AS sejajarkan Gus Dur dengan Martin Luther King Jr

Benturan dan bentrokan antara Islam dengan agama-agama dan peradaban lain di seluruh penjuru dunia.
Post Reply
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

AS sejajarkan Gus Dur dengan Martin Luther King Jr

Post by Laurent »

Rabu, 23 Januari 2013 16:06:35
Gus Dur setara Luther King Jr, sama-sama terinspirasi Gandhi
Reporter : Dedi Rahmadi



386


Amerika Serikat menganugerahi 'Legacies of Pluralisme, Diversity and Democracy' kepada almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan tokoh dunia Martin Luther King, Jr. Menurut anak Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman atau Alissa Wahid, Amerika menilai tindakan ayahnya dengan Martin sama-sama untuk memperjuangkan kesetaraan.

"Amerika Serikat memperingati Martin Luther King Day sekaligus tribute to Gus dur, mereka menilai beliau (Gus Dur) memiliki nilai perjuangan yang mirip dengan Martin. Keduanya sama-sama mempengaruhi kehidupan luas, berjuang dalam kesetaraan serta perubahan nasib orang banyak," ujar Alissa ketika dihubungi merdeka.com, Rabu (23/1).

Alissa mengatakan, sebenarnya Martin dan Gus Dur beranjak dari posisi berlawanan tetapi keduanya terinspirasi dari tokoh yang sama, Mahatma Gandhi. Menurut dia, Gus Dur berjuang hak asasi bagi kaum minoritas di Indonesia untuk kesetaraan. Sedangkan Martin dari kaum yang tertindas kemudian melawan penindasan tersebut.

"Kalau di Amerika Serikat jika Martin tidak memperjuangkan mati-matian, tidak mungkin Barack Obama bisa jadi presiden. Dampak perjuangan Martin sangat besar untuk bangsa Amerika serikat," kata dia.

Menurut Alissa, Gus Dur memegang prinsip perjuangan yang damai tanpa kekerasan atau non violent dalam berjuang untuk kesetaraan minoritas.

Sebelumnya, acara penganugerahan yang diadakan di Surabaya, Konsulat Jenderal Amerika Serikat Joaquin Monserrate mengatakan, acara ini diadakan untuk mengenang tokoh hak asasi manusia (HAM) Amerika Serikat dan Indonesia.

"Acara ini juga dihadiri berbagai kalangan, termasuk pemerintahan, akademisi, tokoh politik, pemuka agama serta pimpinan media terkemuka," kata Monserrate di sela acara, Surabaya, Selasa (22/1).
(mdk/ded)

http://m.merdeka.com/peristiwa/gus-dur- ... andhi.html

Selasa, 22 Januari 2013 18:47:44
AS sejajarkan Gus Dur dengan Martin Luther King Jr
Reporter : Moch. Andriansyah



889


Konsulat Jendral Amerika Serikat (AS) mensejajarkan almarhum Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur, dengan tokoh dunia Martin Luther King, Jr. kedua tokoh ini diberi anugerah 'Legacies of Pluralisme, Diversity and Democracy'.

Saat acara penganugerahan yang diadakan di Surabaya, Konsulat Jendral Amerika Serikat Joaquin Monserrate mengatakan, acara ini diadakan untuk mengenang tokoh hak asasi manusia (HAM) Amerika Serikat dan Indonesia.

"Acara ini juga dihadiri berbagai kalangan, termasuk pemerintahan, akademisi, tokoh politik, pemuka agama serta pimpinan media terkemuka," kata Monserrate di sela acara, Surabaya, Selasa (22/1).

Monserrate menjelaskan, Gus Dur dan Martin Luther King Jr telah dikenal luas, baik secara domestik maupun mancanegara. kedua merupakan tokoh kemanusiaan yang gigih memperjuangkan perdamaian, toleransi serta demokrasi.

"Mereka juga menekankan pentingnya semangat toleransi beragama, sebagai prasyarat untuk meningkatkan kualitas pemerintahan dan hidup bermasyarakat di negaranya masing-masing," lanjutnya.

Diakui Monserrate, kedua tokoh dunia ini, merupakan pemuka agama dengan pemikiran yang berangkat dari latar belakang agama kental. Mereka memperjuangkan hak asasi bagi seluruh lapisan masyarakat, terlepas dari perbedaan suku, agama, ras dan golongan.

Dalam acara itu, hadir juga puteri Gus Dur Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman atau Alissa Wahid, Budayawan Emha Ainun Nadjib, serta Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel.

Dalam testimoninya, Alissa Wahid yang juga pendiri kelompok Gusdurian, menceritakan sepak terjang sang ayah. Alissa mengatakan, Gus Dur merupakan teladan bagi bangsa Indonesia dalam memperjuangkan pluralisme di Indonesia.

"Gus Dur tidak hanya membela kaum muslim, tapi juga memperjuangkan hak-hak kaum non muslim," katanya.

Selain Alissa Wahid, budayawan yang akrab disapa Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) juga berkesempatan menceritakan ketika dia masih bersama Gus Dur.

"Beliau (Gus Dur) banyak memberi inspirasi bangsa ini, termasuk saya dalam memperjuangkan hak-hak kaum minoritas," ucap Cak Nun.
(mdk/cob)

http://m.merdeka.com/peristiwa/as-sejaj ... ng-jr.html

Rabu, 23 Januari 2013 02:38:00
Cak Nun usulkan 'Buku Babon' Gus Dur
Reporter : Ya'cob Billiocta



75


Semasa hidup, almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) merupakan pribadi yang baik. Banyak kepribadian dan pemikirannya, menjadi buah bibir dan menginspirasi orang lain. Karena itu, budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), mengusulkan kepada PBNU untuk menyusun 'Buku Babon' atau buku induk tentang Gus Dur secara lengkap.

"Bukan buku putih, tapi buku tentang Gus Dur yang berisi fakta-fakta yang lengkap sejak Gus Dur lahir hingga wafat, dengan melibatkan banyak kalangan atau tokoh. Agar tidak ada rumor atau kultus tentang Gus Dur," kata Cak Nun di Surabaya, Selasa (22/1).

Dia mengemukakan hal itu saat menjadi pembicara dalam acara bertajuk 'A Tribute to Martin Luther King dan Gus Dur: Warisan Pluralisme, Keanekaragaman, dan Demokrasi' yang digelar Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.

Dalam acara yang juga menampilkan Dubes AS untuk Indonesia Scot Marciel dan putri Gus Dur yakni Alissa Wahid, Cak Nun mengusulkan masyarakat Indonesia, terutama PBNU, untuk menyusun buku tentang Gus Dur dengan melibatkan pandangan tokoh Muslim, Kristen, Kong Hu Cu, dan sebagainya.

"Intinya, buku itu berbicara fakta-fakta tentang Gus Dur. Saya usulkan mulai dari nasab (garis keturunan) Gus Dur, peta perjalanan keilmuan, posisi sebagai putra kiai hingga menjadi kiai. Fakta menengahi pertentangan politik dan agama dengan mendirikan PKB, dan pemakzulan," katanya.

Ia mencontohkan perjalanan dari putra kiai hingga menjadi kiai itu antara lain sejarah tahun 1950-1960. Saat studi di Mesir dan Baghdad, sejarah 1970-1980 saat menjadi sekretaris di Pesantren Tebuireng, dan sejarah 1980-an saat Gus Dur mulai aktif menulis.

Selanjutnya, sejarah 1990-an saat memimpin Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), sejarah 2000-an saat menengahi pertentangan politik dan agama dengan mendirikan PKB untuk kalangan NU. Serta tahun 2001 saat dimakzulkan sebagai presiden hingga wafat pada tahun 2009.

"Fakta-fakta di seputar pemakzulan itu penting agar alasan di balik itu menjadi jelas dan bukan rumor lagi. Bahkan fakta itu juga penting untuk menunjukkan apakah Gus Dur memang bersalah hingga dimakzulkan, atau ada kepentingan politis," katanya.

Hal yang juga tak kalah penting adalah humor Gus Dur dalam berbagai hal. "Misalnya saat Gus Dur studi di Mesir, beliau pintar memasak. Saat membuat sambal di Mesir itu, Gus Dur pakai kaki, karena di sana nggak ada uleg-uleg (alat penghalus sambal)," katanya.

Selain itu, Cak Nun juga siap memberi masukan untuk buku itu. "Saya yang mengajak Gus Dur meninggalkan Istana. Saya katakan, Gus sebaiknya tinggalkan saja Istana dari pada bertempat di Istana penuh setan, akan lebih baik kembali ke Istana rakyat di Ciganjur," katanya tersenyum.
(mdk/cob)

http://m.merdeka.com/peristiwa/cak-nun- ... s-dur.html

Kamis, 24 Januari 2013 01:02:00
Keluarga: Dangdut koplo lebih menghormati perjuangan Gus Dur
Reporter : Dedi Rahmadi



202


Amerika Serikat menghormati perjuangan Martin Luther King Jr dengan hari nasional 'Martin Luther King Day'. Namun, belum ada 'Gus Dur Day' di Indonesia sebagai wujud penghormatan terhadap perjuangan tokoh NU itu dalam mengangkat harkat hidup kaum minoritas.

"Terkait Gus Dur Day, kalau Ciganjur (keluarga Gus Dur), penghargaan rakyat kecil lebih berarti seperti dangdut koplo berjudul 'Gus Dur Pahlawan Rakyat' tentang perjuangan Gus Dur. Terserah negara, gitu ajah kok repot. Kita ga ngurusin kayak gitu, itu urusan negera," kata anak Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman atau Alissa Wahid kepada merdeka.com saat dihubungi, Rabu (23/1).

Menurut Alissa, jika masih ada yang menilai Gus Dur dengan persepsi miring, pihaknya tidak mau ambil pusing. "Jika ada yang menilai Gus Dur bermasalah, ya Martin Luther King saja, 20 tahun setelah perjuangannya, masalahnya dengan pemerintah Amerika Serikat baru selesai," jelas dia.

Sebelumnya, Konsulat Jendral Amerika Serikat (AS) mensejajarkan almarhum Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur, dengan tokoh dunia Martin Luther King, Jr. kedua tokoh ini diberi anugerah 'Legacies of Pluralisme, Diversity and Democracy'.

Konsulat Jendral Amerika Serikat Joaquin Monserrate menjelaskan, Gus Dur dan Martin Luther King Jr telah dikenal luas, baik secara domestik maupun mancanegara. kedua merupakan tokoh kemanusiaan yang gigih memperjuangkan perdamaian, toleransi serta demokrasi.

"Mereka juga menekankan pentingnya semangat toleransi beragama, sebagai prasyarat untuk meningkatkan kualitas pemerintahan dan hidup bermasyarakat di negaranya masing-masing," lanjutnya.
(mdk/ded)

http://m.merdeka.com/peristiwa/keluarga ... s-dur.html

Jumat, 1 Februari 2013 08:32:00
PBNU bangga Gus Dur disejajarkan dengan Luther King Jr
Reporter : Eko Prasetya



148


Konsulat Jendral Amerika Serikat (AS) mensejajarkan almarhum Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur, dengan tokoh dunia yang juga merupakan pendeta, Martin Luther King, Jr. Kedua tokoh ini diberi anugerah 'Legacies of Pluralisme, Diversity and Democracy'.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj merasa bangga dengan penghargaan yang diberikan kepada Gus Dur. Said menilai, cucu dari Hasyim Asy'ari itu memang pantas disejajarkan dengan Martin Luther.

"Saya setuju sekali semacam Luther, Gus Dur adalah pejuang kemanusiaan yang murni," ujar Said saat berbincang dengan merdeka.com, di ruang kantornya, Jakarta, Kamis (31/1).

Menurut Said, Gus Dur sangat menyuarakan demokrasi kebenaran. Bahkan, Gus Dur dinilai punya andil besar dalam pembangunan Indonesia.

"Apalagi zaman Habibie atau Megawati. Dia (Gus Dur) tidak segan untuk mengkritik TNI. Tetapi Gus Dur juga tidak segan untuk memuji TNI," katanya.

Pemberian penghargaan itu pada saat acara penganugerahan yang diadakan di Surabaya. Konsulat Jendral Amerika Serikat Joaquin Monserrate mengatakan, acara ini diadakan untuk mengenang tokoh hak asasi manusia (HAM) Amerika Serikat dan Indonesia, di Surabaya, Selasa (22/1).

"Acara ini juga dihadiri berbagai kalangan, termasuk pemerintahan, akademisi, tokoh politik, pemuka agama serta pimpinan media terkemuka," kata Monserrate di sela acara.

Monserrate menjelaskan, Gus Dur dan Martin Luther King, Jr. telah dikenal luas, baik secara domestik maupun mancanegara. kedua merupakan tokoh kemanusiaan yang gigih memperjuangkan perdamaian, toleransi serta demokrasi.

"Mereka juga menekankan pentingnya semangat toleransi beragama, sebagai prasyarat untuk meningkatkan kualitas pemerintahan dan hidup bermasyarakat di negaranya masing-masing," katanya.

Diakui Monserrate, kedua tokoh dunia ini, merupakan pemuka agama dengan pemikiran yang berangkat dari latar belakang agama kental. Mereka memperjuangkan hak asasi bagi seluruh lapisan masyarakat, terlepas dari perbedaan suku, agama, ras dan golongan.
(mdk/did)

http://m.merdeka.com/politik/pbnu-bangg ... ng-jr.html

Rabu, 23 Januari 2013 19:01:00
Penghargaan pada Gus Dur untungkan PKB di 2014
Reporter : Ya'cob Billiocta



61


Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), bangga nama almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) disejajarkan dengan tokoh dunia Martin Luther King, Jr. Kedua tokoh ini diberi anugerah oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai 'Legacies of Pluralisme, Diversity and Democracy'.

Meski tidak secara tegas mengungkapkan, anggota Komisi II DPR dari Fraksi PKB, Abdul Malik Haramain tidak membantah, kalau penganugerahan itu dapat meningkatkan popularitas PKB pada Pemilu 2014.

"Saya sebagai kader NU dan PKB yang paling bangga dengan penghargaan ini. Gus Dur sudah menjadi milik publik, semua berhak bangga dengan penghargaan itu. Kebesaran Gus Dur kebesaran PKB," kata Malik saat dihubungi, Rabu (23/1).

Menurut Malik, penganugerahan itu layak diberikan kepada Gus Dur, karena reputasinya dalam memperjuangkan pengakuan warga terhadap pluralisme sudah tidak diragukan lagi.

Dia mengatakan, perjuangan Gus Dur tidak hanya pada ranah pemikiran, tapi juga pada ranah aksi. Perjuangan Gus Dur tidaklah mudah. Acapkali, Gus Dur ditentang oleh kelompok-kelompok antipluralism.

"Saya sebagai warga negara dan sebagai warga Nahdliyin (NU), ikut bangga dan menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Amerika, yang peduli dengan perjuangan Gus Dur," kata Malik.

Terlebih, penganugerahan itu menunjukkan kalau perjuangan Gus Dur semasa hidup, telah mendapatkan pengakuan dunia internasional.

http://m.merdeka.com/politik/penghargaa ... -2014.html

Klik Alternatif Diskusi Kalau FFI Terblokir
Mirror
Mirror Rss Feed
Post Reply