Kesaksian Murtad ex-Muslim Plasma

[Adadeh]

Hal² Yang Kusadari
oleh Plasma
Rabu, 1 April, 2009, 19:01

Aku tidak banyak posting tulisan di sini karena tidak punya waktu (sayang benernya sih). Baru² ini aku berusia genap 18 tahun dan aku telah bebas dari Islam selama kurang lebih 7 sampai 8 bulan (gak ingat persisnya). Aku hanya sekedar ingin membagi pengamalan murtadku pada kalian.

Sungguh sukar mengalami bulan² pertama setelah murtad. Islam benar² agama yang berdasarkan rasa takut. Banyak hal yang membuatku takut akan Islam dan hal ini membuatku ingin kembali menjadi Muslim, tapi setelah aku berhasil mengatasi hal itu, semuanya jadi mudah dan lancar² saja tuh. Setelah itu, aku mulai menyadari segala kemunafikan yang bertambah lama bertambah jelas dari begitu banyak Muslim di sekitarku. Hal² yang mereka percayai kadangkala sangat mengejutkan. Aku merahasiakan kemurtadanku terhadap siapapun (kecuali kalian para netter FFI!). Tapi di beberapa minggu terakhir aku semakin terbuka menunjukkan ketidaksukaanku pada banyak hal dalam Islam.

Di luar rumah, aku selalu menunjukkan banyak kontradiksi dalam Qur’an. Awalnya sih masih banyak kutahan-tahan, tapi sekarang aku menyatakannya setiap hari dan kukira banyak temanku yang sudah tahu aku tidak lagi tertarik akan Islam. Jikalau aku sudah mulai kuliah, aku akan terang²an menyatakan murtad. Aku punya teman yang baru² ini juga murtad. Sebenarnya dari dialah aku menyadari banyak kontradiksi dan kebohongan dalam Islam. Dia sih tenang² aja, karena orangtuanya ternyata menerima keputusannya tanpa banyak masalah. Orangtuaku sih tampaknya akan berusaha menyakitiku jika mereka tahu aku murtad … tapi gimanapun juga mereka akhirnya harus tahu!

Kesaksianku tidak panjang (tidak seperti banyak kesaksian lainnya) tapi aku hanya sekedar mampir dan membagi pengalaman karena aku juga sebenarnya tidak banyak menulis.

[AkuAdalahAing]

baca quran (dalam bahasa yang dimengerti) + hadits2 sahih - hati nurani => menjadi islam teroris
baca quran (dalam bahasa yang dimengerti) + hadits2 sahih + hati nurani => menjadi kapir