Page 1 of 1

Ustad Negara Islam Indonesia MURTAD!!

Posted: Sat Aug 06, 2011 11:20 am
by Laurent
Pendeta Masuk Ma'had NII Al-Zaytun, Ustadz pun Murtad Masuk Kristen
60 comments
Tweet5Share VOA Islam - Hubungan Pesantren Az-Zaytun dengan para misionaris Kristen nampak terlalu berlebihan. Menyambut Natal tahun 2005, Al-Zaytun mengizinkan tamu dari Yayasan The Gideon International membagi-bagikan 1.400 Bibel secara cuma-cuma di pesantren.

Bermula dari hubungan dekat Al-Zaytun dengan pendeta dan misionaris Kristen inilah, berakibat murtadnya Saifuddin Ibrahim, salah seorang pengasuh ma'had.

Dalam testimoni 138 halaman yang ditulisnya, ustadz asal Bima NTB ini bercerita bahwa Al-Zaytun, dirinya mengajar Al-Qur'an, Hadits, Akidah, Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Jurnalistik selama enam tahun sejak 1999. Sebagai orang yang sangat dekat dengan syaikhul ma’had Panji Gumilang, Ibrahim dipercaya menjadi Editor Kepala Majalah Al-Zaytun yang bertiras 30.000 eksemplar.

Dalam testimoninya, Ibrahim menjelaskan kronologi mengapa ia murtad meninggalkan Islam dan beralih profesi dari dewan guru Ma'had Al-Zaytun Indramayu menjadi seorang evangelis Kristen.

Dalam sub judul "Nubuat Syaikh," Ibrahim menulis bahwa peristiwa kemurtadan dirinya bermula pada tanggal 16 Januari 2006, ketika Panji Gumilang menyebut dirinya dengan panggilan "Pendeta Abraham." Sejak saat itu, Ibrahim lebih suka dipanggil Abraham. "Syaikh telah bernubuat untuk saya. Sejak beliau mengatakan hal itu saya semakin kacau dan pikiran tidak tentang. Itu juga sebabnya kenapa saya lebih suka dipanggil Abraham," tulis Ibrahim pada halaman 8.

Usai peristiwa itu Ibrahim mulai mendekati para penginjil Yayasan The Gideon International yang dikenalnya ketika membagi-bagikan ribuan Bibel di pesantren pada Natal tahun 2005. Ibrahim pun mulai belajar ilmu perbandingan agama kepada para misionaris dan pendeta. Singkat cerita, setelah berliku-liku mencari pintu masuk Kristen, akhirnya Ibrahim dibaptis di Semarang tanggal 7 Maret 2006. Setelah meninggalkan Islam dan dibaptis di Semarang tanggal 7 Maret 2006, ia pun rela berpisah dengan istri dan ketiga anaknya di Jepara, Jawa Tengah.

Dalam tempo 3 bulan Ibrahim murtad dari Islam. Itulah salah satu buah kedekatan syaikhul ma'had NII Al-Zaytun Panji Gumilang dengan para pendeta dan misionaris Kristen.

Bila diteliti dari testimoni tertulisnya, wawasan agama Saifuddin Ibrahim masih perlu dipertanyakan. Misalnya, dalam sub judul "Percaya Kepada Yesus," Ibrahim mengutip nas: "Al-dinu huwal aqlu, laa diina liman laa aqqla lahu. Agama adalah akal, tidak ada agama tanpa akal," yang disebutnya sebagai hadits Nabi (hlm 60).

Pernyataan ini sangat aneh bila ditulis oleh seorang dosen hadits. Sebagai dosen hadits di pesantren terbesar se Asia Tenggara, seharusnya dia tahu bahwa nas tersebut bukan hadits, tapi kutipan yang tidak diketahui asal-usulnya.

Para ulama ahli hadits sepakat memvonis nas tersebut bukan sabda Nabi, melainkan hadits yang tidak ada asalnya (la ashla lahu). Imam An-Nasa'idan Syaikh Albani berkomentar bahwa hadits tersebut batil munkar. Dalam sanadnya terdapat nama Bisyir yang majhul (asing/tidak dikenal).

Ketika membuktikan ketuhanan Yesus, Saifuddin Ibrahim mengutip Al-Qur'an surat Maryam 33 sebagai pendukung. Menurutnya, ayat ini menegaskan ketuhanan Yesus karena memakai fi'il amar (kata kerja masa lampau/past tense).

"Ayat Al-Qur'an surat Maryam 33 meyakinkan saya memahami ketuhanan Yesus. Ayat ini menggenapi semua kisah Yesus yang telah berlaku. Ayat ini menggunakan Fi'il Madhi, kata kerja masa lampau, berarti kejadian kebangkitan Yesus dan hidup kembali telah terjadi lebih 2000 tahun yang lalu," (hlm. 87-88).

Dengan kutipan itu, patut dipertanyakan wawasan Ibrahim terhadap Ilmu bahasa Arab. Tidak benar kesimpulannya bahwa surat Maryam 33 menyatakan ketuhanan Yesus karena menggunakan fi'il madhi. Padahal dalam ayat ini terdapat tiga kata kerja (fi'il), yaitu: "wulidtu" (fi'il madhi majhul), "amuutu" (fi'il mudhari' majhul) dan "ub'atsu" (fi'il mudhari' majhul).

Ungkapan Nabi Isa pada ayat tersebut memakai kalimat "wulidtu" (telah dilahirkan) karena peristiwa kelahirannya sudah terjadi. Sedangkan kalimat "amuutu" (akan dimatikan) dan "ub'atsu" (akan dibangkitkan) memakai fi'il mudhari' karena peristiwa kematian dan kebangkitannya belum dan akan terjadi.

Ustadz Saifuddin Ibrahim yang sekarang berganti nama menjadi Ev Saifuddin Abraham, adalah salah satu contoh korban pemurtadan akibat kedekatan syaikhul ma'had NII Al-Zaitun Panji Gumilang dengan para pendeta dan penginjil Kristen. bersambung [ahmad hizbullah mag/suaraislam]

Setelah pindah agama Kristen tahun 2006, Ustadz Saifuddin Ibrahim berganti nama menjadi Ev Saifuddin Abraham. Profesi di Ma’had NII Al-Zaytun sebagai pengajar Al-Qur'an, Hadits, Akidah, Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam yang sudah digeluti selama enam tahun sejak 1999 pun ditinggalkan. Kini ia beralih profesi menjadi penginjil Kristen.

Dalam tabloid rohani Kristen, Saifuddin menuangkan salah satu alasannya kenapa dia murtad meninggalkan Islam. Berikut petikannya:

“Salah satu alasan mengapa iman saya menjadi tawar, karena ada ajaran kitab suci (Al-Qur’an, pen.) yang memperkenankan mencabut nyawa orang lain atas nama agama. Ajaran ini bertolak belakang dengan ajaran Alkitab (Bibel) yang mengajarkan kasih dan pengampunan.... Sebaliknya, saya belum pernah melihat orang Kristen atau Yahudi melakukan aksi bunuh diri, membakar tempat ibadah umat lain, atau membunuh orang yang menentang Alkitab. Tidak ada aksi balas dendam” (tabloid Reformata, hlm. 26).

http://buktidansaksi.com/blogs/443/2011 ... uk-Kristen

Re: USTAD NII MURTAD !!!!

Posted: Sat Aug 06, 2011 4:46 pm
by freax
pernah baca di mana ya??? :-k :-k :-k

:rock: freax

Re: USTAD NII MURTAD !!!!

Posted: Sat Aug 13, 2011 10:58 am
by Pembawa_Pete
sebagian besar muslim yang baik hati cuma menganggap para muslim ekstrimis adalah orang2 yang menafsirkan Islam dengan salah.
Bahkan pacar saya sendiri (muslim) pun begitu.
*sigh*...