Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Orang-orang dari seluruh dunia yang murtad (termasuk dari FFInternasional). Siapa mereka dan mengapa mereka meninggalkan Islam ? Murtadin2 dari FFIndonesia silahkan masukkan pengakuan ke 'Mengapa Saya Murtad ?'
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by Adadeh »

Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Jum’at, 29 July 2011 03:15
Oleh: Mirza Ghalib (Murtadin yang menulis tentang Ramadan di Saudi)

Artikel ini ditujukan bagi Muslim yang berharap untuk menemukan fakta sebenarnya akan Islam, sadar akan kesukaran dalam menghadapi wajah Islam yang sebenarnya; dan bahwa kesadaran itu bisa berakibat fatal seperti yang terjadi pada ayahku.

Aku adalah bekas Muslim non-Arab dari India. Aku pergi ke Saudi Arabia sebagai Muslim taat dan bekerja di sana selama sepuluh tahun. Setelah itu aku pulang kembali ke negaraku tercinta India sebagai seorang Atheis. Sejak kecil aku dididik orangtuaku untuk melakukan sholat lima waktu dan membaca Qur’an setiap hari dalam bahasa Arab. Berdasarkan standard India Muslim, aku dianggap sebagai Muslim yang sempurna.

Terdapat beberapa faktor yang membuatku meninggalkan Islam dan jadi Atheis di Saudi Arabia. Salah satunya yang terpenting adalah: Aku diejek para kolega Arabku sebagai Muslim yang tak sempurna. Ejekan ini menghina kebanggaanku sebagai Muslim, karena aku pikir aku adalah Muslim yang sempurna.

Siksaan mental dari mereka ini mendorongku untuk mempelajari dan menganalisa Islam. Mereka mentertawakanku setelah tahu aku tak mengerti makna Qur’an dalam bahasa Arab. Karenanya, aku membaca terjemahan Qur’an dalam bahasa asliku yakni Urdu, dan ini belum pernah kulakukan sebelumnya. Di India, kami tidak pernah membaca Qur’an dengan bahasa kami sendiri. Kami harus membacanya dengan bahasa suci Allah dan Nabi – “bahasa surgawi” – yakni bahasa Arab. Meskipun kami tak tahu satu pun makna huruf Arab, kami kira kami akan mendapatkan pahala dengan melafalkan ayat² Qur’an dalam bahasa Arab.

Ketika teman² kerja Arabku mengejekku karena tak mengerti makna Qur’an, aku lalu membaca Qur’an dalam bahasa Urdu agar aku mengerti maknanya dan bisa jadi Muslim sempurna.

Ketika mulai membaca Qur’an dalam bahasa Urdu, aku sangat kaget dan bingung setelah beberapa halaman. Banyak ayat yang mengandung pesan yang sangat barbar. Bukannya curiga akan ajaran Islam, aku malahan mengira mungkin pengertianku akan bahasa Urdu tidak cukup baik. Maka aku membaca terjemahan bahasa lain, termasuk Inggris. Ternyata semua terjemahan mengandung makna yang sama: baik Qur’an terjemahan Urdu atau Inggris menjelaskan makna ayat² yang sama. Setelah itu aku yakni pengertian bahasa Urduku benar, dan yang jadi masalah adalah makna Qur’an itu sendiri.

Setelah pulang dari Saudi Arabia ke India sebagai seorang Atheis, aku merasa kasihan terhadap kedua orangtuaku yang telah uzur. Mereka menghabiskan begitu banyak waktu sholat lima kali sehari, ditambah sholat tahajud tengah malam. Selain itu, mereka selalu ketakutan menghadapi kematian dan siksaan yang akan mereka terima di kuburan sebagai bagian dari ajaran Islam. Sebagai putra yang mencintai orangtua dan sebagai manusia yang bertanggung-jawab, aku bersumpah untuk memerdekakan kedua orangtuaku dari jerat dan tirani dogma Islam.

Tapi ternyata susah banget untuk menjelaskan kesalahan Islam pada Muslim yang telah berusia 70 tahunan. Aku jelaskan pada orangtuaku kisah lengkapku di Saudi Arabia: perilaku kurang ajar dan menghina dari para Muslim Saudi terhadap non-Muslim dan juga Muslim non-Arab.

Kedua orangtuaku seketika menolak keteranganku karena tak siap menghadapi fakta aneh tentang saudara² Arab Muslim mereka. Para Muslim non-Arab sangat memandang tinggi para Muslim Saudi karena merekalah yang memiliki Tanah Suci, tanahnya Muhammad, nabi junjungan mereka. Perlu kutekankan bahwa aku tak membenci orang² Saudi, yang telah ditipu habis²an oleh Muhammad dan Islamnya. Sebaliknya, aku merasa kasihan pada mereka, karena merekalah korban Islam yang pertama dan yang paling jelek nasibnya.

Karena aku tak menyerah dalam rangka meyakinkan kedua orangtuaku akan Islam, akhirnya mereka percaya akan keteranganku akan orang² Muslim Saudi. Tapi untuk membebaskan Islam dari tingkah dan perbuatan jelek Muslim² Saudi, mereka mengeluarkan argumen baru: “Mungkin kamu benar, sebab tingkah laku jelek orang Saudi juga telah membuat Nabi kita tercinta jadi susah di masa hidupnya.”

Kedua orangtuaku mencoba membela Nabi Muhammad, satu²nya orang Saudi, gara² begitu banyak kisah bagus yang mereka dengar akan dia. Lalu aku pun menjelaskan tentang sifat Muhammad yang sebenarnya, seperti yang tertulis di berbagai hadis, dan inilah yang membuat orang² Saudi berperilaku sama jeleknya seperti Nabi mereka. Orangtuaku berkata bahwa mereka tak percaya hadis, karena kebanyakan telah ditulis oleh para musuh Islam.

Karena mereka berkata tak percaya pada ahadis (hadis²), dengan frustasi aku katakan pada mereka bahwa mereka tak perlu sholat lima waktu sebab Qur’an tak menyebutkan apapun tentang sholat lima waktu, dan bahwa keterangan itu hanya ada di hadis.

Meskipun kebanyakan Muslim percaya bahwa ahadis merupakan perbuatan dan perkataan suci Nabi, tapi sekarang banyak Muslim non-Arab yang menggunakan taktik baru dalam mengahadapi ahadis yang tak mereka sukai. Kata mereka, jika ahadis bertentangan dengan moral dan etika budaya lokal, maka ini berarti ahadis itu lemah. Mereka diajari para mullah bahwa kebanyakan ahadis, yang sebenarnya menunjukkan perilaku asli Muhammad, yang tak sesuai dengan budaya² lokal berarti ditulis oleh para musuh Islam.

Budaya Saudi Arabia, yang sangat cocok dengan ajaran² Islam dalam Qur’an, tidak cocok dengan budaya lain di seluruh dunia. Aku beri satu contoh perbedaan budaya yang kusaksikan sendiri di Saudi Arabi. Aku menyaksikan seorang pria tua berusia lebih dari 75 tahun, dengan dua istri yang masih hidup, menikah lagi dengan gadis remaja Yordania usia 17 tahun. (Ini karena “harga” gadis remaja di Yordania lebih murah daripada di Saudi Arabia. Maaf saja, tapi begitulah yang sebenarnya.) Setelah pria uzur ini kembali bersama istri mudanya, para putranya yang berpendidikan tinggi, usia antara 40 sampai 50 tahun, semuanya memberikan sambutan hangat padanya. Mereka merangkulnya, bertepuk tangan dan bernyanyi baginya. Mereka semua tak peduli sama sekali terhadap nasib para ibu mereka. Mereka berbagi sukacita dengan memuji-muji “kejantanan” ayah mereka dengan para tetangga dan teman². Bahasa yang mereka gunakan untuk memuji-muji “kejantanan” sang ayah tak bisa kujabarkan di sini karena terlalu kasar dan porno. Perilaku para anak laki dewasa ini sungguh bertentangan dengan pendidikan tinggi mereka. Tidaklah mungkin masyarakat beradab bisa mengadopsi budaya rendah seperti ini, bahkan tidak pula masyarakat Muslim non-Arab sekalipun.

Dengan begitu, kesalahan tertuju pada budaya Islam yang diciptakan dan dianjurkan oleh Muhammad, yang jelas tampak dalam berbagai hadis. Di atas semuanya, doktrin Islam mewajibkan Muslim untuk meniru tingkah laku dan perbuatan Muhammad sepersis mungkin.

Untuk mengatasi hal ini, para mullah (Muslim non-Arab) berusaha sebisa mungkin untuk menolak hadis² bermoral rendah yang tak sesuai dengan budaya lokal (Muslim non-Arab) dengan mengatakannya sebagai lemah dan tak asli, sekalipun hadis² itu berasal dari koleksi hadis Al-Bukhari Sahih – yang sebenarnya dianggap sebagai buku kedua tersuci Islam setelah Qur’an.

Aku jelaskan pada kedua orangtuaku tentang enam koleksi hadis dari berbagai ahadis yang luar biasa banyaknya. Iman Islam mereka begitu dalam sehingga aku gagal meyakinkan mereka. Tapi aku bukanlah orang yang mudah putus asa. Aku lalu tunjukkan pada mereka ayat² Qur’an yang meminta Muslim untuk mengikuti sunnah Nabi dan juga ayat² Qur’an lain yang sukar untuk dilaksanakan.

Lalu ayahku, di usia 70 tahunan, mulai membaca Qur’an untuk pertamakalinya dalam bahasanya yang asli yakni Urdu, persis seperti yang kulakukan dulu. Dalam sepanjang usia 70 tahunnya, dia telah membaca Qur’an dalam bahasa Arab setiap hari, tapi dia tak pernah mengerti maknanya. Ibuku buta huruf, sama seperti kebanyakan Muslimah di India dan tak pernah membaca Qur’an, baik dalam bahasa Arab sekalipun.

Setelah membaca beberapa halaman Qur’an dalam bahasa Urdu, ayahku juga jadi merasa terganggu karena tak bisa menerima pesan ayat² tersebut. Karena merasa sangat kaget, dia mulai meragukan kebenaran sang penerjemah dan penerbit buku Qur’an itu dan lalu berhenti membaca. Dia lalu mulai menegurku karena membeli Qur’an yang menurutnya tentu dicetak oleh para musuh Islam – yakni orang² Hindu dan Kristen.

Aku mampu meyakinkan ayah dengan fakta tercantum bahwa terjemahan dilakukan oleh para ahli Islam dan diterbitkan bagi Muslim. Ayah lalu bertanya padaku: Mengapa Muslim mencetak terjemahan Qur’an yang salah? Aku jelaskan padanya bahwa para ahli Islam dan pihak penerbit tidak bersalah; dan masalahnya terletak pada keyakinan seumur hidupnya yang salah akan Islam sebagai agama illahi yang sempurna. Ayahku tidak siap untuk menerima keteranganku, dan dia pun tak sanggup untuk membaca Qur’an lebih lanjut karena takut kehilangan imannya.

Aku berusaha menganjurkannya untuk terus membaca Qur’an, dengan berkata alasan takut kehilangan iman tidaklah masuk akal. Tapi dia benar² menolak untuk terus membaca dan aku pun gagal lagi dalam usahaku. Di sini para pembaca bisa melihat tingginya taraf kebodohan Muslim umum akan Islam. Mereka tidak mengerti wajah Islam yang sebenarnya, dan mereka juga menolak mentah² usaha untuk mencerdaskan diri sendiri akan Islam.

Aku terus berharap bahwa ayahku akhirnya akan bisa menyadari ajaran Islam yang sebenarnya dan membebaskan dirinya dari jeratan Islam. Akhirnya setelah hampir 10 tahun berlalu, ayahku membaca seluruh Qur’an dalam bahasa Urdu. Aku sangat gembira karena ayahku di usia 80 tahu berani membaca Qur’an secara menyeluruh. Kejahatan yang dilakukan Osama bin Laden dan Al-Qaeda-nya di tahun² belakangan ini merupakan bagian penting dari usahaku untuk mendorongnya membaca Qur’an dan mengerti maknanya. Dulu ketika dia mendengar berita² terorisme Al-Qaeda yang keji, dia lalu akan mulai memaki Osama. Tapi aku mengatakan padanya, seakan-akan mau membela Osama, bahwa dia adalah Muslim terbaik karena mengikuti ajaran Qur’an dan hadis sepenuhnya. Kekejian yang dilakukan para Muslim pengikut Osama dalam nama Islam, ditambah lagi dengan argumenku akan Osama, membuat ayah ingin tahu dan membaca Qur’an dalam bahasa Urdu dengan harapan akan menemukan pesan Islam yang sebenarnya. Terima kasih, Osama.

Lalu ayah meminta padaku untuk menunjukkan beberapa hadis yang dulu kugunakan untuk meyakinkan dirinya akan sisi gelap Islam. Tapi aku terlalu malu untuk menjelaskan berbagai hadis porno tentang Muhammad pada ayahku. Malahan sebagian besar hadis mengutamakan sex dan kekerasan. Maka aku beritahu ayah untuk membacanya sendiri, dan jangan mendengarkan dari orang lain. Dia membaca beberapa hadis dan lalu berhenti karena tak sanggup membaca lebih lanjut. Imannya runtuh sudah dan mengatakan isi hadis itu hanyalah kotoran belaka.

Membaca Qur’an, Sira Nabi, dan beberapa hadis dalam bahasa yang dimengertinya membuat ayah jadi depresi dan kemungkinan hal ini juga berakibat buruk bagi kesehatannya. Dia tak mampu bangkit dari rasa terkejutnya. Dia berulang kali bertanya padaku, bagaikan anak kecil inosen, tentang apa hasil yang akan diterimanya selama 80 tahun membaktikan diri pada Islam, dan bagaimana dengan waktunya yang berharga yang terbuang sia² karena melakukan sholat lima waktu, sholat tahajud, dan berbagai ibadah Islam lainnya. Aku menghibur dirinya dengan mengatakan bahwa dia tak usah khawatir akan masa lalu. Aku menganjurkannya untuk berbahagia karena dia telah bebas dari rasa takut hukuman di kuburan atau siksaan di neraka. Dia lalu percaya akan keteranganku, tapi dia masih tidak bisa terima bahwasanya dia telah ditipu para mullah seumur hidupnya. Dia berterima kasih padaku karena menyelamatkannya dari horor kuburan dan neraka Islam.

Sedihnya, aku kehilangan ayahku beberapa bulan setelah dia mengetahui wajah Islam yang sebenarnya, karena dia tak mampu mengatasi rasa terkejutnya. Tidak hanya iman Islamnya yang hancur, tapi juga kesehatannya.

Ayah merupakan Muslim yang sangat taat dan menghabiskan seluruh hidupnya (termasuk beberapa bulan terakhir sebelum wafat) untuk sholat dan membaca Qur’an dalam bahasa Arab – “bahasa surgawi” – tanpa mengerti maknanya. Di hari² terakhirnya, dia merasa sangat kecewa tidak hanya karena telah menyia-nyiakan waktu berharga dalam hidupnya, tapi juga karena sebagai orang yang berpendidikan tinggi, dia ternyata telah ditipu para mullah selama 80 tahun, dan ini semua membuat kesehatannya semakin memburuk sehingga akhirnya dia mati.

Awalnya, aku merasa bersalah atas kematiannya. Ini semua berhubungan dengan usahaku dalam meyakinkan dirinya tentang ajaran Islam. Tapi jika kuingat hari² terakhir ayah, aku juga merasa puas karena melihat ayah menghadapi kematian dengan penuh percaya diri, tanpa takut akan siksaan dan hukuman neraka yang diajarkan Islam. Sebenarnya aku merasa bangga karena telah berhasil memerdekakan ayahku dari ajaran jahat Islam. Aku yakin dia telah menerima usahaku menyadarkannya akan Islam sebagai pemberian terbaik dari seorang anak kepada bapak yang telah mencintai dan mengasihiku.

Bagi seorang Muslim, menyadari kebenaran akan Islam merupakan perjuangan terberat dalam hidup. Rasa terkejut yang mereka alami sangat sukar ditanggung, dan pada ayahku hal ini bisa berakibat fatal. Para Muslim yang mencari kebenaran akan wajah Islam sebenarnya haruslah siap mental sebelum melakukannya.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by Adadeh »

Para Muslim yang mencari kebenaran akan wajah Islam sebenarnya haruslah siap mental sebelum melakukannya.
Kita di FFI tahu benar bahwa kebanyakan Muslim tidak mau/mampu melihat wajah Islam sebenarnya, tak peduli bagaimana keadaan mental mereka. Bagi Muslim pada umumnya, kebodohan telah menjadi kebahagiaan mereka.

Image
User avatar
mikimos
Posts: 3187
Joined: Tue Jul 15, 2008 7:01 pm
Location: Indonesia Faith Freedom

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by mikimos »

Kesaksian yang luar biasa...
Makasi Mas Adadeh untuk terjemahannya kemari.
Adadeh wrote:Aku berusaha menganjurkannya untuk terus membaca Qur’an, dengan berkata alasan takut kehilangan iman tidaklah masuk akal. Tapi dia benar² menolak untuk terus membaca dan aku pun gagal lagi dalam usahaku. Di sini para pembaca bisa melihat tingginya taraf kebodohan Muslim umum akan Islam. Mereka tidak mengerti wajah Islam yang sebenarnya, dan mereka juga menolak mentah² usaha untuk mencerdaskan diri sendiri akan Islam.
Yah benar. Kita semua di FFI menjadi saksi mata akan kenyataan dari statement tersebut.
Sangat menyedihkan...


miki
User avatar
APEL EMAS
Posts: 903
Joined: Wed Aug 25, 2010 11:42 am
Location: PIKIRAN JERNIH DAN AKAL SEHAT

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by APEL EMAS »

Setelah membaca beberapa halaman Qur’an dalam bahasa Urdu, ayahku juga jadi merasa terganggu karena tak bisa menerima pesan ayat² tersebut. Karena merasa sangat kaget, dia mulai meragukan kebenaran sang penerjemah dan penerbit buku Qur’an itu dan lalu berhenti membaca. Dia lalu mulai menegurku karena membeli Qur’an yang menurutnya tentu dicetak oleh para musuh Islam – yakni orang² Hindu dan Kristen.
syok benar menerima bahwa agama yang dianutnya (islam) penuh kekerasan dan teror...!!! :finga: :finga:

Aku mampu meyakinkan ayah dengan fakta tercantum bahwa terjemahan dilakukan oleh para ahli Islam dan diterbitkan bagi Muslim. Ayah lalu bertanya padaku: Mengapa Muslim mencetak terjemahan Qur’an yang salah? Aku jelaskan padanya bahwa para ahli Islam dan pihak penerbit tidak bersalah; dan masalahnya terletak pada keyakinan seumur hidupnya yang salah akan Islam sebagai agama illahi yang sempurna. Ayahku tidak siap untuk menerima keteranganku, dan dia pun tak sanggup untuk membaca Qur’an lebih lanjut karena takut kehilangan imannya.
muslimkan agama yang menakut nakuti penganutnya...!!!jadi pola pikirnya sudah tersetting dengan azab allow yang maha mandul,siksaaan nerakalah...!!! tapi mau aja pengikutnya di **** bodohin...!!! TIDAK HERAN :finga:
User avatar
mamadkafirun
Posts: 1810
Joined: Thu Apr 14, 2011 3:15 pm
Location: in God's heart.

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by mamadkafirun »

Seandainya semua muslim di Indonesia mau melakukan apa yang telah dilakukan oleh sang anak dalam kisah ini, membaca koran dan hadis dengan terjemahan bahasa Indonesia dan mengesampingkan keislaman mereka dan mendahulukan akal pikiran yang sehat dan hati nurani yang bersih, bukan hal yang mustahil akan ada banyak muslim di Indonesia yang akan meninggalkan islam.
User avatar
Captain Pancasila
Posts: 3505
Joined: Wed Jun 01, 2011 1:58 pm
Location: Bekas Benua Atlantis

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by Captain Pancasila »

Adadeh wrote:Aku berusaha menganjurkannya untuk terus membaca Qur’an, dengan berkata alasan takut kehilangan iman tidaklah masuk akal. Tapi dia benar² menolak untuk terus membaca dan aku pun gagal lagi dalam usahaku. Di sini para pembaca bisa melihat tingginya taraf kebodohan Muslim umum akan Islam. Mereka tidak mengerti wajah Islam yang sebenarnya, dan mereka juga menolak mentah² usaha untuk mencerdaskan diri sendiri akan Islam.
cerita yg agak sedikit janggal, orang tuanya sendiri kok dibilang "****", udah gitu ceritanya diexpose lagi...
...sungguh aneh, ada anak kok tega"nya mengekspos cerita "kebodohan orangtuanya" sendiri, kliatan banget klo ceritanya ngarang...
User avatar
mamadkafirun
Posts: 1810
Joined: Thu Apr 14, 2011 3:15 pm
Location: in God's heart.

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by mamadkafirun »

Adadeh wrote:Aku berusaha menganjurkannya untuk terus membaca Qur’an, dengan berkata alasan takut kehilangan iman tidaklah masuk akal. Tapi dia benar² menolak untuk terus membaca dan aku pun gagal lagi dalam usahaku. Di sini para pembaca bisa melihat tingginya taraf kebodohan Muslim umum akan Islam. Mereka tidak mengerti wajah Islam yang sebenarnya, dan mereka juga menolak mentah² usaha untuk mencerdaskan diri sendiri akan Islam.
Captain Pancasila wrote:cerita yg agak sedikit janggal, orang tuanya sendiri kok dibilang "****", udah gitu ceritanya diexpose lagi...
...sungguh aneh, ada anak kok tega"nya mengekspos cerita "kebodohan orangtuanya" sendiri, kliatan banget klo ceritanya ngarang...
Penalaran ente kurang bekerja dengan baik tuh :finga:
Perhatikan yang ane kasih warna merah di atas. Mereka yang tidak mengerti wajah islam yang sebenarnya dan mereka juga menolak mentah-mentah usaha untuk mencerdaskan diri sendiri akan islam adalah orang-orang yang "****". Ayahnya disini hanya sebagai contoh dari sekian banyak umat islam yang "****". Seorang anak mengekspos cerita tentang kebodohan ayahnya berarti menceritakan kebodohan tentang umat islam pada umumnya. Tapi ayahnya sudah tidak lagi termasuk orang-orang yang "****" setelah ayahnya menerima kenyataan bahwa agama islam memang diciptakan hanya untuk orang-orang yang "****".
Mengerti? :finga:
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by Adadeh »

Captain Pancasila wrote:cerita yg agak sedikit janggal, orang tuanya sendiri kok dibilang "****", udah gitu ceritanya diexpose lagi...
Tidak aneh dibandingkan dengan Islam yang menghalalkan pembunuhan atas ayah kandung sendiri yang kafir.

HALAL BUNUH BAPAK SENDIRI YANG MENOLAK ISLAM

Tafsir Al-Qur'an 9:24 dari Ibn Kathir:
http://www.tafsir.com/default.asp?sid=9&tid=20914
The Prohibition of taking the Idolators as Supporters, even with Relatives
terjemahan
"Larangan Bersekutu dengan Kaum Pagan, bahkan jika dengan Keluarga Sendiri"

Allah commands shunning the disbelievers, even if they are one's parents or children, and prohibits taking them as supporters if they choose disbelief instead of faith. Allah warns,
terjemahan
Allah memerintahkan Muslim untuk menolak kaum non-Muslim, bahkan jika mereka adalah orang tua atau anak sendiri, dan melarang mereka untuk jadi sekutu Muslim jika tidak mau memeluk Islam. Allah memperingatkan,

[لاَّ تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الاٌّخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُواْ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَـئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ الإِيمَـنَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّـتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا الاٌّنْهَـرُ]
(You will not find any people who believe in Allah and the Last Day, making friendship with those who oppose Allah and His Messenger, even though they were their fathers or their sons or their brothers or their kindred (people). For such He has written (predetermined) faith in their hearts, and strengthened them with a Ruh (proof, light and true guidance) from Himself. And He will admit them to Gardens (Paradise) under which rivers flow.) [58:22] Al-Hafiz Al-Bayhaqi recorded that `Abdullah bin Shawdhab said, "The father of Abu `Ubaydah bin Al-Jarrah was repeatedly praising the idols to his son on the day of Badr, and Abu `Ubaydah kept avoiding him. When Al-Jarrah persisted, his son Abu `Ubaydah headed towards him and killed him. Allah revealed this Ayah in his case,
terjemahan:
(Kau tidak akan menemukan orang yang percaya pada Allah dan Hari Kiamat berteman dengan mereka yang menentang Allah dan Rasulnya, bahkan jikalau mereka adalah ayah2 atau putra2 atau saudara2 laki atau bangsa mereka. Karena Allah telah menentukan iman mereka, dan memperkuatnya dengan Roh (bimbingan sejati) dari diriNya sendiri. Dan dia akan menerima mereka masuk Surag di mana sungai2 mengalir). (Ayat 58:22) Al-Hafiz Al-Bayhaqi mencatat bahwa `Abdullah bin Shawdhab berkata, " Ayah dari Abu Abu `Ubaydah bin Al-Jarrah bin Al-Jarrah berkali-kali memuji-muji dewa2 kepada anak lakinya di hari (perang) Badr, dan Abu Abu `Ubaydah terus menghindarinya. Ketika Al-Jarrah terus memuji, anak lakinya yakni Abu `Ubaydah berjalan menujunya dan membunuhnya. Allah menurunkan ayat ini berdasarkan kejadian itu.
...sungguh aneh, ada anak kok tega"nya mengekspos cerita "kebodohan orangtuanya" sendiri, kliatan banget klo ceritanya ngarang...
Sungguh aneh, ajaran tuhan kok malah menghalalkan Muslim membunuh bapaknya ndiri yang kafir. Kliatan banget klo Mamad ngarang agama...
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by Adadeh »

Ancaman Allah bagi Muslim yang lebih mencintai orangtuanya yang kafir daripada mencintai si Mamad:

Image
Ajaran tuhan kok malah menyuruh anak melawan bapak/ibu kandungnya sendiri hanya gara² berbeda iman.

Image
Muhammad mengeluarkan peringatan ancaman neraka bagi Muslim yang lebih mengutamakan keluarganya sendiri daripada nasib Muhammad dan Jihadnya. Kenapa Muhammad begitu ngotot Muslim harus berjihad? Jawabnya adalah karena NAFKAH MUHAMMAD BERASAL DARI JIHAD!! Jika Muslim ogah Jihad, Mamad gak dapet nafkah!

Keterangan lebih jauh tentang pembunuhan yang dilakukan Muslim terhadap sanak saudara sendiri yang kafir bisa dibaca di sini:

Muhammad menanamkan kebencian dalam hati Muslim untuk bersiap melakukan Jihad terhadap seluruh non-Muslim, bahkan termasuk anggota keluarga mereka sendiri.
User avatar
Captain Pancasila
Posts: 3505
Joined: Wed Jun 01, 2011 1:58 pm
Location: Bekas Benua Atlantis

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by Captain Pancasila »

Adadeh wrote:Allah commands shunning the disbelievers, even if they are one's parents or children, and prohibits taking them as supporters if they choose disbelief instead of faith
-shunning : menolak memberikan dukungan dalam hal perbuatan yang dilarang agama
-prohibits taking them as supporters : melarang menjadikan mereka pendukung dalam hal keimanan ---> pendukung : tempat kita bertanya/kembali jika kita menemui kesulitan/keragu-raguan (dlm hal masalah keimanan)
-choose : bagi mereka yang (bener") sudah tahu mana benar (dan menerima itu sebagai suatu kebenaran) dan mana yang salah ---> sehingga pilihannya (antara ingkar atau percaya) adalah benar' suatu pilihan yang obyektif
Adadeh wrote:di hari (perang) Badr, dan Abu Abu `Ubaydah terus menghindarinya.
Pas itu pas suasana Perang, Ayahnya termasuk dalam Pihak Lawan/Musuh, lagipula si Abu 'Ubaydah sudah sebisa mungkin berusaha menghindarinya...
walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by walet »

Captain Pancasila wrote: Pas itu pas suasana Perang, Ayahnya termasuk dalam Pihak Lawan/Musuh, lagipula si Abu 'Ubaydah sudah sebisa mungkin berusaha menghindarinya...
Jadi kamu juga akan membunuh ayahmu sendiri kalau itu perlu?
User avatar
AIR
Posts: 774
Joined: Sat Jan 23, 2010 9:57 pm
Location: Indonesia Faith Freedom
Contact:

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by AIR »

Captain Pancasila wrote: Pas itu pas suasana Perang, Ayahnya termasuk dalam Pihak Lawan/Musuh, lagipula si Abu 'Ubaydah sudah sebisa mungkin berusaha menghindarinya...
walet wrote:Jadi kamu juga akan membunuh ayahmu sendiri kalau itu perlu?
Muslim yang masih punya hati nurani jika diberi pertanyaan begini langsung hang otaknya. Dilema mengasihi orang tua atau mentaati perintah agama :green: tapi ada juga muslim yang otaknya sudah sejati Islam dan berani menjawab "YA" atas jenis pertanyaan om walet di atas lho..



AIR
walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by walet »

AIR wrote: Muslim yang masih punya hati nurani jika diberi pertanyaan begini langsung hang otaknya. Dilema mengasihi orang tua atau mentaati perintah agama :green: tapi ada juga muslim yang otaknya sudah sejati Islam dan berani menjawab "YA" atas jenis pertanyaan om walet di atas lho..



AIR
Dia gak bakal menjawab, kalaupun menjawab pasti taqiyah.
User avatar
Captain Pancasila
Posts: 3505
Joined: Wed Jun 01, 2011 1:58 pm
Location: Bekas Benua Atlantis

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by Captain Pancasila »

Pas itu pas suasana Perang, Ayahnya termasuk dalam Pihak Lawan/Musuh, lagipula si Abu 'Ubaydah sudah sebisa mungkin berusaha menghindarinya...
walet wrote:Jadi kamu juga akan membunuh ayahmu sendiri kalau itu perlu?
pertanyaannya kurang tepat, karena contoh diatas menjelaskan bahwa si Abu 'Ubaydah tidaklah bermaksud untuk (bahkan berusaha agar sebisa mungkin tidak) membunuh Ayahnya...
Jadi penyebab si Abu 'Ubaydah membunuh Ayahnya adalah karena Keadaan, bukan karena motif pribadi...
adadeh wrote:dan Abu Abu `Ubaydah terus menghindarinya. Ketika Al-Jarrah terus memuji, anak lakinya yakni Abu `Ubaydah berjalan menujunya dan membunuhnya.
(jika tafsirannya memang seperti itu) Ada kemungkinan : bahwa si Abu 'Ubaydah melakukannya karena motif kasih sayang ( tidak tega/tidak ingin melihat Ayahnya berbuat lebih banyak dosa[syirik] lagi )

...Saya mungkin juga akan bertindak sama jika Saya yang ditempatkan dalam situasi(perang) tersebut...
User avatar
AIR
Posts: 774
Joined: Sat Jan 23, 2010 9:57 pm
Location: Indonesia Faith Freedom
Contact:

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by AIR »

Captain Pancasila wrote:(jika tafsirannya memang seperti itu) Ada kemungkinan : bahwa si Abu 'Ubaydah melakukannya karena motif kasih sayang ( tidak tega/tidak ingin melihat Ayahnya berbuat lebih banyak dosa[syirik] lagi )
Mainannya di area possibility. Kayak Alley Shatree, ngelawak terus..... :lol:
Dari kalimat lo di atas gw boleh ya cap menyimpulkan bahwa salah satu bentuk kasih sayang dalam Islam adalah membunuh sekali pun membunuh orang tua kandung :green:
Captain wrote:...Saya mungkin juga akan bertindak sama jika Saya yang ditempatkan dalam situasi(perang) tersebut...
=D> standing applause buat muslim sejati =D>


AIR
User avatar
kucinggarong
Posts: 963
Joined: Thu Aug 02, 2007 12:33 pm
Location: Kapir Aseli.., Mangstab !

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by kucinggarong »

Captain Pancasila wrote: ...Saya mungkin juga akan bertindak sama jika Saya yang ditempatkan dalam situasi(perang) tersebut...
Dalam keadaan perang atau tidak, agama yang mengajar membunuh orangtua hanya diajarkan oleh iblis. Dan cuma Islam, satu-satunya yang mengajar untuk membunuh orangtua yang kafir.

Betapa bejatnya ajaran Muhammad ini. Dan hal ini masih tidak disadari oleh milyaran muslim di muka bumi.
User avatar
mamadkafirun
Posts: 1810
Joined: Thu Apr 14, 2011 3:15 pm
Location: in God's heart.

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by mamadkafirun »

Captain wrote:...Saya mungkin juga akan bertindak sama jika Saya yang ditempatkan dalam situasi(perang) tersebut...
AIR wrote: =D> standing applause buat muslim sejati =D>


AIR
Mbak AIR, kalau mbak kasih standing applause, saya mah malah "SPEECHLESS" :-#
walet
Posts: 5858
Joined: Wed Feb 11, 2009 4:52 am
Contact:

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by walet »

Captain Pancasila wrote: ...Saya mungkin juga akan bertindak sama jika Saya yang ditempatkan dalam situasi(perang) tersebut...
Okay, jadi kamu akan membunuh ayahmu kalau ada kejadian seperti itu.
Sungguh mulia akhlak muslim.
hersus
Posts: 508
Joined: Sun Feb 14, 2010 4:10 pm

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by hersus »

Fantastic !!! luar biasa ajaran buatan momed ini !!! benar 2 asli ajaran setan !!! HANYA ORANG YANG BERHATI SETAN SAJA YANG MAU BUNUH ORANG TUA sendiri karena beda iman !!!! mangkanya dimana negara berbasis agama momed pasti kekacauan terjadi !!! contoh buat tempat ibadah agama lain di demo , dibakar
imamnya dianiaya !!! sungguh bejat ajaran buatan momed ini
Ayo kupas terus kebejatan moral & etika dari momed pengikut setan arab !!!
:vom: :vom: :vom: :toimonster: :toimonster:
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Menyadarkan Ayahku tentang Islam dan Akibatnya yang Fatal

Post by Adadeh »

Awalnya sih belagu mau bela Islam dengan meninggikan martabat seorang ayah:
Captain Pancasila wrote:cerita yg agak sedikit janggal, orang tuanya sendiri kok dibilang "****", udah gitu ceritanya diexpose lagi...
...sungguh aneh, ada anak kok tega"nya mengekspos cerita "kebodohan orangtuanya" sendiri, kliatan banget klo ceritanya ngarang...
Tapi ternyata fakta literatur Islam mengkhianati usaha Muslim membela Islam, sehingga Muslim terpaksa menurunkan akhlaknya sebagai manusia waras agar jadi sederajat rendahnya dengan sang Nabi Islam:
Captain Pancasila wrote:...Saya mungkin juga akan bertindak sama jika Saya yang ditempatkan dalam situasi(perang) tersebut...
Untungnya hanya sedikit sekali Muslim yang sebodoh Kapten Pancasial. Umumnya Muslim malah murtad jika dihadapkan dengan kewajiban Isam membunuh bapak/anak/sodara kandung sendiri yang menentang Islam. Contohnya adalah ayah Mirza Ghalib di atas. Bukannya menolak atau membunuh putranya yang murtad, sang ayah malah akhirnya ikut²an murtad seperti putranya. Itu baru namanya waras.
Pas itu pas suasana Perang
Perang apaan? Itu terjadi di Perampokan Badr di mana Muhammad menyerang para pedagang Quraysh baru kembali dari Syria dengan membawa banyak harta benda dan unta ke Mekah. Muhammad mencegat mereka di perjalanan, merampok dan membunuhi masyarakat sukunya sendiri karena dia gak sanggup cari nafkah secara halal.

Masih banyak contoh Islam lainnya yang menghalalkan pembunuhan bapak/sodara sendiri demi Mamad SAW:

Sanak saudara sedarah kandung bunuh²an gara² Islam

Utba Hudhayfah (pagan Quraish) melawan anaknya yakni Abu Hudhayfah (Muslim) di perampokan Badr
Obaydah (Muslim - paman Muhammad) melawan Abdul Bakhtari and al-Abbas (kedua paman Muhammad yang lain - pagan Quraish) di perampokan Badr
Pengikut Muhammad membunuh Abdul Bakhtari (paman Muhammad - pagan Quraish) di perampokan Badr
Hazrat Umar (Muslim) membunuh paman kandungnya sendiri, yakni al-As b. Hisham b. al-Mughira (pagan - Quraish) di perampokan Badr
Muhammad memerintahkan pemancungan atas Abul Hakam (pamannya sendiri - pagan Quraish) di perampokan Badr.
Muhammad melawan Abu al-As (pagan Quraish; menantunya sendiri; suami dari Zaynab yang adalah anak perempuan Muhammad yang tertua) di perampokan Badr. Bahkan kemudian Muhammad minta Zaynab sendiri membayar tebusan kepada Muhammad bagi pembebasan Abu al-As setelah pertempuran selesai.
Ali (Muslim - sahabat dekat Muhammad) membunuh pamannya sendiri Amr b. Abd Wudd (pagan Quraish) di Perang Khandaq


Berencana Membunuh Ayah Sendiri gara² Muhammad

Ketika terjadi pertikaian antara orang2 Muslim Ansar (dipimpin oleh Abd Allah ibn Ubayy) dan Muslim Muhajidin, anak laki Abd Allah ibn Ubayy yakni Abd Allah b. Abd Allah b. Ubayy datang menghadap Muhammad dan menawarkan diri untuk membunuh ayahnya sendiri. Dia berkata, “Rasul Allah, aku diberitahu bahwa kau ingin membunuh Abd Allah b. Ubayy karena apa yang dikabarkan padamu tentang dirinya. Jika kau memang ingin melakukan itu, perintahkan aku untuk melakukannya dan aku akan membawa kepalanya padamu. Demi Tuhan, al-Khazraj tahu bahwa tidak ada seorang pun diantara mereka yang lebih berbakti kepadanya ayahnya daripada aku. Aku khawatir engkau akan memerintah orang lain untuk membunuh ayahku dan dia akan melakukannya; dan aku akan tidak tahan melihat pembunuh Abd Allah b. Ubayy berjalan diantara orang2. (Karena itu) Aku bersedia membunuhnya, membunuh seorang Muslim untuk membalas dendam seorang kafir, dan karenanya (aku) akan masuk Api [neraka].” [ Tabari, vol. viii, p.55] Mubarakpuri [Mubarakpuri, p.391] menyatakan bahwa tipe Jihadis fanatik seperti ini adalah Muslim yang ‘alim’.


Membunuh Ayah sendiri karena menolak Islam
Penyerangan Atas B. Kilab di al-Zuji oleh al-Dahak ibn Sufyan al-Kilabi—August, 630M

Muhammad mengirim al-Dahak ibn Sufyan ke al-Zuji untuk mengajak orang2 B. Kilab memeluk Islam. Ketika mereka menolak, tentara2 Muslim menyerang mereka dan memaksa mereka berlarian pergi ketakutan. Diantara para Muslim terdapat seorang Jihadis tulen bernama al-Asyad . Dia bertemu dengan ayahnya yang bernama Salamah yang sedang mengendarai kuda. Al-Asyad meminta ayahnya masuk Islam. Tapi ayahnya malah menegurnya karena memeluk Islam. Al-Asyad jadi marah dan dia memotong kuda ayahnya. Ketika ayahnya terjatuh, dia lalu menangkapnya sampai para Muslim yang lain tiba di tempat itu dan membunuhnya (Ibn Sa’d, vol. ii p.201)
_
___________


Harga nyawa orang tua, teman, kerabat, famili kalian akan tidak ada artinya jika berani menentang atau tidak menerima Islam! Islam memperbolehkan Muslim menghabisi keluarga yang tidak menerima atau menolak Islam!
Post Reply