Beberapa waktu yg lalu rumah saya sering dikunjungi oleh sales sebuah produk kopi.
It's ok, karena penjualan dari rumah ke rumah merupakan suatu strategi bagi perusahaan itu. Dan kami tentu saja tidak terganggu dengan kedatangan para sales tersebut.
Suatu saat, di beberapa kali kedatangan sales (orang yang sama).., saya mulai capek juga tuh. Kemarin khan sudah saya katakan bahwa saya tidak mau membeli produk-produk mereka. Di rumah saya, tidak ada orang yg suka ngopi, jadi nggak usah deh datang lagi ke rumah saya.
Eh,.. ternyata sales (orang yg sama) satu ini memang "ulet" memasarkan produk kopi itu ke rumah saya.
Hampir selalu dalam 2 hari selalu saja orang itu lagi dan orang itu lagi datang menawarkan barang yang sama ke rumah saya.
Berdagang adalah hak kalian (para perusahaan dan para sales yg terlibat). Namun adalah kewajiban kalian untuk tidak lagi menawarkan dan tidak memperlihatkan barang-barang yg sudah ditolak oleh konsumen.
Kalau diulangi dan diulangi terus penawaran kalian, itu tentu saja menjadi aktivitas kalian yg mengganggu bagi konsumen.
Kalau memang konsumen bebas (mau beli silahkan tidak beli yg pergilah) tentunya produsen / para sales harusnya tahu diri.
Begitukah cara berdagang yg manusiawi dan bisa dinalar??
Perlukah bagi kami ?
- DINDA CAPEK
- Posts: 74
- Joined: Tue Oct 19, 2010 12:25 am
Re: Perlukah bagi kami ?
Beberapa saat dari kepergian si SALES itu, terpikir kepada saya bahwa ISLAM pun sudah menawarkan dagangannya kepada para kafir dengan cara yg sebenarnya bila sementara tidak mengganggu.
Namun, yg terjadi di Indonesia adalah bahwa cara-cara beribadah, terutama mengenai TOA speaker, yang setiap hari 5 kali memperdengarkan azan dan sangat keras berbunyi ke lingkungan sekitarnya bisa sangat mengganggu bagi umat yg lain. Bunyi azan bukanlah perkara insidentil, namun selalu dan selalu berbunyi tanpa peduli kondisi dan situasi lingkungan. Dan inilah yg sebenarnya menurut saya menjadi hal yg MENGGANGGU bagi umat lain (atau bagi orang2 lain yg tidak membutuhkan ritual azan melalui TOA itu).
Inikah wujud toleransi Islam dalam bermasyarakat ???
Haruskah azan (yg secara intern memang diberlakukan untuk umat Islam) juga dipaksakan untuk dinikmati oleh umat lain????
Itukah etika yg dipaksakan oleh para ulama kepada seluruh lapisan masyarakat ????
Adakah manfaat dari azan bagi umat lain??? ATAU bahkan kepada umat Islam sendiri ????
Namun, yg terjadi di Indonesia adalah bahwa cara-cara beribadah, terutama mengenai TOA speaker, yang setiap hari 5 kali memperdengarkan azan dan sangat keras berbunyi ke lingkungan sekitarnya bisa sangat mengganggu bagi umat yg lain. Bunyi azan bukanlah perkara insidentil, namun selalu dan selalu berbunyi tanpa peduli kondisi dan situasi lingkungan. Dan inilah yg sebenarnya menurut saya menjadi hal yg MENGGANGGU bagi umat lain (atau bagi orang2 lain yg tidak membutuhkan ritual azan melalui TOA itu).
Inikah wujud toleransi Islam dalam bermasyarakat ???
Haruskah azan (yg secara intern memang diberlakukan untuk umat Islam) juga dipaksakan untuk dinikmati oleh umat lain????
Itukah etika yg dipaksakan oleh para ulama kepada seluruh lapisan masyarakat ????
Adakah manfaat dari azan bagi umat lain??? ATAU bahkan kepada umat Islam sendiri ????
- DINDA CAPEK
- Posts: 74
- Joined: Tue Oct 19, 2010 12:25 am
Re: Perlukah bagi kami ?
Saya mau tunggu pendapat para muslim mengenai ritual azan yg selalu diperdengarkan setiap hari 5 kali keras-keras.
Ayo kita berdiskusi dengan nurani...
Ayo kita berdiskusi dengan nurani...
- mbah.erott
- Posts: 2731
- Joined: Sat Aug 14, 2010 12:33 pm
- Location: Iran, lagi ngegedein petasan di tangan ane jadi rudal Shahab-5 buat Ahmadinejad
- Contact:
Re: Perlukah bagi kami ?
Dinda capek, salam kenal. Mbah mau ikutan sales kopi neh. Mum ppung Dinda yg capek adalah pasar buat mbah yg jago ngurut dan mijit, hehehe....
Gini lho Dinda, sy dulunya masih positif thinking jg sama azan ini. Sy pikir, dulu waktu jamannya muhammad sedang campaign islam, azan digunakan utk mengingatkan pengiktnya akan waktu sholat. Sekaligu memanggil pengikutnya agar dia bisa melihat perkembangan kekuatannya.
Nah masalahnya, di jaman sekarang, terlihat aneh memang. Kok berdoa pada Tuhan harus diingatkan segala gitu. Padahal berdoa itu kan urusan yg sangat personal antara manusia dan Tuhan.
Menurut sy, muhammad lah biang keroknya. Dia menjadikan agama bukan sekedar hubungan pribadi kpd Tuhan, melainkan menjadi urusan negara (syariat). Akhirnya kita2 kafirun merasa terganggu akibat penerapan ini. Masalah azan sih masih kecil dibandingkan kementrian agama. Bayangkan, uang pajak dari semua rakyat (tanpa memandang agama) dipakai untuk mengurusi islam dengan kedok kementrian agama.
Begitulah islam, agama aneh memang. Kita cuma bisa ngurut dada. Eh kalo soal urut dada sendiri Mbah jago, apalagi ngurut dada orang lain lho.. hahaha...
Salam
Gini lho Dinda, sy dulunya masih positif thinking jg sama azan ini. Sy pikir, dulu waktu jamannya muhammad sedang campaign islam, azan digunakan utk mengingatkan pengiktnya akan waktu sholat. Sekaligu memanggil pengikutnya agar dia bisa melihat perkembangan kekuatannya.
Nah masalahnya, di jaman sekarang, terlihat aneh memang. Kok berdoa pada Tuhan harus diingatkan segala gitu. Padahal berdoa itu kan urusan yg sangat personal antara manusia dan Tuhan.
Menurut sy, muhammad lah biang keroknya. Dia menjadikan agama bukan sekedar hubungan pribadi kpd Tuhan, melainkan menjadi urusan negara (syariat). Akhirnya kita2 kafirun merasa terganggu akibat penerapan ini. Masalah azan sih masih kecil dibandingkan kementrian agama. Bayangkan, uang pajak dari semua rakyat (tanpa memandang agama) dipakai untuk mengurusi islam dengan kedok kementrian agama.
Begitulah islam, agama aneh memang. Kita cuma bisa ngurut dada. Eh kalo soal urut dada sendiri Mbah jago, apalagi ngurut dada orang lain lho.. hahaha...
Salam
Re: Perlukah bagi kami ?
kalo dagangannya sudah bikin jengah....
ya tinggal masukin toilet aja
ya tinggal masukin toilet aja
Re: Perlukah bagi kami ?
sebagai minoritas diharapkan toleransinyaDINDA CAPEK wrote: Ayo kita berdiskusi dengan nurani...
- a_man
- Posts: 4294
- Joined: Mon Sep 01, 2008 5:12 pm
- Location: http://code.google.com/p/a-manffi/downloads/list
- Contact:
Re: Perlukah bagi kami ?
biar dinda gak capek lg nunggu jawaban slim, gw jawab :DINDA wrote:Bunyi azan bukanlah perkara insidentil, namun selalu dan selalu berbunyi tanpa peduli kondisi dan situasi lingkungan. Dan inilah yg sebenarnya menurut saya menjadi hal yg MENGGANGGU bagi umat lain (atau bagi orang2 lain yg tidak membutuhkan ritual azan melalui TOA itu).
Inikah wujud toleransi Islam dalam bermasyarakat ???
Haruskah azan (yg secara intern memang diberlakukan untuk umat Islam) juga dipaksakan untuk dinikmati oleh umat lain????
Itukah etika yg dipaksakan oleh para ulama kepada seluruh lapisan masyarakat ????
Adakah manfaat dari azan bagi umat lain??? ATAU bahkan kepada umat Islam sendiri ????
sebenernya slim itu takut berlebihan sama alohswt.
klo gak ada lagi slim yg sholat, alohswt bakal ngamuk (kiamat).
makanya slim dengan parnonya ngajak sholat siapa aja, termasuk kapir2.
itu konsekwensinya jadi budak si narsis yg minta disembah2 terus2an, hidup dalam ketakutan abadi.
- DINDA CAPEK
- Posts: 74
- Joined: Tue Oct 19, 2010 12:25 am
Re: Perlukah bagi kami ?
tunggu punya tunggu...
Capek Deh...
Capek Deh...
Re: Perlukah bagi kami ?
adzan, shalat, basmallah, hamdallah, istighfar, puasa, haji, udah satu paket dalam Neuro Linguistic Programming ala Muhammad. Emang fungsi mereka buat memperkuat efek Islamic brainwash. Bayangin kalo dari lahir loe udah diprogram trus2an, common sense loe gak bakalan berfungsi lagi, cuma dengan usaha yg luar biasa keras baru loe bisa dapetin kembali common sense loe
Re: Perlukah bagi kami ?
mbah.erott wrote:Dinda capek, salam kenal. Mbah mau ikutan sales kopi neh. Mum ppung Dinda yg capek adalah pasar buat mbah yg jago ngurut dan mijit, hehehe....
Gini lho Dinda, sy dulunya masih positif thinking jg sama azan ini. Sy pikir, dulu waktu jamannya muhammad sedang campaign islam, azan digunakan utk mengingatkan pengiktnya akan waktu sholat. Sekaligu memanggil pengikutnya agar dia bisa melihat perkembangan kekuatannya.
Nah masalahnya, di jaman sekarang, terlihat aneh memang. Kok berdoa pada Tuhan harus diingatkan segala gitu. Padahal berdoa itu kan urusan yg sangat personal antara manusia dan Tuhan.
Menurut sy, muhammad lah biang keroknya. Dia menjadikan agama bukan sekedar hubungan pribadi kpd Tuhan, melainkan menjadi urusan negara (syariat). Akhirnya kita2 kafirun merasa terganggu akibat penerapan ini. Masalah azan sih masih kecil dibandingkan kementrian agama. Bayangkan, uang pajak dari semua rakyat (tanpa memandang agama) dipakai untuk mengurusi islam dengan kedok kementrian agama.
Begitulah islam, agama aneh memang. Kita cuma bisa ngurut dada. Eh kalo soal urut dada sendiri Mbah jago, apalagi ngurut dada orang lain lho.. hahaha...
Salam
MAAF, sekarang jujur saya akui, bahwa ALISINA adalah Nabi. seorang Nabi di zaman ini. ajarkan kami pencerahan wahai Nabi AliSina.
Re: Perlukah bagi kami ?
Pasang papan
"No Salesman"
atau
"Beware of Dog"
dari 2 ini bakal datang gak yah.
"No Salesman"
atau
"Beware of Dog"
dari 2 ini bakal datang gak yah.
- DINDA CAPEK
- Posts: 74
- Joined: Tue Oct 19, 2010 12:25 am
Re: Perlukah bagi kami ?
Wew, ni jurus siapa yg berani praktekkan ??clouye wrote:Pasang papan
"No Salesman"
atau
"Beware of Dog"
dari 2 ini bakal datang gak yah.
Coba sesekali ada tulisan di sebuah rumah atau papan nama yg bunyinya begini :
Islam dilarang bunyi di lingkngan ini
Re: Perlukah bagi kami ?
@DINDA CAPEK
Selama anda minoritas sebaiknya anda bertoleransi, KECUALI bila anda islam, karena islam punya hak khusus untuk ditoleransi dan tidak untuk menoleransi dimanapun di muka bumi ini sekalipun anda menjadi minoritas....
piss....
Selama anda minoritas sebaiknya anda bertoleransi, KECUALI bila anda islam, karena islam punya hak khusus untuk ditoleransi dan tidak untuk menoleransi dimanapun di muka bumi ini sekalipun anda menjadi minoritas....
piss....