Quran yang dibakar, hati nurani yang terbakar
Posted: Tue Sep 21, 2010 1:44 am
Sebagai seorang yang menjadi bagian dari minoritas, hidup di antara kelompok mayoritas muslim yang memang diajarkan untuk menindas siapa saja yang kafir, saya sungguh bersyukur ada insiden pembakaran AlQuran di Amerika Serikat. Berlawanan dengan apa yang dilakukan umat-umat Nasrani di Indonesia yang unjuk gigi ikut mengutuk peristiwa tersebut, saya tetap sungguh bersyukur ada rencana pembakaran AlQuran tersebut.
Andaikata tidak ada rencana tersebut, maka SBY tidak akan mengirimi surat kepada Obama untuk mencegah kejadian tersebut. Dan andaikata SBY tidak mengirim surat tersebut, maka insiden HKBP, dan penusukan pendeta tidak akan menjadi hal yang mencoreng muka Presiden RI.
Saya bayangkan dialog antara SBY dan Obama (yg sempat tinggal di Indonesia) seperti ini:
SBY: Pak Presiden, harap cegah wargamu bakar AlQuran, itu bisa memicu insiden internasional dan menyinggung perasaan muslim seluruh dunia.
OBAMA: Ok, will do it.
OBAMA: Pak Presiden, harap itu you punya warga dicegah jangan suka main tusuk itu orang Kristen, itu bisa memicu insiden internasional dan menyinggung perasaan orang Kristen seluruh dunia.
SBY: Ah, itu Cuma insiden criminal biasa, di Indonesia itu sudah biasa, jangan dibesar2kan.
Well, I think our president yang juga suka dengan pencitraan dirinya sendiri, belum gila kayak gitu sampai mau mengorbankan citranya di mata dunia internasional pula.
Dan karena hal itulah, hari ini, Kepolisian RI terpaksa mengusut peristiwa tersebut.
Masih ingat di benak saya peristiwa Situbondo 1996.
http://jurnalis.wordpress.com/1996/10/1 ... tubondo-2/
Bukan hanya Alkitab yang dibakar waktu itu. Tetapi gereja, beserta pendeta istri dan keponakannya dibakar hidup2. Bagaimana reaksi muslim waktu itu? Ada yang teriak bahkan “Kalau kamu santri, ayo ikut bakar gereja”. Bagaimana reaksi aparat Negara waktu itu? Itulah sebabnya, apa yang terjadi saat ini, saya sungguh bersyukur.
Suatu ironi yang saya rasakan, ketika AlQuran dibakar, isinya toh tidak bisa dibakar. Tetapi peristiwa ini anehnya bisa membakar jenggot seluruh lapisan masyarakat muslim di berbagai penjuru dunia. Suatu ironi pula ketika kita bandingkan dengan bagaimana mereka turun ke jalan2 dan menari2 pada saat peristiwa WTC yang membakar hidup ribuan orang, juga membakar habis hati nurani mereka.
Jadi pertanyaannya, antara Quran yang dibakar, dengan kafir yang dibakar hidup2 manakah yang lebih menyenangkan hati mereka?
Islam, dan muslim yang kaffah, justru tidak pernah menghargai nilai hidup manusia.
Sejak awal ajaran ini mulai tumbuh, sudah diwarnai oleh perang, pembunuhan, pemerkosaan budak perang.
Sejak awal ajaran ini diperkenalkan oleh Muhammad, sudah diwarnai oleh pelecehan terhadap wanita, pelecehan terhadap kaum Yahudi dan Nasrani.
Agama yang katanya rahmat bagi seluruh alam semesta, hari ini, kita bisa saksikan, tidak bisa memberikan rahmat bagi pemeluknya, tidak bisa memberikan rahmat bagi orang sekitarnya.
“Ah itukan cuma segelintir orang muslim yang salah asuhan”
Argumen ini yang jadi pamungkas bagi kaum muslim yang merasa Islam versi mereka adalah versi unggulan. Tetapi kita juga tidak buta, dan bisa melihat sendiri bagaimana MUI yang kerap menentukan garis batas hukum agama, menjadi wakil Tuhan menentukan mana yang haram dan tidak (alias dosa dan tidak ), dengan sigap membuat fatwa haram mengucapkan selamat hari raya agama lain, tetapi tidak pernah buat fatwa haram merusak tempat ibadah agama lain.
Apakah berarti MUI adalah muslim2 salah asuhan?
Islam, tidak pernah mengajari bagaimana menghargai hidup, baik diri mereka sendiri dan orang lain. Islam mengajarkan taqiya dan kitman, ajaran yang bisa membuat orang-orang kehilangan integritas sebagai makhluk bermoral yang perkataannya bisa dipertanggungjawabkan.
http://nanlimo.blogspot.com/2010/09/pen ... ublik.html
Bagaimana muslim2 ini menjawab insiden HKBP tersebut, tentu sangat menggelikan hati. Tetapi juga membuat menangis, bahwa ada orang-orang yang sebenarnya cukup intelektual. Mengorbankan nilai kemanusiaan mereka, menjatuhkan diri mereka ke level yang sangat rendah dan tanpa malu memutarbalikkan lidah, berbohong, memfitnah, demi keunggulan agama mereka.
Apakah ini hanya ulah segerombolan umat lagi? O ya tentu Cuma segerombolan, tetapi AlQuran tidak akan bisa secara agama dan ajaran menunjukkan bahwa perbuatan mereka itu salah, hadits dan sunnah nabi apalagi. Islam adalah agama yang harus dibela, dan Awloh adalah sosok yang perlu dibela oleh segelintir orang tersebut menghadapi sosok-sosok yang teori mereka adalah ciptaan Awloh jg. Dan dalam melakukan pembelaan tersebut, mereka harus berubah menjadi sosok yang melupakan moral dan integritas.
Kekerasan itu sendiri menurut saya, tidak perlu karena ada agama atau tidak, segala sesuatu bisa jadi alasan. Tetapi di lain sisi, bahwa agama sering dijadikan alasan bagi kekerasan, juga adalah bukti empiris dari jaman dahulu hingga sekarang. Tetapi ketika agama absen pun, kekerasan tetap terjadi dengan alasan berbeda.
Jadi, ini bukan salah Islam donk? …. Salah! Islam bukan sekedar alasan bagi kekerasan. Islam adalah apa yang mengajarkan, memberikan encouragement kepada pemeluknya bahwa kekerasan adalah jalan Islam. Di saat pemain politik berusaha menyalahgunakan agama sebagai pemersatu kekuatan public demi kepentingan2 tertentu, Islam justru hadir sebagai jalan keluar yang efektif. Dengan konsep jihadnya, Islam bahkan mampu memberikan barisan bom bunuh diri bagi kepentingan2 tertentu tersebut.
Memeluk Islam, bukan sekedar sholat, tetapi sunnah Nabi harus dijalankan.
Membaca Alquran, bukan sekedar bernyanyi dalam bahasa yang tidak dimengerti, tetapi melaksanakan perintah2 di dalamnya karena itu dari Awloh SWT itu sendiri.
Tetapi kalau hari ini anda adalah muslim yang berkomitmen melakukan itu semua, berarti anda peluk AlQuran anda, tetapi anda harus bakar hati nurani anda.
AlQuran dan hati nurani, kedua-duanya tidak bisa duduk berdampingan, salah satu harus terbakar supaya yang satunya bisa dipeluk.
Andaikata tidak ada rencana tersebut, maka SBY tidak akan mengirimi surat kepada Obama untuk mencegah kejadian tersebut. Dan andaikata SBY tidak mengirim surat tersebut, maka insiden HKBP, dan penusukan pendeta tidak akan menjadi hal yang mencoreng muka Presiden RI.
Saya bayangkan dialog antara SBY dan Obama (yg sempat tinggal di Indonesia) seperti ini:
SBY: Pak Presiden, harap cegah wargamu bakar AlQuran, itu bisa memicu insiden internasional dan menyinggung perasaan muslim seluruh dunia.
OBAMA: Ok, will do it.
OBAMA: Pak Presiden, harap itu you punya warga dicegah jangan suka main tusuk itu orang Kristen, itu bisa memicu insiden internasional dan menyinggung perasaan orang Kristen seluruh dunia.
SBY: Ah, itu Cuma insiden criminal biasa, di Indonesia itu sudah biasa, jangan dibesar2kan.
Well, I think our president yang juga suka dengan pencitraan dirinya sendiri, belum gila kayak gitu sampai mau mengorbankan citranya di mata dunia internasional pula.
Dan karena hal itulah, hari ini, Kepolisian RI terpaksa mengusut peristiwa tersebut.
Masih ingat di benak saya peristiwa Situbondo 1996.
http://jurnalis.wordpress.com/1996/10/1 ... tubondo-2/
Bukan hanya Alkitab yang dibakar waktu itu. Tetapi gereja, beserta pendeta istri dan keponakannya dibakar hidup2. Bagaimana reaksi muslim waktu itu? Ada yang teriak bahkan “Kalau kamu santri, ayo ikut bakar gereja”. Bagaimana reaksi aparat Negara waktu itu? Itulah sebabnya, apa yang terjadi saat ini, saya sungguh bersyukur.
Suatu ironi yang saya rasakan, ketika AlQuran dibakar, isinya toh tidak bisa dibakar. Tetapi peristiwa ini anehnya bisa membakar jenggot seluruh lapisan masyarakat muslim di berbagai penjuru dunia. Suatu ironi pula ketika kita bandingkan dengan bagaimana mereka turun ke jalan2 dan menari2 pada saat peristiwa WTC yang membakar hidup ribuan orang, juga membakar habis hati nurani mereka.
Jadi pertanyaannya, antara Quran yang dibakar, dengan kafir yang dibakar hidup2 manakah yang lebih menyenangkan hati mereka?
Islam, dan muslim yang kaffah, justru tidak pernah menghargai nilai hidup manusia.
Sejak awal ajaran ini mulai tumbuh, sudah diwarnai oleh perang, pembunuhan, pemerkosaan budak perang.
Sejak awal ajaran ini diperkenalkan oleh Muhammad, sudah diwarnai oleh pelecehan terhadap wanita, pelecehan terhadap kaum Yahudi dan Nasrani.
Agama yang katanya rahmat bagi seluruh alam semesta, hari ini, kita bisa saksikan, tidak bisa memberikan rahmat bagi pemeluknya, tidak bisa memberikan rahmat bagi orang sekitarnya.
“Ah itukan cuma segelintir orang muslim yang salah asuhan”
Argumen ini yang jadi pamungkas bagi kaum muslim yang merasa Islam versi mereka adalah versi unggulan. Tetapi kita juga tidak buta, dan bisa melihat sendiri bagaimana MUI yang kerap menentukan garis batas hukum agama, menjadi wakil Tuhan menentukan mana yang haram dan tidak (alias dosa dan tidak ), dengan sigap membuat fatwa haram mengucapkan selamat hari raya agama lain, tetapi tidak pernah buat fatwa haram merusak tempat ibadah agama lain.
Apakah berarti MUI adalah muslim2 salah asuhan?
Islam, tidak pernah mengajari bagaimana menghargai hidup, baik diri mereka sendiri dan orang lain. Islam mengajarkan taqiya dan kitman, ajaran yang bisa membuat orang-orang kehilangan integritas sebagai makhluk bermoral yang perkataannya bisa dipertanggungjawabkan.
http://nanlimo.blogspot.com/2010/09/pen ... ublik.html
Bagaimana muslim2 ini menjawab insiden HKBP tersebut, tentu sangat menggelikan hati. Tetapi juga membuat menangis, bahwa ada orang-orang yang sebenarnya cukup intelektual. Mengorbankan nilai kemanusiaan mereka, menjatuhkan diri mereka ke level yang sangat rendah dan tanpa malu memutarbalikkan lidah, berbohong, memfitnah, demi keunggulan agama mereka.
Apakah ini hanya ulah segerombolan umat lagi? O ya tentu Cuma segerombolan, tetapi AlQuran tidak akan bisa secara agama dan ajaran menunjukkan bahwa perbuatan mereka itu salah, hadits dan sunnah nabi apalagi. Islam adalah agama yang harus dibela, dan Awloh adalah sosok yang perlu dibela oleh segelintir orang tersebut menghadapi sosok-sosok yang teori mereka adalah ciptaan Awloh jg. Dan dalam melakukan pembelaan tersebut, mereka harus berubah menjadi sosok yang melupakan moral dan integritas.
Kekerasan itu sendiri menurut saya, tidak perlu karena ada agama atau tidak, segala sesuatu bisa jadi alasan. Tetapi di lain sisi, bahwa agama sering dijadikan alasan bagi kekerasan, juga adalah bukti empiris dari jaman dahulu hingga sekarang. Tetapi ketika agama absen pun, kekerasan tetap terjadi dengan alasan berbeda.
Jadi, ini bukan salah Islam donk? …. Salah! Islam bukan sekedar alasan bagi kekerasan. Islam adalah apa yang mengajarkan, memberikan encouragement kepada pemeluknya bahwa kekerasan adalah jalan Islam. Di saat pemain politik berusaha menyalahgunakan agama sebagai pemersatu kekuatan public demi kepentingan2 tertentu, Islam justru hadir sebagai jalan keluar yang efektif. Dengan konsep jihadnya, Islam bahkan mampu memberikan barisan bom bunuh diri bagi kepentingan2 tertentu tersebut.
Memeluk Islam, bukan sekedar sholat, tetapi sunnah Nabi harus dijalankan.
Membaca Alquran, bukan sekedar bernyanyi dalam bahasa yang tidak dimengerti, tetapi melaksanakan perintah2 di dalamnya karena itu dari Awloh SWT itu sendiri.
Tetapi kalau hari ini anda adalah muslim yang berkomitmen melakukan itu semua, berarti anda peluk AlQuran anda, tetapi anda harus bakar hati nurani anda.
AlQuran dan hati nurani, kedua-duanya tidak bisa duduk berdampingan, salah satu harus terbakar supaya yang satunya bisa dipeluk.