Page 1 of 1

Kuwait: Dua TKW Jawa Barat Meninggal Tak Wajar

Posted: Wed Feb 15, 2006 12:51 pm
by NoMind
Diduga Mengalami Tindak Kekerasan
Dua TKW Jawa Barat Meninggal tak Wajar

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/200 ... 6/0103.htm

CIAMIS, (PR).-
Kisah duka kembali melanda tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di Timur Tengah. Dua TKW, masing-masing dari Pangandaran dan Cianjur meninggal dunia, diduga setelah mengalami penyiksaan.

Anita (22) tenaga kerja wanita (TKW) asal Pangandaran, Kabupaten Ciamis, yang kabarnya berangkat kerja ke Kuwait, Selasa (24/5) sore tewas secara mengenaskan dengan luka bakar di sekujur tubuh dan luka serius pada bagian otaknya. Korban tewas setelah menjalani operasi bagian otaknya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Anita, Rabu (25/5) kemarin, dimakamkan di pemakaman umum Jongor Batu, Pangandaran Ciamis atau 500 meter dari rumah duka. Pihak keluarga akan mengadukan kasus Anita ke pihak kepolisian untuk pengusutan secara tuntas penyebab kematian ini.

Ibu kandung korban Ernawati (40) dan ayah tirinya Arnold Haryawan (45), kepada "PR", di Pangandaran, menjelaskan kematian Anita benar-benar memukul keluarganya sehingga mereka tidak akan tinggal diam begitu saja dan akan mencari keadilan agar pihak-pihak yang menyiksa Anita bisa diusut.

Dari foto-foto yang diperlihatkan, terlihat luka bakar pada bagian lengan kanan maupun kiri. Lalu, paha kanan memar dan dagingnya mengelupas bekas setrika, lalu luka serupa di perut, dan lainnya. Lalu, pada alat vital korban juga luka-luka memar dan bengkak.

Selain itu, keterangan dari pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin, bagian otaknya rusak akibat pukulan benda tajam. Kemungkinan besar, penyebab semua itu adalah akibat penganiayaan berat yang diterima oleh Anita.

Dipaparkan oleh Arnold, keberangkatan korban kerja ke luar negeri merupakan yang kesekian kalinya. Termasuk pada tahun 2002 hingga 2004, ia telah bekerja ke Kuwait menjadi TKW. Sebelumnya pernah berangkat ke Arab Saudi, dan negara Timur Tengah lainnya.

Oktober 2004, atau saat akan puasa pulang ke Pangandaran. Lalu, setelah Idulfitri dia memaksakan diri untuk kembali ke Kuwait lewat Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) Bantal & Al Arabi, Jln. Hasan Nomor 5 Kelurahan Baru Pasar Rebo Jakarta Timur. Pada waktu itu, keluarganya melarang yang bersangkutan berangkat ke Kuwait, tapi tetap memaksanya karena di Pangandaran tidak ada pekerjaan.

Ibu beranak satu ini, akhirnya berangkat ke Jakarta ke PJTKI Bantal & Al Arabi, dengan tujuan ke Kuwait. Setelah itu, tak pernah ada kabar apa pun ke Pangandaran, tentang Anita ini. Ia pun tak pernah menelefon mengirimkan surat tentang keberadaanya. "Saya sendiri, tidak mengetahui secara pasti apakah memang sudah sampai ke Kuwait, atau masih di Jakarta. Hanya saja, sebulan lalu baru ada kabar, dari Anita bahwa ia sehat. Waktu itu tidak tahu apakah ia berada dimana, karena tak menjelaskan. Beberapa waktu kemudian ada telefon dari Bunbun waktu itu Rabu tanggal 12 Mei, memberikan kabar Anita sakit," paparnya.

Pada Minggu (15/5) malam, Anita diantar lima orang pegawai dari PJTKI Bantal ke Pangandaran, dalam keadaan sakit. Menurut informasi mereka bahwa korban sakit tertabrak motor, lalu demam. Setelah itu, mereka langsung pergi lagi ke Jakarta. Namun, setelah mereka pergi, keluarga korban kaget karena saat membuka baju korban ditemukan luka-luka sangat serius di sekujur tubuhnya, hingga kulit mengelupas. Bahkan, ada yang terlihat bolong besar hingga dagingnya terlihat, seperti bekas disetrika. Pada Rabu (18/5) pagi karena kondisinya panas tinggi, korban dibawa ke Puskesmas Pangandaran, lalu dirujuk ke RSU Banjar. Di Banjar, dari perut korban keluar cairan hitam, hingga akhirnya koma. Karena pihak RSU Banjar juga tak sanggup untuk menanganinya, sehingga dirujuk lagi ke RSHS Bandung, pada Jumat (20/5) lalu.

Di RSHS Bandung, dia sempat dinyatakan meninggal karena kodisinya sudah parah. Namun siuman lagi dan ada peningkatan kendati koma. Anita akhirnya mendapatkan operasi pada Sabtu (21/5) dan bagian kepalanya di CT Scan, yang terlihat ada pecah dua cm di bagian otak sehingga, syaraf otak terganggu dan waktu itu juga dilakukan operasi. Usai operasi kondisi Anita membaik, tapi pada Selasa sore sekira pukul 17.00 WIB, ia menghembuskan nyawa terakhirnya. Malam itu juga dibawa ke Pangandaran untuk dikebumikan.

Atas kematian ini, pihak keluarga mengadukan PJTKI ke polisi untuk pengusutan kasus Anita. Sedangkan ke Polsek Pangandaran, kasus ini sudah dilaporkan Rabu (25/5) kemarin. "Saya berharap kasus kematian ini terungkap, apakah ia disiksa di Kuwait atau di Jakarta," tegas Arnold yang sehari-hari sebagai wiraswastawan.

TKW Cianjur

Sedangkan TKW asal Cianjur, Yuyun Binti Sibro Malizi warga Kampung Caringin RT 05/RW 05 Desa Sukarame Kec. Sukanagara dikabarkan tewas di tempatnya bekerja di Madinah Saudi Arabia akibat sebuah kecelakaan, Selasa (8/2) lalu. Tidak diketahui pasti kecelakaan apa yang menimbulkan korban meninggal. Hingga Rabu (25/5) jasad korban diduga masih tersimpan di rumah sakit didaerah Madinah. Pihak keluarga mengalami kesulitan untuk mengurus jenazah korban.

Menurut orang tua korban Sibro bin H. Sirod melalui kuasa hukumnya Nurdin Hidayatullah, S.H., korban berangkat bekerja meninggalkan Cianjur dengan menjadi TKW pada 28 Agustus 2004 melalui agen pemberangkatan PT. Tifar Admanco yang beralamatkan di Jl. Komodor No. 2 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Setibanya di tujuan berdasarkan kontrak kerja korban bekerja menjadi pembantu rumah tangga pada seorang majikan bernama Abdullah Rozik Alruhaeli di daerah Madinah.

"Selama bekerja korban hanya memberitahukan keadaannya saat sudah mulai bekerja. Setelah itu tidak ada kabar lagi tentang kondisi korban," ujar Nurdin saat di hubungi di kantornya, Rabu (25/5).

Dikatakan Nurdin, pihak keluarga baru mengetahui kalau korban meninggal setelah menerima surat dari pihak PT. Tifar Admanco pada pertengahan bulan April lalu. Dalam surat tersebut pihak PT. tidak merinci secara jelas kecelakaan apa yang menyebabkan meninggal dunia.

"Biasanya kalau korban kecelakaan ada keterangan dari pihak Kepolisian dan rumah sakit. Namun untuk kasus ini keterangan tersebut tidak ada sama sekali. Pihak PT. TifarAdmanco tidak bisa menjelaskan secara rinci. Perusahaan tersebut hanya memberikan keterangan berdasarkan faksimili dari agency Al Salam office for general service KSA Al Madinah Al Fayssalyah. "Dalam faksimili itu juga tidak dijelaskan penyebab pastinya korban meninggal akibat kecelaan apa, ini kan aneh," papar Nurdin

Kurang tanggung jawab

Nurdin menilai pihak PT. Tifar Admanco selama ini kurang bertanggung jawab terhadap permasalahan meninggalnya korban. Itu terlihat saat orang tua korban bersama rombongan mendatangi kantor perusahaan yang memberangkatkan korban.Pihak perusahaan malah merasa bingung saat ditanyakan mengenai pengurusan jasad korban.

"Saya berani mengatakan kalau pihak PT tidak bertanggung jawab, karena sampai saat ini tanggung jawabnya sebagai agen pemberangkatan tenaga kerja belum sama sekali dirasakan oleh pihak keluarga korban. Jangankan uang duka, kabar pengurusan jenazahnya saja sampai saat ini tidak jelas," katanya.

Menurut Nurdin, korban selama menjadi TKW belum pernah menerima gaji. Padahal dalam kontrak kerja jelas tertuang kalau korban bekerja sejak 19 Agustus 2004. Sehingga semestinya korban berhak mendapatkan upah atau gaji selama enam bulan dan sebagaimana proteksi perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) korban adalah peserta asuransi dan seharusnya ahli warisnya mendapatkan asuransi kematian.

"itu kan jelas di atur dalam Undang Undang tentang perlindungan TKI No. 39 Tahun 2004. Tapi kenapa pihak agen yang memberangkatkan korban hingga kini sepertinya tidak bertanggung jawab," ujar Nurdin kesal.

Untuk itu pihaknya akan berjuang semaksimal mungkin dalam menangani masalah korban. Salah satu upaya yang kini tengah ditempuh adalah melayangkan surat kepada Ditjen Perlindungan & Advokasi Depnakertrans RI dan PT TA 6 Mei lalu. Dalam suratnya No. 081/LKHC/P-TKI/V/2005 meminta kedua institusi itu menguruskan, memproses, dan mengembalikan jenazah almarhum untuk dipulangkan ke Tanah Air hingga kampung halamannya.

"Kami tidak hanya ingin bagaimana jasad korban supaya bisa di bawa ke Indonesia, tapi kami juga akan berjuang semaksimal mungkin untuk mendapatkan hak hak korban selama menjadi TKW. Upaya kami sudah berjalan salah satunya kami telah mengirim surat ke Ditjen Perlindungan dan Advokat Depnakertrans. Namun sampai saat ini kami belum mendapatkan balasan dan kalau perlu kami akan berusaha menghadap menterinya," katanya.

Berhasil atau tidaknya menyelesaikan kasus seperti ini, dinilai Nurdin, sangat berpengaruh terutama kepada perusahaan pengerah tenaga kerja. "Kalau memang tidak mampu menyelesaikan hal seperti ini, buat apa ada. Jangan sampai mau enaknya saja mengambil keuntungan dibalik penderitaan orang lain," katanya (A-97/B.101)***

Posted: Thu Oct 12, 2006 9:34 pm
by wix
Bangsa sendiri aja engga mau ngurusin!!! Terus kalo TKI nya kebetulan menetap dan menjadi istri salah majikannya yg kebetulan pengusaha akan dibilang ENGGA NASIONALIS.

Emang benar kalo harga nyawa di Indonesia itu murah. Beda dgn negara demokrasi yg udah maju, satu hilang/mati aja pemerintahnya udah bertindak.

Di Indonesia kalo TKI mati satu/dua org, akan bilang AH BARU SATU YANG MATI, BELOM BANYAK KOK...