Faisal Munir Murtad
Namaku adalah Faisal Munir. Aku adalah warga Amerika Serikat keturunan Pakistan dari San Antonio, Texas, usia 32 tahun. Orangtuaku berasal dari Pakistan, tapi aku lahir dan dibesarkan di Illinois, USA. Aku dibesarkan sebagai seorang Muslim hampir di seluruh hidupku. Aku sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, baca Qur’an dan berhubungan erat bersama umat Muslim. Aku ingin menyebarkan Islam ke seluruh dunia dan aku benci semua orang yang mengritik Islam. Malahan dulu aku pernah menunggu saat yang tepat untuk jadi seorang Mujahidin dan mati syahid untuk langsung masuk syuurga.
Tapi semakin bertambah usia, pikiranku semakin terbuka dan aku mulai berpikir bahwa mungkin aku tidak punya jawaban atas semua pertanyaan. Aku bertemu dengan orang² yang menantang kepercayaan Islamku. Karena itu aku semakin giat belajar Qur’an dengan harapan bisa mendapatkan jawaban dari semua ketidaktahuan. Tapi semakin banyak membaca Qur’an, aku jadi semakin lebih bingung lagi dengan apa yang harus kupercayai. Contohnya, Qur’an mengatakan:
Q 4:34
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Aku kaget sekali sewaktu membaca ayat ini. Bagiku, ini merupakan ijin bagi pria untuk melakukan kekerasan rumah tangga terhadap istri. Kata “PUKULLAH” tampak sangat menonjol. Dulu kukira Islam itu adalah agama damai dan Muhammad adalah teladan yang baik. Bagaimana mungkin dia bisa menasehatkan kekerasan rumah tangga seperti itu?
Hal lain yang mengganggu pikiran adalah ketika Muhammad menikahi istri dari anak angkatnya yakni Zaid. Qur’an mengatakan:
Q 33:37-38
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.
Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku,
Di Alkitab-nya orang Kristen, pria dilarang keras untuk berahi terhadap istri orang lain, tapi kok di sini Muhammad berahi terhadap istri putra angkatnya sendiri?!
Hal yang paling tak bisa kuterima adalah ketika dia menikahi anak perempuan kecil usia 6 tahun bernama Aisyah. Tertulis dalam hadis sebagai berikut:
Bukhari vol.5 book 58 ch.43 no.236 p.153.
<font color="#000099">Dikisahkan oleh ayah Hisyam:
Khadija mati tiga tahun sebelum Nabi hijrah ke Medina. Dia tinggal di tempatnya selama dua tahun dan lalu dia menikahi Aisyah usia 6 tahun, dan menyetubuhi Aisyah ketika usia 8 tahun. </font>
Dalam Islam, Muslim dianjurkan untuk mengikuti teladan Muhammad, sama seperti orang Kristen juga dianjurkan mengikuti teladan Yesus. Jika menikahi anak perempuan usia 6 tahun dianggap sebagai hal yang layak dalam Islam, tentu saja aku sama sekali tidak mau lagi memeluk Islam. Selain itu terdapat banyak hal tak masuk akal dalam ahadis. Contohnya adalah Muhammad mengatakan bahwa tinggi Adam adalah 90 kaki (27.4 m). Aku tak yakin ada manusia setinggi itu di jaman dahulu.
Banyak ayat² Qur’an dan ahadis yang menganjurkan Muslim melakukan kekerasan dan kebencian. Contohnya:
Q 9:29
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
Q 5:51
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.
Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 260
Ali membakar beberapa orang dan hal ini didengar oleh Ibn Abbas, yang lalu berkata, “Jika aku jadi Ali, aku tidak akan membakar mereka, karena Nabi berkata, ‘Jangan hukum siapapun dengan hukuman Allah.’ Tentu saja aku akan membunuh mereka, karena Nabi berkata, ‘Jika seorang Muslim meninggalkan agamanya, bunuh dia.’ “
Berdasarkan keterangan hadis dan ayat Qur’an di atas, aku telah murtad dan berkhianat. Menurut Islam, aku harus dibunuh.
Setelah melakukan berbagai pengamatan, aku mengambil keputusan bahwa aku tidak dalam lagi beribadah Islam dan tidak mau lagi untuk memeluk Islam. Aku masih belum tahu langkah apa yang harus kulakukan, tapi yang jelas aku tidak bisa lagi mengikuti Islam. Tuhan memberkati para murtadun seperti Walid Shoebat, Ayaan Hirsi Ali, Nonie Darwish, Rifqa Bary dan banyak lainnya yang memberiku pengharapan. Aku kagum akan keberanian mereka berdiri tegak menyatakan keyakinan mereka. Mereka menunjukkan fakta bahwa aku tidak sendirian dalam mengambil keputusan murtad. Aku tahu aku akan punya banyak musuh dan aku tahu banyak Muslim yang akan kecewa atas keputusan murtadku. Aku sudah siap menghadapi segala konsekuensi dalam nama kebenaran dan keadilan.
Faisal Munir
