Pemikiran Ahmed Setelah Murtad

Orang-orang dari seluruh dunia yang murtad (termasuk dari FFInternasional). Siapa mereka dan mengapa mereka meninggalkan Islam ? Murtadin2 dari FFIndonesia silahkan masukkan pengakuan ke 'Mengapa Saya Murtad ?'
Post Reply
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Pemikiran Ahmed Setelah Murtad

Post by Adadeh »

http://www.faithfreedom.org/?p=3932
6/20/2013

Wahai Ali Sina

Aku sebelumnya telah menulis surat padamu tentang “Aku bebas dari Islam” dan sekarang aku ingin membagi pemikiranku.
Setelah aku menemukan kenyataan atas agama biadab ini, aku dipenuhi rasa sesal dan malu atas diriku. Mengapa aku awalnya tidak pernah mempertanyakan imanku? Jika saja aku mempertanyakannya, maka selama empat puluh tahun hidupku akan terasa lebih damai. Untunglah istriku setuju denganku dan kami berdua telah murtad dan akan mengajarkan anak² kami untuk melakukan hal yang sama. Aku sedang berusaha menenangkan diri atas kebencianku akan Islam. Sekarang aku berada di luar pagar dan menjadi sangat bersimpati dengan penganut agama lain yang menderita penganiayaan kaum Muslim. Rasa marah membara di dada saat melihat seorang Muslim, meskipun sebenarnya bukan salah dia. Umat Muslim telah dicuci otak habis akan Islam sehingga mereka tidak bisa menilai secara obyektif ucapan Muhammad.

Terkadang aku merasa ingin mengatakan terus terang ke seluruh dunia bahwa aku bukan Muslim lagi. Tapi aku tahu aku tidak bisa melakukan itu karena membahayakan hidupku dan keluargaku. Tapi aku sangat ingin memberitahu Muslim untuk menggunakan nalar mereka dan mencari kebenaran.
Sukar tentunya bagi Muslim untuk mempertanyakan Islam, karena hal ini membutuhkan pemikiran dan keberanian besar. Aku telah melakukannya sehingga tahu betapa susahnya melakukan itu. Ketika imanku goyah, aku cepat² berhenti berpikir dan lalu melakukan namaz untuk meminta ampun karena merasa ragu. Teman Muslimku mencoba menunjukkan kartun Muhammad tapi dulu aku tak mau melihatnya karena menganggap bahwa hanya melihat saja sudah merupakan dosa. Aku merasa sangat beruntung karena akhirnya aku berani bangkit dan mempertimbangkan dengan seksama segala kesalahan dari ajaran Islam.

Setlah pembunuhan massal oleh Muslim di bulan Desember di Bombay, India, pernyataan menghina “Tidak semua Muslim adalah teroris, tapi semua teroris adalah Muslim” beredar luas lewat SMS. Sepanjang hidupku dulu aku merasa malu terhadap non-Muslim. Sewaktu aku mendengar serangan bom atau pembunuhan yang dilakukan terorisme Islam, maka aku menyembunyikan mukaku. Aku sangat tidak suka melihat seluruh dunia seakan ingin menyudutkan Muslim tak bersalah seperti kami. Maka aku lalu mencari jawaban dan bukti agar bisa membela Islam.

Pertama-tama aku menelaah Qur’an untuk mencari jawaban. Tapi ternyata aku malah kaget sekali saat mengetahui Allah itu ternyata sangat narsistik, diktator beratz, penyebar racun kebencian, dan menghina ciptaannya sendiri. Dia selalu saja merendahkan manusia (yang kafir) dan menjabarkan dengan jelas keadaan neraka yang sarat siksaan (seperti ditarik lehernya, dibenamkan di kotoran yang mendidih sebelum dibakar abadi di neraka! Sungguh menjijikan.) Aku sibuk mencari-cari sabda penuh rasa kasih dan belas kasihan terhadap umat manusia, tapi tak ada sama sekali. Aku mulai melihat Islam sebagai agama yang menetapkan ‘Boleh dan Tak Boleh’ dan ‘Haram atau Halal’ saja. Agama yang tadinya kubela mati²an ini ternyata tidak memberikan rasa nyaman, yang ada hanyalah ancaman api neraka. Tidak peduli sebaik apapun aku berbuat, aku akan selalu dihakimi atas dosa²ku, baik yang besar atau kecil. Karena itu, aku melihat diriku sebagai makhluk hina yang lahir hanya untuk berbuat dosa karena Allah menciptakan manusia sedemikian lemahnya. Dan jika manusia itu lemah, maka api neraka sudah menunggu kita. Apakah Tuhanku itu merupakan penyiksa maha sadis yang menciptakan manusia hanya untuk disiksa? Agama lain banyak membahas tentang rasa cinta, kebaikan, dan memaafkan, tapi agamaku hanya bicara tentang neraka saja.

Yang kutelaah setelah itu adalah hadis. Halaman² pertama ternyata sarat dengan kegiatan sexual di surga. Aku tutup buku hadis karena kepalaku terasa pusing. Pikiranku kalut. Apa dunk yang harus kulakukan? Apa yang harus kupercaya? Agamaku jadi musuh besarku. Satu²nya cara untuk menekan semua keraguan adalah percaya Islam secara membuta saja!! Aku bilang pada istriku, “Aku mau percaya saja tanpa berpikir.” Begitulah yang aku katakan.

Perjalanan menuju murtad dimulai saat aku menonton PeaceTV. Awalnya aku merasa senang melihat Zakir Naik membagi keterangan pada orang² non-Muslim. Tapi isi diskusi yang disampaikannya malah menimbulkan lebih banyak pertanyaan dari sebelumnya. Malahan yang terjadi adalah Zakir Naik membangkitkan rasa ragu dan pertanyaan² baru dalam pikiranku. Debatnya yang berapi-api, dan perilakunya yang semakin ngotot malahan menambah keraguanku.

bersambung ...

Pemikiran Ahmed Setelah Murtad
FFI Alternative
Faithfreedompedia
shara
Posts: 274
Joined: Mon May 09, 2011 11:38 pm

Re: Pemikiran Ahmed Setelah Murtad

Post by shara »

Di tunggu Postingan Selanjutnya... =D>
User avatar
Koran Bekas
Posts: 39
Joined: Fri Aug 09, 2013 3:20 pm

Re: Pemikiran Ahmed Setelah Murtad

Post by Koran Bekas »

Iya nih ditunggu laanjutannya :partyman:
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: Pemikiran Ahmed Setelah Murtad

Post by anne »

sambungan...

Berbagai pertanyaan yang ditekan dalam benakku mulai membanjir bagai air bah. Karena tak bisa kutahan lagi, aku berjanji pada Tuhan dan memohon izinNya untuk mempelajari lebih jauh ttg nabiku dan Islam demi mendapatkan kebenaran. Setidaknya aku dapat menenangkan pikiranku. Aku berjanji akan menjadi seorang muslim taat dan memperteguh imanku jika pernyataan negatif mengenai Islam terbukti salah. Setelah membuat janji ini aku mulai menelusuri. Aku mempelajari kritik-kritik terhadap nabi (karena ia adalah utusan Tuhan). Hal pertama yang membuatku terpana adalah fakta bahwa ia melakukan hubungan suami istri dengan Aisha saat ia berusia 9 tahun, dan ia menikahi istri putra angkatnya! Aku mengira ia memiliki 11 istri semata-mata karena ingin memperluas ajaran Islam. Semakin jauh kubaca, semakin banyak kekotoran terungkap. Mempersingkat cerita, disinilah aku, yang yakin sepenuhnya akan kepalsuan agama ini serta mendepak imanku. Satu pertanyaan saja cukup untuk memantik segala rasa ingin tahu yang ada, dan selanjutnya tak terbendung lagi. Yang diperlukan hanyalah pola pikir luas untuk memeriksa keyakinanmu dengan lapang dada tanpa prasangka.

Hatiku bersama muslim-muslim yang menjalani hidupnya dalam kemunduran. Sedemikian banyak anak-anak yang menghafal Quran tanpa mengetahui mereka melafalkan kata-kata yang menghina kemanusiaan. Tahun lalu, aku berada di sebuah perkumpulan dimana 2 anak (sekitar 15 tahunan) telah hafal Quran. Untuk mencapai itu mereka harus putus sekolah. Sekarang aku merasa iba pada mereka karena kehilangan 2 tahun masa studinya. Imam mendorong orang-orang untuk mengirim anak-anak mereka untuk dididik menghafal. Katanya, “Allah akan meletakkan mahkota Emas di kepala para orangtua yang melakukannya.” Inilah sebabnya mengapa banyak muslim yang mandeq dalam hal akademis. Adik sepupu perempuanku adalah seorang pelukis yang bagus. Pamannya menegurnya dengan mengatakan melukis makhluk hidup haram dalam Islam. Ia mungkin saja bisa menjadi seorang pelukis hebat saat ini, namun karena teguran tersebut ia berhenti melukis.

Mari kuceritakan padamu seperti apa Madrasah itu. Bila ada anak yang tidak patuh atau tipe petualang, orangtuanya memutuskan untuk mengirimnya ke madrasah, karena mereka beranggapan itu adalah tempat yang tepat karena ia akan belajar untuk lebih dekat pada Tuhan. Suatu ketika, di sebuah Madrasah, aku melihat seorang anak laki-laki menyeret-nyeret sebuah batu besar yang terikat tali ke pergelangan kakinya. Saat kutanyakan mengenai perlakuan tidak manusiawi terhadap anak-anak ini, orang yang bertanggungjawab disitu berkata bahwa itu adalah cara tepat memperlakukan anak-anak yang melarikan diri atau berperilaku buruk. Penganiayaan seksual terhadap anak-anak juga marak di tempat-tempat semacam ini. Rasa takut, penganiayaan, hukuman, membuat anak-anak menjadi sadis setelah menjalani hidup dalam kondisi ekstrim tersebut. Lantas, seperti apa nantinya para Mullah dan Maulvis ini? Tidak lain orang-orang yang terpinggirkan/terasing dari masyarakat. Bayangkan! Ini adalah anak-anak yang akan memimpin sholat dan menyampaikan khotbah pada masyarakat mengenai cara berperilaku yang benar! Tidak heran dakwah mereka tajam dan dipenuhi kebencian.

Perhatikan Muslim terkemuka yang humanis, berprestasi, dan berkontribusi pada masyarakat. Ironisnya, Muslim yang paling berhasil adalah mereka yang berpandangan modern/luas dan tidak mengikuti ajaran Islam (Misalnya, Abul Kalaam sang ilmuan). Perhatikan negara-negara muslim. Kebenaran terpampang jelas.
India terkenal dengan berbagai macam Jamaah. Apa yang mereka lakukan? Mereka berkeliling negara mendakwahi orang-orang untuk sholat dan membaca Quran. Bayangkan seorang buruh yang sedang bekerja keras di terik matahari, dan mereka mengharapkan dia menghentikan pekerjaannya dan datang sholat 5 kali. Apakah mereka pernah mengulurkan tangan membantu mendidik dia atau anak-anaknya? Apakah mereka memberi kesempatan untuk pertumbuhannya? Tidak! Hanya sholat.
Muslim memproduksi anak semaunya walau kondisi finansial mereka buruk. Ketika ditanya, mereka menjawab “Allah yang menciptakan mereka. Ia akan mengurusi mereka.” Dan lihatlah sendiri hasilnya. Kunjungi pemukiman Muslim manapun di India. Tertutup kotoran dan sampah berserakan dimana-mana. Semua tempat usaha kecil seperti toko daging, reparasi sepeda, dan warung-warung yang dimiliki Muslim. Inilah teladan yang kita warisi dari nabi mulia kita.

Muslim tumbuh dengan sikap arogan, meyakini hanya mereka yang bisa masuk surga, sekalipun Muslim kriminal. Bayangkan, orang-orang seperti Thomas Alva Edison, Graham Bell, Albert Enstein, Florence Nightingale, Mother Teresa, mereka yang bekerja keras menghasilkan penemuan dan meringankan beban derita umat manusia, terpanggang di neraka. Sementara orang-orang seperti Saddam Hussein, Gaddafi, Dawood Ibrahim, menikmati gadis-gadis belia di surga! Konyol bukan? Ketika kukatakan pada seorang Mullah bahwa bukan kesalahan Non-muslim jika mereka dilahirkan demikian, dijawab, “Allah telah mengunci otak mereka sehingga mereka tidak akan tahu” ATAU “Allah memperlihatkan tanda-tanda untuk percaya padanya tapi mereka menolaknya.” Seolah hanya tanda belaka yang bisa membantu menyadarkan orang!

Aku sedang berada di tengah-tengah masa transisi, karena aku tak yakin bisa menganggap diri bagian dari masyarakat Muslim lagi. Bagaimana aku bisa terus berpura-pura mengakui kepercayaan ini? Aku tak bisa mengatakan pada siapapun; bukan karena takut namun berusaha bersikap bijak. Aku mendapati diri tanpa identitas saat ini. Aku bukan lagi Muslim. Kata Muhammad, Islam, dan Quran terasa menyakitkan. Aku tak ingin beralih ke agama manapun karena aku merasa semua agama buatan manusia. Di masa-masa awal terdapat kesadaran yang rendah dalam masyarakat. Belum berkembang. Maka sekelompok orang memutuskan untuk menciptakan sosok Tuhan yang abstrak dan seperangkat aturan serta pedoman yang menurut anggapan mereka bagus untuk umat manusia. Strategi tersebut berhasil. Satu-satunya agama yang kurasa sreg adalah Hindu. Ini adalah agama hati dan sangat liberal. Namun aku tidak bisa memahami konsep penyembahan berhala mereka. Maafkan daku.
Perjalananku baru saja dimulai. Aku yakin dunia ini pasti ada penciptanya. Bersama denganNya, aku adalah pencipta realitas diriku yang hadir bersama pemikiranku.
Tuan Ali, engkau memberikan jasa besar melalui situs ini. Faithfreedom berperan dalam perjalananku mencari kebenaran dan memperkuat tekadku. Artikel-artikelnya adalah wahyu. Aku sungguh berterimakasih. Aku ingin terus menulis dan senantiasa berbagi opini.

Trims dan Salam hangat,
Ahmed

-----------


Dari: FFI Editor 3

Dear Ahmed,

Menyenangkan mendengar berita darimu lagi. Aku mempublikasikan emailmu bersamaan dengan emailku padamu.
Aku juga memforwardnya pada Dr. Sina. Aku yakin ia akan senang membaca emailmu. Aku tidak yakin bagaimana situasinya saat ini. Jika ia mengirimimu email, aku pastikan akan mengupdate postingan.

Aku sungguh senang engkau dan istrimu menyikapi ajaran Islam dengan cara yang benar dalam menanggapi fakta yang tercantum jelas dalam kitab-kitab otentik Islam (Qur’an, Sirah dan Hadist). Dan, ya, tuliskanlah pemikiran dan penelitianmu mengenai Islam di masa mendatang. Kami akan sangat gembira mempublikasikan materi darimu (atau pasanganmu). Kami, di FFI senantiasa memantau peneliti dan penulis yang melakukan penelitian mengenai Islam yang sesuai dengan kebenaran sejarah, atau menulis mengenai pengalaman mereka bersama Islam.

Harap berhati-hatilah dengan Muslim dan cara engkau berbagi pengetahuan dengan mereka. Jangan pernah mempercayai mereka sepenuhnya, sekalipun kerabat dekat. Kukatakan ini bukan karena aku membenci Muslim. Tidak sama sekali. Aku tidak membenci siapapun termasuk Muslim. Aku mengatakannya karena sudah menjadi bagian dari akidah Islam untuk menipu. Ini adalah perintah yg sudah ditetapkan bagi mereka (taqiyya). Sebab itulah, murtadin dan Non-muslim sebaiknya tidak mengambil hati dan jangan pernah mempercayai muslim sepenuhnya.

Aku turut bahagia untukmu dan keluargamu. Putra-putrimu pasti akan menjadi orang-orang yang berguna, karena mereka memiliki dirimu dan ibu mereka sebagai penuntun. Sungguh sesuatu yang indah. Bayangkan, generasi-generasi mendatang darimu akan bertumbuh dengan nilai-nilai kemanusiaan yang baik serta norma-norma etika manusiawi….betapa indahnya.

Engkau mengatakan memiliki ketertarikan pada ajaran Hindu. Aku bukanlah seorang yang ahli dalam hal ini. Aku hidup di Barat dan memiliki sejumlah teman dan berinteraksi dengan umat Hindu. Pengalamanku sangat positif. Umat Hindu adalah orang-orang yang sangat jujur, peduli, dan mengasihi. Mereka menolak menyakiti orang ‘lain’ karena kepercayaannya. Engkau juga menyebutkan mengenai penyembahan berhala. Aku tidak yakin bagaimana hal itu berlangsung dalam ajaran Hindu. Mungkin hal tersebut murni representasi dari sesuatu yang lebih bersifat simbolis bukan benar-benar menyembah berhala. Namun sekali lagi, aku tidak banyak tahu mengenai ajaran Hindu. Yang dapat kukatakan hanyalah pengalamanku bersama orang-orang yang menjadi umat Hindu sangat positif. Keyakinanku sendiri, seiring pertambahan usia, membawaku lebih ke arah agnostic dan kebutuhan manusia untuk menemukan jalannya sendiri yang selaras dengan perbaikan kehidupan manusia lain. Namun, sekali lagi itu diriku.

Aku tidak mengundang siapapun mengikutiku. Aku percaya setiap orang harus mencari pencerahan di dalam dirinya.

Salam hangat dan yang terbaik untukmu.
Editor 3


---------

Tanggapan salah satu pembaca:

h.t says:
June 21, 2013 at 4:20 am


Hello Ahmed,

Aku memiliki pengalaman yang sama denganmu, hanya saja istriku masih berusaha keras, karena orangtuanya.

Tidaklah bijaksana untuk mengumumkan kemurtadan kita. Kita seharusnya lebih terorganisir dan membantu Muslim secara tidak langsung untuk membuka mata mereka sebagaimana yang kita lakukan, trims untuk pemikiran yang terbuka.

Kita harus meyakinkan Muslim untuk membaca dan memahami Islam, hanya dengan demikian mereka dapat melihat wajah asli Islam.

Aku juga percaya bahwa agama adalah buatan manusia, tapi tidak ingin memaksa orang-orang menjadi atheis, sepanjang mereka meyakini agamanya untuk diri mereka sendiri, dan tidak melukai orang lain secara mental dan fisik.

Yang terbaik untukmu, saudaraku. Mari kita jaga agar pikiran senantiasa bersih dan tidak terjebak hal tidak berguna.

Hasan

Pemikiran Ahmed Setelah Murtad
Mirror
Faithfreedom forum static
Post Reply