Page 3 of 5

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Tue Jun 16, 2009 9:25 pm
by Bigman
love_peaceful2 wrote: Ini dia fotonya:
Image
Kebenaran yang sesungguhnya sudah tertulis:
sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
=========
Komentar ane liat Foto si Irene Handono, pake jilbab putih, kerudung putih.
SUPAYA keliatan suci, padahal dalamnye penuh ............... dan pelbagai jenis kotoran.
Memang terbukti ! Trim's.

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Wed Jun 17, 2009 9:29 am
by love_peaceful2
INILAH WAJAH ISLAM DAN MUSLIM SESUNGGUHNYA YG HIDUP DARI BERMODALKAN TAQIYYA (BACA: KEBOHONGAN):

1. Hajjah (baca: Haram Jadah/Haji Jahanam) Irena Handono udah ketahuan BO'ONG BESAR yg ngaku2 mantan BIARAWATI dan pernah SEKOLAH TEOLOGIA di SEMINARI;

2. Hajjah (baca: Haram Jadah/Haji Jahanam) Irena Handono udah ketahuan BO'ONG BESAR dan TUKANG GOSSIP MURAHAN yg mengarang buku hanya bermodal copy paste dari sumber2 yg udah ketauan ngawur;

3. Hajjah (baca: Haram Jadah/Haji Jahanam) Irena Handono udah ketahuan TUKANG GOSSIP alias PREJUDICE ama Arimasperma dan MMI (itu sunnah Bang Memed dimn gossip sangat diperlukan utk memampuskan lawan dan meniduri istrinya);

4. Diki Candra SAW dkk udah ketahuan TUKANG GOSSIP MURAHAN alias PREJUDICE dengan mereka2 kesaksian org lain di atas kertas bungkus kacang goreng penuh coretan;

5. Penguasa2 dan Guru2 Besar Arimasperma sedang lembur siang malam buat benerin SEJARAH DIKI CANDRA SAW YANG PENUH SEMBURAN SPERMA (isterinya 5 lho, jadi muslim palagi muslimah perlu diboongin!);

6. Penguasa2 dan Guru2 Besar Arimasperma sedang lembur siang malam buat benerin SEJARAH DIKI CANDRA SAW YANG TERNYATA MALAS SHOLAT (abis, repot juga bagi waktu buat ngenjot isteri2 yg lagi hot2nya);

7. Diki Chandra SAW dkk (Arimasperma) vs Hajjah (baca: Haram Jadah/Haji Jahanam) Irena Handono sedang seru2nya mempertahankan Taqiyya masing2 atas nama Awloh WTS.

namun demikian, MUSLIM/AH TETAP SAJA TIDAK MAU BELAJAR FAKTA BHW BETAPA INDAHNYA ISLAM ITU (BACA: THE RELIGION OF PISS) DENGAN MODAL TAQIYYA (BACA: ***') NYA.

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Sun Jun 21, 2009 3:19 pm
by Irena Handono
apa ngga heran ya mereka-mereka itu??? FFI bisa update berita terbaru ttg si Irena gendeng?, data-data dan bukti-bukti yang dipajang di FFI ini dapat darimana ya?

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Sun Jun 28, 2009 6:24 am
by pod-rock
Jalan Terjal Menuju Ishlah

Oleh Eman Mulyatman

Majalah Sabili
No. 25 Th.XVI
2 Juli 2009
9 Rajab 1430

Sama-sama getol membela kaum Muslimin dari pemurtadan. Dua-duanya malah tertimpa musibah. Terjadi kesalahpahaman, kebohongan atau ada pihak ketiga memperkeruh keadaan?

Pagi itu (11/6) udara Bandung terasa sejuk, namun justru di sebuah ruangan yang ada di mesjid Al Fajr, jalan Situsari, Kota Bandung malah hangat dan alot. dalam ruangan ada Hj Irene handono, Sekjen Arimatea Diki Candra, Ketua FUUI, KH Athian Ali dan Sekjennya, Hedi Muhammad mengadakan pembicaraan tertutup secara serius.

Selesai acara, keduanya berkomitmen Untuk tidak berbicara kepada pers agar tidak terjadi bias dan konflik lagi, dan sepenuhnya untuk menyampaikan kepada wartawan adalah pihak FUUI.

Dirasa persoalan sudah melebar kepada kepentingan umat, maka FUUI merasa perlu turut menyelesaikannya. Karenanya (31/5) di kediamannya, KH Athian Ali menerima kedatangan Hj Irena Handono malam hari yang menyampaikan kekecewaannya atas munculnya fitnah ini.

Irena sudah menempuh dua jalur hukum. Pertama, Irena sudah melaporkan ke Mabes Polri dan kedua, meminta untuk dilaksanakan mubahalah. Keesokan harinya (1/6) Diki Candra datang menemui Ustad Athian mengklarifikasi persoalan yang sebenarnya terjadi.

Dari dua pertemuan yang dilakukan secara terpisah, mengutip pernyataan Diki Candra, KH Athian mengungkapkan, suatu hari Arimatea kedatangan seseorang yang bercerita mengenai kejadian di Singapura. Saat itu orang yang bersangkutan melihat sekumpulan Biarawati keluar dari gereja. Salah satu di antara mereka seperti Irena Handono.

Untuk memastikan ia bertanya pada seorang di sebelahnya, jawabnya ya betul Irena Handono. Pihak Arimatea tak gegabah menerima laporan itu bahkan untuk hal itu orang yang bersangkutan diminta menuliskan soal itu dan menanda tanganinya di atas materai dengan saksi 6 orang yang ikut pula menanda tangani pernyataan itu. Selain itu, ada pula informasi bila dua orang jamaah ustadz yang belum jelas ini, saat disuruh menjemput Irena Handono ke rumahnya, mereka berdua wanita itu masih memakai pakaian rumahan dan nampak melingkar salib di lehemya.

Seperti biasa bila menerima laporan, Arimatea langsung membentuk tim dan melakukan investigasi. Sayang, sebelum tim berjalan, ternyata sesuatu yang sebenarnya masih rahasia tiba-tiba tersebar lugs. Tambah Athian pula, ada seseorang di Bali yang justru tahu langsung dari Diki Candra. "Mengapa hal itu bisa terjadi ?" tanya Athian.

Jawab Diki, "Itu memang kesalahan saya. Saya siap meminta maaf atas kejadian itu, bahkan saya siap mencabut pernyataan yang menyatakan Irena Handono sebagai penyusup!"

Dari pertemuan itu Hj Irena Handono menganggap kalau Imam Safari adalah figur fiktif. Karenanya ia menuntut agar orang yang dimaksud dapat dihadirkan di hadapan dirinya. "Jika ia tak bisa dihadirkan ini berarti fitnah kepada diri saya. saya minta mubahalah itu dilaksanakan," katanya di hadapan kiai yang tegas itu.

Diki mempertanyakan apakah nantinya akan terjadi ishlah total dan perkara ke Polri akan dicabut. Athian mengatakan itu terlalu jauh dan juga belum jelas. Arimatea hanya berada pada batas kekhilafan saja bila membuka soal yang rahasia itu. Tetapi bila tak mampu menghadirkan Imam Safari sama saja dengan menciptakan kebingungan bagi Irena.

"Masak iya Irena bermubahalah dengan Diki Candra, kalau penyebar fitnahnya adalah Imam Safari. Tetapi kalau IS itu figur fiktif berarti ada kebohongan dalam hal ini," tegas Athian.

Inti permasalahannya belum selesai dalam pertemuan itu. Imam Safari dan dua orang jamaah dari seorang ustad itu harus mampu dihadirkan. Diki Candra tak bisa menjanjikan kapan waktunya bisa bertemu karena yang bersangkutan saat ditelepon, nomornya sudah tidak aktif dan tempat tinggalnya tak jelas karena selalu bolakbalik ke Batam.

Sedangkan untuk yang berdua ia harus menulis surat meminta kepada ustad itu. Kesepakatan yang terjadi akhirnya terjadi setelah dilakukan dua jam lebih. Irene Handono menuntut Imam Safari dan dua orang jamaah itu dihadirkan (13/6). karena itu terlalu mepet maka disepakati, mereka harus dihadirkan (18/6).

"Bila Imam Safari dan dua orang itu dapat dihadirkan maka ishlah dan mubahalah dengan orang yang berbohong (penyebar fitnah,red) dapat dilakukan selanjutnya. namun bila tidak maka akan dipikirkan cara apa yang harus ditempuh selanjutnya.

Terkait hal ini FM perlu turun tangan menjadi mediator dalam persoalan ini karena terjadi tendensius fitnah yang mengganggu kepentingan umat dan dakwah. Bagi penyebar fitnah maka ia akan mendapatkan sanksi setimpal dengan perbuatannya.

Menurut Athian Ali, ia mencium adanya campur tangan pihak ketiga dalam hal ini. "Pihak ketiga inilah yang kita cari. Saya pikir cukup wajar Irene dan Diki difitnah jika mereka berjuang di jalan Allah. Itu hal biasa. Kita justru harus mengungkap siapa yang sebenamya yang berada di balik semua ini. Jangan sampai nanti ada skenario besar dengan figur baru yang fiktif pula. Karenanya saya ingin tuntaskan setuntas-tuntasnya agar tabu siapa munafiqun yang ada di sekitar kita," tegas KH Athian Ali kepada Sabili.

"Jika dalam mubahalah nantinya ada yang berbohong maka tentunya yang bersangkutan akan mendapat laknat dari Allah. Semoga terbuka siapa penyebar fitnah sebenamya!"

Menanggapi persoalan ini, Ketua Yayasan Imajid Jawa Barat, Bambang Ahmad Somantri mengungkapkan, "Saya berharap ishlah ini dapat menjadi jalan yang baik untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Ada baiknya kalau ada sesuatu berita yang belum jelas, jangan lantas disebarkan. Saya juga menyarankan kedua belah pihak bisa menahan diri agar tidak memperuncing masalah," tegasnya.

Senada dengannya, Ketua Tim Investigasi DAP FUUI, Muhammad Abdul Hadi mengatakan ishlah diharapkan bisa menjadi jalan yang terbaik. "Jadi kalau ada berita dari kaum fasik itu maka harus melakukan tabbayun agar tidak terjadi kejadian seperti ini."

Seyogianya ketika terjadi persoalan ini maka ada baiknya kembali kepada kaidah Islam yang berlaku. Irena maupun Diki adalah aset umat yang berjuang menghadang pemurtadan. Jangan sampai keduanya diadu domba pihak ketiga. Namun jika ada di antara keduanya yang berdusta, maka laknat Allah akan datang kepadanya.

Laporan: Deffy Ruspiyandi

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Wed Jul 08, 2009 4:21 am
by love_peaceful2
MUBAHALLAH DIKI CHANDRA - IRENA HANDONO PUN TUNTAS SUDAH
(Suatu Bukti Kegagalan Islam Mewujudkan Manusia Yang Semakin Beradab)

Bandung--Ribuan jama'ah dan ulama yang hadir di masjid Al Fajr, Jalan Cijagra Bandung menjadi saksi mubahalah keduanya.Upaya ini di tempuh setelah keduanya tidak mencapai titik temu setelah beberapa kali di upayakan jalan islah.

Menjelang sholat dhuhur akhirnya kedua pihak membacakan teks mubalah yang telah di siapkan FUUI selaku pihak yang memfasilitasi. Selengkapnya di:
http://www.dakta.com/dakta_ok.php?modul ... ta&id=1615" onclick="window.open(this.href);return false;


--------------------------

Apa poin yang dapat kita petik dari tindakan mubahallah di atas:

Ketidakmampuan Muslim dan Islam Untuk Mengandalkan Rasionalitas dan Kenyamanan Hidup dalam Fitnah.
Perkara Diki - Irena adalah perkara perdata semata, suatu realita kehidupan sosial manusia yang dapat ditelusuri dan dianalisis kebenaran duduk perkaranya secara logis. Bukan suatu perkara luar biasa apalagi aneh. Namun diselesaikan secara tidak bertanggung jawab, dengan mengutuk satu sama lain. Tak ada satupun sampai detik ini dan hingga kiamat sekalipun dapat membuktikan bhw salah satu atau kedua2nya berbohong/fintah. Intinya ketidakrasionalan atau ketidakmampuan berfikir rasional meletakkan dunia muslim hidup dalam FITNAH, dengan demikian Islam memfasilitasi hal tersebut.

Muslim dan Islam Hidup dalam Kutuk dan Cinta Kebencian.
Ketidakmauan penyelesaian masalah secara logis prosedural dengan hukum yg berlaku diganti dengan teknik mubahallah membuktikan Islam mengajarkan utk saling membenci satu sama lain dengan menyebarkan kutuk. Ini adalah ajaran biadab. Bayangkan, sedemikian gampangnya muslim mengutuki satu sama lain, lalu siapakah muslim yg tidak terkena kutuk??? Ingat, bukan Diki dan Irena saja yg terimbas kutuk satu sama lain, juga konco2 mereka.

Muslim dan Islam Tidak Memahami dan Menghargai Peranan Hukum Negara.
Hukum dan sangsi hukum telah disusun sedemikian rupa sebagai jawaban terhadap kebutuhan prosedur standar logis penyelesaian kasus2 hidup dlm konteks kehidupan bernegara yg baik dan benar, termasuk kasus perdata seperti yang dialami Diki - Irena. Hukum Islam berada di atas hukum Negara dan muslim tunduk di bawah hukum takyul tsb.

Mubahallah hanya Mempertontonkan Ketololan Awloh.
Siapa yang menang dan kalah akibat Mubahallah ini??? Tak ada yang tahu dan semua orang bisa mengambil penilaian sendiri2! Dengan demikian menempatkan Awloh pada perspektif yang sangat relatif. Awloh semakin fiktif eksistensinya dan Mahatolol .


Kesimpulan:

ISLAM ADALAH AJARAN KEBODOHAN DAN MEMELIHARA MANUSIA DALAM KEBIADABAN.

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Thu Jul 09, 2009 1:10 am
by walet
Thanks indonya love peace full. Update terus yah.

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Thu Jul 09, 2009 2:03 am
by Adadeh
Senin, 06 Juli 2009
Irena & Diki Mubahalah, Siapa Yang Terlaknat ?
Ditulis Oleh : Redaksi

Image

Bandung--Ribuan jama'ah dan ulama yang hadir di masjid Al Fajr, Jalan Cijagra Bandung menjadi saksi mubahalah keduanya.Upaya ini di tempuh setelah keduanya tidak mencapai titik temu setelah beberapa kali di upayakan jalan islah.

Menjelang sholat dhuhur akhirnya kedua pihak membacakan teks mubalah yang telah di siapkan FUUI selaku pihak yang memfasilitasi. Diki Candra didampingi istrinya membacakan teks tersebut terlebih dahulu, sementara Irena Handono yang di dampingi suami, anak dan cucunya mendapat giliran selanjutnya.

Sebelumnya Diki Candra minta kepada KH. Athian Ali dari FUUI selaku fasilitator sedikit di ralat teksnya.

Inti dari mubahalah ini adalah Diki dan keluarganya, begitupun Irena siap menerima laknat Allah jika berdusta. Irena sendiri tidak mengakui atas fitnah yang di lancarkan Diki, sedang Diki membenarkan dan meyakini apa di laporkan Imam Safari, saksi kunci kasus ini.

Seperti telah di ketahui, kasus ini bermula saat orang yang bernama Imam Safari melaporkan kepada Arimatea bahwa pertengahan Setember 2008 lalu dia dikabarkan melihat Irena Handono di sebuah gereja di Singapura berpakaian biarawati dan berkalung salib saat keluar dari gereja. Masalah pun terus berkembang dan tak terselesaiakan hingga saat ini.

Sebelum keduanya membacakan teks mubalah,KH.Athian Ali membacakan kronologis kejadian dan latar belakang peristiwa ini di gelar.

Di akhir pembacaan KH.Athian meminta orang yang bernama Imam Safari untuk maju kedepan. Anehnya, setelah di tunggu dan di panggil berulang Imam Safari tak muncul juga. Imam Safari sendiri seharusnya merupakan saksi kunci atas kasus ini dan yang harus mempertanggungkan kesaksiannya.

Padahal, seperti pada laporannya kepada pihak Arimatea,Imam Safari mengaku bersedia datang dan mempertanggungjawabakan kepada pihak manapun atas kebenaran laporannya tersebut.

Walau dia tak hadir namun tak mengurungkan niat Irena untuk bermubahalah. Dan Diki Candra siap bermubalah bahwa Imam Safari ada. Acara sendiri di akhiri dengan takbir sebanyak 3 kali. Atas peristiwa ini Irena mengaku lega.

"Sekarang saya sudah lega," kata Irena sebelum pamitan. Sementara Diki Candra langsung pulang ke Jakarta.

Sementara saat jumpa pers KH.Athian belum yakin sepenuhnya apakah sosok Imam Safari ini nyata atau fiktif. Walau sebelumnya sosok Imam Safari ini pernah di pertemukan dengan KH.Athian dan pihak FUUI. Namun dalam pertemuan tersebut Imam Safari menyatakan tidak akan datang dalam mubahalah hari ini. Hadir pula Ketua MUI KH.Cholil Ridwan sebagai saksi dari pihak MUI.

[www.hidayatullah.com]
====================

Kok gak ada batasan waktunya yah? Biasanya kan ada batasan waktu sampai kapan mubahalah berlangsung. Apakah ini mubahalah tanpa batas waktu alias seumur hidup? Yang mati duluan berarti kena azab Allâh?

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Fri Jul 10, 2009 5:08 pm
by I Want You
makin seru aja , di tunggu lanjutan beritanya ! =D>
:green:

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Sat Jul 11, 2009 1:50 am
by islam_watcher
ini adl salah satu mukjizat islam, memelihara pola pikir ummatnya dalam kebencian dan suka berburuk sangka, yang begini masih dibilang ajaran sempurna nan damai nan toleran? sadarlah kalian wahai muslim2, sebelum waktunya terlambat

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Fri Jul 17, 2009 9:15 pm
by pod-rock
Habis Ishlah Terbit Mubahalah

Majalah Sabili
No.1 Th.XVII
30 Juli 2009/8 Syaban 1430

Oleh Deffy Ruspoyandy

Ketika upaya ishlah dilakukan secara. optimal. sebagai Plan terbaik menemui jalan. buntu.. Mengundang laknat Allah bagi pendusta yang akhirnya diambil. Fenomena ironis bagi umat Islam.

Sengketa Irena vs Diki Candra (Arimatea) berakhir dengan sesuatu yang menyesakkan dada. Masjid Al Fajr (4/7) yang berlokasi di jalan Situsari, Buah batu, Kota Bandung yang dihadiri kaum muslimin menjadi saksi bisu di mana permohonan kepada Allah untuk memperlihatkan mana yang haq dan mana yang batil terjadi. KH Athian Ali mengatakan dirinya selama berdakwah lebih dari 25 tahun barn kali ini is mengalami peristiwa yang benar-benar sangat menegangkan. "Kebenaran pasti muncul dan kebatilan itu pasti nyata," tegas Athian.

Kronologis sampai terjadinya acara mubahalah tersebut berawal 13 September 2009 di mana muncul sebuah pernyataan dari seseorang yang mengaku dirinya Imam Safari yang melihat Irena Handono di sebuah gereja di Singapura lengkap dengan memakai pakaian biarawati dan kalung salib di leher. Surat itu ada dalam dua versi. Versi pertama menggunakan kop Arimatea dan versi kedua menggunakan kertasbergaris. Sayang dalam surat pernyataan tersenut tertulis nama tetapi alamatnya dicoret dan pembuatanntya disaksikan oleh enam orang yang terdiri dari; Diki Candra, Nasrul Suud, Joko Haryanto, Zulkifli, Jefri dan Choirul Khozi dan dibuat di sekretariat Arimatea..

Medio 17 Februari 2009 sesuatu yang semestinya masih menjadi rahasia tiba-tiba menyebar melalui forum diskusi dan jemaah pengajian bahkan dapat diakses pula melalui internet. Irena yang me-rasa dicemarkan nama baiknya lalu melapor ke Mabes Polri 7 Mei 2009. Selanjutnya 10 Mei 2009 berita dinternet itu hilang atau dihapus. Kemudian tanggal 26 Mei 2009 Irena meminta FUUI untuk menfasilitasi acara mubahalah sedang waktu dan tempatnya ditentukan kemudian. Surat tersebut ditembuskan pula ke NU. Muhamadiyah, MUI, FPI. FPU, DDII dan Aisiyah.

"Saya dan FUUI memfasilitasi mubahalah tersebut karena apa yang terjadi telah mengganggu kelangsungan umat Islam dan dakwah yang dilakukan. Tadinya saga berharap jalan ishlah adalah jalan terakhir. Tetapi pada akhirnya mubahalahlah yang harus dilakukan. Saya gemetar melihat hal ini terjadi," ujar Athian.

Pada perjalanannya menurut Athian (30/5) dirinya bertemu Irena Handono di Bandung membicarakan apa yang sebenarnya terjadi. Begitupun dengan Diki Candra (1/6). Melihat ada celah untuk ishlah maka (11/6) diadakan pertemuan yaitu FUUI dengan kedua belah pihak. (Baca SABILI No. 25 TH XVI. 2 Juli 2009/9 Rajab 1430). Disepakati bahwa mubahalah dilakukan Irena vs Imam Safari dan ishlah antara Irena dan Diki Candra. Seperti yang telah disepakati pada pertemuan tersebut maka (18/ 6) sebagai batas konfirmasi untuk memberikan informasi soal Imam Safari, Diki Candra menelpon Athian dan menyatakan telah menemukan Imam Safari dan kini bersama dengannya scat itu. Diki menegaskan kalau lmam Safari siap bermubahalah dengan Irena. Pada tanggal 20 Juni 2009 Diki menelepon Athian agar dirinya bisa mempertemukan Imam Safari dengan sang Kyai. Sayang karena mendadak dan waktu KH Athian Ali sangat padat maka pertemuan itu tak terlaksana. Athian Ali malah menyarankan agar IS sebaiknya mengumpulkan bukti sebanyak mungkin untuk mendukung segala bentuk pernyataannya.

Dengan mengacu kepada kondisi yang berkembang, FUUI akhirnya 23 Juni 2009 memutuskan acara tersebut diselenggarakan pada 4 Juli 2009 dan mengirinmkan Surat tersebut kepada kedua belah pihak tanggal 29 Juni 2009. Selanjutnya 30 Juni 2009 jam 07.30 WIB, Diki Candra datang menemui Athian Ali di Bandung dan membawa orang yang dikatakan bernama Imam Safari. Athian belum bisa meyakini dan tak memiliki kapasitas untuk mermastikan yang bersangkutan IS atau bukan. yang pasti menurutnya, biar saja jika hadir maka pada acaea mubahalah itu bila perlu ia disumpah saja. Sayang, sore harinya Athian Ali mendapat kabar yang tidak sedap dari beberapa orang sumber bila di Jakarta terjadi bahwa Imam Safari ada kecenderungan tidak dihadirkan di acara yang telah ditentukan waktunya itu bahkan Diki Candra mengatakan ia tidak bisa melarang atau menahan Imam Safari. "Saya katakan dalam soal ini Wallohu'alam. Benar atau tidaknya, saya tidak tabu karena tidak hadir dalam pertemuan itu." ujarnya. Athian sangat menyayangkan bila hal itu terjadi karena tidak sesuai dengan kesepakatan yang terjadi pada 11 Juni 2009 lalu.

Benar adanya, pada waktu yang telah ditentukan Imam Safari tidak hadir. Bahkan di Masjid Al Fajr pagi menuju Siang itu KH AThian Ali berulangkali menegaskan apakah yang bernama Imam Safari telah hadir. Beberapa menit ditunggu ternyata yang dimaksud tidak memperlihatkan batang hidungnya. Maka bila tidak hadir jelas KH Athian Ali yang bersangkutan sangat kontradiksi dengan pernyataan yang telah dituliskan di mana dirinya siap mempertanggung jawabkan segala pernyataan yang pernah dibuatnya.

Awalnya mubahalah yang dilakukan antara Irena Handono dan Imam Safari, akhirnya menjadi mubahalah antara Irena vs Diki Candra. Sebelum acara digelar, Athian menanyakan kepada Irena apakah akan mencabut tantangannya untuk mubahalah karena risikonya sangat berat. Irena menjawab tidak akan pernah mencabut. Irena hadir dengan swami, anak beserta cucunya. Sedangkan pihak Diki didampingi oleh salah seorang istrinya. Acara tersebut selain dihadiri ketua, sekjen dan pengurus FUUI, juga dihadiri oleh Ketua MUI, KH Cholil Rid-wan serta sesepuh FUUI, KH Agus Hakim.

Maka dimulailah sumpah antara keduanya. Isi sumpah Diki Candra, "Wallahu. Apa yang telah saya ungkapkan berdasarkan kesaksian Imam Safari itu adalah benar dan bukan fitnah. Saya memohon kepada Allah untuk menunjukkan bahwa saya adalah benar dan bukan fitnah. Semoga Allah melaknat Irena Handono dan keluarganya. Jika saya tidak benar maka saya dan keluarga siap mendapat laknat Allah."

Sedangkan isi sumpah Irena berbunyi. "Wallahi. Apa yang telah diungkapkan atau dinyatakan Diki Candra berdasarkan kesaksian Imam safari adalah tidak benar dan fitnah. Saya memohon kepada Allah untuk menunjukkan bahwa itu adalah tidak benar. Semoga Allah memberi laknat kepada Diki Candra dan keluarga. Jika saya tidak benar maka saya dan keluarga siap mendapat laknat dari Allah!"

Menanggapi peristiwa yang menimpa dirinya, Irena mengatakan pihaknya tidak akan surut untuk terus berjuang menghadapi penyebar fitnah. Apa yang disampaikan oleh Imam Safari melalui pernyataan Diki Candra adalah fitnah adanya. "Semoga Allah dalam waktu dekat dapat memperlihatkan mana yang haq dan mana yang bathil. Dalam hal ini, Allah yang menjadi hakimnya," tegas Irena kepada Sabili.

Saat dimintai komentar terkait mubahalah yang dilakukan, kepada Sabili Diki Candra menegaskan bahwa dirinya hanya mengutip pernyataan Imam Safari, "Bukan berarti saya yang memfitnahnya."

Ketika ditanya soal ketidakhadiran Imam Safari, Diki menjelaskan, "Dia bukan pengurus Arimatea sehingga saya tak bisa memaksanya dan yang bersangkutan mengatakan kepada saya, kalau saya hadir pada mubahalah itu berarti wajah saya dikenal. Berarti saya menarik diri dari investigasi yang dilakukan dan apa Pak Diki akan menjamin keselamatan dan keamanan diri saya?"

Menurut Diki, Imam safari itu bukan figur fiktif. "Saya telah merekam pernyataannya dalam bentuk CD. Beredarnya pernyataan Imam Safari adalah sebuah kebocoran tidak ada unsur kesengajaan," ungkap Diki.

Sampai kini, bola masih terus bergulir. Umat Islam belum lagi tabu siapa yang benar dan siapa yang salah. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui dan memberikan balasan pada lidah yang telah menyebar fitnah!

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Sun Jul 19, 2009 11:55 am
by I Want You
pod-rock wrote:Habis Ishlah Terbit Mubahalah

Majalah Sabili
No.1 Th.XVII
30 Juli 2009/8 Syaban 1430

Oleh Deffy Ruspoyandy

Ketika upaya ishlah dilakukan secara. optimal. sebagai Plan terbaik menemui jalan. buntu.. Mengundang laknat Allah bagi pendusta yang akhirnya diambil. Fenomena ironis bagi umat Islam.

Sengketa Irena vs Diki Candra (Arimatea) berakhir dengan sesuatu yang menyesakkan dada. Masjid Al Fajr (4/7) yang berlokasi di jalan Situsari, Buah batu, Kota Bandung yang dihadiri kaum muslimin menjadi saksi bisu di mana permohonan kepada Allah untuk memperlihatkan mana yang haq dan mana yang batil terjadi. KH Athian Ali mengatakan dirinya selama berdakwah lebih dari 25 tahun barn kali ini is mengalami peristiwa yang benar-benar sangat menegangkan. "Kebenaran pasti muncul dan kebatilan itu pasti nyata," tegas Athian.

Kronologis sampai terjadinya acara mubahalah tersebut berawal 13 September 2009 di mana muncul sebuah pernyataan dari seseorang yang mengaku dirinya Imam Safari yang melihat Irena Handono di sebuah gereja di Singapura lengkap dengan memakai pakaian biarawati dan kalung salib di leher. Surat itu ada dalam dua versi. Versi pertama menggunakan kop Arimatea dan versi kedua menggunakan kertasbergaris. Sayang dalam surat pernyataan tersenut tertulis nama tetapi alamatnya dicoret dan pembuatanntya disaksikan oleh enam orang yang terdiri dari; Diki Candra, Nasrul Suud, Joko Haryanto, Zulkifli, Jefri dan Choirul Khozi dan dibuat di sekretariat Arimatea..

Medio 17 Februari 2009 sesuatu yang semestinya masih menjadi rahasia tiba-tiba menyebar melalui forum diskusi dan jemaah pengajian bahkan dapat diakses pula melalui internet. Irena yang me-rasa dicemarkan nama baiknya lalu melapor ke Mabes Polri 7 Mei 2009. Selanjutnya 10 Mei 2009 berita dinternet itu hilang atau dihapus. Kemudian tanggal 26 Mei 2009 Irena meminta FUUI untuk menfasilitasi acara mubahalah sedang waktu dan tempatnya ditentukan kemudian. Surat tersebut ditembuskan pula ke NU. Muhamadiyah, MUI, FPI. FPU, DDII dan Aisiyah.

"Saya dan FUUI memfasilitasi mubahalah tersebut karena apa yang terjadi telah mengganggu kelangsungan umat Islam dan dakwah yang dilakukan. Tadinya saga berharap jalan ishlah adalah jalan terakhir. Tetapi pada akhirnya mubahalahlah yang harus dilakukan. Saya gemetar melihat hal ini terjadi," ujar Athian.

Pada perjalanannya menurut Athian (30/5) dirinya bertemu Irena Handono di Bandung membicarakan apa yang sebenarnya terjadi. Begitupun dengan Diki Candra (1/6). Melihat ada celah untuk ishlah maka (11/6) diadakan pertemuan yaitu FUUI dengan kedua belah pihak. (Baca SABILI No. 25 TH XVI. 2 Juli 2009/9 Rajab 1430). Disepakati bahwa mubahalah dilakukan Irena vs Imam Safari dan ishlah antara Irena dan Diki Candra. Seperti yang telah disepakati pada pertemuan tersebut maka (18/ 6) sebagai batas konfirmasi untuk memberikan informasi soal Imam Safari, Diki Candra menelpon Athian dan menyatakan telah menemukan Imam Safari dan kini bersama dengannya scat itu. Diki menegaskan kalau lmam Safari siap bermubahalah dengan Irena. Pada tanggal 20 Juni 2009 Diki menelepon Athian agar dirinya bisa mempertemukan Imam Safari dengan sang Kyai. Sayang karena mendadak dan waktu KH Athian Ali sangat padat maka pertemuan itu tak terlaksana. Athian Ali malah menyarankan agar IS sebaiknya mengumpulkan bukti sebanyak mungkin untuk mendukung segala bentuk pernyataannya.

Dengan mengacu kepada kondisi yang berkembang, FUUI akhirnya 23 Juni 2009 memutuskan acara tersebut diselenggarakan pada 4 Juli 2009 dan mengirinmkan Surat tersebut kepada kedua belah pihak tanggal 29 Juni 2009. Selanjutnya 30 Juni 2009 jam 07.30 WIB, Diki Candra datang menemui Athian Ali di Bandung dan membawa orang yang dikatakan bernama Imam Safari. Athian belum bisa meyakini dan tak memiliki kapasitas untuk mermastikan yang bersangkutan IS atau bukan. yang pasti menurutnya, biar saja jika hadir maka pada acaea mubahalah itu bila perlu ia disumpah saja. Sayang, sore harinya Athian Ali mendapat kabar yang tidak sedap dari beberapa orang sumber bila di Jakarta terjadi bahwa Imam Safari ada kecenderungan tidak dihadirkan di acara yang telah ditentukan waktunya itu bahkan Diki Candra mengatakan ia tidak bisa melarang atau menahan Imam Safari. "Saya katakan dalam soal ini Wallohu'alam. Benar atau tidaknya, saya tidak tabu karena tidak hadir dalam pertemuan itu." ujarnya. Athian sangat menyayangkan bila hal itu terjadi karena tidak sesuai dengan kesepakatan yang terjadi pada 11 Juni 2009 lalu.

Benar adanya, pada waktu yang telah ditentukan Imam Safari tidak hadir. Bahkan di Masjid Al Fajr pagi menuju Siang itu KH AThian Ali berulangkali menegaskan apakah yang bernama Imam Safari telah hadir. Beberapa menit ditunggu ternyata yang dimaksud tidak memperlihatkan batang hidungnya. Maka bila tidak hadir jelas KH Athian Ali yang bersangkutan sangat kontradiksi dengan pernyataan yang telah dituliskan di mana dirinya siap mempertanggung jawabkan segala pernyataan yang pernah dibuatnya.

Awalnya mubahalah yang dilakukan antara Irena Handono dan Imam Safari, akhirnya menjadi mubahalah antara Irena vs Diki Candra. Sebelum acara digelar, Athian menanyakan kepada Irena apakah akan mencabut tantangannya untuk mubahalah karena risikonya sangat berat. Irena menjawab tidak akan pernah mencabut. Irena hadir dengan swami, anak beserta cucunya. Sedangkan pihak Diki didampingi oleh salah seorang istrinya. Acara tersebut selain dihadiri ketua, sekjen dan pengurus FUUI, juga dihadiri oleh Ketua MUI, KH Cholil Rid-wan serta sesepuh FUUI, KH Agus Hakim.

Maka dimulailah sumpah antara keduanya. Isi sumpah Diki Candra, "Wallahu. Apa yang telah saya ungkapkan berdasarkan kesaksian Imam Safari itu adalah benar dan bukan fitnah. Saya memohon kepada Allah untuk menunjukkan bahwa saya adalah benar dan bukan fitnah. Semoga Allah melaknat Irena Handono dan keluarganya. Jika saya tidak benar maka saya dan keluarga siap mendapat laknat Allah."

Sedangkan isi sumpah Irena berbunyi. "Wallahi. Apa yang telah diungkapkan atau dinyatakan Diki Candra berdasarkan kesaksian Imam safari adalah tidak benar dan fitnah. Saya memohon kepada Allah untuk menunjukkan bahwa itu adalah tidak benar. Semoga Allah memberi laknat kepada Diki Candra dan keluarga. Jika saya tidak benar maka saya dan keluarga siap mendapat laknat dari Allah!"

Menanggapi peristiwa yang menimpa dirinya, Irena mengatakan pihaknya tidak akan surut untuk terus berjuang menghadapi penyebar fitnah. Apa yang disampaikan oleh Imam Safari melalui pernyataan Diki Candra adalah fitnah adanya. "Semoga Allah dalam waktu dekat dapat memperlihatkan mana yang haq dan mana yang bathil. Dalam hal ini, Allah yang menjadi hakimnya," tegas Irena kepada Sabili.

Saat dimintai komentar terkait mubahalah yang dilakukan, kepada Sabili Diki Candra menegaskan bahwa dirinya hanya mengutip pernyataan Imam Safari, "Bukan berarti saya yang memfitnahnya."

Ketika ditanya soal ketidakhadiran Imam Safari, Diki menjelaskan, "Dia bukan pengurus Arimatea sehingga saya tak bisa memaksanya dan yang bersangkutan mengatakan kepada saya, kalau saya hadir pada mubahalah itu berarti wajah saya dikenal. Berarti saya menarik diri dari investigasi yang dilakukan dan apa Pak Diki akan menjamin keselamatan dan keamanan diri saya?"

Menurut Diki, Imam safari itu bukan figur fiktif. "Saya telah merekam pernyataannya dalam bentuk CD. Beredarnya pernyataan Imam Safari adalah sebuah kebocoran tidak ada unsur kesengajaan," ungkap Diki.

Sampai kini, bola masih terus bergulir. Umat Islam belum lagi tabu siapa yang benar dan siapa yang salah. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui dan memberikan balasan pada lidah yang telah menyebar fitnah!
aulloh wts alias biang iblis , tentu tertawa , umatnya saling melaknat , dan membiarkan mereka dalam kebingungan . =D> =D>

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Sun Jul 19, 2009 12:32 pm
by islam_watcher
ini hanya bisa terjadi di agama islam, agama yg berkoar-koar dgn sombongnya sbg agama sempurna, agama paling damai, agama paling toleran

faktanya?!!! koq bisa ya mereka saling melaknat dalam nama tuhan mereka sendiri, yang kayak begitu sudah jelas akarnya adl ajaran berasal dari iblis, nyadar ga sih mereka akan perbuatan yg mereka lakuin itu, dua2nya menjual jiwanya ke iblis, iblis mana peduli siapa yg salah siapa yg benar

kasian bener yg namanya muslim2 itu

Posted: Sun Jul 19, 2009 12:50 pm
by up1234go
Sedangkan isi sumpah Irena berbunyi. "Wallahi. Apa yang telah diungkapkan atau dinyatakan Diki Candra berdasarkan kesaksian Imam safari adalah tidak benar dan fitnah. Saya memohon kepada Allah untuk menunjukkan bahwa itu adalah tidak benar. Semoga Allah memberi laknat kepada Diki Candra dan keluarga. Jika saya tidak benar maka saya dan keluarga siap mendapat laknat dari Allah!"
Bagus! saya dukung itu!

Saya pun berharap semoga allah swt memotong tangan, kaki, dan burungnya si Diki Chandra. Kemudian saya pun berharap allah swt memberikan penyakit epilepsi 10 x sehari kepadanya. Kesurupan 10 x sehari. ngilu di gigi 10x sehari.

allah swt memang maha pengasih kepada umat yang mengagung-agungkannya!


ps
Rasa hormat saya buat mualafers khususnya Diki Chandra dan Irene Handono.

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Sun Jul 19, 2009 12:55 pm
by 4urfreedom
Adadeh wrote:Kok gak ada batasan waktunya yah? Biasanya kan ada batasan waktu sampai kapan mubahalah berlangsung. Apakah ini mubahalah tanpa batas waktu alias seumur hidup? Yang mati duluan berarti kena azab Allâh?
Bener nih bang, mubahalahnya kok kagak ada waktunya. Masih lebih tegas dan mantap mubahalahnya kaum kapir FFI dong. HIDUP FFI ALLOH SWT terbukti IMPOTEN

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Mon Oct 05, 2009 11:12 am
by I Want You
nunggu kelanjutan beritanya ... :green: , mana yang benar ?

kalau menurut muslim di FFI , siapa yang bakal kena laknat auwloh ? :-k

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Fri Nov 27, 2009 12:37 am
by Lost In Imagination
Kalo menurut saya ngga akan ada yg kena laknat aulloh. Lah wong aullohnya aja ngga ada, fiktif, cuma figur karangannya si muhammad.
si Irene dan si Diki juga tau aulloh itu gak ada, makanya brani sumpah2 gitu.

----------------------
Buat Irene & Diki, semoga kalian diampuni oleh Tuhan ( Tuhan yang sebenernya, bukan si aulloh fiktif ).

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Fri Nov 27, 2009 11:49 am
by Pederasty
oloh dimohon (DISURUH) memilih siapa yang jujur siapa yang fitnah..., jadi kayak algojo deh...
oloh yang fiktif diem aja...
muslim suka/kepengin ngatur Tuhan...

TUHAN sejati nggak sudi disuruh macem gitu, kita diharuskan menyelesaikan masalah kita sendiri, makanya dikasih OTAK buat bernalar dan berlogika..., bukan buat saling CURIGA!!!

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Fri Nov 27, 2009 3:33 pm
by MbahSurep
Adadeh wrote:Kok gak ada batasan waktunya yah? Biasanya kan ada batasan waktu sampai kapan mubahalah berlangsung. Apakah ini mubahalah tanpa batas waktu alias seumur hidup? Yang mati duluan berarti kena azab Allâh?
Dik Adadeh ki selera humor're jan manteb tenan....

Hahahahahahaha

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Sat Nov 28, 2009 2:06 pm
by I Want You
kalo ada lanjutannya mohon di posting yah ! :green:

Re: Irena Handono Laporkan Diki Candra (ARIMATEA)

Posted: Wed Jan 13, 2010 10:05 pm
by Albert
kepada jajaran FFI:
memang dasar kalian semua setan, musuh islam yg sebenarnya. terkutuklah kalian.......
agar kalian tahu,islam adalah agama yang paling tinggi dan paling mulia, tidak ada yg lebih tinggi dari nya.
Allah satu satunya TUHAN yang haq akan selalu menjaga dan memenangkan agamanya walaupun musuh² islam seperti kalian berupaya menghancurkan.
namun demikian aku masih ingin memberikan nasihat dan aku ingatkan di sini bahwa satu satunya jalan yang bisa menyelamatkan kalian adalah berhenti dan bertaubat dari memusuhi dan menjelek jelekan islam dan sebaliknya masuk ke dalam islam dengan sebenar benarnya. hanya ini lah yang bisa menghindarkan kalian dari azab dan siksa neraka yg kekal abadi untuk orang² kafir.

sekali lagi ISLAM adalah satu satunya agama yang di ridhoi Allah SWT.
ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR