Raja Salomo (dalam bahasa Ibrani, שלמה - Syelomoh, yang berarti damai; dan ידידיה - Yedidyah yang berarti kekasih YHWH) memiliki 700 istri dari kaum bangsawan serta 300 gundik. Kitab yang dituliskan berdasarkan dirinya adalah Kitab Pengkhotbah, Amsal dan Kidung Agung; itupun tidak semuanya (kecuali Pengkhotbah). Kidung Agung adalah puisi cinta Salomo kepada istri-istrinya dan ada juga beberapa puisi balasan dari istri-istrinya kepadanya yang tercatat di dalam Kidung Agung.
Saya tidak setuju jika Salomo disamakan dengan Muhammad hanya karena sama-sama memiliki banyak istri/gundik (dan kenyataannya Salomo lebih banyak istrinya daripada Muhammad
).
Pertama, Salomo memiliki standart yang tinggi dalam memilih wanita (bisa dilihat dari keindahan puisi di dalam Kidung Agung), dan 700 istrinya bukanlah wanita biasa. Mereka putri-putri raja dan bangsawan yang special di matanya, mereka juga pintar dan luar biasa cantiknya. Muhammad mengawini wanita-wanita yang kadar IQ-nya dipertanyakan (buktinya mau dikibulin dan dijadikan istri) dan tidak memiliki standart (mungkin satu-satunya standart yang dipakai Beliau hanya cantik. Biarpun **** asalkan cantik, dan semakin **** semakin bagus biar gampang dikibulin dengan ayat-ayat Alloh. Bahkan anak gadis kecil pun ia kawini
). Maaf ya, Salomo tidak pedofil seperti Muhammad.
Kedua, Salomo memiliki hikmat yang 1000 kali lipat dari Muhammad (1000 kali lipat mungkin terlalu berlebihan, tetapi masuk di akal). Jangan lupa bahwa ia adalah Raja Israel yang paling termasyhur di seluruh dunia. Ia bijaksana dan selalu bertindak adil terhadap rakyatnya. Muhammad jelas-jelas dipertanyakan hikmat, kebijaksanaan dan keadilannya.
Memang sumber kejatuhan Salomo adalah istri-istrinya itu, karena di Kitab Raja-Raja Pertama (I Raja-Raja) diceritakan Beliau jatuh ke dalam penyembahan berhala karena mengikuti bujukan istri-istrinya. Istilah cabul mungkin terlalu berlebihan, dan saya kurang setuju jika kata itu digunakan terhadap Salomo melainkan lebih tepat digunakan terhadap Muhammad. Salomo pun tidak tetap dalam kejatuhannya. Kitab Pengkhotbah ia tulis pada hari tuanya dan menjelang kematiannya; juga ada beberapa Amsal yang memperlihatkan penyesalannya terhadap kesalahan yang telah dia lakukan terhadap YHWH. Riwayatnya di Bible tertulis apa adanya semata-mata agar kita menyadari bahwa sehebat apapun Salomo ia tetap manusia yang bisa jatuh ke dalam dosa.
Pertama
Mirror
Faithfreedom forum static