ngirim TKW lagi ke saudi. Seharusnya kita malu dianggap bangsa 'budak'. Orang arab emang biadab, ga ada otaknya ..
1 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Bima Ernesto
pantas....kenapa agama di turunkan di arab, karena saking bejatnya bangsa tersebut, dari jaman jahiliyah sampai sekarang tetap barbar
6 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Wong ngawi
Pelakunya memamng benar2
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Dunia Sozzis
hukum berat pelakunya,biadab
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
astrajingga
alloh akan membalas dengan seadil adilnya, apakah itu di dunia ataupun diakhirat kelak
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Kak Guntur
sunnguh setan biadap * majikan penyiksa tersebut.
1 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Kak Guntur
setaaaan, biadap, hukuman harus sama, sobek wajah majikan nya.
1 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 2:53 am
by Sabilla
Image
Putri tertua Kikim Yosi Komalasari menunjukkan foto Kikim saat sebelum berangkat ke Arab Saudi.

Image
Suami almarhumah Kikim, Maman Ali Nurjaman, anak Kikim Yosi Komalasari, Galih dan Fikri saat bertemu Muhaimin Iskandar di rumah mereka di Kampung Babakan Hurmat RT 3/1, Desa Mekarwangi, Kecamatan Haurwangi, Cianjur.

Image
Sebelum pulang Muhaimin menyerahkan dua amplop bantuan untuk tahlilan dan kematian Kikim yang diterima langsung oleh suami Kikim.


http://foto.detik.com/readfoto/2010/11/ ... komalasari

Komentar terkini (6 Komentar)

SALBUT
Negara dan aparat jangan banyak lagak dan seremonial, urus keluarga korban, beri bea siswa sampai perguruan tinggi ....
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
iskandar
Arab jahiliyah semoga engkau mendapat laknat dari Allah SWT secepatnya... Amin
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
guests
@iskandar.yang jahil anda anda atau Arab saudi? Sya WNI, tidak menafikan ttg adanya penyiksaan terhadap sebagian TKI oleh sebagian warga Arab Saudi, bukan secara umum, bukan keseluruhan. Apakah negara yg menjunjung tinggi syariat islam itu membiarkan terjadinya praktik seperti itu(penyiksaan) oleh sebagian warganya? Apakah hanya dengan hal itu, pemerintah saudi bisa dipukul rata bahwa mereka itu penjahat. Bukankah mereka juga banyak memberikan manfaat bagi kaum muslimin, mengapa anda mendoakan laknat atas mereka? sya pun prihatin dg disiksanya sbgian TKI oleh sbgin WSA, sya berdoa smga mereka mengatasi masalah ini dg adil.
2 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Kak Guntur
--
Balas Tanggapan | Suka | Laporkan
Kak Guntur
ha ha hah. kalau bener2 seluruh rakyat indonesia baik yang tua muda laki perempuan sampai nak2 mendoakan laknat buat si arab khususnya si arab saudi, bener2 bakalan ancur tu si arab di laknat jutaan orang. siap2 siap si arab terima pahalamu, wahai muslim, hati2 lah dalam doamu.
1 Tanggapan | Balas Tanggapan | Suka | Laporkan

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 7:23 am
by maz
@topsy
0,5 dapet dari mane bror.?

http://www.tribunnews.com/2010/11/19/sb ... emanusiaan


"SBY mengungkapkan, berdasar catatan yang dimilikinya, tercatat jumlah TKI yang berada di luar negeri berjumlah 3.271.584. Dari seluruh TKI yang ada, 4.385 orang atau 0,01 persen mengalami permasalahan di tempatnya bekerja. Dikatakan, persoalan terhadap TKI, tak hanya soal kekerasan saja, tapi juga ada persoalan kontrak"
angka 3.271.584. itu yang masuk ke PJTKI,namun dalam kenyataanya msh banyak yg tdk terdaftar,,,
kasus tsb memang biadab,namun dilihat dr presentasenya masih tergolong cukup kecil...

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 7:49 am
by Sabilla
TKW Dibunuh di Arab
TKW Cianjur Diperkosa lalu Dibunuh Majikan Arab

Tribunnews.com - Jumat, 19 November 2010 01:29 WIB
Image
tribunnews.com/dok
TKW Nirmala Bonat yang pernah mendapat penyiksaan oleh majikan Malaysia menggemparkan publik Indonesia tahun 2005

KIKIM KOMALASARI
Lahir di Cianjur
09 Mei 1974
Nomor Paspor AN 010821
Berlaku 15 Juni 2009
hingga 15 Juni 2012

Ditemukan tewas di tong sampah
kawasan Abha, Asir, Arab Saudi

Ada luka memar dan lebam
Diduga diperkosa sebelum dibunuh

Tersangka diamankan Pemerintah Arab
Jenazah Kikim masih di tangan polisi setempat untuk penyelidikan.


Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alie Usman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mengenaskan. Nasib Kikim Komalasari TKW asal Cianjur yang ditemukan di tong sampah kawasan Abha, Asir Arab Saudi diduga diperkosa terlebih dulu baru dibunuh.

Lebih dari itu, bekas-bekas penganiayaan juga masih tampak ditemukan di sekujur tubuh Kikim yang penuh lebam. Nasibnya lebih tragis dari Sumiati TKW asal Dompu NTB yang juga mendapat penyiksaan kejam hingga bibirnya digunting.

"Saya mendapat informasi ada lebam-lebam di seluruh tubuhnya. Tidak hanya bukti bahwa Kikim telah disiksa majikannya, tapi juga ada indikasi Kikim diperkosa sebelum dibunuh," ujar Anis melalui sambungan telepon, Jumat (19/11/2010) dini hari.

Anis mengatakan, saat ini para pelaku pembunuhan sudah ditahan aparat setempat dan sedang menjalani proses pemeriksaan.


Sementara keberadaan jenazah TKW asal Cianjur tersebut masih berada di bawah tanggungjawab Kepolisian Arab Saudi, guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut. (*)

http://www.tribunnews.com/2010/11/19/tk ... jikan-arab

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 8:01 am
by Sabilla
PKB: Bawa Kasus Kikim ke Mahkamah Internasional
Tribunnews.com - Jumat, 19 November 2010 15:03 WIB
Image


Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar menyatakan bahwa pembunuhan terhadap Kikim Komalasari, TKI asal Cianjur, Jawa Barat, merupakan bentuk pelanggaran HAM terhadap buruh migran. Karena itu, PKB mendesak Pemerintah Indonesia untuk membawa kasus Kikim ke Mahkamah Internasional.

Marwan menjelaskan bahwa tindakan tersebut di luar batas perikemanusiaan. TKW tersebut selain dianiaya dan lehernya digorok oleh majikannya di kota Abha, Arab Saudi. Bahkan, jasad Kikim dibuang ke tong sampah.

"PKB mendesak kepada pemerintah agar membawa kasus Kikim dan Sumiati ke Mahkamah Internasional," kata Marwan kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (19/11/2010).


Di samping kesalahan individual majikan Kikim dan juga majikan Sumiati, insiden TKI ini menunjukkan lemahnya Pemerintah Arab Saudi dalam memberikan perlindungan kepada TKI. "Hal ini juga menunjukkan bahwa kultur kekerasan masih tumbuh subur di sana. Janji mereka bahwa setiap TKI dilindungi justru tidak terbukti," ujarnya.

PKB pun meminta pemerintah menerapkan moratorium TKI, khusus PRT ke Arab Saudi atau negara-negara Timur Tengah lainnya, selama mereka tidak mau membuat MoU atau perjanjian yang dapat melindungi TKI dari tindakan kekerasan.

"Selama kultur kekerasan di Arab Saudi masih ada, maka ada baiknya pengiriman PRT dihentikan. Moratorium ini adalah bagian dari diplomasi politik dan sebuah bentuk tekanan kepada pemerintah Arab Saudi agar mereka bersedia membuat kesepakatan dengan pemerintah RI dalam perlindungan TKI," terangnya.
(*)

Penulis: Adi_suhendi
Editor: Juang_Naibaho

http://www.tribunnews.com/2010/11/19/pk ... ernasional

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 8:12 am
by Sabilla
TKW Dibunuh di Arab
SBY: Penyiksaan Kikim di Luar Batas Kemanusiaan

Tribunnews.com - Jumat, 19 November 2010 12:55 WIB
Image
TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono



Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden SBY menggelar rapat kabinet terbatas secara khusus membahas terkait nasib para TKI termasuk kabar pilu Kikim Komalasari, salah seorang TKI yang dianiaya hingga meninggal oleh majikannya di Kota Abha, Arab Saudi.

Dalam pidatonya saat membuka ratas di Kantor Presiden, Jumat(18/11/2010), Presiden SBY menganggap, penyiksaan terhadap Kikim sudah di luar batas kemanusiaan.

"Pagi ini, saya mengundang saudara untuk membahas dan mencari solusi dan permasalahan terhadap tenaga kerja Indonesia, khususnya terjadinya insiden yang mengejutkan. Karena saya anggap, itu di luar batas perikemanusiaan yang terjadi di Saudi Arabia," kata Presiden SBY.

Kikim dikabarkan meninggal dunia setelah dilapori oleh Korwil PDI Perjuangan Arab Saudi. Dilaporkan, Kikim dibunuh oleh majikannya dengan cara digorok. Jenazah Kikim ditemukan di tong sampah tiga hari sebelum perayaan Idul Adha. Sebelumnya, Sumiarti, TKI asal Dompu, NTB juga mengalami penyiksaan oleh majikannya, juga di Arab Saudi.


"Banyak yang telah saudara lakukan. Tetapi, tetap ada masalah-masalah yang tidak boleh kita abaikan seperti apa yang baru saja terjadi di Saudi Arabia," tegasnya.

SBY mengungkapkan, berdasar catatan yang dimilikinya, tercatat jumlah TKI yang berada di luar negeri berjumlah 3.271.584. Dari seluruh TKI yang ada, 4.385 orang atau 0,01 persen mengalami permasalahan di tempatnya bekerja. Dikatakan, persoalan terhadap TKI, tak hanya soal kekerasan saja, tapi juga ada persoalan kontrak

"Bagi kita, satu orang warga negara kita harus mendapat perlindungan, mendapatkan perlakukan hak-haknya. Sesuai dengan kontrak yang telah kita tetapkan," kata presiden.

"Kemudian akan berikan direktif yang akan kita lakukan untuk mengetahui secepatnya. Memberi informasi, manakala kasus yang serius ini meskipun jumlahnya kecil, kalau saya lihat angkanya di sini itu tidak terjadi lagi atau dapat kita kurangi secara signifikan," ujar presiden.
(*)

Penulis: rachmat_hidayat
Editor: Juang_Naibaho

http://www.tribunnews.com/2010/11/19/sb ... emanusiaan

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 8:28 am
by Sabilla
TKW Dibunuh di Arab
Demonstran Bawa 'Mayat' Kikim Komalasari ke Kedubes Arab Saudi

Tribunnews.com - Jumat, 19 November 2010 10:46 WIB
Image
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Abdurahman Mohamed Amen al Khayyath



Laporan Wartawan Tribunnews.com, Iwan Taunuzi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan anggota Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) berbondong-bondong mendatangi kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. Mereka menggelar aksi meminta pertanggungjawaban Pemerintah Arab Saudi atas kekerasan yang menimpa Sumiati.

Bukan hanya kepada Arab Saudi, aksi yang juga diikuti oleh anggota Komisi IX DPR RI Rieke Diah Pitaloka ini juga menuntut pertanggungjawaban Pemerintah Indonesia agar pelaku penganiayaan dan kekerasan terhadap TKI mendapat sanksi tegas.

Aksi yang dimulai pada pukul 10.00 WIB juga membawa 'mayat' Kikim Komalasari, TKW asal Cianjur yang ditemukan tewas di tong sampah kawasan Abha Asir, Arab Saudi. Kikim diduga diperkosa terlebih dulu baru dibunuh.


Lebih dari itu, bekas-bekas penganiayaan juga masih tampak ditemukan di sekujur tubuh Kikim yang penuh lebam.

Nasibnya lebih tragis dari Sumiati, TKW asal Dompu, NTB yang juga mendapat penyiksaan kejam hingga bibirnya digunting.

Sementara keberadaan jenazah TKW asal Cianjur tersebut masih berada di bawah tanggungjawab Kepolisian Arab Saudi, guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut.(*)

Penulis: iwan
Editor: Juang_Naibaho

http://www.tribunnews.com/2010/11/19/at ... arab-saudi

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 8:35 am
by Sabilla
Majikan Kikim Sudah Ditangkap Polisi
Sabtu, 20 November 2010 | 12:24 WIB
Image
ilustrasi


JAKARTA, KOMPAS.com — Majikan Kikim Komalasari akhirnya ditangkap pihak kepolisian Arab Saudi dan proses hukumnya saat ini sedang bergulir. Seperti dikabarkan, Kikim adalah TKI yang diperkosa, dibunuh, dan jasadnya dibuang di tong sampah.

Berdasarkan hasil pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Duta Besar Arab Saudi tadi malam, Pemerintah Indonesia menyatakan kecaman keras terhadap peristiwa penyiksaan terhadap TKI asal NTB, Sumiati, dan tewasnya TKW asal Cianjur, Kikim Komalasari.

Menurut juru bicara kementerian luar negeri Indonesia, Michael Tene, pemerintah meminta supaya kasus tersebut ditangani serius oleh Pemerintah Arab Saudi.

"Polisi saat ini sudah menangkap majikan Kikim, dan tim investigasi sudah dibentuk. Proses hukumnya sedang bergulir saat ini dengan melakukan investigasi terkait meninggalnya Kikim," kata Michael, Sabtu (20/11/2010).


Pemerintah Arab Saudi pun menyesalkan kejadian tersebut. "Mereka juga (Pemerintah Arab Saudi) mengecam keras atas kekerasan yang menimbulkan kematian terhadap TKW asal Indonesia," tutur Michael.

Untuk pemulangan jenazah Kikim, Michael belum mendapatkan informasi dari Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Kota Abha.

"Pemerintah akan memfasilitasi pemulangan jenazah Kikim. Tetapi kita belum mendapatkan informasi kapan jenazahnya akan dipulangkan," terangnya.


tribunnews
Sumber :
Editor: Ignatius Sawabi
Dibaca : 4554

http://regional.kompas.com/read/2010/11 ... kap.Polisi

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 2:31 pm
by Bigman
http://news.id.msn.com/okezone/regional ... id=4469215

5.336 Kasus Kekerasan Menimpa TKI di Saudi

Image
wrote:JAKARTA- NGO Migrant Care membantah pernyataan Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Abdurrahman Al Khayyat yang menyebut penganiayaan terhadap TKI Sumiati merupakan kasus langka.
Faktanya sampai Oktober 2010 telah terjadi 5.336 kasus kekerasan terhadap TKI. Dari jumlah ini mayoritas korbannya adalah tenaga kerja wanita. "Karena itu Migrant Care membantah keras statement Dubes Arab untuk Indonesia," ujar Direktur Migrant Care Anis Hidayah kepada okezone di Jakarta, Jumat (19/11/2010).
Tak hanya penganiayaan secara fisik, kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan pun sering dialami tenaga kerja wanita Indonesia di Arab Saudi. Begitu pula dengan kasus tenaga kerja tidak dibayar, kerja overtime, serta ketiadaan jaminan sosial kepada TKI. "90 persen PRT dari 1,2 juta tenaga kerja kita di sana kerja dalam situasi tidak layak," ujarnya.
Anis berharap agar kasus penganiayaan Sumiati dan pembunuhan Kikim Komalasari dijadikan momentum dalam memperbaiki nasib para TKI di Arab Saudi. Pasalnya hingga kini Indonesia dan Arab Saudi belum memiliki perjanjian bilateral terkait perlindungan WNI di sana. "Jadi nasib mereka (TKI) itu sangat tergantung pada kebaikan majikannya dan itu persentasenya 1001," ujarnya.
Terhadap usul agar pemerintah mengurangi kuota TKW ke Arab Saudi dan memperbanyak jumlah TKI, Anis secara tegas menyatakan tidak setuju. Menurut dia hal itu bukan solusi yang tepat dan cenderung bernuansa diskriminatif. "Yang benar perbaiki regulasi perlindungan TKI," tegasnya.
moslem maz wrote:namun dilihat dr presentasenya masih tergolong cukup kecil...
Nyang di-SEXZA sebanyak 5.336 TKI, nyang kerja ngga layak +/- 1.080.000 TKI!!!
Mazeh di bilang sedikit??

Re: Migrant Care : Arab Saudi Penjahat Kemanusiaan

Posted: Sun Nov 21, 2010 3:54 pm
by Sabilla
Penyiksaan TKW
Sumiati Ditangani 6 Dokter Spesialis

Minggu, 21 November 2010 | 05:57 WIB
Image
AFP
Demonstrasi menentang kekerasan dan penyiksaan terhadap TKW Sumiati di Arab Saudi.


Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketika bertemu pamannya, Zulkarnain, Sumiati mengingingkan segera kembali ke kampung halaman sehingga bisa berkumpul dengan keluarganya. Rasa kangen berat menyelimuti Sumiati sejak mengalami penyiksaan dan pelarangan kontak dengan keluarga.

Namun, Zulkarnain memberi saran kepada Sumiati agar mengobati seluruh lukanya dahulu di RS King Fadh. Sebab, Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan berupa penanganan medis hingga sembuh total. Sumiati pun menyetujui saran pamannya itu.

Mereka ada yang dari Indonesia, Filipina, Arab Saudi, dan Pakistan juga ada. Pokoknya saya sangat terkesan dengan perawatan di rumah sakit ini.
-- Zulkarnain


"Dia bilang ingin pulang bersama saya, katanya kangen sama ibu dan adiknya. Aku bilang, kamu (Sumiati) punya masa depan, kalau kondisi tubuh kamu seperti ini, bagaimana ke depannya," jelasnya.

Menurut Zulkarnain, bantuan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri dan KJRI setempat sangat memuaskan. Apalagi, karena kasus penyiksaan Sumiati menjadi sorotan kedua pemerintah, setidaknya ada 6 dokter spesialis dengan lima perawat yang menangani penyembuhan Sumiati.

Dokter yang mempunyai jam terbang tersebut di antaranya spesialis bedah plastik, bedah umum, ahli tulang, saraf, bedah dada, dan psikoterapi.

"Mereka ada yang dari Indonesia, Filipina, Arab Saudi, Pakistan juga ada. Pokoknya saya sangat terkesan dengan perawatan di rumah sakit ini," ujarnya.

Sumiati juga ditempatkan di salah satu ruang rawat yang terbilang eksklusif di RS Kings Fadh. "KJRI di sini kerja siang malam. Mereka ajak saya ke sana-sini ikut rapat, bahkan ikut memantau tim investigasi dari Pemerintah Arab Saudi. Di sini juga ada satu orang KJRI yang jaga 24 jam," paparnya.

Rencananya, Sumiati akan menjalani operasi plastik di wajah, bagian bibir, dan kepala. "Besok operasi plastik di wajah dan bibir. Kepala juga, karena dia juga sering dipukul di kepalanya. Yang saya khawatirkan sarafnya rusak," terangnya.

Tribunnews
Sumber :
Editor: Aloysius Gonsaga Angi Ebo
Dibaca : 5474

http://nasional.kompas.com/read/2010/11 ... .Spesialis