Page 2 of 3

Posted: Wed Apr 19, 2006 2:42 pm
by unagi
monasjazz wrote::P

hehehe

kalau di indonesia gimana choy ?

kristem ummat yang second ya ??

barang siapa yang mayoritas
maka yang mayoritaslah yang menang

kekeke

:wink:
hehehe..jadi ketauan kan SKB 3 menteri itu senjata tengik dari mana?

cuman berlaku buat kapirrr coyyy!!!

Posted: Wed Apr 19, 2006 3:13 pm
by telor
monasjazz wrote::P

hehehe

kalau di indonesia gimana choy ?

kristem ummat yang second ya ??

barang siapa yang mayoritas
maka yang mayoritaslah yang menang

kekeke

:wink:

Huohuo...
enak sekali ngomongnya :p

"barang siapa yang mayoritas maka yang mayoritaslah yang menang"
??????

Ngomongnya aja gitu...
muslim2 yang jadi minoritas di tempat orang maukah diperlakukan sebagai minoritas?

Lihat saja di thailand, bali, india, amerika, prancis, dst...

Jadi minoritas boro2 ngalah, malah nglunjak. Di kasih hati minta jantung

Re: BALI : upaya meng-islamkan Bali

Posted: Wed May 10, 2006 8:24 am
by telor
INI CONTOH SERIGALA BERBULU DOMBA YANG MENUTUP MATA TERHADAP KEJAHATAN DALAM SEJARAH DAN AKHIR2 INI YANG DI LAKUKAN OLEH ISLAM

http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 5991#25991

ali514L wrote:Setuju...! Selama ini umat Hindu kagak gatel kaya kristen jadi pasti bisa berdampingan dengan damai dengan Islam. Hukum "Lakum Dinukum Walliyadin" tetap berjalan dan harus ditegakkan.

Entah kalo kristen bikin gatel-gatel Hindu dengan kristenisasi, Islam gimana? Mau bantu Hindu ga ngeggaruk-garuk kristen? Soalnya Islam jg jadi target gatel kristen nich. Jadi sodara perjuangan senasib membela diri gitu.

Posted: Wed May 10, 2006 2:24 pm
by -The Archangel-
pantas aja islam makin dibenci semua agama dan kepercayaan di negeri ini.
insyafaulloh SKB ini tidak terjadi.

Posted: Wed May 10, 2006 2:46 pm
by dreamtheater
-The Archangel- wrote:pantas aja islam makin dibenci semua agama dan kepercayaan di negeri ini.
insyafaulloh SKB ini tidak terjadi.
YAH NAMANYA JUGA TUHANNYA ISLAM ITU WAR LORD. GW PUNYA BUKU BUKTI SEJARAH YANG TIDAK DIPUBLIS KARENA DITAKUTKAN AKAN MEMBUKA LUKA LAMA, DAN BISA BALAS DENDAM, BAGAIMANA MASYRAKAT SUMATRA DIISLAMKAN! PENUH DENGAN PERANG, DARAH DAN PEMERKOSAAN MASAL WANITA2. JIJIK DEH BACANYA. DAN MAU TAHU SALAH SATU TOKOHNYA YANG BEJAD ITU??!!! TUANKU IMAM BENJOL!! YAH SEKARANG DIJADIKAN PAHLAWAN! MEMANG ISLAM ITU TIDAK JAUH DARI PERBUATAN BIADAB!!!

Ular beludak

Posted: Wed May 10, 2006 7:49 pm
by sato x
SKB 3 menteri itu adalah upaya ke sekian setelah piagam jakarta gagal. Sebelumnya dibentuk kementrian agama (tempat basah untuk korup), ada juga ICMI (padahal habibie sekolah di negara kafir). So, buat teman" semua, dalam semangat "kekafiran", mari kita tingkatkan kualitas diri, jangan berleha-leha karena bahaya mengancam kita setiap saat (lihat saja, FPI, MMI, FBR dan kelompok" sejenisnya dengan bebas melakukan pengrusakkan). Tidak perlu membeci muslim, karena kita bukan turunan pembunuh dan perampok, akan tetapi tetaplah waspada. Negara ini berada di ambang kehancuran karena banyak yang suka (bahkan bangga) menjadi (hidup seperti) orang arab. Aturan" primitif hendak diterapkan di negara kita.

Secara kuantitas (di Indonesia) kita memang lebih sedikit, tapi bukan berarti mereka yang lebih banyak itu kualitasnya lebih baik. Kalo dalam dunia binatang seh emang ngaruh banget, tapi tidak dalam dunia manusia. Berapa perbandingan antara yang educated dengan yang imbisil - cuma jadi umpan bom? Lihat Israel, penduduknya lebih sedikit dibanding negara" yang mengepungnya. Karena kualitas manusianya lebih baik, maka mereka yang cuma mengandalkan jumlah akhirnya keok, dan sampe sekarang gak berani ngajak perang terbuka lagi. Contoh lain, Singapura! Gak perlu kan gw jelasin panjang lebar ttg kelebihan Singapura dibanding negara kita (yang mayoritasnya muslim)? So, jumlah bukan segalanya! Amin sodara" sekalian?
Salam

Posted: Wed May 10, 2006 8:02 pm
by wachdie.jr
Ana ngikut ente aza Bung Sato X...
Ntar ana calonkan ente dalam pemilu mendatang sebagai wakil Kafir di DPR/
MPR...

:roll:

Posted: Wed May 10, 2006 10:08 pm
by anakbingung
telor wrote:Kejadian di bali baru ini berupa pengrusakan pura2 saya rasa sama kejadiannya sewaktu islam masuk nusantara dulu.
di buku2 sejarah, dijelaskan, masuknya Islam dengan cara damai kok, dengan cara berdagang. Banyak pedagang2 muslim dari timur tengah, cina datang ke Indonesia sambil menyebarkan agama Islam. Nggak tertulis tuh pakai Pedang...Bagaimana ini ?

kalau memang sejarahnya bukan seperti itu, kenapa tidak ada yang mengkoreksi kebenarannya ?

nah...mau ngebohong ya....:) hayo ngaku !!...

Posted: Thu May 11, 2006 4:59 am
by telor
anakbingung wrote: di buku2 sejarah, dijelaskan, masuknya Islam dengan cara damai kok, dengan cara berdagang. Banyak pedagang2 muslim dari timur tengah, cina datang ke Indonesia sambil menyebarkan agama Islam. Nggak tertulis tuh pakai Pedang...Bagaimana ini ?

kalau memang sejarahnya bukan seperti itu, kenapa tidak ada yang mengkoreksi kebenarannya ?

nah...mau ngebohong ya....:) hayo ngaku !!...

Sejarah di tulis sama sapa bro?
Gue mau kasih elo ilustrasi yang menunjukkan klo bangkai di simpen gemanapun tetep aja baunya kecium.

Coba ambil buku sejarah, isinya akan seperti ini secara umum :

1. Jaman Pra Hindu-Buddha : Isinya tentang INVENTION manusia indonesia

2. Jaman Hindu-Buddha : Tentang KEJAYAAN Nusantara dari segi ekonomi, budaya dan politik dalam dan luar negeri.

3. Setelah masuknya islam : ceritanya melulu ttg PERANG... PERANG... PERANG.... dan AGAIN... PERANG!!!

Dari sini saja bisa diambil kesimpulan who's sick?
siapa yang sebenarnya yang menghancurkan kebudayaan Indonesia
siapa sebenarnya yang membuat indonesia mengalami kemunduran dalam segala hal.

Kalau saja tidak ada imperialis barat datang ke indonesia gue ngga bisa ngebayangi deh apa jadinya indonesia.
Kayak gurun pasir kali.



Baca nih supaya mata elo ngga tertutup sama kaca mata islam yang bisa buat orang jadi **** dan ngga kritis

SEJARAH
Indonesia : islam masuk secara damai?
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=299

Sejarah masuknya islam ke indonesia
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=884

India : cara mughal invaders memperlakukan Hindu
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=938

Pengaruh islam di afrika
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1255


TEROR MENEROR

Bali hancur indonesia pun akan hancur
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 5991#25991

Pengislaman Bali
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=997

Bali : upaya meng-islamkan Bali
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 71&start=0

Cirebon : Stasiun radio kristen di ancam
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... highlight=

Poso : Kuil Hindu di bom
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1715

Islam yang galak keluar sarang
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2242

Indonesia : FPI ancam doa rosario bersama
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=360

BEKASI; bible grup dibubarkan Majelis Taklim
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2264

FPI menghancurkan Pura Hindu di Yogyakarta
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=1503

Indonesia : Pengancuran gereja
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 4&start=20

Poso II : Pancung kepala lagi!! Allahuakbar!!
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... .php?t=813

Posted: Thu May 11, 2006 4:26 pm
by wachdie.jr
anakbingung wrote: di buku2 sejarah, dijelaskan, masuknya Islam dengan cara damai kok, dengan cara berdagang. Banyak pedagang2 muslim dari timur tengah, cina datang ke Indonesia sambil menyebarkan agama Islam. Nggak tertulis tuh pakai Pedang...Bagaimana ini ?

kalau memang sejarahnya bukan seperti itu, kenapa tidak ada yang mengkoreksi kebenarannya ?
.
Hanya dalam Islam, sejarah tidak akan pernah dibuka seutuh nya, karena akan membuka kebusukan dan borok-borok Islam.
Hanya dalam Islam, dimana sejarah dilarang untuk dicek kebenaran nya dikoreksi atau diselidiki.
Hanya dalam Islam, kebodohan akan terus dipelihara
.

:roll:

Posted: Thu May 11, 2006 4:41 pm
by moe
anakbingung wrote: di buku2 sejarah, dijelaskan, masuknya Islam dengan cara damai kok, dengan cara berdagang. Banyak pedagang2 muslim dari timur tengah, cina datang ke Indonesia sambil menyebarkan agama Islam. Nggak tertulis tuh pakai Pedang...Bagaimana ini ?

kalau memang sejarahnya bukan seperti itu, kenapa tidak ada yang mengkoreksi kebenarannya ?

nah...mau ngebohong ya....:) hayo ngaku !!...
anak bingung korban buku sejarah sd, smp, sma, pt, madrasah,pesantren

Posted: Thu May 11, 2006 11:21 pm
by -The Archangel-
tepatnya korban pesantren.
kapan majunya manusia indonesia kalau cuma jebolan pesantren.

Posted: Tue May 23, 2006 8:58 pm
by anakbingung
-The Archangel- wrote:tepatnya korban pesantren.
kapan majunya manusia indonesia kalau cuma jebolan pesantren.
Anak pesantren sekarang sudah bisa internetan lho ...!
bikin website juga bisa, jangan ngeremehin anak pesantren ya..

Posted: Thu May 25, 2006 12:45 am
by -The Archangel-
anakbingung wrote: Anak pesantren sekarang sudah bisa internetan lho ...!
bikin website juga bisa, jangan ngeremehin anak pesantren ya..
budaya munafik-nya dan budaya barbar-nya itu lho yang bisa merusak bangsa.

Posted: Thu Jun 08, 2006 6:13 pm
by simson
Aneh kok tak ada respon dari nettter muslim...apa pada diem karena dibukakan AIBnya ???

Moga pada sadar semua sebelum tercerai berai tanah air indonesia ini. gara2 indoktrinasi arab yg ternyata nggak ada PEACE ini.'

Posted: Fri Jul 14, 2006 12:43 pm
by telor
anakbingung wrote: Anak pesantren sekarang sudah bisa internetan lho ...!
bikin website juga bisa, jangan ngeremehin anak pesantren ya..
Eh lo jangan plin plan dong.

Pilihan elo cuman ada dua :
Ikut momet atau ikut kafir

Klo ikut momet, maka lo :
- Jangan pake internet, etc
- Jangan pakai mobil, komputer, motor, etc
- Jangan nonton tv, denger musik, etc
- Jangan baca koran, buku, etc
- dst...

Why?? karna semua yang gue sebut di atas adalah penemuan kafir yang sangat di benci ama guru setanmu itu.

Maaf klo terlalu kasar, tapi gue terpaksa u/ menyadarkan orang2 munafik spt elo.

Posted: Fri Jul 14, 2006 12:44 pm
by telor
anakbingung wrote: Anak pesantren sekarang sudah bisa internetan lho ...!
bikin website juga bisa, jangan ngeremehin anak pesantren ya..
Eh lo jangan plin plan dong.

Pilihan elo cuman ada dua :
Ikut momet atau ikut kafir

Klo ikut momet, maka lo :
- Jangan pake internet, etc
- Jangan pakai mobil, komputer, motor, etc
- Jangan nonton tv, denger musik, etc
- Jangan baca koran, buku, etc
- dst...

Why?? karna semua yang gue sebut di atas adalah penemuan kafir yang sangat di benci ama guru setanmu itu.

Maaf klo terlalu kasar, tapi gue terpaksa u/ menyadarkan orang2 munafik spt elo.

Posted: Thu Dec 21, 2006 1:16 pm
by Laurent
Bgm dgn Yg ini :


http://www.swaveda.com/articles.php?action=show&id=49
Kebangkitan Gerakan Agama Hindu di Jawa, Indonesia
Oleh Thomas Reuter

Selama 1000 tahun, kerajaan2 Hindu subur di Jawa, sampai datangnya Islam di abad ke 15. Tetapi, di tahun 1970-an, bangkit kembali sebuah gerakan Hindu yg menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia. Agama Hindu bahkan mendapat lebih banyak pengikut di saat negara sedang menghadapi berbagai krisis, terutama di Jawa, pusat politik di Indonesia.

Berdasarkan riset etnografis atas lima kelompok masyarakat pada candi2 Hindu besar, tulisan ini menelaah sejarah politik dan dinamika sosial bangkitnya kembali agama Hindu di Jawa.

Saya tertarik pada Jawa setelah melakukan penelitian selama 10 tahun di Bali. Kebanyakan masyarakat Bali menganggap diri mereka sebagai keturunan kaum ningrat kerajaan Hindu Jawa Majapahit yang menaklukkan Bali di abad ke 14. Jumlah orang Bali yang berziarah ke kuil2 Hindu di Jawa semakin bertambah. Malah mereka sering terlibat dalam pembangunan kuil2 dan pelaksanaan ibadah Hindu baru di Jawa. Mereka juga mendominasi perwakilan kaum Hindu di taraf nasional. Dan banyak pendeta2 Hindu Jawa yang dilatih di Bali.

Hal yang paling mempengaruhi gerakan ini :


1) Kebangkitan Agama Hindu dalam Konteks Sejarah dan Politik

a)
Banyak orang Jawa masih mempertahankan kepercayaan warisan tradisi Hindu selama berabad-abad sambil juga memeluk Islam. Kepercayaan ini dikenal sebagai agama Jawa (kejawen) atau Islam Jawa (Islam abangan, nama yg dipakai Geertz 1960). Beberapa kelompok masyarakat terpencil masih tetap memeluk Hindu secara terbuka. Salah satu kelompok ini adalah masyarakat Hindu yang tinggal di dataran tinggi Tengger (Hefner 1985, 1990) di Jawa Timur. Orang2 ‘Hindu’ Jawa yang ditulis di laporan ini adalah mereka yang tadinya Muslim dan kemudian murtad untuk memeluk agama Hindu.

Laporan tahun 1999 yang tidak pernah diumumkan oleh Kantor Statistik Nasional Indonesia memperkirakan terdapat 100.000 orang Jawa yang secara resmi murtad atau ‘kembali lagi’ pindah dari Islam ke Hindu dalam waktu 20 tahun terakhir. Pada saat yang bersamaan, cabang organisasi Hindu (PHDI) Jawa Timur mengatakan bahwa umatnya bertambah sampai berjumlah 76.000 di tahun ini saja. Angka ini tidak sepenuhnya dapat dipercaya, dan tidak dapat pula menggambarkan besarnya kebangkitan agama Hindu di Jawa karena ini hanya berdasarkan nama agama yang tercantum di KTP dan hanya berdasarkan laporan agama resmi. Menurut pengamatan saya, banyak yang pindah agama tapi tidak melaporkan diri.

Meskipun demikian, perhitungan jumlah orang Hindu di Jawa ternyata lebih banyak daripada orang Hindu di Bali. Data yang dikumpulkan secara independen selama penelitian saya di Jawa Timur menunjukkan bahwa tingkat cepatnya proses pindah agama melesat secara dramatis selama dan setelah jatuhnya Pemerintahan Rezim Suharto di tahun 1998.

Sebelum tahun 1962, agama Hindu tidak diakui secara nasional sehingga orang2 beragama Hindu tidak bisa mencantumkan agama mereka secara resmi. [2] Permohonan pengakuan Hindu sebagai agama resmi diajukan oleh organisasi agama dari Bali dan dikabulkan di tahun 1962 demi kepentingan masyarakat Bali yang mayoritas adalah Hindu. Organisasi yang terbesar yakni Parisada Hindu Dharma Bali yang kemudian diubah menjadi PHD Indonesia (PHDI) di tahun 1964, berupaya untuk memperkenalkan Hindu secara nasional dan bukan hanya milik Bali saja (Ramstedt 1998).

Di awal tahun 70-an, orang2 Toraja Sulawesi mengambil kesempatan ini dengan memeluk agama nenek moyang mereka yang banyak dipengaruhi oleh Hindu. Masyarakat Batak Karo dari Sumatra di tahun 1977 dan masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan di tahun 1980 juga melakukan hal yang sama (Bakker 1995).

b)
Identitas agama menjadi masalah hidup-mati saat agama Hindu memperoleh status resminya, yakni di saat terjadinya kerusuhan anti komunis di tahun 1965-66 (Beatty 1999). Orang2 yang tidak dapat menyebutkan agamanya digolongkan sebagai orang atheis dan dituduh komunis. Terlepas alasan politis ini, kebanyakan orang menganut Hindu karena juga ingin mempertahankan agama nenek moyang dan bagi masyarakat di luar Jawa, Hindu merupakan pilihan terbaik dibandingkan Islam. Sebaliknya, kebanyakan orang Jawa tidaklah melihat Hindu sebagai agama pilihan di saat itu karena kurang adanya organisasi Hindu dan juga karena takut pembalasan organisasi2 Islam besar seperti Nahdatul Ulama (NU). Anggota2 muda NU tidak hanya aktif membunuhi orang2 komunis tapi juga unsur2 Jawa Kejawen atau anti Islam yang banyak dianut Partai Nasionalis Islam milik Sukarno selama tahap pertama pembunuhan masal di jaman itu (Hefner 1987). Demi keslamatan nyawa, para pengikut Kejawen terpaksa mengumumkan diri mereka sebagai Muslim.

Pada awal Orde Baru, Presiden Suharto tidak mengikuti paham agama apapun. Baru di tahun 1990-an, Suharto mulai mendekati organisasi2 Islam. Awalnya Suharto adalah pembela aliran Kejawen yang gigih, tapi ia lalu mengajukan tawaran2 kepada kelompok Islam di masa itu karena berkurangnya dukungan masyarakat dan militer terhadap rezimnya. Tindakannya yang paling jelas tampak pada dukungannya atas Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), yang anggotanya secara terbuka menginginkan negara dan masyarakat Islam Indonesia (Hefner 1997).

Kekuatiran mulai tumbuh tatkala ICMI menjadi organisasi yang mendominasi birokrasi nasional dan melaksanakan program2 pendidikan Islam besar2an dan pembangunan mesjid2 melalui Departemen Agama dan sekali lagi menyerang aliran dan penganut Kejawen. Pada waktu yang sama, terjadi pembunuhan2 oleh ekstrimis Muslim atas orang2 yang dituduh sebagai dukun yang melakukan pengobatan tradisional Kejawen. (Ingat serentetan kasus pembunuhan dukun santet oleh ‘ninja’ yang terjadi di desa2 terpencil di Jawa?)

Pengalaman2 pahit dan penindasan2 membuat para penganut Kejawen takut dan juga benci. Dalam wawancara yang dilakukan di tahun 1999, orang2 yang baru saja murtad dan memeluk Hindu di Jawa Tengah dan Timur mengaku bahwa mereka sebenarnya tidak keberatan dengan identitas Islam. Tapi mereka sakit hati saat harus meninggalkan tradisi Hindu Jawa dengan tidak lagi melakukan upacara2 tertentu yang sudah menjadi bagian hidup mereka. Untuk menyalurkan hasrat politik, banyak penganut Kejawen dan pemeluk baru agama Hindu yang menjadi anggota partai politik Megawati Sukarnoputri. Sumber2 keterangan dari kelompok ini menyatakan bahwa kembalinya mereka kepada agama Majapahit (Hindu) merupakan kebanggaan nasional dan ini diwujudkan melalui pandangan politik baru yang penuh rasa percaya diri..


2)Kebangkitan Agama Hindu dalam Konteks Sosial dan Ekonomi

Ciri2 umum yang tampak di masyarakat baru Hindu di Jawa adalah kecenderungan untuk berkumpul di pura2 yang baru saja dibangun atau candi2 kuno yang dinyatakan kembali sebagai tempat ibadah masyarakat Hindu. Satu dari pura2 Hindu yang baru dibangun di Jawa Timur adalah

Contoh, Candi Mandaragiri Semeru Agung, di bukit dekat Gunung Semeru. Ketika candi ini selesai dibangun pd bulan Juli 1992 dengan bantuan keuangan Bali, hanya segelintir keluarga setempat secara resmi memeluk agama Hindu. Penelitian di bulan Desember 1999 menunjukkan masyarakat Hindu lokal berkembang menjadi lebih dari 5.000 keluarga.

Perpindahan agama besar2an yang sama juga terjadi di daerah sekitar Candi Agung Blambangan yang merupakan candi baru yang dibangun di daerah sisa2 kerajaan Blambangan, pusat kekuatan politis Hindu terakhir di Jawa. Yang tidak kalah pentingnya adalah Candi Loka Moksa Jayabaya (di desa Menang dekat Kediri), di mana raja dan petinggi Hindu, Jayabaya, dipercaya mencapai moksa (kemerdekaan spiritual).

Gerakan Hindu lain yang juga mulai tampak terjadi di daerah sekitar Candi Pucak Raung (di Jawa TImur) yang baru saja dibangun. Daerah ini disebut dalam sastra Bali sebagai tempat di mana begawan Hindu, Maharishi Markandeya, mengumpulkan pengikutnya untuk melakukan perjalanan ke Bali dan dengan itu membawa agama Hindu ke Bali di abad 5 M.

Kebangkitan agama Hindu juga tampak di daerah Candi Hindukuno di Trowulan dekat Mojokerto. Daerah ini dikenal sebagai ibukota kerajaan Hindu Majapahit. Gerakan Hindu setempat berusaha untuk mendapatkan ijin menggunakan candi yang baru saja digali sebagai tempat ibadah agama Hindu. Candi ini akan dipersembahkan bagi Gajah Mada, perdana menteri Majapahit yang berhasil mengembangkan kerajaan Hindu kecil itu sampai meliput wilayah dari Sabang sampai Merauke.

Meskipun terdapat lebih banyak pertentangan dari kelompok Islam di Jawa Tengah daripada di Jawa Timur, masyarakat Hindu ternyata juga berkembang di Jawa Tengah (Lyon 1980). Contohnya adalah di Klaten di dekat Candi Prambanan.


Candi Prambanan

Selain itu candi2 besar Hindu juga dapat mendatangkan kemakmuran baru bagi masyarakat setempat. Selain mengundang biaya bagi pekerja2, pelebaran dan perbaikan candi itu sendiri, mengalirnya peziarah Bali yang terus menerus ke candi2 nasional itu menciptakan suatu industri baru bagi penduduk setempat. Di sepanjang jalan utama menuju Candi Semeru terdapat sederetan hotel dan toko2 yang menawarkan sesajen siap pakai, angkutan, dan makanan bagi para pendatang. Pada hari2 raya besar, puluhan ribu peziarah akan datang setiap hari. Peziarah yang memberi sumbangan dana besar bagi candi besar itu juga ternyata menarik perhatian penduduk setempat. Kemakmuran ekonomi orang2 Bali juga membuat penduduk setempat berpendapat bahwa ‘budaya Hindu ternyata lebih banyak mendatangkan keberhasilan pariwisata internasional dibandingkan budaya Islam’.

3) Kebangkitan Hindu sebagai Pemenuhan Ramalan Utopia (negara impian)

Pihak pendukung dan penentang agama Hindu biasanya menghubungkan bangkitnya agama Hindu secara tiba2 di Jawa dengan ramalan terkenal Sabdapalon dan Jayabaya. Dalam ramalan itu dinyatakan beberapa utopia dan bencana alam dahsyat, meskipun pengertian akan ramalan ini berbeda antara kedua pihak.
Harapan terpenuhinya ramalan itu merupakan cermin ketidakpuasan yang semakin membesar atas Pemerintahan Suharto yang korup dan tangan besi di tahun 1990-an sampai berakhir di tahun 1998, yang diikuti dengan demonstrasi mahasiswa di berbagai kota di Jawa sejalan dengan krisis ekonomi Asia. Krisis politik dan ekonomi yang lebih besar yang terus berlangsung di Indonesia saat ini juga semakin menumbuhkan harapan itu.

Presiden Abdurahman Wahid, presiden Indonesia pertama yang terpilih secara demokratis, ternyata mengundang banyak kritik karena pada masanya terjadi pertentangan agama, pemberontakan di Aceh dan Papua Barat dan skandal korupsi di Pemerintahan. [3] Masyarakat luas menduga ketidakstabilan politik di bawah Pemerintahan Megawati Sukarnoputri (sejak tanggal 23 Juli 2001) akan terus berlangsung. Selain itu dikhawatirkan penindasan seperti yang terjadi di jaman Suharto akan terulang lagi. Menurut penentang dan pendukung gerakan baru agama Hindu, keadaan politik yang tak menentu saat ini sesuai dengan ramalan Sabdapalon dan Jayabaya.

Menurut legenda, Sabdapalon adalah pendeta dan penasehat Brawijaya V, raja terakhir kerajaan Hindu Majapahit. Dikisahkan pula bahwa Sabdapalon mengutuk rajanya yang meninggalkan agama Hindu untuk memeluk agama Islam di tahun 1478. Sabdapalon lalu berjanji untuk kembali setelah waktu 500 tahun berlalu di masa merajalelanya korupsi politik dan bencana2 alam besar, untuk mengenyahkan Islam dari pulau Jawa dan membangkitkan kembali agama dan masyarakat Hindu Jawa.

Beberapa candi Hindu baru yang pertama dibangun di Jawa memang selesai dibangun sekitar tahun 1978, misalnya Candi Blambangan di daerah Banyuwangi. Sesuai dengan ramalan, Gunung Semeru meledak di waktu itu pula. Semua ini dianggap sebagai bukti tepatnya ramalan Sabdapalon. Pihak penentang Hindu dari agama Islam menerima prinsip ramalan itu, meskipun menafsirkannya secara berbeda. Beberapa kalangan Islam menganggap murtadin yang memeluk Hindu disebabkan karena kelemahan sesaat dalam masyarakat Islam itu sendiri, dengan menyalahkan sifat materialisme di dunia modern dan turunnya nilai2 Islami atau karena penerapan Islam yang tak murni melalui tatacara ibadat Kejawen (Soewarno 1981). Menurut pendapat mereka, ‘kembalinya Sabdapalon’ berarti ujian bagi Islam dan perlunya memurnikan dan membangkitkan kembali iman Islam.

Ramalan yang lain yang juga terkenal di seluruh Jawa dan Indonesia adalah ramalan Jayabaya. Buku tentang ramalan ini yang ditulis oleh Soesetro & Arief (1999) telah jadi best seller nasional. Ramalan Jayabaya juga seringkali didiskusikan di koran2. Ramalan2 kuno ini memang bagian dari percakapan dan diskusi sehari-hari dalam masyarakat Indonesia.

Tokoh legendaris Sri Mapanji Jayabaya berkuasa di kerajaan Kediri di Jawa Timur dari tahun 1135 sampai 1157 M (Buchari 1968:19). Dia terkenal atas usahanya menyatukan kembali Jawa setelah pecah karena kematian raja sebelumnya, Airlangga. Jayabaya juga terkenal karena keadilan dan kemakmuran kerajaannya dan karena pengabdiannya bagi kesejahteraan rakyatnya. Jayabaya dikenal sebagai titisan dewa Wishnu dan dianggap sebagai ‘ratu adil’ yakni raja yang bijaksana yang muncul di jaman edan di akhir putaran tatasurya untuk menegakkan kembali keadilan sosial, keteraturan dan keseimbangan di dunia. Banyak yang percaya waktu datangnya sang ratu adil yang baru telah dekat (seperti yang disebutkan dalam ramalan itu, “jika kendaraan2 besi bergerak sendiri tanpa kuda2 dan kapal2 berlayar menembus langit“), dan ia akan datang untuk menyelamatkan dan menyatukan Indonesia kembali setelah krisis hebat yang mengantarkan kepada awal jaman keemasan yang baru.

Dugaan terjadinya bencana besar dan utopia ini mengingatkan akan berakhirnya putaran tatasurya di masa kejayaan yang lampau untuk masuk ke jaman sekarang yang penuh kebobrokan moral, dan perlu diperbaiki kembali di masa depan dengan mengulangi kembali kejayaan di masa lampau.

Orang2 Hindu Jawa mengenang Sabdapalon dan Jayabaya dgn penuh kebanggaan karena mewakili jaman keemasan sebelum Islam. Kalangan Islam sendiri sebaliknya percaya bahwa Jayabaya itu sebetulnya adalah seorang Muslim dan Sabdapalon tidak mau masuk Islam karena saat itu dia berhadapan dengan bentuk Islam yang salah dan tidak murni lagi (Soewarno 1981). Meskipun begitu, para penelaah ramalan dari pihak Muslim dan Hindu setuju bahwa sekaranglah masa terjadinya bencana hebat. Mungkin dalam bentuk reformasi politik besar2an dan mungkin pula sebuah revolusi. Kedua belah pihak juga setuju bahwa sistem pemerintahan demokrasi yang murni hanya dapat terlaksana dengan adanya pemimpin yang bermoral sangat tinggi yang mencampurkan kesadaran demokrasi modern dengan karisma kepemimpinan tradisional.

Pengaruh ramalan Jayabaya tampak nyata pada diri masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan dan ini tampak pula dengan kunjungan2 rahasia yang dilakukan Presiden Abdurahman Wahid (sekali sebelum dia dicalonkan untuk jadi presiden dan sekali lagi sebelum dia terpilih) sewaktu menjabat ketua NU ke candi keramat Raja Jayabaya di Bali, Pura Pucak Penulisan. [4] Setelah kunjungan pribadi malam hari di pura Hindu kuno ini, demikian menurut pengakuan pendeta2 Hindu setempat, Gus Dur berbicara dengan mereka untuk waktu lama tentang ramalan2 Jayabaya dan kedatangan kembali ratu adil.

Posted: Mon Jan 01, 2007 12:04 am
by Rashidi
si Megawati dulu juga sering sowan ke pura-pura Hindu di Bali, sampai-sampai seorang tokoh islam yang memprotes tindakan Megawati.....

Posted: Mon Jan 01, 2007 3:42 am
by spiderweb
Agama Dharma Hindu and Buddha yang polytheisme jauh lebih bermoral daripada agama monotheisme.

yahudi and kristen yang terkadang suka memaksakan kehendaknya sendiri dan merasa dirinya sendiri paling benar.

Gua belum pernah baca forced conversions di Hindu and Buddha. islam? islam gak masuk agama karena islam adalah aliran sesat.

gua sangat bersimpati degan Buddha yang penuh kedamaian. bandingkan aja palestina and tibet.

cina menjajah tibet tapi Dalai Lama tidak pernah mengajarkan umatnya untuk jihad. Dia malahan mengasingkan diri ke India.

gak heran kalau buddha berkembang dengan pesat di sini. baru-baru ini ada offer untuk mengunjungi vihara di hannover 8)