MALAYSIA MEMBIARKAN MILISI MENYIKSA & MEMERAS TKW/TKI

Membahas pengalaman kerja orang di SAUDI pada umumnya dan kasus2 penganiayaan
terhdp TKW asal Indonesia di Malaysia, Saudi, pada khususnya.
Post Reply
User avatar
El islaam
Posts: 759
Joined: Thu Dec 07, 2006 2:04 pm

MALAYSIA MEMBIARKAN MILISI MENYIKSA & MEMERAS TKW/TKI

Post by El islaam »

KOMPAS, KAMIS, 10 MEI 2007

Milisi Pemerintah Dibiarkan Menyiksa dan Memeras Para Pekerja Migran

KUALA LUMPUR, RABU -Kelompok pembela dan pemerhati hak asasi manusia bernama Human Rights Watch atau HRW, Rabu (9/5), mendesak Malaysia membubarkan milisi yang menyiksa dan memeras para pekerja migran.
Perbuatan milisi bernama Ikatan Relawan Rakyat—dikenal dengan sebutan RELA—dan dikenal sebagai pasukan yang ditakuti itu melanggar hak asasi manusia. RELA bertanggung jawab atas tindak kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di pusat-pusat penampungan pekerja migran ilegal.
RELA yang beranggotakan 500.000 orang itu memiliki seragam, senjata, dan dibentuk pada 1972 Untuk menjaga keamanan publik. Kini RELA mengepung pekerja migran ilegal berupah murah, yang masuk ke Malaysia justru karena kebutuhan dan fasilitas yang juga diberikan sejumlah perusahaan di Malaysia.
"Saat bertugas, RELA didampingi polisi atau juga petugas imigrasi. Mereka sering beraksi pada malam hari tanpa surat tugas dan menyerbu para pekerja migran," demikian pernyataan HRW.
Berdasarkan peraturan di Ma-laysia, RELA diizinkan menangkap siapa saja yang dianggap layak menjadi korban tanpa surat tugas. RELA kebal hukum dan bebas menggunakan senjata.
HRW mengatakan RELA juga bertindak brutal terhadap manusia, memeras uang, mengambil telepon seluler, perhiasan, dan barang-barang keperluan rumah tangga milik pekerja asing.
Brad Adams, Direktur Asia HRW, mengatakan, "Sebaiknya RELA dibubarkan saja." HRW yang bermarkas di New York itu mengatakan RELA sering menggerebek pengungsi. Pekerja legal jadi sasaran dan identitas resmi mereka pun sering dilucuti untuk menunjukkan bahwa korban memang layak digerebek.
Pada 5 April 2007 RELA menangkap 20 pencari suaka dari Myanmar, padahal pengungsi itu diakui resmi oleh Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR). Akhir Maret 2007 anggota RELA mengambil Rp 4,5 juta dari sebuah rumah hunian pekerja Indonesia. Maret 2007 pekerja migran sah dari India ditahan selama empat hari.

Malaysia sebagai xenofobia
HRW menuduh Malaysia sebagai xenofobia dan menggunakan RELA untuk menciduk warga asing. HRW mengecam Malaysia yang tidak sadar akan identitasnya sebagai Asia.
Kepala Pasukan Keamanan Departemen Imigrasi Malaysia, Ishak Mohamed, mengabaikan pernyataan HRW dan mendukung semua tindakan RELA Ishak mengatakan, pekerja ilegal asing itu adalah musuh publik dan menjadi tugas RELA untuk membasminya. (AP/AFP/MON)




KOMPAS, JUMAT, 11 MEI 2007

KEBRUTALAN PAMSWAKARSA DI MALAYSIA

Pengungkapan kebrutalan kelompok pengaman swakarsa di Malaysia hanya menambah kisah sedih tentang nasib pekerja migran, termasuk dari Indonesia.
Milisi Pamswakarsa Ikatan Relawan Rakyat, yang populer disebut RELA, sangat ditakuti karena mengejar-ngejar, menangkap, menyiksa dan memeras pekerja ilegal. RELA dibentuk tahun 1972 untuk menjaga ketertiban umum, beranggotakan 500.000 orang, memiliki seragam dan senjata. Milisi bisa menangkap siapa saja, terutama pekerja asing, tanpa surat tugas.
Pemantau Hak Asasi (Human Rights Watch/HRW) yang berbasis di New York, Anierika Serikat, mengungkapkan, RELA bertindak brutal terhadap manusia, memeras, merampas uang, telepon seluler, perhiasan, dan barang berharga lainnya dari pekerja migran.
HRW mendesak pembubaran RELA yang dituduh telah melanggar hak asasi dan kekerasan, tetapi Pemerintah Malaysia justru membela. RELA dikatakan untuk menertibkan pekerja ilegal asing, tentu termasuk asal Indonesia, yang telah melahggar hukum dan dituduh sering menciptakan keonaran.
Segera terbayang, tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal telah menjadi salah satu target serangan RELA. Namun, apakah TKI ciut dan menghentikan niat mengadu nasib di Malaysia? Sama sekali tidak. Pencari kerja Indonesia ke Malaysia atau ke negara-negara Timur Tengah tidak surut, tetapi justru meningkat.
Mungkin saja ada yang berpendapat, biarkan saja TKI itu menanggung sendiri kesulitan di negeri orang. Bu-kankah mereka sudah mengetahui risiko seperti penyiksaan, pemerkosaan, gaji tidak dibayar, bahkan hukuman mati jika menjadi TKI ilegal?
Kiranya perlu disadari, TKI mengadu nasib ke mancanegara karena terpaksa. Tidak ada yang ingin mempertaruhkan nasibnya di negeri orang yang penuh risiko dan bahaya itu jika pemerintah dan negara memberi jaminan kehidupan.
Tantangan yang dihadapi TKI tidak hanya risiko di negeri orang, tetapi juga kekejaman di dalam negeri sendiri. Tidak sedikit TKI diperas calo dan petugas setiba di Indonesia, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta.
Fenomena TKI dan pekerja rumah tangga yang bekerja di negeri orang merupakan bukti kegagalan pemerintah menciptakan lapangan kerja. Setelah 62 tahun merdeka, penyediaan lapangan kerja sebagai salah satu persoalan fundamental masih kedodoran.
Bangsa Indonesia pun dilecehkan karena kemiskinan meluas di tengah kelimpahan sumber daya alam. Tidak ada keseriusan memperbaiki kehidupan rakyat. Angka pengangguran dan kemiskinan tetap saja tinggi.
User avatar
openyourmind
Posts: 2967
Joined: Fri Oct 20, 2006 8:42 am

Post by openyourmind »

Itu tuh contoh negara islam yang paling dekat dengan kita, hobinya cuma nyiksa TKW (baca:budak).
User avatar
Tanjidin
Posts: 303
Joined: Tue Mar 20, 2007 2:51 pm

Post by Tanjidin »

ada yang gress.. ceriyati
User avatar
AlMighty
Posts: 8
Joined: Mon Feb 13, 2006 2:07 am

Post by AlMighty »

ah dasar malingsia..
User avatar
Oracle
Posts: 15
Joined: Wed Sep 14, 2005 2:15 pm

Post by Oracle »

Indon.... Indon......

Susah payah kerja di luar negeri jadi babu dan kuli. Ehhhh........ diludahin dan dipaksa makan *** oleh sesama Malay. Kalau yang sama sama Melayu meludahin Indon, bisa dibayangkan bagaimana pandangan non Malay ke bangsa Indon.

Iya kan.......
Post Reply