Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Benturan dan bentrokan antara Islam dengan agama-agama dan peradaban lain di seluruh penjuru dunia.
MasaIya
Posts: 241
Joined: Mon Oct 24, 2005 10:06 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by MasaIya »

Saya ingin membantu bang Jarum Kudus dalam menghadapi penyangkalan Metheny tentang Umar membakar Perpustakaan Alexandria.

Pertama, jika Perpustakaan Alexandria telah dibakar habis di jaman Julius Caesar di tahun 48 SM, tentunya Perpustakaan yang sudah tidak ada tersebut tidak bisa dibakar lagi oleh Theodosius di tahun 391 M dan oleh Umar di tahun 642 M. Kemungkinan yang masuk akal adalah terjadi tiga kali pembakaran:
1. Pembakaran pertama dilakukan oleh Julius Caesar secara tak sengaja di tahun 48 SM. Banyak bagian Perpustakaan yang rusak, tapi ada yang tersisa. Perpustakaan itu kemudian dibangun lagi.
2. Pembakaran kedua dilakukan oleh Kaisar Theodosius di tahun 391 M, tapi tidak seluruh Perpustakaan hancur dan masih ada yang tersisa.
3. Pembakaran ketiga diperintahkan oleh Umar, Kalifah kedua Islam pada Amr ibn al 'Aas, di tahun 642 M.

Keterangan saya ditunjang pula oleh keterangan sejarah dari buku “The Library of Alexandria” oleh Roy MacLeod. Lihat keterangannya di bawah ini:

Image

Kotak Biru pertama adalah Pembakaran Perpustakaan Alexandria ke II (391 M) oleh Kaisar Romawi Theodosius. Terjemahan kotak biru 1 dan 2 adalah sebagai berikut:
----------------------------------------------------
Tidak jelas kerusakan yang diakibatkan pada Perpustakaan, atau apa yang masih tersisa dari Meseum, ketika Caracalla menyerang kota itu di abad ke 3 Masehi; tidak juga jelas berapa besar kerusakan yang disebabkan penjarahan yang diperintahkan Kaisar Theodosius dan Ketua Gereja Theopilus, yang membujuk para diktator untuk mengenyahkan gagasan2 dengan cara membakar buku, terutama buku2 Serapeion, di tahun 391 M. Tokoh terakhir terkenal yang berhubungan dengan Perpustakaan ini adalah Theon, ahli matematika, yang dikenal sebagai martir dari Hypatia, yang penelitian pribadinya tentang geometry dan musik membuatnya dituduh umat Kristen sebagai orang bid’ah. Sisa2 kejayaan Alexandria dan Perpustakaannya, jadi korban persaingan antara penguasa, dan penjajahan Arab di tahun 641 M.

Di tahun itu, 20 tahun setelah Hijra, Amir Ibn al-As menguasai kota Alexandria. Dikatakan bahwa dia mendapatkan Perpustakaan tidak dalam kondisi yang sebelumnya. Tidak banyak karya2 tulis yang menarik minat orang2 Arab, seperti penelitian bidang optik dan astronomi, rumus2 matematika dan geografi. Tulisan2 lainnya adalah tentang para pendiri gereja, kitab2 suci, dan tak banyak dimengerti karena ditulis dalam bahasa Yunani. Kisah terkenal menyebutkan bahwa ketika ditanya apa yang harus dilakukan terhadap buku2 di Perpustakaan tersebut, Kalifah Umar mengirim jawaban:

Jika isi buku2 ini sesuai dengan buku Allah, kita tidak membutuhkannya, karena buku Allah sudah lebih dari cukup. Jika, di lain pihak, buku2 itu berisi hal yang tidak sesuai dengan buku Allah, maka buku2 itu tidak perlu disimpan. Lakukan segera dan hancurkan buku2 itu.


Buku2 lalu dikumpulkan dan dibagi-bagikan kepada tempat2 mandi umum, dan digunakan sebagai bahan bakar penghangat ruangan. Dikabarkan bahwa dibutuhkan waktu enam bulan untuk membakar semua buku tersebut. Hanya buku2 Aristoteles saja yang dikabarkan selamat.
----------------------------------------------------
Muslim Metheny menyangkal kuat2 dengan mengajukan berbagai teori dan artikel dari budayawan Barat. Yang perlu diperhatikan dengan adalah keterangan Pembakaran III Perpustakaan Alexandria oleh Kalifah Umar berasal dari pihak Muslim sendiri, seperti yang sudah diterangkan dengan jelas oleh Muslim Isya Yusuf (artikelnya sudah dicantumkan dan diterjemahkan oleh Jarum Kudus di atas):
http://img18.imageshack.us/img18/1134/alexandrialib.jpg
1. Sejarawan Muslim Abdi Al-Latif dari Baghdad
2. Sejarawan Muslim Jamal ad-Din al-Qufti dari Aleppo.

Yang dilakukan sejarawan Kristen Koptik Gregory Bar Hebraeus (Abū'l-Faraj bin Hārūn al-Malaṭī) hanyalah mengutip keterangan dari pihak Arab sebelumnya saja. Kedua sejarawan Muslim ini menyebut ada orang bernama Yahya yang meminta Amir Ibn al-As tidak membakar Perpustakaan. Sejarawan dan ahli filosofi Islam seperti Abu Sulayman Al-Sijistani dan juga Ibn al-Matran, dan juga Ibn al-Nadim menyebut bahwa Yahya yang dimaksud Al-Latif dan Jaman al-Qufti adalah Yahya al-Nahwi. Lihat penjelasan mereka di buku “Philosophy in the Rennaissance of Islam: Abu Sulayman Al-Sijistani and His Circle” oleh Joel L. Kraemer, keluaran tahun 1904.

Image
Image

Lihat keterangan paragraf 1, nomer 11, di halaman 97 tersebut:
----------------------------------------------------
Abu Sulayman berkata: Yahya al-Nahwi (Yohanes Grammatikus, atau Philophonos) hidup di jaman Amir Ibn al-As. Amir mengunjungi Yahya al-Nahwi yang hidup di Alexandria. Dia belajar bersama Ammonius (putra Hermia), dan Ammonius belajar bersama Proklus. Yahya berkata bhwa ketika dia bertemu dengan Proklus, Proklus sudah sangat tua sehingga tak mungkin bisa belajar darinya.
----------------------------------------------------
Di paragraf keempat ditulis bahwa ada kesalahan di sini karena Philoponus itu lahir di tahun 484 dan tentunya tidak bisa bertemu dengan Proklus, yang telah mati di tahun 480 M. Philoponus juga tak mungkin bisa bertemu dengan Amir Ibn al-As, karena jika begitu, saat itu dia tentunya sudah berusia 156 tahun. Tapi memang benar bahwa dia belajar bersama Ammonius.

Di paragraf kelima tertulis bahwa pertemuan antara Philoponus dengan Amir Ibn al-As ditulis juga dalam buku Fihrist (Fihrist, hal. 254-55). Menurut Ibn al-Nadim, penulis biografi Yahya al-Nahwi, Yahya adalah murid dari Severus (dari Antiokhia, tahun 540 M) dan bekerja sebagai bishop di salah satu gereja Mesir. Dia beraliran Yakobus dan tidak percaya Trinitas. Dia bertengkar dengan para bishop lainnya yang menuntutnya mencabut pernyataannya, tapi dia tidak mau sehingga dipecat. Dia hidup di Mesir sampai jaman penjajahan oleh Amir Ibn al-As, yang mengunjungi dan menghormatinya. Ibn al-Nadim mencatat bahwa di bagian keempat komentar atas bukunya Physica, Yahya memberi contoh “tahun kami 343 Koptik Dioklesia.”
Ibn al-Nadim bahwa terdapat selang waktu 300 tahun antara waktu dia hidup dan waktu Yahya al-Nahwi hidup, dan bahwa Yahya al-Nahwi (Philoponus) hidup di jaman Amir Ibn al-As.


Mengapa begitu banyak sejarawan Arab Muslim menulis bahwa Yahya al-Nahwi (Philoponus) hidup di jaman Amir Ibn al-As (642 M), padahal Yahya saat itu sudah mati 100 tahun lebih?
Rupanya terjadi kesalahan pencatatan nama dan tahun sejarah yang dilakukan para sejarawan Arab. Memang ada tokoh Kristen Koptik Yakobus Mesir lain yang bertemu dengan Amir Ibn al-As, dan namanya kebetulan sangat mirip dengan nama Yahya al-Nahwi. Silakan baca keterangan di halaman berikut:

Image

Terjemahan sebagai berikut:
----------------------------------------------------
Kisah pertemuan antara Yahya al-Nahwi dengan Amir Ibn al-As muncul juga di berbagai sumber Arab setelah itu. Ibn al-Qifti mengutip pertemuan keduanya dan mengulang kisah terkenal tentang pembakaran Perpustakaan Alexandria. Menurutnya, Yahya al-Nahwi meminta Amir Ibn al-As untuk mempertahankan koleksi tulisan filosofi yang merupakan catatan penting bagi umat Kristen, dan sang Jendral menulis permintaan ini dalam sebuah surat yang dikirim pada Kalifah Umar, yang lalu menolak mempertahankan buku2 itu. (catatan kaki nomer 61: Ibn Al-Qifti, Ta’rikh al-hukama, hal. 354-356, Bar Hebraeus, Ta’rikh mukhtasar al-duwal, hal. 103.)
Bagaimana asal-mula kesalahan terjadi? G. Furlani dan M. Meyerhof memperkirakan kisah yang menempatkan Yahya al-Nahwi di jaman penjajahan Arab bermula dari kesalahan tulis. Terdapat kesalahan dalam dalam buku bahasa Yunani Physica di bagian Komenter Philoponus yang menyebut tahun 333 era Dioklesia dan seharusnya ditulis tahun 233 (517 AD). Kesalahan ini jadi bertambah lagi saat buku diterjemahkan dalam bahasa Syria dan Arab yang menulis tahun 333 sebagai 343 (627 M). Meyerhof menambahkan bahwa pertemuan dengan Amir Ibn al-As tentunya ditulis karena kesalahan catatan tahun. Penjelasan ini kurang meyakinkan. Dalam penelitian biografi Yahya al-Nahwi, Pendeta Louis Cheikho menyatakan bahwa orang2 Arab mengira John Philoponus ini adalah Yakobus orang Mesir, seorang penulis yang hidup di jaman penjajahan Arab, dan orang ini dikenal pula dengan nama Yuhanna al-Naqwi atau al-Nakhwi, bishop dari Nakhu (Yunani: Nikiou/Latin: Niciu, Nichium). (catatan kaki nomer 63: L. Cheikho. “Yahya al-Nahwi, man huwa wa-matta kana?”, Al-Machirq, 16 (1913): 47-57.)
Nama Yuhanna al-Naqwi ini dibaca secara keliru menjadi “Yahya al-Nahwi.” Orang ini (Yuhanna al-Naqwi), adalah juga orang Mesir Kristen aliran Yakobus, dan dia dikira sebagai Philoponus (Yahya al-Nahwi), dan Yuhanna al-Naqwi hidup 40 tahun bersama orang2 Arab setelah terjadi penjajahan. Cheikho menyatakan bahwa Yuhanna al-Naqwi memang bertemu dengan Amir Ibn al-As dan penguasa2 Arab lainnya di satu pihak, dan juga masyarakat Koptik lokal di lain pihak. Teori ini kemungkinan bertambah dengan mengikutkan Amir Ibn al-As karena tercatat adanya diskusi antara Amir Ibn al-As dengan seorang pendeta Syria Monofisit yang bernama John (Yohannes, atau Yahya (dalam bahasa Arab).
-----------------------------
Nama Yuhanna atau Yohanes dikenal dalam bahasa Arab sebagai Yahya, sama seperti Paulus jadi Bulus (Arab), atau Abraham jadi Ibrahim (Arab), atau Yesus jadi Isa (Arab). Saya pikir penjelasan Cheikho ini masuk akal karena begitu banyak sejarawan Muslim kuno yang berulangkali menyebut adanya orang Kristen bernama Yahya yang bertemu dengan Amir Ibn al-As. Tapi Yahya yang dimaksud dalam pertemuan ini bukanlah Yahya al-Nahwi, yang sudah mati 100 tahun sebelum penjajahan Arab Islam di Mesir, melainkan adalah Yahya al-Naqwi, yang memang kenal dan hidup di jaman penjajahan Islam oleh Amir Ibn al-As. Dengan demikian sudah benar bahwa Umar memang memerintahkan Amir Ibn al-As melakukan pembakaran ketiga atas Perpustakaan Alexandria.
User avatar
metheny
Posts: 746
Joined: Tue Feb 26, 2008 3:42 pm
Location: Bantul Prodjotamansari

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by metheny »

Mungkin inilah yg dimaksud dg Yuhanna Al Naqwi itu:

http://www.dacb.org/stories/egypt/john_nikiou.html
John of Nikiou
7th century
Coptic Church
Egypt

John of Nikiou, seventh-century bishop of Nikiou in the Prosopite nome, in the southwest Delta-a place already known in the third century B.C. All that we know of his life is contained in the History of the Patriarchs. In the History he is present at the death of the patriarch John I of Samannūd in 689 and at the election of his successor, Isaac, in 690, accompanying him to the court of the governor, 'Abd al-'Azīz. He was general overseer of the monasteries under Simon (693-700) until he was deposed for beating to death a monk who had raped a virgin. Since his Chronicle does not extend beyond that date, his death may be assigned to some time shortly after A.D. 700.

John's Chronicle survives in an Ethiopic version made from a lost Arabic version. Views have been divided about how the text was written. H. Zotenberg, the first editor, believed that the original text was written partly in Greek and partly in Coptic, according to the source used. Some claim that it was written totally in Greek; others that it was entirely in Coptic. Yet it is unlikely that, as a leading Monophysite bishop, John would have composed his work in the language of the Melchites, and T. Noldeke pointed to traces of Coptic in the Ethiopic translation. Considering the absence of any reference to the Chronicle in Byzantine literature, it becomes almost certain that the original language was Coptic, although John drew upon Greek writers plentifully.

The Ethiopic version is badly mutilated, especially the material on the first half of the seventh century, for which John provides valuable contemporary evidence. The work, which is prefaced by a summary, presents some problems. From chapter lxv the summary and text disagree numerically as well as in content.

The purpose is to chronicle the whole history of the human race from Adam, including references to Egypt and sections on early Roman history, as well as on Hellenistic history. A full, though brief, account of the reigns of the Roman emperors focuses on those who persecuted the Christians. As the Empire becomes Christianized, details increase about both secular and religious matters, although much of the information is untrustworthy. John is dependent, indirectly, no doubt, on Malalas and, for ecclesiastical matters, on the ecclesiastical historian Socrates. For the reign of Justinian, John gives (chap. xcii, 20-21) the histories of Procopius and Agathias credit for being the authoritative studies on the Vandalic and Persian wars.

From the reign of Maurice through the events leading to the accession of Heraclius and the subsequent Arabic invasion of Egypt, John assumes the role of a contemporary authority of major importance. Unfortunately, his text for this period, particularly the account of the Arabic conquest, is corrupt, full of lacunae, and dislocated. The lacuna in the relevant chapters (cvii-cxxii to the end) omits completely the years 610-640. Thus the history of the Sassanid conquest, occupation, and evacuation of Egypt and the preliminary phases of 'Amr's operations before his investment of Babylon have been omitted. Despite the difficulty of interpreting the chapters about the later stages of the conquest, his narratives assume pride of place over the Arab chroniclers in instances where they disagree on fundamental points.

The style of the Chronicle--as it appears in translation from Ethiopic-is simple, naive, and disjointed in places. Nevertheless, it carries conviction by its detail, even when the sequence is confused either by the author or by the intermediaries between him and the surviving Ethiopic version.

P. M. Fraser


http://www.newadvent.org/cathen/08475a.htm

John of Nikiû
An Egyptian chronicler who flourished in the latter part of the seventh century. The little we know of his life is gathered from the "History of the Patriarchs" by Severus of Ashmunein. He lived under John of Semnud, Isaac, and Simeon, respectively fortieth, forty-first, and forty-second patriarchs, and seems to have played an important part in the affairs of the Egyptian Church both as Bishop of Nikiû (Coptic, Pshati in the Delta) and as general administrator of the monasteries of Egypt. But having disciplined a monk guilty of a grave offense against morals so severely that he died ten days later, he was deposed from both offices by the patriarch Simeon, and reduced to the rank of a simple monk. His "Chronicle", composed very likely before his deposition, is a work of no mean value, extending from Adam to the end of the Arabic conquest. In many respects it does not materially differ from the Byzantine chronicles, which the author often copies, especially those of John Malalas, and the monk John of Antioch. But it has preserved some local traditions, not to be found elsewhere, on the ancient history of Egypt, also some details otherwise unknown, and apparently authentic, on certain periods of Eastern Empire, in particular on the revolution which brought about the fall of Phocas and the accession of Herclius I, and the condition of Egypt during the seventh century. The last chapters contain a relation of the conquest of Egypt by the Arabs, but little posterior to the events.

This chronicle was originally written in Greek, with the exception of some of the chapters concerning Egypt, which were very probably written in Coptic. It has come down to us in an Ethiopic version made in 1602 by an Abyssinian scholar, with the assistance of an Egyptian monk on a much older Arabic text non lost like the original. The text, unfortunately, has suffered much at the hands of the translators and copyists, especially in passing into Arabic. Such as it is, it has been the subject of a careful study andanalysis by H. Zotenberg , in the "Journal Asiatique", 7th series, vols. X, XII, XIII (Paris, 1877-79), "La Chronique de Jean de Nikioû, notice et extraits" (also in book form, Paris, 1879); later it was published in its entirety, with a French version, by the same scholar; "La Chronique de Jean de Nikioû" (Paris, 1883), in "Notices et Extraits des manuscrits de la Bibliothèque Nationale", t. XXIV, I, pp. 125-605) (also separately, Paris, 1883).
MasaIya
Posts: 241
Joined: Mon Oct 24, 2005 10:06 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by MasaIya »

Saya ndak tahu makna sebenarnya dari kalimat: mendapatkan Perpustakaan tidak dalam kondisi yang sebelumnya. Apakah ketika Amr bin As datang koleksi buku di perpus itu jauh lebih banyak dibanding sebelum dirusak oleh Cesar atau Kaisar Theodosius? Ataukah jumlahnya jauh lebih sedikit setelah perusakan yg sebelumnya terjadi?
Bukan. Maksudnya adalah koleksi buku di Perpustakaan didominasi oleh buku2 theologia Kristen. Di jaman Julius Caesar tentunya tidak demikian.
Pertanyaannya sangat simple: berapa jumlah buku yg habis dipakai sebagai bahan bakar utk memanasi 1000 pemandian selama 6 bulan?
Referensi yg saya sebut menyatakan paling tidak 14 juta buku.
Berdasarkan keterangan buku “The Library of Alexandria” oleh Roy MacLeod di atas, dijelaskan bahwa Ibn Al-Qifti dalam bukunya Ta’rikh al-hukama memang mengatakan buku2 itu dipakai sebagai bahan bakar di berbagai tempat mandi umum di Alexandria selama beberapa bulan. Keterangan inilah yang persis dikutip oleh Gregory Bar Hebraeus (Abū'l-Faraj). Hal yang sama juga diterangkan dalam artikel Isya Yusuf yang telah dicantumkan dan diterjemahkan dengan sangat baik oleh Jarum Kudus, tapi sayangnya halaman2 berikutnya tidak disertakan, padahal di situ terdapat banyak keterangan yang menjawab pertanyaan2 mu.

Mari kita simak keterangan dari Isya Yusuf yang tercantum di The American Journal of Semitic Languanges and Literaturs, vol. 27, dari hal. 335 sampai 337. Terjemahan Jarum Kudus saya kutip sekali lagi untuk halaman 335, dan seterusnya saya sambung terjemahannya.

Image
bahasa Indonesianya:

Bar Hebraeus dan Perpustakaan Alexandria
oleh Isya Yusuf

Dalam tulisannya yang berjudul At-Tarih (terbitan tahun 1663, hal. 180), Bar Hebraeus mengatakan bahwa ketika Yahya, sang filsuf Koptik, meminta Umru bin Al-As, penjajah Muslim di Mesir, untuk menyediakan kembali Perpustakaan Besar untuk rakyat, Umru bin Al-As meminta pendapat Umar bin al Khatab, sang Kalifah kedua. Sang Kalifah menyuruhnya untuk menghancurkan Perpustakaan sampai ludes karena buku2nya tidak sesuai dengan Qur’an, dan Qur’an saja sudah cukup, dan tidak perlu ada yang berbeda dengan Qur’an; karena itulah buku2 lain harus dihancurkan.

Meskipun keterangan ini sudah sangat tegas dan jelas dan berasal dari sumber2 yang terpercaya, para budayawan modern menuduhnya palsu dan mengatakan ini sebagai tipudaya Kristen terhadap umat Muhammad, berdasarkan alasan tiada penulis Muslim sebelum Bar Hebraues menulis tentang hal ini. Beberapa dari penyangkal malah menuduh keterangan ini hanyalah karangan Bar Hebraues saja dalam At-tarih, karena tiada sejarawan Kristen yang lain yang menulis kejadian ini.

Bahwa tulisan Bar Hebraeus adalah benar dan berdasarkan pada pernyataan resmi pihak Arab adalah fakta yang telah dibenarkan oleh orang yang dianggap sebagai pemimpin tertinggi dalam umat Muhammad. Saya kutip keterangan dari George Zaidan (Arab Syria), editor dari majalah Cairene bernama Hilal.

Dalam bukunya yang berjudul History of Mohammedan Civilization (Kairo, 1904, vol. III, hal. 41 ff), Pak Zaidan menjelaskan bahwa dia menemukan dua penguasa: yang pertama adalah ‘Abd-Al-Latif dari Baghdad (hal. 41), yang mengunjungi Mesir di abad 6 Hijriah. (catatan kaki: Dia lahir di tahun 557 Hijriah; mati tahun 629 Hijriah. Bar Hebraeus lahir di tahun 622 Hijriah). Tentang kejadian2 sejarah masa lalu dan saat itu di Mesir, dia menjelaskan bahwa Perpustakaan Alexandria dibakar oleh Umru bin Al-As atas perintah Omar. Penguasa Muslim lainnya adalah Jamal ad-Din Al-Kufti, yang adalah seorang wazir dari Aleppo, lahir di Kuft di bagian atas Mesir (Asiut Selatan) di tahun 565 Hijriah, dan mati di tahun 646 Hijriah (keterangan hal. 42). Dalam bukunya yang berjudul Dictionary of Learned Men (Kamus Para Cendekiawan), sebuah naskah di Perpustakaan Hidewi, yang ditulis di tahun 1197 Hijriah, Ibn Al-Kufti menjelaskan bahwa Perpustakaan Alexandria dibakar oleh Umru bin Al-As.


Image

Terjemahan halaman 336:

Mr. Zaidan yakin bahwa laporan dari Bar Hebraeus diambil dari Dictionary of Learned Men oleh Al-Qufti. Perbandingan kedua laporan ini membenarkan pernyataan Mr. Zaidan: Di kedua laporan dinyatakan bahwa Yahya an-Nahwi menyaksikan penjajahan Mesir oleh Amir; dan bahwa Yahya bertemu dengan Amir ibn Al-As sang penakluk; dan Amir menerima Yahya dengan ramah, menghormatinya atas pengetahuannya, dan berteman dengannya; dan Yahya meminta Amir untuk membuka kembali Perpustakaan Kerajaan bagi masyarakat umum; lalu Amir meminta pendapat sang Kalifah; lalu Kalifah memerintahkannya untuk menghancurkan buku2 sampai habis karena Qur’an saja sudahlah cukup; dan bahwa Amir lalu memerintahkan buku2 dibakar di tempat2 pembakaran api di rumah2 mandi Alexandria. Yang meyakinkan adalah fakta bahwa kedua laporan tersebut sama secara harafiah (per huruf). Kesamaan harafiah antara tulisan Al-Qufti dan Bar Hebraeus juga ditemukan di tulisan2 lainnya, dan ini merupakan fakta bahwa buku Ibn al-Qufti Dictionary of Learned Men merupakan salah satu sumber tulisan Bar Hebraeus di bukunya yang berjudul At-tarih.

Mr. Zaidan menelusuri asal-usul tulisan kedua sejarawan Muslim yang berbeda. Dalam buku Al-Fihrist, di bagian berjudul “Philosophers” (Para Filsuf) yang merupakan julukan para pendiri Perpustakaan Kerajaan Alexandria, disebut bahwa tulisan Ishak “History of Greek and Roman Learning” merupakan salah satu sumber keterangan awal tentang Perpustakaan; dan bahwa laporan dalam Al-Fihrist serupa dengan laporan yang terdapat dalam Dictionary of Learned Men. Mr. Zaidan berkesimpulan bahwa Ibn Al-Qufti mengetahui tentang nasib Perpustakaan Kerajaan sebagian dari sumber2 tua yang disebut dalam Al-Fihrist, dan sebagian dari dokumen2 tua Muslim, yang sudah tidak ditemukan lagi, seperti banyak dokumen lainnya yang telah hilang; dan bahwa Abd Al-Latif mendapatkan keterangan dari tulisan2 tua lainnya yang juga sudah tidak bisa kita temukan lagi saat ini.

Apa beberapa alasan untuk mempercayai laporan kedua penulis independen ini. Kedua orang ini merupakan sejarawan ulung, yang juga tepat dalam tulisan2nya; dan mereka menulis kejadian2 di Mesir setelah benar2 tinggal di sana dan melakukan penelitian khusus.


Image

terjemahan halaman 337:

Mr. Zaidan menunjukkan kebenaran pernyataan Bar Hebraeus tentang pembakaran Perpustakaan tidak hanya berdasarkan fakta bahwa pernyataan ini berdasarkan dari penguasa Muslim, tapi juga fakta bahwa sejarawan2 Arab mencatat kejadian2 yang sama di negara2 lain yang diserang pasukan Muslim. Contohnya adalah ketika Muslim masuk Persia, jendral Muslim yang menang perang menulis surat kepada Kalifah kedua (Umar), apa yang harus dilakukan terhadap perpustakaan2 di Persia. Sang Kalifah, dikabarkan, memberikan jawaban yang persis sama yang diberikannya pada Amir Ibn al-As tentang Perpustakaan Alexandria – yakni menghancurkan buku2 dengan alasan Qur’an saja sudah cukup. Sekali lagi, laporan2 Arabia dengan tegas menyatakan bahwa kemanapun pasukan Muhammad awal menyerang, mereka selalu membakar semua buku2 yang mereka temui.
metheny wrote:2. Berikut penulis Muslim yg dimaksud:
Abu Sulayman Muhammad al-Sijistani, also called al-Mantiqi (the Logician), (c. 932 - c. 1000 CE),
Abd-al-latif, Abd-el-latif or Abd-ul-Latif (1162–1231)
Al Qifti 1172-1248 http://www.muslimphilosophy.com/ei2/kifti.htm
Ibn al-Matran meninggal tahun 1191
Ibn Al Nadim th 987-995
Kesemuanya hidup 300-500 tahun setelah kejadian. Lalu mereka mendapatkan data dari mana?
Sebagian pertanyaanmu sudah dijawab dalam laporan Zaidan di atas. Di halaman 338 terdapat jawaban menarik dari Mr. Zaidan atas pernyataan yang Metheny ajukan di posting terdahulu:
metheny wrote:Tidak ada catatan sejarah yg semasa dg peristiwa ini atau dekat dengan masa tsb. Kisah tiba2 muncul 300-500-an tahun setelah kejadian ini.
Image

Akhirnya Zaidan berusaha menjawab pertanyaan yang seringkali diajukan para pengritik modern:
Jika umat Muslim benar2 menghancurkan Perpustakaan Alexandria seperti yang dilaporkan oleh Bar Hebraeus, kenapa kejadian ini tidak disebut oleh para sejarawan Muslim di jaman itu?
Jawabannya adalah kejadian ini tidak disinggung oleh sejarawan Muslim di jaman itu, karena kejadian ini dianggap sebagai tindakan memalukan dari seorang Kalifah Islam awal; atau tiadanya laporan adalah karena alasan2 lain yang di saat ini tidak diketahui oleh kita.

Juga perlu ditambahkan bahwa kita sendiri tidak yakin sejarawan2 jaman itu menulis semua hal yang terjadi di jaman awal Islam. Kita pun tak yakin bahwa kejadian pembakaran itu tidak dilaporkan oleh para sejarawan Muslim tersebut, karena
(sengaja saya pisah di sini karena kalimatnya panjang):
kita tahu pasti bahwa ribuan buku sejarah umat Muhammad telah hilang dan tak bisa ditemukan lagi sekarang, dan
karena kita memiliki dua pernyataan resmi dari pihak penguasa umat Muhammad (‘Abd-Al-Latif dan Jamal ad-Din Al-Qufti) sebelum Bar Hebraeus, yang menulis fakta secara jelas, dan
karena kita bisa melihat bahwa laporan2 resmi ini berasal dari sumber2 tua sebelumnya, yang sudah tidak bisa kita temukan lagi sekarang.


Begitulah keterangan yang ada. Cape deeeh…
User avatar
metheny
Posts: 746
Joined: Tue Feb 26, 2008 3:42 pm
Location: Bantul Prodjotamansari

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by metheny »

MasaIya wrote: Bukan. Maksudnya adalah koleksi buku di Perpustakaan didominasi oleh buku2 theologia Kristen. Di jaman Julius Caesar tentunya tidak demikian.
Nah..pertanyaannya adalah apakah jumlah buku pd masa kedatangan Muslim itu lebih banyak dibanding masa Cesar atau sesudahnya?

Dan jika perpus itu isinya didominasi buku teologia, maka kalau toh pun dibakar Muslim maka tuduhan Muslim membakar buku-buku ilmu pengetahuan yg sangat berguna jelas tidak tepat. Lebih tepatnya Muslim membakar buku teologia yang tidak berguna dlm perkembangan ilmu pengetahuan.

Dan benarkah buku teologia itu sedemikian banyaknya shg baru habis terbakar selama 6 bulan?
Berdasarkan keterangan buku “The Library of Alexandria” oleh Roy MacLeod di atas, dijelaskan bahwa Ibn Al-Qifti dalam bukunya Ta’rikh al-hukama memang mengatakan buku2 itu dipakai sebagai bahan bakar di berbagai tempat mandi umum di Alexandria selama beberapa bulan. Keterangan inilah yang persis dikutip oleh Gregory Bar Hebraeus (Abū'l-Faraj). Hal yang sama juga diterangkan dalam artikel Isya Yusuf yang telah dicantumkan dan diterjemahkan dengan sangat baik oleh Jarum Kudus, tapi sayangnya halaman2 berikutnya tidak disertakan, padahal di situ terdapat banyak keterangan yang menjawab pertanyaan2 mu.

Mari kita simak keterangan dari Isya Yusuf yang tercantum di The American Journal of Semitic Languanges and Literaturs, vol. 27, dari hal. 335 sampai 337. Terjemahan Jarum Kudus saya kutip sekali lagi untuk halaman 335, dan seterusnya saya sambung terjemahannya.
bahasa Indonesianya:

Bar Hebraeus dan Perpustakaan Alexandria
oleh Isya Yusuf

Dalam tulisannya yang berjudul At-Tarih (terbitan tahun 1663, hal. 180), Bar Hebraeus mengatakan bahwa ketika Yahya, sang filsuf Koptik, meminta Umru bin Al-As, penjajah Muslim di Mesir, untuk menyediakan kembali Perpustakaan Besar untuk rakyat, Umru bin Al-As meminta pendapat Umar bin al Khatab, sang Kalifah kedua. Sang Kalifah menyuruhnya untuk menghancurkan Perpustakaan sampai ludes karena buku2nya tidak sesuai dengan Qur’an, dan Qur’an saja sudah cukup, dan tidak perlu ada yang berbeda dengan Qur’an; karena itulah buku2 lain harus dihancurkan.

Meskipun keterangan ini sudah sangat tegas dan jelas dan berasal dari sumber2 yang terpercaya, para budayawan modern menuduhnya palsu dan mengatakan ini sebagai tipudaya Kristen terhadap umat Muhammad, berdasarkan alasan tiada penulis Muslim sebelum Bar Hebraues menulis tentang hal ini. Beberapa dari penyangkal malah menuduh keterangan ini hanyalah karangan Bar Hebraues saja dalam At-tarih, karena tiada sejarawan Kristen yang lain yang menulis kejadian ini.

Bahwa tulisan Bar Hebraeus adalah benar dan berdasarkan pada pernyataan resmi pihak Arab adalah fakta yang telah dibenarkan oleh orang yang dianggap sebagai pemimpin tertinggi dalam umat Muhammad. Saya kutip keterangan dari George Zaidan (Arab Syria), editor dari majalah Cairene bernama Hilal.

Dalam bukunya yang berjudul History of Mohammedan Civilization (Kairo, 1904, vol. III, hal. 41 ff), Pak Zaidan menjelaskan bahwa dia menemukan dua penguasa: yang pertama adalah ‘Abd-Al-Latif dari Baghdad (hal. 41), yang mengunjungi Mesir di abad 6 Hijriah. (catatan kaki: Dia lahir di tahun 557 Hijriah; mati tahun 629 Hijriah. Bar Hebraeus lahir di tahun 622 Hijriah). Tentang kejadian2 sejarah masa lalu dan saat itu di Mesir, dia menjelaskan bahwa Perpustakaan Alexandria dibakar oleh Umru bin Al-As atas perintah Omar. Penguasa Muslim lainnya adalah Jamal ad-Din Al-Kufti, yang adalah seorang wazir dari Aleppo, lahir di Kuft di bagian atas Mesir (Asiut Selatan) di tahun 565 Hijriah, dan mati di tahun 646 Hijriah (keterangan hal. 42). Dalam bukunya yang berjudul Dictionary of Learned Men (Kamus Para Cendekiawan), sebuah naskah di Perpustakaan Hidewi, yang ditulis di tahun 1197 Hijriah, Ibn Al-Kufti menjelaskan bahwa Perpustakaan Alexandria dibakar oleh Umru bin Al-As.
Lho...sekarang begini. Kalau sejarahwan modern menolak namun Zaidan membenarkannya, apakah lalu bisa disimpulkan bhw pembakaran perpus dan buku2 tsb benar-benar terjadi?

Apakah jika sejarahwan sekuler modern menolak namun sejarahwan Muslim membenarkannya lalu bisa dipastikan bhw peristiwa pembakaran tsb benar-benar terjadi?

Dan benarkah jumlah buku tsb bisa dipake sbg bahan bakar utk menghangatkan 1000 pemandian dalam 6 bulan?
Harus pake logika dong...berapa jumlah buku yg diperlukan utk menghangatkan 1000 pemandian selama 6 bulan?
Terjemahan halaman 336:

Mr. Zaidan yakin bahwa laporan dari Bar Hebraeus diambil dari Dictionary of Learned Men oleh Al-Qufti. Perbandingan kedua laporan ini membenarkan pernyataan Mr. Zaidan: Di kedua laporan dinyatakan bahwa Yahya an-Nahwi menyaksikan penjajahan Mesir oleh Amir; dan bahwa Yahya bertemu dengan Amir ibn Al-As sang penakluk; dan Amir menerima Yahya dengan ramah, menghormatinya atas pengetahuannya, dan berteman dengannya; dan Yahya meminta Amir untuk membuka kembali Perpustakaan Kerajaan bagi masyarakat umum; lalu Amir meminta pendapat sang Kalifah; lalu Kalifah memerintahkannya untuk menghancurkan buku2 sampai habis karena Qur’an saja sudahlah cukup; dan bahwa Amir lalu memerintahkan buku2 dibakar di tempat2 pembakaran api di rumah2 mandi Alexandria. Yang meyakinkan adalah fakta bahwa kedua laporan tersebut sama secara harafiah (per huruf). Kesamaan harafiah antara tulisan Al-Qufti dan Bar Hebraeus juga ditemukan di tulisan2 lainnya, dan ini merupakan fakta bahwa buku Ibn al-Qufti Dictionary of Learned Men merupakan salah satu sumber tulisan Bar Hebraeus di bukunya yang berjudul At-tarih.

Mr. Zaidan menelusuri asal-usul tulisan kedua sejarawan Muslim yang berbeda. Dalam buku Al-Fihrist, di bagian berjudul “Philosophers” (Para Filsuf) yang merupakan julukan para pendiri Perpustakaan Kerajaan Alexandria, disebut bahwa tulisan Ishak “History of Greek and Roman Learning” merupakan salah satu sumber keterangan awal tentang Perpustakaan; dan bahwa laporan dalam Al-Fihrist serupa dengan laporan yang terdapat dalam Dictionary of Learned Men. Mr. Zaidan berkesimpulan bahwa Ibn Al-Qufti mengetahui tentang nasib Perpustakaan Kerajaan sebagian dari sumber2 tua yang disebut dalam Al-Fihrist, dan sebagian dari dokumen2 tua Muslim, yang sudah tidak ditemukan lagi, seperti banyak dokumen lainnya yang telah hilang; dan bahwa Abd Al-Latif mendapatkan keterangan dari tulisan2 tua lainnya yang juga sudah tidak bisa kita temukan lagi saat ini.

Apa beberapa alasan untuk mempercayai laporan kedua penulis independen ini. Kedua orang ini merupakan sejarawan ulung, yang juga tepat dalam tulisan2nya; dan mereka menulis kejadian2 di Mesir setelah benar2 tinggal di sana dan melakukan penelitian khusus.
1. Sejarahwan ulung? Lalu mengapa melakukan kesalahan dlm penulisan nama Nahwi dengan Nakhwi( Naqwi)?
2. Mengapa kisah ini baru tiba2 muncul 300-500 tahun kemudian?
terjemahan halaman 337:

Mr. Zaidan menunjukkan kebenaran pernyataan Bar Hebraeus tentang pembakaran Perpustakaan tidak hanya berdasarkan fakta bahwa pernyataan ini berdasarkan dari penguasa Muslim, tapi juga fakta bahwa sejarawan2 Arab mencatat kejadian2 yang sama di negara2 lain yang diserang pasukan Muslim. Contohnya adalah ketika Muslim masuk Persia, jendral Muslim yang menang perang menulis surat kepada Kalifah kedua (Umar), apa yang harus dilakukan terhadap perpustakaan2 di Persia. Sang Kalifah, dikabarkan, memberikan jawaban yang persis sama yang diberikannya pada Amir Ibn al-As tentang Perpustakaan Alexandria – yakni menghancurkan buku2 dengan alasan Qur’an saja sudah cukup. Sekali lagi, laporan2 Arabia dengan tegas menyatakan bahwa kemanapun pasukan Muhammad awal menyerang, mereka selalu membakar semua buku2 yang mereka temui.
Apakah jika kebiasaan membakar perpustakaan (jika itu benar) maka bisa dipastikan bhw Muslim pasti membakar perpus Alexandria?
Sebagian pertanyaanmu sudah dijawab dalam laporan Zaidan di atas. Di halaman 338 terdapat jawaban menarik dari Mr. Zaidan atas pernyataan yang Metheny ajukan di posting terdahulu:

Akhirnya Zaidan berusaha menjawab pertanyaan yang seringkali diajukan para pengritik modern:
Jika umat Muslim benar2 menghancurkan Perpustakaan Alexandria seperti yang dilaporkan oleh Bar Hebraeus, kenapa kejadian ini tidak disebut oleh para sejarawan Muslim di jaman itu?
Jawabannya adalah kejadian ini tidak disinggung oleh sejarawan Muslim di jaman itu, karena kejadian ini dianggap sebagai tindakan memalukan dari seorang Kalifah Islam awal; atau tiadanya laporan adalah karena alasan2 lain yang di saat ini tidak diketahui oleh kita.

Juga perlu ditambahkan bahwa kita sendiri tidak yakin sejarawan2 jaman itu menulis semua hal yang terjadi di jaman awal Islam. Kita pun tak yakin bahwa kejadian pembakaran itu tidak dilaporkan oleh para sejarawan Muslim tersebut, karena
(sengaja saya pisah di sini karena kalimatnya panjang):
kita tahu pasti bahwa ribuan buku sejarah umat Muhammad telah hilang dan tak bisa ditemukan lagi sekarang, dan
karena kita memiliki dua pernyataan resmi dari pihak penguasa umat Muhammad (‘Abd-Al-Latif dan Jamal ad-Din Al-Qufti) sebelum Bar Hebraeus, yang menulis fakta secara jelas, dan
karena kita bisa melihat bahwa laporan2 resmi ini berasal dari sumber2 tua sebelumnya, yang sudah tidak bisa kita temukan lagi sekarang.


Begitulah keterangan yang ada. Cape deeeh…
Anda jangan salah. Para sejarahwan modern menolak krn memang tidak ada catatan awal dari sejarahwan, baik Muslim maupun Kristen atau pun non-Muslim lainnya. Data itu baru tiba2 muncul 300-500 tahun kemudian.

Silahkan anda kutip catatan sejarah awal dari non-Muslim yang mencatat tentang peristiwa pembakaran tsb.
MasaIya
Posts: 241
Joined: Mon Oct 24, 2005 10:06 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by MasaIya »

metheny wrote:http://www.ccel.org/ccel/pearse/morefat ... onicle.htm
Dari tulisan karya John Bishop Nikkiu di atas pun, tidak ada catatan tentang pembakaran perpus Alexandria oleh Muslim, apalagi buku2nya digunakan sbg bahan bakar utk menghangatkan 1000 pemandian selama 6 bulan.
Ini sudah diterangkan oleh Mr. Zaidan di atas:
Juga perlu ditambahkan bahwa kita sendiri tidak yakin sejarawan2 jaman itu menulis semua hal yang terjadi di jaman awal Islam. Kita pun tak yakin bahwa kejadian pembakaran itu tidak dilaporkan oleh para sejarawan Muslim tersebut, karena (sengaja saya pisah di sini karena kalimatnya panjang):
kita tahu pasti bahwa ribuan buku sejarah umat Muhammad telah hilang dan tak bisa ditemukan lagi sekarang, dan
karena kita memiliki dua pernyataan resmi dari pihak penguasa umat Muhammad (‘Abd-Al-Latif dan Jamal ad-Din Al-Qufti) sebelum Bar Hebraeus, yang menulis fakta secara jelas, dan
karena kita bisa melihat bahwa laporan2 resmi ini berasal dari sumber2 tua sebelumnya, yang sudah tidak bisa kita temukan lagi sekarang.


Buku2 kuno hilang itu sudah sering terjadi. Buku Ibn Ishaq yang asli juga tak ada lagi sekarang. Bahkan buku Qur'an asli milik Abu Bakr juga sudah hilang. Begitu pula Qur'an para sahabat Nabi dan pengajar utama Qur'an di jaman Nabi, seperti Abdullah Ibn Mas’ud, Salim (yang terbunuh di perang tahun 633M), Ubayy b. Ka’ab, dan Muadh bin Jabal, juga hilang semua dan tidak ada lagi sekarang. Buku2 Sirat Rasul dari Waqidi juga sudah hilang. Jadi tidak tertutup kemungkinan bahwa sebagian buku Yahya al-Naqwi juga hilang.
MasaIya
Posts: 241
Joined: Mon Oct 24, 2005 10:06 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by MasaIya »

metheny wrote:Nah..pertanyaannya adalah apakah jumlah buku pd masa kedatangan Muslim itu lebih banyak dibanding masa Cesar atau sesudahnya?
Banyak atau tidak, yang jelas dibakar untuk menghangatkan pemandian. Begitu saja keterangan dari Muslim dan non-Muslim.
Dan jika perpus itu isinya didominasi buku teologia, maka kalau toh pun dibakar Muslim maka tuduhan Muslim membakar buku-buku ilmu pengetahuan yg sangat berguna jelas tidak tepat. Lebih tepatnya Muslim membakar buku teologia yang tidak berguna dlm perkembangan ilmu pengetahuan.
Tetap saja Muslim membakar harta milik orang lain, di tanah orang lain. Tidak disebutkan berapa banyak buku sekuler yang dibakar. Apapun isi perpustakaan tersebut, semuanya tentu ludes dibakar Muslim. Ini juga sudah ditegaskan Zaidan:

Sekali lagi, laporan2 Arabia dengan tegas menyatakan bahwa kemanapun pasukan Muhammad awal menyerang, mereka selalu membakar semua buku2 yang mereka temui.
Ini adalah pengakuan Arab Muslim sendiri di jaman itu.
Lho...sekarang begini. Kalau sejarahwan modern menolak namun Zaidan membenarkannya, apakah lalu bisa disimpulkan bhw pembakaran perpus dan buku2 tsb benar-benar terjadi?
Tidak semua sejarawan modern menolak. Buktinya si Isya Yusuf malah membenarkan. Dia kan masih hidup di jaman sekarang. Yang tampak jelas adalah para penulis artikel yang kau cantumkan itu sama2 membuat kesalahan yang sama. Ini tentunya terjadi karena mereka saling contek tulisan mereka sendiri.

Mari kita lihat semua kebobrokan artikel2 rendah mutu yang Anda cantumkan berkali-kali di thread ini:

1. The Burning of the Library of Alexandria by Preston Chesser
Ini kesalahan2 Preston Chesser:
a. Chesser ternyata tidak tahu bahwa Perpustakaan Alexandria ternyata dibakar 3 kali dalam 3 jaman yang berbeda. Mengapa keterangan penting seperti ini bisa luput begitu saja dari matanya? Rabun kali.
b. Dia juga mengira tulisan pembakaran Perpustakaan oleh Muslim dilakukan 300 tahun setelah kejadian:
P Chesser wrote:But these details, from the Caliph's quote to the incredulous six months it supposedly took to burn all the books, weren't written down until 300 years after the fact.
Ini jelas salah. Dalam buku Al-Fihrist, di bagian berjudul “Philosophers” (Para Filsuf) yang merupakan julukan para pendiri Perpustakaan Kerajaan Alexandria, disebut bahwa tulisan Ishak “History of Greek and Roman Learning” merupakan salah satu sumber keterangan awal tentang pembakaran Perpustakaan oleh Muslim. Hunayn ibn Ishaq ini hidup di tahun 809-873. Ini berarti keterangan yang masih ada yang terawal tentang pembakaran Perpustakaan ditulis kira2 170-175 tahun setelah kejadian. Ini kan kira2 rentang waktu yang sama dengan lamanya Hadis sahih disusun setelah Muhammad ko'it.
c. Chesser juga tidak tahu bahwa Bishop Gregory Bar Hebræus bukanlah penulis asli pembakaran Perpustakaan Alexandria.
P Chesser wrote:These facts condemning Omar were written by Bishop Gregory Bar Hebræus, a Christian who spent a great deal of time writing about Moslem atrocities without much historical documentation.
Ketidaktahuan P Chesser sangat parah di sini, sebab begitu banyak buku2 sekuler lain yang sudah menerangkan bahwa Bar Hebræus ternyata mencotek verbatin dari tulisan Al-Qifti!!

2. Wikipedia Indonesia: Perpustakaan Alexandria
http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan_Alexandria
wiki-Indo wrote:Sewaktu bangsa Arab menaklukkan Mesir pada tahun 640, perpustakaan Alexandria kemungkinan sudah tidak ada.
Hahaha... sungguh lucu. Asal njeplak, tanpa mencantumkan sumber apapun. Inilah payahnya wikipedia, sebab SIAPAPUN bisa nulis apapun seenak seleranya.

3. Destruction of the Great Library
http://www.newworldencyclopedia.org/ent ... ia_Library
Ini nih kesalahan2 New World Encyclopedia:
a.
NewWorldEncyclopedia wrote:There are also allegations dating to medieval times that claim that Caliph Umar, during an invasion in the seventh century, ordered the library to be destroyed, but these claims are generally regarded as a Christian attack on Muslims
Penulis artikel ini jelas hanya mengutip atau copas saja tulisan si Chesser atau sejarawan amatir lainnya, tanpa melakukan penelitian menyeluruh terlebih dahulu. Dia tidak tahu bahwa sejarawan Muslim ‘Abd-Al-Latif dan Jamal ad-Din Al-Qifti sudah terlebih dahulu melaporkan tentang pembakaran Perpustakaan Alexandria oleh Muslim.

b.
NewWorldEncyclopedia wrote:Phillip K. Hitti (1970: 166) states that the story "is one of those tales that make good fiction but bad history." He goes on, "the great Ptolemic library was burnt as early as 48 B.C.E. by Julius Ceasar. A later one, referred to as the daughter library, was destroyed about 389 C.E. as a result of an edict by the Emperor Theodosius. At the time of the Arab conquest, therefore, no library of importance existed in Alexandria and no contemporary writer ever brought the charge about Amr or Umar."
Hitti juga ternyata tidak tahu bahwa Perpustakaan dibangun lagi dan masih ada di jaman Amir bin al-As, dan keterangan itu ditulis oleh berbagai sejarawan Muslim dan non-Muslim.

c.
Hitti wrote:no contemporary writer ever brought the charge about Amr or Umar
Siapa bilang begitu? Sejarawan kontemporer Isya Yusuf tidak berpendapat begitu, dan tulisannya masuk ke dalam Jurnal Bahasa Semitik Amerika yang canggih dan berkualitas. Begitu pula sejarawan George Zaidan (Arab Syria), editor dari majalah Cairene bernama Hilal. Belon lagi pengarang buku "The Library of Alexandria" Roy MacLeod. Dianggap sepi saja mereka itu.

d.
NewWorldEncyclopedia wrote:Historian Bernard Lewis (2001: 54) has thus summarized the verdict of modern scholarship on the subject: "Modern research has shown the story to be completely unfounded. None of the early chronicles, not even the Christian ones, make any reference to this tale, which is mentioned in the thirteenth century, and in any case the great library of Serapenum had already been destroyed in internal dissensions before the coming of the Arabs."
Bernard Lewis yang biasanya cerdas pun ternyata jeblog parah dalam kasus ini. Dia sama sekali tidak menyebut laporan dari Hunain ibn Ishaq (non-Muslim), dan juga kemungkinan yang diajukan Mr. Zaidan bahwa banyak literatur kuno yang memang hilang dibakar, atau hancur. Jika Qur'an yang asli saja bisa hilang, apalagi tulisan2 manusia biasa, bukan?

4. English Wikipedia: Library of Alexandria
http://en.wikipedia.org/wiki/Library_of ... est_in_642
Bernard Lewis wrote:More recently, in 1990, Middle East scholar Bernard Lewis argued that the original account may not be true, but that it survived over time because it was a useful account for the great twelfth century Kurdish Muslim Sultan of Egypt and Syria, Saladin who found it necessary to break up the Fatimid caliphate's collection of heretical Isma'ili texts in Cairo following his restoration of Sunnism to Egypt. Lewis proposes that the story of the caliph Umar's support of a library's destruction may have made Saladin's actions seem more acceptable to his people.
Teori ini sangat lemah. Bakar perpustakaan kafir sudah menjadi tradisi Islam, ke manapun tentara Muslim menyerang. Semua perpustakaan2 Persia juga habis dibakar oleh si Umar, dan tak ada Muslim manapun yang protes karena sudah membudaya dalam dunia umat Muslim saat itu. Mengapa sekarang Saladin musti mengarang cerita bohong bahwa Umar membakar Perpustakaan Alexandria agar tindakannya membakar perpustakaan yang lain bisa diterima umat Muslim di Mesir? Ini sangat tak masuk akal. Yang dibakar Saladin adalah tulisan2 Islam, agamanya sendiri, sedangkan yang dibakar Umar adalah tulisan2 kafir. Mana nih yang lebih berdosa di mata Allah SWT?

Rata2 semua artikel yang kamu ajukan bernada sama, membuat kesalahan yang sama, mengajukan teori yang sama, dan tidak banyak menambahkan keterangan2 baru. Inilah sebabnya saya yakin mereka hanyalah saling contek saja, dan lupa menyelidiki laporan2 dari Joel L. Kramer, Roy MacLeod, G. Furlani, M. Meyerhof, L. Cheikho, George Zaidan yang menyelusuri terjadinya kesalahan pencatatan tahun masa Yahya al-Nahwi sewaktu bukunya yang berbahasa Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Syria. Mereka menelusuri dari mana sejarawan Gregory Bar Hebraeus (Abū'l-Faraj) mendapatkan keterangan tentang Pembakaran Perpustakaan. Lalu dari mana sumber tulisan ‘Abd-Al-Latif dan Jamal ad-Din Al-Qufti tentang Pembakaran Perpustakaan. Semua laporan mereka sudah menjawab berbagai sangkalan dalam artikel2 yang kamu cantumkan di thread ini.
Apakah jika sejarahwan sekuler modern menolak namun sejarahwan Muslim membenarkannya lalu bisa dipastikan bhw peristiwa pembakaran tsb benar-benar terjadi?
Ini juga sudah dijawab.
Dan benarkah jumlah buku tsb bisa dipake sbg bahan bakar utk menghangatkan 1000 pemandian dalam 6 bulan?
Harus pake logika dong...berapa jumlah buku yg diperlukan utk menghangatkan 1000 pemandian selama 6 bulan?
Saya perkirakan ini tentunya gabungan dari buku2 di seluruh perpustakaan di Alexandria, dan bukan 1 perpustakaan saja. Terdapat beberapa perpustakaan lain di Alexandria, seperti perpustakaan milik Kuil Serapeum dan perpustakaan Kuil Cesarion. Andakata semua buku dikumpulkan dari berbagai perpustakaan tersebut, bisa jadi jumlahnya jadi berjuta-juta dan tentunya memakan banyak waktu untuk membakar semuanya. Juga tempat mandi Alexandria tentunya tidak harus terus-menerus dipanaskan setiap saat, mengingat Alexandria terletak di gurun pasir Sahara yang sudah sangat panas.
1. Sejarahwan ulung? Lalu mengapa melakukan kesalahan dlm penulisan nama Nahwi dengan Nakhwi( Naqwi)?
2. Mengapa kisah ini baru tiba2 muncul 300-500 tahun kemudian?
Apakah jika kebiasaan membakar perpustakaan (jika itu benar) maka bisa dipastikan bhw Muslim pasti membakar perpus Alexandria?
Silahkan anda kutip catatan sejarah awal dari non-Muslim yang mencatat tentang peristiwa pembakaran tsb.
Ini juga sudah dijawab. Capek deeeh...
MasaIya
Posts: 241
Joined: Mon Oct 24, 2005 10:06 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by MasaIya »

Bro Jarum Kudus ke mana sih? Saya permisi menjawab posting metheny.
Jarum_Kudus wrote:Mana ada kafir yang tinggal di Medinah dan Mekkah setelah Nabi berkuasa di seluruh Jazirah Arabia? Semua Yahudi diusir Umar dari Jazirah Arabia sesuai dengan pesan Nabi sebelum mati. Semua Yahudi Qurayza, Nadir, Qaynuqa di Yahtrib diusir dan dibantai Muhammad setelah Hijrah. Dua tahun setelah futu Mekah, Muhammad mengirim si Umar dan Abu Bakr untuk mengancam pagan Quraish memeluk Islam, lengkap dengan ayat Q 9:5. Rupanya kamu memang kurang pengetahuan tentang sejarah Islam. Makanya jangan ngamen doank main gitar temuan kafir. Pake rebana dan bedug aja, biar lebih Islamiah.
Metheny wrote:Anda jangan merubah fokus pertanyaan saya dong. Apakah semua orang kafir di Mekah dan Madinah semasa Muhammad dibunuh dan dijarah?
Iya. Tuh kan jawaban saya udah jelas banget nih. Iya, metheny, semua kafir Mekah dan Medinah ada yang dibunuh, dibantai massal, dijarah, diusir, atau dipaksa masuk Islam. Jelas bukan?
metheny wrote:Dan kebiasaan netter FFI adalah mencomot 1 ayat dan meninggalkan ayat lain shg konteks ayat tsb menjadi hilang. At Taubah ayat 5 adalah ayat favorit anak FFI, namun meninggalkan ayat lainnya. Coba dibaca QS 9:3-6 sebaik-baiknya...
Isinya yang tetap sama saja: Q 9:5 adalah ayat pemaksaan agama Islam terhadap kafir. Lihat saja tafsir Qur'an dan asbabun nuzul jika kamu tak percaya.
metheny wrote:Dan benarkah semua orang kafir diusir dari jazirah Arab? Kok nyatanya masih ada orang Kristen Ortodox Syria?

Gak ada lagi kafir di Hijaz setelah Muhammad mengumumkan pengusiran Yahudi. Syria itu bukan termasuk Jazirah Arab, lho. Syria juga saat itu belum dikuasai Muhammad.
Itulah kekonyolan FFI. Al Qifti hanya sekedar mendengar cerita 500 tahun sebelumnya. Dan itu sendiri diakui dengan jujur oleh Al Qifti.
Sama dunk dengan kamu dan Islam. Kamu pun hanya sekedar mendengar cerita 1400 tahun sebelumnya. Dan ini pun diakui dengan jujur oleh mu.
Justru itu menunjukkan bhw Mushaf Mesir itu buat utk mengembalikan bacaan Qur'an sesuai dengan bacaan mushaf Utsmani.
Maka itu, silahkan tunjukkan bedanya BACAAN (BUNYI) dari mushaf Mesir dengan Mushaf Utsmani.
Masalahnya adalah bagaimana mungkin ini bisa dilakukan jikalau Mushaf Usmani ternyata sudah berbeda dengan isi Qur'an sekarang. Mushaf Usmani pun berbeda dengan berbagai Qur'an lebih awal. Jadi gimana kita bisa tahu bahwa Qur'an punya Usman lebih benar dibandingkan Qur'an milik Abu Bakr, Zayd, Aisyah (yang banyak protes atas versi Qur'an karangan Umar).
Muslim itu punya standar dalam penyusunan Qur'an. Mushaf Utsmani itu bukan kerja Utsman seorang diri, tetapi kerja yg melibatkan banyak sahabat Muhammad lainnya, tmsk Zaid bin Tsabit yg memang mjd "sekretaris" Muhammad.
Zaid-lah yang pertama-tama mengumpulkan Qur'an untuk Abu Bakr, tapi Qur'an Abu Bakr berbeda dengan Qur'an yang nantinya disusun kembali oleh Usman. Maka dari itulah muncul banyak keluhan jumlah Qur'an banyak berkurang.
Baca lagi bantahan ttg hal tsb : http://mrdnet.110mb.com/ffi/sjarahq2.htm
Ya ampun, kamu pake tulisan si faiz untuk jadi referensi melawan laporan2 literatur Islam yang paling asli? Jangan salahkan Muslim murtad yang lebih percaya pada tulisan2 Suyuti, Waqidi, Ibn Kathir, dll daripada tulisan faiz. Faiz ini dulu sudah menyatakan bahwa Islam melarang Muslim memperkosa budak2/tawanan2 perang wanita. Ini saja sudah menyalahi pesan Qur'an di Q 23:5,6 dan Q 70:29,30. Lagipula lihat jawabannya sendiri terhadap berbagai persoalah kontradiktif dalam penulisan Qur'an:
faiz wrote:Jawaban dari tuduhan ini adalah bahwa hadits yang pertama telah dikategorikan sebagai hadits dhoif ...
Dari penjelasan mengenai kredibilitas tiga mata rantai sanad saja hadits ini mempunyai kelemahan yang amat besar
Bukankah ini memang sudah jadi "SENJATA" Muslim dalam menghadapi 'kesalahan2' Qur'an dan hadis? Anggap saja dhoif, tak lengkap, palsu, malah Bukhari, Ibn Ishaq, Tabari semuanya dituduh kafir pula.
faiz wrote:Mengenai kesaksian mengenai dua surat yang tercecer di Mushaf Abu Musa, Ibnu Abbas, dan Ubay bin Ka'ab tidak pernah mereka sebut sebagai bagian dari Al Quran
Hahahahiih... sejak kapan Sura tidak dianggap jadi bagian dari Al-Qur'an?
Makanya pake logika yg sederhana....Mushaf Utsmani itu ditulis jauh sebelum imam suyuthi.
Hadis-hadis yg benar-benar mutawatir tentu saja masih bisa digunakan dlm konteks bacaan Qur'an.
Hadis2 sahih juga banyak yang melaporkan Aisyah mengedit Qur'an, Sura ini dan itu hilang, Usman membakar Qur'an2 yang lebih asli, dll. Tanpa Suyuthi sekalipun tetap tampak jelas ada begitu banyak masalah dalam penyusunan Qur'an.
Justru itu menunjukkan bhw Muhammad serius utk membakukan dan membukukan Qur'an scr benar, sehingga urutan pun diperhatikan Muhammad. Kalau dibiarin begitu saja...maka semua orang bisa bikin Qur'an versi mereka sendiri....paham?
Muhammad tidak pernah berminat membukukan Qur'an sama sekali. Jarum_Kudus sudah menjawabnya dengan tepat. Tiada satu pun keterangan yang menyatakan Muhammad serius untuk membukukan Qur'an. Justru yang terjadi adalah sebaliknya. Muhammad mengimlakan ayat2 Qur'an dan Sura yang berbeda satu sama lain bagi setiap juru tulisnya. Masing2 juru tulis punya versi Qur'an yang berbeda dengan juru tulis lainnya. Makanya akhirnya Muslim kebingungan dan saling bunuh. Usman juga dibantai Muslim gara2 membakar Qur'an, mayatnya tidak boleh dikuburkan di kuburan Muslim, sehingga terpaksa dikubur di kuburan Yahudi. Memalukan ya?
User avatar
metheny
Posts: 746
Joined: Tue Feb 26, 2008 3:42 pm
Location: Bantul Prodjotamansari

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by metheny »

MasaIya wrote: Banyak atau tidak, yang jelas dibakar untuk menghangatkan pemandian. Begitu saja keterangan

dari Muslim dan non-Muslim.
Keterangannya tidak cukup sampai disitu. Tetapi menghangatkan banyak tempat pemandian selama 6 bulan.
Tetap saja Muslim membakar harta milik orang lain, di tanah orang lain. Tidak disebutkan berapa banyak buku sekuler yang dibakar. Apapun isi perpustakaan tersebut, semuanya tentu ludes dibakar Muslim. Ini juga sudah ditegaskan Zaidan:

Sekali lagi, laporan2 Arabia dengan tegas menyatakan bahwa kemanapun pasukan Muhammad awal menyerang, mereka selalu membakar semua buku2 yang mereka temui.
Ini adalah pengakuan Arab Muslim sendiri di jaman itu.
Kebiasaan tidak bisa dipakai utk memastikan. Yang bisa memastikan adalah data atau bukti yg berkaitan.
Tidak semua sejarawan modern menolak. Buktinya si Isya Yusuf malah membenarkan. Dia kan masih hidup di jaman sekarang. Yang tampak jelas adalah para penulis artikel yang kau cantumkan itu sama2 membuat kesalahan yang sama. Ini tentunya terjadi karena mereka saling contek tulisan mereka sendiri.

Mari kita lihat semua kebobrokan artikel2 rendah mutu yang Anda cantumkan berkali-kali di thread ini:

.....

Rata2 semua artikel yang kamu ajukan bernada sama, membuat kesalahan yang sama, mengajukan teori yang sama, dan tidak banyak menambahkan keterangan2 baru. Inilah sebabnya saya yakin mereka hanyalah saling contek saja, dan lupa menyelidiki laporan2 dari Joel L. Kramer, Roy MacLeod, G. Furlani, M. Meyerhof, L. Cheikho, George Zaidan yang menyelusuri terjadinya kesalahan pencatatan tahun masa Yahya al-Nahwi sewaktu bukunya yang berbahasa Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Syria. Mereka menelusuri dari mana sejarawan Gregory Bar Hebraeus (Abu'l-Faraj) mendapatkan keterangan tentang Pembakaran Perpustakaan. Lalu dari mana sumber tulisan ‘Abd-Al-Latif dan Jamal ad-Din Al-Qufti tentang Pembakaran Perpustakaan. Semua laporan mereka sudah menjawab berbagai sangkalan dalam artikel2 yang
kamu cantumkan di thread ini.
..saya potong utk menghemat tempat...bisa dibaca pd posting sebelumnya..

Coba kita simak beberapa sumber lain.

Image
Dapat kita lihat bhw Origenia octava: Origene a la tradizione Alessandrina hal 124 pada footnote menyatakan bhw peristiwa pembakaran tsb itu ndak bisa dipercaya krn beberapa hal:
1. Amr bin Ash tidak perlu konsultasi kpd Umar utk mengambil keputusan dlm hal ini.
2. Amr bin Ash adalah orang terpelajar, bahkan ikut berperan dlm menterjemahkan Injil ke dlm bhs Arab.
3. Krn koleksi tsb kebanyakan dibuat dari vellum yg tdk mudah terbakar, shg tdk mungkin menjadi bahan bakar.

Image
Dikutip dari buku Books on fire: the destruction of libraries throughout history hal 22
Tampak kalkulasi bhw utk menghangatkan sekian pemandian dlm 6 bulan maka paling tidak butuh 14 juta buku bahkan tembus 72 juta buku.

Image
Image
Dikutip dr Encyclopedia of library history hal 21..
Disitu malah dikatakan bhw perpustakaan telah dihancurkan oleh orang2 Kristen 300 tahun sebelum kedatangan Amr Bin Ash. Jadi ketika Amr datang, perpus tsb sudah ndak ada lagi.

Image
Dikutip dr A history of African Higher Education from antiquity to the present hal 51

Dikatakan bhw memang ada perdebatan sejak lama apakah perpus tsb masih ada ketika Muslim datang ke Alexandria. Zaidan adalah salah satu orang yg berpendapat bhw perpus tsb masih ada ketika Amr masuk Mesir.
saya perkirakan ini tentunya gabungan dari buku2 di seluruh perpustakaan di Alexandria, dan bukan 1 perpustakaan saja. Terdapat beberapa perpustakaan lain di Alexandria, seperti perpustakaan milik Kuil Serapeum dan perpustakaan Kuil Cesarion. Andakata semua buku dikumpulkan dari berbagai perpustakaan tersebut, bisa jadi jumlahnya jadi berjuta-juta dan tentunya memakan banyak waktu untuk membakar semuanya. Juga tempat mandi Alexandria tentunya tidak harus terus-menerus dipanaskan setiap saat, mengingat Alexandria terletak di gurun pasir Sahara yang sudah sangat panas.
1. Gabungan seluruh perpustakaan di Alexandria? Mana referensinya? Kok bisa2nya anda mengira-ngira?
2. Berapa kali dlm satu hari pemandian itu dipanaskan? Coba anda kalkulasi...berapa jumlah buku yg dibakar.


Sekali lagi perlu diingat, sumber yang tertua adalah tulisan Al-Qifti sekitar 300-an tahun setelah kejadian, Al Qifti sendiri tidak pernah menyebutkan sumber data tentang peristiwa tsb, yang menjadi sandaran bagi tulisan Qifti hanyalah cerita yang didengarnya 300 tahun setelah kejadian....tanpa narasumber yg jelas.

http://www.nybooks.com/articles/3517
An Egyptian scholar, Ibn al-Qifti, wrote a history of learned men in about 1227, and includes a biography of John the Grammarian in the course of which he tells the story on which the legend is based. His narrative ends:
"I was told the number of bathhouses that existed at that time, but I have forgotten it. It is said that they were heated for six months. Listen to this story and wonder!"

Dalam Al-Fihrist karya Al-Nadim pun tdk terdapat soal pembakaran perpus

http://www.kroraina.com/arab/an/index.html
http://www.kroraina.com/arab/an/an_7_1.htm

Al Nadim- The Fihrist

...
Account of Yah?ya al-Nah?wi

Yah?ya was a pupil of Sawari [169] and a bishop over some of the churches of Egypt, upholding the Christian sect of the Jacobites. Then he renounced what the Christians believe about the Trinity, so that the bishops assembled and debated with him. As he got the better of them, they conciliated him, treating him courteously and asking him to

relinquish his point of view and to abandon his declarations. [170] As, however, he maintained his position, refusing to back down, they deposed him. He lived until Egypt was invaded by ‘Amr ibn al-’As?, who, when he went to him, honored him and found a position for him.


He also had some explanations of some of Galen’s books on medicine, which we shall mention when we give an account of Galen. In the fourth section of his commentary on Natural Hearing [Physica auscultatio], [173] in the statement about time, Yah?ya al-Nah?wi mentioned a comparison, saying, “Like this year of ours, which is the three hundred and forty-third Coptic year of Diocletian.” This indicates that between us and Yah?ya al-Nah?wi there are more than three hundred years. It is reasonable to suppose that the writing of the commentary on this book was at the beginning of his life, because he lived during the days of ‘Amr ibn al-‘As?.


Nah..dalam Al Fihrist bab Philosopher pun Al Nadim tdk mengatakan adanya pembakaran perpustakaan Alexandria. Tentang kutipan dari Hunayn Ibn Ishaq, Al Nadim juga tidak mengutip keterangan dari Hunayn tentang pembakaran perpus tsb.

Jadi cuma bergantung dari data yg dipake Al-Qifti apakah valid atau tidak. Kalau sekedar cerita anda percayai ya silahkan..
MasaIya
Posts: 241
Joined: Mon Oct 24, 2005 10:06 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by MasaIya »

metheny wrote:Keterangannya tidak cukup sampai disitu. Tetapi menghangatkan banyak tempat pemandian selama 6 bulan.
Tidak ada perintah dari Amir bin Al-As bahwa pemandian2 tersebut harus HANYA menggunakan semua buku2 perpustakaan saja sebagai bahan bakar di tempat2 pemandian. Amirbin Al-As hanya memerintahkan buku2 ini dibakar sebagai bahan bakar, tanpa ada batasan waktu, tanpa ada persyaratan lain. Tiadanya batasan2 apapun inilah yang menyebabkan lamanya pembakaran.
Kebiasaan tidak bisa dipakai utk memastikan. Yang bisa memastikan adalah data atau bukti yg berkaitan.
Bukti yang kita miliki juga terbatas. Yang pasti Muslim memang tidak suka akan buku2 kafir dan kebiasaannya memang membakar buku2 kafir setelah menjajah tanah kafir. Muhammad kan juga senang tuh bakar kafir, bakar tempat ibadah kafir, bakar perkebunan2 kafir. Memang sudah jadi tradisi Islam untuk bakar segala yang tidak mereka sukai akan kafir.
Dapat kita lihat bhw Origenia octava: Origene a la tradizione Alessandrina hal 124 pada footnote menyatakan bhw peristiwa pembakaran tsb itu ndak bisa dipercaya krn beberapa hal:
1. Amr bin Ash tidak perlu konsultasi kpd Umar utk mengambil keputusan dlm hal ini.
Lhah, kok bisa ambil kesimpulan begitu? Jika jendral Muslim Saad Ibn Abi Waqqas musti minta pendapat Kalifah Umar terlebih dahulu sebelum menghancurkan semua buku2 di berbagai perpustakaan Persia, mengapa kok Amir bin Al-As tidak perlu konsultasi terlebih dahulu?
2. Amr bin Ash adalah orang terpelajar, bahkan ikut berperan dlm menterjemahkan Injil ke dlm bhs Arab.
Wah, baru denger nih. Mana sih Injil yang diterjemahkan Amir? Pengen lihat gw.
3. Krn koleksi tsb kebanyakan dibuat dari vellum yg tdk mudah terbakar, shg tdk mungkin menjadi bahan bakar.
Amir bin Al-As tidak pernah memerintahkan bahwa tempat2 pemandian harus menggunakan buku2 tersebut saja sebagai bahan bakar satu2nya. Justru karena vellum tidak mudah terbakar, tentu saja bahan bakar utama lainnya seperti kayu tetap digunakan. Karena bahan bakar utama bukanlah buku, ya tentu saja pembakaran bisa berlangsung lama sekali.
Tampak kalkulasi bhw utk menghangatkan sekian pemandian dlm 6 bulan maka paling tidak butuh 14 juta buku bahkan tembus 72 juta buku.
Hanya asumsi belaka tanpa bukti apapun. Denah atau contoh tempat pemandian saja tidak bisa dicantumkannya, kok bisa2nya ngitung2 sendiri. Berdasarkan alasan apa kalkulasi itu dihitung sedangkan contoh tempat pemandiannya saja tidak ada lagi.
Disitu malah dikatakan bhw perpustakaan telah dihancurkan oleh orang2 Kristen 300 tahun sebelum kedatangan Amr Bin Ash. Jadi ketika Amr datang, perpus tsb sudah ndak ada lagi.
Ini juga sudah dibantah di buku The Library of Alexandria yang telah saya cantumkan sebelumnya. Di situ dijelaskan ada tiga kali pembakaran Perpustakaan Alexandria dalam tiga kurun waktu yang berbeda-beda.
1. Gabungan seluruh perpustakaan di Alexandria? Mana referensinya? Kok bisa2nya anda mengira-ngira?
Tentu saja besar kemungkinan seperti itu. Mengapa tidak?
2. Berapa kali dlm satu hari pemandian itu dipanaskan? Coba anda kalkulasi...berapa jumlah buku yg dibakar.
Kita semua tidak bisa tahu akan hal ini, sebab pemandiannya saja sudah tidak ada. Makanya, referensi perhitungan jumlah buku yang kamu ajukan sungguh tak berdasar sama sekali, sebab gimana bisa menghitung-hitung seperti itu jika contoh tempat permandiannya saja sudah tidak ada? Konyol sekali.
Sekali lagi perlu diingat, sumber yang tertua adalah tulisan Al-Qifti sekitar 300-an tahun setelah kejadian, Al Qifti sendiri tidak pernah menyebutkan sumber data tentang peristiwa tsb, yang menjadi sandaran bagi tulisan Qifti hanyalah cerita yang didengarnya 300 tahun setelah kejadian....tanpa narasumber yg jelas.
Sudah dijawab.
Dalam Al-Fihrist karya Al-Nadim pun tdk terdapat soal pembakaran perpus
Memang tidak, tapi Al Nadim mengakui ada pendeta Koptik bernama Yahya yang bertemu dengan Amir bin Al-As, dan ini menurut pengakuan Muslim sendiri.
Jadi cuma bergantung dari data yg dipake Al-Qifti apakah valid atau tidak. Kalau sekedar cerita anda percayai ya silahkan..
Al-Qifti bukan satu2nya sejarawan Muslim yang membenarkan keterangan Muslim membakar perpustakaan Alexandria, tapi Abdul Al-Latif juga mengatakan begitu. Ini fakta yang sukar dibantah Muslim manapun di jaman sekarang. Jika yang ngomong adalah kafir, maka tentunya Muslim dengan mudah menyangkal tuduhan. Tapi ternyata laporan pembakaran Perpustakaan Alexandria berasal dari pihak sejarawan terkemuka Muslim sendiri. Gimana Muslim bisa membantah?
User avatar
metheny
Posts: 746
Joined: Tue Feb 26, 2008 3:42 pm
Location: Bantul Prodjotamansari

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by metheny »

MasaIya wrote:Saya ingin membantu bang Jarum Kudus dalam menghadapi penyangkalan Metheny tentang Umar membakar Perpustakaan Alexandria.

Pertama, jika Perpustakaan Alexandria telah dibakar habis di jaman Julius Caesar di tahun 48 SM, tentunya Perpustakaan yang sudah tidak ada tersebut tidak bisa dibakar lagi oleh Theodosius di tahun 391 M dan oleh Umar di tahun 642 M. Kemungkinan yang masuk akal adalah terjadi tiga kali pembakaran:
1. Pembakaran pertama dilakukan oleh Julius Caesar secara tak sengaja di tahun 48 SM. Banyak bagian Perpustakaan yang rusak, tapi ada yang tersisa. Perpustakaan itu kemudian dibangun lagi.
2. Pembakaran kedua dilakukan oleh Kaisar Theodosius di tahun 391 M, tapi tidak seluruh Perpustakaan hancur dan masih ada yang tersisa.
3. Pembakaran ketiga diperintahkan oleh Umar, Kalifah kedua Islam pada Amr ibn al 'Aas, di tahun 642 M.

Keterangan saya ditunjang pula oleh keterangan sejarah dari buku “The Library of Alexandria” oleh Roy MacLeod. Lihat keterangannya di bawah ini:

Image

Kotak Biru pertama adalah Pembakaran Perpustakaan Alexandria ke II (391 M) oleh Kaisar Romawi Theodosius. Terjemahan kotak biru 1 dan 2 adalah sebagai berikut:
----------------------------------------------------
Tidak jelas kerusakan yang diakibatkan pada Perpustakaan, atau apa yang masih tersisa dari Meseum, ketika Caracalla menyerang kota itu di abad ke 3 Masehi; tidak juga jelas berapa besar kerusakan yang disebabkan penjarahan yang diperintahkan Kaisar Theodosius dan Ketua Gereja Theopilus, yang membujuk para diktator untuk mengenyahkan gagasan2 dengan cara membakar buku, terutama buku2 Serapeion, di tahun 391 M. Tokoh terakhir terkenal yang berhubungan dengan Perpustakaan ini adalah Theon, ahli matematika, yang dikenal sebagai martir dari Hypatia, yang penelitian pribadinya tentang geometry dan musik membuatnya dituduh umat Kristen sebagai orang bid’ah. Sisa2 kejayaan Alexandria dan Perpustakaannya, jadi korban persaingan antara penguasa, dan penjajahan Arab di tahun 641 M.

Di tahun itu, 20 tahun setelah Hijra, Amir Ibn al-As menguasai kota Alexandria. Dikatakan bahwa dia mendapatkan Perpustakaan tidak dalam kondisi yang sebelumnya.
.....


Dari terjemahan ini saja tampak bhw Amr bin 'As hanya menjumpai sisa-sisa kejayaan perpus ini. Ini artinya, kalau toh pun ada koleksinya maka pasti hanya tinggal sedikit. Hal ini didukung tulisan Roy sendiri dlm buku yg sama...artikel yg sama.

Image

Roy sendiri tidak bisa memastikan apakah peristiwa ini cuma mitos atau fakta. Dikatakan bhw Great Library sudah terbakar pd th 48, sementara Kuil Serapium dan Museum dihancurkan pd masa Theodosius th 391. Lalu apa yang bisa dibakar oleh Muslim jika semuanya sudah lenyap 300 thn sebelumnya?

The Library of Alexandria Oleh Kelly Trumble,Robina MacIntyre Marshall
Image

Bab 9 hal 48..
Image

Kisah pembakaran perpus oleh Muslim dianggap aneh, bagaimana mungkin perpustakaan yang sudah lenyap 300 tahun sebelumnya bisa dihancurkan Muslim?

Alasan pembenar dari FFI hanya satu:
Kabar tersebut datang dari pihak Muslim sendiri.
Apakah alasan seperti ini bisa diterima secara ilmiah???
Apalagi Al Qifti bukanlah saksi mata. Al Qifti jelas2 mengakui bhw dia hanya mendengar kabar. Bukan mengutip tulisan dari Muslim sebelumnya.

Sementara kejanggalan lain tidak pernah diperhatikan (spt tertulis dlm artikel yg saya cantumkan sebelumnya)
1. Apakah mungkin sisa koleksi bisa digunakan sebagai bahan bakar utk menghangatkan pemandian selama 6 bulan?
2. Apakah mungkin koleksi yg tidak mudah terbakar dijadikan sebagai BAHAN BAKAR?

Dan terakhir...
Jika sisa koleksi itu memang dibakar oleh Amr bin Ash dan pasukannya, lalu mengapa menyalahkan Muslim yg hanya membakar sisa? Mengapa tidak menyalahkan orang Kristen atau orang pagan Romawi yang justru melenyapkan hampir semua koleksi tersebut?
ICU
Posts: 858
Joined: Thu Jan 22, 2009 8:33 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by ICU »

metheny wrote:Bab 9 hal 48..
Image
Hoax bin lebay tuh. Serapeum aja tidak jelas masih ada atau tidak di jaman itu.
http://www.bede.org.uk/library.htm
The verdict on Theophilus

It is hard enough to establish beyond doubt that there was a library in the Serapeum at all but if there was, Ammianus makes clear that it was no longer there by the mid-fourth century. This is confirmed by the silence of all the sources, including one that would be keen to report Christian atrocities, for the destruction of the temple in 391AD. Note that this is not an 'argument from silence' because there is no reason at all to expect a mention of books in the Serapeum when it was demolished. An invalid 'argument from silence' is when we claim something that is not mentioned did not happen, even though other evidence suggests it did. There is no positive evidence for the existence of the library and instead near conclusive eye witness evidence against.

The story that Theophilus destroyed a library is clearly a fiction that we can very precisely lay at the door of Edward Gibbon. It is in his monumental Decline and Fall of the Roman Empire that we first find the allegation made. Gibbon seems mainly concerned to clear the Arabs of the responsibility of destroying the library and allows his marked anti-Christian prejudice to cloud his better judgement. His excellent footnotes show he had exactly the same sources as we do but drew the wrong conclusions. The story has recently been popularised by Carl Sagan who includes it in Cosmos. He spices the story up with a role for the murdered philosopher Hypatia, even though there is no evidence connecting her to the library at all.

Kisah pembakaran perpus oleh Muslim dianggap aneh, bagaimana mungkin perpustakaan yang sudah lenyap 300 tahun sebelumnya bisa dihancurkan Muslim?
Alasan pembenar dari FFI hanya satu:
Kabar tersebut datang dari pihak Muslim sendiri.
Apakah alasan seperti ini bisa diterima secara ilmiah???
Apalagi Al Qifti bukanlah saksi mata. Al Qifti jelas2 mengakui bhw dia hanya mendengar kabar. Bukan mengutip tulisan dari Muslim sebelumnya.
Tapi gak ada Muslim yang protes selama berabad-abad atas laporan Al Qifti. Baru di abad ke 20 inilah para kafir mempermasalahkannya. Jika memang benar tak terjadi, mengapa selama berabad-abad dunia Kristen and Muslim tidak mempermasalahkan laporan Al Qifti?
Sementara kejanggalan lain tidak pernah diperhatikan (spt tertulis dlm artikel yg saya cantumkan sebelumnya)
1. Apakah mungkin sisa koleksi bisa digunakan sebagai bahan bakar utk menghangatkan pemandian selama 6 bulan?
2. Apakah mungkin koleksi yg tidak mudah terbakar dijadikan sebagai BAHAN BAKAR?
Saya rasa sih mungkin saja.
Dan terakhir...
Jika sisa koleksi itu memang dibakar oleh Amr bin Ash dan pasukannya, lalu mengapa menyalahkan Muslim yg hanya membakar sisa? Mengapa tidak menyalahkan orang Kristen atau orang pagan Romawi yang justru melenyapkan hampir semua koleksi tersebut?
Apakah benar yang disalahkan hanya Muslim saja? Kan banyak tuh yang menyalahkan Caesar juga. Jikalau pun pihak Kristen membakar perpus tsb. maka jelas pihak Kristen juga salah dan tidak akan ada pembenaran akan hal ini melalui doktrin Kristen. Perbedaan antara Kristen dan Islam adalah ajaran Kristen tidak memerintahkan perbuatan seperti itu, sedangkan Islam memang mengajarkan umat Muslim untuk menghancurkan budaya kafir.
User avatar
metheny
Posts: 746
Joined: Tue Feb 26, 2008 3:42 pm
Location: Bantul Prodjotamansari

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by metheny »

ICU wrote: Hoax bin lebay tuh. Serapeum aja tidak jelas masih ada atau tidak di jaman itu.
Berarti tulisan Roy MacLeod juga hoax juga dong....wong dia juga nulis hal yg sama.

http://www.bede.org.uk/library.htm
The verdict on Theophilus

It is hard enough to establish beyond doubt that there was a library in the Serapeum at all but if there was, Ammianus makes clear that it was no longer there by the mid-fourth century. This is confirmed by the silence of all the sources, including one that would be keen to report Christian atrocities, for the destruction of the temple in 391AD. Note that this is not an 'argument from silence' because there is no reason at all to expect a mention of books in the Serapeum when it was demolished. An invalid 'argument from silence' is when we claim something that is not mentioned did not happen, even though other evidence suggests it did. There is no positive evidence for the existence of the library and instead near conclusive eye witness evidence against.

The story that Theophilus destroyed a library is clearly a fiction that we can very precisely lay at the door of Edward Gibbon. It is in his monumental Decline and Fall of the Roman Empire that we first find the allegation made. Gibbon seems mainly concerned to clear the Arabs of the responsibility of destroying the library and allows his marked anti-Christian prejudice to cloud his better judgement. His excellent footnotes show he had exactly the same sources as we do but drew the wrong conclusions. The story has recently been popularised by Carl Sagan who includes it in Cosmos. He spices the story up with a role for the murdered philosopher Hypatia, even though there is no evidence connecting her to the library at all.
Nah jika anda berpegang pd tulisan di atas...lalu bagian mana yg dirusak oleh Muslim?
Tapi gak ada Muslim yang protes selama berabad-abad atas laporan Al Qifti. Baru di abad ke 20 inilah para kafir mempermasalahkannya. Jika memang benar tak terjadi, mengapa selama berabad-abad dunia Kristen and Muslim tidak mempermasalahkan laporan Al Qifti?
Itu bukan bukti bhw apa yg dikatakan Al Qifti itu pasti benar. Apalagi jika anda bilang bhw Serapium sendiri sudah tidak ada jaman Theopillus= 300 tahun sebelum kedatangan Amr Bin Ash. Lalu apa yg dibakar?
Saya rasa sih mungkin saja.
Logikanya gimana coba....jangan hanya bilang mungkin.
Apakah benar yang disalahkan hanya Muslim saja? Kan banyak tuh yang menyalahkan Caesar juga. Jikalau pun pihak Kristen membakar perpus tsb. maka jelas pihak Kristen juga salah dan tidak akan ada pembenaran akan hal ini melalui doktrin Kristen. Perbedaan antara Kristen dan Islam adalah ajaran Kristen tidak memerintahkan perbuatan seperti itu, sedangkan Islam memang mengajarkan umat Muslim untuk menghancurkan budaya kafir.
1. Makanya anda lihat dulu judul di resource center tentang judul thread ini.
2. Silahkan tunjukkan saja mana ajaran Islam yg menyuruh utk menghancurkan budaya kafir dan tunjukkan juga ajaran Kristen yg melarang utk menghancurkan budaya kafir.
ICU
Posts: 858
Joined: Thu Jan 22, 2009 8:33 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by ICU »

metheny wrote:Nah jika anda berpegang pd tulisan di atas...lalu bagian mana yg dirusak oleh Muslim?
Ya tentunya seluruh perpustakaan Alexandria. Pan udah diterangin di artikel paling awal di RC bahwa yang dirusak umat Kristen adalah kuil pagan, dan bukan perpusnya.
Tapi gak ada Muslim yang protes selama berabad-abad atas laporan Al Qifti. Baru di abad ke 20 inilah para kafir mempermasalahkannya. Jika memang benar tak terjadi, mengapa selama berabad-abad dunia Kristen and Muslim tidak mempermasalahkan laporan Al Qifti?
Itu bukan bukti bhw apa yg dikatakan Al Qifti itu pasti benar. Apalagi jika anda bilang bhw Serapium sendiri sudah tidak ada jaman Theopillus= 300 tahun sebelum kedatangan Amr Bin Ash. Lalu apa yg dibakar?
Itu bisa merupakan bukti pula. Bukankah kamu juga menggunakan keterangan "diamnya" pihak Kristen selama berabad-abad tentang pembakaran Alexandria sebagai bukti penyangkalan. Mau double standarad yah?
Logikanya gimana coba....jangan hanya bilang mungkin.
Semua kemungkinan pembakaran bisa terjadi, karena tak ada data2 akurat sama sekali tentang tempat besar dan letak pemandian, gimana sistem pembakarannya, apakah ada batas waktu tertentu berapa lama pembakaran harus dilangsungkan, ataukah pihak pemilik pemandian bisa suka2 saja kapan saja melakukan pembakaran. Gak ada keterangan lengkap seperti itu. Jumlah buku juga tidak diketahui dengan lengkap seberapa banyak. Tapi ini semua juga tidak berarti pembakaran itu adalah bohong belaka.
1. Makanya anda lihat dulu judul di resource center tentang judul thread ini.
Judul thread-nya sudah benar, Mas. Lo ajah yang gak sanggup menerima kenyataan.
2. Silahkan tunjukkan saja mana ajaran Islam yg menyuruh utk menghancurkan budaya kafir

Lhah? Sunnah Nabi kan sudah jelas menunjukkan hal itu saat Muhammad menghancurkan 360 buah patung pagan Quraish dan membunuhi para kafir penulis sajak yang berani mengritik dirinya? Jika penulis sajak aja halal dibunuh, apalagi menghancurkan sajaknya, bukan? Hal bakar-membakar lahan kafir sih sudah biasa dalam Islam. Muhammad sendiri membakar seluruh kebun anggur kafir Taif dan kebun palm milik bani Yahudi Nadir. Dia juga terbiasa membakar rumah2 para Muslim yang ogah solat. Jika membakar lahan anggur dan palem milik kafir dan rumah2 Muslim saja halal dalam Islam, tentunya halal pula membakar perpus kafir.
dan tunjukkan juga ajaran Kristen yg melarang utk menghancurkan budaya kafir.
Tuh aturan Golden Rule kan udah jelas dalam kresten: perlakukan orang lain seperti dirimu sendiri ingin diperlakukan. Lagipula Yesus kan juga tidak main bakar2an dan bunuh2an seperti Nabi Muhammad.
Semua daerah jajahan Arab Islam di Timur Tengah memang menghancurkan budaya kafir. Buktinya orang2 Mesir tidak lagi pake bahasa Mesir, tapi pake bahasa Arab (katanya bahasa surga Islam). Orang2 Kristen Indonesia tak ada yang mencerap budaya asal Yesus, karena memang tidak harus begitu. Makanya tak ada kristen jawa, kristen menado, kristen ambon yang lalu jadi tampak bagaikan orang2 Yahudi. Tapi banyak banget orang2 Islam Indonesia yang pake baju dan ngomong bagaikan orang Arab, seakan merasa budaya Arab lebih unggul daripada budaya Indonesia. Itu bukti nyata.
MasaIya
Posts: 241
Joined: Mon Oct 24, 2005 10:06 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by MasaIya »

Mana nih? Sampe sekarang Metheny belum bisa membuktikan bagaimana penghitungan pembakaran buku2 sehingga bisa mencapai jumlah 14 juta segala? Dapet ngitung dari mana? Gimana rumus perhitungannya? Di mana tempat mandinya? Datanya saja tidak ada, tapi bualannya doank yang segede bagong.
User avatar
metheny
Posts: 746
Joined: Tue Feb 26, 2008 3:42 pm
Location: Bantul Prodjotamansari

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by metheny »

ICU wrote: Ya tentunya seluruh perpustakaan Alexandria. Pan udah diterangin di artikel paling awal di RC bahwa yang dirusak umat Kristen adalah kuil pagan, dan bukan perpusnya.
Roy MacLeod gak nulis gitu kok....
Roy justru menulis (sesuai terjemahan mas MasaIya):
Sisa2 kejayaan Alexandria dan Perpustakaannya, jadi korban persaingan antara penguasa, dan penjajahan Arab di tahun 641 M.

Ini artinya, logika anda bilang:
SISA KEJAYAAN=SELURUH PERPUSTAKAAN. =D>
Itu bisa merupakan bukti pula. Bukankah kamu juga menggunakan keterangan "diamnya" pihak Kristen selama berabad-abad tentang pembakaran Alexandria sebagai bukti penyangkalan. Mau double standarad yah?
Double standard apanya?
Keterangan tertulis Muslim pertama kali baru muncul itu 300 tahun setelah kejadian (oleh Al Qifti).
Sementara hancurnya perpus tsb sudah ditulis oleh sejarahwan jauh sebelum datangnya Muslim.
Semua kemungkinan pembakaran bisa terjadi, karena tak ada data2 akurat sama sekali tentang tempat besar dan letak pemandian, gimana sistem pembakarannya, apakah ada batas waktu tertentu berapa lama pembakaran harus dilangsungkan, ataukah pihak pemilik pemandian bisa suka2 saja kapan saja melakukan pembakaran. Gak ada keterangan lengkap seperti itu. Jumlah buku juga tidak diketahui dengan lengkap seberapa banyak. Tapi ini semua juga tidak berarti pembakaran itu adalah bohong belaka.
Nah...kalau semua kemungkinan bisa terjadi, silahkan anda sebutkan satu saja kemungkinan itu.
Judul thread-nya sudah benar, Mas. Lo ajah yang gak sanggup menerima kenyataan.
Benar apanya? Wong yang dibakar saja sudah tidak ada lagi...kan cuman sisa..

Lhah? Sunnah Nabi kan sudah jelas menunjukkan hal itu saat Muhammad menghancurkan 360 buah patung pagan Quraish dan membunuhi para kafir penulis sajak yang berani mengritik dirinya? Jika penulis sajak aja halal dibunuh, apalagi menghancurkan sajaknya, bukan? Hal bakar-membakar lahan kafir sih sudah biasa dalam Islam. Muhammad sendiri membakar seluruh kebun anggur kafir Taif dan kebun palm milik bani Yahudi Nadir. Dia juga terbiasa membakar rumah2 para Muslim yang ogah solat. Jika membakar lahan anggur dan palem milik kafir dan rumah2 Muslim saja halal dalam Islam, tentunya halal pula membakar perpus kafir.
Bukankah hal tersebut sudah biasa dilakukan sebelumnya oleh orang-orang Yahudi kpd orang-orang kafir di negeri lain berdasarkan kitab Ulangan dlm Taurat mereka?
Tuh aturan Golden Rule kan udah jelas dalam kresten: perlakukan orang lain seperti dirimu sendiri ingin diperlakukan. Lagipula Yesus kan juga tidak main bakar2an dan bunuh2an seperti Nabi Muhammad.
Semua daerah jajahan Arab Islam di Timur Tengah memang menghancurkan budaya kafir. Buktinya orang2 Mesir tidak lagi pake bahasa Mesir, tapi pake bahasa Arab (katanya bahasa surga Islam). Orang2 Kristen Indonesia tak ada yang mencerap budaya asal Yesus, karena memang tidak harus begitu. Makanya tak ada kristen jawa, kristen menado, kristen ambon yang lalu jadi tampak bagaikan orang2 Yahudi. Tapi banyak banget orang2 Islam Indonesia yang pake baju dan ngomong bagaikan orang Arab, seakan merasa budaya Arab lebih unggul daripada budaya Indonesia. Itu bukti nyata.
Golden rule itu sih cuma sekedar omongan...
Yesus sendiri mencontohkan dengan menjungkirbalikkan meja-meja penukar uang di depan bait Allah, dan mengusir orang-orang yang berjualan di depan bait Allah.

Soal membunuh musuh Tuhan sih sudah banyak dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Muhammad. Bahkan juga diajarkan dlm kitab suci sebelum Qur'an.
User avatar
metheny
Posts: 746
Joined: Tue Feb 26, 2008 3:42 pm
Location: Bantul Prodjotamansari

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by metheny »

MasaIya wrote:Mana nih? Sampe sekarang Metheny belum bisa membuktikan bagaimana penghitungan pembakaran buku2 sehingga bisa mencapai jumlah 14 juta segala? Dapet ngitung dari mana? Gimana rumus perhitungannya? Di mana tempat mandinya? Datanya saja tidak ada, tapi bualannya doank yang segede bagong.
Mana nih mas masaIya....
Sudah gak tau jumlah buku, jumlah pemandian, kok percaya saja buku sebagai bahan bakar selama 6 bulan. Hahahaaa....
User avatar
metheny
Posts: 746
Joined: Tue Feb 26, 2008 3:42 pm
Location: Bantul Prodjotamansari

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by metheny »

Tambahan referensi:
Cook's Handbook for Egypt & the Sudan 1906, Bagian 1 Oleh E. A. Wallis Budge

Image

Tidak dapat disangkal bhw Serapium memang dihancurkan oleh orang Kristen.

Image

Cerita pembakaran ini sebenarnya tidak pernah tertulis hingga ratusan tahun kemudian. Tapi cerita ini masih dipercaya oleh orang Kristen Koptik sampai sekarang, tapi lamanya bukan 180 hari (6 bulan) tapi 70 hari saja (dua bulan lebih 10 hari)...

Heheheheee...semakin aneh wae....

Berapa sih jumlah pemandian itu?
Ini kata D'Herbelot dlm buku Historic ninepins karya John Timbs

Image

Katanya sih ada 4000 pemandian....wah...wah...wah....
Last edited by metheny on Mon May 03, 2010 8:46 am, edited 1 time in total.
ICU
Posts: 858
Joined: Thu Jan 22, 2009 8:33 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by ICU »

metheny wrote:Ini artinya, logika anda bilang:
SISA KEJAYAAN=SELURUH PERPUSTAKAAN. =D>
Gak ada bukti kristen yang ngebakar. Yang doyan main bakar2an itu ya Islam. Yang bakar gedung BPK baru2 ini kan juga Muslim tuh? Mana ada umat Kristen yang balik bakar mesjid?
Sementara hancurnya perpus tsb sudah ditulis oleh sejarahwan jauh sebelum datangnya Muslim.
Gak ada bukti kayak gitu. Paling2 si Caesar doank yang gak sengaja membakarnya.
Bukankah hal tersebut sudah biasa dilakukan sebelumnya oleh orang-orang Yahudi kpd orang-orang kafir di negeri lain berdasarkan kitab Ulangan dlm Taurat mereka?
Lhah?? Apakah Sunnah Nabi itu ya datang dari Allah SWT atau dari YHWH di Taurat? Jadi bingung gw?
Golden rule itu sih cuma sekedar omongan...
Yesus sendiri mencontohkan dengan menjungkirbalikkan meja-meja penukar uang di depan bait Allah, dan mengusir orang-orang yang berjualan di depan bait Allah.
Ah, cuman dijungkirin dikit ajah, tapi gak sampe dibakar segala kan? Ditegakin mejanya masih bisa kok.
Soal membunuh musuh Tuhan sih sudah banyak dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Muhammad. Bahkan juga diajarkan dlm kitab suci sebelum Qur'an.
Tapi gak ada nabi yang maksa bunuh umat kafir yang tak mau menerima tuhannya. Gak ada itu. Hanya Muhammad saja yang mengajarkan demikian. Lha wong rumah dan mesjid Muslim aja dibakarnya kok, apalagi tempat buku kafir.
ICU
Posts: 858
Joined: Thu Jan 22, 2009 8:33 am

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by ICU »

metheny wrote:Tambahan referensi:
Cook's Handbook for Egypt & the Sudan 1906, Bagian 1 Oleh E. A. Wallis Budge
Tuh, udah ditulis PROBABLY. Jadi cuman kemungkinan doank.
Cerita pembakaran ini masih dipercaya oleh orang Kristen Koptik sampai sekarang, tapi lamanya bukan 180 hari (6 bulan) tapi 70 hari saja (dua bulan lebih 10 hari)...
Yah, masuk akal dunk, sebab bukunya kan juga banyak tuh. Kristen Koptik percaya perpus Alexandria masih utuh di jaman Theopholus atau whoever his name is. Itu sudah ditulis di artikel pertama. Bosen dee... ngulang2 terus.
Berapa sih jumlah pemandian itu?
Ini kata D'Herbelot dlm buku Historic ninepins karya John Timbs
Katanya sih ada 4000 pemandian....wah...wah...wah....
Heheheheee...semakin aneh wae.... ngasih bukti itu2 wae, tanpa bisa menunjukkan gimana ngitung cara pembakarannya gimana.
User avatar
metheny
Posts: 746
Joined: Tue Feb 26, 2008 3:42 pm
Location: Bantul Prodjotamansari

Re: Penghancuran Perpustakaan ALEXANDRIA oleh Muslim

Post by metheny »

ICU wrote: Gak ada bukti kristen yang ngebakar. Yang doyan main bakar2an itu ya Islam. Yang bakar gedung BPK baru2 ini kan juga Muslim tuh? Mana ada umat Kristen yang balik bakar mesjid?
Hahahaaa...masih pake logika SISA KEJAYAAN=SELURUH PERPUSTAKAAN????
Gak ada bukti kayak gitu. Paling2 si Caesar doank yang gak sengaja membakarnya.
Ada tuh..lihat tulisan Socrates of Constantinople atau Socrates Scholasticus
http://en.wikipedia.org/wiki/Library_of ... lus_in_391
Lhah?? Apakah Sunnah Nabi itu ya datang dari Allah SWT atau dari YHWH di Taurat? Jadi bingung gw?
Jangan berlagak bingung....
Kitab Ulangan juga mengajarkan utk membunuh orang kafir. Baca dulu sana....
Ah, cuman dijungkirin dikit ajah, tapi gak sampe dibakar segala kan? Ditegakin mejanya masih bisa kok.
Lha kalau begitu...boleh juga dong ngusir orang Kristen. Toh sesuai golden rule....
Tapi gak ada nabi yang maksa bunuh umat kafir yang tak mau menerima tuhannya. Gak ada itu. Hanya Muhammad saja yang mengajarkan demikian. Lha wong rumah dan mesjid Muslim aja dibakarnya kok, apalagi tempat buku kafir.
Siapa bilang? Makanya baca kitab ulangan sono...apa perlu saya tampilkan berkali2 di FFI?
Kalau anda baca...dijamin anda bakalan ngeriiiiii.....
Post Reply