Tabloid SuaraIslam tuding Mantan Ketua PP disuap Ical
Posted: Mon Dec 06, 2010 5:42 pm
SUMBER BERITA : http://www.detiknews.com/read/2010/12/0 ... uara-islam
Seperti halnya dongeng "si mamad dan pengemis buta Yahudi"
Biarkan sesama muslim saling "bunuh" dan saling "fitnah"
Ane gak begitu yakin dengan berita ini.Coba liat yg ane merah-merahin,seperti biasa khas muslim.Selalu ngarang tanpa ada sumber yang jelas.Dituding Disuap Ical Rp 2 M, Syafii Maarif Adukan Tabloid Suara Islam
Jakarta - Mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif gerah. Dia difitnah atas tudingan menerima suap berupa apartemen senilai Rp 2 miliar dari Aburizal Bakrie alias Ical yang ditulis Tabloid Suara Islam. Ulama dan tokoh plularisme ini pun mengadukan tabloid itu ke Dewan Pers.
Rencananya, Syafi'i Ma'arif akan menyampaikan hal ini secara resmi dalam jumpa pers Rabu (8/11/2010) mendatang. Dia akan menggelar jumpa pers bersama Todung Mulya Lubis, yang digandengnya sebagai kuasa hukum.
Fajar Riza Ul Haq, Direktur Maarif Institute, saat berbincang-bincang dengan detikcom, Senin (6/11/2010) mengatakan, tudingan terhadap Buya, begitu panggilan Syafii, diansir oleh Tabloid Suara Islam edisi 19 November - 3 Desember 2010. Dalam tulisan di tabloid itu, fitnah terhadap Syafii ditulis dua kali.
Pertama, di sub judul dengan tulisan "Syafi'i Maarif Bungkam, Tidak Kritis Lagi Setelah Menerima Apartemen Mewah Senilai 2 Miliar dari Aburizal Bakrie?". Kedua, Syafii kembali disinggung dalam badan tulisan mengenai tudingan suap itu. Tidak ada sumber jelas yang ditulis oleh tabloid itu. Juga tidak ada konfirmasi dari Syafii.
Fajar telah mendokumentasikan tabloid yang merusak kredibilitas Buya tersebut. "Tabloid itu sudah saya serahkan kepada Bang Todung," kata Fajar. Siapa pemilik dan pengelola tabloid itu? Di dalam tabloid itu, sejumlah orang disebut sebagai pengelolanya, seperti Muhammad Al Khatthath (Sekjen FUI) dan Lutfie Hakim (pengacara/TPM). Munarman (FPI), disebut sebagai legal officer.
Menurut Fajar, tabloid itu sebenarnya mengulas dan mengkritik mengenai penyelenggaraan Bakrie Award, yang dituding untuk membungkam daya kritis para tokoh. Kasus lumpur Lapindo juga diulas. Nah, tulisan miring mengenai Syafii Maarif tercantum dalam ulasan itu. Foto Syafii juga dipampang bersama foto Ical dan salah seorang penerima Bakrie Award.
Tudingan bahwa Buya menerima suap dari Ical sebuah apartemen senilai Rp 2 miliar, menurut Fajar, tidaklah masuk akal. "Ini fitnah. Apalagi selama ini, Buya sangat kritis terhadap penanganan lumpur Lapindo. Di mata Buya, lumpur Lapindo adalah human error, bukan bencana alam," kata Fajar.
Karena merasa dirugikan terhadap tulisan tersebut, Buya mengadukan Tabloid Suara Islam ke Dewan Pers, karena menilai tabloid itu melakukan pelanggaran kode etik. "Kapan ke Dewan Pers, kami serahkan sepenuhnya kepada Bang Todung," ujar Fajar. Yang jelas, Syafii meminta agar pengelola tabloid Suara Islam meminta maaf dan meralat berita tersebut.
Apakah Buya juga akan melaporkan tabloid tersebut ke polisi? Menurut Fajar, Buya tidak memiliki rencana seperti itu. "Buya hanya melaporkan ke Dewan Pers, karena selama ini Buya juga merasa tidak pernah dikonfirmasi mengenai hal itu," tutur Fajar.
(asy/nrl)
Seperti halnya dongeng "si mamad dan pengemis buta Yahudi"
Biarkan sesama muslim saling "bunuh" dan saling "fitnah"