Pengakuan Islam : Islam Memang Disebarkan dgn Pedang

Hal2 yang menyebabkan terjadinya teror dalam Islam dan kaitannya dengan Jihad.
Post Reply
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Pengakuan Islam : Islam Memang Disebarkan dgn Pedang

Post by curious »

http://www.islam-qa.com/index.php?ref=5 ... &txt=sword

Was Islam spread by the sword?

Question:
Some enemies of the religion claim that Islam was spread by the sword. What is your response to that?

Answer:

Praise be to Allaah.

Islam was spread by proof and evidence, in the case of those who listened to the message and responded to it. And it was spread by strength and the sword in the case of those who stubbornly resisted, until they had no choice and had to submit to the new reality.

And Allaah is the source of strength. May Allaah bless our Prophet Muhammad and his family and companions, and grant them peace.

Fataawaa al-Lajnah al-Daa’imah, 12/14


Terjemahan
Apakah Islam disebarkan dengan pedang?

Tanya:
Beberapa musuh agama mengklaim bahwa Islam disebarkan dengan pedang. Apa tanggapan anda?


Jawaban:

Terpujilah Allah.

Islam disebarkan dengan bukti & kesaksian, dalam kasus di mana orang-orang mendengar pesannya dan menanggapinya. Dan disebarkan dengan kekuatan dan pedang pada kasus di mana mereka berkeras kepala menolaknya, sehingga mereka tidak punya pilihan dan harus menyerah pada realitas baru.
Dan Allah adalah sumber kekuatan. Semoga Allah memberkati Nabi Muhammad & keluarganya dan pengikutnya, dan memberi mereka kedamaian.

Fataawaa al-Lajnah al-Daa’imah, 12/14
hati nurani
Posts: 62
Joined: Tue Aug 29, 2006 12:13 pm
Location: jakarta

Post by hati nurani »

EH MAS CURIOS KETEMU LAGI,

GUA SANGGAH PENDAPAT ANDA

MENGAPA TOPIK INI ADA ? KARENA :
1. UNTUK MENUTUPI KESALAHAN DAN PERBUATAN KEJI BANGSA EROPA DAN MISIONARIS KE SELURUH ASIA TERMASUK INDONESIA.
2. PERANG YANG DIKOBARKAN PAUS PADA ZAMAN ITU UNTUK MENYERUKAN PERANG SALIB DARI I s.d. III, RATUSAN MUSLIM DIBANTAI.
3. MENUTUPIN PENJAJAHAN BANGSA EROPA DAN PENAKLUKANNYA DI ASIA DAN AMERIKA, SERTA AFRIKA DENGAN TODONGAN SENJATA DAN MEMBANTAI RIBUAN ORANG, MENGUSIR WARGA ASLI SETEMPAT, CONTOH ABORIGIN, SUKU INDIAN DI AMERIKA.

TIDAK ADA BUKTI SIGNIFIKAN BAHWA MUHAMMAD MENYBARKAN AGAMA DENAG PEDANG :
1. PEMIMPIN SELALU DIIKITI PENGIKUTNYA (PENGIKUT YANG SESUAI DENGAN AJARAN AGAMA YA, KALO NGGA SESUAI ITU OKNUM). PENAKLUKAN SPANYOL OLEH ISLAM DIAKUI PARA SEJARAH SPANYOL YANPA KEKERASAN DAN TIDAK DENGAN KEKERASAN, BAHAKAN ILMU PENGETAHUAN MENINGKAT DI EROPA SEJAK ISLAM MASUK.

2. PARA SEJARAHWAN TIDAK MENEMUKAN BUKTI, BAHAKAN PENULIS SERATUS 100 TOKOH YANG TERKENAL PUN MENYTAKA NABI MUHAMMAD MENYEBARKAN AGAMA ISLAM DENGAN DAMAI (PENULIS KRISTEN).

3. YANG MENYATAKAN ISLAM DISEBARKAN DENGAN PEDANG KAREAN MENUTUPI KESALAH-DAN KEKEJAMAN MEREKA .

4. PAUS YOHANES PAULUS II ALMARHUM SEBELUM SI BENECDITUS BAHAKAN MAU MENYTAKAN PERMINTAAN MAAF ATAS NAMA AGAMA KATOLIK KARENA KESALAHAN ATAS PERANG SALIB I, II, III.

JADI TIDAK BUKTI KONKRIT ATAS TUDUHAN FITNAH YANG TIDAK BERDASAR......................MALU KALI ATAS PERILAKU UMATNYA YANG SUKA PERANG DAN MENJAJAH..........SUDAH ADA BUKTI, BANYAK KEMERDEKAAN YANG LEPAS DARI INGGRIS LAH, PERANCIS LAH, PORTUGIS LAH, ITALI LAH......SEMUA PENGANUT KATOLIK / KRISTEN. MAKAN PAUS BENECDITUS MENUTUPI KESALAHAN, ATAU MUNGKIN NGGA MAU MINTA MAAF ATAS KEJADIAN TERSEBUT..........,

DAH TAHU LAH, KARENA NGGA MAU MINTA MAAF MAKANYA PAUS/VATIKAN MAU BERUNDING AGAR PAUS/VATIKAN TIDAK USAH MINTA MAAF KEPADA UMAT ISLAM SECARA FORMAL DAN TERTULIS KARENA AKAN GEGER DAN PIHAK VATIKAN SECARA FORMALITAS MENGAKUI KESALAHANNYA (WALAUPUN VATIKAN MEMANG SUDAH SALAH).

MAKANYA DIA MENGANCAM AKAN TERUS MENGHINA UMAT ISLAM BAIK AJARAN DAN NABI MUHAMMAD. AGAR UMAT ISLAM YANG DIAJAK BERUNDING MAU MENERIMA USULAN VATIKAN / PAUS AGAR TIDAK PERLU MINTA MAAF SECARA FORMAL DAN TERTULIS ATAS KEJADIAN PERANG SALIB DI MANA PAUS SEBELUMNYA YAITU PAUS YOHANES PAULUS II ALMARHUM MAU MINTA MAAF ATAS NAMA VATIKAN / AGAMA KATOLIK KEPADA UMAT ISLAM.
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

hati nurani
tolong baca lagi postingan saya di atas. yang anda sanggah adalah jawaban dari imam muslim sendiri dari website islam http://www.islam-qa.com/index.php?ref=5 ... &txt=sword dan itu dimuat jauh hari sebelum pidato paus benedict!

silahkan berdebatlah antara anda semua sesama muslim, sementara kami para kafir menonton :D
User avatar
hui
Posts: 159
Joined: Thu Jul 27, 2006 6:04 pm

Post by hui »

huihihihi...
Situsnya orang yahudi lho....
http://zope.gush-shalom.org/home/en/cha ... 1159094813
Tuh, banyak orang kafir yahudi membantah kok.

Buat para kafirun,... silakan berpolemik.
Muslimin di sini siap menyimak sembari tetap menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Rasulullah. :D :)
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

idihhh si muslim. .. don't be ridiculous.

urusan muslim sendiri saja nggak beres. dari satu buku satu ajaran satu nabi kok bisa lain lain.
kalo kafir mahhhh ada kafir yahudi, kafir kristen, kafir buddhist, kafir hindu, atheist etc etc. tentu saja lain lain donk
Suling_Emas
Posts: 20
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:21 pm
Location: indonesia
Contact:

come to Islam

Post by Suling_Emas »

kaya'nya sih curious ini lumayan juga pengetahuannya tentang Islam. kalo menurut saya sih, mestinya curious ini belajar islamnya objektif. jadi jangan cuma dari para orientalis saja. tapi cobalah belajar Islam dari sumbernya. Insya Allah kamu akan mendapatkan jalan yang dapat membawa kamu ke hidayah dan cahaya kebenaran.
Karena saya sangat tahu, kalo kamu sendiri sangat ragu dengan agama yang kamu anut sekarang. dalam Al-Qur'an disebutkan: ketika mereka ditanya siapakah yang menciptakan langit dan bumi, maka mereka menjawab Allah.

Jadi sesungguhnya setiap hati manusia itu telah diberikan fitrah untuk memahami bahwa hanya Allah saja yang berhak di sembah. tapi fitrah itu tertutupi oleh kesombongan.

thanks
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

buat yang di atas gua, nggak usahlah berkomentar jika tidak membahas topik. oot dan tak bermanfaat.
saran saya, belajarlah islam bukan dari sumber islam yang tahunya menutupi kebobrokan islam saja. paling sedikit, baca sendiri quran, hadist & sirat rasulullah dan pikir sendiri. jangan telan bulat-bulat omongan ustad & imam di mesjid dan dicuci otak. pintarlah sedikit dan pakai otakmu nak.
Suling_Emas
Posts: 20
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:21 pm
Location: indonesia
Contact:

Post by Suling_Emas »

curious wrote:buat yang di atas gua, nggak usahlah berkomentar jika tidak membahas topik. oot dan tak bermanfaat.
saran saya, belajarlah islam bukan dari sumber islam yang tahunya menutupi kebobrokan islam saja. paling sedikit, baca sendiri quran, hadist & sirat rasulullah dan pikir sendiri. jangan telan bulat-bulat omongan ustad & imam di mesjid dan dicuci otak. pintarlah sedikit dan pakai otakmu nak.
Ok deh kalo gitu. kalau topik diatas sih saya ndak perlu berkomentar banyak silahkan baca artikel dibawah ini :

The Pope's Evil Legend : Mohammed's Sword
Islamophobia Oleh : Redaksi 09 Oct 2006 - 4:55 am

Uri Avnery
Mengapa Paus Benediktus XVI mengutip kata-kata tersebut di depan umum? Dan mengapa sekarang?

Sejak masa ketika para kaisar Romawi menjadikan orang-orang Kristen mangsa singa-singa, hubungan para kaisar itu dengan pemimpin-pemimpin Gereja terus mengalami pasang-surut.

Konstantin yang Agung, yang bertakhta pada 306—pastinya 1700 tahun yang lalu—mendukung Kristen sebagai agama yang dipraktikkan di imperium tersebut, yang termasuk di dalamnya wilayah Palestina. Berabad-abad kemudian, Gereja pun terbelah menjadi Timur (Ortodoks) dan Barat (Katolik). Di Barat, Uskup Roma, yang mendapat gelar Paus, menuntut sang kaisar untuk menerima superioritasnya.

Konflik antara para kaisar dan para paus memainkan peranan sentral dalam sejarah Eropa serta menciptakan polarisasi masyarakat. Konflik tersebut pun mengalami pasang dan surutnya. Beberapa kaisar menolak otoritas atau mengucilkan seorang paus sementara beberapa paus juga menolak otoritas atau mengutuk seorang kaisar. Salah seorang kaisar, Henry IV, sampai harus “berjalan ke Canossa” (sebuah desa di pegunungan Apennine, bagian utara Italia—penerj.) dan berdiri di atas salju dengan bertelanjang kaki selama tiga hari di depan Kastil sang Paus (yang dimaksud adalah Paus Gregory VII—penerj.) hingga Paus memutuskan untuk membatalkan kutukannya.

Namun, juga terdapat periode ketika para kaisar dan paus bergandengan tangan dalam keharmonisan. Dan hari ini, kita menyaksikan sebuah periode seperti itu. Antara Paus Benediktus XVI dan sang Kaisar George Bush II, terjadi keharmonisan yang menakjubkan. Kuliah sang Paus beberapa waktu yang lalu, yang memicu kontroversi di seluruh dunia, tampaknya seiring jalan dengan “perang salib” ala Bush melawan “Islamofasisme”, dalam konteks “clash of civilizations”.

Dalam kuliahnya pada sebuah universitas di Jerman, Paus yang ke-265 ini memaparkan apa yang ia lihat sebagai sebuah “perbedaan besar” antara Kristen dan Islam: Kristen didasarkan atas akal sedangkan Islam menolak akal; Kristen memahami logika dari tindakan-tindakan Tuhan sementara Islam mengingkari bahwa terdapat sejenis logika di dalam tindakan-tindakan Allah.

Sebagai seorang Yahudi ateis, saya tidak bermaksud untuk memasuki perdebatan ini. Adalah di luar kemampuan saya untuk memahami apa yang dimaksud dengan logika oleh Paus. Namun, saya tidak dapat melewatkan satu bagian yang menjadi perhatian saya sebagai seorang Israel yang hidup dekat dengan inkonsistensi “perang peradaban” ini.

Untuk membuktikan bahwa Islam tidak menghargai akal, Paus menyatakan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan para pengikutnya untuk menyebarkan agama mereka melalui jalan pedang. Menurut Paus, hal tersebut tidaklah rasional karena iman lahir dari dalam jiwa, bukan dari tubuh. Bagaimana pedang dapat mempengaruhi jiwa?

Untuk mendukung pendapatnya ini, Paus mengutip—dari banyak kutipan yang mungkin—seorang kaisar Byzantium, yang tentu saja merupakan rival Gereja Timur (Ortodoks). Pada akhir abad ke-14, sang kaisar tersebut, Manuel II Palaeologus bercerita tentang sebuah perdebatan—peristiwa ini diragukan pernah terjadi—antara dirinya dengan seorang ulama Muslim asal Persia yang namanya tidak disebutkan. Di tengah panasnya perdebatan tersebut, sang kaisar (berdasarkan ceritanya sendiri) mengucapkan kata-kata berikut kepada lawan debatnya tersebut.

“Tunjukkan kepadaku ajaran baru yang Muhammad bawa, dan pasti kamu tidak akan mendapatkan apa pun kecuali hal-hal yang jahat dan anti-kemanusiaan, seperti perintahnya untuk menyebarkan apa yang dia sampaikan melalui pedang.”


Perkataan di atas memunculkan tiga pertanyaan: [a] kenapa sang kaisar berkata seperti itu; apakah perkataan itu benar adanya; dan [c] mengapa Paus mengutip perkataan itu.

Ketika menuliskan risalah di atas, Manuel II adalah kaisar dari sebuah imperium yang sedang sekarat. Dia bertakhta pada 1391, ketika hanya segelintir propinsi yang tersisa dari imperium sebelumnya. Propinsi-propinsi yang masih tersisa ini pun pada masanya berada di bawah ancaman Turki.

Pada masa itu, kekuasaan Turki Utsmani telah mencapai tepi Sungai Danube. Mereka telah menaklukkan Bulgaria dan bagian utara Yunani, dan telah dua kali mengalahkan pasukan bantuan yang dikirim Eropa untuk menyelamatkan Imperium Timur. Pada 29 Mei 1453, hanya beberapa tahun setelah Manuel mangkat, ibukota imperiumnya, Konstantinopel (kini Istanbul), jatuh ke tangan orang-orang Turki. Inilah akhir dari sebuah imperium yang telah berkuasa selama lebih daripada ribuan tahun.

Selama berkuasa, Manuel banyak mengunjungi ibukota-ibukota Eropa dalam upayanya untuk memobilisasi dukungan. Dia berjanji untuk mempersatukan kembali gereja. Tidak diragukan lagi bahwa Manuel menuliskan risalah keagamaannya itu dalam upaya untuk memprovokasi negara-negara Kristen agar melawan Turki dan meyakinkan mereka untuk memulai kembali sebuah perang salib yang baru. Tujuannya amatlah pragmatis dan teologi datang untuk melayani kepentingan politik.

Dalam hal ini, tampaknya kutipan (yang dikutip Paus) tersebut benar-benar melayani kepentingan sang Kaisar modern kini, George Bush II. Bukankah Bush juga hendak mempersatukan kembali dunia Kristen untuk melawan “Poros Setan” Muslim. Lebih jauh, bukankah Turki lagi-lagi mengetuk pintu Eropa meski kali ini secara damai. Sudah umum diketahui bahwa Paus Benedik XVI mendukung kekuatan-kekuatan yang berkeberatan dengan masuknya Turki ke dalam Uni Eropa.

Lalu, apakah ada kebenaran dalam argumen Manuel?

Paus sendiri menyampaikan sebuah kata yang patut diperhatikan. Sebagai seorang teolog yang serius dan ternama, dia semestinya tidak berupaya untuk memfalsifikasi teks-teks tertulis. Karenanya, dia mengakui bahwa al-Quran secara khusus melarang penyebaran keyakinan dengan kekuatan. Dia mengutip Surah kedua (al-Baqarah—penerj.) yang berkata: Tidak ada paksaan dalam persoalan keyakinan.

Bagaimana mungkin seseorang dapat mengabaikan sebuah pernyataan yang sangat eksplisit tersebut? Paus dengan mudahnya berpendapat bahwa perintah dalam ayat tersebut diabaikan sang Nabi pada permulaan karirnya, yakni ketika masih lemah, tetapi kemudian sang Nabi memerintahkan penggunaan pedang untuk menyebarkan keyakinan tersebut (Islam). Namun demikian, sebuah perintah seperti itu tidaklah pernah ada di dalam al-Quran. Memang Muhammad menyerukan penggunaan kekuatan dalam perang melawan suku-suku Arab yang membangkang—Kristen, Yahudi, dan suku-suku lainnya—ketika tengah membangun negaranya. Namun, hal itu adalah tindakan politik dan bukan tindakan religius; yang pada dasarnya hanyalah sebuah perjuangan untuk mempertahankan wilayah, bukan untuk menyebarkan keyakinan.

Yesus berkata, “Dari buahnyalah (perbuatan) kamu akan mengenal mereka.” (Matius 7:15—penerj.) Perlakuan Islam terhadap agama-agama lain haruslah ditimbang melalui sebuah tes yang sederhana: bagaimanakah penguasa-penguasa Muslim berperilaku selama lebih daripada seribu tahun ketika mereka memiliki kuasa untuk “menyebarkan keyakinan dengan jalan pedang”.

Jelasnya, mereka tidak melakukan hal itu (menyebarkan Islam dengan kekuatan—penerj.).

Selama beberapa abad, Muslim menguasai Yunani. Apakah orang-orang Yunani menjadi Muslim? Apakah seseorang ketika itu berusaha mengislamkan mereka? Sebaliknya, bukankah banyak orang Yunani Kristen, pada saat itu, menjabat posisi-posisi tinggi di pemerintahan Utsmani. Bangsa Bulgaria, Serbia, Rumania, Hungaria, dan bangsa Eropa lainnya hidup di bawah pemerintahan Utsmani pada satu dan lain waktu dengan tetap memeluk iman Kristen mereka. Tak ada seorang pun yang memaksa mereka untuk menjadi Muslim dan mereka semua tetaplah para penganut Kristen yang taat.

Memang benar bangsa Albania memeluk Islam dan demikian juga bangsa Bosnia. Namun, tak seorang pun menyatakan bahwa mereka melakukan ini di bawah tekanan. Mereka mengadopsi Islam agar disukai pemerintahan saat itu dan kemudian memperoleh keuntungannya.

Pada 1099, Pasukan Salib menaklukkan Yerusalem dan membantai warganya yang Muslim dan Yahudi atas nama kasih Yesus. Pada saat itu, selama 400 tahun di bawah pendudukan Muslim, Kristen di Palestina tetaplah mayoritas. Sepanjang periode tersebut, tidak pernah ada upaya untuk memaksakan Islam terhadap mereka. Terkecuali setelah pengusiran Pasukan Salib dari Palestina, maka mayoritas penduduk wilayah itu mulai mengadopsi bahasa Arab dan keyakinan Muslim—dan merekalah leluhur sebagian besar bangsa Palestina sekarang.

Demikian pula, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya upaya untuk memaksakan Islam terhadap Yahudi. Sebagaimana banyak diketahui, di bawah pemerintahan Muslim, Yahudi Spanyol menikmati suasana kondusif yang tidak pernah mereka nikmati di tempat mana pun hingga masa kita. Para penyair Yahudi seperti Yehuda Halevy menulis dalam bahasa Arab, dan demikian juga Maimonides yang agung. Pada pemerintahan Muslim di Spanyol, Yahudi adalah para menteri, penyair, dan saintis. Di Toledo, para sarjana Kristen, Yahudi, dan Muslim bekerja sama dalam menerjemahkan teks-teks filsafat dan sains Yunani kuno. Inilah yang disebut “Zaman Keemasan”. Bagaimana mungkin hal ini terjadi sekiranya Nabi memerintahkan “penyebaran keyakinan dengan pedang”?

Apa yang terjadi setelah itu jauh lebih jelas. Ketika merebut kembali Spanyol dari tangan Muslim, Katolik menciptakan rezim teror keagamaan. Yahudi dan Muslim dihadapkan pada sebuah pilihan yang kejam: menjadi Kristen, dibantai, atau pergi. Dan ke manakah ratusan ribu Yahudi, yang menolak untuk menanggalkan iman mereka, berlindung? Sebagian besar dari mereka disambut dengan tangan terbuka di negeri-negeri Muslim. Yahudi Sephardi (Spanyol) hidup di seluruh dunia Muslim, dari Maroko di Barat hingga Irak di Timur, dari Bulgaria (yang kemudian menjadi bagian dari Khilafah Utsmani) di utara hingga Sudan di selatan. Itulah tempat-tempat di mana mereka tidak dibantai. Mereka (yang hidup di negeri-negeri Muslim) sama sekali tidak mengenal siksaan-siksaan model Inkuisisi, auto-da-fe, pembantaian massal, dan pengusiran-massal, yang terjadi di hampir seluruh negeri Kristen, hingga terjadinya peristiwa Holocaust.

Mengapa? Karena Islam secara jelas melarang setiap penindasan atas “ahlul kitab”. Dalam masyarakat Islam, sebuah tempat khusus akan disiapkan bagi Yahudi dan Kristen. Mereka menikmati hak-hak yang hampir sama dengan penduduk Muslim. Mereka harus membayar pajak khusus (jizyah—penerj.) tetapi dikecualikan dari wajib militer—suatu perjanjian yang disambut hangat warga Yahudi. Dikabarkan bahwa para penguasa Muslim enggan mengajak Yahudi untuk menjadi Muslim bahkan dengan bujukan yang paling lembut sekalipun karena hal itu akan berbuntut pada hilangnya pemasukan negara dari pajak.

Setiap Yahudi jujur yang mengetahui sejarah bangsanya pasti akan merasakan apresiasi yang dalam kepada Islam, yang telah melindungi Yahudi selama lima puluh generasi sedangkan dunia Kristen justru membantai Yahudi dan berusaha berkali-kali memaksa mereka menanggalkan iman mereka dengan “jalan pedang”.

Kisah tentang “penyebaran iman dengan pedang” adalah sebuah legenda jahat, salah satu mitos yang tumbuh di Eropa selama perang-perang besar melawan Muslim—penaklukan Spanyol oleh Kristen, Perang-perang Salib, dan pengusiran orang-orang Turki, yang hampir menguasai Wina. Saya mencurigai bahwa sang Paus dari Jerman ini pun begitu jujur sehingga percaya kepada omong kosong ini. Ini berarti bahwa pemimpin dunia Katolik, yang merupakan seorang teolog Kristen, tampaknya tidak berupaya untuk mengkaji sejarah agama-agama lain.

Mengapa dia melontarkan kata-kata tersebut di depan umum? Dan mengapa sekarang?

Tampaknya kita tidak memiliki pilihan lain kecuali memandangnya dari sudut pandang “Perang Salib Baru” ala Bush dan para pendukung evangelisnya, dengan slogan-slogan “Islamofasisme” dan “perang global melawan teror”—ketika “terorisme” telah menjadi sebuah sinonim bagi Muslim. Bagi para pendukung Bush, inilah upaya sinis guna menjustifikasi dominasi atas sumber-sumber minyak dunia. Bukan untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah jubah agama dibentangkan untuk menutupi ketelanjangan kepentingan-kepentingan ekonomi dan bukan untuk pertama kalinya, sebuah ekspedisi para pencoleng menjadi sebuah Perang Salib.

Pidato Paus merupakan bagian dari upaya ini. Lalu, siapakah yang dapat meramalkan akibat-akibatnya yang menyedihkan?

Uri Avnery adalah seorang penulis dan aktivis Israel. Dia merupakan pemimpin gerakan perdamaian Israel, “Gush Shalom”. http://zope.gush-shalom.org/home/en

Diterjemahkan oleh: Irman Abdurrahman dan Arif Mulyadi (Staff Redaksi al-Huda/icc-jakarta.com)
Artikel Asli :
User avatar
curious
Posts: 3138
Joined: Wed Mar 22, 2006 5:08 am

Post by curious »

whatever....
yang jelas muslim sendiri mengaku islam disebarkan menggunakan pedang.
User avatar
cahkangkung
Posts: 1334
Joined: Mon Sep 25, 2006 8:43 am
Location: Malta

Post by cahkangkung »

Pedang tajam dan pedang tumpul (gonta ganti bini kayak Momo)
Suling_Emas
Posts: 20
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:21 pm
Location: indonesia
Contact:

Post by Suling_Emas »

Gonta ganti???
ini adalah bentuk kebencian yang sangat dalam sehingga sudah tidak bisa berpikir rasional.
Silahkan cari dalam sejarah apakah Nabi Muhammad SAW pernah menceraikan istrinya?.

Whatever ..........
ini adalah ungkapan dari keputusasaan untuk membuktikan bahwa Islam disebarkan dengan pedang, karena fakta dalam sejarah Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. bahkan orang Yahudi yang mau jujur mengakuinya.
Andi Yan
Posts: 69
Joined: Fri Jul 14, 2006 5:44 pm
Location: Jakarta

Penjelasan

Post by Andi Yan »

Suling_Emas wrote: Ok deh kalo gitu. kalau topik diatas sih saya ndak perlu berkomentar banyak silahkan baca artikel dibawah ini :

The Pope's Evil Legend : Mohammed's Sword
Islamophobia Oleh : Redaksi 09 Oct 2006 - 4:55 am

Uri Avnery
Mengapa Paus Benediktus XVI mengutip kata-kata tersebut di depan umum? Dan mengapa sekarang?

Sejak masa ketika para kaisar Romawi menjadikan orang-orang Kristen mangsa singa-singa, hubungan para kaisar itu dengan pemimpin-pemimpin Gereja terus mengalami pasang-surut.

Konstantin yang Agung, yang bertakhta pada 306—pastinya 1700 tahun yang lalu—mendukung Kristen sebagai agama yang dipraktikkan di imperium tersebut, yang termasuk di dalamnya wilayah Palestina. Berabad-abad kemudian, Gereja pun terbelah menjadi Timur (Ortodoks) dan Barat (Katolik). Di Barat, Uskup Roma, yang mendapat gelar Paus, menuntut sang kaisar untuk menerima superioritasnya.

Konflik antara para kaisar dan para paus memainkan peranan sentral dalam sejarah Eropa serta menciptakan polarisasi masyarakat. Konflik tersebut pun mengalami pasang dan surutnya. Beberapa kaisar menolak otoritas atau mengucilkan seorang paus sementara beberapa paus juga menolak otoritas atau mengutuk seorang kaisar. Salah seorang kaisar, Henry IV, sampai harus “berjalan ke Canossa” (sebuah desa di pegunungan Apennine, bagian utara Italia—penerj.) dan berdiri di atas salju dengan bertelanjang kaki selama tiga hari di depan Kastil sang Paus (yang dimaksud adalah Paus Gregory VII—penerj.) hingga Paus memutuskan untuk membatalkan kutukannya.

Namun, juga terdapat periode ketika para kaisar dan paus bergandengan tangan dalam keharmonisan. Dan hari ini, kita menyaksikan sebuah periode seperti itu. Antara Paus Benediktus XVI dan sang Kaisar George Bush II, terjadi keharmonisan yang menakjubkan. Kuliah sang Paus beberapa waktu yang lalu, yang memicu kontroversi di seluruh dunia, tampaknya seiring jalan dengan “perang salib” ala Bush melawan “Islamofasisme”, dalam konteks “clash of civilizations”.

Dalam kuliahnya pada sebuah universitas di Jerman, Paus yang ke-265 ini memaparkan apa yang ia lihat sebagai sebuah “perbedaan besar” antara Kristen dan Islam: Kristen didasarkan atas akal sedangkan Islam menolak akal; Kristen memahami logika dari tindakan-tindakan Tuhan sementara Islam mengingkari bahwa terdapat sejenis logika di dalam tindakan-tindakan Allah.

Sebagai seorang Yahudi ateis, saya tidak bermaksud untuk memasuki perdebatan ini. Adalah di luar kemampuan saya untuk memahami apa yang dimaksud dengan logika oleh Paus. Namun, saya tidak dapat melewatkan satu bagian yang menjadi perhatian saya sebagai seorang Israel yang hidup dekat dengan inkonsistensi “perang peradaban” ini.

Untuk membuktikan bahwa Islam tidak menghargai akal, Paus menyatakan bahwa Nabi Muhammad memerintahkan para pengikutnya untuk menyebarkan agama mereka melalui jalan pedang. Menurut Paus, hal tersebut tidaklah rasional karena iman lahir dari dalam jiwa, bukan dari tubuh. Bagaimana pedang dapat mempengaruhi jiwa?

Untuk mendukung pendapatnya ini, Paus mengutip—dari banyak kutipan yang mungkin—seorang kaisar Byzantium, yang tentu saja merupakan rival Gereja Timur (Ortodoks). Pada akhir abad ke-14, sang kaisar tersebut, Manuel II Palaeologus bercerita tentang sebuah perdebatan—peristiwa ini diragukan pernah terjadi—antara dirinya dengan seorang ulama Muslim asal Persia yang namanya tidak disebutkan. Di tengah panasnya perdebatan tersebut, sang kaisar (berdasarkan ceritanya sendiri) mengucapkan kata-kata berikut kepada lawan debatnya tersebut.

“Tunjukkan kepadaku ajaran baru yang Muhammad bawa, dan pasti kamu tidak akan mendapatkan apa pun kecuali hal-hal yang jahat dan anti-kemanusiaan, seperti perintahnya untuk menyebarkan apa yang dia sampaikan melalui pedang.”


Perkataan di atas memunculkan tiga pertanyaan: [a] kenapa sang kaisar berkata seperti itu; apakah perkataan itu benar adanya; dan [c] mengapa Paus mengutip perkataan itu.

Ketika menuliskan risalah di atas, Manuel II adalah kaisar dari sebuah imperium yang sedang sekarat. Dia bertakhta pada 1391, ketika hanya segelintir propinsi yang tersisa dari imperium sebelumnya. Propinsi-propinsi yang masih tersisa ini pun pada masanya berada di bawah ancaman Turki.

Pada masa itu, kekuasaan Turki Utsmani telah mencapai tepi Sungai Danube. Mereka telah menaklukkan Bulgaria dan bagian utara Yunani, dan telah dua kali mengalahkan pasukan bantuan yang dikirim Eropa untuk menyelamatkan Imperium Timur. Pada 29 Mei 1453, hanya beberapa tahun setelah Manuel mangkat, ibukota imperiumnya, Konstantinopel (kini Istanbul), jatuh ke tangan orang-orang Turki. Inilah akhir dari sebuah imperium yang telah berkuasa selama lebih daripada ribuan tahun.

Selama berkuasa, Manuel banyak mengunjungi ibukota-ibukota Eropa dalam upayanya untuk memobilisasi dukungan. Dia berjanji untuk mempersatukan kembali gereja. Tidak diragukan lagi bahwa Manuel menuliskan risalah keagamaannya itu dalam upaya untuk memprovokasi negara-negara Kristen agar melawan Turki dan meyakinkan mereka untuk memulai kembali sebuah perang salib yang baru. Tujuannya amatlah pragmatis dan teologi datang untuk melayani kepentingan politik.

Dalam hal ini, tampaknya kutipan (yang dikutip Paus) tersebut benar-benar melayani kepentingan sang Kaisar modern kini, George Bush II. Bukankah Bush juga hendak mempersatukan kembali dunia Kristen untuk melawan “Poros Setan” Muslim. Lebih jauh, bukankah Turki lagi-lagi mengetuk pintu Eropa meski kali ini secara damai. Sudah umum diketahui bahwa Paus Benedik XVI mendukung kekuatan-kekuatan yang berkeberatan dengan masuknya Turki ke dalam Uni Eropa.

Lalu, apakah ada kebenaran dalam argumen Manuel?

Paus sendiri menyampaikan sebuah kata yang patut diperhatikan. Sebagai seorang teolog yang serius dan ternama, dia semestinya tidak berupaya untuk memfalsifikasi teks-teks tertulis. Karenanya, dia mengakui bahwa al-Quran secara khusus melarang penyebaran keyakinan dengan kekuatan. Dia mengutip Surah kedua (al-Baqarah—penerj.) yang berkata: Tidak ada paksaan dalam persoalan keyakinan.

Bagaimana mungkin seseorang dapat mengabaikan sebuah pernyataan yang sangat eksplisit tersebut? Paus dengan mudahnya berpendapat bahwa perintah dalam ayat tersebut diabaikan sang Nabi pada permulaan karirnya, yakni ketika masih lemah, tetapi kemudian sang Nabi memerintahkan penggunaan pedang untuk menyebarkan keyakinan tersebut (Islam). Namun demikian, sebuah perintah seperti itu tidaklah pernah ada di dalam al-Quran. Memang Muhammad menyerukan penggunaan kekuatan dalam perang melawan suku-suku Arab yang membangkang—Kristen, Yahudi, dan suku-suku lainnya—ketika tengah membangun negaranya. Namun, hal itu adalah tindakan politik dan bukan tindakan religius; yang pada dasarnya hanyalah sebuah perjuangan untuk mempertahankan wilayah, bukan untuk menyebarkan keyakinan.

Yesus berkata, “Dari buahnyalah (perbuatan) kamu akan mengenal mereka.” (Matius 7:15—penerj.) Perlakuan Islam terhadap agama-agama lain haruslah ditimbang melalui sebuah tes yang sederhana: bagaimanakah penguasa-penguasa Muslim berperilaku selama lebih daripada seribu tahun ketika mereka memiliki kuasa untuk “menyebarkan keyakinan dengan jalan pedang”.

Jelasnya, mereka tidak melakukan hal itu (menyebarkan Islam dengan kekuatan—penerj.).

Selama beberapa abad, Muslim menguasai Yunani. Apakah orang-orang Yunani menjadi Muslim? Apakah seseorang ketika itu berusaha mengislamkan mereka? Sebaliknya, bukankah banyak orang Yunani Kristen, pada saat itu, menjabat posisi-posisi tinggi di pemerintahan Utsmani. Bangsa Bulgaria, Serbia, Rumania, Hungaria, dan bangsa Eropa lainnya hidup di bawah pemerintahan Utsmani pada satu dan lain waktu dengan tetap memeluk iman Kristen mereka. Tak ada seorang pun yang memaksa mereka untuk menjadi Muslim dan mereka semua tetaplah para penganut Kristen yang taat.

Memang benar bangsa Albania memeluk Islam dan demikian juga bangsa Bosnia. Namun, tak seorang pun menyatakan bahwa mereka melakukan ini di bawah tekanan. Mereka mengadopsi Islam agar disukai pemerintahan saat itu dan kemudian memperoleh keuntungannya.

Pada 1099, Pasukan Salib menaklukkan Yerusalem dan membantai warganya yang Muslim dan Yahudi atas nama kasih Yesus. Pada saat itu, selama 400 tahun di bawah pendudukan Muslim, Kristen di Palestina tetaplah mayoritas. Sepanjang periode tersebut, tidak pernah ada upaya untuk memaksakan Islam terhadap mereka. Terkecuali setelah pengusiran Pasukan Salib dari Palestina, maka mayoritas penduduk wilayah itu mulai mengadopsi bahasa Arab dan keyakinan Muslim—dan merekalah leluhur sebagian besar bangsa Palestina sekarang.

Demikian pula, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya upaya untuk memaksakan Islam terhadap Yahudi. Sebagaimana banyak diketahui, di bawah pemerintahan Muslim, Yahudi Spanyol menikmati suasana kondusif yang tidak pernah mereka nikmati di tempat mana pun hingga masa kita. Para penyair Yahudi seperti Yehuda Halevy menulis dalam bahasa Arab, dan demikian juga Maimonides yang agung. Pada pemerintahan Muslim di Spanyol, Yahudi adalah para menteri, penyair, dan saintis. Di Toledo, para sarjana Kristen, Yahudi, dan Muslim bekerja sama dalam menerjemahkan teks-teks filsafat dan sains Yunani kuno. Inilah yang disebut “Zaman Keemasan”. Bagaimana mungkin hal ini terjadi sekiranya Nabi memerintahkan “penyebaran keyakinan dengan pedang”?

Apa yang terjadi setelah itu jauh lebih jelas. Ketika merebut kembali Spanyol dari tangan Muslim, Katolik menciptakan rezim teror keagamaan. Yahudi dan Muslim dihadapkan pada sebuah pilihan yang kejam: menjadi Kristen, dibantai, atau pergi. Dan ke manakah ratusan ribu Yahudi, yang menolak untuk menanggalkan iman mereka, berlindung? Sebagian besar dari mereka disambut dengan tangan terbuka di negeri-negeri Muslim. Yahudi Sephardi (Spanyol) hidup di seluruh dunia Muslim, dari Maroko di Barat hingga Irak di Timur, dari Bulgaria (yang kemudian menjadi bagian dari Khilafah Utsmani) di utara hingga Sudan di selatan. Itulah tempat-tempat di mana mereka tidak dibantai. Mereka (yang hidup di negeri-negeri Muslim) sama sekali tidak mengenal siksaan-siksaan model Inkuisisi, auto-da-fe, pembantaian massal, dan pengusiran-massal, yang terjadi di hampir seluruh negeri Kristen, hingga terjadinya peristiwa Holocaust.

Mengapa? Karena Islam secara jelas melarang setiap penindasan atas “ahlul kitab”. Dalam masyarakat Islam, sebuah tempat khusus akan disiapkan bagi Yahudi dan Kristen. Mereka menikmati hak-hak yang hampir sama dengan penduduk Muslim. Mereka harus membayar pajak khusus (jizyah—penerj.) tetapi dikecualikan dari wajib militer—suatu perjanjian yang disambut hangat warga Yahudi. Dikabarkan bahwa para penguasa Muslim enggan mengajak Yahudi untuk menjadi Muslim bahkan dengan bujukan yang paling lembut sekalipun karena hal itu akan berbuntut pada hilangnya pemasukan negara dari pajak.

Setiap Yahudi jujur yang mengetahui sejarah bangsanya pasti akan merasakan apresiasi yang dalam kepada Islam, yang telah melindungi Yahudi selama lima puluh generasi sedangkan dunia Kristen justru membantai Yahudi dan berusaha berkali-kali memaksa mereka menanggalkan iman mereka dengan “jalan pedang”.

Kisah tentang “penyebaran iman dengan pedang” adalah sebuah legenda jahat, salah satu mitos yang tumbuh di Eropa selama perang-perang besar melawan Muslim—penaklukan Spanyol oleh Kristen, Perang-perang Salib, dan pengusiran orang-orang Turki, yang hampir menguasai Wina. Saya mencurigai bahwa sang Paus dari Jerman ini pun begitu jujur sehingga percaya kepada omong kosong ini. Ini berarti bahwa pemimpin dunia Katolik, yang merupakan seorang teolog Kristen, tampaknya tidak berupaya untuk mengkaji sejarah agama-agama lain.

Mengapa dia melontarkan kata-kata tersebut di depan umum? Dan mengapa sekarang?

Tampaknya kita tidak memiliki pilihan lain kecuali memandangnya dari sudut pandang “Perang Salib Baru” ala Bush dan para pendukung evangelisnya, dengan slogan-slogan “Islamofasisme” dan “perang global melawan teror”—ketika “terorisme” telah menjadi sebuah sinonim bagi Muslim. Bagi para pendukung Bush, inilah upaya sinis guna menjustifikasi dominasi atas sumber-sumber minyak dunia. Bukan untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah jubah agama dibentangkan untuk menutupi ketelanjangan kepentingan-kepentingan ekonomi dan bukan untuk pertama kalinya, sebuah ekspedisi para pencoleng menjadi sebuah Perang Salib.

Pidato Paus merupakan bagian dari upaya ini. Lalu, siapakah yang dapat meramalkan akibat-akibatnya yang menyedihkan?

Uri Avnery adalah seorang penulis dan aktivis Israel. Dia merupakan pemimpin gerakan perdamaian Israel, “Gush Shalom”. http://zope.gush-shalom.org/home/en

Diterjemahkan oleh: Irman Abdurrahman dan Arif Mulyadi (Staff Redaksi al-Huda/icc-jakarta.com)
Artikel Asli :



Ungkapan yang anda kutip katanya berasal dari Yahudi ateis, dan benarkah bahwa umat yahudi juga benar2 100% menikmati kemakmuran di masa keislaman?
Bukankah umat Yahudi dan juga umat Kristen diperangi oleh pengikut nabi kalian semasa awal keislaman atas nama iman?
Memang saya akui dan saya tak menutupi bahwa gereja dulu melakukan kesalahan. Tapi sebenarnya tujuan perang salib itu juga untuk melepaskan daerah2 Kantung Kristen dari penjajahan imperium islam, hanya saja salahnya terjadi kesalahan dengan menyerang umat Yahudi juga saat perang Salib dulu. Gereja juga melakukan kesalahan dengan melakukan tindakan represif dimana terjadi pemaksaan agama (hal inilah yang memicu seorang Yahudi spanyol yang dipaksa menjadi Kristen dan menjadi uskup lalu kemudian menjadi muslim dan menulis buku "Injil Barnabas". Penulis "Injil Barnabas" tersebut bernama Frank Marino). Tapi tindakan gereja itu tak berdasarkan ajaran Yesus. Kesalahan yang dibuat gereja saat itu adalah kesalahan gereja secara organisasi, bukan kesalahan atas iman.
Tapi bagaimana dengan iman anda? Memang betul di satu ayat dikatakan "tak ada paksaan dalam islam", tapi di lain ayat diajarkan untuk memerangi orang2 yang memanggil nama Tuhan di gereja2 dan sinagog2. So perang yang dilakukan umat islam terhadap umat Kristen dan Yahudi adalah berdasarkan teks kitab anda. Sedangkan kesalahan gereja bukanlah berdasarkan iman, tapi politik.
bambang
Posts: 1037
Joined: Tue Aug 22, 2006 2:02 am

Post by bambang »

Suling_Emas wrote:Gonta ganti???
ini adalah bentuk kebencian yang sangat dalam sehingga sudah tidak bisa berpikir rasional.
Silahkan cari dalam sejarah apakah Nabi Muhammad SAW pernah menceraikan istrinya?.
Jelas tidak ada bos!
Muhammad kan maniac sex, tidak mungkinlah menceraikan istrinya..... , malah sebaliknya dia mencari istri baru.
Whatever ..........
ini adalah ungkapan dari keputusasaan untuk membuktikan bahwa Islam disebarkan dengan pedang, karena fakta dalam sejarah Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. bahkan orang Yahudi yang mau jujur mengakuinya.
oh........ kalau orang mengakui islam itu disebut orang jujur toh??
termasuk koruptor dong!? kan mereka semua mengaku islam.

Lagipula tumben muslim mengatakan orang Yahudi ada yang jujur ??
Jangan-jangan ada maksud lain lagi nich :lol: :lol: :lol:
User avatar
nafaurbach
Posts: 105
Joined: Sat Oct 07, 2006 8:07 pm
Location: Inside Kabah

Post by nafaurbach »

Suling_Emas wrote: Ok deh kalo gitu. kalau topik diatas sih saya ndak perlu berkomentar banyak silahkan baca artikel dibawah ini :
Selama beberapa abad, Muslim menguasai Yunani. Apakah orang-orang Yunani menjadi Muslim? Apakah seseorang ketika itu berusaha mengislamkan mereka? Sebaliknya, bukankah banyak orang Yunani Kristen, pada saat itu, menjabat posisi-posisi tinggi di pemerintahan Utsmani. Bangsa Bulgaria, Serbia, Rumania, Hungaria, dan bangsa Eropa lainnya hidup di bawah pemerintahan Utsmani pada satu dan lain waktu dengan tetap memeluk iman Kristen mereka. Tak ada seorang pun yang memaksa mereka untuk menjadi Muslim dan mereka semua tetaplah para penganut Kristen yang taat.
Memang benar, tidak hanya di Yunani, tetapi juga di Spanyol dan Portugal.
Tapi tidakkah anda menyadari bahwa itu semua terjadi semata-mata karena kondisi yang tidak memungkinkan mereka memaksakan agama dengan kekerasan? Penguasa Islam saat itu hanya berkuasa secara militer dan menurut jumlah mereka tentu minoritas. Pendudukan mereka di Eropa, misalnya di Spanyol dan Portugal, tidaklah stabil. Raja, bangsawan, dan ksatria bahu-membahu terus berusaha mengambil alih kembali kekuasaan mereka dari tangan kaum muslim. Tentu suatu tindakan tolol kalau mereka memaksakan agama yang baru pada rakyat, itu hanya akan menambah kekuatan perlawanan menjadi berlipat ganda dan mereka tidak akan mungkin bertahan lama.

Dalam kondisi demikian mereka memilih strategi yang dijalankan Muhamad di Mekah: tidak ada paksaan dalam agama. Dan memang itulah yang akan terjadi selama Islam BELUM memiliki kekuatan yang memadai.

Tapi apa yang terjadi jika mereka sudah memiliki kekuatan adalah hal yang berbeda sama sekali.
Pada 1099, Pasukan Salib menaklukkan Yerusalem dan membantai warganya yang Muslim dan Yahudi atas nama kasih Yesus. Pada saat itu, selama 400 tahun di bawah pendudukan Muslim, Kristen di Palestina tetaplah mayoritas. Sepanjang periode tersebut, tidak pernah ada upaya untuk memaksakan Islam terhadap mereka. Terkecuali setelah pengusiran Pasukan Salib dari Palestina, maka mayoritas penduduk wilayah itu mulai mengadopsi bahasa Arab dan keyakinan Muslim—dan merekalah leluhur sebagian besar bangsa Palestina sekarang
.
Masalahnya tidak jauh berbeda.
Pada masa awal penguasaan Islam atas wilayah Palestina, kekuatan mereka belum memadai untuk melakukan pemaksaan agama. Sikap kooperatif dan toleransi yang mereka tunjukkan adalah salah satu strategi yang mereka jalankan untuk meraih dukungan dan simpati rakyat. Tetapi seperti yang diakui di atas, keadaannya menjadi berbeda saat mereka berhasil mengusir Pasukan Salib: mereka mulai punya kekuatan militer yang besar dan tidak ada lagi yang menghalangi mereka memaksakan agama Islam sebagai 'satu-satunya agama di sisi Auwloh'.

Dalam kondisi ini kaum penguasa muslim akan melakukan upaya-upaya sistematis dengan dukungan kekuatan pedang (kekuasaan), diantaranya dengan melakukan berbagai diskriminasi sosial, politik, dan ekonomi untuk memaksakan agamanya. Superioritas ISLAM adalah suatu keharusan yang dituntut oleh Alquran, dan mereka harus mewujudkannya DENGAN ATAU TANPA KEKERASAN. Tidak ada yang membantah kenyataan ini.

Tidak hanya itu saja, mereka akan melakukan berbagai tindakan penghinaan dan upaya desakralisasi agama. Akibatnya bagi mereka yang tidak tahan dengan perlakuan itu tentu saja banyak yang memilih untuk berganti agama menjadi Islam.

Salah satu bukti kongkrit perbuatan desakralisasi yang dilakukan Islam saat mereka punya kekuatan yang besar: apa yang terjadi dengan Gereja Hagia Sophia yang begitu indah dan megah? Mereka menghancurkan semua patung-patungnya, dan menutup gambar-gambar ikon yang indah dengan berbagai tulisan arab yang menjijikkan lalu mereka menjadikannya sebagai sebuah mesjid sebelum akhirnya sekarang dijadikan sebagai musium.
Demikian pula, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya upaya untuk memaksakan Islam terhadap Yahudi. Sebagaimana banyak diketahui, di bawah pemerintahan Muslim, Yahudi Spanyol menikmati suasana kondusif yang tidak pernah mereka nikmati di tempat mana pun hingga masa kita. Para penyair Yahudi seperti Yehuda Halevy menulis dalam bahasa Arab, dan demikian juga Maimonides yang agung. Pada pemerintahan Muslim di Spanyol, Yahudi adalah para menteri, penyair, dan saintis. Di Toledo, para sarjana Kristen, Yahudi, dan Muslim bekerja sama dalam menerjemahkan teks-teks filsafat dan sains Yunani kuno. Inilah yang disebut “Zaman Keemasan”. Bagaimana mungkin hal ini terjadi sekiranya Nabi memerintahkan “penyebaran keyakinan dengan pedang”?
Tidakkah anda melihat ini semua semata-mata suatu strategi licik khas kaum penjajah? Dalam posisinya sebagai penguasa yang minoritas (penjajah) mereka membutuhkan banyak dukungan untuk memperkuat posisi mereka. Diantaranya mereka merangkul kaum Yahudi sebagai mitra dengan mendudukkan mereka dalam berbagai posisi strategis di bidang pemerintahan. Ini semata-mata strategi yang logis dari penjajah. Sama seperti penjajah Belanda di Indonesia yang memanjakan kaum bangsawan dengan berbagai fasilitas dan kesempatan pendidikan guna mendapat dukungan mereka untuk menghisap rakyat.
Apa yang terjadi setelah itu jauh lebih jelas. Ketika merebut kembali Spanyol dari tangan Muslim, Katolik menciptakan rezim teror keagamaan. Yahudi dan Muslim dihadapkan pada sebuah pilihan yang kejam: menjadi Kristen, dibantai, atau pergi.
Tidak dipungkiri bahwa tindakan kekerasan juga terjadi saat raja Katolik kembali berkuasa. Tapi ini juga bukan hal yang aneh dan selalu terjadi pada setiap bangsa yang berhasil mengusir para penjajah: mereka akan melakukan berbagai upaya 'pembersihan' untuk memastikan kaum penjajah tidak kembali berkuasa lagi.

Yang harus dibedakan ini: saya tidak melihat tindakan kekerasan itu sebagai suatu tuntutan agama melainkan suatu tindakan yang terutama di dorong semangat heroik membela negeri.

Bandingkan apa yang terjadi saat kekuasan golongan komunis dihancurkan pada tahun 1965 di Indonesia... Dimotori santri-santri nyaris seluruh rakyat membantai sesama rakyat hanya dengan alasan 'komunis' atau berkerjasama dengan komunis. Dan ratusan ribu, mungkin jutaan 'komunis' kehilangan nyawanya di Jawa dan Sumatra. Yang terjadi di sini jauh lebih kejam dan tak berperikemanusiaan. Lembaran sejarah yang hitam ini sudah diakui sendiri oleh orang-orang muslim yang jujur seperti Gus Dur misalnya.
Setiap Yahudi jujur yang mengetahui sejarah bangsanya pasti akan merasakan apresiasi yang dalam kepada Islam, yang telah melindungi Yahudi selama lima puluh generasi sedangkan dunia Kristen justru membantai Yahudi dan berusaha berkali-kali memaksa mereka menanggalkan iman mereka dengan “jalan pedang”.
Yahudi yang jujur seharusnya juga tahu bahwa sebelum Islam lahir orang Yahudi sudah tersebar di berbagai kota di Eropa, dan mereka hidup aman. Silahkan bandingkan sendiri apa yang dilakukan orang-orang Islam di sekeliling negara kalian, Israel. Hanya orang Yahudi yang tolol masih sanggup berkata orang-orang Islam memperlakukan Yahudi dengan baik.

Mereka memang akan memperlakukan Yahudi dengan baik selama orang Yahudi bersikap seperti anjing pudel yang penurut dan berguna bagi mereka. Saat kalian punya kekuasaan dan dianggap menyaingi mereka, mereka tidak bisa menerima dan akan melenyapkan kalian seperti yang dikatakan sendiri oleh Ahmadinejad bejad.
Kisah tentang “penyebaran iman dengan pedang” adalah sebuah legenda jahat, salah satu mitos yang tumbuh di Eropa selama perang-perang besar melawan Muslim—penaklukan Spanyol oleh Kristen, Perang-perang Salib, dan pengusiran orang-orang Turki, yang hampir menguasai Wina.
Anda keliru.
Ada baiknya anda juga membaca sendiri Alquran, bukan menerima propaganda Islam dari berbagai politisi dan kaum intelektual Islam moderat yang selalu menggembar-gemborkan Islam sebagai agama damai.

Bacalah, maka anda akan menemukan ajaran kekerasan dan tak berperikemanusiaan hadir di balik berbagai ajaran kebaikan. Oh ya, saya tidak menyangkal kalau di dalam Islam juga ada ajaran kebaikan. Tapi masalahnya ada banyak ajaran yang menganjurkan kejahatan dan tak seorangpun bisa memastikan bahwa ajaran kejahatan yang ada di Alquran sudah dibatalkan atau tunduk pada ajaran kebaikan. Kedua ajaran tersebut bisa dipakai sewaktu-waktu oleh kaum muslim tergantung kondisi yang ada. Dan dalam kenyataannya tak ada satu muslimpun di dunia yang bisa menyalahkan apa yang ditafsirkan oleh para jihadis karena memang tidak ada satu golongan yang punya otoritas lebih dari golongan lainnya dalam menafsirkan Islam.

Inilah bahayanya: saat kaum muslim haus akan kekuasaan dan darah maka mereka akan mencari pembenaran dalam ajaran-ajaran jahat dan berbau iblis yang memang ada dalam Alquran. Tetapi sewaktu mereka dipojokkan sebagai agama kekerasan maka mereka akan memilih berbagai ajaran baik sebagai bukti untuk mengelak dari tuduhan. Islam adalah ajaran jahat yang sangat licik, betul-betul serigala berbulu domba.

Anda mengutip perkataan Yesus 'dari buahnya kamu akan mengetahui mereka' dan anda berkesimpulan bahwa Islam bukanlah agama kekerasan? Apakah di rumah anda tidak ada TV atau anda tidak berlangganan koran? Buah seperti apa yang anda lihat saat 9/11, atau saat para jihadis meledakkan dirinya di Bali dan berbagai tempat lainnya? Yang pasti semua itu dilakukan terutama karena alasan-alasan agama, alasan lain hanyalah alasan tambahan.

Maka dari itu sudah saatnya kita bahu-membahu: DEMI KEMANUSIAAN, HAPUSKAN ISLAM DARI MUKA BUMI SEKARANG DAN SELAMA-LAMANYA.
Last edited by nafaurbach on Sat Oct 21, 2006 10:45 am, edited 16 times in total.
Suling_Emas
Posts: 20
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:21 pm
Location: indonesia
Contact:

Post by Suling_Emas »

bambang wrote: Jelas tidak ada bos!
Muhammad kan maniac sex, tidak mungkinlah menceraikan istrinya..... , malah sebaliknya dia mencari istri baru. oh........ kalau orang mengakui islam itu disebut orang jujur toh??
termasuk koruptor dong!? kan mereka semua mengaku islam.

Lagipula tumben muslim mengatakan orang Yahudi ada yang jujur ??
Jangan-jangan ada maksud lain lagi nich :lol: :lol: :lol:
Sungguh komentar diatas adalah gambaran dari kebencian yang sangat kepada Rasulullah. Ketahulah akhlak Nabi Muhammad dalam berinteraksi dengan istrinya :

Menteladani Nabi SAW dalam Kehidupan Rumah Tangga

Sesungguhnya keluarga SAMARA idaman kita semua hanya akan menjadi pepesan kosong jika tidak bercermin kepada kehidupan rumah tangga Nabi SAW. Beliau adalah suami teladan. Dalam persepsi nabawi, suami yang terbaik di jagat raya bukanlah mereka yang bergelar atau berpangkat tinggi atau paling kaya, melainkan suami yang paling baik dalam memperlakukan istrinya. Beliau SAW bersabda:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya. Dan saya adalah orang yang paling baik terhadap istriku” (HR Tirmidzi).

Beliau memanggil istrinya dengan panggilan yang menyenangkan, seperti saat memanggil Aisyah RA, terkadang dengan panggilan “Ya Humaira”, terkadang “Ya ‘Aisy” (HR Bukhari), di lain kesempatan memanggilnya dengan “Ya Ummu Abdillah” (HR Abu Dawud).

Di tengah kesibukannya mengurus umat dan negara ternyata sesampainya di rumah beliau SAW adalah suami yang ringan tangan membantu menunaikan tugas-tugas istrinya.

Seorang sahabat bernama Al Aswad RA penasaran ingin tahu bagaimana kehidupan Nabi SAW di tengah keluarganya. Ia bercerita: “Saya bertanya kepada Aisyah RA, “Apa yang dilakukan Rasulullah SAW untuk keluarganya (di rumah)?” Ia menjawab: “Beliau selalu membantu urusan rumah tangga dan apabila datang waktu shalat, beliau bergegas menunaikannya” (HR Bukhari).

Dalam riwayat lain saat ditanya seperti itu, Aisyah RA menjawab: “Beliau itu manusia biasa; membersihkan bajunya, memerah susu biri-birinya dan mengurusi dirinya sendiri” (Syamaa’il Ibnu Katsir I/78).

Rasulullah juga suami yang romantis dan suka berdandan untuk istrinya. Sebab, berdandannya suami untuk istri ataupun sebaliknya merupakan hal yang dicintai Allah SWT dan Rasul-Nya SAW sebagaimana sabdanya:

“Tidaklah masuk surga orang yang dalam hatinya masih ada sebiji atom kesombongan”. Lalu seseorang berkata: Sesungguhnya ada orang yang suka berpakaian bagus dan bersandal bagus. Apakah itu termasuk sombong? Rasulullah SAW menjawab: “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Kesombongan itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia” (HR Muslim).

Berdandan seperti itu dapat membuat betah untuk selalu memandang dan berada di sampingnya. Maka, semakin kokohlah jalinan cinta dan untaian kasih sayang. Sehingga rumah dan keluarga benar-benar menjadi surga dunia yang paling indah.

Masihkah enggan mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai yang paling baik akhlaknya dalam segala hal?

Wallahu 'alam
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Post by Adadeh »

SulingSumbang wrote:Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya. Dan saya adalah orang yang paling baik terhadap istriku”
Paling baik terhadap istri kok suka nabokin istri?

Hadis Sahih Muslim, buku 004, nomer 2127:
Aku berkata: Rasul Allah, semoga ayahku dan ibuku jadi tebusan bagimu, dan lalu kuceritakan padanya (semua hal). Dia berkata: Apakah itu gelapnya (bayanganmu) yang kulihat di mukaku? Aku berkata: Ya. Dia memukul dadaku sampai terasa sakit, dan berkata: Apakah kau pikir Allah dan RasulNya akan bertindak licik terhadapmu?
Gila kagak neeh? ***** bini 'ndiri dipukul sampai sakit.

Ini kutipan dari Tabari:
Muhammad berkata, “Maka dari itu, wahai orang2, kau punya hak atas istri2mu dan mereka punya hak atas dirimu. Kau punya (hak) bahwa mereka tidak menyebabkan siapapun yang kau tidak sukai menginjak ranjangmu, dan mereka tidak boleh berbuat hal2 yang tidak senonoh (fahishah). Jika mereka melakukan itu, maka Tuhan mengijinkanmu untuk mengunci mereka di kamar lain dan untuk memukul mereka, tapi jangan terlalu keras. Jika mereka tidak melakukan kejahatan, mereka punya hak atas makanan dan baju mereka yang sesuai dengan aturan (bi’l-maruf). Perlakukan kaum wanita baik2, karena mereka (bagaikan) binatang2 piaraan (‘awan) padamu dan mereka tidak memiliki apapun bagi diri mereka sendiri. Kamu memiliki mereka hanya sebagai titipan dari Tuhan, dan kamu telah menikmati istri2mu itu secara sah sesuai dengan firman Tuhan, jadi mengertilah dan dengarlah kata2ku, wahai orang2
Reference:
Al-Tabari, Abu Ja’far Muhammad b. Jarir. The History of al-Tabari. Vol.IX:
The Last Years of the Prophet. Translated and annotated by Ismail K. Poonawala. State University of NewYork Press, Albany, 1990 (pages 112-114)

Hadis Sunan Abu Daud, volume 1, nomer 142:
“Pukulah istrimu jika dia tidak sopan tapi jangan pukul dia seperti budak wanita.”
Hadisnya panjang sekali, tapi saya kutip bagian yang relevan:
Aku (penyampai cerita) lalu berkata: Rasul Allah, aku punya seorang istri yang berkata kasar, yakni dia tidak sopan. Dia (Muhammad) berkata: Maka ceraikanlah dia. Aku berkata: Rasul Allah, dia telah menikah denganku dan aku punya anak2 dari dia. Dia (Muhammad) berkata: Maka minta dia (untuk menaatimu). Jika ada sesuatu yang baik dari dirinya, dia akan berbuat begitu (taat); dan jangan pukul istrimu seperti kau memukul budak wanitamu. Aku berkata: Rasul Allah, terangkan padaku tentang pembersihan. Dia berkata: Lakukan pembersihan sepenuhnya dan dengan jarimu bersihkan janggutmu dan siram dengan air kecuali jika kau sedang puasa.

Q 3:43
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan PUKULLAH mereka.

"t-Tafsir al-Kabir" Al RAZI
Seorang wanita mengeluh kepada Muhamad bahwa suaminya MENAMPARINYA di muka

Disamakan sama binatang:
Shahih Bukhari 1.9.490
Dikisahkan oleh Aisha
Hal2 yang membatalkan sembahyang dikatakan padaku. Mereka berkata, “Sembahyang dibatalkan jika seekor anjing, keledai dan wanita (berlalu di depan orang sembahyang).” Aku berkata, “Kamu menyamakan kami (para wanita) dengan anjing2.


Muslim, buku 004, nomor 1032
sholatnya akan berhenti karena lewatnya KELEDAI, WANITA dan ANJING HITAM. (anjing herder coklat atau putih lebih baik daripada wanita, dong)

Muslim, buku 004, hadis 1034
“SEORANG WANITA, SEEKOR KELEDAI DAN SEEKOR ANJING MENGHANCURKAN SHOLAT,

Sunan Abu Dawud, buku 2, nomor 703
“WANITA YANG SEDANG HAID DAN ANJING menghentikan sholat”

Sama kotornya sama kakus
Al Maa-idah 5
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.

Tirmidi, nomor 315
MENSTRUASI, muntah dan mimisan ADALAH DARI SETAN

SUAMI TELADAN NI YEEE? TUKANG TABOK ***** BINI 'NDIRI. Dan ini hadis pemungkasnya:
Hadis Sunan Abu Daud 11.2142 dikeluarkan untuk melindungi para pria yang melakukan pemukulan pada istri:
Dikisahkan oleh Umar ibn al-Khattab:
Sang Nabi berkata: Seorang pria tidak akan ditanya mengapa dia memukul istrinya.

Dengan begitu HALAL dan TAK BERDOSA bagi suami Muslim untuk menaboki istri sampai babak belur.
User avatar
nafaurbach
Posts: 105
Joined: Sat Oct 07, 2006 8:07 pm
Location: Inside Kabah

Post by nafaurbach »

Suling_Emas wrote: Sungguh komentar diatas adalah gambaran dari kebencian yang sangat kepada Rasulullah. Ketahulah akhlak Nabi Muhammad dalam berinteraksi dengan istrinya :

Menteladani Nabi SAW dalam Kehidupan Rumah Tangga
Wah OOT nih... orang lagi ngomongin Islam agama kekerasan yang disebarkan oleh pedang kok ngelantur ke keluarga muhamad sih...

Topik keluarga muhamad bagusnya ditaruh di 'poligami' atau 'pedofili dalam islam sebagai sunah rasul'.
Suling_Emas
Posts: 20
Joined: Fri Oct 13, 2006 3:21 pm
Location: indonesia
Contact:

Post by Suling_Emas »

Adadeh wrote: Paling baik terhadap istri kok suka nabokin istri?

Hadis Sahih Muslim, buku 004, nomer 2127:
Aku berkata: Rasul Allah, semoga ayahku dan ibuku jadi tebusan bagimu, dan lalu kuceritakan padanya (semua hal). Dia berkata: Apakah itu gelapnya (bayanganmu) yang kulihat di mukaku? Aku berkata: Ya. Dia memukul dadaku sampai terasa sakit, dan berkata: Apakah kau pikir Allah dan RasulNya akan bertindak licik terhadapmu?
Gila kagak neeh? ***** bini 'ndiri dipukul sampai sakit.

Ini kutipan dari Tabari:
Muhammad berkata, “Maka dari itu, wahai orang2, kau punya hak atas istri2mu dan mereka punya hak atas dirimu. Kau punya (hak) bahwa mereka tidak menyebabkan siapapun yang kau tidak sukai menginjak ranjangmu, dan mereka tidak boleh berbuat hal2 yang tidak senonoh (fahishah). Jika mereka melakukan itu, maka Tuhan mengijinkanmu untuk mengunci mereka di kamar lain dan untuk memukul mereka, tapi jangan terlalu keras. Jika mereka tidak melakukan kejahatan, mereka punya hak atas makanan dan baju mereka yang sesuai dengan aturan (bi’l-maruf). Perlakukan kaum wanita baik2, karena mereka (bagaikan) binatang2 piaraan (‘awan) padamu dan mereka tidak memiliki apapun bagi diri mereka sendiri. Kamu memiliki mereka hanya sebagai titipan dari Tuhan, dan kamu telah menikmati istri2mu itu secara sah sesuai dengan firman Tuhan, jadi mengertilah dan dengarlah kata2ku, wahai orang2
Reference:
Al-Tabari, Abu Ja’far Muhammad b. Jarir. The History of al-Tabari. Vol.IX:
The Last Years of the Prophet. Translated and annotated by Ismail K. Poonawala. State University of NewYork Press, Albany, 1990 (pages 112-114)

Hadis Sunan Abu Daud, volume 1, nomer 142:
“Pukulah istrimu jika dia tidak sopan tapi jangan pukul dia seperti budak wanita.”
Hadisnya panjang sekali, tapi saya kutip bagian yang relevan:
Aku (penyampai cerita) lalu berkata: Rasul Allah, aku punya seorang istri yang berkata kasar, yakni dia tidak sopan. Dia (Muhammad) berkata: Maka ceraikanlah dia. Aku berkata: Rasul Allah, dia telah menikah denganku dan aku punya anak2 dari dia. Dia (Muhammad) berkata: Maka minta dia (untuk menaatimu). Jika ada sesuatu yang baik dari dirinya, dia akan berbuat begitu (taat); dan jangan pukul istrimu seperti kau memukul budak wanitamu. Aku berkata: Rasul Allah, terangkan padaku tentang pembersihan. Dia berkata: Lakukan pembersihan sepenuhnya dan dengan jarimu bersihkan janggutmu dan siram dengan air kecuali jika kau sedang puasa.

Q 3:43
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan PUKULLAH mereka.

"t-Tafsir al-Kabir" Al RAZI
Seorang wanita mengeluh kepada Muhamad bahwa suaminya MENAMPARINYA di muka

Disamakan sama binatang:
Shahih Bukhari 1.9.490
Dikisahkan oleh Aisha
Hal2 yang membatalkan sembahyang dikatakan padaku. Mereka berkata, “Sembahyang dibatalkan jika seekor anjing, keledai dan wanita (berlalu di depan orang sembahyang).” Aku berkata, “Kamu menyamakan kami (para wanita) dengan anjing2.


Muslim, buku 004, nomor 1032
sholatnya akan berhenti karena lewatnya KELEDAI, WANITA dan ANJING HITAM. (anjing herder coklat atau putih lebih baik daripada wanita, dong)

Muslim, buku 004, hadis 1034
“SEORANG WANITA, SEEKOR KELEDAI DAN SEEKOR ANJING MENGHANCURKAN SHOLAT,

Sunan Abu Dawud, buku 2, nomor 703
“WANITA YANG SEDANG HAID DAN ANJING menghentikan sholat”

Sama kotornya sama kakus
Al Maa-idah 5
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.

Tirmidi, nomor 315
MENSTRUASI, muntah dan mimisan ADALAH DARI SETAN

SUAMI TELADAN NI YEEE? TUKANG TABOK ***** BINI 'NDIRI. Dan ini hadis pemungkasnya:
Hadis Sunan Abu Daud 11.2142 dikeluarkan untuk melindungi para pria yang melakukan pemukulan pada istri:
Dikisahkan oleh Umar ibn al-Khattab:
Sang Nabi berkata: Seorang pria tidak akan ditanya mengapa dia memukul istrinya.

Dengan begitu HALAL dan TAK BERDOSA bagi suami Muslim untuk menaboki istri sampai babak belur.
Wah... wah.... ternyata saudara Adadeh ini banyak juga hadits yang dikutip, sayang banyak juga yang tidak sesuai dengan konteks tema pembicaraan di forum ini.

Contohnya tentang hadits yang dapat membatalkan sholat.
Dapat dijelaskan bahwa wanita dapat membatalkan sholat apabila lewat didepan orang yg sholat adalah bukan karena mereka sama dengan anjing atau keledai.

Mengenai hadits tentang memukul istri, kalau menurut saya wajar saja seorang suami memukul istrinya apabila istrinya melakukan suatu perbuatan yang salah, dan dia sudah diberi peringatan dengan kata2. Dengan catatan tidak membuat istri kita tersebut cacat, alias hanya sekedar memberi pelajaran saja.

Saya ingin tanya saudara Adadeh ini, apakah akan santai2 saja apabila istri anda selingkuh dengan laki2 lain ?.

Ini hanya sebagian kecil dari ajaran Islam tentang pergaulan antara suami istri. karena masih banyak hadits lain, sayangnya tidak pula di kutip oleh saudara adadeh. m

misalnya :

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lemah lembut terhadap keluarganya." (HR Bukhari Muslim)

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik kepada istrinya" (HR Tirmidzi)

Rasulullah sangat perhatian dengan istrinya, berdasarkan hadits dari aisyah ra. :
"Rasulullah SAW berkata kepadaku, Sungguh aku dapat mengetahui kapan engkau sedang suka padaku dan kapan engkau sedang marah.

Aku bertanya, Dari mana engkau tahu?

Rasulullah menjawab, Bila engkau sedang suka padaku, engkau berkata, 'Demi Tuhannya Muhammad,' dan apabila engkau sedang marah padaku, engkau berkata, 'Sungguh, demi Tuhannya Ibrahim.'

Aku berkata, Demi Allah, memang benar, ya Rasuiullah, yang tidak kusebut hanyalah namamu." (HR Bukari Muslim).

juga hadits berikut :
Imam AI-Hafidz Imaduddin Abul Fida Ismail bin Katsir, dalam tafsirnya yang terkenal, Tafsir Ibnu Katsir, menceritakan bagaimana Rasulullah meminta izin kepada istrinya saat beliau akan melakukan shalat malam di rumah. Cerita itu didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardawih, mengutip penuturan Atha', "Saya bersama Ibnu Umar dan Ubaid bin Amir pergi ke rumah Aisyah ra. Kami duduk di ruangan rumahnya. Antara kami dan dia (Aisyah ra) terdapat hijab (sekat penutup).

"Hai Ubaid, mengapa kamu tidak mengunjungiku?" tanya Aisyah. "Karena ada penyair mengatakan, berkunjunglah dengan jarak waktu yang agak jarang niscaya bertambah kasih sayangmu," jawab Ubaid bin Amir.

Ibnu Umar lalu berkata, "Izinkan kami sejenak di sini dan ceritakanlah kepada kami hal yang paling mempesona dari semua yang pernah engkau saksikan pada diri Rasulullah."

Istri Rasulullah itu lalu menceritakan, seraya menahan rasa tangis, "K[]na kullu amrihi 'ajaba, Semua perilakunya menakjubkan bagiku. Suatu malam, ketika aku sedang tidur bersama RasuluHah SAW dan kulitku sudah bersentuhan dengan kulit Rasulullah, lalu Rasul berkata, 'Ya, Aisyah, izinkah aku untuk beribadah kepada Tuhanku.'

Aku berkata, 'Sesungguhnya aku senang berada rapat denganmu, tapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu. Dia bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar dia ten'sak-isak menangis hingga airmatanya membasai janggutnya. Dia lalu bersujud dan menangis hingga Santa/ pun basah dengan air mata. Dia lalu berbaring dan menangis hingga Bila! datang untuk memberitahukan waktu subuh telah tiba.

Bilal berkata, 'Ya Rasulullah, kenapa engkau menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu, baik yang terdahulu maupun yang akan datang.'

'Afala 'abdan syakUrU, Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersykur?' jawab Rasulullah SAW, seraya melanjutkan, 'Aku menangis karena malam tadi Allah menurunkan ayatkepadaku, sesungguhnya dalam penciptaan Sangit dan bumi serta pergantian malam dan siang benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.' Lalu Nabi bersabda, 'Celakalah orang yang membaca ayat ini, namun tidak merenungkanya,’

dan juga hadits berikut :

asulullah misalnya pernah mengajak istrinya, Aisyah berlomba lari. Rasulullah juga pernah menghibur Aisyah dengan mengajaknya menonton pertunjukan ketangkasan bermain perisai dari kulit dan sangkur yang dilakukan oleh orang-orang kulit hitam.

Kata Aisyah, "Kadang-kadang aku bertanya kepada Nabi dan kadang-kadang beliau bertanya kepadaku, "Apakah engkau suka melihatnya?" "Ya," jawabku. Beliau lalu menempatkanku di belakangnya dan pipiku menempel di pipinya, dan beliau berkata 'Karena kamulah aku menonton, wahai bani Qrfidah (gelar bagsa Habsyah).' Hingga apabila aku merasa bosan, beliau bertanya, 'Cukup?' Aku menjawab, 'Ya,’ Beliau berkata, 'Ya, pergilah.' (HR Bukhari Muslim).

Wallahu 'alam
Post Reply