Senin, 14/04/2008 13:36 WIB
Diduga Anggota Teroris Poso
Istri Dokter Agus Idrus Tinggal di Mojokerto dan Tertutup
Tamam Mubarrok - DetikSurabaya
Mojokerto - Istri dr Agus Idrus alias Agus Purwantoro yang ditangkap Polisi Diraja Malaysia dan diduga
termasuk petinggi Jamaah Islamiyah (JI), ternyata tinggal di Kota Mojokerto. Namun saat para wartawan datang ke rumahnya, isteri dr Agus enggan menemui.
"Mohon maaf, saya tidak menemui para wartawan. Lagi pula di rumah ini tidak ada seorang lelaki pun, sehingga saya tak bisa menemui," kata Masluchah (38), dari balik pintu rumahnya di lingkungan Sinoman, Kelurahan Miji, Kecamatan Prajuritkulon, atau di Jalan Brawijaya 179, Kota Mojokerto, Senin (14/4/2008).
Tak lama bersalang, anak kecil bernama Musa (3), yang lahir di Poso, Sulawesi Tengah, 12 Desember 2005 lalu, keluar dari pintu. Masluchah lalu dengan cepat menarik tangan anak itu masuk ke dalam rumah hingga anak itu menangis.
Sementara, Kepala Kelurahan Miji, MA Imron menyatakan, Masluchah merupakan istri dari dr Agus Purwantoro. "Kalau dokter Agus Idrus, tidak ada. Yang ada dokter Agus Purwantoro, dan mereka memang pernah tinggal di sini lalu pindah ke Poso.” kata Imron.
Dari catatan kependudukan, kepindahan Masluchah ke Kelurahan Miji, Kota Mojokerto sejak 31 Mei 2007 lalu, tanpa diikuti Agus Purwantoro. Saat di Poso, Agus dan keluarganya tinggal di jalan Pulau Kalimantan RT 05 RW 02, Desa Gebangrejo, Kecamatan Poso Kota.
Agus Idrus alias Agus Purwantoro, ditangkap Polisi Diraja Malaysia bersama Abu Husna alias Abdurrahim dengan tuduhan pemalsuan paspor, beberapa hari lalu. Belakangan dokter Agus diyakini polisi sebagai pemimpin jaringan Jamaah Islamiyah (JI) Poso menggantikan Hasanuddin yang telah dibekuk polisi sebelumnya. (bdh/bdh)
Salah satu lagi produk unggulan ajaran agama damai :)
detikSurabaya » News Surabaya
Senin, 14/04/2008 13:11 WIB
Diduga Anggota Teroris Poso
Dokter Agus Lulusan Unair dengan IPK 2,24
Imam Wahyudiyanta - DetikSurabaya
Surabaya - Dokter Agus Idrus yang ditangkap Polisi Diraja Malaysia adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Agus ditangkap selain karena memalsukan paspor juga diduga sebagai anggota jaringan teroris Poso.
Dalam kartu riwayat mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair, Agus Idrus tercatat dengan nama Agus Purwantoro, dan beralamat di Jalan Petemon IV No 151 Surabaya.
Ternyata riwayat pendidikan Agus yang lahir di Surabaya, 19 Agustus 1969 silam tidak ada yang istimewa. Karena tidak ada catatan penting di luar akademiknya. Hanya saja, Agus lulus dari FK Unair setelah menjalani 9 tahun masa kuliah.
"Dia (Agus, red) masuk FK tahun 1988, lulus tahun 1997 lalu," kata Dekan FK Unair, Prof Dr dr M Amin SpP(K) kepada wartawan di ruang dekan FK Unair Jalan Prof Moestopo, Surabaya, Senin (14/4/2008).
Masa studi Agus yang lama itu, menurut Prof Amin, dimungkinkan karena tingkat kemampuannya yang dibawah rata-rata. Karena 80 persen mahasiswa FK Unair lulus kuliah dalam waktu enam tahun.
Lamanya Agus lulus, jelas dia, karena mungkin banyak mengulang mata kuliah. "IPK-nya 2,24. IPK seperti itu dibawah rata-rata," jelasnya.
Di dalam kartu riwayat tersebut tertulis bahwa Agus merupakan alumni dari SMAN 5 Surabaya yang tamat pada 10 Februari 1988 dan lulus dari FK Unair 7 Agustus 1997. Agus tercatat sebagai anak M Thamrin S karyawan PT PAL.
Dalam daftar riwayat tersebut, Agus mempunyai nomor induk mahasiswa 018812616 dan nomor ijazah Agus adalah 2809/0113/01/d/9297.
Saat ditanya apakah Prof Amin mengenal sosok mahasiswanya, dirinya mengaku tidak tidak mengetahui sama sekali. Meski dirinya saat itu menjabat sebagai dosen, dirinya tidak memperhatikan dan kenal Agus karena banyaknya mahasiswa yang diajarnya.
Dokter Agus Idrus ditangkap Polisi Diraja Malaysia bersama Abu Husna alias Abdurrahim. Agus adalah anak kedua dari empat bersaudara. Dokter Agus diyakini polisi sebagai pemimpin jaringan Jamaah Islamiyah (JI) Poso menggantikan Hasanuddin yang telah dibekuk polisi sebelumnya. (fat/bdh)
detikSurabaya » News Surabaya
Senin, 14/04/2008 14:25 WIB
Diduga Anggota Teroris Poso
SMUN 5 Anggap Penangkapan Agus Kabar Burung
Zainal Effendi - DetikSurabaya
Surabaya - SMUN 5 di Jalan Kusuma Bangsa Surabaya enggan memberikan komentar terkait salah alumni yang diduga terlibat teroris dan ditangkap Polisi Diraja Malaysia beberapa waktu lalu. Bahkan pihak sekolah menganggap penangkapan Agus Purwantoro atau dr Agus Idrus tersebut kabar burung.
"Saya tidak akan komentar apapun. Karena siapa tahu dia hanya mengaku-ngaku sebagai alumni SMUN 5 Surabaya," kata Kepala sekolah SMAN 5, Suhariono saat ditemui detiksurabaya.com di ruangannya, Senin (14/4/2008).
Suhariono khawatir jika dirinya memberikan komentar terkait identitas Agus Purwantoro kelak akan membawa dampak buruk bagi sekolah tersebut.
Dia beralasan, SMUN 5 telah meluluskan orang-orang penting. Misalnya, Mantan Gubernur Jatim Basoefi Sudirman, Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, Mantan Kepala Dinas Pertamanan Kota Surabaya Tri Rismaharini hingga mantan Presiden RI ke-1 yang pernah mengenyam sekolah di SMUN-5 Surabaya.
"Nama Agus Purwantoro itu banyak di luar sana. Siapa tahu saat di jalan, dia menemukan KTP lalu dipalsukan. Jadi saya perlu bukti foto Agus serta ijazah dari pihak keluarga atau yang dikeluarkan oleh pihak yang berkepentingan atau kepolisian," tambahnya.
Pihaknya berharap, Agus Purwantoro yang ditangkap polisi bukanlah alumni dari SMAN 5 Surabaya. "Mudah-mudahan si Agus bukan dari SMUN-5," tandasnya.
Dokter Agus Idrus atau Agus Purwantoro ditangkap Polisi Diraja Malaysia bersama Abu Husna alias Abdurrahim selama di tinggal di Surabaya mengenyam pendidikan di SDN 10, SMP 3, SMUN 5 dan lulus sebagai dokter di Fakultas kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya 7 Agustus 1997.
Agus adalah anak kedua dari empat bersaudara. Dokter Agus diyakini polisi sebagai pemimpin jaringan Jamaah Islamiyah (JI) Poso menggantikan Hasanuddin yang telah dibekuk polisi sebelumnya. (fat/bdh)
detikSurabaya » News Surabaya
Senin, 14/04/2008 16:38 WIB
Diduga Anggota Teroris Poso
Rumah Dokter Agus Pernah Dikontrak Lima Pria Berjenggot
Steven Lenakoly - DetikSurabaya
Surabaya - Keluarga dokter Agus Idrus alis Agus Purwanto dikenal tetangga sebagai keluarga tertutup. Bahkan rumah keluarga itu juga pernah dikontrakan kelima orang pria berjenggot. ?
"Itu dilakukan pada tahun 2000 hingga 2002 lalu. Mereka enggan menunjukkan identitas dan selalu berbelit-belit saat ditanya KTP-nya," kata Salim warga Jalan Petemon Gang IV No 144 kepada detiksurabaya.com di rumahnya yang berhadap-hadapan dengan rumah dr Agus, Senin (14/4/2008).
Menurut Salim, kelima pria berjenggot yang sempat tinggal selama 2 tahun itu mengaku bekerja sebagai sales kompor. "Tapi selama dua tahun itu tak ada aktivitas jual beli pada umumnya," tandas Salim.
Sebenarnya, tambah Salim, warga sempat curiga dengan aktivitas mereka. Pasalnya, warga khawatir bila mereka merencanakan aksi teror. Keluarga besar M Thamrin tersebut juga jarang bergaul dan warga tidak mengetahui aktivitas dr Agus.
Dokter Agus Idris yang ditangkap Polisi Diraja Malaysia bersama Abu Husna alias Abdurrahim karena pemalsuan paspor. Selain itu, dr Agus diduga sebagai petinggi Jamaah Islamiyah (JI) anggota jaringan teroris Poso menggantikan Hasanuddin yang telah dibekuk polisi sebelumnya.
(fat/bdh)
Makanya kudu ati2 ama:
1. pria berjenggot dan celana gantung
2. org yg engga suka bergaul, pendiam dan rajin sholat
detikSurabaya » News Surabaya
Senin, 14/04/2008 19:35 WIB
Tersangka Teroris Poso
Dari Pernikahan dengan Masluchah, dr Agus Punya 6 Anak
Tamam Mubarrok - DetikSurabaya
Surabaya - Pernikahan dr Agus Idrus (39) alias Agus Purwantoro dengan Masluchah usia 38 thn, menghasilkan 6 anak. Dari keenam anak itu, Musa yang baru berusia kurang dari 3 tahun, dilahirkan di Poso, Sulawesi Tengah, 12 Desember 2005 lalu.
"Kalau lihat Kartu Keluarga ini, maka semuanya lahir di Surabaya atau Mojokerto. Tapi ada seorang yang dilahirkan di Poso, 2005 silam," kata Kepala Kelurahan Miji, MA Imron kepada detiksurabaya.com di Kantor Kelurahan Miji, Senin (17/4/2008).
Anak lelaki pertama bernama Ibrahim Burhanudin, lahir di Surabaya, 14 Desember 1994 lalu. Kemudian Hajar Al Masuddini, lahir di Surabaya, 13 Pebruari 1996. Anak ketiga Sarah Niswah Karimah, juga lahir di Surabaya, 11 Maret 1999, dan Khadijah Mujahidah, lahir di Surabaya 13 Mei 2000.
Sedang anak ke-5 dan anak ke-6 pasangan Agus Purwantoro dan Masluchah, tidak dilahirkan di Surabaya maupun Mojokerto. Anak ke-5, yaitu Fatimah, lahir di Deleng, 16 Oktober 2003 dan Musa, lahir di Poso, 12 Desember 2005 lalu.
Jika Kartu Keluarga menunjukkan Masluchah dan Agus memilik 6 anak, maka tidak demikian dengan keterangan tetangga Masluchah. "Setahu saya, saat ini punya anak lagi, masih kecil dan perempuan. Kira-kira belum berumur 2 tahun," kata Sukinah (52) kepada detiksurabaya.com di depan rumahnya.
Jika keterangan Sukinah benar, berarti pasangan tersebut memilik 7 anak. Dengan demikian, diperkirakan Agus dan Masluchah pernah bertemu, di Surabaya atau Mojokerto, dalam 3 tahun terakhir.
Namun benarkah Masluchah memilik anak ke-7 dari dr Agus Idrus, sejauh ini belum bisa dipastikan kebenarannya. (bdh/bdh)
Kerja apa yah ini orang buat kasih makan anaknya yg 6 org itu?
15/04/2008 16:33 WIB
Dedi Ahmad Mahdan, Nama Palsu dr Agus di Malaysia
Indra Subagja - detikcom
Jakarta - Dedi Ahmad Mahdan. Itulah nama dr Agus Purwantoro yang tertera dalam paspor yang disita polisi Malaysia.
"Nama samarannya banyak, Agus Purwantoro alias Tri Susanto alias Idrus alias Abas," kata Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Selasa (15/4/2008).
dr Agus disebut-sebut pernah mengobati Noordin M Top. Dia pun dikabarkan memegang posisi sebagai Ketua JI Poso. "Dia berubah-ubah namanya," ujar Anton.
dr Agus menurut Anton kini berusia 39 tahun dan beralamat di Petemon, Surabaya. "dr Agus dicari Polisi terkait kasus terorisme di Poso," imbuhnya.
Sedang tersangka lainnya Abu Husna yang disebut-sebut Kepala Markaziyah Tarbiyah atau Kepala Pendidikan Jamaah Islamiyah. "Di paspor dia tercatat sebagai Oktariadi Anis alias Abdurohim bin Toyib, alias Hasan, alias Abu Umar. Yang bersangkutan diduga terkait rapat-rapat di Jawa Tengah terkait bom Poso," jelas Anton.
Adapun catatan aksi dr Agus di Poso yakni perampokan toko emas di Jl Walter Monginsidi, Palu, pada Februari 2006. Dalam merampok 3 kg emas itu, dr Agus menewaskan pemilik toko.
Lalu dia terlibat mutilasi siswi SMU Poso pada 29 November 2005 dan Bom Tentena pada 28 Mei 2005. "Mereka mengaku terlibat jaringan teroris, tapi sejauh mana sedang kita selidiki," tandas Anton. (ndr/aba)
Selain jadi dokter dgn IP rendah, dia juga ternyata jadi PERAMPOK
