Page 1 of 1

Saudi Arabia Terungkap

Posted: Sat Apr 08, 2006 12:53 am
by Adadeh
Bagi kepentingan para anggota FFI, dikutip keterangan dari buku ”Saudi Arbia Exposed” Oleh John R. Bradley” yang mengisahkan kebusukan di negara pusat Islam seperti pelacuran, pemakaian obat bius, dll. Maaf, artikelnya panjang. Tapi ini sebenarnya hanya laporan singkat dibandingkan kebrobrokan total di negera ini dan informasi yang menceritakan hal ini.


SAUDI ARABIA TERUNGKAP


Perhatian: dalam pembaharuan “sistem keadilan” Saudi, kaum ningrat kerajaan Al-Saud seperti Fahd sama sekali tidak tersentuh hukum. Para imigran dari dunia ketiga tidak punya hak untuk mendapatkan pengacara atas dakwaan pelanggaran hukum dan mereka seringkali juga tidak tahu hukum apa yang mereka langgar sampai pada waktu kepala mereka dipenggal.

Tiada yang menyangkal perlunya diadakan perubahan menyeluruh, terutama di bidang pencegahan tindakan kriminal dan bagaimana menangani tindakan kriminal karena terjadinya ledakan populasi, perubahan sosial yang cepat, besarnya pengangguran yang membawa kenyataan sosial yang menakutkan bagi Saudi Arabia.

Statistik yang ada membuat orang terperangah. Laporan di tahun 2003 yang dikeluarkan oleh Saudi Arabian Monetary Agency menyatakan bahwa kriminalitas diantara kaum muda pengangguran Saudi melonjak sampai 320% diantara tahun 1990 dan 1996, dan diperkirakan akan naik lagi 136% di tahun 2005. Lebih dari 60% orang2 Saudi berusia di bawah 21 tahun, dan perkembangan penduduk kira2 4% - ini merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Urbanisasi merupakan faktor yang paling utama yang merubah wajah masyarakat Saudi di 50 tahun terakhir. Ibu kota Saudi yakni Al Riyadh menjadi kota raksasa pertama di Jazirah Arabia. Populasinya diperkirakan akan mencapai lebih dari 11 juta di tahun 2020, dan ini merupakan perbandingan tertinggi di seluruh dunia atas jumlah penduduk di kota besar dibandingkan jumlah penduduk negara itu

Jumlah pengangguran di Saudi diperkirakan mencapai 35% dari jumlah penduduknya. Terorisme merupakan bentuk perwujudan yang paling jelas dari gelombang kriminalitas yang luar biasa banyaknya.

Di tahun 1999, pengadilan Islam menangani 616 kasus pembunuhan, dan ini adalah jumlah terbesar yang terjadi di Mekah, yang merupakan kota Islam tersuci. ‘Orang2 kebingungan. Mereka tidak mengerti bagaimana angka kriminalitas tetap saja menanjak di masyarakat Islam ini,’ demikian ditulis laporan berita di Okaz yang menerbitkan 3 halaman spesial tentang kriminalitas.

Tak lama setelah sembahyang Jum’at, pembantu pemilik toko makanan India ditembak di bagian lengan dan kaki oleh tiga anak muda Saudi yang merampok tokonya. Dua orang Saudi hampir membunuh seorang wanita Inggris ketika mereka merampoknya di siang hari di tengah2 daerah padat penduduk. Sebuah bank lokal dirampok oleh dua orang yang memakai senapan otomatis, yang berhasil meringkus petugas keamanan. Di jalan yang tak jauh dari situ, ketika seorang polisi berusaha menangkap sekelompok remaja Saudi yang berbuat onar, dia dilempari batu oleh mereka sehingga akhirnya dia harus menembak salah seorang dari mereka untuk dapat menyelamatkan diri. Tindakan kriminal terakhir ini seharusnya membuat rezim pemerintahan waswas, karena jelas tidak ada rasa hormat terhadap pihak keamanan. Tapi tentunya merampok bank dengan senapan mesin otomatis juga merupakan hal yang mengkhawatirkan, apalagi uangnya ada kemungkinan digunakan untuk aksi2 terorisme anti pemerintahan.

Di tahun 2003, lebih dari 50 orang dipenggal kepalanya di muka umum. Akan tetapi, orang semakin lama semakin sadar bahwa hukuman mati ini tidak membuat orang taat hukum, dan terjadi perdebatan luas di media Saudi tentang masalah sosial yang menyebabkan tindakan kriminal.

Satu hal yang jelas: orang2 tidak dapat lagi meninggalkan rumahnya tanpa mengunci pintu, bahkan juga tidak di hari raya keagamaan. Seorang kawanku pria Saudi yang berusia 20 tahunan memarkir mobilnya di luar rumahnya di daerah mewah luar kota Riyadh di suatu malam. Tiba2 dia panik ketika mengetahui bahwa dia mungkin kehilangan kunci rumahnya. Kehilangan kunci merupakan hal biasa di mana2, tapi di sini banyak orang membicarakan bagaimana para pencuri merampok habis seluruh isi apartmen di daerah tempat tinggalnya setelah mereka parkir mobil van mereka di luar rumah. Kawanku yakin bahwa rumahnya akan jadi target perampokan jika kuncinya jatuh di jalan. Ketika ayahku tinggal di Riyadh jaman dulu, orang Saudi yang menemukan kunci di jalan akan segera mengembalikannya kepada pemiliknya,” katanya sedih.

Dia memang sewajarnya untuk merasa khawatir jika mendengar kisah2 kriminalitas yang menjadi bahan pembicaraan utama orang2 sehari-hari. Beberapa minggu yang lalu, polisi menangkap seorang Saudi yang merampok setidaknya 25 rumah di kota Riyadh. Para mahasiswa di King Saud University di Riyadh mengeluh karena mereka tidak bisa meninggalkan mobil2 mereka di tempat parkir karena khawatir bagian2 mobil mereka yang berharga akan dicuri setelah kuliah selesai.

Polisi Riyadh berkata bahwa dari tahun 2000 sampai 2003, mereka mencatat terjadinya 13.000 perampokan besar. Melaporkan kejadian2 kriminal dan kekerasan sambil menghubungkannya dengan kemiskinan dan berbagai masalah sosial yang tidak beres merupakan hal yang tabu/terlarang di Saudi Arabia. Hanya berita tentang hukumannya saja yang terbaca sehingga, ironisnya, orang memperkirakan tindakan kriminal yang dilakukan melalui tindakan hukuman yang dijalankan. Pemerintah Al-Saud bersikeras bahwa segalanya berjalan sempurna, terlepas dari banyaknya pelanggar hukum yang dihukum berat. Para editor berbagai media dituduh melakukan pengkhianatan kalau melaporkan berita2 kriminalitas karena dianggap memberi alasan bagi orang luar untuk merendahkan tempat suci Islam.

Di daerah kumuh sebelah selatan Jeddah, Kerantina, yang diambil dari kata Inggris “quarantine” karena dulunya ini adalah tempat sementara bagi jemaah haji yang melampaui batas waktu tinggal di visa mereka dan menunggu untuk dideportasi kembali ke negara mereka. Sekarang di sepanjang jalanan yang berliku di daerah itu terdapat ribuan rumah tempat tinggal orang dari segala bangsa, tapi kebanyakan adalah orang Saudi. Pelacuran, penjualan obat bius, dan penyelundupan alkohol semarak di sini dan daerah ini dikenal sebagai daerah yang tidak seharusnya didatangi di malam hari. Ketika aku mengunjungi daerah ini, pertama-tama aku dibanjiri berbagai macam tawaran – dari obat bius sampai perempuan bayaran sampai tawaran memakai guna2 dari seorang Afrika yang tampaknya ahli sihir.

Semuanya yang secara hukum terlarang di kerajaan Saudi – obat2 bius, alkohol, seks – tersedia di sini jika harganya cocok.

Hanya di Kerantina saja orang bisa mendapatkan hal2 terlarang dengan mudah di tengah jalan di siang hari tanpa rasa takut di Saudi Arabia yang biasanya menghukum tindakan seperti ini secara ekstrim di lapangan penggal kepala yang jaraknya beberapa mil ke sebelah utara kota. Daerah ini penuh dengan orang2 sakit, pecandu obat bius, pedagang narkotika dan orang2 yang tinggal melampaui ijin visa. AIDS, yang tidak menjalar luas di Saudi Arabia, merupakan hasil dari gaya hidup di tempat kumuh. Seorang pejabat rumah sakit pemerintah berkata dia menerima sampai 7 pasien AIDS baru dari Kerantina setiap minggu.

Terdapat pula daerah kumuh di selatan Riyadh di mana seorang kamerawan Irlandia dibunuh dan seorang wartawan Inggris BBC terluka berat di bulan Juni 2004 karena ditembak teroris2 Islam. Tempat ini tidak jauh kompleks istana raja yang penuh dengan lampu2 neon yang terang, gedung2 pencakar langit, dan perumahan mewah bertembok di kota Riyadh yang merupakan salah satu kota terkaya di dunia. Tapi kemewahan ini hanyalah kulit luar Riyadh modern abad ke-21.

Selain Kerantina, tidak ada daerah yang begitu mencolok perbedaan antara yang kaya dan yang miskin, kelas super atas dan kelas bawah di Saudi Arabia seperti di daerah Al-Suwaidi, yang terkenal sebagai basis Wahabi. Daerah kumuh ini menarik orang2 dari perkampungan2 di luar kota yang datang untuk mencari kehidupan yang lebih layak di kota besar. Orang2 muda dari daerah kumuh ini jelas melihat jurang lebar antara kemiskinan mereka dan kemewahan luar biasa para ningrat Saudi dan kafir2 Barat yang hidup tak jauh dari tempat mereka.

Kebanyakan dari mereka tertarik atas ajakan Al-Qaeda untuk menyingkirkan kerajaan yang korup dan memperkaya diri sendiri. Daerah kumuh ini menjadi lahan subur untuk menumbuhkan para ekstrimis Islam dan juga merupakan lingkungan yang sempurna untuk melakukan perang gerilya. Kamerawan Simon Cumbers dan penulis berita BBC Frank Gardner merupakan sasaran empuk, karena penembak keduanya dengan cepat dapat menyembunyikan diri dengan sekejap tanpa jejak di dalam lorong2 berliku-liku di daerah kumuh itu.

…. Kemiskinan parah dan banyaknya pengangguran di kelas bawah menimbulkan sikap yang semakin lama semakin memusuhi para pimpinan Saudi.

Dokter bedah dan gawat darurat di Rumah Sakit Umum King Fahd di Jeddah, di mana pembantu pemilik toko makanan India yang ditembak tangan dan kakinya dirawat, mengatakan kepada wartawan Saudi bernama Essam Al-Ghalib yang mengutip berita bagi Arab News, bahwa dulu dia biasa melihat satu atau dua orang ditembak setiap bulan, sebagian besar adalah kecelakaan. Tapi sekarang dia melihat sampai 7 korban penusukan dan penembakan setiap minggu. Dokter2 dari Rumah Sakit King Abdul Aziz di Jeddah juga mengatakan hal yang serupa karena mereka merawat kasus kekerasan domestik atau penyiksaan anak yang terus-menerus tanpa henti. Menurut Al-Ghalieb, seorang dokter berkata bahwa dia semakin sering melihat istri2 yang datang dengan luka sundutan rokok, tulang2 patah, luka2 sayatan. Ironisnya, pihak suamilah yang mengalami luka2 yang paling serius sebagai tindak balasan yang dilakukan keluarga pihak istri, demikian kata dokter itu.

Penggerebekan pemakaian obat2 bius sekarang sering sekali terjadi sehingga berita2 ini tidak dijamin tampil di halaman depan. Bahkan kampanye anti obat bius pun ditayangkan di jaringan TV nasional. Petugas2 keamanan melaporkan di tahun 2002 mereka menangkap gang penyelundup obat bius terbesar di Saudi Arabia, dan juga menyita 2.480 pound (sekitar 1,350 kg) hashish dan sejumlah besar senjata2 api. Jumlah orang2 pengguna dan pemilik obat bius naik dari 4.279 di tahun 1986 menjadi 17.199 di tahun 2001, begitu menurut statistik terakhir dan ini kemungkinan besar hanyalah pucuk dari gunung es.

Di berbagai kasus yang dilaporkan, terutama di daerah Jeddah dan Riyadh, sejumlah untaian tasbih sembahyang berisi obat bius dan buku Qur’an yang dalamnya diisi opium telah disita oleh petugas keamanan lokal dari jemaah haji “palsu”. Semua ini menegaskan adanya peningkatan permintaan obat bius dan alkohol di pasar2 lokal yang telah lama berhubungan dengan para pedagang obat bius internasional. Banyak anak2 muda Saudis dengan santainya menyedot mariyuana selesai kerja. Mahasiswa2 yang menjadi muridku dengan tenangnya berkata jika aku butuh obat bius, mereka tahu di mana bisa mendapatkannya. Di pesta2 perkawinan terkadang tampak para tamu pria dan wanita yang dipisahkan bergoyang mengikuti irama musik di bawah pengaruh ekstasi. Tetanggaku orang Yemen yang tampaknya tidak khawatir melanggar hukum biasa bicara padaku dengan mulut penuh qat. Qat adalah ramuan tanaman bercampur narkotika. Kebanyakan orang Yemen kecanduan untuk mengunyahnya.

Pihak polisi tentunya menghadapi masalah yang jauh lebih serius daripada orang Yemen mengunyah qat. Tiga daerah di Riyadh, yakni Batha, Olaya dan Badia – merupakan lahan subur bagi penyelundupan alkohol dan obat bius, sama seperti daerah Kerantina di Jeddah atau daerah di die al-Jouf, di kota Arar dekat perbatasan Irak atau di Jizan dekat perbatasan Saudi Yemen di sebelah selatan. Masalahnya sedemikian rumit sampai2 pemerintah Saudi sanggup membuat perangkap untuk 6 orang Inggris – yang dibebaskan di tahun 2002 setelah mendapat pengampunan dari raja – karena dituduh melakukan pemboman dan melakukan penyelundupan alkohol. Orang2 ini dinyatakan bersalah dan seorang warga Inggris dibunuh di bulan November 2000, beberapa pekerja Barat terluka ketika mobil2 mereka meledak. Di tahun 2002, seorang Inggris dan seorang Jerman dibunuh dalam kejadia dua ledakan bom dalam jangka waktu 3 bulan di Riyadh. Beberapa kecelakaan lain juga terjadi. Di tahun 2003, seorang Inggris ditembak ketika dia sedang menyetir mobil di Riyadh, dan seorang Australia ditembak ketika sedang olahraga lari di sebelah selatan kota Khamis Mushyat. Pihak pemerintah tidak mengatakan bahwa 3 kejadian pembunuhan ini berhubungan dengan penyelundupan obat bius. Pada kenyataannya, memang tidak mungkin pembunuhan ini ada hubungannya dengan penyelundupan obat bius. Tapi dengan menyalahkan pihak lain, pemerintahan Al-Saud mencapai dua tujuan:
1. memperkuat stereotype (penyamarataan yang belum tentu benar) bahwa orang2 Barat mengkorupsi masyarakat lokal dengan gaya hidupnya yang bejat
2. menunda untuk mengaku bahwa orang2 Barat ini sudah jelas menjadi target pembunuhan Al-Qaeda.

Heroin, hashish, dan narkotika dipakai secara umum di Saudi Arabia, begitu kata Mayjen Sultan Al-Harithi, ketua umum departemen anti narkotika negara. Dia berkata bahwa pihak kerajaan melihat pemakaian obat bius sebagai “kecenderungan hidup dan bukannya ancaman”. Pernyataannya mengungkapkan berapa besar pihak pejabat bersedia membicarakan masalah ini secara umum. Tapi setidaknya terdapat2 petugas2 yang bertanggungjawab untuk menyembuhkan dan merehabilitasi kecanduan obat bius. Terdapat 3 rumah sakit spesial di Riyadh, Jeddah dan Dammam untuk merawat pecandu obat bius dan menyembuhkan mereka agar bisa kembali hidup normal di lingkungan masyarakat. Para pemakai obat bius tidak akan pernah ditanyai atau dihukum, karena mereka merupakan korban2 “keadaan yang sulit”.

Setahun setelah Ali Al-Harithi mengatakan itu, penjara besar tetap saja kosong. Begitulah keajaiban Islam!

Posted: Sun Oct 08, 2006 12:37 am
by wix
Buset dah...serem amat yah kali mau naik haji. Engga heran kalo para istri bisa hilang tanpa jejak disana.

Posted: Sun Oct 08, 2006 12:49 am
by swatantre
Artikel yang bagus sekali. Biar yang menyembah2 kaki arab pada ngerti kalo arab sama bangsatnya, bahkan lebih busuk dari bangsa lain.
Tapi yang jelas sih bukan busuk tapi SANGAT BUSUSK.
Sebab, banyak kebusukan tapi masih ngaku diri paling suci.
Puncak kemunafikan abad modern!!!
Mbok ya mending dah tau gitu, kalopun malu mengaku, tapi gak usah menyanjung2 diri dan disanjung2 sbg bangsa yang suci, gituuu..[/url]

Posted: Tue Nov 21, 2006 6:45 pm
by supercabe
Katanya ada ribuan malaikat mondar mandir surga - mekkah....jgn2 setan tuh yang mondar-mandir yah?

Posted: Tue Nov 21, 2006 7:50 pm
by Mpok Tinem
Coba tampang perempuannya kayak tampang Mpok begini.

Bakalan diembat nggak ya?

Posted: Tue Nov 21, 2006 8:10 pm
by indo_dodol
Pusatnya dari agama bukan berarti mereka semua jadi orang suci kan, jadi arab juga manusia....

Posted: Tue Nov 21, 2006 9:47 pm
by openyourmind
Betul sekali org arab juga manusia. Dan saya yakin sekali ajaran agama yang baik akan mengubah hidup seseorg menjadi lebih baik. Misalnya sebelumnya seseorg adalah pencuri tapi setelah dia mempelajari suatu ajaran yang benar maka dia akan bertobat dan tidak mau menjadi pencuri lagi. Karena dalam ajaran yang baik akan dijelaskan kalo mencuri itu salah meskipun si pencuri tadi dalam keadaan lapar atau tertekan sekali pun.

Posted: Wed Nov 22, 2006 2:30 pm
by kafirsejati
indo_dodol wrote:Pusatnya dari agama bukan berarti mereka semua jadi orang suci kan, jadi arab juga manusia....
Katanya org Arab itu paling suci ato sudah hampir mencapai taraf Malaikat, kok dibilang manusia