Page 14 of 15

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Mon Oct 19, 2009 11:46 pm
by AkalSehat
cikoko wrote: Ngayal itu sama dengan ngarang :lol: kalo lo kata Muhamad ngayal, yg penting masih asli boooo', kalo yesus yg ngayal? Ada yg asli gak karangan yesus? Hihihi :lol:
wah kalau secara saksi mendingan lo pada menTUHANkan bonyok lo aja dah.. (Yg menurut gw secara tidak langsung) bonyok lo lah yg nyiptain lo, darah daging bonyok lo lah yg buat lo ada, itu jelas dan real broo, gak perlu diragukan. .Saksinya jelas bonyok lo dan dokter bidan2 yg bantu nyokaplo ngeluarin lo dr perut.. , dan lo bisa tanya gmana mreka buat lo.. Masih mending drpd lo nyembah saibaba kalo mau disalib trus bangkit 3 hari :lol: :lol: :lol:
wah maksudnya injil? sejak kapan yesus nulis injil? anda gouoblok ato cuman asal fitnah? mana bukti alkitab gak ada yang asli? jangan cuman asal bunyi!
eits anda lihat dari quran? emang quran yang anda pegang sekarang asli? tuh kuran ada banyak versi toh buktinya tuh quranmu revisian jangan asal mangap bilang quran sekarang itu asli dan tidak berubah :rolling:
muslim-mengkritisi-sejarah-al-qur-an-revised-t503/

wah kok bonyok gw yang nyiptain? anda sekali lagi memperlihatkan keguoblogzan anda
YHWH disaksikan buanyak orang mujizatnya juga penampakanya dalam tiang api/asap =D>
YESUS disaksikan buanyak orang ketika disalib, bangkit dari kubur,dan naek ke sorga =D>
momed tidak ada yang menyaksikan saat dia sedang kesurupan di gua hira dan tiba" muncul ide oloh wts :rolling:

:rofl:

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Tue Oct 20, 2009 3:45 am
by slowrock
cikoko wrote:@hikmat. . Gw ga mau jawab ah, emg nya knp.. :lol:
yeileh. . . Kalo sama brarti lo akuin dong yesus itu nabi dan kagak disalib gmana sih ente... :lol:
iya, emang sosok yg sama. cuma ceritanya diplintir Pak Muhammad karena dia suka kesurupan :rofl:

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Tue Oct 20, 2009 10:48 am
by cikoko
AkalSehat wrote: wah maksudnya injil? sejak
kapan yesus nulis injil? anda
gouoblok ato cuman asal fitnah?
mana bukti alkitab gak ada yang
asli? jangan cuman asal bunyi!
eits anda lihat dari quran?
emang quran yang anda pegang
sekarang asli? tuh kuran ada
banyak versi toh buktinya tuh
quranmu revisian jangan asal
mangap bilang quran sekarang
itu asli dan tidak berubah. * :lol: ternyata gobloknya berbalik. .Xixixi... **** ****. . . Siapa yg bilang yesus nulis...??? Kresten blg muhamad ngayal, eh dibilang yesus ngarang ko malah ngamuk2 xixixixi. . . :lol: ..


AkalSehat wrote: wah kok bonyok gw yang
nyiptain? anda sekali lagi
memperlihatkan keguoblogzan
anda
YHWH disaksikan buanyak
orang mujizatnya juga
penampakanya dalam tiang
api/asap
YESUS disaksikan buanyak
orang ketika disalib, bangkit
dari kubur,dan naek ke
sorga =D>
momed tidak ada yang
menyaksikan saat dia
sedang kesurupan di gua
hira dan tiba" muncul ide
oloh wts :rolling:

* :green: ah lo lg ngayal x. , emgnya kapan lo liat yhwh yesus ngluarin mukjizat...??? Lo berkhayal x yah.. Video in dong mukjizat yhwh yesus ntu biar gw percaya. . . Hahahahahaha. . Hayalan kok jd referensi :finga: baca cerita dimana lo? ckakakakakak. . . Masih mending bonyok lo. .Bukan cerita coy. . .Asli mukjizat bisa buat elo..!!

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Tue Oct 20, 2009 10:58 am
by kutukupret
@cikoko

bandingkan dgn ini parfum Muhammad wangi

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Tue Oct 20, 2009 10:58 am
by Zhou Yu
@ cikoko
mata ente normal ga sih???
Baca lagi postingan akalsehat, ada gak dia bilang kalau dia melihat YHWH/Yesus??? Dia cuma bilang ada buanyak saksi!!!
Ente kok dodol buanget yak...

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Tue Oct 20, 2009 11:03 am
by cikoko
slowrock wrote: iya, emang sosok yg sama. cuma
ceritanya diplintir Pak Muhammad
karena dia suka kesurupan.

# hihihi... :green: Ada2 aja loh... Yg mlintir tuw para penulis novel tuh.. Wong yesusnya sendiri ga ada bilang muhammad mlintir kok ente percaya diri ngatakan begitu :lol:

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Tue Oct 20, 2009 11:09 am
by cikoko
@zhou . Sori mata gw kagak normal. . Abis gayanya sok benar sih :finga: tau ada saksi jg krna baca dongeng, bukan melihat ada saksi gt, kalau saksi dipentingin ya mendingan bonyok kan? Bahkan 100% itu mukjizat ngeluarin ngebesarin lo, dari pada pcy dongeng. . :lol:

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Tue Oct 20, 2009 11:19 am
by Zhou Yu
@cikoko
ente juga gak pernah melihat sendiri muhammad terima wahyu kan???
Nah loh....

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Wed Oct 21, 2009 9:54 am
by AkalSehat
ahh memang muslim susah mencerna sebuah kalimat ](*,) ](*,)

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Wed Oct 21, 2009 4:16 pm
by slowrock
cikoko wrote:ngayal, eh dibilang yesus ngarang ko malah ngamuk2 xixixixi. . . :lol: ..
paling tidak dia gak ngacung2in pedang, ato maenan bomb, ato teriak2 Yesus Akbar ato Buddha Akbar (apalah agama dia) kyk jebolan pesantren atau kelompok2 relijius muslim lain

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Thu Oct 29, 2009 10:02 pm
by Isa(NOT jesus)Lover
MOGA MAKIN BANYAK YANG MURTAD...HALAAAHH,,BASIIII !! MENDINGAN INI...PENUH DENGAN KASIHNYA :
:rolling: Yohanes 17:3 “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah engkau utus”.

Catatan: Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa satu-satunya Allah yang benar, adalah Allah SWT, dan dia hanya seorang utusan Tuhan. Ini berarti Yesus mengajarkan dua kalimat syahadat (syahadatin), yang jika di bahasa arabkann “ Asyhadu anla ilaaha illallahu, wa asyhadu anna Isa rasulullah”.

Nah sepeninggal Yesus, nabi kita Muhammad saw juga mengajarkan dua kalimat syahadat (syahadatin) yaitu : “ Asyhadu anla ilaaha illallahu, wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah.”

Ini merupakan suatu bukti bahwa kita umat Islamlah yang meneruskan ajaran Yesus tersebut. Sementara umat Kristen tidak mengenal dua kalimat syahadat. Bahkan syahadatin bagi seluruh umat Islam didunia, merupakan pintu awal menjadi seorang muslim.

Pada ayat tersebut, sangat jelas sekali Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa satu-satunya Tuhan yang benar adalah Bapa (Allah SWT) dan ia hanya seorang utusan saja.

Apa yang Yesus ucapkan pada Yoh 17:3 tadi, sama sekali tidak dianggap dan tidak diamalkan oleh mereka. Bahkan mereka menjadikan Yesus sebagai Tuhan atau Allah itu sendiri yang mereka sembah. Na’uudzubillaahimindzaalik.

Nah dari ucapan Yesus dalam Yoh 17:3 tadi, membuktikan bahwa umat Islamlah yang mengamalkan ajaran Yesus yang mengatakan bahwa satu-satunya Tuhan adalah Allah dan Dia (Yesus) hanyalah seorang utusanTuhan, bukan Tuhan!! Sementara umat Kristiani menjadikan Tuhan itu Trinitas dan Yesus itu salah satu dari oknum Tuhan itu sendiri.

Mengenai wanita2 bro kristen yang lenggang kangkung ke gereja dandan semenor mungkin,,mungkin ini bisa membukakan hati jeng jeng sekalian,INSYA ALLAH:

Korintus 11:5-6, 10,13 (5)Tetapi setiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepala, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya .(6) Sebab jika jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.(10) sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa dikepalanya oleh karena para malaikat.(13) Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala tidak bertudung?

Catatan: Alkitab mengajarkan, wanita harus berjilbab, artinya harus menutupi kepalanya. Bahkan sangsinya jika tidak menutupi kepalanya, rambutnya harus digunting alias dibotakin.

Dalam semua lukisan gambar bunda Maria ibunya Yesus, tampak dia memakai jilbab. Juga semua biarawati walaupun kurang sempurna, mereka memakai penutup kepala sejenis jilbab. Ini membuktikan orang yang menutup kepala dengan jilbab,

SAYA HANYA SEORANG MANUSIA YG TDK LUPUT DARI KESALAHAN BERUPAYA MENEBARKAN APA YANG DIKATAKAN ALKITAB KITA,,SEMOGA KITA SEMUA DAPAT MEMETIK BUAH KEBENARAN YANG DISAMPAIKAN YESUS DAN NABI2 KEPADA ORANG PERCAYA:

NAMUN SANGAT KONTRAS KITA LIHAT SAAT KAWAN-KAWAN WANITA KITA BERIBADAH KE GEREJA PADA HARI MINGGU,,APAKAH TIDAK ADA YANG MEMPERHATIKAN Korintus 11:5-6, 10,13 DIATAS PAK PENDETA/PASTUR..BUK PENDETA/PASTUR,,DISETRAPIINN AJAA TUUHH ?

QS 6:46 Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?” Perhatikanlah, bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).

(AL-HAJJ Ayat 46):"Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada"

[-o< "YESUS (ISA AS),,SAKSIKANLAH SIAPA YANG BENAR-BENAR MENGASIHI & MENGIKUTI SERTA MENERAPKAN AJARAN TUHAN KITA ALLAH YANG DIAJARKAN KEPADAMU YAA YESUS(ISA AS)..MUHAMMAD SAW & UMMATNYA,MUSLIM"[-o<
'ALHAMDULILLAHIRROBBIL'ALAMIN..SEGALA PUJI BAGI ALLAH TUHAN PEMELIHARA SEMESTA ALAM''

=; BUAT KAWAN2 SEKALIAN ORANG PERCAYA...BOLEH KOQ NGLUARIN KATA2 APA AJA,,BAHKAN AMPE NGLUARIN ISI PERUTNYA,,YANG PENTING KITA SEMUA DALAM KASIH DAMAI SEJAHTERA..TUHAN MAHA MENGETAHUI HATI PARA HAMBANYA :rolling:



HADITS TENTANG KEHIDUPAN RASUL



Robert Morey yang ingin membandingkan -dengan kecendrungan tentunya- antara Nabi Muhammad Saw. an Nabi Isa As. tidak memperhatikan bahwa keduanya adalah sama-sama utusan Allah, dan keduanya hidup dalam situasi yang sangat bertolak belakang. Nabi Isa As. hidup pada masa bangsa Yahudi sedang dalam cengkraman kekuasaan Romawi. Ajaran yang dibawa beliau juga semata-mata meneruskan ajaran Nabi Musa. Dan satu hal lagi bahwa masyarakat Israel seperti kebiasaannya tidak pernah mau menerima Nabi yang walaupun dari kalangannya sendiri, sehingga dalam kenabiannya Nabi Isa tidak menjadi pemimpin Bangsa Israel sebagaimana Nabi Musa yang menyelamatkan bani Israel dari tangan Fir'aun. Sementara Nabi Muhammad saw, selain seorang Nabi -seperti nabi Musa- juga pemimpin masyarakat Arab, layaknya seorang panglima dalam peperangan, dan kepala pemerintah dalam mengatur negerinya. Oleh sebab itu jika kemudian Nabi menghunus pedang dan menjatuhkan hukuman kepada pelaku kejahatan, hal itu adalah tugas seorang panglima perang dan seorang kepala pemerintahan, dan semua itu menjadi kesatuan ajarannya sehingga umat muslim tidak pernah membedakan antara agama dan negara, apalagi agama dan ilmu pengetahuan. Namun demikian kalaupun Robert Morey berupaya membandingkan antara Isa dan Muhammad, maka kami membatasi hal tersebut, karena ajaran Islam menyatakan bahwa seluruh nabi adalah sama, umat muslim tidak diperkenankan membedakan antara mereka, hal ini tidak saja menjadi perintah al-Qur'an tapi bahkan menjadi salah satu pilar dari enam pilar keimanan dalam Islam.



Masalah-masalah pribadi Rasulullah yang dihujat oleh Robert Morey adalah sebagai berikut :



1. Bahwa Nabi suka marah.

2. Bahwa Nabi tidak suka ditanya.

3. Permintaan membunuh.

4. Nabi memohon ampunan Allah karena ia adalah seorang pendosa.

5. Isu seksual.



Marah



Sebagai seorang pemimpin sekaligus pendidik dan pengajar, maka memarahi para sahabatnya yang berbuat salah adalah suatu hal yang wajar, dan mungkin malah diperlukan. Itulah sebabnya marah yang diperbolehkan dalam agama adalah marah yang karena Allah bukan karena hawa nafsu. Marah yang karena Allah akan ditanggapi sebagai teguran, sementara marah yang karena hawa nafsu akan ditanggapi dengan kemarahan serupa. Jika yang kedua yang terjadi -karena nafsu- maka dapat dipastikan dakwah Rasulullah gagal, tapi toh ternyata yang terjadi adalah sebaliknya, terbukti Rasulullah mampu mengislamkan Madinah dalam waktu 1 tahun. Dalam prakteknya Rasulullah tidak pernah menyebut nama dari sahabat yang ditegurnya, ia seringkali hanya mengatakan "kenapa orang-orang berbuat begini?".



Bertanya



Rasulullah dikelilingi oleh para sahabat yang sangat kritis. Kehidupan egaliter masyarakat Arab membuat para sahabat tidak pernah segan untuk bertanya, Rasulullah bahkan seringkali mengikuti saran para sahabatnya -seperti cerita Khubbab yang pernah kita ungkap sebelum ini-. Adapun pertanyaan yang tidak diperbolehkan adalah seperti yang seringkali ditanyakan oleh umat Yahudi dan Kristen yang sengaja menyudutkan Rasulullah melalui pertanyaan-pertanyaan. Seperti pertanyaan Yahudi Madinah yang menanyakan: ‘Jika Allah menciptakan alam maka siapa yang menciptakan Allah?", akhirnya turunlah surat al-Ikhlas, ‘Katakanlah (hai Muhammad) Dia Allah yang Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan... ". Pertanyaan semacam ini tentu saja dilarang oleh Nabi Saw, sebab intinya menyudutkan bukan meminta jawaban. Sedangkan pertanyaan biasa, kita bisa memperhatikan bahwa sebagaian besar ketentuan nabi adalah jawaban atas pertanyaan.



Betulkah nabi memiliki nafsu membunuh?



Dalam menghujat masalah ini, Robert Morey mencontohkan hadits nabi tentang keputusan Rasulullah yang menghukum mati Ka'b ibn Asyraf. Keputusan tersebut adalah keputusan jenius seorang panglima perang dan pemimpin masyarakat, keputusan yang tidak hanya cocok dilakukan pada 14 abad yang lalu, tapi hukum international abad modern pun mengakui bahwa keputusan tersebut sah adanya.

Ka'b bin Asyraf adalah seorang Yahudi dari ayah Arab dan ibu Yahudi. Hartanya yang melimpah membuatnya mampu berbuat apa saja untuk menyetir kaum Yahudi yang tinggal di Madinah. Sebagai anggota komunitas Yahudi di Madinah, Ka'ab bin Asyraf mestinya mentaati perjanjian hidup bersama antara Yahudi dan Muslimin di Madinah yang sudah disetujui kedua belah pihak. Namun yang terjadi justru sebaliknya, kebenciannya kepada Nabi Saw. membuatnya kehilangan akal, segala cara ia lakukan demi menyudutkan Nabi dan kaum muslimin, dari mulai mengejek hingga menghasut masyarakat Quraisy dan Yahudi untuk memerangi Rasulullah dan umatnya. Peringatan sudah disampaikan tapi hanya ditanggapi dingin. Hingga akhirnya, demi menjaga stabilitas Madinah terpaksa penyakitnya harus dibuang. Eksekusi terhadap Ka'b justru dilakukan oleh saudara­saudaranya sendiri dari bani Aus.37



Sejarawan modern H.A. Lammens yang bahkan dari kalangan Yahudi, membenarkan tindakan yang diambil oleh Rasulullah sebagai berikut :



Apabila Muhammad bertindak keras terhadap orang Yahudi, adalah dapat dimaklumi karena mereka telah berkhianat kepadanya, dan jangan dilupakan keadaan negeri Arab yang belum teratur dewasa itu.......Lagi pula ada seorang Nabi Bani Israel membunuh 300 kahin dari negeri Baal dalam suatu hari saja".38



Bukan hanya itu, hukum international-pun membenarkan tindakan Rasulullah Saw, sebagaimana ditulis Abbas Mahmud al-‘Aqqad dalam bukunya Abqariyyatu Muhammad sebagai berikut :



"Menurut undang-undang International terhadap pelangar-pelanggar yang berkhianat, menipu dan merusak kehormatan kaum wanita seperti Ka'ab bin al-Asyraf ini, dikenakan humum seorang tawanan yang telah berjandi dengan nama kehormatan bahwa ia tidak akan kembali lagi berdiri di medan peperangan pada pihak lawan yang diberinya janji tersebut. Undang­undang Internasional dalam hal ini telah mewajibkan kepada orang tersebut dan kepada pemerintah dari orang yang telah berjanji dengan nama kehormatannya itu supaya orang tersebut tidak ditugaskan lagi oleh pemerintahnya untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang bertentangan dengan janji warganya tersebut. Dan apabila orang tersebut melanggar perjanjiannya, apabila ia jatuh lagi ke dalam tawanan pemerintah yang telah melepasnya pertama kali, hilanglah hak orang tersebut sebagai orang tawanan perang, berhaklah pemerintah yang telah menawannya buat kedua kalinya ini untuk mengadilinya seperti mengadili penjahat-penjahat serta menghukumnya dengan hukum mati".39



Undang-undang modern telah mengizinkan hukuman mati atas seseorang karena kesalahan yang lebih ringan dari apa yang telah dilakukan oleh Ka'ab bin al-Asyraf yang telah menghasut orang, mengumpulkan orang dengan perbuatan dan dengan syair-syair yang amat berpengaruh pada masa itu layak pers masa kini, serta melecehkan kaum wanita-wanita muslimah. Maka dalam putusan Rasulullah tersebut yang ada hanya keadilan dengan kepentingan umum penduduk Madinah.40

Jika dibandingkan dengan Nabi Isa As. maka walaupun beliau (Nabi Isa As) bukanlah seorang kepala pemerintah namun beliau juga menghendaki agar musuhnya ditangkap.



"Siapa yang percaya dan dibabtis akan diselamatkan, tetapi yang tidak percaya akan dihukum" (Markus 16:16).



"Jangan kamu menyangka bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang". (Matius 10: 34).



Kini ada baiknya kita mendengar penuturan ahli sejarah Yahudi Prof. Israel Welfinson sebagai berikut :



"Hendaknya jangan sampai lupa dari ingatan bahwa kerugian kecil yang mengenai orang Yahudi tanah Hijaz adalah amat sedikit sekali dibandingkan dengan faidah yang didapat oleh Yahudi dari kelahiran Islam, karena orang-orang Islam yang masuk kepelbagai negeri telah menolong (menyelamatkan) beribu-ribu orang Yahudi yang tersiar di berbagai propinsi kerajaan Roman Timur, yang telah dan sedang menderita aneka macam siksa yang sakit sekali. Disamping itu hubungan orang Yahudi dengan kaum Muslimin di berbagai propinsi menjadi sebab bangunnya fikiran besar dalam kalangan orang Yahudi yang abadi bekas-bekasnya dalam sejarah kebudayaan Arab dan Yahudi sejak beberapa lamanya."41



Keputusan yang sama telah dimaklumkan oleh Nabi kepada Asma' binti Marwan. Maka tentang Asma' tidak perlu kita bahas lagi, sebab kejadiannya hampir sama.



Memohon Ampunan Allah



Beberapa hadits yang menyatakan Rasulullah berdoa dan memohon ampunan Allah dijadikan alasan bahwa Rasulullah adalah seorang pendosa. Tuduhan ini ia kuatkan dengan beberapa hadits yang dipahami keliru seperti pada hadits tentang air susu onta yang sudah kita bahas sebelumnya..

Memohon ampunan Allah adalah sikap para nabi-nabi yang diajarkan kepada umatnya, dan hal itu sama sekali tidak menunjukkan suatu kelemahan apalagi dikatakan sebagai seorang pendosa. Hanya orang yang suka mendongakkan kepala saja yang mengatakan hal itu sebagai suatu kekurangan.

Nabi Musa As. juga berdoa memohon ampunan Allah atas kesalahan membunuh orang Mesir yang telah membunuh orang Ibrani.42 Nabi Isa As. (Yesus) juga melakukan hal yang sama, sebagaimana doa yang beliau ajarkan kepada para murid­muridnya:



"dan ampunilah kami dari kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni mengampuni orang yang bersalah kepada kami; " (Matius 6: 12).



Mungkin saja otoritas gereja berkilah bahwa doa di atas hanyalah sekedar ajaran yang tidak menunjukkan bahwa Yesus pernah berdosa, namun demikian tidak ada bukti-bukti yang mengatakan bahwa beliau tidak pernah bersalah, namun sebaliknya beliau malah dibabtis oleh Nabi Yahya, yang melembagakan pembabtisan sebagai simbol pengampunan bagi orang bertobat. Jika pemikiran ungul-mengunggul atau setidaknya membedakan antara para nabi Allah ini dituruti, maka mestinya nabi Yahya lebih suci dari Yesus, sebab Yohaneslah yang membabtisnya di sungai Jordan. Namun demikian pemikiran semacam itu ditolak keras oleh Islam, sebab pada dasarnya mereka semuanya adalah manusia suci ciptaan Allah, dan sebagai ciptaan kesalahan kecil dari mereka mungkin saja terjadi, dan itu tidak mengurangi kredibelitas mereka sebagai pembawa wahyu, justru hal itu menyatakan bahwa mereka hanyalah manusia utusan Allah yang di utus kepada manusia.

Dr. Sanihu Munir, yang juga mengomentari masalah ini, mengutip pernyataan Yesus dalam Naskah Laut Mati yang menyatakan bahwa Yesus memohon ampun kepada Allah atas segala dosa-dosanya, seperti kutipan dalam Rule of Community 11: 9-10, berikut ini:



"Dan saya (saya tergolong) manusia yang jahat dan termasuk dalam kelompok orang yang keji. Ketidak adilan saya, pelanggaran-pelanggaran saya, dosa-dosa saya... (Termasuk) dalam golongan yang hina dan yang berada dalam kegelapan".43



Hal ini diperkuat dengan pernyataan Yesus, ketika menjawab pertanyaan muridnya yang menyebutnya "guru yang baik":



Apakah sebabnya engkau katakan aku ini baik? Seorangpun tidak yang baik, hanya Satu, yaitu Allah. " (Markus 10:18).



Al-Qur'an, yang mencantumkan do'a nabi Adam sebagai bapak manusia, dan menjadi do'a umat Muslim sehari-hari, menyatakan:



"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang­orang yang merugi ". (Al-a'raf 7:23).



Apa yang telah dicontohkan oleh para nabi termasuk Yesus dan Rasulullah Muhammad, hendaklah menjadi contoh bagi umat masing-masing. Amatlah naif jika umat nabi Isa tidak mau memohon ampun langsung kepada Allah, karena merasa dosanya sudah ditanggung oleh sang nabi sendiri, padahal Yesus menyatakan :



"Sebab anak manusia akan datang dalam kemuliaan Bapaknya, diiringi malaikat malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya ". (Matius 16-27).



Yesus yang dengan tegas menyebut dirinya "anak manusia", menyatakan bahwa pembalasan (pada hari pembalasan) bagi setiap orang sesuai kesalahan masing-masing. Pembalasan itu termasuk bagi mereka yang menyebut Yesus sebagai "anak Tuhan", sebab tidak mungkin Yesus yang tidak ingin dikultuskan mau menolong umatnya yang tetap mengkultuskan dirinya. Jadi bagaimana dengan doktrin "dosa warisan" dan "penebusan" lewat pendeta atau Kardinal gay yang baru dilantik di New Hampshire?



Perkawinan Rasulullah



Pembunuhan karakter melalui isu seksual, adalah hal yang biasa dilakukan baik Yahudi maupun Kristen, kita bisa melihatnya dalam Bibel yang berisi Taurat dan Injil. Para nabi seringkali digambarkan melakukan hal-hal yang tidak pantas, seperti incest, mengambil istri orang lain, bahkan Yesus sendiri mereka gambarkan dekat dengan pelacur, bahkan sebagian mereka menuduh Yesus melacur -satu tuduhan yang membuat umat Muslim ikut merasa sakit-. Maka tidak heran jika mereka berusaha membunuh karakter nabi Muhammad seperti yang pernah dilakukan oleh sebagian mereka terhadap nabi dari mereka sendiri.

Masalah istri-istri Nabi seringkali dijadikan sasaran hujatan, dengan meninggalkan fakta-fakta dibalik perkawinan tersebut. Oleh sebab itu dalam tulisan ini kami mencoba menelusuri sejarah Rasulullah yang berkenaan dengan latar belakang perkawinannya, maka kita mendapatkan hikmah dibalik perkawinan beliau.

Perkawinan pertama Rasulullah dengan seorang janda berumur 40 tahun, yaitu Siti Khadijah, yang berlangsung hingga tahun sepuluh kenabian atau tiga tahun menjelang hijrah.44 Pernikahan tersebut berlangsung selama 25 th. sebab beliau menikah usia 25 th, dan menjadi utusan Allah ketika berusia 40 th..

Sepeninggal Khadijah Rasulullah ditawari oleh Khaulah binti Hakim untuk menikahi salah satu dari dua orang wanita, satu perawan (Aisyah), dan satu lagi janda (Saudah), dan Rasulullah menikahi Saudah,45 seorang janda berbadan gemuk.46 -tanpa bermaksud mengecilkan penampilan fisik istri seorang Nabi ini- kedua perkawinan tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah bukan type pengumbar hawa nafsu sebagaimana yang dituduhkan oleh Robert Morey. Lebih dari itu, bahwa Saudah memiliki anak banyak yang membutuhkan pelindung,47 menurut hemat kami, alasan ini merupakan hikmah mendasar dibalik perkawinan beliau dengan Saudah.

Perkawinan ketiga, dengan Aisyah binti Abu Bakar. Pinangan Rasulullah atas Aisyah telah menyelamatkan Abu Bakar dari dilema antara menikahkan putrinya dengan seorang kafir atau mengingkari janjinya kepada Muth'im bin Ady orang tua dari pemuda kafir tersebut yang telah dijanjikan untuk menikahi putrinya. Sungguh beruntung bahwa yang terjadi justru istri Muth'im bin `Ady tidak menghendaki anaknya menikahi Aisyah karena tidak menginginkan anaknya masuk agama baru yang dibawa Nabi, maka pinangan Rasulullah pun diterima.48 Hal itu terjadi pada tahun yang sama -sepuluh kenabian-, namun baru berkumpul pada saat di Madinah -tiga tahun kemudian-. Kebanyakan hadits menyebutkan bahwa pertemuan Aisyah dengan Rasulullah di Madinah saat usia Aisyah 9 th, walaupun ada yang mengatakan berusia 11 th, Zainal Arifin Abbas -penulis "Peri hidup Muhammad Rasulullah Saw"- menyebut usia Aisyah waktu itu antara 12-14 th. Perhitungan usia yang ditulis oleh H. Zainal Arifin Abbas, berdasarkan analisa atas hadits tentang penawaran Khaulah binti Hakim, bahwa penawaran itu terjadl pada th. 10 kenabian, dan Abu Bakar tidak bisa langsung menerima pinangan karena telah menunangkan putrinya dengan putra Muthim bin Ady. Logikanya saat itu usia Aisyah adalah minimal 10 th, karena tidak mungkin Abu Bakar menunangkan putrinya dengan Djubeir bin Muth'im yang berada di front terdepan dari para penentang Rasul sementara beliau menjadi tangan kanan Rasulullah, maka kemungkinan pertunangan tersebut terjadi sebelum Islam (sebelum kenabian), sebab adat seperti itu sudah ada. Hal ini dikuatkan dengan pandangan Arab saat itu yang memandang usia gadis yang pantas untuk menikah adalah antara 11-12 th.49 Menurut perhitungan ini, maka saat pertemuan di Madinah, usia Aisyah antara 14-15 th. Tentang umur Aisyah banyak penulis yang berbeda pendapat, dari usia 9 hingga 15 th.

Sensitifitas modern kadang merasa risih dengan hal ini, tapi hal ini terjadi pada satu komunitas yang memandang usia 9-15 th, adalah usia terendah bagi seorang anak perempuan untuk dikawini, itupun 14 abad yang lalu. Hingga akhir-akhir inipun beberapa komunitas masih memberlakukan adat pernikahan dini. Namun demikian pernikahan anak usia dini adalah lebih baik ketimbang merebaknya pergaulan bebas yang membuat anak usia tersebut sudah tidak ada yang perawan, walaupun secara resmi mereka menikah pada usia 28 ke atas. Toh kenyataannya usia 28 sebagai patokan perkawinan di beberapa negara maju hanya berdasarkan faktor psikologis dan masalah karir serta emansipasi, namun diluar formalitas itu kebejatan seksual merebak dimana-mana pada tingkat yang paling fulgar. Perbandingannya jika ada komunitas (manapun) yang mengawinkan putrinya pada usia dini di Amerika anak usia yang sama sudah tidak perawan lagi. Perbedaan dalam agama, yang satu formal, yang satu lagi zina. Perzinaan sejak dini akan dibawa hingga masa perkawinan, maka akibatnya penyelewengan suami atau istri adalah hal biasa, dan ajaran Yesus yang tidak mengizinkan perceraian menjadi lelucon belaka.

Kembali kepada sejarah Rasul, pada tahun ketiga Hijriah, Putri Umar bin Khattab, Hafshah binti Umar ditinggal mati suaminya Khunais bin Khudzafah setelah perang Badar. Seperti layaknya seorang ayah Umar berusaha mencarikan suami bagi putrinya yang masih berumur 18 th. agar terbebas dari kemurungan yang dideritanya. Upaya selama 6 bulan atau lebih belum menghasilkan apa-apa, hingga pada masanya, ia menawarkan anaknya kepada sahabat Abu Bakar, namun Abu Bakar hanya menjawab dengan diam. Umar lantas menemui `Utsman, namun sahabat ini hanya menjawab: "belum berhasrat menikah saat itu". Kejengkelan Umar terhadap dua orang sahabat terdekatnya disampaikan kepada Rasulullah, dan beliau menjawab: "Hafshah akan menikah dengan yang lebih baik dari Utsman, dan Utsman akan menikah dengan yang lebih baik dari Hafshah". Umar tidak pernah menyangka bahwa Rasulullah akan menikahi putrinya, hingga ia bersorak kegirangan mengumumkan kepada para sahabatnya, yang kemudian disambut oleh Abu Bakar juga Utsman. Dan seperti dikatakan oleh Nabi, maka Utsman akhirnya menikah dengan putri beliau; Umi Kultsum.50

Jika kita kembali lagi, pada tahun 1 H. Rasulullah menikahi Aisyah, pada tahun 2 H. Rasulullah menikahkan putrinya Fathimah dengan sahabat Ali bin Abi Thalib, dan pada tahun 3 H. Rasul menikahi Hafshah binti Umar dan menikahkan putrinya Umi Kultsum dengan `Utsman bin Affan. Tidak cukup sampai disini, anak angkatnya Zaid bin Haritsah dinikahkan dengan sepupunya sendiri yaitu Zainab binti Jahsy, serta perkawinan antara warga imigran (muhajirin) dan penduduk Madinah (Anshor). Dari sini kita dapat melihat bahwa perkawinan-perkawinan tersebut nampaknya dilatar belakangi upaya memperkuat barisan dikalangan para sahabat, apalagi bahwa tahun-tahun tersebut adalah awal pembinaan sebuah komunitas baru berdasar Tauhid, maka sangat wajar jika perkawinan menjadi salah satu jalan demi terwujudnya harapan tersebut.

Perkawinan kelima juga dengan seorang janda yaitu Zainab binti Khuzaimah al-Hilaliyah. Sebelumnya telah menikah dengan At-Thufail bin al-Harits bin Abdil Muththolib yang kemudian menceraikannya, lantas dinikahi oleh saudaranya `Ubaidah bin al-Harits yang kemudian meninggal pada perang Badar. Sepeninggalnya Rasulullah menikahi Zainab pada tahun 4 H. Ia dikenal dengan sebutan Ummul Masakin (Ibu orang­orang miskin), karena kedekatan dan kasih sayangnya terhadap orang-orang miskin. Pernikahannya tidak berlangsung lama sebab dua atau tiga bulan setelah perkawinannya ia meninggal.51

Pada tahun yang sama, Rasulullah mengawini seorang janda lain yaitu Ummi Salmah yang nama aslinya Hindun binti Umayyah bin al-Mughirah, sebelumnya dipinang oleh Abu Bakar dan Umar, namun ia tidak berkenan. Bahkan ketika Rasulullah meminangnya, ia menjawab bahwa ia minder karena sudah berumur dan memiliki banyak anak. Hal ini dapat dimaklumi sebab dikalangan istri-istri Rasulullah terdapat Aishah yang masih muda dan cantik. Mendengar jawaban ini Rasulullah menjawab: `Jika engkau berumur, maka aku lebih tua darimu, soal minder biarlah Allah yang menghilangkannya dari dirimu, adapun masalah tanggungan keluarga (anak-anak) serahkan kepada Allah dan Rasulnya".52

Dalam pembentukan komunitas baru yang menjadikan keluarga dan perkawinan sebagai salah satu instrumennya, maka perhatian terhadap janda dan anak-anak yang ditinggal ayah mereka yang syahid akibat peperangan adalah suatu yang sudah semestinya, apalagi kesempatan mendapatkan kebutuhan sehari­hari ditanah yang gersang tidaklah semudah yang dibayangkan, tidak heran jika ada yang menjual manusia dipasar budak demi mencukupi kehidupan sehari-hari. Langkah Rasulullah yang juga diikuti para sahabatnya untuk memperhatikan para janda dan anak-anaknya, tampak dalam beberapa perkawinan yang kita sebutkan di atas, begitu juga dengan apa yang akan kami bahas berikut ini.

Pada th. 5 H. (th. 18 masa kenabian) Rasulullah menikahi, Zainab binti Jakhsy, setelah diceraikan oleh Zaid bin Haritsah. Seperti yang telah kita bahas pada kajian tentang perbudakan, bahwa Zaid yang diangkat anak oleh Rasulullah pada masa sebelum kenabian, dinikahkan dengan kerabat Rasulullah Zainab yang tentu saja memiliki nasab tinggi dikalangan Quraisy-dari pihak ibu Zainab adalah sepupuh nabi atau cucu Abdul Mutholib-. Pada masa itu masalah nasab (keturunan) sangatlah diperhatikan oleh masyarakat Arab. Pencapaian ketinggian derajat nasab seringkali diupayakan melalui perkawinan, maka tidak heran jika satu orang bisa memiliki istri banyak, bukan sekedar karena mereka suka, tapi para istri memiliki kepentingan sendiri dengan pernikahan tersebut, termasuk untuk masalah nasab, apalagi bahwa penghormatan kepada wanita pada masa itu amatlah rendah. Fenomena tersebut tldaklah aneh saat itu, karena bangsa lain juga memiliki adat yang tidak jauh berbeda. Bahkan hingga saat ini masalah keturunan sangat diperhatikan, terlepas dari pandangan yang melatar-belakangnya: apakah karena status sosial, kekayaan, atau kebangsawanan; dikalangan muslim sebagian memandang nasab berdasarkan kesalehan beragama. Kembali pada masalah perkawinan Zainab, Rasulullah yang ingin merombak adat tersebut, demi tujuan pokok menyamakan umat manusia dihadapan Allah (tauhid), mencoba mempertemukan antara bangsawan dan budak (walaupun sudah diangkat anak), rupanya hal itu belum mampu meruntuhkan rasa kebangsawanan Zainab hingga perkawinan tersebut gagal. Namun demikian tanggungjawab Rasulullah menghendaki beliau untuk menikahinya. Lain dari pada itu bahwa pernikahan tersebut atas perintah langsung dari Allah, sebab sebelumnya setiap kali Zaid mengadu kepada Rasulullah atas sikap Zainab, Rasulullah menasehatinya agar mempertahankan perkawinannya serta takut kepada Allah.53 Dengan begitu, tidak hanya masalah tanggung jawab Rasulullah mengembalikan Zainab yang merasa martabatnya telah terendahkan, namun menjadi panutan hukum bahwa anak angkat tidaklah sama dengan anak kandung, maka istri yang telah diceraikannya boleh dinikahi bapak angkatnya. Namun sebaliknya wanita yang diceraikan oleh seseorang tidak boleh dikawini anaknya. Tentang hukum perkawinan bukan tempatnya untuk kita bahas di sini.

Menurut Ibnu Ishaq, seorang dari sejarawan awal Muslim, Pada tahun ke 6 H. terjadi peperangan antara kaum Muslim dengan kaun Yahudi Bani Mushthaliq. Akibat peperangan ini, sebagaimana hukum peperangan yang berlaku saat itu, mereka yang kalah menjadi tawanan dan budak bagi pemenang. Diantara mereka yang tertawan adalah Juwairiyah binti al-Harits, seorang putri dari al-Harits bin Abi Dlorror pemimpin Bani Mushtholiq. Sebagai putri seorang terpandang Juwairiyah tidak rela dirinya dijadikan budak, maka ia berniat menebus kepada Tsabit bin Qois yang kebetulan saat pembagian harta rampasan mendapat dirinya. Karena tidak memiliki harta lagi, maka ia pergi menghadap Rasulullah agar dibantu melunasi tebusan tersebut.54 Rasulullah yang telah mengajarkan kepada para sahabatnya agar mendidik budak dan kalau bisa memerdekakan dan menikahinya (lihat bahasan tentang perbudakan), memberikan contoh dengan memerdekakan Juwairiyah dan menawarkan pinangannya, ternyata Juwairiyah mengiyakan. Dengan persetujuan Juwairiyah ini maka Rasulullah menikahinya, dan dengan pernikahan tersebut para sahabat mengembalikan harta rampasan perang, sekaligus memerdekakan ± 100 keluarga. Ibnu Ishaq mengomentari: "Saya tidak pernah melihat keberkahan seseorang atas kaumnya melebihi Juwairiyah".55

Pada tahun ketujuh H, terjadi perang Khaibar. Pada saat penyerbuan ke benteng al-Qomush milik bani Nadlir, pemimpin benteng ini yaitu Kinanah bin Rabi' suami Shofiyah binti Hay terbunuh. Dan istrinya juga istri-istri bani Nadlir yang lain menjadi tawanan. Dan seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah terhadap bani Mushtholiq, maka Rasulullah menikahi Shofiyah. Menurut keterangan Shofiyah sendiri, yang diceritakan oleh Ibnu Ishaq bahwa sebelum kejadian ini ia telah bermimpi melihat bulan jatuh di kamarnya. Ketika mimpi tersebut diceritakan kepada suaminya, ia malah mendapat tamparan dan dampratan, "Itu berarti engkau menginginkan raja Hijaz Muhammad", kata suaminya.56 Tentang apakah harta dikembalikan dan tawanan dibebaskan dengan perkawinan ini, tidak kami dapatkan keterangan yang jelas, namun diceritakan bahwa mahar perkawinan tersebut adalah pembebasan Shofiyyah. 57 Walaupun masih muda, usia 17 th, tapi sebelumnya Shofiyah telah menikah dua kali, dengan Salam bin Misykarn kemudian dengan Kinanah bin Rabi'. 58

Dari dua perkawinan di atas, dapat kita lihat bahwa upaya pembebasan perbudakan -akibat peperangan- lebih menonjol ketimbang masalah lainnya. Disisi lain dua pernikahan ini semakin mengokohkan kedudukan Muslim dalam rangka pembentukan komunitas bersama yang tidak saling bermusuhan. Selanjutnya, bahwa melihat usia Shofiyah yang masih 17 th. dan sudah menikah dua kali, setidaknya menunjukkan bahwa selain masyarakat Arab, komunitas Yahudi yang tinggal di Khaibar juga memiliki adat mengawinkan seorang wanita sejak masih dini.

Pada saat kedudukan kaum Muslimin di Madinah mulai menguat di jazirah Arab, Rasulullah mengirimkan utusan ke Habasyah (Etiopia) memanggil para emigran Muslim yang hijrah ke Habasyah pada masa awal kenabian (periode Makkah). Diantara para emigran tersebut terdapat Ummu Habibah yang menjadi janda karena tidak ingin berkumpul dengan suaminya yang murtad, yaitu Abdullah bin Jahsy. Ummu Habibah yang tidak memiliki tempat kembali, tidak mungkin ke keluarganya di Makkah sebab ia hijrah ke Habasyah karena masuk Islam dan lari dari keluarganya, sedang di Madinah ia tidak tahu harus ke mana. Beruntung bahwa surat Rasulullah yang memanggil mereka melalui Raja Najasyi, disertai pinangan terhadap Ummu Habibah. Pinangan tersebut bahkan diwakili oleh Najasyi sediri dan memberikan mahar sebesar 400 dirham. Adapun yang menikahkan adalah Kholid bin Sa'id bin 'Ash. Rombongan yang dipimpin Oleh Ja'far bin Abi Thalib ini datang bersamaan dengan kepulangan Rasulullah dari perang Khaibar.59

Pada tahun ketujuh Hijriah ini juga, utusan Rasulullah ke Iskandariah-Mesir telah datang dengan membawa hadiah dua orang budak dari Mesir, yang pertama bernama Maria binti Syam'un dan Sirin. Yang pertama dinikahi oleh Rasulullah dan yang kedua diberikan kepada Hassan bin Tsabit.60 Seperti yang telah kita bahas sebelum ini, bahwa Rasulullah yang mengajarkan agar para budak dididik kemudian dibebaskan dan dinikahi, dicontohkan sekali lagi oleh Rasulullah. Maria al­Qibthiah yang menjadi budak di Iskandariah, kini menjadi istri seorang pemimpin besar di tanah Hijaz. Ia bahkan telah memberikan keturunan yang diberi nama Rasulullah seperti nama kakeknya "Ibrahim", walaupun tidak berusia panjang. Rasulullah menyatakan : "Ia telah dimerdekakan oleh anaknya". 61

Para istri nabi -termasuk yang sebelumnya menjadi budak-, mendapat penghormatan yang tinggi dikalangan para sahabat dan umat Muslim, maka tidak mengherankan jika banyak wanita yang ingin dinikahi oleh nabi. Salah satu dari mereka adalah Maimunah yang dalam al-Qur'an disebut "Seorang wanita mu'min yang menyerahkan dirinya kepada nabi".62 Penawaran itu dilakukan oleh Maimunah melalui saudaranya Ummul Fadl, kemudian Ummul Fadl menyerahkan masalah ini kepada suaminya yaitu Abbas bin Abdil Muththolib (paman nabi). Maka `Abbas menikahkan Maimunah kepada Rasulullah dan memberikan mahar kepada Maimunah atas nama Nabi sebesar 400 dirham. Pernikahan ini terjadi pada akhir tahun ke 7 H. tepatnya pada bulan Dzul-Qo'dah.63 Selain Maimunah masih banyak wanita lain yang ingin dinikahi oleh Nabi, tapi beliau menolak. Jika dilihat dari seluruh pernikahan nabi seperti yang telah kita bahas, maka penolakan nabi tersebut agaknya lebih dilandaskan pada sisi kemanfaatan dan kemaslahatan, baik bagi umat maupun bagi wanita itu sendiri. Hal ini sekaligus menampik tuduhan bahwa perkawinan Rasulullah dilandaskan pada kepentingan pemuasan seksual.



Dalam tuduhannya Robert Morey menyatakan :



Para wanita pemuja Muhammad juga menawarkan diri mereka sebagai penghuni harem Muhammad.64



Ia kemudian menyitir sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari sebagai berikut:



Seorang wanita menghadap pada nabi Allah sambil berkata, "Wahai Rasul Allah! Saya ingin menyerahkan diri saya untukmu" (Hadits III/505A).65



Hadits yang disitir oleh Robert Morey ini sebenarnya belum selesai, artinya dipotong. Padahal hadits ini selengkapnya berbunyi seperti berikut ini :



...dari Sahal bin Sa'ad, ia rnengatakan : seorang wanita menghadap kepada Rasulullah sambil berkata : "Wahai Rasulullah saya menyerahkan diri saya kepadamu". Kemudian seseorang berkata: "Nikahkan aku dengannya". Berkata (Rasulullah): "Kami telah meniikahkanmu dengan hafalan al-Qur'an yang engkau miliki ". (HR. Bukhari).66



Hadits ini ditulis Imam Bukhari untuk masalah hukum perwakilan dalam masalah pernikahan. Hadits yang sama dari Sahal bin Sa'ad tentang kasus yang sama ditulis Imam Bukhari sebanyak 12 kali dalam kitabnya. Kecuali hadits di atas, hadits­hadits lain tersebut ditulis selengkapnya oleh Imam Bukhari, maksudnya percakapan lebih lengkap dalam kejadian tersebut, yang intinya bahwa Nabi tidak berkepentingan untuk menikahi wanita tersebut, dan salah satu sahabat meminta Nabi untuk menikahkan wanita tersebut dengan dirinya, karena si lelaki tersebut tidak memiliki mahar berupa harta maka ia ditanya apa memiliki hafalan surat-surat al-Qur'an, dan surat yang ia hafal itu ia dinikahkan oleh nabi.

Semua hadits yang menerangkan kejadian adanya seorang wanita yang menawarkan dirinya kepada nabi, maksudnya menawarkan untuk dinikahi. Salah seorang dari mereka yang diterima oleh Nabi adalah Maimunah, adik dari istri paman nabi sendiri. Robert Morey tampaknya sengaja memaknai hadits-hadits dengan kata-kata fulgar layaknya sebuah harem yang digambarkannya seperti rumah pelacuran. Kesengajaan ini tampak jelas ketika memotong hadits yang disitirnya. Maha benar Allah yang mengabarkan kepada kita melalui al-Qur'an, bahwa para ahli kitab seperti Robert Morey selalu menutupi kebenaran yang ia ketahui.

Tentang jumlah istri, di mana sebagian menyebut 9, sebagian menyebut 11, tidak bisa di artikan bahwa sisa hitungan dari sembilan adalah partner seksual, seperti yang dituduhkan oleh Robert Morey67 Perhitungan sembilan karena tidak memasukkan Shofiyah dan Juwairiyah -keduanya adalah rampasan perang sebelum dinikahi-, serta Maria yang sebelumnya adalah budak. Sedang hitungan 11 tidak memasukkan Maria al-Qibthiyah yang memang sebelumnya adalah budak dari Iskandaria, itulah sebabnya banyak penulis klasik yang menyebutnya ummul walad (ibu dari anak), walaupun Rasulullah sendiri menyatakan "ia dlmerdekakan oleh anaknya" artinya Maria yang telah memberikan keturunan bagi Rasulullah telah dimerdekakan oleh beliau. Jumlah seluruhnya yang pernah ditulis dalam kitab-kitab sejarah menurut hitungan kami sebanyak 12 orang.

Pandangan seseorang terhadap sesuatu seringkali dipengaruhi oleh latar belakang budayanya. Pandangan negatif masyarakat barat terhadap Nabi, terlepas dari apa yang dihembuskan oleh Gereja sejak berabat-abat lalu, juga dipengaruhi oleh latar belakang budayanya. Dengan latar belakang kehidupan yang sangat bebas dalam pergaulan antar jenis yang bahkan kebablasan antar sejenis, akan mudah menuduh nabi-nabi mereka sendiri melakukan incest dan melacur, dan tentunya akan lebih mudah berpandangan miring terhadap seseorang yang beristri hingga sembilan lebih Namun tidak demikian bagi masyarakat yang masih menjaga kesucian hubungan antar lawan jenis. Apalagi jika ternyata kebanyakan dari para Istri tersebut adalah janda dan cuma satu yang gadis. Akal sehat pasti mengatakan ada sesuatu niat mulia dibalik perkawinan itu, tapi akal bejat akan menyayangkan kenapa tidak memilih seluruhnya perawan. Maka tidak heran jika hujatan terhadap nabi jarang keluar dari masyarakat timur. Hal ini dapat dimaklumi sebab ditimur memang gudangnya etika dan pemikiran religius yang dapat membentengi kerusakan moral. Maka jika Gereja timur ikut-ikutan menghujat para nabi-nabi, pastilah akibat pengaruh dari kiblat modern mereka.





NOTES


37. Zainal Arifin Abas, Peri Hidup Muhammad Rasulullah Saw., Firma Rahmat, Medan, th. 1952, II A hal. 482-492.

38. Ibid, 497

39. Openhani, jilid II: 302, dalam Zainal Arifin Abas, Peri Hidup Muhammad Rasulullah Saw , Firma Rahmat, Medan, th. 1952, II A hal. 520.

40. Ibid, 520. Lihat juga Abqariyyatu Muhammad -terjemah Indonesia "Kejeniusan Muhammad".....

41. Tarekh al Yahudi fi bilad al-Arab, hal. "j", dalam Zainal Arifin Abas, Peri Hidup Muhammad Rasulullah Saw., Firma Rahmat, Medan, th. 1952, II A hal. 501.

42. Lihat QS. Al-Qoshosh: 14-15; bandingkan (Taurat/Perj. lama) Keluaran 2: 11-12.

43. Majalah Modus, Edisi 2, hal. 26.

44. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyyah, Daar al-Manar, Kairo, 1999, Jilid I, hal. 378.

45. Imam Ahmad.

46. Imam Muslim, I/592.

47. Tarikh Thobari, III/175, dalam Bint asy-Syathi', Tarajum Sayyidat Bait an-Nubuwwah, Daar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Beirut, Cet. III, th. 1982, hal.

48. Imam Ahmad, Ibid.

49. Zainal Arifin Abbas, Peri Hidup Muhammad Rasulullah Saw, Penerbit Fa. Rahmat, Medan, Cet. IV, th. 1966. Jilid II, hal. 99-103.
50. Bint asy-Syati', 301-303. Al-Bukhari, VI/158-159. Masnad Imam Ahmad, masnad Abu Bakar. Sunan an-Nasa'i al-Kubra, kitab an­nikah, bab `ardlu ar-rajuli ibnatahu.

51. Sirah Ibnu Ishak, dalam Bint asy-Syathi', hal. 309-310. Ibnu Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah IV/ 92.

52. As-Samthu ats-tsmin 89, al-Mukhbir 85, al-Isti'ab, al-Ishobah, `Uyun al-Atsar 2/304, dalam Aishah Bint asy-Syathi', hal. 325.

53. QS. Al-Ahzab, 38-40.

54. Ibnu Katsir, A1 Bidayah wa-an Nihayah, Daar al-Kutub al­Ilmiyah, Beirut, Cet. I, th. 1985, vol. IV, hal. 161. Ibnu Hisyam, as­Sirah an-Nabawiyah, vol. III, hal. 190. Bint asy-Syathi', 357-358.

55. Ibid.

56. Ibnu Katsir, Ibid, IV/198, Ibnu Hisyam III/227.
57. Al-Bukhari, VI/148.

58. Bint asy-Syathi' 364.

59. Ibnu Hisyam, III/498. Bint asy-Syathi',...
60. Ibnu Katsir, IV/271-272.

61. Sunan Ibnu Majah, Kitab al-`Itqi.

62. QS. AI-Ahzab: 50.

63. Ibnu Katsir, IV/233.

64. Robert Morey, op. cit., ha1213.

65. Ibid.

66. Al-Bukhari, III/87.

67. Robert Morey, op. cit., ha1212.

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Thu Oct 29, 2009 10:47 pm
by ramonhorpa
Isa(NOT jesus)Lover wrote:MOGA MAKIN BANYAK YANG MURTAD...HALAAAHH,,BASIIII !! MENDINGAN INI...PENUH DENGAN KASIHNYA :
:rolling: Yohanes 17:3 “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah engkau utus”.

Catatan: Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa satu-satunya Allah yang benar, adalah Allah SWT, dan dia hanya seorang utusan Tuhan. Ini berarti Yesus mengajarkan dua kalimat syahadat (syahadatin), yang jika di bahasa arabkann “ Asyhadu anla ilaaha illallahu, wa asyhadu anna Isa rasulullah”.
Yesus mengajarkan dua kalimat syahadat tidak ada dalam dalil Yohanes 17:3 !
Plintiran macam begini sudah buanyak buanget di forum ini ! Hati2 ..... !!!

Wassalam

Re:

Posted: Fri Nov 13, 2009 11:29 am
by yohan
ali5196 wrote:Oh yah, satu lagi nih ! Bukan tugas FFI utk menunjukkan mana agama yg benar. Tugas FFI cuma menunjukkan kebobrokan Islam. Punkt. Aus.

Manusia bisa mencari jalannya sendiri, tidak perlu spt kerbau dicocok hidungnya. Jangan spt Muslim yg segala gerak gerik, mulai dari di tempat tidur sampai di kamar mandi, PERLU mengikuti sunnah nabi !
kenapa bukan kebobrokan kristen,hindu,budha,atheis .....? kenapa harus islam, bagaimana org2 rusia yg atheis membantai org dimana 2, bagaimana umat kristen yg bantai org bosnia, bagaimana org inggris melakukan pembantaian massal terhadap suku aborigin, kenapa bukan agama org2 israel yg jelas2 mereka menganggap kalian semua adalah babi dan binatang yang boleh dibunuh stiap saat....? sunnah sendirinya artinya adalah, kalo kamu kerjakan kamu dapat pahala, dan kalo tidak dikerjakan juga gpp, jadi kalo memang keberatan ya gag usah dilakukan choy, [-( [-( [-( [-( [-( [-(

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Mon Nov 16, 2009 4:31 pm
by jameela
yohan ini klonengan syusah ya ?
kangen ffi ya ?
atau klonengan al bermasalah lagi ?

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Fri Nov 20, 2009 10:46 pm
by Lost In Imagination
cikoko wrote: # hihihi... :green: Ada2 aja loh... Yg mlintir tuw para penulis novel tuh.. Wong yesusnya sendiri ga ada bilang muhammad mlintir kok ente percaya diri ngatakan begitu :lol:
Pernyataan paling stupid yg pernah gw baca, Yesus hidupnya jaman kapaaaaaaaaaaaan, Momed idupnya jaman kapan. Kok bisa-bisanya kluar kalimat nih orang "Yesus nya sendiri ngga ada bilang momed mlintir". Kacau bgt nih orang. :rofl:

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Wed Dec 02, 2009 11:04 pm
by ayupudjiastuti
mau ikut nimbrung..
tidak benar juga kalo dibilang Yeses (dialek agak kebule-bulean) tidak pernah mengakui kalo dia adalah TUHAN
ada beberapa ayat di injil yang menceritakan bahwa Yeses berkata "Akulah Dia" setelah mgatakan kata ini biasanya diikuti dengan "kemarahan orang Yahudi (mengapa marah?)", dalam septuaginta, kata yg dipakai adalah "Ego Eimi" kata Ego Eimi ini kata yg sama yg dipakai YHWH pada waktu menyatakan diri kepada Moses (kalo ga salah) dengan berkata "Akulah TUHAN", dengan begitu Yeses memakai kata ini untuk menyatakan "Akulah TUHAN", kata ini beberapa kali dia sebutkan, ga cm sekali, dan hal itulah yg bikin orang Yahudi gemes pengen rajam dia dengan batu.
inilah kekurangan dalam kekristenan yg sering menjadi batu sandungan, terjemahan yang salah..
sedikit OOT,katanya ayat yang nyuruh istri tunduk terhadap suaminya( dan suami kasihilah istrimu) jg sebenernya terjemahannya ga gt, aduh gw lupa gmn, pokoknya intinya ayat ntu sebenernya nekenin kalo kata "kasihilah" sama "tunduk" sebenernya memakai kata Yunani yg SAMA. jadi intinya kira2 misalken (dialek orde baru) kalo artinya kasihilah, ya suami istri harus saling mengasihi, kalo artinya tunduk, suami istri harus saling menunduki eiiits... maksudnya saling tunduk

tolong koreksi kalo saya salah dengan masukan ini,

oh ya saya jg mau tanya kenapa di Asmaul Kusnah (gw gatau tulisannya) salah satu nama Allah adalah YG MAHA MENYESATKAN, gw denger dari qultum-Nya Quraish SHihab, dia ngejelasin kalo Allah tu memberi kesesatan buat orang2 zolim, apa benar ini? kesan saya kok Allah tidak memberikan kesempatan bertobat kepada orang zolim, sama kaya pas YHWH bilang ke Musa "Aku telah mengeraskan hatinya (firaun Raamses 2)" kesannya Tuhan sengaja membuat firaun "tidak akan bisa bertobat" dengan mengeraskan hatinya

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Wed Dec 02, 2009 11:38 pm
by ayupudjiastuti
Si pembuat dongeng kurang jeli, dia pikir pendengarnya go blog. Jadi itu blunder dari sebuah dongeng tanpa perencanaan yang matang!

Cerita detektif masih lebih keren !
mxdnya si shihab?
:-s

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Fri Dec 04, 2009 3:51 am
by slowrock
The Agnostic wrote: nggak ada jaminan quran itu asli, begitupula alkitab, weda, tripitaka, dsb.
tentu saja yg asli udah gak bertahan ribuan tahun. naskah2 yg jadi acuan terjemahan alkitab aja juga sebenernya memang salinan dari salinan yg tentu saja gak ditambah2in dan dikurang2i, dan revisi bertujuan untuk menyesuaikan dengan gaya bahasa setempat dan menyesuaikan jaman.
tapi pentingkah muslim ngributin ini ?
bukankah lebih penting melihat, apa jadinya orang menjalankan secara total Quran dibanding menjalankan secara total Injil atau Weda atau Tripitaka.

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Fri Dec 04, 2009 2:21 pm
by ayupudjiastuti
terjemahan alkitab aja juga sebenernya memang salinan dari salinan yg tentu saja gak ditambah2in dan dikurang2i
kayanya ada yg ditambah2in sama dikurang2in de :( , kata buku "misquoting Jesus", tapi maksud utamanya tetep : kedatangan Yesus yang sudah dinubuatkan sebelumnya oleh nabi2 Israel dan rencana keselamatannya bagi seluruh umat manusia. O:)
tapi pentingkah muslim ngributin ini ?
bukankah lebih penting melihat, apa jadinya orang menjalankan secara total Quran dibanding menjalankan secara total Injil atau Weda atau Tripitaka.
:-$ yeaaah.. that's it.. i am agree..!!!

Re: KETIKA HARUS MURTAD lalu pindah ke agama MANA ?

Posted: Sun Dec 06, 2009 7:08 pm
by ngawuraja
Isa(NOT jesus)Lover wrote: Catatan: Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa satu-satunya Allah yang benar, adalah Allah SWT, dan dia hanya seorang utusan Tuhan. Ini berarti Yesus mengajarkan dua kalimat syahadat (syahadatin), yang jika di bahasa arabkann “ Asyhadu anla ilaaha illallahu, wa asyhadu anna Isa rasulullah”.

Nah sepeninggal Yesus, nabi kita Muhammad saw juga mengajarkan dua kalimat syahadat (syahadatin) yaitu : “ Asyhadu anla ilaaha illallahu, wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah.”
weekkzzz yesus pake dua kalimat syahadat :stun: .....aduh sakit perut brakakakakakk...nih orang apa kardus sih,sejak kapan yesus jadi orang arab??guling2 ahh :rolling:
mau tau dua kalimat syahadat yesus yang bener :
1.kasihinilah tuhan allah mu =D> :heart:
2.kasihinilah sesama mu \:D/ :heart:

muhamad juga salah tuh dua kalimat syahadat nya,yang bener kaya gini:
1.penggal para kafir... !! :axe:
2.cari cewe yang sebanyak2nya...!! :supz:


Nah sepeninggal Yesus, nabi kita Muhammad saw juga mengajarkan dua kalimat syahadat << nah keliatan banget si amat tukang jiplak alias kopi cat....guling2 lagi ahh :rolling: