Page 1 of 1

Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Fri Jul 27, 2012 4:58 pm
by Laurent
Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama
Rista Rama Dhany - detikfinance
Jumat, 27/07/2012 16:06 WIB
Jakarta - Indonesia identik dengan istilah negara agraris dan negara maritim. Namun, sekarang istilah tersebut tak lagi tepat, justru Indonesia ini adalah negara agama. Kenapa?

"Ini bisa dilihat dari perhatian pemerintah memberikan anggaran ke sektor agama yang jauh lebih besar dibandingkan di sektor pertanian bahkan di sektor kelautan dan perikanan," ujar Koordinator Nasional untuk Desa Sejahtera, Tejo Wahyu Jatmiko dalam dialog presfektif Indonesia di Gedung DPD, Jumat (27/7/2012).

Pasalnya, Tejo mengungkapkan alokasi anggaran yang diberian Pemerintah ke Kementerian Agama jauh lebih besar dibandingkan ke Kementerian Pertanian atau Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Tahun ini Kementerian Agama mendapatkan alokasi Rp 37 triliun sementara Pertanian hanya dapat Rp 18 triliun jauh hampir setengahnya Kementerian Agama, bahkan lebih ironis lagi kementerian Kelautan hanya dapat Rp 5 triliun," ungkapnya.

Tejo berujar, bukan berarti Agama tidak penting, namun dengan kondisi Indonesia yang terus impor berbagai macam bahan kebutuhan seharusnya pertanian mendapatkan porsi yang jauh lebih besar.

"Bukan berarti agama tidak penting, penting juga, tapi kan dengan kondisi Indonesia impor berbagai macam barang kebutuhan khususnya di sektor pertanian, kenapa tidak fokus mengembangkan sektor pertanian agar Indonesia yang negara agraris tidak perlu lagi impor," tandasnya.



(rrd/dru)

http://finance.detik.com/read/2012/07/2 ... a?f9911023

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Fri Jul 27, 2012 7:34 pm
by 1234567890
anggaran untuk impor onta

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Fri Jul 27, 2012 8:20 pm
by I__Muslim
"Tahun ini Kementerian Agama mendapatkan alokasi Rp 37 triliun sementara Pertanian hanya dapat Rp 18 triliun jauh hampir setengahnya Kementerian Agama, bahkan lebih ironis lagi kementerian Kelautan hanya dapat Rp 5 triliun," ungkapnya.
Tidak ada kata - kata yang mampu mengekspresikan perasaan saya, ketika membaca barisan kalimat tersebut.
Sama halnya, ketika saya melihat di berita siang di TV, tahu dan tempe diambil dari pedagang - pedagang tanpa dibayar, lalu diinjak - injak dan dihancurkan, oleh mereka yang memberikan senyuman atas makanan yang seharusnya bisa untuk mengganjal perut, di otak saya hanya ada 1 pillihan:

"Dengan cara apa kamu ingin mati? A fast and clean death? Or a slow process? Sehingga kamu berharap terus agar kamu cepat - cepat mati."

Kalau lagi baik, saya tunggu jawaban dia. Kalau sudah "pissed off" (saya orangnya serius jika tentang makanan dan minuman, karena makanan dan minuman itu adalah kebutuhan yang dasar (menurut saya)), apalagi melihat berita yang seperti ini, orang - orang tersebut saya kasih "Lingchi".

Bagi yang tidak tahu "Lingchi", silahkan dicari di wikipedia.

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Fri Jul 27, 2012 8:32 pm
by seyton_nirohim
mungkin kagak lama lagi Indonesian bakalan jadi bagian dari arabic country. ...

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Fri Jul 27, 2012 8:52 pm
by Berto@
makan gak makan yang penting nungging nyembah batu item :lol: :lol:

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Fri Jul 27, 2012 9:57 pm
by Mohmed Bin Atang
Beh..
Buat apa coba dana sebanyak itu dialokasikan ke agama..??
Kasih makan onta2 FPI yang pengangguran..??

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Fri Jul 27, 2012 10:19 pm
by Rashidi
mungkin disengaja untuk memarginalkan pertanian di Indonesia ini.

Di kebanyakan negara-negara agraris yang menjadi islam,
sistem penanggalan Hijriah tidak serta merta diadopsi menjadi satu-satunya sistem penanggalan yang digunakan.
  • Negara-negara di Afrika utara menggunakan sistem penanggalan Julian yang dimodifikasi untuk kepentingan agrikultur/pertanian.
  • Sistem kalender lunisolar Mesir (yang juga negara agraris) juga banyak digunakan dinegara-negara Islam untuk keperluan agraris,
  • Negara-negara dari kekaisaran persia yang menjadi islam, tetap menggunakan sistem kalender solar Persia (modifikasi dari kalender Lunar Babylon) untuk kegiatan agraris.
  • Kekaisaran Ottoman mengunakan sistem penanggalan solar Rumi (modifikasi dari penanggalan Julian) untuk keperluan tahun fiskal & pajak, meninggalkan penggunaan tahun Hijriah untuk keperluan ini.
    Mengapa? karena pajak baru dapat dipungut setelah penduduk memanen hasil bumi, yang siklusnya tergantung pada musim dimana perhitungannya lebih pasti dengan penanggalan solar.
  • Bahkan di nusantara ini, Sultan Agung dalam kebijaksanaanya tidak serta merta menjadikan penanggalan Hijriah sebagai satu-satunya yang berlaku untuk berbagai bidang seperti yang diinginkan oleh banyak muslim fanatik.
    Sultan Agung malah membuat sistem kalender Jawa, yang merupakan sistem kalender lunar & solar yang berjalan secara paralel. Sistem solar dari kalender Jawa ini digunakan untuk keperluan agraris di pulau jawa.
http://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_calendar#Uses
http://en.wikipedia.org/wiki/Egyptian_calendar
http://en.wikipedia.org/wiki/Iranian_calendars
http://en.wikipedia.org/wiki/Rumi_calendar
http://en.wikipedia.org/wiki/Javanese_calendar

Muslim fanatik bukannya tidak tahu bahwa sistem penanggalan Hijriah tidak cocok untuk keperluan agraris, akan tetapi...,
bukan muslim kaffah namanya jika tidak menganggap sistem Agraris/Pertanian sebagai penghambat pengadopsian sistem kalender hijriah sebagai satu-satunya sistem kalender yang harus digunakan..

Karena itu mulai nampak usaha memarginalkan pertaian dan mengalihkan fokus ke agama (islam).

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Fri Jul 27, 2012 11:36 pm
by enemyofpr0phet
Bisa jadi untuk membiayai teror bom untuk menghancurkan tempat ibadah kafir

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Sat Jul 28, 2012 8:36 am
by Utbahbinabuwaqqash
Dananya utk mbangun menara babel masjid

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Sat Jul 28, 2012 10:16 am
by Kadal_Arab
Artikel ini salah satu jawaban untuk pertanyaan para moslem yg sering teriak2 mempertanyakan kehadiran ffi, ..... halo all moslem tlg baca dan renungkan tuh artikel, islam hanya membawa manusia yg menganutnya kepada kebodohan, tidak punya jati diri, tidak punya masa depan, pola pikir mundur semundur - mundurnya, tidak memiliki nilai tawar (budak arab), kehilangan harga diri (takut sama azab arab), etc

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Sat Jul 28, 2012 10:48 am
by duren
Mentan nya orang PKS ... bacotnya aja yang gede tapi ga mampu memperjuangkan anggaran .

Kemaren dia ngomel ngaku ngaku dah lama minta lahan 500ribu hektar tuk kedelai dll . Geblek ... mana mungkin ada yang ngaseh kalau ga pintar kordinasi seperti Dahlan

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Sat Jul 28, 2012 6:43 pm
by Laurent
perlu baca artikel di bawah ini

Kedaulatan Pangan Masyarakat Adat Cireundeu
10 September 2011 | 10:11 WIB

Cireundeu merupakan salah satu kampung adat yang masih ada di Jawa Barat hingga kini. Kampung tersebut terletak di kota Cimahi, tidak jauh dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Leuwi Gajah yang beberapa tahun silam diguncang bencana longsor dan menelan korban ratusan jiwa. Sebagaimana kampung adat lainnya di tatar sunda, masyarakat kampung adat Cireundeu masih mempertahankan adat istiadat atau tradisi warisan leluhur (karuhun). Kendati demikian, pengaruh budaya modern juga telah hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Cireundeu, seperti halnya tempat tinggal mereka yang sebagian tidak lagi bertipe tradisional melainkan permanen.

Karakteristik masyarakat adat Cireundeu yang agak berbeda dengan masyarakat kebanyakan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh ajaran Pangeran Madrais yang berakar dari konsepsi agama Sunda Wiwitan, sebuah kepercayaan masyarakat Sunda pra-Islam. Masyarakat Cireundeu mulai mengenal ajaran Pangeran Madrais sejak awal abad 20. Sejak saat itu hingga kini, mayoritas penduduk kampung Cireundeu tetap teguh menjadikan agama Sunda Wiwitan yang diajarkan Pangeran Madrais sebagai pedoman hidup.

Pangeran Madrais adalah salah satu keturunan Kesultanan Gebang Cirebon yang juga menyebarkan ajarannya di daerah Cigugur, Kuningan. Ajaran Pangeran Madrais menitik beratkan pada kebanggan akan identitas kebangsaan atau kesundaan yang sepatutnya dimiliki oleh seluruh orang Sunda. Meski demikian, ajaran Madraisme tidaklah bersifat chauvinis, melainkan menekankan toleransi dan kesediaan yang kuat dalam menerima perbedaan. Penguatan identitas kesundaan dijadikan landasan agar masyarakat Sunda tidak kehilangan jati dirinya ketika ‘berhadapan’ dengan kebudayaan (termasuk kepercayaan atau agama) asing yang ketika itu hadir melalui kolonialisme dan perdagangan.

Esensi ajaran Pangeran Madrais adalah pembangunan jati diri bangsa (nation character building) yang berkorelasi dengan kecintaan pada tanah air, yang diistilahkan sebagai “tanah amparan”. Disinilah terletak perbedaan mendasar antara agama Sunda Wiwitan dengan agama-agama yang diintrodusir dari luar nusantara seperti Islam dan Kristen, yakni kentalnya nilai-nilai kebangsaan dan kemandirian budaya dalam ajarannya. Ironisnya, para penganut agama Sunda Wiwitan termasuk masyarakat adat Cireundeu masih terbelenggu rantai diskriminasi dalam pemenuhan hak-hak sipil karena kepercayaan yang mereka anut. Tidak hanya penganut Sunda Wiwitan, tetapi seluruh kaum penghayat kepercayaan atau penganut agama asli nusantara dari berbagai suku dinegeri ini pun mengalami nasib serupa. Hal ini disebabkan oleh politik pembatasan agama yang dilakukan negara semenjak Undang-undang nomor 1/PNPS/1965 diberlakukan di akhir masa Orde Lama, sebagai buah dari tuntutan kelompok agama/santri guna menghadang pengaruh kekuatan komunis yang dianggap dekat dengan kalangan penghayat kepercayaan.

Kedaulatan Pangan dalam Nasi Singkong

Selain aspek kepercayaan, masyarakat adat Cireundeu juga masih mempertahankan tradisi konsumsi nasi singkong yang diwariskan oleh leluhur mereka. Nasi yang terbuat dari singkong adalah makanan pokok masyarakat adat Cireundeu sampai sekarang. Tradisi ini telah terbukti menjadikan masyarakat Cireundeu mandiri dan tidak tergantung dengan beras yang menjadi makanan pokok mayoritas rakyat Indonesia. Oleh karena itu, semua dinamika yang terkait dengan beras seperti naiknya harga atau kelangkaan pasokan beras tidak terlalu berpengaruh bagi kehidupan mereka.

Sejak kapan dan mengapa masyarakat Cirendeu mengonsumsi nasi singkong? Sesepuh warga Cireundeu, Abah Emen, menuturkan bahwa tradisi tersebut bermula pada tahun 1924, ketika lahan pertanian yang ditanami padi oleh warga Cireundeu mengalami gagal panen (puso). Masyarakat Cireundeu pun terancam kelaparan, karena pemerintah kolonial Belanda tidak concern dengan problem pangan yang dihadapi warga Cireundeu.

Dalam kondisi itu, salah satu tokoh masyarakat Cireundeu,Haji Ali menggagas konversi lahan sawah menjadi kebun singkong. Dalam pemikirannya, resiko gagal panen dari kebun singkong relatif lebih kecil daripada lahan padi. Sejak itulah warga Cireundeu mulai beralih mengonsumsi nasi singkong.
Nasi singkong, yang oleh penduduk Cireundeu dinamakan rasi atau Sanguen, menjadi makanan pokok warga Cireundeu meskipun zaman telah berubah. Hal ini disebabkan oleh wejangan dari Haji Ali selaku leluhur mereka yang meminta masyarakat Cireundeu beralih mengonsumsi nasi singkong sebagai akibat dari peristiwa gagal panen tahun 1924. Masyarakat Cireundeu pun memegang teguh wejangan tersebut, sama halnya seperti mereka meyakini dengan teguh ajaran Pangeran Madrais hingga kini.

Diversifikasi Pangan yang Independen

Konsumsi nasi singkong oleh masyarakat Cireundeu semenjak puluhan tahun silam membuktikan keberhasilan masyarakat adat dalam menjaga eksistensinya yang independen dari intervensi kekuasaan politik. Peralihan konsumsi nasi beras menjadi nasi singkong oleh warga Cireundeu telah dilakukan jauh sebelum digalakkannya program diversifikasi pangan oleh berbagai instansi pemerintah akhir-akhir ini. Liberalisasi dan komersialisasi komoditi pangan yang cenderung mematikan daya beli konsumen dari kalangan miskin serta mengamputasi para produsen pangan lokal pun tidak dirasakan masyarakat Cireundeu.

Warga Cireundeu juga luput dari penyeragaman konsumsi beras di era Orde Baru yang menafikan keberagaman pangan nusantara. Karena luput dari kebijakan pangan Orde Baru itulah, masyarakat Cireundeu terhindar dari bencana kelaparan seperti yang dialami penduduk Papua atau Maluku kini. Banyak penduduk di kedua daerah tersebut menjadi korban dari kebijakan beras-isasi Orde Baru yang menyalahi kondisi geografis dan kultural daerah-daerah tersebut.

Ketahanan pangan yang diperlihatkan warga Cireundeu menarik perhatian pemerintah, baik pusat maupun daerah. Kampung adat Cireundeu kerap dijadikan kampung percontohan ketahanan maupun diversifikasi pangan yang berhasil di Jawa Barat, bahkan Indonesia. Respon pemerintah terhadap tradisi masyarakat Cireundeu ini dapat dilihat sebagai suatu bentuk apresiasi pemerintah pada keberhasilan warga Cireundeu dalam menjaga ketahanan pangannya dengan berlandaskan kearifan lokal. Namun disisi lain, sikap pemerintah selaku pemegang otoritas tertinggi di republik ini kontradiktif bila meninjau kebijakan diskriminatif yang memasung kebebasan masyarakat Cireundeu untuk beragama dan berkeyakinan masih terus dipertahankan hingga era reformasi kini. Terlihat ironis pula bila kita melihat kebijakan pangan pemerintahan saat ini yang masih menghamba pada produk impor, tanpa keseriusan membenahi sektor pertanian negeri ini demi terwujudnya kedaulatan pangan. Sudah selayaknya kita belajar dari mereka yang telah teruji melewati dinamika sejarah tanpa mengabaikan hak-hak mereka guna menyonsong masa depan yang lebih baik, masa depan yang berdaulat.

*) Penulis adalah kader GMNI Cabang Sumedang dan alumni Antropologi Universitas Padjadjaran

http://m.berdikarionline.com/sisi-lain/ ... undeu.html

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Sun Jul 29, 2012 6:49 am
by a_man
RI itu masih agraris, tapi berbasis agama, liat aja tuh slimin2 pada sibuk bertani sperma.

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Sun Jul 29, 2012 10:26 am
by omega phoenix
a_man wrote:RI itu masih agraris, tapi berbasis agama, liat aja tuh slimin2 pada sibuk bertani sperma.
Bisa ae neh bung a_man :lol: :lol: :lol:

Re: Bukan Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara Agama

Posted: Sun Jul 29, 2012 11:23 am
by 1234567890
a_man wrote:RI itu masih agraris, tapi berbasis agama, liat aja tuh slimin2 pada sibuk bertani sperma.
sesuai dengan ajaran nabinya ..... bercocok tanam di bini bini muslimin ?