Wakil PM: Islam TIDAK kompatible dng kebebasan berpikir

Perkembangan dan penerapan Islam dalam masyarakat dan budaya Malaysia dan Brunei.
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Wakil PM: Islam TIDAK kompatible dng kebebasan berpikir

Post by ali5196 »

Malaysian deputy prime minister: Islam not compatible with freedom, liberal thought
9 June 2012
http://www.jihadwatch.org/2012/06/malay ... ght-1.html

PUTRAJAYA: Wakil PM [DPM] Tan Sri Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa Malaysia tidak dapat membantah fakta bahwa masa depan negara tergantung dari bangsa Melayu dan Muslim yang membentuk mayoritas.

Ia tegaskan bahwa jika Muslaim terpcah dlm politik atau isu2 fundamental ttg agama, maka akan sulit mencapai kedamaian dan persatuan bagi seluruh bangsa.

'No Muslim 'unity', no peace'. Tanpa Persatuan Muslim, Tidak Ada Damai, katanya.

"Oleh karena itu, menguatkan bangsa sangat penting bagi stabilitas, kedamaian dan harmoni dlm negara kami,'' katanya dlm pidato peresmian konvensi "Upholding of Islam and Strengthening of the Race".

Pidato itu dibacakan menteri Datuk Seri Jamil Khir Baharom dan sekalian menandakan terbitnya buku oleh presiden Ikatan Muslimin Malaysia (Isma) [Muslim Association of Malaysia], Ustaz Abdullah Zaik Abdul Rahman, berjudul 'Melayu Sepakat Islam Berdaulat' [United Malays, Stronger Islam].

Muhyiddin mengatakan, MUslim jaman kini menghadapi berbagai tantangan, khususnya karena ajaran2 Islam membingungkan yang berasal dari penerimaan bulat2 atas pemikiran liberal dan budaya Barat oleh segelintir Muslim. (baru segelintir Muslim berpikir kebarat2an aja, Muslim lainnya keblinger 'menghadapi tantangan.' Ahhh Santai aja Datuk!)

Malah, ada upaya oleh pihak2 ini untuk memanipulasi perjuangan bagi kebebasan dan HAM berdasarkan ide2 Liberal Barat dengan cara menentang ajaran Islam, termasuk kampanye2 bagi perkawinan kaum gay dan praktek sex bebas, yang jelas dilarang Islam dan agama2 lainnya.

"Kami jelas tidak ingin melihat pemikiran bingung ini didalam masy kami yang akhirnya mengakibatkan Muslim terpecah2 dan terlepas dari Islam.

"Kami tidak mau filosofi liberal Barat yang menempatkan nafsu individual atas prioritas kehidupan, atau menghasilkan bangsa Melayu yang tidak memiliki identitas TImur atau Melayu," katanya.

Oleh karena itu, Muhyiddinan mengatakan sangat penting bagi bangsa Islam menciptakan wahdatul fikr berdasarkan ajaran Islam tulen dari al-Quran dan Hadis [sic].

Bangsa Islam harus melakukan jihad pengetahuan dan pemikiran untuk mengerti dan menghargai ajaran Islam secara mendalam dan membuat Islam sebagai pusat kehidupan, katanya.

"Yang penting sekarang adalah mencapai persatuan bangsa tanpa mempersoalkan perbedaan politik dan isu2 lainnya, hanya berdasarkan ajaran Islam semata2. Persatuan bangsa adalah esensial bagi kelangsungan Islam," ia menyimpulkan. - BERNAMA

Sejak kapan Islam adalah sebuah bangsa??? :rolleyes: :rolleyes:
Post Reply