Saksi Nilai Playboy Meresahkan

Gambar2 dan Berita2 kekejaman akibat dari pengaruh Islam baik terhadap sesama Muslim maupun Non-Muslim yang terjadi di Indonesia.
Post Reply
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Saksi Nilai Playboy Meresahkan

Post by Laurent »

Jumat, 15 Desember 2006

Saksi Nilai Playboy Meresahkan

Action dari lembaga yudikatif ditunggu.


JAKARTA---Sejumlah saksi menyatakan Majalah Playboy Indonesia yang diterbitkan oleh PT Velvet Silver Media sejak April 2006 meresahkan masyarakat. Pernyataan saksi itu disampaikan dalam sidang atas terdakwa Pemred Playboy, Erwin Arnada yang digelar di PN Jakarta Selatan, Kamis (14/12).

"Saya laporkan pada polisi bahwa majalah ini meresahkan masyarakat terutama anak-anak," kata Baharuzaman, saksi pelapor yang didengar keterangannya dalam sidang kemarin. Bahar yang tergabung dalam organisasi Front Pembela Islam (FPI) itu mengatakan, dirinya mulai resah semenjak adanya pemberitaan media mengenai rencana penerbitan majalah Playboy Indonesia. Ia semakin kecewa sekaligus berang saat mendapati edisi perdana April 2006 dengan sampul model lokal, Andhara Early.

Bahar yang mengaku bermukim di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, itu mengatakan, pada Jumat, 7 April (peluncuran perdana majalah) dirinya melihat majalah tersebut di penjual eceran di lingkungan rumahnya. Berikutnya, Bahar dan tiga orang kawannya melakukan razia majalah di pengecer tersebut lalu menyita salah satu majalah Playboy sekaligus membeli satu untuk dirinya.

"Playboy dari judulnya saja Lelaki Hidung Belang, suka mempermainkan perempuan. Ikon majalah porno dunia," kata Bahar yang mengenakan baju koko putih dan celana coklat itu. Menurut pria berkacamata itu, Indonesia adalah negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam dan sebagai seorang Muslim ia merasa kecewa dengan penerbitan majalah tersebut. Karena itulah ia kemudian melaporkan pemimpin redaksi, direksi, dan fotografer Playboy ke Mabes Polri.

Dalam sidang pemeriksaan tersebut, Bahar yang menunjukkan sejumlah bukti foto-foto yang menurutnya meresahkan masyarakat karena melanggar norma kesopanan. Yaitu gambar-gambar wanita yang mengenakan pakaian yang minim dengan pose yang mengumbar aurat perempuan. Dia juga menyatakan kecewa dengan para pemasang iklan di majalah itu, karena kontribusi mereka maka majalah itu bisa terbit.

"Terbitnya majalah ini ada tujuan-tujuan untuk mengaburkan norma beragama dan merusak generasi muda bangsa," kata Bahar yang langsung disambut pekik dukungan dari pengunjung sidang yang sebagian besar beratribut FPI itu.

Hal senada juga disampaikan oleh Syamsul Huda yang menjadi saksi kedua yang diperiksa dalam perkara dugaan pelanggaran norma kesopanan tersebut. Syamsul yang merupakan Ketua Harian LSM Anti Pembajakan dan Pornografi itu mengatakan, penerbitan dan peredaran Majalah Playboy merupakan penetrasi jangka panjang yang merusak generasi muda.

Kekecewaan utama pegiat anti pornografi itu adalah penerbitan majalah saat maraknya pembahasan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi."Playboy melanggar janji yang disebutkan sebelum meluncurkan majalah itu. Majalah tersebut dijual bebas pada banyak tempat di Jakarta, termasuk di lapak dekat sebuah madrasah di lingkungan rumah saya," kata Syamsul.

Sebagai bagian dari warga masyarakat, kata Syamsul, dirinya melaporkan sejumlah nama di balik penerbitan majalah berlogo kelinci itu ke Polda Metro Jaya. "Sekarang saya tinggal menunggu action dari lembaga yudikatif," kata Syamsul menutup kesaksiannya.

Atas keterangan dua saksi tersebut, terdakwa Erwin Arnada yang mengenakan celana dan kemeja hitam itu tidak menyampaikan komentar ataupun keberatan. Sedianya, dalam sidang kedua itu, Jaksa Penuntut Umum Resni Muchtar dan Agung Ardyanto berencana menghadirkan empat orang saksi namun hanya Baharuzaman dan Syamsul Huda yang memenuhi panggilan persidangan. Majelis Hakim yang diketuai Efran Basuning menunda sidang hingga Kamis, 21 Desember 2006 dengan pemeriksaan saksi-saksi lain. ant

Ikhtisar:
* Saksi Baharuzaman melaporkan Majalah Playboy ke polisi karena dinilai meresahkan.
* Saksi Syamsul Huda mengatakan penerbitan Majalah Playboy merupakan penetrasi jangka panjang yang merusak generasi muda.
* Terdakwa Erwin Arnada tak menyampaikan keberatan.
* Sidang dilanjutkan Kamis, 21 Desember 2006.

( )


http://www.republika.co.id/koran_detail ... &kat_id=59
User avatar
Trully_78
Posts: 375
Joined: Thu Oct 19, 2006 9:59 pm
Location: Black Forest

Post by Trully_78 »

Aku punya majalah Playboy, isinya sangat bagus terutama artikel2nya. :wink:
Foto2 cewek2nya mah biasa aja tuh..... Sama dengan Popular, FHM, malah lebih sopan d.
Sama sekali gak bikin pikiran jadi kotor.
Foto2 di internet jauuuuhhhhh...lebih parah kok. :roll:
User avatar
yunot
Posts: 563
Joined: Tue Oct 24, 2006 8:56 am

Post by yunot »

Trully_78 wrote:Aku punya majalah Playboy, isinya sangat bagus terutama artikel2nya. :wink:
Foto2 cewek2nya mah biasa aja tuh..... Sama dengan Popular, FHM, malah lebih sopan d.
Sama sekali gak bikin pikiran jadi kotor.
Foto2 di internet jauuuuhhhhh...lebih parah kok. :roll:
Yup....km bener...Popular malah lebih heboh....
kayaknya orang2 udah termakan image playboy luar negeri....
makanya banyak co yang kecele dikiranya playboy indonesia bakalan vulgar abis....kacian deh.... :lol: :lol:
User avatar
reggie
Banned
Posts: 1336
Joined: Wed Dec 28, 2005 8:48 pm

Post by reggie »

tidak diterima di jakarta, playboy pindah kantor ke bali. di bali playboy juga ditolak. sebagian masyarakat bali mengaggap playboy sampah!

http://www.republika.co.id/koran_detail ... 1&kat_id=3

Tokoh Bali Kecewa Soal Playboy


DENPASAR -- Pengamat budaya Hindu di Bali, Dewa Gd Ngurah Swastha, menyayangkan sikap penerbit majalah Playboy yang mengatasnamakan Bali sebagai tempat penerbitannya. Padahal, kata dia, masyarakat Pulau Dewata tidak bisa menerima kehadiran majalah ikon pornografi itu.

''Bali tidak mau dianggap sebagai tempat pembuangan sampah-sampah moral. Jangan sampai orang berpandangan bahwa Bali bisa dijadikan tempat penampungan setelah merekan diusir dari Jakarta. Jangan sampai ada yang gagal membangun pabrik miras di Sidoarjo, lalu membangunnya di Bali,'' kata Swastha di Denpasar, kemarin.

Swastha meminta aparat bertindak tegas terhadap 'pembajakan' Bali oleh Playboy itu. ''Seharusnya polisi, gubernur, dan DPRD Bali yang mengambil tindakan,'' tandasnya.

Meski masih mencantumkan alamat redaksinya di Bali, alamat yang dicantumkan fiktif belaka. Majalah tersebut mencantumkan alamat kantornya Jl Tukad Citarum 999X, Panjer, Denpasar. Nomor telepon yang dicantumkan adalah 0361-758671 dan 763981.

Berdasarkan pantauan Republika, hingga kemarin, suasana Jl Tukad Citarum itu sepi. Bahkan, alamat tersebut tidak pernah digunakan sebagai kantor. Sedangkan setelah dicek ke nomor telepon yang tercantum, ternyata tidak berada di wilayah Panjer, melainkan Tuban. Nomor telepon itupun bukan milik Playboy, melainkan kantor majalah pariwisata Bali Plus.

Wayan Arka, seorang warga yang tinggal di sekitar Jl Tukad Citarum, mengaku tak melihat kegiatan kantor alamat yang dicantumkan Playboy, yang merupakan rumah milik Ngurah Artha itu. Bahkan, kata dia, sepekan terakhir keadaannya lebih sepi. ''Kalau untuk kantor, aktivitas pasti agak ramai,'' kata Arka, kemarin.

Sementara itu, salah seorang karyawan Bali Plus, Komang Susi, mengakui Playboy memang pernah menumpang di kantor itu. Tapi setelah itu Playboy pindah tanpa memberi tahu alamat kantor barunya. Tapi, Susi kemudian justru berpromosi: ''Alamat kantornya kami tidak tahu. Tapi kalau bapak mau berlangganan, kami bisa menyiapkan majalahnya,'' katanya.

Susi juga memberikan dua nomor telepon yang disebutnya sebagai nomor telpon sekretariat Playboy, yaitu 0361-7802120 dan 7443057. Tapi, saat Republika menghubungi dua nomor itu, yang terdengar adalah ucapan bahwa telepon belum terpasang.

(aas )
User avatar
jetli
Posts: 324
Joined: Sun Oct 08, 2006 9:27 am

Post by jetli »

yunot wrote: Yup....km bener...Popular malah lebih heboh....
kayaknya orang2 udah termakan image playboy luar negeri....
makanya banyak co yang kecele dikiranya playboy indonesia bakalan vulgar abis....kacian deh.... :lol: :lol:

Junoooot....photo asli kamu yah......aku kirim salam ya sama Nyoman Dana dan Ida Bagus hehe....
User avatar
kagakmurtad2
Posts: 791
Joined: Mon Sep 11, 2006 10:35 pm
Location: MONTREAL

Post by kagakmurtad2 »

ehm...ternyate model entu mukenye si yunot......
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Sidang Playboy Tertutup, FPI Marah

Post by Laurent »

Sidang Playboy Tertutup, FPI Marah
JAKARTA -- Sebanyak 40 anggota Front Pembela Islam marah karena sidang pemeriksaan saksi kasus pidana penerbitan majalah Playboy digelar tertutup. Mereka mempertanyakan sidang dengan terdakwa Erwin Arnada--Pemimpin Redaksi Majalah Playboy--yang sebelumnya digelar terbuka untuk umum menjadi tertutup.

"Rumor selama ini benar bahwa hakim dan jaksa telah menerima Rp 1 miliar dalam kasus ini," ujar juru bicara markas besar Laskar Pembela Islam, Ekajaya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin.

Pada saat sidang berlangsung, Ekajaya bersama anggota FPI lainnya melancarkan protes keras. Mereka berteriak-teriak meminta sidang ditunda sebelum dibuka untuk umum. "Kami akan memprotes kenapa sidang tertutup," ujarnya. "Ada desain besar dalam kasus ini. Playboy hanya mendapat izin dari Departemen Perdagangan."

Ketua majelis hakim Efran Basuning menyatakan terdakwa kasus ini, Erwin Arnada, didakwa Pasal 282 KUHP mengenai kesopanan, sehingga sidang harus berjalan secara tertutup untuk umum. "Pada saat putusan, sidang akan dibuka untuk umum," katanya.

Namun, massa dari FPI tidak terima dengan keputusan yang diambil majelis hakim itu. Mereka terus meminta hakim menyidangkan kasus ini secara terbuka. Bahkan mereka mengancam akan mendobrak ruang sidang bila pintu ruang Garuda di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak dibuka.

Ketegangan mereda setelah Wakil Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Ariansyah B. Dali menemui perwakilan dari FPI. Buntutnya, sidang ditunda hingga Kamis pekan depan. "Ini bukan urusan perceraian atau pencabulan. Ini pornoaksi dan pornografi. Kami tidak bisa dibodohi hakim," ujar Ekajaya sebelum meninggalkan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Menanggapi hal ini, jaksa penuntut umum kasus pidana penerbitan majalah Playboy, Agung, mengakui dibukanya sidang pemeriksaan saksi pekan lalu merupakan kesalahan semua pihak, bukan hakim saja. "Ini kealpaan semua. Saya juga sebagai jaksa tidak mengingatkan (bahwa sidang kesusilaan harus tertutup)," ujarnya. FANNY FEBIANA

http://www.korantempo.com/korantempo...1222,6.id.html
Hand15
Posts: 339
Joined: Wed Oct 05, 2005 2:40 am

Post by Hand15 »

Ini namanya juga untuk melindungi terdakwa, soalnya mungkin aja bakalan kayak kasus kasus sebelumnya, karena takut ada apa apa, maka keputusan pengadilan akhirnya dipengaruhi oleh pihak yg mengancam(itu loh, taulah....).
User avatar
openyourmind
Posts: 2967
Joined: Fri Oct 20, 2006 8:42 am

Post by openyourmind »

"Rumor selama ini benar bahwa hakim dan jaksa telah menerima Rp 1 miliar dalam kasus ini," ujar juru bicara markas besar Laskar Pembela Islam, Ekajaya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin.
Mestinya Ekajaya juga bertanya ama dirinya sendiri and Habib, berapa rupiah yang mereka udah terima dari pihak Playboy? Apakah masih kurang? Atau semua ini cuma sandiwara belaka saja??
User avatar
Eneng Kusnadi
Posts: 2758
Joined: Sat Dec 30, 2006 1:26 pm
Location: Peternakan Unta/Camelot

Post by Eneng Kusnadi »

Gak bisa menikmati barang bukti kaleeee!!!
Majalah Haram, Nanti malam jajan Halal Bhuaahahahaha
Post Reply